BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 01 Salatiga dan SD Negeri Mangunsari 03 Sal
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil 2 subjek penelitian yaitu SD
Negeri Kutowinangun 01 Salatiga yang beralamat di Jalan Candisari 01 Salatiga
sebagai kelas eksperimen dan SD Negeri Mangunsari 03 Salatiga sebagai kelas
kontrol. Jumlah siswa untuk kelas kontrol adalah 18 siswa dan jumlah siswa kelas
eksperimen adalah 19 siswa. Daftar jumlah siswa kelas kontrol dan kelas
eksperimen disajikan dalam Tabel 4.1 sebagai berikut :
Tabel 4.1
Data Subyek Penelitian SD Negeri Kutowinangun 01 Salatiga dan
SD Mangunsari 03 Salatiga
Kelas
5
5
4.2
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Kontrol
6
12
Eksperimen
9
10
Jumlah Seluruhnya
Kelompok
Jumlah siswa
18
19
37
Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian di SD Negeri Mangunsari 03 Salatiga pada tanggal
8-9 April 2015 dan di SD Kutowinangun 01 Salatiga pada tanggal 25-26 April
2015. Kelas kontrol dalam penelitian ini adalah kelas 5 SD Negeri Mangunsari 03
Salatiga, dimana kelas tersebut menggunakan pembelajaran konvensional.
Sedangkan kelas eksperimen adalah kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 01
Salatiga, dimana kelas tersebut menggunakan model Problem Based Learning.
4.3
Analisis Validitas Data
Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu yaitu analisis validitas data,
dimana instrumen pengambilan data baik instrument pretest maupun posttest
dilakukan validasi isi melalui penilaian yang dilakukan oleh para ahli. Dalam
penelitian ini, validitas instrument tes dilakukan oleh dua ahli, yaitu bapak
Suwasono selaku dosen matematika dan Ibu Yayuk Wahyuningrum selaku guru
kelas di sekolah tempat penelitian.
31
32
Hasil validitas instrumen penelitian berupa tes yaitu pretest pada materi
menyelidiki sifat- sifat kesebangunan dan simetri dan
posttest dalam materi
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar dalam bentuk uraian
sebanyak 5 butir soal telah sesuai.
4.4
Teknik Analisis Data Pretest
4.4.1
Statistik Deskriptif Pretest
Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendiskripsikan data yang telah terkumpul (Sugiono 2013:207). Hasil deskriptif
pretest kemudian dihitung mean dan standart deviasi setiap variabel dalam
penelitian. Data hasil pengolahan tersebut terlihat dalam Tabel 4.2 :
Tabel 4.2
Hasil Deskriptif Data Pretest
Descriptives
nilai
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Minimum
Maximum
Kontrol
18
66.39
10.404
2.452
50
85
eksperimen
19
71.84
10.956
2.513
55
90
Total
37
69.19
10.898
1.792
50
90
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah sampel pada kelompok
kontrol kelas 5 SD Negeri Mangunsari 03 Salatiga adalah 18 siswa sedangkan
jumlah sampel kelompok kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 01Salatiga adalah 19
siswa. Nilai minimum dari kelas
kontrol ini
adalah 50 , sedangkan nilai
minimum dari kelas eksperimen adalah 55. Nilai maksimum yang dicapai kelas
kontrol adalah 85, nilai maksimum kelas eksperimen 90. Rata-rata kelas kontrol
66.39 lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu 71,84. Tetapi standar deviasi
tidak jauh berbeda, kelas konrol stadar deviasinya 10.404 dan kelas eksperimen
standar deviasinya 10,956.
33
4.4.2
Uji Normalitas Hasil Pretest
Uji
normalitas menggunakan hasil nilai pretest kelas kontrol dan
eksperimen menggunakan uji Saphiro-Wilk Test. Berdasarkan Tabel 4.3
menunjukkan bahwa nilai signifikan kelas eksperimen 0,176 dan nilai signifikan
kelas kontrol adalah 0,58. Nilai signifikan kelas eksperimen dan kontrol
masing- masing lebih dari 0,05 yang berarti H0 diterima, dengan kata lain
masing-masing kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest
Tests of Normality
a
kelas
Kolmogorov-Smirnov
Statistic
nilai
Df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
kontrol
.220
18
.022
.900
18
.058
eksperim
.170
19
.150
.930
19
.176
en
a. Lilliefors Significance Correction
4.4.3
Uji Homogenitas Hasil Pretest
Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan hasil pretest kelas 5
SD Negeri Mangunsari 03 Salatiga (sebagai kelas kontrol) dan hasil nilai pretest
kelas 5 SD Kutowinangun 01 (sebagai kelas eksperimen). Hasilnya dapat dilihat
pada tabel 4.4 sebagai berikut :
Tabel 4.4
Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest
Test of Homogeneity of Variances
nilai
Levene Statistic
.001
df1
df2
1
Sig.
35
.973
34
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa signifikan 0,973. Nilai
signifikan = 0, 973 > 0,05 sehingga H0 diterima, dapat disimpulkan bahwa
variansi dari kedua kelompok tersebut adalah sama. Oleh karena itu, antara kelas
kontrol dan kelas eksperimen bersifat homogen.
4.4.4
Uji Beda Rata-rata Nilai Pretest
Hasil uji hipotesis dari data nilai posttest kelas eksperimen dan kelas
kontrol dengan uji independent sample t-test dapat dilihat pada tabel 4.5:
Tabel 4.5
Hasil Uji Beda Rata-Rata Pretest
Independent Samples Test
Levene's
t-test for Equality of Means
Test for
Equality of
Variances
F
Sig.
T
df
Sig.
Mean
Std.
95% Confidence
(2-
Differen
Error
Interval of the
taile
ce
Differe
Difference
d)
Equal
.001
.973
nce
Lower
Upper
-1.551
35
.130
-5.453
3.517
-12.592
1.686
-1.553
34.99
.129
-5.453
3.512
-12.582
1.676
variances
assumed
nilai
Equal
variances
9
not
assumed
Berdasarkan tabel 4.5 uji beda rata-rata dapat dilihat bahwa F hitung
Levene’s Test sebesar 0,001 dengan nilai signifikan sebesar 0,973 > 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki varian yang sama atau
homogen. Berdasarkan tabel terlihat bahwa nilai t adalah -1.551 dengan signifikan
0,130 > 0,05 berarti H0 diterima. Maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan
yang signifikan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
35
4.4.5
Deskripsi Hasil
Penggambaran distribusi skor postest siswa kelas eksperimen dan kontrol
diklasifikasikan berdasarkan perolehan postest. Sebelum menampilkan skor
postest siswa dalam bentuk interval harus menentukan interval yang akan
digunakan. Interval dalam distribusi skor postes siswa kelas eksperimen dan
kontrol menggunakan rumus interval menurut Sudijono (2008 : 11), sebagai
berikut:
Batas 1 = mean + 0,5.SD => batas atas
Batas 2 = mean - 0,5.SD => batas bawah
Setelah menentukan batas atas dan batas bawah maka didapat tiga
kelas interval yang dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu rendah,
sedang, dan tinggi, sebagai berikut :
Batas 1 = mean + 0,5. SD
= 69,19+ (0,5 . 10,898)
= 75 (hasil pembulatan)
Batas 2 = mean - 0,5. SD
= 69,19- (0,5 . 10,898)
= 64 (hasil pembulatan)
Maka interval kategori skor pretest adalah sebagai berikut:
Tinggi = nilai > 75
Sedang = 64 < nilai < 75
Rendah = nilai < 64
Hasil pengukuran pretest terhadap subyek penelitian dapat dilihat pada tabel 4.6:
Tabel 4.6
Kategori Pemahaman Pretest
Kategori
Kelas eksperimen
Kelas kontrol
F
%
F
%
Tinggi
5
26%
5
28%
Sedang
9
48%
5
28%
Rendah
5
26%
8
44%
36
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan kategori tinggi kelas eksperimen sama
dengan kelas kontrol yaitu 5 siswa, persentase untuk kelas eksperimen 26% dan
untuk kelas kontrol 28%. Kategori sedang pada kelas eksperimen terdapat 9 siswa
(48%) dan pada kelas kontrol 5 siswa (28%). Kategori nilai rendah pada kelas
eksperimen sebanyak 5 siswa (26%) dan pada kelas kontrol 8 siswa (44%).
Diagram Hasil Pretest
120
100
Nilai
80
60
kontrol
40
eksperimen
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Jumlah Siswa
4.5
Analisis Kemampuan Akhir
4.5.1
Statistik Deskriptif Posttest
Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendiskripsikan data yang telah terkumpul (Sugiono 2013:207). Hasil pengolahan
melalui SPSS 21 terlihat bahwa jumlah sampel pada kelas eksperimen terdiri
dari 19 siswa dan 18 siswa pada kelas kontrol. Nilai minimum dari kelas
eksperimen dan kontrol sama yaitu 45, sedangkan nilai maksimum yang
dicapai oleh kelas eksperimen 100 dan 90 untuk kelas kontrol dengan rata-rata
dari kelas eksperimen 77,89 dan 67,50 dari kelas kontrol sedangkan standar
deviasinya kelas eksperimen adalah 15,663 dan kelas kontrol 14,476, dapat dilihat
pada tabel 4.7
37
Tabel 4.7
Hasil Deskriptif Data Posttest
Descriptives
nilai
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Minimum
Maximum
kontrol
18
67.50
14.476
3.412
45
90
eksperim
19
77.89
15.663
3.593
45
100
37
72.84
15.791
2.596
45
100
en
Total
4.5.2
Uji Normalitas Hasil Posttest
Hasil uji normalitas untuk posttest dari kedua kelompok dapat dilihat
pada Tabel 4.8. Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa nilai signifikan
kelas eksperimen 0,544 dan nilai signifikan kelas kontrol adalah 0,119. Nilai
tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti H0 diterima, dengan kata lain sebaran
data dari kelas eksperimen dan kontrol adalah normal. Hasil uji normalitas data
posttest dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas Nilai Posttest
Tests of Normality
kelas
a
Kolmogorov-Smirnov
Statistic
kontrol
.198
Df
Shapiro-Wilk
Sig.
.114
df
Sig.
18
.061
.918
18
.119
19
*
.959
19
.544
nilai
eksperimen
Statistic
.200
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
4.5.3
Uji Homogenitas Hasil Posttest
Hasil uji homogenitas untuk posttest dari kedua kelompok dapat dilihat
pada Tabel 4.9. Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai signifikan kedua kelas
38
adalah 0,843. Nilai signifikan kedua kelas lebih dari 0,05 yang berarti H0
diterima, dengan kata lain kedua kelas mempunyai nilai variansi yang sama atau
homogen. Tabel hasil uji homogenitas data posttest pada tabel 4.9 sebagai berikut
:
Tabel 4.9
Hasil Uji Homogenitas Data Postest
Test of Homogeneity of Variances
nilai
Levene Statistic
df1
df2
.040
4.5.4
1
Sig.
35
.843
Uji Beda Rata-Rata Postest
Hasil pengolahan uji beda rata-rata dapat dilihat pada tabel
4.10 sebagai berikut :
Tabel 4.10
Hasil Uji Beda Rata-rata Posttest
Independent Samples Test
Levene's Test
t-test for Equality of Means
for Equality of
Variances
F
Sig.
t
df
Sig.
Mean
Std.
95%
(2-
Differe
Error
Confidence
tailed
nce
Differe
Interval of the
nce
Difference
)
Lower
Equal
.040
.843
-
35
variances
2.09
assumed
3
Equal
- 34.98
.044 -10.395
4.966
Upper
-
-.313
20.476
nilai
variances not
assumed
2.09
8
1
.043 -10.395
4.955
20.454
-.335
39
Hasil pengolahan uji beda rata-rata dapat dilihat pada tabel 4.10
Berdasarkan uji homogentitas kedua kelas homogen, maka yang digunakan untuk
analisis uji beda rata adalah pada baris Equal variances assumed uji beda t-test
adalah baris pertama. Dari tabel 4.10 terlihat bahwa nilai signifikansi 0,40 <
0,05,
yang berarti
H0 ditolak, dengan kata
lain terdapat
perbedaan yang
signifikan kemampuan matematika siswa kelas eksperimen ( Kelas 5 SD Negeri
Kutowinangun 01 Salatiga) dan kelas kontrol ( Kelas 5 SD Negeri Mangunsari 03
Salatiga) setelah diberi perlakuan.
Rata-rata nilai
menggunakan model konvensional 67,50 lebih rendah
daripada yang menggunakan Model Problem Based Learning adalah 77,89. Ratarata nilai dengan model Problem Based Learning lebih tinggi dibandingkan
dengan kelas yang menggunakan model konvensional.
4.5.5
Deskripsi Hasil
Penggambaran distribusi skor posttest siswa kelas eksperimen dan kontrol
diklasifikasikan berdasarkan perolehan posttest. Sebelum menampilkan skor
postest siswa dalam bentuk interval harus menentukan interval yang akan
digunakan. Interval dalam distribusi skor postes siswa kelas eksperimen dan
kontrol menggunakan rumus interval menurut Sudijono (2008 : 11), sebagai
berikut:
Batas 1 = mean + 0,5.SD => batas atas
Batas 2 = mean - 0,5.SD => batas bawah
Setelah menentukan batas atas dan batas bawah maka didapat tiga kelas
interval yang dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan
tinggi, sebagai berikut :
Batas 1 = mean + 0,5. SD
= 72, 84 + ( 0,5. 15.791)
= 81 (hasil pembulatan)
Batas 2 = mean - 0,5. SD
=72, 84 - (0,5. 15.791)
40
= 65 (hasil pembulatan)
Maka interval kategori skor pretest adalah sebagai berikut:
Tinggi = nilai > 81
Sedang = 65 < nilai < 81
Rendah = nilai < 65
Hasil pengukuran posttest terhadap subyek penelitian dapat dilihat pada
tabel
4.11sebagai berikut :
Tabel 4.11
Kategori Pemahaman Posttest
Kategori
Kelas eksperimen
Kelas kontrol
Tinggi
F
8
%
42%
F
4
%
22%
Sedang
8
42%
5
28%
Rendah
3
16%
9
50%
Diagram Posttest
120
100
Nilai
80
60
kontrol
40
eksperimen
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Jumlah Siswa
Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan kategori tinggi kelas kontro ladalah 4
siswa (22%) dan kelas eksperimen 8 siswa (42%).Kategori sedang pada kelas
41
kontrol terdapat
5 siswa (28%) dan pada kelas eksperimen 8 siswa (42%).
Kategori nilai rendah pada kelas kontrol sebanyak 9 siswa (50%) dan pada kelas
eksperimen 3 siswa (16%).
4.6
Pembahasan Hasil Peneltian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan
rata-rata hasil pembelajaran matematika antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Masing-masing kelas diberi perlakuan yang berbeda, yaitu kelas
eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan model Problem Based
Learning sedangkan di kelas kontrol menggunakan metode konvensional tetapi
dengan materi pembelajaran yang sama yaitu bangun datar. Setelah dilakukan
pembelajaran pada kedua kelas tersebut, kemudian kedua kelas diberikan tes
(posttest), yang nantinya data hasil posttest tersebut digunakan untuk kepentingan
analisis serta pengujian hipotesis.
Sebelum diberi
treatment
kondisi siswa kelas 5 SD Negeri
Kutowinangun 01 Salatiga kurang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran,
kurang mampu bekerja sama dengan siswa lain sehingga hasil belajar siswa
kurang maksimal. Data untuk tes kemampuan awal didapat dari hasil pretest pada
materi kesebangunan dan simetri oleh siswa kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 01
dan SD Negeri Mangunsari 03 Salatiga. Hasil analisis pretest dari kedua kelas
tersebut homogen, dapat dilihat dari nilai signifikan 0,973 > 0,05. Uji normalitas
pretest siswa kelas 5 SD Negeri Mangunsari 03 Salatiga didapatkan bahwa kedua
kelas berdistribusi normal, hal ini dibuktikan dengan nilai signifikan kelas kontrol
0,058 > 0,05 dan kelas eksperimen 0,176 > 0,05.
Model
Problem
Based
Learning
merupakan
salah
satu
model
pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah nyata
sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri serta dapat menumbuh
kembangkan kemampuan berpikir siswa. Proses pembelajaran yang menerapkan
model adalah pembelajaran Problem Based Learning yang dikembangkan untuk
membantu siswa dalam dalam memecahkan masalah. Secara umum pelaksanaan
pembelajaran terdiri dari tiga tahapan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan
42
kegiatan akhir. Lima tahapan model Problem Based Learning yaitu: orientasi
siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing
penyelidikan individual dan kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil
karya serta menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Setelah mengetahui kemampuan awal siswa dengan diberikan pretest
kedua kelas tersebut diberikan posttest. Sebelum diberikan posttest siswa
diberikan treatment berupa model
Problem Based Learning. Ketika diberi
treatment, kondisi siswa menjadi lebih antusias mengikuti kegiatan pembelajaran.
Siswa lebih sering berinteraksi dengan siswa lain untuk bertukar pikiran, sehingga
pengetahuan siswa bertambah yang mengakibatkan hasil belajar siswa meningkat
Hasil analisis posttest dari kedua kelas tersebut homogen, dapat dilihat dari nilai
signifikan 0,843> 0,05. Uji normalitas posttest didapatkan bahwa kedua kelas
tersebut berdistribusi normal, hal ini dapat dilihat nilai signifikan kelas kontrol
0,061> 0,05 dan kelas eksperimen 0,200 > 0,05.
Perhitungan uji beda rata-rata dilakukan dengan menggunakan uji-t pada
hasil posttest kelas eksperimen dan posttest kelas kontrol, diperoleh hasil nilai t
adalah 2,093 dengan signifikan 0,44 < 0,05 maka H0 ditolak, hal ini berarti
terdapat perbedaan nilai rata-rata antara siswa yang diajar dengan menggunakan
model Problem Based Learning dengan model pembelajaran konvensional.
Dengan melihat rata-rata kedua kelas dimana kelas eksperimen rata-ratanya lebih
tinggi yaitu sedangkan kelas kontrol yang rata-ratanya hanya, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajar
dengan
menggunakan
konvensional
model
Problem
Based
Learning
dengan
model
pada kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 01 Salatiga dan SD
Mangunsari 03 Salatiga.
Berdasarkan uraian dan perolehan hasil pengujian hipotesis disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh penggunaan model Problem Based Learning terhadap
hasil belajar matematika siswa kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 01 Salatiga dan
SD Negeri Mangunsari 03 Salatiga semester II tahun pelajaran 2014/2015.
43
44
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil 2 subjek penelitian yaitu SD
Negeri Kutowinangun 01 Salatiga yang beralamat di Jalan Candisari 01 Salatiga
sebagai kelas eksperimen dan SD Negeri Mangunsari 03 Salatiga sebagai kelas
kontrol. Jumlah siswa untuk kelas kontrol adalah 18 siswa dan jumlah siswa kelas
eksperimen adalah 19 siswa. Daftar jumlah siswa kelas kontrol dan kelas
eksperimen disajikan dalam Tabel 4.1 sebagai berikut :
Tabel 4.1
Data Subyek Penelitian SD Negeri Kutowinangun 01 Salatiga dan
SD Mangunsari 03 Salatiga
Kelas
5
5
4.2
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Kontrol
6
12
Eksperimen
9
10
Jumlah Seluruhnya
Kelompok
Jumlah siswa
18
19
37
Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian di SD Negeri Mangunsari 03 Salatiga pada tanggal
8-9 April 2015 dan di SD Kutowinangun 01 Salatiga pada tanggal 25-26 April
2015. Kelas kontrol dalam penelitian ini adalah kelas 5 SD Negeri Mangunsari 03
Salatiga, dimana kelas tersebut menggunakan pembelajaran konvensional.
Sedangkan kelas eksperimen adalah kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 01
Salatiga, dimana kelas tersebut menggunakan model Problem Based Learning.
4.3
Analisis Validitas Data
Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu yaitu analisis validitas data,
dimana instrumen pengambilan data baik instrument pretest maupun posttest
dilakukan validasi isi melalui penilaian yang dilakukan oleh para ahli. Dalam
penelitian ini, validitas instrument tes dilakukan oleh dua ahli, yaitu bapak
Suwasono selaku dosen matematika dan Ibu Yayuk Wahyuningrum selaku guru
kelas di sekolah tempat penelitian.
31
32
Hasil validitas instrumen penelitian berupa tes yaitu pretest pada materi
menyelidiki sifat- sifat kesebangunan dan simetri dan
posttest dalam materi
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar dalam bentuk uraian
sebanyak 5 butir soal telah sesuai.
4.4
Teknik Analisis Data Pretest
4.4.1
Statistik Deskriptif Pretest
Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendiskripsikan data yang telah terkumpul (Sugiono 2013:207). Hasil deskriptif
pretest kemudian dihitung mean dan standart deviasi setiap variabel dalam
penelitian. Data hasil pengolahan tersebut terlihat dalam Tabel 4.2 :
Tabel 4.2
Hasil Deskriptif Data Pretest
Descriptives
nilai
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Minimum
Maximum
Kontrol
18
66.39
10.404
2.452
50
85
eksperimen
19
71.84
10.956
2.513
55
90
Total
37
69.19
10.898
1.792
50
90
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah sampel pada kelompok
kontrol kelas 5 SD Negeri Mangunsari 03 Salatiga adalah 18 siswa sedangkan
jumlah sampel kelompok kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 01Salatiga adalah 19
siswa. Nilai minimum dari kelas
kontrol ini
adalah 50 , sedangkan nilai
minimum dari kelas eksperimen adalah 55. Nilai maksimum yang dicapai kelas
kontrol adalah 85, nilai maksimum kelas eksperimen 90. Rata-rata kelas kontrol
66.39 lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu 71,84. Tetapi standar deviasi
tidak jauh berbeda, kelas konrol stadar deviasinya 10.404 dan kelas eksperimen
standar deviasinya 10,956.
33
4.4.2
Uji Normalitas Hasil Pretest
Uji
normalitas menggunakan hasil nilai pretest kelas kontrol dan
eksperimen menggunakan uji Saphiro-Wilk Test. Berdasarkan Tabel 4.3
menunjukkan bahwa nilai signifikan kelas eksperimen 0,176 dan nilai signifikan
kelas kontrol adalah 0,58. Nilai signifikan kelas eksperimen dan kontrol
masing- masing lebih dari 0,05 yang berarti H0 diterima, dengan kata lain
masing-masing kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest
Tests of Normality
a
kelas
Kolmogorov-Smirnov
Statistic
nilai
Df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
kontrol
.220
18
.022
.900
18
.058
eksperim
.170
19
.150
.930
19
.176
en
a. Lilliefors Significance Correction
4.4.3
Uji Homogenitas Hasil Pretest
Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan hasil pretest kelas 5
SD Negeri Mangunsari 03 Salatiga (sebagai kelas kontrol) dan hasil nilai pretest
kelas 5 SD Kutowinangun 01 (sebagai kelas eksperimen). Hasilnya dapat dilihat
pada tabel 4.4 sebagai berikut :
Tabel 4.4
Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest
Test of Homogeneity of Variances
nilai
Levene Statistic
.001
df1
df2
1
Sig.
35
.973
34
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa signifikan 0,973. Nilai
signifikan = 0, 973 > 0,05 sehingga H0 diterima, dapat disimpulkan bahwa
variansi dari kedua kelompok tersebut adalah sama. Oleh karena itu, antara kelas
kontrol dan kelas eksperimen bersifat homogen.
4.4.4
Uji Beda Rata-rata Nilai Pretest
Hasil uji hipotesis dari data nilai posttest kelas eksperimen dan kelas
kontrol dengan uji independent sample t-test dapat dilihat pada tabel 4.5:
Tabel 4.5
Hasil Uji Beda Rata-Rata Pretest
Independent Samples Test
Levene's
t-test for Equality of Means
Test for
Equality of
Variances
F
Sig.
T
df
Sig.
Mean
Std.
95% Confidence
(2-
Differen
Error
Interval of the
taile
ce
Differe
Difference
d)
Equal
.001
.973
nce
Lower
Upper
-1.551
35
.130
-5.453
3.517
-12.592
1.686
-1.553
34.99
.129
-5.453
3.512
-12.582
1.676
variances
assumed
nilai
Equal
variances
9
not
assumed
Berdasarkan tabel 4.5 uji beda rata-rata dapat dilihat bahwa F hitung
Levene’s Test sebesar 0,001 dengan nilai signifikan sebesar 0,973 > 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki varian yang sama atau
homogen. Berdasarkan tabel terlihat bahwa nilai t adalah -1.551 dengan signifikan
0,130 > 0,05 berarti H0 diterima. Maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan
yang signifikan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
35
4.4.5
Deskripsi Hasil
Penggambaran distribusi skor postest siswa kelas eksperimen dan kontrol
diklasifikasikan berdasarkan perolehan postest. Sebelum menampilkan skor
postest siswa dalam bentuk interval harus menentukan interval yang akan
digunakan. Interval dalam distribusi skor postes siswa kelas eksperimen dan
kontrol menggunakan rumus interval menurut Sudijono (2008 : 11), sebagai
berikut:
Batas 1 = mean + 0,5.SD => batas atas
Batas 2 = mean - 0,5.SD => batas bawah
Setelah menentukan batas atas dan batas bawah maka didapat tiga
kelas interval yang dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu rendah,
sedang, dan tinggi, sebagai berikut :
Batas 1 = mean + 0,5. SD
= 69,19+ (0,5 . 10,898)
= 75 (hasil pembulatan)
Batas 2 = mean - 0,5. SD
= 69,19- (0,5 . 10,898)
= 64 (hasil pembulatan)
Maka interval kategori skor pretest adalah sebagai berikut:
Tinggi = nilai > 75
Sedang = 64 < nilai < 75
Rendah = nilai < 64
Hasil pengukuran pretest terhadap subyek penelitian dapat dilihat pada tabel 4.6:
Tabel 4.6
Kategori Pemahaman Pretest
Kategori
Kelas eksperimen
Kelas kontrol
F
%
F
%
Tinggi
5
26%
5
28%
Sedang
9
48%
5
28%
Rendah
5
26%
8
44%
36
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan kategori tinggi kelas eksperimen sama
dengan kelas kontrol yaitu 5 siswa, persentase untuk kelas eksperimen 26% dan
untuk kelas kontrol 28%. Kategori sedang pada kelas eksperimen terdapat 9 siswa
(48%) dan pada kelas kontrol 5 siswa (28%). Kategori nilai rendah pada kelas
eksperimen sebanyak 5 siswa (26%) dan pada kelas kontrol 8 siswa (44%).
Diagram Hasil Pretest
120
100
Nilai
80
60
kontrol
40
eksperimen
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Jumlah Siswa
4.5
Analisis Kemampuan Akhir
4.5.1
Statistik Deskriptif Posttest
Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendiskripsikan data yang telah terkumpul (Sugiono 2013:207). Hasil pengolahan
melalui SPSS 21 terlihat bahwa jumlah sampel pada kelas eksperimen terdiri
dari 19 siswa dan 18 siswa pada kelas kontrol. Nilai minimum dari kelas
eksperimen dan kontrol sama yaitu 45, sedangkan nilai maksimum yang
dicapai oleh kelas eksperimen 100 dan 90 untuk kelas kontrol dengan rata-rata
dari kelas eksperimen 77,89 dan 67,50 dari kelas kontrol sedangkan standar
deviasinya kelas eksperimen adalah 15,663 dan kelas kontrol 14,476, dapat dilihat
pada tabel 4.7
37
Tabel 4.7
Hasil Deskriptif Data Posttest
Descriptives
nilai
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Minimum
Maximum
kontrol
18
67.50
14.476
3.412
45
90
eksperim
19
77.89
15.663
3.593
45
100
37
72.84
15.791
2.596
45
100
en
Total
4.5.2
Uji Normalitas Hasil Posttest
Hasil uji normalitas untuk posttest dari kedua kelompok dapat dilihat
pada Tabel 4.8. Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa nilai signifikan
kelas eksperimen 0,544 dan nilai signifikan kelas kontrol adalah 0,119. Nilai
tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti H0 diterima, dengan kata lain sebaran
data dari kelas eksperimen dan kontrol adalah normal. Hasil uji normalitas data
posttest dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas Nilai Posttest
Tests of Normality
kelas
a
Kolmogorov-Smirnov
Statistic
kontrol
.198
Df
Shapiro-Wilk
Sig.
.114
df
Sig.
18
.061
.918
18
.119
19
*
.959
19
.544
nilai
eksperimen
Statistic
.200
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
4.5.3
Uji Homogenitas Hasil Posttest
Hasil uji homogenitas untuk posttest dari kedua kelompok dapat dilihat
pada Tabel 4.9. Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai signifikan kedua kelas
38
adalah 0,843. Nilai signifikan kedua kelas lebih dari 0,05 yang berarti H0
diterima, dengan kata lain kedua kelas mempunyai nilai variansi yang sama atau
homogen. Tabel hasil uji homogenitas data posttest pada tabel 4.9 sebagai berikut
:
Tabel 4.9
Hasil Uji Homogenitas Data Postest
Test of Homogeneity of Variances
nilai
Levene Statistic
df1
df2
.040
4.5.4
1
Sig.
35
.843
Uji Beda Rata-Rata Postest
Hasil pengolahan uji beda rata-rata dapat dilihat pada tabel
4.10 sebagai berikut :
Tabel 4.10
Hasil Uji Beda Rata-rata Posttest
Independent Samples Test
Levene's Test
t-test for Equality of Means
for Equality of
Variances
F
Sig.
t
df
Sig.
Mean
Std.
95%
(2-
Differe
Error
Confidence
tailed
nce
Differe
Interval of the
nce
Difference
)
Lower
Equal
.040
.843
-
35
variances
2.09
assumed
3
Equal
- 34.98
.044 -10.395
4.966
Upper
-
-.313
20.476
nilai
variances not
assumed
2.09
8
1
.043 -10.395
4.955
20.454
-.335
39
Hasil pengolahan uji beda rata-rata dapat dilihat pada tabel 4.10
Berdasarkan uji homogentitas kedua kelas homogen, maka yang digunakan untuk
analisis uji beda rata adalah pada baris Equal variances assumed uji beda t-test
adalah baris pertama. Dari tabel 4.10 terlihat bahwa nilai signifikansi 0,40 <
0,05,
yang berarti
H0 ditolak, dengan kata
lain terdapat
perbedaan yang
signifikan kemampuan matematika siswa kelas eksperimen ( Kelas 5 SD Negeri
Kutowinangun 01 Salatiga) dan kelas kontrol ( Kelas 5 SD Negeri Mangunsari 03
Salatiga) setelah diberi perlakuan.
Rata-rata nilai
menggunakan model konvensional 67,50 lebih rendah
daripada yang menggunakan Model Problem Based Learning adalah 77,89. Ratarata nilai dengan model Problem Based Learning lebih tinggi dibandingkan
dengan kelas yang menggunakan model konvensional.
4.5.5
Deskripsi Hasil
Penggambaran distribusi skor posttest siswa kelas eksperimen dan kontrol
diklasifikasikan berdasarkan perolehan posttest. Sebelum menampilkan skor
postest siswa dalam bentuk interval harus menentukan interval yang akan
digunakan. Interval dalam distribusi skor postes siswa kelas eksperimen dan
kontrol menggunakan rumus interval menurut Sudijono (2008 : 11), sebagai
berikut:
Batas 1 = mean + 0,5.SD => batas atas
Batas 2 = mean - 0,5.SD => batas bawah
Setelah menentukan batas atas dan batas bawah maka didapat tiga kelas
interval yang dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan
tinggi, sebagai berikut :
Batas 1 = mean + 0,5. SD
= 72, 84 + ( 0,5. 15.791)
= 81 (hasil pembulatan)
Batas 2 = mean - 0,5. SD
=72, 84 - (0,5. 15.791)
40
= 65 (hasil pembulatan)
Maka interval kategori skor pretest adalah sebagai berikut:
Tinggi = nilai > 81
Sedang = 65 < nilai < 81
Rendah = nilai < 65
Hasil pengukuran posttest terhadap subyek penelitian dapat dilihat pada
tabel
4.11sebagai berikut :
Tabel 4.11
Kategori Pemahaman Posttest
Kategori
Kelas eksperimen
Kelas kontrol
Tinggi
F
8
%
42%
F
4
%
22%
Sedang
8
42%
5
28%
Rendah
3
16%
9
50%
Diagram Posttest
120
100
Nilai
80
60
kontrol
40
eksperimen
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Jumlah Siswa
Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan kategori tinggi kelas kontro ladalah 4
siswa (22%) dan kelas eksperimen 8 siswa (42%).Kategori sedang pada kelas
41
kontrol terdapat
5 siswa (28%) dan pada kelas eksperimen 8 siswa (42%).
Kategori nilai rendah pada kelas kontrol sebanyak 9 siswa (50%) dan pada kelas
eksperimen 3 siswa (16%).
4.6
Pembahasan Hasil Peneltian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan
rata-rata hasil pembelajaran matematika antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Masing-masing kelas diberi perlakuan yang berbeda, yaitu kelas
eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan model Problem Based
Learning sedangkan di kelas kontrol menggunakan metode konvensional tetapi
dengan materi pembelajaran yang sama yaitu bangun datar. Setelah dilakukan
pembelajaran pada kedua kelas tersebut, kemudian kedua kelas diberikan tes
(posttest), yang nantinya data hasil posttest tersebut digunakan untuk kepentingan
analisis serta pengujian hipotesis.
Sebelum diberi
treatment
kondisi siswa kelas 5 SD Negeri
Kutowinangun 01 Salatiga kurang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran,
kurang mampu bekerja sama dengan siswa lain sehingga hasil belajar siswa
kurang maksimal. Data untuk tes kemampuan awal didapat dari hasil pretest pada
materi kesebangunan dan simetri oleh siswa kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 01
dan SD Negeri Mangunsari 03 Salatiga. Hasil analisis pretest dari kedua kelas
tersebut homogen, dapat dilihat dari nilai signifikan 0,973 > 0,05. Uji normalitas
pretest siswa kelas 5 SD Negeri Mangunsari 03 Salatiga didapatkan bahwa kedua
kelas berdistribusi normal, hal ini dibuktikan dengan nilai signifikan kelas kontrol
0,058 > 0,05 dan kelas eksperimen 0,176 > 0,05.
Model
Problem
Based
Learning
merupakan
salah
satu
model
pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah nyata
sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri serta dapat menumbuh
kembangkan kemampuan berpikir siswa. Proses pembelajaran yang menerapkan
model adalah pembelajaran Problem Based Learning yang dikembangkan untuk
membantu siswa dalam dalam memecahkan masalah. Secara umum pelaksanaan
pembelajaran terdiri dari tiga tahapan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan
42
kegiatan akhir. Lima tahapan model Problem Based Learning yaitu: orientasi
siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing
penyelidikan individual dan kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil
karya serta menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Setelah mengetahui kemampuan awal siswa dengan diberikan pretest
kedua kelas tersebut diberikan posttest. Sebelum diberikan posttest siswa
diberikan treatment berupa model
Problem Based Learning. Ketika diberi
treatment, kondisi siswa menjadi lebih antusias mengikuti kegiatan pembelajaran.
Siswa lebih sering berinteraksi dengan siswa lain untuk bertukar pikiran, sehingga
pengetahuan siswa bertambah yang mengakibatkan hasil belajar siswa meningkat
Hasil analisis posttest dari kedua kelas tersebut homogen, dapat dilihat dari nilai
signifikan 0,843> 0,05. Uji normalitas posttest didapatkan bahwa kedua kelas
tersebut berdistribusi normal, hal ini dapat dilihat nilai signifikan kelas kontrol
0,061> 0,05 dan kelas eksperimen 0,200 > 0,05.
Perhitungan uji beda rata-rata dilakukan dengan menggunakan uji-t pada
hasil posttest kelas eksperimen dan posttest kelas kontrol, diperoleh hasil nilai t
adalah 2,093 dengan signifikan 0,44 < 0,05 maka H0 ditolak, hal ini berarti
terdapat perbedaan nilai rata-rata antara siswa yang diajar dengan menggunakan
model Problem Based Learning dengan model pembelajaran konvensional.
Dengan melihat rata-rata kedua kelas dimana kelas eksperimen rata-ratanya lebih
tinggi yaitu sedangkan kelas kontrol yang rata-ratanya hanya, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajar
dengan
menggunakan
konvensional
model
Problem
Based
Learning
dengan
model
pada kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 01 Salatiga dan SD
Mangunsari 03 Salatiga.
Berdasarkan uraian dan perolehan hasil pengujian hipotesis disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh penggunaan model Problem Based Learning terhadap
hasil belajar matematika siswa kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 01 Salatiga dan
SD Negeri Mangunsari 03 Salatiga semester II tahun pelajaran 2014/2015.
43
44