No Lama pemakaian pil kombinasi

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KADER POSYANDU BALITA DI DESA TANGGUNGPRIGEL KECAMATAN GLAGAH KABUPATEN LAMONGAN

  SURYA

  39 Vol. 07, No. 03, Desember 2015

  

Ati’ul Impartina*, Fatimah Wardatul Abidah**

Dosen Program Studi D3 Kebidanan STIKes Muhammadiyah Lamongan

  ABSTRAK

  Motivasi kader dalam pelaksanaan posyandu .Kondisi ini berdampak pada kualitas pelayanan posyandu,hasil survey awal yang di lakukan di desa Tanggungprigel telah di dapatkan dari kader posyandu sebanyak 10 (100%) kaderhanya 3(30%) kader yang hadir dalam mengikuti posyandu pada bulan Juni 2014. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui pengaruh motivasi kader terhadap kinerja kader posyandu balita di Desa Tanggungprigel kecamatan Glagah kabupaten Lamongan.Dalam penelitian ini terdapat dua variable yaitu motivasi (independen) dan kinerja kader (dependen)menggunakan metode experimental, dalam penelitian ini menggunakan tehnik

  purposive sampling sebanyak 8(100%) kader dan menggunakan instrument berupakuisioner.Hasil

  penelitiannya adalah sebelum di berikan motivasi dari 7(87%) kader tingkat kinerja sedang dan 1(12,5) kader tingkat kinerjanya tinggi dan setelah diberi motivasi sebanyak 8(100%) kader memiliki tingkat kinerja tinggi .Hasil penelitian ini di uji menggunakan uji wilcoxon dengan hasil signifikasi p = 0,006 <0,05 = 0,05. Maka terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja kader posyandu di desa Tanggungprigel kecamatan Glagah kabupaten Lamongan.

  Melihat hasil penelitian maka tenaga kesehatan di sarankan untuk selalu memberi pelatihan dan masukan guna membangkitkan motivasi kader dan mendorong kader untuk selalu berfikir postif.Bagikader di sarankan untuk selalu menjaga sikap, motivasi dan kinerjanya dalam pelaksanaan posyandu karena tiga hal tersebut akan membawa kader pada pemenuhan aktualisi diri.

  Kata Kunci :Motivasi dan Kinerja kader.

  PENDAHULUAN

  Kualitas pelayanan adalah penampilan yang pantas atau sesuai (berhubungan dengan standar – standar ) dan suatu intervensi yang di ketahui aman, dapat memberika hasil kepada masyarakat yang terdiri dari 5 dimensi pelayanan yaitu kehandalan (reliability), daya tanggap (reaponsivenes), jaminan (assurance), buktilangsung (tangibles) dan kesediaan untuk peduli (empathy). Dimensi kualitas pelayanan ini juga berlaku pada pelayanan posyandu, posyandu merupakan bentuk peran serta masyarakat di bidang kesehatan, yang di kelola kader, sasaran nya adalah seluruh masyarakat (Dinkes Propinsi Jatim, 2005:1).

  Kegiatan di pos pelayanan terpadu (posyandu ) merupakan kegiatan nyata yang melihat partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan di masyarakat yang dilaksanakan oleh para kader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar, dimana anggotanya berasala dari PKK, tokoh masyarakat pemudi, kader kesehatan merupakan kader perwujudan peran serta aktif masyarakat dalam pelayanan posyandu dengan adanya kader yang di pilih oleh masyarakat, kegiatan di prioritaskan dalam lima progam dan mendapat bantuan dari petugas kesehatan terutama kegiatan yang mereka tidak kompeten memberikannya (Zulkifli,2006).

  Pelayanan posyandu secarah utuh di berikan dalam 5 meja pendaftaran, penimbangan, pencatatan, penyuluhan dan pelayanan petugas kesehatan. Kualitas pelayanan posyandu di pengaruhi oleh keaktifan kader dan lokasi keberadaan posyandu (Koto, 2007). Selain keaktifan kader dan lokasi keberadaan posyandu, kelengkapan peralatan, cara kader dalam melayani peserta posyandu dan ketepatan waktu pelaksanaan dengan jadwal pelaksanaan merupakan factor lain yang menjadi penentu dalam kualitas pelayanan posyandu.

  Jumlah posyandu pada seluruh wilayah Indonesia tahun 2012 mencapai 202.676 posyandu.

  Pratest – Postest Design yaitu kelompok

  1. 21-30 Tahun 1 12,5

  No Umur F %

  Tanggungprigel kecamatan glagah Kabupaten Lamongan Tahun 2014.

  1) Usia Tabel 1 Distribusi Usia kader di desa

  1. Data Umum

  subjek di observasi sebelum dilakukan intervensi kemudian di observasi lagi setelah intervensi (Nursalam, 2009). Dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja kader posyandu balita di desa Tanggungprigel kecamatan Glagah Lamongan tahun 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh kader posyandu balita di desa Tanggung prigel kecamatan Glagah kabupaten Lamongan sebanyak 10 orang

  Desain penelitian yang digunakan adalah Pra-Eksperiment atau one Group

  Jumlah posyandu pada seluruh wilayah Indonesia mencapai 202-676 posyandu, di Jawa Timur 43.644 posyandu dan di kabupaten Lamongan 1.459 posyandu. Tingkat pemanfaatan posyandu secara Nasional tahun 2007 menunjukkan sebesar 53% dari target 95% (Depkes RI, 2009). Sedangkan menurut laporan SPM Jawa Timur tahun, 2007, tingkat pemanfaatan posyandu tahun 2007 di Jawa Timur mencapai 75% dari target 95%, dan di kabupaten Lamongan pencapaian D/S tahun 2009 hanya 67,1% untuk pencapaian sebesar 65,4%.

  METODOLOGI PENELITIAN

  Melihat efisiensi kinerja kader, tentunya upaya – upaya yang sudah berjalan harus di tingkatkan agar anggota kader dapat menolong masyarakat dalam bidang kesehatan. Dan yang lebih penting lagi adalah mengikuti berbagai pelatihan kader agar kader lebih terampil dan kopeten dalam pelaksanaan posyandu balita (Depkes RI 2006). Motivasi kader juga penting untuk membangun kader agar lebih semangat dalam menjalankan tugas – tugas kader terhadap kinerja kader posyandu lansia.

  Motivasi pada kader tersebut di bentuk oleh sikap kader terhadap posyandu. Sikap kader di pengaruhi oleh tingkat karakteristik kader antara lain adalah pendidikan, usia kader, kondisi pekerjaan, status pernikahan (Ismawati,2010).

  Setiap kader posyandu memiliki sikap dan motivasi yang berbeda dalam pelaksanaan posyandu. Kondisi ini berdampak pada kualitas pelayanan posyandu, Menurut Karwati (2011), motivasi kader dalam melaksanakan pelayanan posyandu hanya inginmengisi waktu luang, sebagian lagi memiliki motivasi yang cukup idealis misalnya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di lingkungannya.

  Berdasarkan di atas, cakupan pelayanan posyandu secara nasional, propinsi, kabupaten dan kecamatan Glagah Nampak masih kurang dari target cakupan yang di harapkan. Banyak hal yang mempengaruhi hasil tersebut, sehingga posandu belum mampu melaksanakan lima meja . Hal ini menyebabkan masyarakat terutama ibu balita merasa tidak puas terhadap pelayanan posyandu, dan memandang posyandu sebagai tempat untuk penimbangan saja. Ketergantungan terhadap tenaga kesehatan menyebabkan jadwal kegiatan sangat tergantung dengan tenaga kesehatan ( Ridwan, 2007 ).

  Hasil survey awal yang di lakukan di desa Tanggungprigel kecamatan Glagah di dapati jumlah kader posyandu sebanyak 10 (100%) kader, hanya 3 (30%) kader yang hadir di posyandu balita pada bulan 10 Juni 2014

  Jumlah kader posyandu di wilayah kerja puskesmas Glagah sebanyak 240 orang, sedangkan kader yang aktif melaksanakan posyandu sebanayak 180 orang dengan sasaran sebanyak 3.095 balita.Partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan posyandu dapat di lihat dari pencapaian kecamatan Glagah sebesar 69,33% (target yang di capai 80%), untuk melihat keberhasilan penimbangan bayi dan balita dapat di lihat dari pencapaian kecamatan Glagah sebesar 69,33% (target yang di capai 80%) (Laporan Puskesmas tahun 2013).

HASIL PENELITIAN

  2.

  6

  75

  3. Lebih dari dua 3 37,5 31 – 40 Tahun 3. >40 Tahun 1 12,5 Total

  8 100 Total 8 100

  Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 8 (100%) kader sebagian besar bahwa sebagian besar dari 8 (100%) kader kader mempunyai 1 dan < 2 anak sejumlah 6 yang berusia 31-40 tahun sejumlah 6 (75%) (75%) kader, sedangkan kader yang mem mempunyai jumlah anak 2 sejumlah 2(25%). kader sedangkan kader yang berusia 21 – 30 Tahun dan >40 Tahun sejumlah 1 ( 12,5% ) kader.

  5) Status pernikahan Tabel 5 Distribusi status pernikahan kader

  2) Pendidikan di desa Tanggungprigel kecamatan

  Tabel 2 Distribusi Pendidikan Kader di Glagah Kabupaten Lamongan desa Tanggungprigel kecamatan Tahun 2014. glagah Kabupaten Lamongan

  No. Status pernikahan F %

  Tahun 2014

  1 Menikah 8 100

  No Pendidikan F % Total 8 100

  1. SMP 1 12,5

  2. SMA

  4

  50 Berdasarkan Tabel 5 menunjukan

  3. D III/PT 3 37,5 bahwa seluruh kader sudah menikah 8 (100%) kader.

  Total 8 100

  2. Data khusus

  Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan 1) Kinerja bahwa dari 8 (100%) kader sebagian besar Tabel 6 Distribusi Kinerja kader sebelum yang berpendidikan SMA sejumlah 4 (50%) di motivasi di desa tanggungprigel kader, sedangkan sebagian kecil kader kecamatan glagah Kabupaten berpendidikan SMP sejumlah 1 (12,5%) Lamongan kader

  No Kinerja F %

  3) Pekerjaan

  1 Tinggi 1 12,5 Tabel 3 Distribusi pekerjaan kader di desa

  2 Sedang 7 87,5 Tanggungprigel kecamatan Glagah

  3 Rendah Kabupaten Lamongan Tahun 2014 Total

  8 100 No Pekerjaan F % Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan

  1 Tidak bekerja/ IRT

  2 25 bahwa dari 8 (100%) kader yang memiliki

  2 Petani/nelayan

  2 25 kinerja tinggi sejumlah 1 (12,5%), sedangkan

  3 Swasta

  4 50 kader yang memiliki kinerja sedang sejumlah 7 (87,5%).

  Total 8 100

  Tabel 7 Distribusi Kinerja kader setelah di Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan motivasi di desa tanggungprigel bahwa dari 8 (100%) kader sebagian besar 4 (50%) kader bekerja sebagai swasta, kecamatan glagah Kabupaten

  Lamongan sedangkan kader yang tidak bekerja dan petani / nelayan sejumlah 2 ( 25% ) kader. No Kinerja F %

  1 Tinggi 8 100 4) Jumlah Anak

  2 Sedang Tabel 4 Distribusi jumlah anak di desa

  3 Rendah Tanggungprigel kecamatan Glagah

  Total 8 100

  Kabupaten Lamongan Tahun 2014.

  Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan

  No Lama pemakaian pil F % bahwa dari 8 (100%) kader seluruhnya kombinasi memiliki kinerja tinggi.

  1. Satu 3 37,5

  2. Dua

  2

  25

  2) Perbandingan tingkat kinerja kader sebelum di berikan dan sesudah di berikan motivasi. Tabel 8 Tabulasi Silang tingkat kinerja kader sebelum dan sesudah di motivasi di desa Tanggungprigel kecamatan Glagah Lamongan Tahun 2014.

  Sedangkan pada ibu rumah tangga memungkinkan mempunyai waktu lebih banyak untuk beristirahat dan meluangkan waktu untuk menjalankan tugas sebagai kader.

  Tinggi Sedang Rendah

  1

  7 12,5 87,5 8 100

  Total 8 100 8 100

  Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa seluruh responden menunjukan kinerjanya tinggi setelah diberi motivasi.

  PEMBAHASAN

  Aspek lain yang berhubungan dengan alokasi waktu adalah jenis pekerjaan, tempat kader serta jumlah waktu yang dipergunakan untuk keluarga di rumah (Hasibuan 2008).

  Peran kader yang bekerja dan yang tidak bekerja sangat berpengaruh terhadap perawatan keluarga. Hal ini dapat dilihat dari waktu yang diberikan kader untuk partisipasi di posyandu masih kurang karena waktunya akan habis untuk menyelesaikan semua pekerjaan.

  Kinerja Kader Hasil Kuisioner Pre Motivasi % Post Motivasi %

1. Tingkat Kinerja Sebelum diberikan Motivasi

  Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa separuh 4 (50%) kader bekerja sebagai swasta. Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi kader akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga dan waktu untuk mengurus rumah, sehingga kader yang harus bekerja di luar rumah waktunya untuk berpartisipasi dalam posyandu mungkin sangat kurang bahkan tidak ada sama sekali untuk ikut berpartisipasi di posyandu.

  Dari Tabel 2 menunjukkan bahwa separuh kader berpendidikan SMA yaitu sebanyak 4 (50%) kader. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar perserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian, kecerdasan ahlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

  Dari Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar 6 (75%) kader berumur 31-40 tahun. . Dimana usia tersebut merupakan usia dewasa akhir, dimana dalam usia dewasa akhir pola aktivitas kader berkurang dan semangat kader dalam mengikuti berbagai macam pelatihan kader, dan akhirnya kinerja kader turun dan mengakibatkan kunjungan kader tidak bias optimal

  Dari Tabel 4 menunjukkan bahwa hampir separuh 3 (57,5%) kader mempunyai jumlah anak 1 dan >2 Jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi kinerja kader untuk berpartisipasi dalam posyandu. Hal tersebut sesuai dengan yang dinyatakan oleh Heru (2010) bahwa semakin besar keluarga maka semakin besar pula permasalahan yang akan muncul dirumah terutama untuk mengurus kesehatan anak mereka.

  Dalam kaitanya dengan partisipasi kader akan sulit mengatur waktu untuk hadir di posyandu karena waktunya akan habis umtuk mengurus rumah

  2. Tingkat Kinerja Setelah diberi Motivasi

  Dari kuisioner yang telah di berikan kader sebelum di beri motivasi di dapati dari 8 (100%) kader 7 (87%) yang kinerjanya sedang dan 1 ( 12,5%) kader kinerjanya tinggi.

  Sesuai dengan pengertiannya kader merupakan salah satu wujud dari peran serta masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan bersumber dari masyarakat (UKMBM) ini, sebelum era revormasi merupakan UKBM yang paling masyarakat sejak di canangkan pertamakalinya pada tahun 1984. Bahkan

  Dengan pendidikan yang tinggi kepribadian seseorang itu akan berbeda dengan yang berpendidikan rendah, yang berdampak dengan cara ia ber sosialisasi dan dan memutuskan suatu hal yang akan berpengaruh saat menjalankan progam posyandu. gaungnya sempat mendunia sebagai keberhasilannya Indonesia memperdayakan kaum wanita. Standhope dan Lancster menyatakan bahwa Indonesia adalah suatu Negara yang telah secara aktif dalam kesehatan dan ekonominya melalui posyandu yang terdapat di desa atau kelurahan di pelosok negri. Para wanita di latih sebagai pendidik komunitas ( Community educator ) atau lebih di kenal kader untuk turut serta memperbaiki kesehatan dan ekonomi lingkungan sekitarnya (Zulkifli, 2006)

3. Pengaruh pemberian motivasi kader terhadap tngkat motivasi kader .

  Hasil penelitian menunjukkan kader memiliki motivasi yang rendah dalam menjalankan tugas senagai kader untuk menjalankan progam – progam kader.

  Hasil uji Wilcoxon dengan SPSS versi 16,0 didapatkan nilai Z = -2.646 a dan P = 0,006 dengan  = 0,05, jadi p <  sehingga H 1 diterima artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi kader kinerja kader posyandu balita di desa Tanggungprigel kecamatan Glagah kabupaten Lamongan tahun 2014.

  Hasil penelitian yang telah di lakukan tentang pengaruh motivasi terhadap kinerja kader posyandu balita dengan P = 0,006. Dengan motivasi menciptakan pengaruh yang sangat besar dan dapat meningkatkan keaktifan kader dalam melaksanakan posyandu yang berarti semakin baik kinerja kader. Kehadiran, keaktifan kader posyandu di daerah penelitian masih perlu di tingkatkan lagi dengan menurunkan angka putus kader posyandu yang merupakan peran serta masyarakat khususnya di bidang kesehatan dimana tingginya kinerja di sebabkan oleh motivasi kader yang akan menjadikan kader lebih siap menjalankan tugas-tugas kader.

  Menurut Widayun .(2007) motivasi merupakan sesuatu hal yang menyebabkan dan yang mendukung tindakan atau perilaku seseorang.

  Menurut Ridwan .(2006) motivasi merupakan suatu hal yang menyebbabkan tindakan atau perilaku seseorang tersebut berubah dari yang kurang menjadi cukup bahkan menjadi baik.

  Dorongan individu untuk bertingkah laku itu dapat di rasakan apabila individu tersebut mempunyai kebutuhan dan akhirnya kebutuhan tersebut mampu memacu individu untuk berprilaku, sedangkan lingkungan sekitar individu dapat memberikan semangat pada individu, yang nantinya bias berakibat untuk memperkuat intensitas dari dorongan tersebut dan akhirnya semua itu akan mengarahkannya kembali ke dalam dorongan semula yang berbentuk perilaku.jika semangat kader dapat timbul dalam ke aktifan kader dalam pelaksananaan posyandu maka kader akan semakin aktif dan akan meningkatkan kinerja kader khususnya dan kinerja posyandu umumnya.

  PENUTUP

  1. Kesimpulan

  1) Lebih dari sebagian kader posyandu memiliki kinerja sedang. 2) Seluruh kader posyandu desa memiliki kinerja tinggi. 3) Terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi kader kinerja kader posyandu balita di desa Tanggungprigel kecamatan Glagah kabupaten Lamongan tahun 2014.

  2. Saran

  1) Bagi Kader posyandu Bagi para kader posyandu peningkatan motivasi berperan penting dalam menjalankan tugas – tugas sebagai kader posyandu karena motivasi dapat menggerakkan kinerja menjadi lebih baik. 2) Bagi tenaga kesehatan

  Untuk meningkatkan kinerja kader dengan cara member motivasi dan menggerakkan kader agar memiliki motivasi tinggi dalam menjalankan tugas – tugas sebagai kader. 3) Bagi Peneliti

  Sebagai pembelajaran terbaru bekal pendidikan ke depan dan sebagai pengalaman dalam menerapkan mata kuliah Metode Penelitian 4) Bagi Peneliti Selanjutnya

  Untuk pengembangan ilmu pengetahuan agar peneliti menambah reverensi terbaru dan pengembangan responden maupun wilayah penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

  Dinkes Jatim. 2005. Buku Pegangan Kader Posyandu . Dinkes Jatim. Dinkes RI. 2009. Sistem Kesehatan Nasional,

  Jakarta Depkes RI. 2006. Peningkatan layanan

  Kesehatan Nasional. Jakarta Heru, (2010). Kader Kesehatan Masyarakat. Word Health Organiation.

  Hasibuan, Maluyu, SP. (2008). Organisasi dan Motivasi . Jakarta : Bumi Aksara. Ismawati, Cahyo, Dkk. (2010). Posyandu dan

  Desa Siaga Panduan Untuk Bidan dan Kader. Yogyakarta: Citra Medika. Karwati, Dewi Pujiati. (2011). Asuhan Kebidanan V Asuhan Komunitas .

  Jakarta: TIM. Koto. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat.

  Jakarta: PT. Rineka Cipta. Nursalam. (2009). Konsep & Penerapan

  Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis Dan Instrumen Penelitian Keperawatan . Jakarta: Salemba

  Medika. Puskesmas Glagah. 2013. Laporan Tahunan Puskesmas Glagah Lamongan .

  Lamongan Ridwan. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

  Widayun, Tri Rusma. 2009. Ilmu Perilaku.

  Jakarta: EGC Zulkifli. 2006. Posyandu dan Kader

  Kesehatan Pelaksanaan Progam Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita Di Posyandu.

  http://library.usu.ac.id.index.php/co mponent/journal/index Diakses tanggal 21april 2014 jam 19:28