View of ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN SEBAGAI PERTANGGUNGJAWABAN SOSIAL DI RSI HIDAYATULLAH YOGYAKARTA

-JU

Ana, eksistensi perusahaan tidak hanya untuk memaksimalisasi nilai shareholders, namun lebih dari itu, menjaga kepentingan pemangku kepentingan (stakeholders), yakni pihak-pihak berkepentingan terhadap eksistensi perusahaan, seperti karyawan dan keluarganya, pelanggan, pemasok, masyarakat sekitar perusahaan, LSM, me- dia massa, dan pemerintah. (Sumber berasal dari http://edukasi.kompas.com/ read/ 20 16/ 0 5 /09 /071 70081 /rea d- brandzview.html) diakses pada Oktober 2016.

Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh operasi perusahaan adalah

limbah produksi. Dalam UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Limbah diartikan

sebagai sisa suatu usaha dan atau kegiatan produksi, sedangkan pencemaran diartikan masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan / atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Limbah yang dihasilkan dari operasional perusahaan memiliki kemungkinan bahwa limbah tersebut berbahaya bagi lingkungan sehingga limbah tersebut memerlukan pengelolaan dan penanganan yang khusus oleh perusahaan agar tidak menyebabkan dampak negatif yang lebih besar terhadap lingkungan tempat perusahaan beroperasi. (Mulyani, 2013)

Sebagai bukti nyata Spillane (Chresma, 2008) mengemukakan ada beberapa kasus yang terkait dengan ketidakpuasan publik atas aktivitas perusahaan di Indonesia, seperti yang dilakukan oleh PT. Lapindo Brantas di Sidoarjo, Jawa Timur, Newmont Minahasa Raya di Buyat, Sulawesi, PT. Freeport di Irian Jaya. Selanjutnya, menurut Bank Dunia, di Indonesia, sekitar 15-20% dari limbah dibuang secara baik dan sisanya dibuang di sungai. Diperkirakan 85% dari

kota-kota kecil dan lebih dari 50% kota yang berukuran menengah secara resmi membuang limbah mereka di tempat yang terbuka. Sekitar 75% dari limbah perkotaan dapat terurai dan dapat digunakan sebagai kompos. Walaupun adanya pasar yang relatif besar untuk produk-produk daur ulang, hanya sebagian kecil dari limbah tersebut yang dapat di daur ulang (Ikhsan, 2008)

Pada perkembangannya, akuntansi tidak hanya sebatas proses pertanggung- jawaban keuangan namun juga mulai merambah ke wilayah pertanggungjawaban sosial lingkungan sebagai ilmu akuntansi yang relatif baru. Akuntansi lingkungan menunjukkan biaya riil atas input dan proses bisnis serta memastikan adanya efisiensi biaya, selain itu juga dapat digunakan untuk mengukur biaya kualitas dan jasa. Tujuan utamanya adalah dipatuhinya perundangan perlindungan lingkungan untuk menemukan efisiensi yang mengurangi dampak dan biaya lingkungan. (Haryanto, 2002)

Standar akuntansi keuangan di Indonesia belum mewajibkan perusahaan untuk mengungkapkan informasi sosial terutama informasi mengenai tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan, akibatnya yang terjadi di dalam praktik perusahaan hanya dengan sukarela mengungkapkannya. Perusahaan akan mempertimbangkan biaya dan manfaat yang akan diperoleh ketika mereka memutuskan untuk mengungkapkan informasi sosial. Bila manfaat yang akan diperoleh dengan pengungkapan informasi tersebut lebih besar dibandingkan biaya yang dikeluarkan untuk mengungkapkannya maka perusahaan akan dengan sukarela mengungkapkan informasi tersebut (Anggraeni, 2006).

Chresma (2008), telah melakukan penelitian demi mengetahui jumlah perusahaan yang telah mengungkapkan

RISA NURWULAN SARI & ACHMAD TJAHJONO

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN SEBAGAI PERTANGGUNG- JAWABAN SOSIAL DI RSI HIDAYATULLAH YOGYAKARTA

akuntansi lingkungan di Indonesia. Populasi Rumah Sakit Islam Hidayatullah diambil dari seluruh perusahaan go

Yogyakarta merupakan salah satu instansi di Indonesia yang telah menerbitkan

yang dalam melakukan kegiatan operasinya laporan tahunan 2006 berdasarkan data

menghasilkan berbagai macam limbah yang diambil dari ICMD, yaitu Indonesian

berupa limbah medis. Limbah medis ini Capital Market Directory. Dalam

sangat perlu untuk dikelola secara baik dan menentukan indeks pengungkapan

benar, hal ini mengingat limbah medis digunakan teknik tabulasi berdasarkan

termasuk kedalam kategori limbah daftar/

pengungkapan sosial. berbahaya yang dapat memberikan dampak Suatu item diberi skor satu (1) jika

negatif bagi lingkungan sekitar. diungkapkan dan diberi skor 0 (nol) jika tidak

Penanganan limbah medis sudah diungkapkan. Dari penelitian tersebut, dapat

sangat mendesak dan menjadi perhatian disimpulkan bahwa rata-rata luas

Internasional. Isu ini telah menjadi agenda pengungkapan pada perusahaan di Indonesia

tergolong masih sangat rendah, hal tersebut pertemuan internasional yang penting. Pada tanggal 8 Agustus 2007 telah dilakukan

bisa diamati dari rata-rata nilai indeks yang hanya sebesar 33,96% dari total indeks yang

pertemuan High Level Meeting on diharapkan.

Environtmental and Health South-East and East-Asian Countries di Bangkok. Dimana

Akuntansi lingkungan merupakan salah satu hasil pertemuan awal Thematic bidang ilmu akuntansi yang berfungsi untuk Working Group (TWG) on Solid and Haz- mengidentifikasikan, mengakui, mengukur, ardous Waste yang akan menindaklanjuti menilai, menyajikan dan mengungkapkan tentang penanganan limbah medis. akuntansi lingkungan. Dalam hal ini Selanjutnya pada tanggal 28-29 Februari pencemaran dan limbah produksi 2008 dilakukan pertemuan pertama (TWG) merupakan salah satu contoh dampak on Solid and Hazardous Waste di Singapura negatif dari operasional perusahaan yang membahas tentang pengelolaan limbah membutuhkan sistem akuntansi lingkungan medis dan domestik di masing-masing sebagai

pengendali

terhadap

negara. (Sumber diperoleh dari https:// pertanggungjawaban perusahaan. (Sumber

ansharcaniago.wordpress.com/2013/02/ diperoleh

dari

https://

japanesebuginese.wordpress.com/2013/ 24/pengelolaan-sampahlimbah-rumah- 01/19/peranan-akuntansi-lingkungan-

sakit-dan-permasalahannya/) diakses pada dalam-penanggulangan-kerusakan-

Januari 2017.

lingkungan-2/) diakses pada Oktober 2016. Di Indonesia, penanganan limbah Penggunaan konsep akuntansi

rumah sakit ini harus sesuai dengan yang lingkungan bagi perusahaan mendorong

ditetapkan oleh Kemenkes RI No. 1204/ kemampuan untuk meminimalisasi

MENKES/SK/X/2004 yang mengatur persoalan-persoalan lingkungan yang

tentang Persyaratan Kesehatan dihadapinya. Banyak perusahaan besar

Lingkungan Rumah Sakit. Dalam industri dan jasa yang kini menerapkan

menangani limbah rumah sakit tersebut akuntansi lingkungan. Tujuannya adalah

tentulah akan menimbulkan sejumlah biaya meningkatkan efisiensi pengelolaan

yang perlu dikeluarkan oleh pihak rumah lingkungan dengan melakukan penilaian

sakit. Biaya-biaya tersebut perlu dikelola kegiatan lingkungan dari sudut pandang

dengan baik demi menjaga keberlangsungan (environmental costs)

finansial rumah sakit tetap dalam keadaan atau efek (economic benefit).

baik.

196 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 25, No. 2, JULI 2017

RISA NURWULAN SARI & ACHMAD TJAHJONO

Atas dasar itulah kemudian peneliti

Biaya Lingkungan

mencoba mengangkat masalah akuntansi Biaya lingkungan adalah biaya-biaya biaya lingkungan tersebut dalam penelitian

yang terjadi karena kualitas lingkungan yang yang akan mengungkap penerapan

buruk atau kualitas lingkungan yang buruk akuntansi biaya lingkungan pada sebuah

yang mungkin terjadi. (Hansen dan Mowen, perusahaan yang sangat berpotensi

menghasilkan limbah produksi, yaitu limbah medis di perusahaan layanan kesehatan

Dalam model kualitas lingkungan total, masyarakat. Penelitian bertujuan yang

keadaan yang ideal adalah tidak ada mencoba untuk mengungkapkan sistem

kerusakan lingkungan (sama dengan cacat pencatatan pengelelolaan limbah medis

nol pada manajemen kualitas total). yang dihasilkan oleh perusahaan layanan

Kerusakan didefinisikan sebagai degradasi kesehatan ini akan dilakukan dalam

langsung dari lingkungan, seperti emisi penelitian yang berjudul “Analisa Penerapan

residu benda padat, cair, atau gas kedalam Akuntansi Biaya Lingkungan di RSI

lingkungan (misalnya pencemaran air dan Hidayatullah Yogyakarta”.

pencemaran udara), atau degradasi tidak langsung seperti penggunaan bahan baku

TINJAUAN TEORITIS dan energi yang tidak perlu (Hansen dan Mowen, 2005).

Akuntansi Lingkungan Dengan demikian biaya lingkungan

Konsep akuntansi lingkungan mulai dapat disebut sebagai biaya kualitas

berkembang sejak tahun 1970-an di Eropa. Pada pertengahan tahun 1990-an komite

lingkungan total (Environmental Quality standar akuntansi internasional (The Inter-

Cost). Sama halnya dengan biaya kualitas, biaya lingkungan adalah biaya-biaya yang

national Accounting Standards Committee/ terjadi karena adanya kualitas yang buruk.

IASC) mengembangkan konsep tentang Maka, biaya lingkungan berhubungan

prinsip-prinsip akuntansi internasional, dengan kreasi, deteksi, perbaikan, dan

termasuk di dalamnya pengembangan pencegahan degradasi lingkungan (Hansen

akuntansi lingkungan dan audit hak-hak

dan Mowen, 2005).

azasi manusia. (Sumber diperoleh dari http://keuanganlsm.com/apa-sebenarnya-

Secara garis besar pengertian biaya akuntansi-lingkungan-itu/) diakses pada

lingkungan diklasifikasikan menjadi dua, Oktober 2016.

yaitu (Sulistyowati,1999) : Akuntansi Lingkungan (Environmental

1. Biaya Lingkungan Implisit (Remedial Accounting

Cost)

yang berkaitan dengan dimasukkannya biaya lingkungan (environmental costs)

Biaya ini tidak terkait secara langsung dalam praktIk akuntansi perusahaan atau

dengan proses produksi suatu perusahaan, lembaga pemerintah. Biaya lingkungan

tetapi merupakan kewajiban perusahaan adalah dampak yang timbul dari sisi

untuk melakukan perbaikan terhadap keuangan mampun non-keuangan yang

lingkungannya. Yang termasuk dalam biaya harus dipikul sebagai akibat dari kegiatan

lingkungan implisit adalah : biaya yang mempengaruhi kualitas lingkungan.

pencemaran tanah, biaya pencemaran air, (Ikhsan, 2008)

biaya pencemaran permukaan air, dan biaya pencemaran gas udara.

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 25, No. 2, JULI 2017 197

-JU

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN SEBAGAI PERTANGGUNG- JAWABAN SOSIAL DI RSI HIDAYATULLAH YOGYAKARTA

2. Biaya Lingkungan Eksplisit (Externalities) Tahap-tahap Alokasi Lingkungan Yang tergolong pada biaya ini adalah

Sebelum mengalokasikan pembiayaan biaya pengurangan polusi udara, limbah,

untuk pengelolaan dampak lingkungan kerusakan tanaman, biaya pengobatan, dan

seperti pengelolaan limbah, pencemaran lain-lain yang sudah sewajarnya menjadi

lingkungan, dan efek sosial masyarakat tanggung jawab perusahaan.

lainnya, perusahaan perlu merencanakan Dengan ini, maka biaya lingkungan

tahap pencatatan pembiayaan tersebut. dapat diklasifikasikan menjadi empat

Tahap tahap ini dilakukan dalam rangka agar kategori (Hansen dan Mowen, 2009) :

pengalokasian anggaran yang telah dipersiapkan untuk satu tahun periode

a. Biaya Pencegahan Lingkungan (envi- akuntansi tersebut dapat diterapkan secara ronmental prevention costs), yaitu

tepat dan efisien.

biaya-biaya untuk aktifitas yang dilakukan untuk mencegah diproduksi-

Menurut Munn (1999) dalam bukunya nya limbah dan/ atau sampah yang

yang berjudul “A System View of Accounting dapat merusak lingkungan.

for Waste” mengungkapkan bahwa pencatatan pembiayaan untuk mengelola

b. Biaya Deteksi Lingkungan (environmental sampah-sampah yang dikeluarkan dari hasil

detection cost), adalah biaya-biaya sisa produksi suatu usaha dialokasikan

untuk aktifitas yang dilakukan untuk dalam tahap tahap tertentu yang masing

menentukan bahwa produk, proses, masing tahap memerlukan biaya yang

dan aktifitas, lain di perusahaan telah dapat dipertanggungjawabkan, dan tahap

memenuhi standar lingkungan yang tahap pencatatan itu dapat dilakukan

berlaku atau tidak. sebelum peridoe akuntansi berjalan sesuai

c. Biaya Kegagalan Internal Lingkungan dengan proses produksi yang dilakukan

(environmental internal failure cost),

perusahaan tersebut.

adalah biaya-biaya untuk aktifitas yang dilakukan karena diproduksinya limbah

Pengelompokkan dalam tahap analisis dan sampah, tetapi tidak dibuang ke

lingkungan sebagaimana yang ditentukan lingkungan luar.

dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tersebut antara lain

d. Biaya Kegagalan Eksternal Lingkungan

sebagai berikut :

(environmental external failure), adalah biaya-biaya untuk aktifitas yang

1. Identifikasi

dilakukan setelah melepas limbah atau Pertama kali perusahaan hendak

sampah ke dalam lingkungan. Biaya menentukan biaya untuk pengelolaan biaya

kegagalan eksternal lingkungan juga penanggulangan eksternality yang mungkin

dapat dibagi menjadi dua yaitu : 1) biaya terjadi dalam kegiatan operasional

kegagalan eksternal yang dapat usahanya adalah dengan mengidentifikasi

direalisasi adalah biaya yang dialami dampak dampak negatif tersebut.

dan dibayar oleh perusahaan. 2) biaya kegagalan eksternal yang tidak

Sebagai contoh misalnya sebuah direalisasikan atau biaya sosial

Rumah Sakit yang diperkirakan akan disebabkan oleh perusahaan, tetapi

menghasilkan limbah berbahaya sehingga dialami dan dibayar oleh pihak-pihak

memerlukan penanganan khusus untuk hal diluar perusahaan.

tersebut mengidentifikasi limbah yang mungkin ditimbulkan antara lain: limbah

198 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 25, No. 2, JULI 2017

RISA NURWULAN SARI & ACHMAD TJAHJONO

padat, cair, maupun radioaktif yang berasal

3. Pengukuran

dari kegiatan instalasi rumah sakit atau Perusahaan pada umumnya mengukur kegiatan karyawan maupun pasien (Murni,

jumlah dan nilai atas biaya biaya yang 2001). Macam macam kemungkinan

dikeluarkan untuk pengelolaan lingkungan dampak ini diidentifikasi sesuai dengan

tersebut dalam satuan moneter yang telah bobot dampak negatif yang mungkin

ditetapkan sebelumnya. Pengukuran nilai dan jumlah biaya yang akan dikeluarkan ini dapat dilakukan dengan mengacu pada

2. Pengakuan realisasi biaya yang telah dikeluarkan pada

Menurut Yanto (Hidayati, 2016) elemen- periode sebelumnya, sehingga akan elemen yang telah diidentifikasi selanjutnya

diperoleh jumlah dan nilai yang tepat sesuai diakui sebagai rekening dan disebut sebagai

kebutuhan riil setiap periode. biaya. Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam

Ikhsan (2008) mengungkapkan bahwa rangka untuk mencegah lingkungan dari pengukuran yang dilakukan untuk pencemaran dapat di akui sebagai beban menentukan kebutuhan pengalokasian dalam laporan laba rugi. pembiayaan tersebut sesuai dengan kondisi

Prinsip Akuntansi Berterima Umum perusahaan yang bersangkutan sebab memberikan pedoman tentang kriteria yang

masing-masing perusahaan memiliki harus dipenuhi untuk mengakui pendapatan

standar pengukuran jumlah dan nilai yang atau beban. Kerangka Dasar Penyusunan

berbeda-beda.

Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) Menurut Kerangka Dasar Penyusunan paragraf 82 tahun 2015, pengakuan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) (recognition) merupakan proses paragraf 99 tahun 2015, Pengukuran adalah pembentukan suatu pos yang memenuhi proses penetapan jumlah uang untuk definisi unsur serta kriteria pengakuan. mengakui dan memasukkan setiap unsur Pengakuan dilakukan dengan menyertakan laporan keuangan. Proses ini menyangkut pos tersebut baik dalam kata-kata maupun pemelihan dasar pengukuran tertentu. dalam jumlah uang. Kerangka Dasar Sejumlah dasar pengukuran yang berbeda Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan digunakan dalam derajat dan kombinasi (KDPPLK) paragraf 83 tahun 2015, yang berbeda dalam laporan keuangan. menyatakan bahwa pos yang memenuhi

definisi suatu unsur harus diakui jika : Menurut Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK)

a. Ada kemungkinan bahwa manfaat paragraf 100, Sejumlah dasar pengukuran

ekonomi yang berkaitan dengan pos yang berbeda digunakan dalam derajat dan

tersebut akan mengalir dari/ke dalam kombinasi yang berbeda dalam laporan

perusahaan. keuangan. Berbagai macam dasar

b. Pos tersebut mempunyai nilai/biaya pengukuran tersebut sebagai berikut :

yang dapat diukur dengan andal.

a. Biaya Historis

Selain itu, PSAK 57 tentang kewajiban Aktiva dicatat sebesar pengeluaran diestimasi, kewajiban kontinjensi, dan aset kas (atau setara kas) yang dibayar kontinjensi, juga memungkinkan mengakui atau sebesar nilai wajar dari imbalan beban sebelum dikeluarkannya biaya, dalam (consideration) yang diberikan untuk rangka memenuhi ketentuan hukum atau memperoleh aktiva tersebut pada aspek konstruktif lainnya.

saat perolehan.

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 25, No. 2, JULI 2017 199

-JU

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN SEBAGAI PERTANGGUNG- JAWABAN SOSIAL DI RSI HIDAYATULLAH YOGYAKARTA

b. Biaya Kini (Current Cost)

a. Model Normatif

Aktiva dinilai dalam jumlah kas (atau Model ini berawal dari premis bahwa setara kas) yang seharusnya

perusahaan akan membayar segalanya. dibayar bila aktiva yang sama atau

Model normatif mengakui dan mencatat setara aktiva diperoleh sekarang.

biaya-biaya lingkungan secara

c. Nilai Realisasi/Penyelesaian keseluruhan yakni dalam lingkup satu (Realisable/Settlement Value)

ruang rekening secara umum bersama rekening lain yang serumpun. Biaya

Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas biaya serumpun tersebut disisipkan

(atau setara kas) yang dapat dalam sub-sub unit rekening biaya

diperoleh sekarang dengan menjual tertentu dalam laporan keuangannya.

aktiva dalam pelepasan normal (orderly disposal).

b. Model Hijau

d. Nilai Sekarang (Present Value) Model hijau menetapkan biaya dan manfaat tertentu atas lingkungan bersih.

Aktiva dinyatakan sebesar arus kas Selama suatu perusahaan menggunakan

masuk bersih di masa depan yang sumber daya, perusahaan tersebut

didiskontokan ke nilai sekarang dari harus mengeluarkan biaya sebesar

pos yang diharapkan dapat mem- konsumsi atas biaya sumber daya.

berikan hasil dalam pelaksanaan Proses tersebut memaksa perusahaan

usaha normal. menginternalisasikan biaya pemakaian

sumber daya meskipun mekanisme

4. Penyajian pengakuan dan pengungkapan belum

Biaya yang timbul dalam pengelolaan memadai dan kemudian melaporkan lingkungan ini disajikan bersama sama

biaya tersebut dalam laporan keuangan dengan biaya-biaya unit lain yang sejenis

yang terpisah dari laporan keuangan dalam sub-sub biaya administrasi dan

induk untuk memberikan penjelasan umum. Penyajian biaya lingkungan ini

mengenai pembiayaan lingkungan di didalam laporan keuangan dapat dilakukan

perusahaannya.

dengan nama rekening yang berbeda-beda

c. Model Intensif Lingkungan sebab tidak ada ketentuan yang baku untuk

nama rekening yang memuat alokasi Model pelaporan ini mengharuskan pembiayaan lingkungan perusahaan

adanya pelaksanaan kapitalisasi atas tersebut.

biaya perlindungan dan reklamasi lingkungan. Pengeluaran akan disajikan

Perusahaan dapat meyajikan sebagai investasi atas lingkungan

kepedulian lingkungan dalam laporan sedangkan aktiva terkait lingkungan

keuangan guna membantu menciptakan tidak didepresiasi dengan sehingga

kesan positif terhadap perusahaan dimata dalam laporan keuangan selain

pemodal, pemerintah, dan masyarakat. pembiayaan yang diungkapkan secara

Model komprehensif yang dapat dijadikan terpisah, juga memuat mengenai

sebagai alternatif model pelaporan catatan-catatan aktiva tetap yang

keuangan lingkungan secara garis besar berhubungan dengan lingkungan yang

dapat dikategorikan dalam 4 (empat) dianggap sebagai inverstasi untuk

macam model, antara lain (Mulyani,2013) :

lingkungan.

200 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 25, No. 2, JULI 2017

RISA NURWULAN SARI & ACHMAD TJAHJONO

d. Model Aset Nasional PSAK 33 tahun 2014 tentang Akuntansi Model aset nasional mengubah sudut

Pertambangan Umum, yang juga mengatur pandang akuntansi dari tingkat

tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup perusahaan (skala mikro) ke tingkat

(PLH) untuk perusahaan pertambangan nasional (skala makro), sehingga

dan hutan, maka hal-hal yang wajib dimungkinkan untuk meningkatkan

diungkapkan dalam catatan atas laporan tekanan terhadap akuntansi untuk

keuangan adalah sebagai berikut : persediaan dan arus sumber daya

1. Kebijakan akuntansi sehubungan alam. Dalam model ini dapat ditekankan

dengan :

bahwa selain memperdulikan

a. Perlakuan akuntansi atas pem- lingkungan dalam pengungkapannya

bebanan biaya limbah secara akuntansi, perusahaan juga

b. Metode penyusutan prasarana memiliki kewajiban untuk menginter-

pengelolaan limbah. pretasikan pembiayaan lingkungan

2. Kegiatan PLH yang telah dan yang tersebut sebagai aset nasional yang

sedang berjalan.

dipandang sebagai tanggung jawab secara nasional.

3. Adanya kewajiban bersyarat sehubungan

dengan PLH.

Variasi alternatif model dalam perbedaan materi yang diungkap antara

METODE PENELITIAN perusahaan satu dengan perusahaan yang

Objek Penelitian

menganut model lainnya lebih banyak disebabkan oleh faktor tingkat kompleksitas

Objek penelitian ini adalah Rumah Sakit dan tingkat kebutuhan masingmasing

Islam Hidayatullah Yogyakarta yang operasional usaha. Perusahaan dapat

merupakan salah satu rumah sakit swasta memilih alternatif model varian dalam

di Yogyakarta, dengan asumsi bahwa menentukan sikap dan bentuk

perusahaan atau lembaga tersebut memiliki tanggungjawab sosialnya sesuai dengan

potensi dampak sosial, antara lain masalah proporsional masing masing, namun

limbah dan juga lingkungan. secara substansial bahwa pertanggung-

jawaban lingkungan tetap menjadi

Jenis Penelitian

pertimbangan utama setiap perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif komparatif, yaitu peneliti

5. Pengungkapan mendeskripsikan hasil temuannya yang berasal dari data-data yang terkumpul

Pengungkapan (disclosure) berkaitan melalui proses observasi di obyek penelitian

dengan cara pembebanan atau penjelasan yang kemudian akan diperbandingkan

hal-hal informatif yang dianggap penting dan dengan metode penerapan akuntansi

bermanfaat bagi pemakai laporan lingkungan secara teori yang selama ini

keuangan. Memuat standar akuntansi yang berkembang dikalangan akademik. Peneliti

berisi tentang informasi atau objek harus kemudian menganalisis kesesuaian

disajikan secara terpisah dari statemen metode akuntansi biaya lingkungan yang

utama, apakah suatu pos perlu dirinci atau diperbandingkan secara setahap demi

apakah suatu informasi cukup disajikan tahap dalam penerapan akuntansi

dalam bentuk catatan kaki (footnote). lingkungan tersebut pada masing-masing

(Wanggono, 2016) metode dengan analisis deskripsi

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 25, No. 2, JULI 2017 201

-JU

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN SEBAGAI PERTANGGUNG- JAWABAN SOSIAL DI RSI HIDAYATULLAH YOGYAKARTA

komparatif yang diinterpretasikan atas dasar

Teknik Analisis Data

data yang ada. Analisis data merupakan salah satu bagian penting dalam sebuah penelitian.

Jenis dan Sumber Data Kegiatan ini dilakukan setelah peneliti

Data yang digunakan dalam penelitian memperoleh data-data yang dibutuhkan. ini meliputi data kualitatif dan data kuantitatif:

Tujuan dilakukan analisis data adalah untuk

a. Data Kualitatif menyederhanakan data ke dalam bentuk Data kualitatif merupakan data yang

yang mudah diiterpretasikan dan mudah bersifat primer dan berbentuk non angka

dipahami. Langkah-langkah analisis data yang berasal dari perusahaan terkait.

yang akan dilakukan oleh peneliti adalah Sumber data kualitatif antara lain

sebagai berikut :

dengan melakukan wawancara

a. Mengidentifikasi setiap biaya lingkungan terhadap pihak yang terkait mengenai

yang dicatat oleh perusahaan. tata cara penerapan metode akuntansi

Dalam tahap ini, peneliti meng- biaya lingkungan pada objek penelitian

identifikasi item-item biaya lingkungan secara langsung.

yang dicatat oleh perusahaan. Hal ini

a. Data Kuantitatif dilakukan karena tidak semua biaya Data Kuantitatif merupakan data yang

yang ada di perusahaan merupakan bersifat sekunder dan berbentuk angka

biaya lingkungan.

yang berasal dari perusahaan. Sumber

b. Mengelompokkan setiap item biaya data ini antara lain berupa laporan

lingkungan yang dicatat oleh keuangan perusahaan sebagai bukti

perusahaan.

yang mendukung penelitian. Dalam tahap ini peneliti berusaha untuk mengelompokkan setiap item biaya

Teknik Pengumpulan Data yang diperbandingkan secara tahap Teknik pengumpulan data yang

demi tahap dalam pencatatan biaya- digunakan dalam penelitian ini adalah

biaya lingkungan pada masing-masing dengan teknik dokumentasi dan teknik

metode dengan analisa deskripsi yang wawancara. Teknik dokumentasi yaitu

diinterpretasikan atas dasar data yang dengan memperoleh data langsung dari

ada.

objek penelitian, yaitu Rumah Sakit Islam Tujuan dilakukan langkah ini adalah Hidayatullah Yogyakarta, dengan melakukan

untuk mengetahui kesesuaian atau tidak penelitian-penelitian terhadap dokumen-

antara teori yang berkembang secara dokumen dan laporan-laporan perusahaan

umum dengan praktek yang terjadi di yang berkaitan dengan penelitian, serta

perusahaan. Dalam tahap ini peneliti mengumpulkan data dan informasi melalui

mencoba membandingkannya dengan buku-buku, jurnal, dan juga internet. Teknik

konsep Hansen dan Mowen. wawancara yaitu melakukan komunikasi

c. Menganalisis pengakuan dan peng- langsung dengan pihak yang terkait di ukuran biaya-biaya lingkungan yang perusahaan untuk mendapatkan informasi terjadi di perusahaan. yang berkaitan dengan permasalahan

dalam penelitian. Dalam tahap ini, peneliti berusaha mencari tahu bagaimana pengakuan, pengukuran dan pencatatan biaya-biaya

202 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 25, No. 2, JULI 2017

RISA NURWULAN SARI & ACHMAD TJAHJONO

lingkungan yang ada dalam perusahaan

f. Menarik Kesimpulan dengan analisis deskripsi yang

Penarikan kesimpulan harus diinterpretasikan atas dasar data yang

disesuaikan dengan keseluruhan hasil ada. Dalam pengakuan, peneliti

dari proses pengumpulan data dan hasil mencoba membandingkan kesuaiannya

perhitungan peneliti. Kemudian seluruh dengan Kerangka Dasar Penyusunan

temuan penelitian disimpulkan sehingga Penyajian Laporan Keuangan

diperoleh penjelasan tentang pencatatan (KDPPLK) paragraf 83 tahun 2015,

biaya-biaya lingkungan dalam sedangkan untuk pengukuran peneliti

perusahaan.

mencoba membandingkan kesesuaiannya dengan konsep menurut Suwardjono

HASIL PENELITIAN

dan menurut Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan

Deskripsi Elemen Menurut Hidayatullah Keuangan (KDPPLK) paragraf 100.

Yogyakarta

d. Menganalisis penyajian dan peng- Biaya lingkungan yang terdapat di RSI ungkapan biaya-biaya lingkungan yang

Hidayatullah Yogyakarta terkait pada biaya terjadi dalam perusahaan.

yang dikeluarkan dalam aktivitas sanitasi Dalam tahap ini, peneliti berusaha

rumah sakit sekaligus yang termasuk mencari tahu penyajian dan

didalamnya yaitu pengelolaan limbah. Biaya pengungkapan biaya-biaya lingkungan

terbesar yang dikeluarkan lebih kepada yang ada dalam perusahaan dengan

pengelolaan limbah baik itu limbah cair membandingkan dari bukti-bukti yang

maupun limbah padat. Untuk limbah cair ada, seperti bukti laporan keuangan

dilakukan melalui investasi jangka panjang dengan metode analisa deskripsi yang

mesin IPAL. Sedangkan untuk limbah padat diinterpretasikan atas dasar data yang

pihak rumah sakit melakukan kerjasama ada. Untuk penyajian, peneliti mencoba

dengan pihak ketiga sebagaimana yang membandingkan kesesuaiannya

sudah dijelaskan.

dengan model penyajian menurut Biaya-biaya lingkungan (biaya dalam Haryono (2003), sedangkan untuk

aktivitas sanitasi) yang dikeluarkan oleh pengungkapan peneliti mencoba

rumah sakit kemudian secara umum membandingkan kesesuaiannya

dikelompokkan dan disajikan oleh peneliti dengan PSAK No. 1 paragraf 117 tahun

dalam perincian sebagai berikut : 2015 dan PSAK 33 tahun 2014.

1. Aktivitas Limbah Cair :

e. Menyajikan alternatif penyajian laporan Biaya Gaji Pengelola Lingkungan biaya lingkungan perusahaan.

dan IPAL

Dalam tahap ini, peneliti berusaha untuk Biaya Pemeliharaan IPAL membuat altenatif penyajian laporan

Biaya Pengujian Limbah biaya lingkungan perusahaan yang

Biaya Sedot WC diolah peneliti berdasarkan data item-

Biaya Semprot Saluran item biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan. Laporan biaya lingkungan

2. Aktivitas Limbah Padat : disajikan berdasarkan data laporan

Biaya Transportasi Sampah Medis keuangan tahun 2016.

Biaya Transportasi Sampah Non Medis

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 25, No. 2, JULI 2017 203

-JU

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN SEBAGAI PERTANGGUNG- JAWABAN SOSIAL DI RSI HIDAYATULLAH YOGYAKARTA

Biaya Bakar Sampah Medis apabila biaya tersebut sudah dikeluarkan Biaya Retribusi Sampah (Domestik)

atau terjadinya kas keluar yang disertai dengan manfaat yang diterima. Biaya akan

Biaya Kebersihan Lingkungan dicatat berdasarkan nota atau bukti yang

3. Penyehatan Air Bersih :

ada.

Biaya Uji Air Bersih Berdasarkan hasil penelusuran yang

4. Pengendalian Vektor dan Binatang dilakukan, biaya lingkungan yang Pengganggu :

dikeluarkan oleh perusahaan akan muncul Biaya Pembasmian Serangga dan

sebagai Biaya Pemeliharaan SAPRAS Binatang Pengganggu

(Sarana Prasarana) dan biaya Gaji dan Upah.

Pengakuan Pengakuan berhubungan dengan

Pengukuran

masalah transaksi akan dicatat atau tidak Tahap pengukuran merupakan proses kedalam sistem pencatatan, sehingga pada

penetapan jumlah uang untuk mengakui akhirnya transaksi tersebut akan

dan memasukkan setiap unsur laporan berpengaruh pada laporan keuangan

keuangan. Satuan ukuran yang digunakan perusahaan. RSI Hidayatullah Yogyakarta

dalam akuntansi adalah satuan moneter. mengakui elemen tersebut sebagai biaya

Dasar pengukuran yang digunakan RSI apabila biaya tersebut sudah dikeluarkan

Hidayatullah untuk mengukur biaya untuk operasional perusahaan dalam

lingkungan, yakni menggunakan dasar mengelola lingkungan.

biaya historis. Dasar biaya historis dengan RSI Hidayatullah dalam pengelolaan

satuan moneter. Pengukuran didasarkan biaya lingkungan tidak mengadakan sistem

pada saat kas dikeluarkan dengan satuan anggaran tahunan, tetapi anggaran akan

moneter sejumlah rupiah. diajukan apabila memerlukan biaya untuk

Terkait mesin IPAL, pihak rumah sakit pengelolaan lingkungan.

tidak melakukan penyusutan seperti aset Untuk agenda pasti, seperti biaya

tetap lainnya. Hal ini dikarenakan proses pengujian akan dianggarkan setiap bulan,

penyusutan masih sulit untuk dilakukan sementara yang lain seperti biaya perbaikan

dalam proses penentuan dasar dan lain-lain merupakan aktivitas yang tidak

penyusutan. Walaupun belum dilakukan pasti dan tidak terduga, sehingga

penyusutan terhadap mesin IPAL, namun penganggarannya dilakukan setiap

rumah sakit tetap menyajikan pengadaan dibutuhkan. Misalnya saja, lumpur

awal mesin IPAL pada aktiva sebagai mengalami penumpukkan sehingga perlu

Peralatan dan Mesin.

dilakukan pengurasan, maka diperlukan Biaya yang terkait dengan mesin IPAL pemanggilan jasa sedot wc, untuk itu

diukur juga menggunakan biaya historis. bagian sanitasi akan mengajukan biaya

Sedangkan untuk biaya kerja sama dengan sesuai dengan biaya yang dibutuhkan

pihak ketiga transporter diukur berdasarkan tersebut. Besarnya jumlah biaya ditentukan

biaya per kilogram sebesar Rp 10.000 per berdasarkan rincian biaya yang ada atau

kilogram limbah medis padat dan untuk kesepakatan yang ada.

limbah domestik dilakukan kerjasama RSI Hidayatullah akan langsung

dengan warga sekitar dengan membayar mencatat dan mengakui sebagai biaya

Rp 150.000 per bulan.

204 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 25, No. 2, JULI 2017

RISA NURWULAN SARI & ACHMAD TJAHJONO

Penyajian

PEMBAHASAN

Penyajian berkaitan dengan masalah Mengidentifikasi Biaya Lingkungan bagaimana suatu informasi keuangan akan

Peneliti akan mengidentifikasi setiap disajikan dalam laporan keuangan.

komponen biaya lingkungan yang ada pada Biaya yang timbul dalam sanitasi

RSI Hidayatullah Yogyakarta menurut lingkungan di RSI Hidayatullah disajikan

Hansen dan Mowen. Tujuan tahap ini untuk bersama biaya-biaya yang sejenis sebagai

mengetahui kesesuaian identifikasi biaya Biaya Pemeliharaan SAPRAS pada sub

lingkungan menurut RSI Hidayatullah Biaya Pelayanan Pasien, sementara untuk

Yogyakarta dengan identifikasi menurut gaji pegelola lingkungan dan IPAL disajikan

Hansen dan Mowen.

sebagai Gaji dan Upah pada Sub Biaya Pengidentifikasian biaya dilakukan Administrasi dan Umum, keduanya berdasarkan pada biaya yang timbul atau disajikan dalam laporan laba rugi. dibayarkan selama pengolahan limbah

Pengungkapan padat dan cair terjadi, serta biaya yang dikeluarkan untuk uji air bersih. Setelah

Pengungkapan merupakan tahap mendapatkan keterangan mengenai biaya-

terakhir dari proses perlakuan akuntansi. biaya tersebut, kemudian peneliti melakukan Bentuk pengungkapan merupakan

perbandingan identifikasi antara RSI transparansi suatu entitas kepada publik.

Hidayatullah Yogyakarta dengan Hansen Selain itu, pengungkapan memberikan

dan Mowen. Perbandingan tersebut dapat informasi yang bermanfaat yang tidak dapat

dilihat pada tabel 1.

dijelaskan oleh data keuangan. Terkait dengan biaya lingkungan yang dilakukan

Tabel 1 merupakan pengaplikasian oleh rumah sakit, memang belum ada

sekaligus perbandingan identifikasi biaya standar khusus yang mengatur tentang

lingkungan. Tabel-1 menunjukkan bahwa pengungkapannya. Namun. Akan lebih baik

RSI Hidayatullah belum mengidentifikasi jika rumah sakit mengungkapkannya.

biaya lingkungan sesuai dengan teori identifikasi Hansen dan Mowen. Jika biaya-

Dalam hal pengungkapan, RSI biaya lingkungan pada RSI Hidayatullah

Hidayatullah Yogyakarta hanya melaporkan diidentifikasikan, maka pengidentifikasian

dan mengungkapkan kinerja rumah sakit. kurang lebih seperti yang tercantum pada

Di dalam catatan atas laporan keuangan tidak ada pengungkapan mengenai biaya

tabel diatas.

lingkungan yang telah dilakukan. Catatan Biaya-biaya lingkungan di atas atas laporan keuangan hanya memuat

merupakan biaya lingkungan secara umum ikhtisar pencapaian kinerja keuangan rumah

yang timbul dari aktivitas sanitasi lingkungan sakit. Hal ini menjadikan sulit untuk

rumah sakit. Apabila dikaitkan dengan teori menelusuri biaya lingkungan yang dilakukan

identifikasi oleh Hansen dan Mowen, maka rumah sakit. Selain biaya lingkungan tidak

identifikasi yang dilakukan oleh rumah sakit memiliki akun tersendiri, dalam hal

belum sesuai dengan teori identifikasi oleh pengungkapan juga tidak diungkapkan.

Hansen dan Mowen, karena dalam hal Namun RSI Hidayatullah mengungkapkan

pengakuan biaya lingkungan diatas, rumah biaya lingkungan dalam laporan deskriptif

sakit mengakui biaya-biaya lingkungan berupa Laporan Upaya Pengelolaan

tersebut sebagai Biaya SAPRAS (Sarana Lingkungan dan Upaya Pemantauan

dan Pra Sarana) dan Biaya Gaji dan Upah. Lingkungan (UKL-UPL).

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 25, No. 2, JULI 2017 205

-JU

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN SEBAGAI PERTANGGUNG- JAWABAN SOSIAL DI RSI HIDAYATULLAH YOGYAKARTA

Tabel 1

Perbandingan Identifikasi Biaya Lingkungan Menurut Hansen Mowen dan

RSI Hidayatullah Yogyakata No. Identifikasi Menurut Hansen Identifikasi Menurut RSI Hidayatullah Yogyakarta

dan Mowen

1 Biaya Pencegahan Lingkungan Biaya Gaji Pengelola lingkungan dan IPAL (Environtmental Prevention

Biaya Pemeliharaan IPAL

Cost )

Biaya Kebersihan Biaya Basmi Serangga dan Binatang Pengganggu

2 Biaya Deteksi Lingkungan

Biaya Uji Limbah Cair

(Environmental Detection

Biaya Uji Mikrobiologi

Cost )

Biaya Uji Air Bersih

3 Biaya Kegagalan Internal

Biaya Sedot WC

Lingkungan (Environmental

Biaya Semprot Saluran

Intern Failure Cost ) Biaya Transportasi Sampah Medis dan Non Medis Biaya Bakar Sampah Medis dan Non Medis Biaya Retribusi Sampah (Domestik)

4 Biaya Kegagalan Eksternal Lingkungan (Environmental External Failure Cost)

Sumber : Diolah Peneliti, 2017 Mengakui Biaya Lingkungan

memenuhi definisi suatu unsur harus diakui jika :

Meskipun RSI Hidayatullah Yogyakarta tidak melakukan anggaran tahunan untuk

a. Ada kemungkinan bahwa manfaat biaya lingkungan, tetapi tetap saja untuk

ekonomi yang berkaitan dengan pos mengeluarkan biaya lingkungan (biaya

tersebut akan mengalir dari/ke dalam pengelolaan limbah) dilakukan pengajuan

perusahaan.

anggaran setiap bulan, dan biaya baru akan

b. Pos tersebut mempunyai nilai/biaya diakui setelah kas keluar yang disertai

yang dapat diukur dengan andal. dengan manfaat yang diterima.

Apabila diperbandingkan dengan Hal ini sejalan dengan pandangan Anne

pernyataan tersebut di atas, maka dapat dalam artikel The Greening Accounting

disimpulkan bahwa biaya lingkungan yang (Mulyani, 2013) yang mengemukakan

dikeluarkan oleh rumah sakit memenuhi pandangannya bahwa ‘Pengalokasian

sebagai unsur yang harus diakui, selain itu pembiayaan untuk biaya pengelolaan

pengukuran biaya yang dilakukan juga lingkungan dialokasikan pada awal periode

diukur dengan andal. Dan biaya lingkungan dan baru diakui pada saat menerima

tersebut sudah diakui sebagai satu sejumlah nilai yang telah dikeluarkan’.

kesatuan dalam Biaya SAPRAS (Sarana Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian

Prasarana) sedangkan untuk biaya gaji Laporan Keuangan (KDPPLK) paragraf 83

bagian sanitasi dan IPAL diakui sebagai tahun 2015, menyatakan bahwa pos yang

Biaya Gaji dan Upah.

206 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 25, No. 2, JULI 2017

RISA NURWULAN SARI & ACHMAD TJAHJONO

Mengukur Biaya Lingkungan Dalam hal pengukuran, peneliti akan RSI Hidayatullah dalam melakukan

membandingkan pengkuran yang ada pada pengukuran menggunakan satuan moneter

RSI Hidayatullah dengan pengukuran sebesar kos yang dikeluarkan. Sesuai

menurut Suwardjono (2005). Perbandingan dengan yang diungkapkan oleh Bapak

pengukuran tersaji dalam tabel 2. Papang, selaku bagian Direktur

Menurut Kerangka Dasar Penyusunan administrasi :

Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) “Biaya dalam sanitasi lingkungan termasuk

paragraf 99 tahun 2015, Pengukuran adalah biaya limbah diukur menggunakan rupiah.

proses penetapan jumlah uang untuk Jumlahnya yaitu sesuai dengan yang telah

mengakui dan memasukkan setiap unsur dikeluarkan, berdasarkan rincian harga dan

laporan keuangan.

kesepakatan yang ada” Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) paragraf 100

Sampai saat ini pengukuran terkait telah menentukan dasar pengukuran yang

dengan biaya lingkungan belum ditetapkan dapat digunakan, dasar pengukuran itu

standar pengukurannya. Sehingga terbagi menjadi 4 (empat) pengukuran.

pengukuran biaya lingkungan lebih Berikut ini disajikan perbandingan

berdasarkan pada kebijakan yang ada di pengukuran RSI Hidayatullah dengan

suatu perusahaan. Hal ini diungkapkan pula pengukuran yang telah ditetapkan

dalam Mulyani (2013), “Walaupun masih Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian

belum ada standar pengukuran mengenai Laporan Keuangan (KDPPLK) paragraf

biaya lingkungan (dalam hal biaya 100. Perbandingan pengukuran tersebut

pengelolaan limbah) maka pengukuran

tersaji dalam tabel 3.

biaya lingkungan ini berdasarkan kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan”.

Tabel 2 Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan Menurut Suwardjono

dan RSI Hidayatullah Yogyakarta

Pengukuran Menurut RSI Pengukuran Menurut Suwardjono Hidayatullah Yogyakarta

Menurut Suwardjono pengukuran Pengukuran dilakukan dengan

(measurement) adalah penentuan menggunakan satuan moneter sebesar angka atau satuan pengukur terhadap

kos yang dikeluarkan, berdasarkan

suatu objek untuk menunjukkan rincian harga dan kesepakatan yang ada. makna tertentu dari objek tersebut. Pada

umumnya, perusahaan mengukur biaya- biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan

untuk pengelolaan lingkungan dengan menggunakan satuan moneter yang sudah ditetapkan sebelumnya dan sebesar yang dikeluarkan. Sehingga akan diperoleh jumlah dan nilai yang

tepat sesuai kebutuhan riil perusahaan setiap periode.

Sumber : Diolah Peneliti, 2017

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 25, No. 2, JULI 2017 207

-JU

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN SEBAGAI PERTANGGUNG- JAWABAN SOSIAL DI RSI HIDAYATULLAH YOGYAKARTA

Tabel 3 Perbandingan Pengukuran Biaya lingkungan Menurut KDPPLK paragraf 100

dan RSI Hidayatullah Yogyakarta

Pengukuran Menurut Kerangka Dasar Penyusunan Pengukuran Menurut RSI Penyajian Laporan Keuangan

Hidayatullah Yogyakarta

1 Biaya Historis : Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas Pengukuran dilakukan dengan (atau setara kas) yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari

menggunakan satuan moneter

imbalan (consideration) yang diberikan untuk memperoleh sebesar kos yang dikeluarkan, aktiva tersebut pada saat perolehan.

berdasarkan rincian harga dan

2 Biaya Kini : Aktiva dinilai dalam jumlah kas (atau setara kesepakatan yang ada. kas) yang seharusnya dibayar bila aktiva yang sama atau setara aktiva diperoleh sekarang.

3 Nilai Realisasi atau Penyelesaian : Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang dapat diperoleh sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal (orderly disposal).

4 Nilai Sekarang : Aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal.

Sumber : Diolah Peneliti Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa

limbah produksi sebagai laporan tambahan pengukuran yang dilakukan oleh RSI

untuk melengkapi laporan keuangan yang Hidayatullah Yogyakarta telah memenuhi

utama yang sudah diwajibkan. unsur pengukuran pada KDPPLK

Penyajian biaya lingkungan ini di dalam paragraf.100, yaitu pengukuran dengan

laporan keuangan dapat dilakukan dengan menggunakan biaya historis.

nama rekening yang berbeda-beda sebab tidak ada ketentuan yang baku untuk nama

Menyajikan Biaya Lingkungan rekening untuk memuat alokasi pembiayaan

Beberapa entitas juga menyajikan, dari lingkungan yang dikeluarkan oleh laporan keuangan, laporan mengenai

perusahaan.

lingkungan hidup dan laporan nilai tambah, Dalam penelusuran yang dilakukan khususnya bagi industri. (Pernyataan peneliti, diketahui bahwa selama ini RSI Standar Akuntansi Keuangan 1 paragraf 86 Hidayatullah dalam menyajikan biaya Revisi 2015). lingkungan belum disajikan dalam pos

Berdasarkan pernyataan diatas, bisa khusus maupun laporan khusus. dikatakan bahwa Standar Akuntansi

Penyajian biaya lingkungan dijadikan Keuangan (SAK) mengharuskan bagi satu dengan laporan keuangan induk, yaitu perusahaan yang bergerak di bidang laporan laba rugi dalam sub Biaya industri yang berpotensi menghasilkan Pelayanan Pasien dan sub Biaya limbah untuk mengungkapkan aktivitas Administrasi dan Umum. Biaya-biaya lingkungan yang terkait sangat erat dengan

208 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 25, No. 2, JULI 2017

RISA NURWULAN SARI & ACHMAD TJAHJONO

lingkungan yang muncul dalam aktivitas dalam penyajian biaya lingkungan sanitasi lingkungan rumah sakit (kecuali

cenderung menganut model normatif. biaya gaji pengelola lingkungan dan IPAL)

Walaupun untuk aktiva terkait IPAL belum disajikan bersamaan dengan biaya lain

diadakan penyusutan, namun dalam biaya yang sejenis yaitu dalam Biaya SAPRAS

lingkungan yaitu biaya terkait sanitasi dan (Sarana Prasarana) yang tersaji dalam sub

pengelolaan limbah (selain biaya gaji Biaya Pelayanan Umum. Sedangkan untuk

pengelola dan IPAL) penyajiannya dijadikan Biaya Gaji pengelola lingkungan dan IPAL

satu dalam satu rekening, sehingga model disajikan dalam rekening Gaji dan Upah

penyajian biaya lingkungan lebih rumah sakit dalam sub biaya Biaya Administrasi dan

lebih cenderung menganut model normatif. Umum.

Dan berdasarkan data dan fakta yang ada, dapat diketahui pula bahwa rumah sakit

Menurut Haryono (Mulyani, 2013), belum membuat laporan biaya lingkungan terdapat empat model penyajian biaya secara khusus dan eksplisit. Penyajian lingkungan yakni : biaya lingkungan masih menyatu dengan

a. Model Normatif: Model normatif laporan umum rumah sakit, yaitu pada mengakui dan mencatat biaya-biaya

laporan laba rugi.

lingkungan secara keseluruhan yakni dalam lingkup satu ruang rekening

Mengakui Biaya Lingkungan secara umum bersama rekening lain

Dalam pengungkapan telah diatur dalam yang serumpun. Biaya-biaya serumpun

PSAK No. 1 paragraf 117 Revisi 2015, tersebut disisipkan dalam sub-sub unit

tertulis bahwa :

rekening biaya tertentu dalam laporan keuangannya

“Entitas dapat mengungkapkan dalam

b. Model Hijau: Model hijau menetapkan catatan atas laporan keuangan tentang biaya dan manfaat tertentu atas

dasar pengukuran yang digunakan dalam lingkungan bersih dan kemudian

menyusun laporan keuangan dan kebijakan melaporkan biaya tersebut dalam

akuntansi lain yang diterapkan yang relevan laporan keuangan yang terpisah dari

lebih memahami laporan keuangan” laporan keuangan induk untuk

PSAK 33 tahun 2014 tentang Akuntansi menjelaskan pembiayaan lingkungan di Pertambangan Umum, yang juga mengatur perusahaanya tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

c. Model Intensif Lingkungan: Pengeluaran (PLH) untuk perusahaan pertambangan akan disajikan sebagai investasi atas

dan hutan, maka hal-hal yang wajib lingkungan sedangkan aktiva terkait

diungkapkan dalam catatan atas laporan lingkungan tidak didepresiasi.

keuangan adalah sebagai berikut :

d. Model Aset Nasional: selain

1. Kebijakan akuntansi sehubungan memperdulikan lingkungan dalam

dengan :

pengungkapannya secara akuntansi,

a. Perlakuan akuntansi atas perusahaan juga memiliki kewajiban

pembebanan biaya limbah untuk menginterpretasikan pembiayaan

b. Metode penyusutan prasarana lingkungan tersebut sebagai aset

pengelolaan limbah nasional.

2. Kegiatan PLH yang telah dan yang Berdasarkan model penyajian tersebut,

sedang berjalan

dapat disimpulkan bahwa RSI Hidayatullah

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 25, No. 2, JULI 2017 209

-JU

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN SEBAGAI PERTANGGUNG- JAWABAN SOSIAL DI RSI HIDAYATULLAH YOGYAKARTA

3. Adanya kewajiban bersyarat sehubungan lingkungan dalam laporan deskriptif yaitu dengan PLH

laporan UKL-UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan-Upaya Pemantauan Lingkungan).

Pengungkapan merupakan suatu Laporan UKL-UPL berbentuk deskripif yang

bentuk transparansi yang dilakukan oleh berisi mengenai infomasi lingkungan,

perusahaan kepada publik. Pengungkapan dampak lingkungan yang akan terjadi, dan

merupakan pemberian informasi dari upaya pengelolaan lingkungan. Selain itu

aktivitas keuangan yang tidak dapat aktivitas pengeluaran biaya lingkungan

dijelaskan melalui data keuangan saja. Hal dicatat dalam Buku Besar Biaya, yang berisi

ini juga diungkapkan oleh Mulyani (2013) catatan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh

bahwa Ditinjau dari pemberian informasi

rumah sakit.

akuntansi, maka pengungkapan informasi lingkungan adalah untuk mengkomunikasi-

Mengacu pada PSAK No. 1 paragraf kan antara seluruh transaksi-transaksi yang

117 tahun 2015 dan PSAK 33 tahun 2014 terjadi dalam perusahaan dengan

tentang Akuntansi Pertambangan Umum pemakainya untuk pertimbangan ekonomis

mengatur tentang Pengelolaan Lingkungan dan keputusan investasi yang rasional.

Hidup (PLH), maka dapat dikatakan bahwa RSI Hidayatullah Yogyakarta belum atau

Salah satu cara untuk mengungkapkan tidak menerapkan aturan sebagaimana

biaya lingkungan yaitu melalui catatan atas yang disebutkan dalam PSAK No. 1

laporan keuangan. Dengan adanya paragraf 117 tahun 2015 dan PSAK 33

pengungkapan pada catatan atas laporan tahun 2014. Selain tidak mengungkapan

keuangan maka dapat dijelaskan secara dalam catatan atas laporan keuangan, rinci baik itu secara kuantitatif maupun

prasarana pengelolaan limbah pun juga kualitatif mengenai biaya lingkungan yang

belum dilakukan penyusutan. telah disajikan. Dengan begitu informasi

yang disampaikan dalam catatan atas Alternatif Penyajian Laporan Biaya laporan keuangan sudah dapat meng- Lingkungan dan Tabel Kesimpulan gambarkan secara relevan dandapat

diandalkan. Adanya pengungkapan sama Dalam hal ini, penulis mencoba halnya seperti penyempurnaan dalam

membantu RSI Hidayatullah dalam proses akuntansi biaya lingkungan.

menyajikan pelaporan biaya lingkungan. Penulis mengaplikasikan teori Hansen dan

Pada dasarnya RSI Hidayatullah sudah Mowen dalam pelaporan biaya lingkungan,

melakukan identifikasi, pengakuan, yang sebagian besar pelaporan biaya

pengukuran, serta penyajian laporan lingkungan yang digunakan oleh suatu

keuangan. Namun dalam hal pengungkapan, perusahaan ialah menggunakan teori

RSI Hidayatullah belum mengungkapkan Hansen dan Mowen. Pengklasifikasian biaya

biaya lingkungan pada catatan atas laporan lingkungan menurut Hansen dan Mowen