Keselamatan Industri Keselamatan Lingkun doc
Keselamatan Industri/Keselamatan Lingkungan Kerja
(K3)
Oleh :
DINI AULIA SARI ERMAL
1207112267
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2014
KUIS
K3
TANGGAL : 12 April 2014
1. Jelaskan pengertian K3?Sebutkan tujuan K3? Sebutkan penyebab kecelakaan kerja yang
diakibatkan tindakan tidak amam dari manusia itu sendiri (unsafe act)!
Keselamatan Industri/Keselamatan Lingkungan Kerja (K3) adalah ilmu yang
diabdikan untuk mengantisipasi, mengenal, mengevaluasi dan mengendalikan faktor
lingkungan/tekanan yang ada dan terbentk dalam suatu area kerja atau
ketidaknyamanan yang cukup berarti antara pekerja atau antara penghuni suatu
komunitas.
Tujuan utama dari K3 adalah mencegah, mengurangi bahkan menghilangkan resiko
kecelakaan kerja (zero accident)
Penerapan K3 berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja yaitu
" Keselamatan kerja dalam segala tempat kerja baik di darat, di dalam tanah, di
permukaan air, di dalam air, maupun di udara yang berada di dalam wilayah
kekuasaan hukum Republik Indonesia."
antara lain :
Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di
tempat kerja.
Melindungi keselamatan dengan mengutamakan kesehatan sipekerja,
maksudnya ialah memperoleh derajat kesehatan tenaga kerja yang
setinggi-tingginya, dalam hal ini kesehatan menjadi prioritas utama
dari si pekerja. Maka dari itu gunanya mengetahui apa itu K3 yaitu
dengan adanya perioritas keshatan bagi pekerja akan terjamin,
mengetahui apa saja yang harus dilakuakan apa bila terjadi kontak
langsung terhadap bahan-bahan tertentu dan berbahaya, serta dengan
adanya pengetahuan tentang K3 hal utama yaitu pengecekan kesehatan
berkala baik sebelum bekerja maupun setelah bekerja.
Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
Sebagai alat untuk meningkatkan produksi dengan memperhatikan
lingkungan kerja yang memenuhi persyaratan. Hal ini dimaksudkan
dengan adanya
tempat-tempat
pendukung keselamatan
seperti
pencucian tangan sebelum bekerja, kamar mandi, alat pelindung diri
yang telah disediakan pada tempat kerja masing-masing, dan adanya
kesesuaian
kegiatan
kerja
dengan
alat-alat
serta
bagaimana
keterjangkauan kita meraih sarana dan prasaran atau standar SOP,
semua ini diberkan kepada si pekerja. Sedangkan untuk alat-alat
prosuksi diperlukanya perawatan dan pengaturan durasi operasionalan
terhadap jam proses pengolahan. Dari hal itu semua diharapkan
diperoleh hasil yang diinginkan, yang sesuai dengan satndar atau aman
dan effisien.
Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional.
Dengan adanya kesejahte raan dimana diperoleh dengan pengetahuan
yang dimiliki mengenai K3 membuat peningkatan taaf hidup, seperti
halnya,
dizaman-zaman
sebelum
masehi
para
pemimpin
memirintahkan kepada pekerjanya agar dapat menhasilkan sesuatu yng
diinginkan. Namun apabila hal itu tidak dipenuhi, maka semua
kerugian di tanggung oleh si pekerja. Kemudian dangan adanya
undang-undang yang telah ditetapkan sekrarang ini membuat
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Seperti umur yang dimulai dari
usia 10 tahun mnjadi pekerja yang berusia 14 tahun hingga 21 tahun.
Timbulnya kecelakaan dari manusia itu sendiri, seperti
Faktor manusia atau dikenal dengan istilah tindakan tidak aman (Unsafe Action)
yaitu merupakan tindakan berbahaya dari para tenaga kerja yang mungkin
dilatarbelakangi oleh berbagai sebab antara lain:
·
Kekurangan pengetahuan dan keterampilan (lack of knowledge and skill)
·
Ketidakmampuan untuk bekerja secara normal (Inadequate Capability)
·
Ketidakfungsian tubuh karena cacat yang tidak nampak (Biodilly defect)
·
Kelelahan dan kejenuhan (Fatique and Boredom)
·
Sikap dan tingkah laku yang tidak aman (Unsafe attitude and Habits)
·
Kebingungan dan stres (Confuse and Stress) karena prosedur kerja yang baru dan
belum dipahami
·
Belum menguasai/belum trampil dengan peralatan mesin-mesin baru (Lack of skill)
·
Penurunan konsentrasi (Difficulting in concerting) dari tenaga kerja saat melakukan
pekerjaan
·
Sikap masa bodoh (Ignorance) dari tenaga kerja
·
Kurang adanya motivasi kerja (Improper motivation) dari tenaga kerja
·
Kurang adanya kepuasan kerja (Low job satisfaction)
·
Sikap kecenderungan mencelakai diri sendiri
Manusia sebagai faktor penyebab kecelakaan seringkali disebut sebagai “Human
Error” dan sering disalah-artikan karena selalu dituduhkan sebagai penyebab terjadinya
kecelakaan. Padahal seringkali kecelakaan terjadi karena kesalahan desain mesin dan
peralatan kerja yang tidak sesuai.
2. Mana yang lebih aman Benzene dengan TLV 25 ppm Vs Acetone dengan TLV 1000
ppm, berikan alasan? Jelaskan bagaimana pengendalian bahaya dari pelarut tersebut.
Pada pernyataan ini, yang dikategorikan lebih aman apabila dilihat dari standar
TLV nya saja, standar TLV yang lebih aman yaitu dengan konsentrasi 1000 ppm. TLV
adalah besarnya Konsentrasi suatu bahan kimia diudara yang diijinkan memapar manusia
secara continue, tanpa menyebabkan efek samping yang merugikan pada tubuh.
Pengendalian dari pelarut diatas terlebih dahulu dilakuakan proses atau
keiatan identifikasi pelarut, kemudian diukur seperti halnya gambaran TLV, mengukur
berapa ppm atau dengan konsentrasi berapa masih dapat diterima oleh lingkungan.
Dilanjutkan dengan kegiatan evaluasi dan pengendalian. Pengendalian yang dilakukan
untuk pelarut benzene yang masuk ke dalam tubuh terutama dalam bentuk gas/uap. Tidak
hanya sekedar masker, masker yang tepat dan efektif untuk meminimalkan risiko tersebut
seharusnya berupa canister respirator yang dapat melindungi paparan partikel gas toksik
karena dilengkapi filter. Penempatan tenaga ahli juga diperlukan untuk mengendalikan
risiko bahan kimia. Peningkatan pengetahuan para pekerja mengenai bahan kimia
tersebut beserta risikonya juga penting dalam menggendalikan risiko bahan kimia.
Acetone yang mudah menguap membuat pengendalian utamanya ialah menjauhkan
larutan ini dari sumber api. Penggunaan alat pelindung diri, dan menggunakan ventilasi
atau tempat pertukaran udara yang sesuai. Apabila ingin menyimpan, simpanlah ditempat
yang kering, dingin, dan tertutup dan berventilasi baik.
3. Pengoperasian alat-alat putar di dalam pabrik merupakan salah satu sumber kebisingan
dengan instensitas 110 dB. Pekerja terpapar bising tersebut selama 8 jam. Bagaimana
kondisi kebisingan di pabrik ini dibandingkan dengan standar NAB kebisingan? Tentukan
bentuk pengendalian kebisingan di pabrik tersebut (jika dilingkungan industry standar
kebisingan adalah 70 dB). Jelaskan jawaban anda.
Apabila dibandingkan dengan standar NAB maka untuk terpapar dalam jangka
waktu 8 jam, hanya diperbolehkan 85 dB, untuk standar indoneia kondisi kebisingan ini
sangat tidak baik apabila akan dijadikan sebagai lokasi tempat bekerja, yang otomatis
menjadi kawasan tempat kita beraktivitas. Jika standarnya kebisingan tersebut ialah 70
dB saja, maka beberapa hal yang dapat dilakukan oleh kita si pekerja, diantaran..
- Pada sumber, dapat diberikan alat peredam pada mesin pngoperasaian atau
pelumas agar mesin dapat menghasilkan bunyi yang mulus, memberikan
perawatan pada mesin atau alat yang akan digunakan untuk bekerja. Dapat juga
dilakuakan subtitusi memilih apakah ada alat yang dapat menghasilkan faktor
kebisingan yang lebih rendah, memodifikai alat.
- Pada medianya dapat dilakukan kegiatan peredaman suara dengan memberika
sekat atau ruangan khusus pada alat yang menghasilkan kebisingan yang
melampaui standar seharusnya. Salah satu peredam yang dapat dilakuakan dengan
pemasangan kaca, atau dinding yang terbuat dari bata. Akan lebih baik jika diberi
tambahan gabus, peredam dari dalam.
- Pada si penerima atau pekerjanya banyak hal yang dapat dilakukan. Berhubung
kebisinganya sebesar 110 dB maka si pekerja dapat menggunakan earplug,
dikarenakan earplug dapat digunakan pada standar kebisingan 85 dB-200 dB. Lalu
hal lain yang dapat dilakuakan ialah isolasi pekerja, reduksi waktu dan adakan
rotasi jam kerja.
- Pada administratifnya hal yang dapat dilakukan ialah jadwal pekerja memiliki
pergantian jam kerja, durasi untuk pekerja dalam melakuakn pekerjaanya dapat
diatur per jamnya berapa dia tereksposur langsung dengan kebisingan tersebut,
jadwal pereduksi atau menghasilkan prodak yang mana berhubungan dengan
berapa lama alat tersebut akan hidup.
4. Jelaskan dengan lengkap kasus salah satu penyebab dermatitis dalam kegiatan industri,
dampak dan bagaimana pengendalian di Industri tersebut.
Salah satu contohnya ialah pada pabrik ban, yang mana menggunakan bahan
dasar karet dengan campuran senyawa hidrokarbon aromatik yaitu benzene.
Dalam hal ini benzene merupakan iritan primer yang mana sangat bersifat toksik
apabila langsung terpapar ke kulit. Hal yang dapat terjadi berupa gangguan pada
saat pembuatan sel darah karena terganggunya jaringan didalam tubuh, kulit
langsung mengering, Menghirup uap benzena tingkat tinggi akan menyebabkan
kantuk, pusing, detak jantung cepat atau tidak teratur, sakit kepala, dan tremor.
Kasus keracunan parah uap benzena dapat menyebabkan kebingungan,
kehilangan kesadaran, dan kematian. Gejala biasanya muncul tidak lebih dari
beberapa jam setelah paparan awal dengan tingkat keparahan tergantung pada
jumlah uap benzena di udara.
Cara pengendalianya ialah dengan mengguanakan alat pelindung diri, yang telah
disesuaikan dengan kondisi yang ada di tempat kerja atau lapangan. Seperti
halnya alat pelindung diri berupa baju pelindung diri, yang mana baju ini yang
akan melindungi tubuh baik dari percikan, suhu, cairan bahan kimia dan lainya.
Pakaian ini biasayan terbuat dari bahan yang bersifat kedap terhadap caian
apapun.
Pada sumber industri hal yang dapat dilakuakan yaitu pemberian label pada
bahan-bahan atau zat yang beracun, menggunakan sandar SOP pada pabik
tersebut, menggunakan estetika alat dengan pekerja sehingga terdapat keserasian
dan tdak timbulnya ketidak nyamanan pekerja
5. A. Tentukan Apa alat pemadam yang sesuai untuk digunakan pada kejadian berikut ini?
Nyala api pada kain lap oli.
o Bubuk kering, CO2, dan busa khusus
Kertas terbakar didalam tong sampah
o
Ban terbakar
o
air, bubuk kering, dan busa
Air (jika skala kecil), Bubuk kering, dan busa
Kebakaran pada panel listrik
o
CO2, dan bubuk kering
B. Bagaimana bubuk kimia memadamkan nyala api?
Dry Chemical powder merupakan kombinasi dari fosfat Mono-amonium dan
ammonium sulphate. Yang berfungsi mengganggu reaksi kimia yang terjadi pada
zona pembakaran, sehingga api padam. Dry Chemical powder juga memiliki titik
lebur yang rendah dan pada partikel yang sangat kering serta membengkak untuk
membentuk penghalang yang hingga oksigen tidak dapat masuk sehingga dapat
menutupi area kebakaran (api), akhirnya api tidak akan menyala dikarenakan
pijakannya ditutupi oleh Dry Chemical powder.
C. Bagaimana karbon dioksid memadamkan nyala api?
CO2 adalah Senyawa/bahan kimia yang terbentuk dari 1 atom karbon + 2 atom
oksigen, yang dapat dihasilkan baik dari kegiatan alamiah maupun kegiatan
manusia. Dengan menghembuskan gas CO2 akan dapat mengusir dan mengurangi
prosentase oksigen (O2) yang ada diudara sampai 12 % – 15 %. Gas CO2 ini lebih
berat dari pada udara dan seperti gas-gas lain tidak menghantar listrik, tidak
berbau dan tidak meninggalkan bekas/bersih.
D. Bagaimana jenis busa dapat memadamkan nyala api?
Foam AFFF (Aqueous Film Forming Foam) adalah berbasis air dan sering
mengandung surfaktan berbasis hidrokarbon seperti sulfat sodium alkyl, fluoro
surfactant seperti : fluorotelomers, asam perfluorooctanoic (PFOA), asam
perfluorooctanesulfonic (PFOS). Mereka memiliki kemampuan untuk menyebar
di permukaan cairan berbasis hidrokarbon. Alcohol resistant aqueous film forming
foams (AR AFFF) adalah busa/foam yang tahan terhadap reaksi dari alkohol,
dapat membentuk lapisan/ segmen pelindung ketika dipakai atau disemprotkan.
E. Sebutkan system pengendalian kebakaran dalam suatu industri
Upaya tindakan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
1 Sistem Proteksi Pasif adalah sebagai berikut :
a Dinding. Konstruksi dinding yang ada merupakan dinding biasa, bukan
dinding yangtahan terhadap api.
b.Sarana Evakuasi
1) Jalur Evakuasi
2) Assembly point
3) FireSafety Sign dan Poster Bahaya Kebakaran
2. Sistem Proteksi Aktif
a. Sistem Pendeteksi Kebakaran
b.Sistem Pemadam Kebakaran
.
Adapun jenis alat pemadam api
1) APAR DCP (Dry Chemical Powder)
2) APAR AF 11
Sarana Penyelamatan Kebakaran
1)Pencahayaan Darurat, Tanda Penunjuk Arah Evakuasi , dan Pintu Darurat
2) Sistem Daya Darurat
Manajemen Penanggulangan Kebakaran
a.Kebijakan Perusahaan
b.Inspeksi Rutin
c.Identifikasi Potensi Bahaya Kebakaran
Berikut ini merupakan hasil dari identifikasi sumber potensi, adalah sebagai berikut :
1) Oksigen
2) Bahan Kimia Mudah
Terbakar
3) Kertas
4) Instalasi Listrik
5) Panas
6) Petir
(K3)
Oleh :
DINI AULIA SARI ERMAL
1207112267
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2014
KUIS
K3
TANGGAL : 12 April 2014
1. Jelaskan pengertian K3?Sebutkan tujuan K3? Sebutkan penyebab kecelakaan kerja yang
diakibatkan tindakan tidak amam dari manusia itu sendiri (unsafe act)!
Keselamatan Industri/Keselamatan Lingkungan Kerja (K3) adalah ilmu yang
diabdikan untuk mengantisipasi, mengenal, mengevaluasi dan mengendalikan faktor
lingkungan/tekanan yang ada dan terbentk dalam suatu area kerja atau
ketidaknyamanan yang cukup berarti antara pekerja atau antara penghuni suatu
komunitas.
Tujuan utama dari K3 adalah mencegah, mengurangi bahkan menghilangkan resiko
kecelakaan kerja (zero accident)
Penerapan K3 berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja yaitu
" Keselamatan kerja dalam segala tempat kerja baik di darat, di dalam tanah, di
permukaan air, di dalam air, maupun di udara yang berada di dalam wilayah
kekuasaan hukum Republik Indonesia."
antara lain :
Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di
tempat kerja.
Melindungi keselamatan dengan mengutamakan kesehatan sipekerja,
maksudnya ialah memperoleh derajat kesehatan tenaga kerja yang
setinggi-tingginya, dalam hal ini kesehatan menjadi prioritas utama
dari si pekerja. Maka dari itu gunanya mengetahui apa itu K3 yaitu
dengan adanya perioritas keshatan bagi pekerja akan terjamin,
mengetahui apa saja yang harus dilakuakan apa bila terjadi kontak
langsung terhadap bahan-bahan tertentu dan berbahaya, serta dengan
adanya pengetahuan tentang K3 hal utama yaitu pengecekan kesehatan
berkala baik sebelum bekerja maupun setelah bekerja.
Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
Sebagai alat untuk meningkatkan produksi dengan memperhatikan
lingkungan kerja yang memenuhi persyaratan. Hal ini dimaksudkan
dengan adanya
tempat-tempat
pendukung keselamatan
seperti
pencucian tangan sebelum bekerja, kamar mandi, alat pelindung diri
yang telah disediakan pada tempat kerja masing-masing, dan adanya
kesesuaian
kegiatan
kerja
dengan
alat-alat
serta
bagaimana
keterjangkauan kita meraih sarana dan prasaran atau standar SOP,
semua ini diberkan kepada si pekerja. Sedangkan untuk alat-alat
prosuksi diperlukanya perawatan dan pengaturan durasi operasionalan
terhadap jam proses pengolahan. Dari hal itu semua diharapkan
diperoleh hasil yang diinginkan, yang sesuai dengan satndar atau aman
dan effisien.
Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional.
Dengan adanya kesejahte raan dimana diperoleh dengan pengetahuan
yang dimiliki mengenai K3 membuat peningkatan taaf hidup, seperti
halnya,
dizaman-zaman
sebelum
masehi
para
pemimpin
memirintahkan kepada pekerjanya agar dapat menhasilkan sesuatu yng
diinginkan. Namun apabila hal itu tidak dipenuhi, maka semua
kerugian di tanggung oleh si pekerja. Kemudian dangan adanya
undang-undang yang telah ditetapkan sekrarang ini membuat
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Seperti umur yang dimulai dari
usia 10 tahun mnjadi pekerja yang berusia 14 tahun hingga 21 tahun.
Timbulnya kecelakaan dari manusia itu sendiri, seperti
Faktor manusia atau dikenal dengan istilah tindakan tidak aman (Unsafe Action)
yaitu merupakan tindakan berbahaya dari para tenaga kerja yang mungkin
dilatarbelakangi oleh berbagai sebab antara lain:
·
Kekurangan pengetahuan dan keterampilan (lack of knowledge and skill)
·
Ketidakmampuan untuk bekerja secara normal (Inadequate Capability)
·
Ketidakfungsian tubuh karena cacat yang tidak nampak (Biodilly defect)
·
Kelelahan dan kejenuhan (Fatique and Boredom)
·
Sikap dan tingkah laku yang tidak aman (Unsafe attitude and Habits)
·
Kebingungan dan stres (Confuse and Stress) karena prosedur kerja yang baru dan
belum dipahami
·
Belum menguasai/belum trampil dengan peralatan mesin-mesin baru (Lack of skill)
·
Penurunan konsentrasi (Difficulting in concerting) dari tenaga kerja saat melakukan
pekerjaan
·
Sikap masa bodoh (Ignorance) dari tenaga kerja
·
Kurang adanya motivasi kerja (Improper motivation) dari tenaga kerja
·
Kurang adanya kepuasan kerja (Low job satisfaction)
·
Sikap kecenderungan mencelakai diri sendiri
Manusia sebagai faktor penyebab kecelakaan seringkali disebut sebagai “Human
Error” dan sering disalah-artikan karena selalu dituduhkan sebagai penyebab terjadinya
kecelakaan. Padahal seringkali kecelakaan terjadi karena kesalahan desain mesin dan
peralatan kerja yang tidak sesuai.
2. Mana yang lebih aman Benzene dengan TLV 25 ppm Vs Acetone dengan TLV 1000
ppm, berikan alasan? Jelaskan bagaimana pengendalian bahaya dari pelarut tersebut.
Pada pernyataan ini, yang dikategorikan lebih aman apabila dilihat dari standar
TLV nya saja, standar TLV yang lebih aman yaitu dengan konsentrasi 1000 ppm. TLV
adalah besarnya Konsentrasi suatu bahan kimia diudara yang diijinkan memapar manusia
secara continue, tanpa menyebabkan efek samping yang merugikan pada tubuh.
Pengendalian dari pelarut diatas terlebih dahulu dilakuakan proses atau
keiatan identifikasi pelarut, kemudian diukur seperti halnya gambaran TLV, mengukur
berapa ppm atau dengan konsentrasi berapa masih dapat diterima oleh lingkungan.
Dilanjutkan dengan kegiatan evaluasi dan pengendalian. Pengendalian yang dilakukan
untuk pelarut benzene yang masuk ke dalam tubuh terutama dalam bentuk gas/uap. Tidak
hanya sekedar masker, masker yang tepat dan efektif untuk meminimalkan risiko tersebut
seharusnya berupa canister respirator yang dapat melindungi paparan partikel gas toksik
karena dilengkapi filter. Penempatan tenaga ahli juga diperlukan untuk mengendalikan
risiko bahan kimia. Peningkatan pengetahuan para pekerja mengenai bahan kimia
tersebut beserta risikonya juga penting dalam menggendalikan risiko bahan kimia.
Acetone yang mudah menguap membuat pengendalian utamanya ialah menjauhkan
larutan ini dari sumber api. Penggunaan alat pelindung diri, dan menggunakan ventilasi
atau tempat pertukaran udara yang sesuai. Apabila ingin menyimpan, simpanlah ditempat
yang kering, dingin, dan tertutup dan berventilasi baik.
3. Pengoperasian alat-alat putar di dalam pabrik merupakan salah satu sumber kebisingan
dengan instensitas 110 dB. Pekerja terpapar bising tersebut selama 8 jam. Bagaimana
kondisi kebisingan di pabrik ini dibandingkan dengan standar NAB kebisingan? Tentukan
bentuk pengendalian kebisingan di pabrik tersebut (jika dilingkungan industry standar
kebisingan adalah 70 dB). Jelaskan jawaban anda.
Apabila dibandingkan dengan standar NAB maka untuk terpapar dalam jangka
waktu 8 jam, hanya diperbolehkan 85 dB, untuk standar indoneia kondisi kebisingan ini
sangat tidak baik apabila akan dijadikan sebagai lokasi tempat bekerja, yang otomatis
menjadi kawasan tempat kita beraktivitas. Jika standarnya kebisingan tersebut ialah 70
dB saja, maka beberapa hal yang dapat dilakukan oleh kita si pekerja, diantaran..
- Pada sumber, dapat diberikan alat peredam pada mesin pngoperasaian atau
pelumas agar mesin dapat menghasilkan bunyi yang mulus, memberikan
perawatan pada mesin atau alat yang akan digunakan untuk bekerja. Dapat juga
dilakuakan subtitusi memilih apakah ada alat yang dapat menghasilkan faktor
kebisingan yang lebih rendah, memodifikai alat.
- Pada medianya dapat dilakukan kegiatan peredaman suara dengan memberika
sekat atau ruangan khusus pada alat yang menghasilkan kebisingan yang
melampaui standar seharusnya. Salah satu peredam yang dapat dilakuakan dengan
pemasangan kaca, atau dinding yang terbuat dari bata. Akan lebih baik jika diberi
tambahan gabus, peredam dari dalam.
- Pada si penerima atau pekerjanya banyak hal yang dapat dilakukan. Berhubung
kebisinganya sebesar 110 dB maka si pekerja dapat menggunakan earplug,
dikarenakan earplug dapat digunakan pada standar kebisingan 85 dB-200 dB. Lalu
hal lain yang dapat dilakuakan ialah isolasi pekerja, reduksi waktu dan adakan
rotasi jam kerja.
- Pada administratifnya hal yang dapat dilakukan ialah jadwal pekerja memiliki
pergantian jam kerja, durasi untuk pekerja dalam melakuakn pekerjaanya dapat
diatur per jamnya berapa dia tereksposur langsung dengan kebisingan tersebut,
jadwal pereduksi atau menghasilkan prodak yang mana berhubungan dengan
berapa lama alat tersebut akan hidup.
4. Jelaskan dengan lengkap kasus salah satu penyebab dermatitis dalam kegiatan industri,
dampak dan bagaimana pengendalian di Industri tersebut.
Salah satu contohnya ialah pada pabrik ban, yang mana menggunakan bahan
dasar karet dengan campuran senyawa hidrokarbon aromatik yaitu benzene.
Dalam hal ini benzene merupakan iritan primer yang mana sangat bersifat toksik
apabila langsung terpapar ke kulit. Hal yang dapat terjadi berupa gangguan pada
saat pembuatan sel darah karena terganggunya jaringan didalam tubuh, kulit
langsung mengering, Menghirup uap benzena tingkat tinggi akan menyebabkan
kantuk, pusing, detak jantung cepat atau tidak teratur, sakit kepala, dan tremor.
Kasus keracunan parah uap benzena dapat menyebabkan kebingungan,
kehilangan kesadaran, dan kematian. Gejala biasanya muncul tidak lebih dari
beberapa jam setelah paparan awal dengan tingkat keparahan tergantung pada
jumlah uap benzena di udara.
Cara pengendalianya ialah dengan mengguanakan alat pelindung diri, yang telah
disesuaikan dengan kondisi yang ada di tempat kerja atau lapangan. Seperti
halnya alat pelindung diri berupa baju pelindung diri, yang mana baju ini yang
akan melindungi tubuh baik dari percikan, suhu, cairan bahan kimia dan lainya.
Pakaian ini biasayan terbuat dari bahan yang bersifat kedap terhadap caian
apapun.
Pada sumber industri hal yang dapat dilakuakan yaitu pemberian label pada
bahan-bahan atau zat yang beracun, menggunakan sandar SOP pada pabik
tersebut, menggunakan estetika alat dengan pekerja sehingga terdapat keserasian
dan tdak timbulnya ketidak nyamanan pekerja
5. A. Tentukan Apa alat pemadam yang sesuai untuk digunakan pada kejadian berikut ini?
Nyala api pada kain lap oli.
o Bubuk kering, CO2, dan busa khusus
Kertas terbakar didalam tong sampah
o
Ban terbakar
o
air, bubuk kering, dan busa
Air (jika skala kecil), Bubuk kering, dan busa
Kebakaran pada panel listrik
o
CO2, dan bubuk kering
B. Bagaimana bubuk kimia memadamkan nyala api?
Dry Chemical powder merupakan kombinasi dari fosfat Mono-amonium dan
ammonium sulphate. Yang berfungsi mengganggu reaksi kimia yang terjadi pada
zona pembakaran, sehingga api padam. Dry Chemical powder juga memiliki titik
lebur yang rendah dan pada partikel yang sangat kering serta membengkak untuk
membentuk penghalang yang hingga oksigen tidak dapat masuk sehingga dapat
menutupi area kebakaran (api), akhirnya api tidak akan menyala dikarenakan
pijakannya ditutupi oleh Dry Chemical powder.
C. Bagaimana karbon dioksid memadamkan nyala api?
CO2 adalah Senyawa/bahan kimia yang terbentuk dari 1 atom karbon + 2 atom
oksigen, yang dapat dihasilkan baik dari kegiatan alamiah maupun kegiatan
manusia. Dengan menghembuskan gas CO2 akan dapat mengusir dan mengurangi
prosentase oksigen (O2) yang ada diudara sampai 12 % – 15 %. Gas CO2 ini lebih
berat dari pada udara dan seperti gas-gas lain tidak menghantar listrik, tidak
berbau dan tidak meninggalkan bekas/bersih.
D. Bagaimana jenis busa dapat memadamkan nyala api?
Foam AFFF (Aqueous Film Forming Foam) adalah berbasis air dan sering
mengandung surfaktan berbasis hidrokarbon seperti sulfat sodium alkyl, fluoro
surfactant seperti : fluorotelomers, asam perfluorooctanoic (PFOA), asam
perfluorooctanesulfonic (PFOS). Mereka memiliki kemampuan untuk menyebar
di permukaan cairan berbasis hidrokarbon. Alcohol resistant aqueous film forming
foams (AR AFFF) adalah busa/foam yang tahan terhadap reaksi dari alkohol,
dapat membentuk lapisan/ segmen pelindung ketika dipakai atau disemprotkan.
E. Sebutkan system pengendalian kebakaran dalam suatu industri
Upaya tindakan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
1 Sistem Proteksi Pasif adalah sebagai berikut :
a Dinding. Konstruksi dinding yang ada merupakan dinding biasa, bukan
dinding yangtahan terhadap api.
b.Sarana Evakuasi
1) Jalur Evakuasi
2) Assembly point
3) FireSafety Sign dan Poster Bahaya Kebakaran
2. Sistem Proteksi Aktif
a. Sistem Pendeteksi Kebakaran
b.Sistem Pemadam Kebakaran
.
Adapun jenis alat pemadam api
1) APAR DCP (Dry Chemical Powder)
2) APAR AF 11
Sarana Penyelamatan Kebakaran
1)Pencahayaan Darurat, Tanda Penunjuk Arah Evakuasi , dan Pintu Darurat
2) Sistem Daya Darurat
Manajemen Penanggulangan Kebakaran
a.Kebijakan Perusahaan
b.Inspeksi Rutin
c.Identifikasi Potensi Bahaya Kebakaran
Berikut ini merupakan hasil dari identifikasi sumber potensi, adalah sebagai berikut :
1) Oksigen
2) Bahan Kimia Mudah
Terbakar
3) Kertas
4) Instalasi Listrik
5) Panas
6) Petir