SUKABUMI CITY: FROM DISTRICT TO GEMEENTE (1815-1914)

KOTA SUKABUMI: DARI DISTRIK MENJADI GEMEENTE (1815-1914) SUKABUMI CITY: FROM DISTRICT TO GEMEENTE (1815-1914)

Setia Nugraha

Jurusan Ilmu Sejarah UNPAD Jalan Raya Bandung Sumedang Km. 21 Jatinangor e-mail: setia_nugraha@yahoo.com

Naskah Diterima: 24 Mei 2017

Naskah Direvisi:10 Oktober 2017

Naskah Disetujui: 22 November 2017

Abstrak

Kota Sukabumi merupakan suatu wilayah di Jawa Barat yang mengalami perkembangan pesat dibanding daerah lainnya. Pada awalnya Sukabumi merupakan pemukiman penduduk bagian dari wilayah pemerintahan District Goenoeng Parang, Onderafdeeling Tjiheulang. bagian dari Afdeeling Tjiandjoer, Residentie Preanger (Regeerings Almanaks tahun 1872). Andries Christoffel Johannes de Wilde, seorang berkebangsaan Belanda yang pertama kali mengenalkan nama Soekaboemi (Soeka Boemi) ke dunia luar. Awalnya ia menjelajah di Sukabumi untuk mencari lokasi tanah yang cocok bagi perkebunan. Dari sebuah pemukiman, selanjutnya Sukabumi mengalami perkembangan pesat melampaui Cianjur yang sebelumnya berada di depan garis pacu. Perkembangan ini menarik perhatian penulis. Untuk menjabarkan dinamika Kota Sukabumi (1914-1942), dilakukan kajian historis dengan menggunakan metode sejarah yang terdiri atas heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Penelitian ini memfokuskan perhatian pada asal-usul terbentuknya Kota Sukabumi, dinamika pemerintahan, sosial dan ekonomi Kota Sukabumi dan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan Kota Sukabumi berkembang pesat dari district menjadi gemeente.

Kata kunci: Kota Sukabumi, dinamika, sosial ekonomi.

Abstract

The city of Sukabumi is a region in West Java that is experiencing rapid development compared to other regions. In the beginning, Sukabumi is a residential part of the district government area of District Goenoeng Parang, Onderafdeeling Tjiheulang. Part of Afdeeling Tjiandjoer, Residentie Preanger. (Regeerings Almanaks in 1872). Andries Christoffel Johannes de Wilde, a Dutch nationality who first introduced the name Soekaboemi (Soeka Boemi) to the outside. Initially he explored in Sukabumi to find a suitable land for plantation. From a settlement, Sukabumi subsequently experienced a rapid development beyond Cianjur previously in front of the race line. This development attracts the author's attention. To describe the dynamics of Sukabumi City (1914-1942), a historical study was conducted using historical method consisting of heuristics, criticism, interpretation, and historiography. This research focuses on the origin of Sukabumi city, the dynamics of government, social and economy of Sukabumi City and what factors cause the city of Sukabumi to grow rapidly from district to gemeente.

Keywords: Sukabumi city, dynamic, socio-economy.

424 Patanjala Vol. 9 No. 3 September 2017: 423 - 438

ha digunakan untuk tanah sawah dan Kota Sukabumi adalah kota sisanya (66,87%) atau seluas 3.210 ha transit antara Bandung-Jakarta yang merupakan tanah kering dan lain-lain. sejuk dan nyaman untuk disinggahi.

A. PENDAHULUAN

Fenomena yang terjadi di daerah Kota ini terletak di bagian selatan Jawa perkotaan menunjukkan bahwa luas lahan Barat, Berada di kaki Gunung Gede dan sawah akan semakin berkurang sejalan Gunung Pangrango pada ketinggian 584 dengan banyaknya pembangunan di bidang meter di atas permukaan laut (koordinat perumahan, perdagangan atau pun industri,

106 ˚45’50” Bujur Timur dan sehingga fungsi lahan pertanian beralih 106˚45’10” Bujur Timur, serta 6˚50’44” fungsi menjadi lahan pertanian.

Lintang Selatan. Berjarak 120 km dari Pada awalnya Kota Sukabumi Ibukota Negara (Jakarta) atau 96 km merupakan

pemukiman penduduk dari Ibukota Provinsi Jawa Barat bagian dari wilayah pemerintahan (Bandung). Sebelah utara berbatasan District

Goenoeng Parang, dengan

Kecamatan Sukabumi Onderafdeeling Tjiheulang. Afdeeling Kabupaten Sukabumi, Sebelah selatan

Residentie Preanger . berbatasan

Tjiandjoer,

dengan Kecamatan (Regeerings Almanaks tahun 1872). Nyalindung

Dalam tata pemerintahan Hindia Sebelah barat berbatasan dengan Belanda, Sukabumi pada tahun 1913 masih Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi disebut sebagai ”hoofdplaats van het

Kabupaten

Sukabumi,

dan Sebelah timur berbatasan dengan district Goenoeng Parang ”. Kecamatan Sukaraja

(Encyclopaedie van Nederlandsch Indie) Secara

administratif, Kota (ENI), hlm. 814 dan 815) Tahun 1914, Sukabumi terbagi ke dalam 7 (tujuh) nama Gunung Parang mendapat sebutan kecamatan yaitu Kecamatan Gunung ganda. Selain disebut Gunung Parang Puyuh, Cikole, Citamiang, Warudoyong, disebut pula Sukabumi. Hal ini terjadi Baros, Lembursitu dan Cibeureum. ketika Gunung Parang berkembang Jarak terjauh dari balai kota adalah menjadi

pemukiman berpenghuni Kecamatan Lembur Situ, yakni sejauh 7 pengusaha perkebunan berkebangsaan km (Bappeda Kota Sukabumi: 29).

Belanda dan Cina (Mukhtar 2013:18). Iklim dan Curah hujan Kota Status district (kewedanaan) Gunung Sukabumi

sepanjang tahun 2013 Parang kemudian berubah menjadi cenderung basah. Berdasarkan hasil Onderafdeeling Soekaboemi (Kecamatan pemantauan

stasiun Sukabumi), Afdeeling Regentschappen pemantau, tiga di antaranya yakni Tjiandjoer, Residentie Preanger, dengan

dari

empat

Stasiun Cimandiri, Ciaul dan Cisalada 2 luas wilayah sekitar 225 km . mencatat bahwa setiap bulan di Kota

Pada tahun 1914 Pemerintah Sukabumi

terjadi

hujan

dengan Hindia Belanda mengubah Onderafdeeling intensitas tertentu. Curah hujan tertinggi Soekaboemi menjadi

Gemeente terjadi pada bulan Januari di Stasiun Soekaboemi (Kota Sukabumi) dengan

Cimandiri yakni sebanyak 461 mm 3 status Burgerlijkbestuur (pemerintahan dengan jumlah hari hujan 26 hari.

sipil yang otonom atau kota swapraja). Penggunaan lahan di Kota Dipimpin oleh seorang Burgemeester Sukabumi dibedakan menjadi lahan sawah (Walikota). Selama 12 tahun pemerintahan dan lahan bukan sawah (lahan kering). belum berjalan karena belum ada pejabat Lahan bukan sawah dibedakan atas lahan yang diangkat. pekarangan/rumah,

bulan Oktober 1926 kolam/tebat/empang dan lahan lain-lain. Pemerintah Hindia Belanda mengangkat Dari luas wilayah Kota Sukabumi yang Mr. G.F. Rambonnet sebagai Eerste 4.800 ha, 32,31%-nya atau sebesar 1.551 Burgemeester Soekaboemi, merangkap

tegal/kebun,

Pada

Kota Sukabumi …(Setia Nugraha) 425 Sekretaris kota dengan 10 orang Anggota

Kota transit yang menarik, Dewan Kota. Sesuai undang-undang, tiga perkembangan yang pesat, posisi yang orang di antaranya adalah warga setempat penting dalam perekonomian Nusantara, dan satu orang warga keturunan Cina, nilai historis yang melekat namun sedikit yaitu: Raden Djajakoesoemah, Raden literatur tentang kota ini menjadikan rasa Sadeli, Raden Demang Karnabrata, dan penasaran dan motivasi penulis untuk Oeij Djin Tjiang. G.F. Rambonnet membahas Kota

Sukabumi. Untuk menduduki jabatan walikota sampai melakukan memudahkan pemahaman, dengan tahun 1934.

tulisan ini dibatasi pada dinamika sosial Dalam Regeerings Almanak dari ekonomi antara tahun 1914 s.d. 1942. tahun 1934 sampai dengan tahun 1940 Adapun permasalahan yang diteliti adalah tidak ditemui catatan mengenai siapa yang

1) Bagaimana asal mula terbentuknya Kota menggantikan Mr. Rambonnet sebagai Sukabumi; 2) Faktor apa saja yang walikota. Namun demikian, dalam buku menyebabkan Kota Sukabumi berkembang saku terbitan Bappeda Sukabumi tahun pesat dari district menjadi gemeente? 1981 disebutkan pengganti Rambonnet Adapun penelitian ini ditujukan untuk secara berturut-turut sampai tahun 1942 menjawab kedua permasalahan tersebut di adalah Ouwenkerk (1935-1939), A .L.A. atas. van Unen (1940-1941), dan terakhir W.J.

Ada lima buku yang menjadi Ph. Van Waning (1942).

acuan penulis dalam penelitian ini. Kelima Perkembangan kota dan struktur buku tersebut adalah: 1) Sejarah Kota-kota pemerintahan Sukabumi berjalan demikian Lama di Jawa Barat, karya Prof. Dr. Nina cepat melampaui Cianjur yang sebelumnya Herlina Lubis, M.S. dkk. Buku ini berada di depan. Pada tahun 1929, struktur memberi informasi awal pada penulis tata pemerintahan Hindia Belanda untuk tentang kota-kota lama di Jawa Barat wilayah yang menjadi Jawa Barat berubah. terutama Sukabumi yang pada awalnya Kata

bagian dari Afdeeling Residenschap Priangan dibagi menjadi tiga Tjiandjoer. 2) Sejarah Provinsi Jawa afdeeling ; Afdeeling West-Priangan Barat karya Prof. Dr. Hj. Nina Herlina dengan Sukabumi sebagai hoofdplaats Lubis dkk. Buku ini membahas sejarah (Ibukota),

Preanger berganti

Priangan. merupakan

Midden-Priangan dengan Jawa Barat dari masa prasejarah sampai ibukota Bandung, dan Oost-Priangan zaman kolonial Belanda di Tatar Sunda. dengan ibukota Tasikmalaya. Dengan Selain itu disajikan juga informasi tentang demikian

Cianjur) Priangan sejak zaman Gubernur Jenderal tergabung dalam Afdeeling West-Priangan Daendels (1808-1811) hingga van den van de Provincie West-Java , dengan Bosch (1930-1933). Informasi tentang Hoofdafdeeling Mr. A.A. de Waas.

Sukabumi

(dan

Sukabumi dan perubahannya terangkum di Setelah

3) Herinneringen aan berturut-turut terjadi perubahan nama dari Soekaboemi tulisan J.M. Knaud. Terbitan Gemeente Soeka Boemi (1914-1942) tahun 1980. Dalam buku ini termuat surat- menjadi Soekaboemi Shi (1942-11945), surat resmi dan catatan-catatan beberapa Kota Kecil Sukabumi (Undang-undang orang yang pernah jadi mukimin di Kota No. 17 Tahun 1950), Kota Praja Sukabumi Sukabumi dan terlibat dalam pemerintahan (UU No. 1 Tahun 1957), Kotamadya serta pekerjaan lainnya yang berkaitan Sukabumi (UU No. 18 Tahun 1965), dengan

Indonesia

merdeka, buku ini.

dinamika Kota Sukabumi. Kotamadya Daerah Tingkat II Sukabumi Berbagai informasi seperti kehidupan (UU No. 5 Tahun 1974) dan akhirnya sosial budaya, perkembangan ekonomi, melalui Undang-undang No. 22 tahun politik dan pemerintahan juga tersaji di 1999, UU No 32 Tahun 2003 hingga buku ini. 4) Soekaboemi Tempo Doeloe sekarang menjadi Kota Sukabumi.

terbitan

Bagian Hukum Sekotda

426 Patanjala Vol. 9 No. 3 September 2017: 423 - 438 Soekaboemi tahun 1984. Buku ini Jaya, peta Sukabumi tahun 1921, 1999,

menyajikan perkembangan pemerintahan, dan peta laporan Amerika, serta koran dan sarana-prasarana serta daftar walikota yang majalah. Di Arsip Nasional penulis pernah menjabat di Kota Sukabumi, memeroleh staatsblad tentang penetapan dilengkapi

dengan sumber-sumber Sukabumi sebagai gemeente, besluit, dokumenter berupa foto. 5) Citra Kota regerings almanak

serta dokumen lain Sukabumi dalam Arsip terbitan Arsip yang mendukung tulisan ini. Nasional tahun 2013. Banyak informasi

Setelah sumber sejarah terhimpun, yang tersaji, terutama arsip-arsip dan foto- penulisan melangkah ke tahap berikutnya, foto tentang Kota Sukabumi.

yaitu tahap kritik sumber. Pada tahap ini dilakukan dua jenis kritik, yaitu kritik

B. METODE PENELITIAN

ekstern dan kritik intern. Kritik ekstern Penelitian

dilakukan dilakukan untuk menentukan otentisitas menggunakan metode sejarah, yakni atau keaslian sumber sejarah dengan proses menguji dan menganalisis secara memberi penilaian terhadap fisik sumber kritis rekaman dan peninggalan agar tersebut seperti jenis kertas yang dipakai, peristiwa

ini

dapat tinta, tulisan, huruf, watermark, dan direkonstruksi

masa

lampau

secara imajinatif stempel yang digunakan. Kritik intern (Gottschalk dalam Herlina 2014: 57). dilakukan dengan cara penilaian intrinsik Tahapan yang dilalui ada empat yakni terhadap sumber tersebut, misalnya heuristik,

dan menilai penulis atau penyusun sumber historiografi.

kritik,

interpretasi

yang diperoleh. Selain itu akan dilakukan Tahap heuristik merupakan proses juga koroborasi, yaitu mempertentangkan mencari, menemukan, dan memproses data yang ada dalam sumber yang didapat sumber sejarah yang relevan. Terkait dengan sumber lain yang independen. dengan pelaksanaan heuristik, penulis Karena melalui proses ini akan diperoleh mendatangi Perpustakaan Fakultas Ilmu sumber yang dapat dipercaya atau kredibel. Budaya dan Universitas Padjadjaran. Di

ketiga adalah tahap perpustakaan Unpad, Penulis mendapatkan interpretasi, yaitu proses menafsirkan starting point tentang sejarah kota-kota di berbagai fakta menjadi sebuah rangkaian Jawa Barat. Kemudian penulis ke kisah yang logis. Dalam tatanan Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota operasionalnya

Tahap

interpretasi dilakukan Bandung dan Jawa Barat. Dari tempat ini secara analisis, yaitu menguraikan fakta diperoleh buku Sejarah Provinsi Jawa maupun secara sistesis atau menghimpun Barat dan Tradisi dan Transformasi fakta. Tahap terakhir adalah tahap Masyarakat Sunda . Selanjutnya ke historiografi, yaitu tahap penulisan Perpustakaan dan Arsip Kota Sukabumi. peristiwa masa lampau menjadi sebuah Di tempat ini penulis memeroleh beberapa kisah sejarah yang kronologis dan buku tentang Sukabumi dan data-data yang imajinatif.

Untuk memudahkan dapat mendukung bahasan perkembangan pemahaman, historiografi yang dihasilkan Sukabumi. Di Sukabumi penulis pun dibagi ke dalam beberapa bab dan subbab mengunjungi

komunitas Heritage yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Sukabumi yang memberi masukan data dan tempat-tempat bersejarah Sukabumi.

C. HASIL DAN BAHASAN

Kemudian penulis

mengunjungi

1. Kondisi-kondisi Kota Sukabumi yang

Perpustakaan Nasional dan Arsip Nasional.

Dipertimbangan Menjadi Gemeente

Di Perpustakaan Nasional penulis Sukabumi (Soekaboemi) adalah mendapatkan sumber-sumber berharga nama yang digunakan untuk menyebut dua berupa foto-foto. Selain foto diperoleh juga daerah administratif pemerintahan di Jawa buku Sejarah Sukabumi karya Suryatna Barat, yaitu Kota Sukabumi yang terletak

Kota Sukabumi …(Setia Nugraha) 427 di kaki Gunung Gede-Pangrango dan Perkebunan Teh, pembangunan rel kereta

beribukota Cikole serta Kabupaten api jalur Batavia-Bogor-Cianjur-Bandung, Sukabumi yang saat ini beribukota di Kebijakan

Desentralisasi, Perubahan Pelabuhanratu.

Negeri (Bestuur Dalam catatan arsip Hindia Hervorming), dan keberadaan orang-orang Belanda, Nama Sukabumi pertama kali Belanda (Eropa) di Sukabumi. digunakan oleh Andries Christoffel

Pemerintahan

Johannes de Wilde, seorang ahli bedah dan a. Perkebunan Teh

administratur perkebunan kopi dan teh Kota Sukabumi berhubungan berkebangsaan

Belanda (Preanger erat dengan perkembangan perkebunan Planter ) tanggal 13 Januari 1815. Dia yang teh di Sukabumi. Berawal dari membuka lahan perkebunan di Kepatihan kedatangan

Andries Christoffel Tjikole. Dalam laporan surveynya, De Johannes

de Wilde, seorang Wilde mencantumkan nama Soeka Boemi berkebangsaan Belanda yang menjelajah sebagai tempat ia menginap di Kepatihan di Sukabumi untuk mencari lokasi tanah Tjikole. De Wilde lalu mengirim surat yang cocok bagi perkebunan teh. kepada temannya Nicolaus Engelhard yang

Tanaman teh pertama kali mulai menjabat sebagai administrator Hindia dikenal di Pulau Jawa sekitar tahun 1690, Belanda. Ia meminta Engelhard untuk Camphuys, Gubernur Jenderal, Vereenigde mengajukan penggantian nama Tjikole Oost Indische Compagnie (VOC) ke-15 menjadi Soekaboemi kepada Thomas menanam teh di halaman rumahnya Stamford Raffles, Letnan Gubernur Hindia sebagai tanaman hias untuk kesenangan Belanda saat itu (Knaud, 1976:8).

(hobi).

Terdapat dua pendapat mengenai Jenis teh yang ditanam saat itu asal nama Sukabumi yang digunakan oleh adalah jenis Bohea (teh cina). Jenis teh ini De Wilde. Pendapat pertama mengatakan adalah satu dari dua jenis yang masuk bahwa nama Sukabumi berasal dari kata dalam species Camelia Sinensis yang bahasa Sunda, yaitu suka dan bumen kemudian dikenal sebagai teh jawa. Teh

‘menetap’, yang bermakna suatu kawasan Jenis lainnya adalah Assamica yang yang disukai untuk menetap, disebabkan dikenal sebagai teh assam. iklim Sukabumi yang sejuk. Pendapat

Usaha pembudidayaan teh mulai kedua mengatakan bahwa nama Sukabumi dilakukan oleh Vereenigde Oost Indische berasal dari kata bahasa Sansekerta, yaitu Compagnie (VOC) pada tahun 1729. VOC suka (kesenangan, kebahagiaan, kesukaan) menganggap teh merupakan tanaman dan bhumi (bumi, tanah) sehingga nama produksi

penting dan Sukabumi memiliki arti "Bumi yang menguntungkan. Dewan Tujuh Belas disenangi" atau "Bumi yang disukai", Dari orang (Heeren XVII) pada tanggal 15 dua pendapat tersebut tampaknya pendapat Maret 1728 menulis surat pada pemerintah pertama lebih mendekati kebenaran karena VOC di

yang

Jawa, tentang perlunya lebih jelas sumbernya, sementara pendapat pembudidayaan teh, kedua lebih mengarah pada perkiraan

VOC di Jawa (kirata atau dikira-kira tapi terasa dalam nampaknya tidak begitu tertarik pada kenyataan) mengingat Sukabumi kebetulan budidaya teh. Dalam menjawab surat dari berada di daerah Sunda dan kondisinya Dewan Tujuh Belas, pada bulan Desember nyaman untuk ditinggali.

Pemerintah

pemerintah VOC di Jawa menjanjikan akan berusaha mengadakan percobaan

2. Latar Belakang Terbentuknya Kota

budidaya teh. Namun usaha ini ternyata

tidak memberikan hasil dan sampai tahun Perkembangan Kota Sukabumi 1826, tidak nampak usaha yang sungguh tidak dapat dilepaskan dari lima hal yakni sungguh untuk memajukan budidaya teh.

Sukabumi

428 Patanjala Vol. 9 No. 3 September 2017: 423 - 438 Usaha

pembudidayaan teh Sukabumi sejalan dengan adanya perluasan dilanjutkan Letnan Gubernur Jendral budidaya teh yang dilakukan Jacobson Hindia Belanda, Hendrik Merkus de pada tahun 1835. Kock. Ia menindaklanjuti permintaan

Perkembangan berikutnya direktur Kebun Raya, Dr. Carl Ludwig Pemerintah Hindia Belanda terus menerus Blume, seorang botaniwan Jerman- menderita kerugian yang besar dalam Belanda. De Kock mengeluarkan surat mengusahakan perkebunan teh, maka keputusan Pemerintah Hindia Belanda pemerintah

memutuskan untuk No, 6 tanggal 10 Juni 1824. Surat mengontrakkan beberapa kebunnya pada Keputusan tersebut berisi permintaan usahawan-usahawan

swasta sebagai kepada Kepala Perwakilan Pemerintah percobaan.

Pengusaha-pengusaha ini Hindia Belanda di Jepang untuk mendapat bantuan uang muka dari menugaskan Mayor Dr. Philipp Franz pemerintah

untuk bekerja, sebagai Von

Siebo1d agar mengirimkan konpensasinya mereka harus menyerahkan beberapa tanaman dari Jepang untuk daun yang telah diolah di kebun itu ke Negeri Belanda. Walaupun teh tidak pabrik pusat di Jatinegara dengan harga disebut dalam daftar lampiran surat yang telah ditentukan. keputusan tersebut namun Von Siebold

Pada tahun 1841 di daerah mengirimkannya beserta tanaman yang Priangan terdapat delapan perkebunan teh diminta

yaitu Cikajang, Jatinangor, Ciumbuleuit, Pada tahun 1826 Von Siebold

Parakan Salak, Sinagar, Cisangkan (sekitar kembali melakukan pengiriman sesuai Garut), Cicurug dan Rajamandala. Dua di pesanan Komisaris Jendral Leonard antaranya, yaitu Parakan Salak dan Sinagar Pierre Joseph Burggraaf du Bus de merupakan perkebunan teh yang terdapat Gisignies

atas nasihat inspektur di Afdeeling Sukabumi. Walaupun hasil Budidaya, ahli fisika yaitu Diard.

perkebunan-perkebunan teh Hal

produksi

penting dalam makin lama makin baik, namun biaya pembudidayaan teh di Hindia Belanda produksinya tetap lebih tinggi daripada adalah datangnya Jacobus Isidorus hasil penjualannya. Pada tahun 1849 Loudewijk Levian Jacobson, seorang pabrik pusat di Jatinegara, yang didirikan ahli pencicip teh (expert-theeproever) tahun 1838 ditutup dan kontrak-kontrak dari

perkebunan diubah, hasil Maatschappij ke Jawa pada tanggal 2 keseluruhan harus diolah di kebun. Baru September

Nederlandsche

Handel dengan

1827. Ia kemudian setelah itu diserahkan kepada pemerintah mengadakan beberapa kali perjalanan dalam keadaan jadi. dari Jawa ke Cina untuk mengumpulkan

Usaha tersebut di atas kurang keterangan tentang penanaman dan berhasil memperbaiki keadaan, sehingga pengolahan teh seperti yang ditugaskan kerugian pemerintah semakin besar. Salah oleh pemerintah Hindia Belanda.

satu sebabnya adalah karena setelah Ketika Jacobson menjadi inspektur produk itu disetor maka pemerintah budidaya

teh, percobaan-percobaan langsung membayar sesuai dengan harga pembudidayaan teh terus dilakukan di yang dicapai di pasaran Amsterdam. antaranya di daerah Priangan. Afdeeling Antara tahun 1848 dan 1853, pemerintah Sukabumi sebagai bagian dari Preanger rata-rata membayar 65,5 sen untuk setiap Regenschappen , merupakan salah satu setengah kilogram teh kepada para daerah percobaan perluasan budidaya teh. pengontrak. Sebelum dikirim teh tersebut Tidak ada keterangan tanggal yang pasti diperiksa terlebih dulu di pabrik Jatinegara. dimulainya budidaya teh di Afdeeling

Menjelang tahun 1850, pemerintah Sukabumi. Namun dapat disimpulkan menentukan bahwa pemeriksaan dilakukan bahwa munculnya perkebunan teh di langsung di pabrik-pabrik pengontrak

Kota Sukabumi …(Setia Nugraha) 429 perkebunan oleh seorang pegawai yang pada tahun 1863. Dengan demikian

diangkat pemerintah. Ternyata keluarga Holle merupakan perintis dalam pemeriksaan ini kebanyakan dilakukan pembudidayaan teh di Afdeeling Sukabumi oleh orang-orang yang tidak kompeten setelah kebun-kebun teh pemerintah tentang teh. Hal ini terjadi karena belum dihapuskan. banyaknya ahli teh. Selain itu seringkali

Teh dari perkebunan-perkebunan anggota komisi lebih tertarik dan Afdeeling Sukabumi sudah dikenal di terpengaruh oleh pesta penyambutannya pasaran Amsterdam sejak sekitar tahun daripada melakukan pengkajian teh. 1850-an. Dimulai dengan perkebunan Demikian pula yang terjadi dengan Sinagar pada tahun 1848 di bawah merek perkebunan teh di Afdeeling Sukabumi.

menyusul kemudian Menteri Jajahan De Greve pada Parakan Salak pada tahun 1852, keduanya bulan Juli 1858 mengatakan bahwa dikenal sebagai teh jawa. Harga teh pada p emeriksaannya pada umumnya dilakukan tahun 1857-1862, di pasaran Amsterdam tanpa membuka peti. Jadi berdasarkan untuk produksi perkebunan Parakan Salak nama jenis tehnya dan atas kepercayaan adalah f. 1,- dan untuk perkebunan

perusahaannya,

saja. Para pengontrak Cina dari kebun Sinagar f. 0,89,- setiap setengah Sinagar

pada waktu

itu

baru kilogramnya.

mempersilahkan inspektur pemerintah Sesudah tahun 1865 dimulailah memeriksa tehnya setelah dijamu terlebih masa budi daya teh kedua yang diusahakan dahulu. Sudah barang tentu minuman keras oleh

pengusaha-pengusaha swasta. yang

pengusaha swasta pandangan inspektur itu terganggu dan mengalami beberapa kesukaran karena tidak mengherankan kalau kemudian bersaing dengan perusahaan pemerintah. ternyata mutu teh itu berkurang.

disuguhkan

mengakibatkan Awalnya

para

Namun lambat laun para pengusaha teh Pemerintah mengalami kerugian swasta mulai eksis setelah perusahaan teh karena harga jual sebesar f. 1,40 sampai

negara mengalami kerugian hingga enam

f. 1,60 bruto dengan ongkos produksi juta gulden, akhirnya perkebunan teh

f. 1,40. Secara keseluruhan kerugian berada di tangan pihak swasta. pemerintah antara tahun 1835 dan 1840

Perkembangan budi daya teh pada berjumlah f. 300.000,- dan pada tahun awalnya masih agak sukar karena ada rasa 1846 menjadi f. 500.000,-. Setelah itu naik takut pemerintah Hindia Belanda akan lagi menjadi dua kali lipat. Tahun 1860 pengaruh buruknya. Perluasan budi daya kerugian meningkat menjadi f. 6 juta.

teh memerlukan banyak tenaga dan hal ini Dalam keadaan demikian atas usul dapat berpengaruh buruk terhadap budi menteri jajahan pada waktu itu, akhirnya daya kopi. Selain itu kesulitan terbesar diputuskan membebaskan perusahaan- adalah pengangkutan yang tidak memadai perusahaan teh untuk disewakan kepada dan mahal. Jalan-jalannya tidak baik

pengusaha-pengusaha swasta dengan sehingga teh harus diangkut di atas harga antara f. 25 sampai f. 50,- tiap punggung kerbau dan kuda atau oleh kuli. baunya. Jumlah uang sewa ini ditentukan Dengan demikian perluasan perkebunan dengan penaksiran seorang ahli. Beberapa teh menjadi lambat, walaupun demikian kontrak langsung dibatalkan, yang lain hasil awal beberapa perkebunan tidak setelah jangka waktunya dinyatakan habis. dapat dikatakan buruk sama sekali. Dengan demikian pihak swasta mulai Misalnya saja pada tahun 1856 Perkebunan secara penuh mengelola perkebunan teh.

Teh Sinagar dengan luas 250 bau Perkebunan

Salak menghasilkan 213.000 pon. Namun disewakan kepada A.W. Holle pada tahun produksinya tidak stabil, bahkan cepat 1862. Kemudian menyusul perkebunan menurun, hal ini terjadi karena adanya Sinagar dan Cirohani kepada A. Holle

Parakan

430 Patanjala Vol. 9 No. 3 September 2017: 423 - 438 kesalahan-kesalahan cara pemetikan dan lebih cocok dengan tanah dan iklim di

pemangkasannya.

Jawa.

Setelah diberlakukannya Undang- Percobaan penanaman teh assam Undang Agraria (Agrarische Wet) oleh yang pertama dilakukan pada tahun 1872, Menteri De Waal dalam tahun 1870 yang P. Bosch seorang pekebun senior dari memungkinkan pihak swasta mendapat Weltervreden memberitahukan tentang hal hak guna usaha selama 75 tahun dan ini. Ayahnya adalah seorang pedagang kebebasan untuk perluasan perkebunan perantara dari firma Dennyson & Co, yang dengan tidak ada lagi ketergantungan dan mendatangkan beberapa biji teh Assam izin pegawai-pegawai yang mempunyai dan menyemaikannya di perkebunan kepentingan pada budi daya kopi. Setelah (Onderneming) Ciguntur dekat Pacet. Pada itu lambat laun makin banyak didirikan tahun 1876 tanahnya beralih ke tangan perkebunan teh. Kontrak-kontrak sewa orang lain dan tanaman tehnya menjadi yang ada diubah menjadi hak guna usaha. mati karena tidak terurus. Sementara itu L. Walaupun demikian antara tahun 1870 Baron Van Heeckeren tot Walian, seorang sampai tahun 1880-an merupakan suatu pekebun senior dari S'Gravenhage, masa yang cukup sulit bagi budi daya teh, mengatakan bahwa masuknya biji-biji teh karena tidak semua tanah yang diberikan dari Assam ini terjadi pada tahun 1878, dalam hak guna usaha untuk pertanian itu dengan perkebunan Sinagar-Tjirohani ditanami teh.

(Munjul) yang terletak dekat Cibadak di Perantara-perantara

yang Afdeeling Sukabumi sebagai pelopornya. berdagang teh dari Hindia Inggris banyak

teh

A. Holle, direktur dari perkebunan tersebut memberikan keterangan-keterangan yang pada tahun itu menerima sejumlah biji diperlukan dan dengan demikian dapat (benih) teh Assam dari John Peet. Biji-biji diketahui oleh para pengusaha teh di Jawa, ini kemudian disebar untuk disemaikan. bahwa Jawa ketinggalan dalam mutu, cara

Pada tahun 1879 diterima sejumlah pengolahan maupun jenis tehnya. Salah biji teh, partai kedua, dari van Heeckeren seorang yang memegang peranan penting yang disemaikan di Sinagar. Sayang jenis dalam pengembangan budi daya teh di yang terakhir dikirim ini tidak begitu bagus Hindia Belanda adalah John Peet, orang kualitasnya. Biji yang menjadi benih teh Inggris, pendiri suatu firma menggunakan dari kebun Munjul kemudian dijual ke namanya.

Dia mengetahui tentang perkebunan-perkebunan lainnya. persyaratan pasaran teh, pengolahan teh di

Perkebunan Teh Sinagar yang Srilangka dan India. Dia menyampaikan terletak di Afdeeling Sukabumi menjadi pengalaman-pengalamannya

kepada contoh penanaman teh jenis Assam yang pengusaha-pengusaha teh di Jawa.

baik bagi perkebunan lainnya. Misalnya Pedagang-pedagang

perantara saja bagi R.E. Kerkhoven administratur Inggris

(Bandung) yang kekuranganan-kekurangan dari produk

berbaik hati

menunjukkan dari

Gambung

mengunjungi perkebunan Sinagar pada teh jawa kepada para pengolah yang waktu itu, dalam kurun waktu yang singkat berkepentingan, dengan disertai contoh- mengikuti jejaknya untuk mencoba contoh teh yang baik dari India. Akibatnya menanam teh jenis Assam. Pada tahun beberapa pekebunan teh di Jawa terutama 1877 dan tahun berikutnya ia menerima di Afdeeling Sukabumi mengubah cara- biji teh jenis Assam dari Srilangka dan cara kerjanya, dan pada tahun 1878 menyemaikannya di kebunnya. Sayang memesan biji teh dari Assam. Sejak itu percobaannya gagal karena teh dari jenis ini lebih disukai, baik untuk Srilangka ini tidak banyak perbedaannya perluasan dan pergantian yang berangsur- dengan teh jawa atau teh cina. Oleh karena angsur dari tanaman teh yang sudah ada, itu, percobaan ini kemudian dihentikan dan maupun untuk perkebunan baru karena baru dimulai lagi setelah Kerkhoven

Kota Sukabumi …(Setia Nugraha) 431 bersama pamannya, E.J. Kerkhoven dari perkebunan

yang memerlukan perkebunan Sinagar memangkas dan transportasi yang murah dan cepat untuk mencabut tanaman tersebut. Pada tahun menjual hasil perkebunannya ke pabrik 1882 satu partai biji teh Jaipur dari Assam ataupun ke kota. Beberapa jalur lalu-lintas didatangkan dan ditempatkan di kebunnya, dibuka dan yang sudah ada diperlebar, yang kemudian sukses menjadi tanaman misalnya saja pada tahun 1881 dibuka jalur teh yang baik dan subur.

teh

lalu lintas kereta api dari Bogor ke Cicurug Di Afdeeling Sukabumi sampai dan tahun 1882 Cicurug-Sukabumi. dengan tahun 1880 tercatat sekitar 24 buah Kemudian pada tahun 1883 dibuat jalur persil yang digunakan untuk perkebunan, Sukabumi-Cianjur. namun tidak semuanya ditanami teh.

Faktor ketiga adalah terbentuknya Sebagian besar dari persil yang merupakan suatu sindikat perkebunan yang bernama tanah erpacht ini masih ditanami kopi dan Soekaboemische Landbouw Vereerigine ; padi. Perkebunan teh saat itu kira-kira baru (SLV), tanggal 20 Desember 1891. SLV berjumlah enam buah.

didirikan karena adanya kesadaran di Suksesnya penanaman teh jenis antara para pangusaha perkebunan Assam

mengakibatkan semakin (pekebun) untuk kerjasama menanggulangi bersemangatnya

para pengusaha kesukaran-kesukaran yang ada. Di perkebunan di Afdeeling Sukabumi untuk antaranya adalah kemampuan teknis dalam mengelola perkebunan teh. Pada tahun membudidayakan teh yang tidak sama 1880 untuk pertama kalinya dilakukan antara perkebunan yang satu dengan impor biji (benih) teh dalam Skala yang perkebunan yang lain, dan adanya besar. John Peet memesannya untuk Albert beberapa ketidakpahaman para pekebun Holle dari perkebunan (onderneming) akan perkebunannya. Munjul, B.B.J. Crone dari Tenjo-Ayu, E.J.

Antara tahun 1881-1883 beberapa Kerkhoven dari Sinagar, G. Mundt dari perkebunan di Afdeeling Sukabumi Parakan Salak dan F. Philippeau dari terserang penyakit karat, di antaranya Cisalak. Perkebunan Teh Munjul berhasil adalah

Perkebunan Parakan Salak mendapatkan biji-biji teh yang berkualitas sebanyak 60 bau, Sindengsari 45 bau dan sangat baik, dan seperti yang telah Tenjo-Ayu 30 bau. Oleh karena itu, Mundt disebutkan di muka menjadi perkebunan pada tahun 1885 belajar ke Srilangka atas pertama yang berhasil membudidayakan usul Parker yang berada di Colombo. dan

kemudian menjualnya kepada Dengan menimba pengetahuan di sana, perkebunan lain yang membutuhkannya.

perbaikan demi perbaikan dan penelitian Setelah tahun 1880 perkebunan teh mengenai keadaan tanah, hama penyakit, di Afdeeling Sukabumi menjadi semakin pemupukan dan pengolahan yang baik banyak dan lebih berkembang. Beberapa akan teh terus dilakukan agar dapat dicapai faktor yang menyebabkannya: Pertama basil yang lebih baik. Hal ini dibicarakan bahwa mulai sekitar tahun-tahun itu bibit dalam rapat-rapat SLV. teh assam yang ditanam ternyata lebih baik

Pada tahun 1893 diadakan dibandingkan dengan teh jenis bohea persetujuan antara E.J. Kerkhoven yang (Cina) dan lebih cocok dengan kondisi pada waktu itu menjadi wakil ketua SLV alam dan iklim di Afdeeling Sukabumi dengan direktur Kebun Raya, Dr. Treub. khususnya dan di Hindia Belanda Persetujuan itu menetapkan bahwa umumnya. Teh jenis Assam dapat tumbuh beberapa perkebunan akan menyediakan lebih subur dan produksinya lebih baik dari dana untuk menggaji seorang asisten yang segi kualitas maupun kuantitasnya. Kedua, akan mempelajari hal-hal yang penting semakin baiknya sarana dan sistem untuk pembudidayaan teh, di laboratorium

transportasi dari dan ke Afdeeling Kimia Pertanian Kebun Raya. Lohmann, Sukabumi. Hal ini menguntungkan bagi sebagai ahli kimianya diangkat pada

432 Patanjala Vol. 9 No. 3 September 2017: 423 - 438 tanggal Juni 1823 dan bekerja di bawah kembali dengan pesat. Sampai dengan

pimpinan dan kerja sama dengan Dr. Von tahun 1929 harga teh tetap tinggi, Ronburgh. Ini merupakan permulaan dari demikian pula harga penjualan daun basah. Theeproefstation (Balai Penelitian Teh) Pembelian atau penjualan daun teh yang kemudian pada tahun 1902 menjadi terbanyak

antara tahun 1926-1940 Proefstation Voor de Theecultuur (Balai didominasi oleh Afdeeling Sukabumi Penelitian Budidaya Teh). Balai ini (tahun 1921 sudah menjadi kabupaten). merupakan bagian khusus dari Kebun Dari sekian banyak perkebunan teh di Raya yang dikelola oleh suatu panitia yang Afdeeling ini ada beberapa perkebunan ditunjuk oleh SLV. Pada tahun 1905 atas yang sangat terkenal seperti Perkebunan kerja sama SLV dan prakarsa Firma Teh Parakan Salak, Sinagar-Cirohani, Dunlop Kolft, didirikanlah suatu badan Goalpara, Tenjo-Ayu, Perbawatie dan lain yang sangat penting untuk para Artana. pekebun teh, yaitu Thee Expert Bureau

1. Parakan Salak ; terdiri atas kebun- (Biro Ahli Teh), mula-mula di Bandung

kebun di atas tanah erfpacht Calorama kemudian di Jakarta. Biro ini banyak

1, seluas 688 bau, Calorama II 500 bau, berjasa dalam perbaikan produksi teh

Calorama III 386 bau dan tanah termasuk

Afdeeling erfpacht Pakuwon sebanyak 208 bau Sukabumi.

produksi

dari

jumlah luas keseluruhan perkebunan Dengan

adalah 1.782 bau. Letaknya di distrik penanaman dan pengolahannya, teh dari

diperbaikinya

teknik

Cicurug di lereng Gunung Perbakti dan Jawa lambat laun mulai disukai di pasaran

Gunung Endut, termasuk wilayah London maupun Amsterdam. Hasil tiap

vulkanik Gunung Salak. Perkebunan hektar makin lama makin hesar, yaitu

teh Parakan Salak berada di atas sebesar 600-750 kg bahkan sampai 1.000

ketinggian 2.000 – 3.000 kaki. Jaraknya kg tiap bau di atas tanah yang baik dapat

lebih kurang 7 paal dari halte kereta api dicapai. Tahun 1900 sampai dengan 1914

Parakan Salak merupakan masa emas perkebunan teh di

Parung

Kuda.

perkebunan dari Hindia Belanda. Produksinya yang pada

merupakan

Cultuurmaatschappi Parakan Salak. tahun 1890 masih rendah menanjak dengan

Pada tahun 1929 dari luas keseluruhan kuatnya, sehingga produksi total dalam

perkebunan, sebanyak 888 bau lebih tahun 1910 sudah mencapai 18.500.000 kg.

ditanami dengan teh assam dan 545 bau Lambat

laun jumlah

perkebunan

ditanami karet.

bertambah hingga mencapai 200 buah pada tahun itu. Menjelang tahun 1910 keadaan budi daya dan harapan kemudian hari demikian besarnya sehingga terjadi semacam "boom” perkebunan-perkebunan

bertambah banyak, pencarian tanah-tanah baru untuk ditanami teh dilakukan dengan giat. Di daerah Priangan boleh dikatakan sudah tidak tersedia tanah lagi. Pada tahun 1913 produksi total perkebunan teh Hindia

Belanda mencapai

termasuk dari perkebunan teh di Afdeeling

Suasana di Perkebunan Teh Sinagar 1890

Sukabumi.

Sumber :

Walaupun sempat tersendat karena

https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:COLL

pecahnya Perang Dunia I pada tahun 1914.

ECTIE_TROPENMUSEUM_40jarige_agat

Dalam masa emas 1900-1914, perkebunan

hisaanplant_Sinagar_TMnr_10012884.jpg

teh di Afdeeling Sukabumi meningkat diakses tanggal 2 Januari 2017

Kota Sukabumi …(Setia Nugraha) 433 tanah yang ditanami teh berjumlah

2. Sinagar-Cirohani ; terdiri atas tiga tanah

1.158 bau.

4. Tenjo-Ayu; Perkebunan ini terletak di luasnya masing-masing 1.222 bau, 773

erfpacht Sinagar-Cirohani

1-III,

distrik Cicurug di lereng Gunung bau dan 49 bau, jadi luas seluruhnya

Gedeh, lebih kurang 1,5 paal dari halte 2.044 bau. Perkebunan ini terletak di

kereta api Cicurug dan berada di atas distrik Ciheulang di lereng Gunung

ketinggian lebih kurang 1.600 kaki. Gede, kurang lebih tiga paal dari

Terdiri atas tanah erfpacht Tenjo-Ayu I Cibadak dan dekat Karang Tengah.

dan II yang luasnya masing-masing 257 Sedangkan Cirohani berada sekitar 1,5

dan 52 bau. Perkebunan ini juga paal dari Parung Kuda. Sinagar

menerima daun teh dari perkebunan teh terletak pada ketinggian 503 meter

(kampung) Jayasari. sedangkan Cirohani pada ketinggian

rakyat

Administraturnya D. Van Strelendroft, 1.300-1.700 kaki, perkebunan ini milik

mulai mempunyai tanah erfpacht yang Cultuurmaatscappij Sinagar-Tjirohani.

sah pada 17 Januari 1878 dan 22 Administratur Sinagar yang terakhir

Februari 1882. Pada akhir tahun 1915, menurut data tahun 1929 adalah F.W.H.

sekitar 77 bau ditanami dengan teh Jacobs, sedangkan Cirohani adalah J.H.

assam.

Otto. Tanah perkebunan ini dimiliki

5. Perbawatie ; terdiri atas kebun-kebun di sebagai erfpacht untuk usaha per

tanah erfpacht Sukasari I dan II, perkebunan secara hukum. Mulai pada

Cibunartani, Slabintana I-IV dan tahun 1841 sampai dengan akhir tahun

Wanasari I dan II. Perkebunan ini 1924

terletak di distrik Gunung Parang memproduksi teh, 561 hektar tidak

dengan luas berproduksi dan sisanya untuk tanaman

(Sukabumi)

keseluruhannya berjumlah 1.114 bau. hevea.

Letaknya sekitar 7 paal dari Sukabumi,

3. Goalpara : mempunyai banyak tanah berada di atas ketinggian 2.835-4.350 (persil)

kaki dari permukaan air laut. Nama Sukangangon I, II, III, Cineros I dan II,

sebagai

erfpacht yaitu

adalah Pasir Tangkil I dan II, Tangsel I-IV dan

perusahaannya

Cultuurmaatschappij Perbawatie, Gekbrong (Pasir Pogor I dan II) serta

administraturnya sebelum Pasir Kandang Kuda I dan II. Luas

dengan

depresi ekonomi tahun 1930 adalah N.J. masing-masing persil itu berturut-turut

Weelburg. Mulai mempunyai tanah adalah 105, 25, 50, 467, 52, 11, 43, 60,

erfpacht secara sah untuk usaha

1, 10, 340 dan 61 bau. Keseluruhannya perkebunan berturut-turut tanggal 12 berjumlah 1.225 bau tanah erfpacht,

Juni 1886, 15 September 1887, 4 274 bau tanah sewaan, dan 25 bau

Oktober 1887, 4 Desember 1884. merupakan

Agustus 1888 dan 2 Oktober 1890. Perkebunan ini terletak di distrik

Pada akhir tahun 1916 kebun yang Gunung Parang (kemudian menjadi

khusus ditanami teh seluas lebih kurang distrik Sukabumi). Administraturnya

612 bau.

O.A. Van Polanel Petel. Perusahaan ini

6. Artana (Cibojong); terdiri atas kebun- mulai memiliki tanah erpfacht pada 2

kebun di tanah erfpacht Artana I-IV, Maret 1886, 13 Oktober 1884, 14

Cikerud, Cirajeg dan pasir Sarongge Februari 1893, 10 April 1886, 24

Perkebunan ini memproduksi teh dan Desember 1920, 31 Agustus 1886, 15

karet, luasnya 1.415 bau, terletak di Agustus 1914, 12 Januari 1899, 15

distrik Jampang Tengah sekitar 26 paal Agustus 1914, 27 Februari 1900 dan 15

dari Sukabumi, dekat kampung Agustus 1914. Pada akhir tahun 1927

Cimerang. Berada di atas ketinggian 1.500-3.000

kaki. Perusahaannya

434 Patanjala Vol. 9 No. 3 September 2017: 423 - 438 bernama Cultuurmaatschappij Artana,

Usulan tersebut didukung oleh administraturnya menurut data tahun J. Trom, seorang insinyur kepala pada 1929 adalah B.K. Hollander. Mulai Bagian Pengairan dan Bangunan serta secara hukum mempunyai erfpacht dipandang baik, sehingga pemerintah tanggal 10 Mei 1893, 4 Agustus 1894, Kerajaan Belanda mengeluarkan surat

23 November 1896, 11 September keputusan (Kotiinklyk Besluit) nomor 270 1900, 11 November 1904, 25 tertanggal 28 Mei 1842 yang menetapkan September 1907. Di tahun 1927 sekitar bahwa pemerintah akan membangun jalan 629 bau kebunnya ditanami teh rel dari Semarang ke Kedu dan sedangkan sisanya untuk penyemaian Yogyakarta/Surakarta. Keputusan tersebut benih teh dan perkebunan karet.

didasarkan atas pertimbangan untuk meningkatkan sarana transportasi tradisional

berupa kereta yang ditarik sapi dan kerbau Sarana transportasi kereta api serta meningkatkan daya angkut bagi mempunyai arti yang sangat penting barang-barang ekspor (Reitsma, 1928: 7; bagi kegiatan ekonomi di Sukabumi, Jellema, 1929: 10). Angkutan kereta api diperlukan untuk

b. Jalan Kereta Api

Pada tahun 1846 Gubernur memindahkan

barang maupun Jenderal J.J. Rochussen (1845-1851) penumpang dari satu tempat ke tempat mengusulkan kepada pemerintah kerajaan lain.

di negeri induknya, Belanda, agar Selain itu angkutan kereta api menolak permohonan konsesi dari pihak dapat

swasta yang waktu itu menampakkan meningkatkan ekspor. Bagi masyarakat ketertarikan penanaman modal di bidang Sukabumi

api transportasi. 1a berpendapat bahwa memudahkan mobilisasi sehingga dapat pengadaan alat transportasi kereta api meningkatkan kehidupan ekonomi. hendaknya dilakukan oleh pemerintah. Untuk Usulan

kehadiran

kereta

pembangunan jalan itu ia mengajukan agar pemerintah kereta api untuk mengatasi kesulitan menyediakan dana sebesar 2.500.000,00 prasarana dan sarana transportasi di Pulau gulden untuk biaya pemasangan jalan rel Jawa untuk pertahanan, keamanan dan antara Jakarta dan Bogor.

Bertolak belakang dengan usul Kolonel Jhr. Van Der Wijk, seorang Rochussen, Gubernur Jenderal A.J.

ekonomi awal abad ke-19 muncul dari

militer pada tanggal 15 Agustus 1840. la Duymaer Van Twist (1851-1856) mengusulkan agar di Pulau Jawa dibangun malah mengajukan usul agar pemerintah alat transportasi baru, yaitu kereta api. Ia kerajaan di Belanda mempertimbangkan menunjukkan bahwa kereta api di Eropa usulan konsesi pihak swasta. Usul Twist telah berhasil mengatasi kesulitan serupa. Di disetujui oleh parlemen Belanda yang Negeri Belanda sendiri telah dibangun didominasi kaum liberal yang mendukung jaringan rel yang membuktikan hasil peran swasta. Sebagai jawaban atas usul- yang cukup baik sebagai sarana usul tersebut, pada tanggal 31 Oktober 1852 pengangkutan. Menurut dia, pemasangan pemerintah

Kerajaan Belanda jalan rel di Pulau Jawa akan mendatangkan mengeluarkan surat keputusan (No. H22,

keuntungan yang tak ternilai harganya Ind. Stbl. 1853 No. 4) yang bagi kepentingan. pertahanan. Yang menetapkan pemberian kemudahan - diusulkannya ialah jalan rel yang terbentang ke mu d a h a n

b a gi ka l a n ga n dari Surabaya ke Jakarta melalui Surakarta, p e n gu s a h a s w a s t a ya n g bermaksud

Yogyakarta dan Bandung beserta untuk mendapat konsesi (izin) pembukaan simpangan-simpangannya

(Reitsma, jalan rel atau usaha alat transportasi 1928: 7).

kereta api di Pulau Jawa (Reitsma, 1928: 10; Jellema, 1929: 17).

Kota Sukabumi …(Setia Nugraha) 435 Berdasarkan surat keputusan Nederlanssch-Indische

Spoorweg Raja Belanda tanggal 31 Oktober 1852, Maatschappy ). banyak kalangan pengusaha swasta

Pada tanggal 27 Maret 1864 mengajukan permohonan konsesi untuk k onsesi bagi pemasangan jalan rel dan membuka pengusahaan kereta api di pengoperasian alat angkut kereta api Pulau Jawa. Beberapa permohonan jalur Jakarta-Bogor diperoleh NISM konsesi itu berasal dari perusahaan berdasarkan surat keputusan Gubernur perkebunan swasta yang sudah mulai Jenderal Hindia Belanda (Gouvernenent bermunculan. Maksud mereka ialah agar atau GB) nomor 1 tanggal 19 Juni 1865 perusahaan mereka bisa lebih mampu serta surat keputusan Raja Belanda mengangkut basil produksi perkebunan (Koninklijk Besluit atau KB) tanggal 22 mereka yang mulai melimpah. Sampai Juli 1868. Konsesi ini diberikan, karena tahun

1861 permohonan konsesi jalur jalan rel Jakarta-Bogor itu kalangan pengusaha swasta itu tidak dipandang (1) mempunyai nilai ekonomi satu pun diterima dengan pertimbangan- yang cukup tinggi sebab bertalian erat pertimbangan sebagai berikut.

dengan pengangkutan hasil produksi

1) Belum ada kesepakatan di kalangan tanaman ekspor dari wilayah Priangan, pemerintah, apakah pengusahaan seperti kopi, teh, kina; (2) penting kereta api itu akan diserahkan kepada ditinjau dari sudut

politik dan pihak pengusaha swasta atau akan komunikasi pemerintahan, sebab Bogor dikerjakan oleh pemerintah sendiri.

menjadi tempat kedudukan Gubernur

2) Kesulitan lapangan, karena belum Jenderal

pusat administrasi ada peta yang dapat dipercaya pemerintahan.

dan

Begitu pentingnya sehingga harus melakukan penelitian kedudukan jalan rel ini sehingga dan pemetaan terlebih dahulu.

pinjaman modalnya diberikan untuk

3) Anggaran biaya yang diajukan oleh jangka waktu 99 tahun, terhitung dari para

masih kereta apinya dioperasikan untuk umum merupakan perkiraan-perkiraan yang (Oma Sutarma, 1988: 43-44). belum nyata.

pemohon

konsesi

Staatsspoorwegen (SS),

4) Tidak ada data mengenai sarana perusahaan pemerintah mulai turut transportasi,

pembangunan rel dan memperkirakan keuntungan yang pengoperasian kereta api. Antara tahun bisa diperoleh (Reitsma, 1928: 7 - 1884 s.d. tahun 1898 SS membuka 8 19).

sehingga

sulit dalam

jalur kereta api, yakni (1) Pasuruan-

5) Sulit menentukan tenaga kerja dan Probolinggo tanggal 03-05-1884, (2) upah kerja mereka (Gani, 1978: 31).

Surabaya-Surakarta tahun 1884, (3) Oleh karena itu, masih diragukan Sidoarjo-Madiun-Blitar tanggal 16-05-

sumber pendapatan yang diperoleh dari 1884, (4) Bogor-Bandung-Cicalengka pengoperasian kereta api yang berasal tanggal 04-09-1884, (5) Cicalengka- dari mobilitas penduduk dan angkutan Garut tahun 1896, (6) Yogyakarta- barang, apakah akan menguntungkan Cilacap tahun 1887, (7) Cicalengka- atau akan mendatangkan kerugian

Cilacap dan (8) Wonokromo-Tarik Pada tahun 1861 Gubernur tahun 1894.

Jenderal Baron Sloet van den Beele atas Pembukaan jalur kereta Api arahan Menteri Jajahan menyetujui Bogor-Bandung-Cicalengka

yang konsesi swasta. Setahun kemudian melintasi

4 konsesi swasta dikabulkan Pemerintah September 1884 membawa keuntungan Hindia Belanda. Tahun 1863 berdiri bagi perkebunan teh yang memerlukan

Sukabumi tanggal

N.V. NISM (Naamlooze Venootschap transportasi yang murah dan cepat untuk

436 Patanjala Vol. 9 No. 3 September 2017: 423 - 438 menjual hasil perkebunannya ke pabrik

Pada prinsipnya Undang-Undang ataupun ke kota.

bertujuan membuka Beberapa jalur lalu-lintas dibuka kemungkinan pembentukan daerah otonom dan yang sudah ada diperlebar, misalnya dengan

Desentralisasi

Locale Ressorten saja pada tahun 1881 dibuka jalur lalu (diundangkan dalam Staatsblad 1905 No. lintas kereta api dari Bogor ke Cicurug 181). Untuk melaksanakan tugas-tugas dan tahun 1882 Cicurug-Sukabumi. lokal dibentuklah Locale Raden (Dewan- Kemudian pada tahun 1883 dibuat jalur Dewan Lokal). Dibentuknya dewan-dewan Sukabumi-Cianjur.

nama

daerah, walau pada tahun-tahun pertama undang-undang tersebut dijalankan tidak banyak

perubahan yang dapat

dimunculkan.

Berbagai

peraturan yang

berkenaan

dengan desentralisasi diundangkan antara tahun 1903 hingga 1905:

Gambar 2. Stasiun kereta api Sukabumi

1) Decentralisatie

Wet (Undang-

Undang Desentralisasi) tanggal 23

Sumber: Katam, Sudarsono.2014. Kereta Api

Juli 1903 yang dimuat dalam

di Priangan Tempoe Doeloe. Bandung : Pustaka Jaya

Staatsblad van Nederlandsch Indie

No. 329.

c. 2) Desentralisasi Decentratisatie Bestuit (Keputusan

Pemerintah tentang Desentralisasi) diperkenalkan dalam pemerintahan sejak