PENGARUH PENGURANGAN DOSIS PUPUK POSFOR TERHADAP KOMPONEN HASIL BERBAGAI GALUR PADI GOGO BERAS MERAH (Dose Reduction Effect of Phosphorus Fertilizer on Yield Components of Various Strains of Upland Brown Rice) Siti Zainab1 , Wayan Wangiyana2 , I Gusti Put

  

PENGARUH PENGURANGAN DOSIS PUPUK POSFOR TERHADAP KOMPONEN

HASIL BERBAGAI GALUR PADI GOGO BERAS MERAH

(Dose Reduction Effect of Phosphorus Fertilizer on Yield Components of Various

Strains of Upland Brown Rice)

  1

  

2

  2 Siti Zainab , Wayan Wangiyana , I Gusti Putu Muliartha Aryana

  1 Mahasiswa Program Magister Pengelolaan Sumberdaya Lahan Kering Universitas Mataram

  2 Staf Pengajar Program Magister Pengelolaan Sumberdaya Lahan Kering Universitas Mataram

  Jl. Pendidikan No. 37 Mataram

  1

  e-mail: sitizainab83@gmail.com

  

ABSTRAK

  Unsur hara P (Posfor) sangat penting bagi tanaman padi gogo beras merah. Tanaman padi yang kekurangan P akan memberikan produksi yang rendah. Oleh karena itu, penelitian ini telah dilakukan, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk P terhadap komponen hasil galur padi gogo beras merah dengan melaksanakan percobaan pot di rumah plastik dari bulan Februari sampai Mei 2016. Percobaan dirancang menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor perlakuan yaitu: dosis pupuk P yaitu tanpa pupuk P (d ), 100 kg SP36/ ha (d ) dan 200 kg SP36/ ha

  1

  2

  (d

  

3 ); faktor galur padi gogo beras merah yang terdiri dari 8 galur yaitu AMP-G1, AMP-G2, M-G3,

  AMP-G4, M-G5, M-G6, M-G7 dan M-G8. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Dosis pupuk P rendah yaitu dosis pupuk SP36 100 kg/ ha memberikan bobot gabah berisi (15,23 g/ pot) dan bobot 100 butir gabah (3,03 g/ 100 butir) lebih tinggi dibandingkan pemberian dosis pupuk SP36 200 kg/ ha. (2) Perbedaan galur memberikan komponen hasil padi gogo beras merah yang berbeda, yang mana bobot gabah berisi per rumpun dan bobot 100 butir gabah tertinggi pada galur M-G7 (18,55 g/pot dan 3,20 g/100 gabah). (3) Respon antar galur padi gogo beras merah bervariasi terhadap pemberian berbagai dosis pupuk SP36, yang mana galur yang memberikan hasil tertinggi pada dosis pupuk P rendah yaitu dosis pupuk SP36 100 kg/ ha adalah galur AMP-G1, M-G6 dan M-G7 untuk bobot gabah berisi dan galur M-G6, M-G7 dan M-G9 untuk bobot 100 butir gabah.

  

ABSTRACT

Phosphorus is one of the most important things for upland brown rice. Rice plants that low P

will provide low production. Therefore, this research was aimed to the effect of P fertilizer dosage on

the yield components of upland brown rice . The experiment was conducted in a plastic housing from

February to May 2016. The experiment design was a Randomized Block Design (RBD) with 2 factors,

namely: P fertilizers i.e; without P fertilizer (d

  1 ), 100 kg SP36/ hectare (d 2 ), and 200 kg SP36/ hectare (d

3 ). The other factor is strain with 8 levels, i.e: AMP-G1, AMP-G2, M-G3, AMP-G4, M-G5, M-G6,

M-G7 dan M-G8. Results show that: (1) Low dosage of P fertilizer SP36 100 kg / ha gave the weight

of grain containing (15,23 g / pot) and 100 grain weight (3.03 g / 100 egg) higher than SP36 fertilizer

200 kg / ha. (2) Different strains give different yield components of brown rice, which grain weight

contains per clump and weight of the highest 100 grains on M-G7 strain (18.55 g / pot and 3.20 g /

100 grain). (3) The response between the upland brown rice varies with the provision of various doses

of SP36 fertilizer, which is the highest yield of low fertilizer dosage ie SP36 100 kg / ha fertilizer is

AMP-G1, M-G6 and M- G7 for grain weight contains and M-G6, M-G7 and M-G9 strains for weight

of 100 grains of grain.

  _____________________________________________________

  Kata Kunci: hasil, galur padi gogo, beras merah, dosis pupuk P Keywords: yield, strain upland rice, brown rice, dose of P fertilizer

  Padi (Oryza sativa L.) merupakan bahan pangan pokok di Indonesia, sedangkan padi beras merah dikonsumsi oleh kalangan tertentu karena bernilai kesehatan tinggi. Padi beras merah mengandung karbohidrat, lemak, protein, serat, mineral dan antosianin (pigmen merah yang terkandung dalam lapisan kulit) Antosianin adalah senyawa fenolik yang termasuk kelompok flavonoid dan berfungsi sebagai antioksidan berperan penting bagi tanaman itu sendiri maupun kesehatan manusia. Antioksidan bagi kesehatan manusia berperan untuk mencegah penyakit hati (hepatitis), kanker usus, stroke, diabetes, sangat esensial bagi fungsi otak dan mengurangi pengaruh penuaan otak (Muliarta, 2014). Selain kandungan gizi yang dimiliki beras merah, seratnya yang relative lebih mudah dicerna dalam usus manusia juga merupakan salah satu keunggulan lain yang dimiliki beras merah (Muliarta, 2015). Saat ini kebutuhan beras merah terus meningkat sejalan dengan kesadaran masyarakat tentang manfaat kesehatan (Muliarta, 2015).

  Pada tahun 2013, produksi padi mencapai 2.193.698 ton menurun menjadi 2.116.637 pada Tahun 2014 atau menurun 3,51% (BPS, 2015). Pertambahan jumlah penduduk yang sangat cepat menyebabkan ketersediaan beras yang bersumber dari produksi dalam negeri tidak dapat mencukupi kebutuhan nasional, sehingga penyediaan beras dari impor menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat, yang mana pada Tahun 2015 total impor beras sebanyak 861.601 ton, yang diimpor dari Negara Vietnam, Thailand, Tiongkok, India dan Pakistan (BPS, 2017).

  Menurunnya produksi padi disebabkan oleh beberapa faktor, yang salah satunya adalah konversi lahan pertanian yang subur menjadi perumahan, di NTB sampai mencapai 2000 ha Tahun 2009 sampai 2016 dengan lokasi paling banyak di perkotaan (Republika,

  19 Januari 2016). Oleh karena itu, perlu pemanfaatan lahan marginal seperti lahan kering yang tersedia cukup luas di Nusa Tenggara Barat (NTB) yakni mencapai 1.807.463 ha atau 84% dari luas wilayah NTB

  (Suwardji et al., 2004). Oleh karena itu budidaya padi gogo beras merah di lahan kering dapat menjadi sektor unggulan untuk pengembangan pertanian, namun pertanian lahan kering banyak memiliki kendala antara lain: lahan kering yang ada di NTB memiliki ekosistem yang rapuh (fragile) dan mudah terdegradasi, ketersediaan air tanah yang terbatas, lapisan olah tanah yang dangkal, mudah tererosi dan teknologi yang diadopsi dari teknologi lahan basah yang tidak sesuai untuk lahan kering, tingkat kesuburan yang rendah (Suwardji dan Tejowulan, 2003).

PENDAHULUAN

  Lahan sawah maupun lahan kering masih banyak kendala dalam memperbaiki pertumbuhan padi baik dari segi unsur hara dalam tanah dan varietas padi yang digunakan. Salah satu cara memperbaiki pertumbuhan padi baik dengan penggunaan pupuk yang tepat dan varietas unggul baru. Pemupukan merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam budidaya untuk meningkatkan produktivitas tanaman. Pemberian pupuk kedalam tanah bertujuan untuk menambah atau mempertahankan kesuburan tanah, kesuburan tanah dinilai berdasarkan ketersediaan unsur hara di dalam tanah, baik hara makro maupun hara mikro. Pemberian pupuk ke dalam tanah akan menambah satu atau lebih unsur hara tanah dan ini akan mengubah keseimbangan hara lainnya (Silalahi et al., 2006). Hara Nitrogen (N), Posfor (P) dan Kalium (K) merupakan unsur Utama yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman padi. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman, yang berperan penting dalam berbagai proses kehidupan seperti fotosíntesis, respirasi, transfer dan penyimpanan energi, pembelahan dan pembesaran sel dan metabolisme karbohidrat dalam tanaman (Salisbury dan Ross, 1995).

  Kurang tersedianya unsur hara terutama unsur P di lahan kering pada pH tanah yang tinggi yaitu 8 seperti di lahan kering Lombok Timur, sehingga unsur P banyak terikat oleh Ca (Musleh, 2016). pH yang tinggi menyebabkan pemupukan P dengan dosis yang tinggi tidak sejalan dengan peningkatan produktivitas padi yang tinggi (Stoate et al., 2001). Rover (2009), juga melaporkan bahwa

  Jurnal SAINTA Volume 1 Nomor 2 (2017): 60-119, p-ISSN 2580-4235 Faperta UNW Mataram

  hasil tanaman padi lebih tinggi pada perlakuan pupuk TSP dengan dosis 100 kg/ha dibandingkan dengan perlakuan pupuk TSP dengan dosis 200 kg/ ha pada galur yang berbeda, sehingga diperlukan pengurangan dosis pupuk P untuk mengetahui galur-galur yang dapat berproduksi optimal dengan pemupukan P yang efesien. Dari uraian di atas, maka penggunaan varietas yang efisien dalam menyerap P merupakan salah satu strategi yang dapat menjamin produksi padi secara berkelanjutan. Oleh karena itu, telah dilakukan penelitian yang berjudul “pengaruh pengurangan dosis pupuk p terhadap komponen hasil dari berbagai galur padi gogo beras merah ”.

  Bahan-bahan yang digunakan adalah contoh tanah, benih padi gogo beras merah, pupuk Urea, pupuk SP36, pupuk KCl, dan Pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah alat di lapangan (cangkul, sabit, meteran, plang dan tali rafia, ember) dan alat tulis menulis.

  Tempat dan Waktu Percobaan

  Percobaan ini dilaksanakan di rumah plastik, Kebun Percobaan Universitas Mataram Fakultas Pertanian di Desa Nyurlembang Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat dan dilanjutkan di Laboratorium Produksi Benih Fakultas Pertanian Universitas Mataram mulai dari bulan Februari – Mei 2016

  Rancangan Percobaan

  Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK). Rancangan ini dipilih karena tanah yang digunakan sebagai media tanam berasal dari 3 lokasi sumber tanah dengan riwayat penanaman berbeda yaitu blok 1 (bekas pertanaman jagung), blok 2 (bekas pertanaman ubi kayu) dan blok 3 (bekas pertanaman kacang tanah); sedangkan rancangan perlakuan yang digunakan adalah perlakuan faktorial yang terdiri dari 2 faktor yaitu: Faktor satu (1) adalah dosis pupuk posfor dalam tiga aras: d1 (0,0 gram per pot/tanpa pupuk), d2 (0,4 gram per pot/ 100 kg per ha SP36) dan d3 (0,8 gram per pot/ 200 kg per ha

  SP36). Faktor dua (2) adalah galur padi gogo beras merah dalam delapan aras yaitu: g1 (galur AMP-G1/ Amphibi-Galur 1), g2 (galur AMP-G2), g3 (galur M-G3), g4 (galur AMP- G4), g5 (galur M-G6), g6 (galur M-G7), g7 (galur M-G8) dan g8 (galur M-G9). Perlakuan merupakan kombinasi kedua faktor yang diulang 3 kali, sehingga diperoleh 72 unit percobaan.

  Pelaksanaan Percobaan

  Benih padi gogo beras merah yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih yang merupakan hasil koleksi dari Program studi Pemuliaan Tanaman Universitas Mataram. Benih direndam selama 24 jam yang diberikan ZPT Atonik dengan konsentrasi 1 cc/ liter air, kemudian benih ditiriskan dan diperam selama 24 jam. Sehari sebelum penanaman pot yang sudah diisi tanah disiram terlebih dahulu untuk meningkatkan kelembaban. Padi gogo adalah padi yang toleran terhadap kekeringan, sehingga penanaman dilakukan dengan cara menugal 4 benih yang sudah berkecambah per lubang tanam, yang mana sebelum penanaman lubang tanam yang telah disiapkan terlebih dahulu ditaburi Furadan 3G. selanjutnya dilakukan penjarangan setelah tanaman berumur satu minggu dengan meninggalkan 2 tanaman yang tumbuh sehat.

METODE PENELITIAN Bahan dan Alat

  Pemeliharaan Tanaman

  Pemeliharaan tanaman meliputi beberapa kegiatan yaitu: (1) pemupukan: pemupukan menggunakan Urea dengan dosis 300 kg/ha Urea setara dengan 1,2 g/per pot yang diberikan sebanyak 3 kali, dan 150 kg/ha KCl diberikan 1 kali. Pemupukan pertama menggunakan pupuk Urea, SP36 sesuai perlakuan dan KCl diberikan pada waktu 14 hst, pemupukan kedua menggunakan pupuk Urea dan SP36 sesuai perlakuan diberikan pada waktu 28 hst dan pemupukan ketiga juga menggunakan pupuk Urea dan SP36 sesuai perlakuan pada waktu 40 hst. Pemupukan dilakukan dengan cara ditugal dengan kedalaman 5 cm. (2) Penyiangan: penyiangan dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada saat tanaman berumur 21 HST, 30 HST dan 50 HST. Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma-gulma yang tumbuh di pot

  Jurnal SAINTA Volume 1 Nomor 2 (2017): 60-119, p-ISSN 2580-4235 Faperta UNW Mataram

  tanaman. (3) Pengairan: pengairan dilakukan dengan menyiram tanaman sebanyak 220 ml air per pot. Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi hari sampai 10 hari sebelum panen. (4) Pengendalian OPT: pengendalian hama belalang, dilakukan dengan cara menyemprotkan insektisida desis 244 e, selanjutnya pengendalian hama ulat dilakukan dengan cara menyemprotkan insektisida Skor dan hama tikus dengan cara memberikan umpan. (5) Pemanenan: pemanenan dilakukan setelah tanaman padi mencapai masak penuh dengan kriteria 80% sudah menguning dari tiap populasi setiap unit percobaan.

  Variabel Pengamatan

  Variabel pengamatan meliputi: (1) Tinggi tanaman (cm): pengamatan tinggi tanaman dilakukan pada umur 90 hari setelah tanam (hst), dengan cara mengukur tinggi tanaman dari pangkal batang sampai ujung tertinggi tanaman padi gogo beras merah. (2) Jumlah anakan (batang): pengamatan jumlah anakan dilakukan pada saat tanaman berumur 90 hst, dengan cara menghitung jumlah anakan per rumpun pada setiap pot. (3) Jumlah daun (helai): pengamatan jumlah daun dilakukan pada saat tanaman berumur 90 hst, dengan cara menghitung jumlah daun tanaman pada setiap pot. (4) Jumlah malai atau anakan produktif per rumpun (malai): pengamatan jumlah malai dilakukan setelah panen, dengan cara menghitung jumlah malai per rumpun. (5) Panjang malai (cm): pengamatan panjang malai dilakukan setelah panen, dengan cara mengukur panjang malai dari buku pertama pada pangkal malai sampai ujung malai. (6) Bobot gabah berisi per rumpun (gram): p engamatan bobot gabah berisi dilakukan

  setelah panen, dengan cara menghitung jumlah butir gabah berisi per rumpun dan (7) Bobot 100 butir gabah (gram): p engamatan 100 butir gabah dilakukan setelah

  panen, dengan cara menimbang 100 butir gabah berisi yang diambil dari masing-masing pot sebanyak tiga kali, sehingga dilakukan tiga kali penimbangan kemudian hasilnya dirata- ratakan.

  Analisis Data

  Selanjutnya data semua hasil pengamatan dianalisis secara statistik menggunakan analisis ragam (ANOVA) pada taraf nyata 5%, jika terdapat beda nyata pada faktor dosis pupuk P, faktor galur padi gogo beras merah dan interaksi antara dosis pupuk P dengan galur padi gogo beras merah dilakukan uji lanjut menggunakan Beda Nyata Jujur (BNJ) pada masing-masing faktor perlakuan pada taraf nyata yang sama.

  HASIL DAN PEMBAHASAN Rangkuman Hasil Analisis Keragaman (ANOVA)

  Berdasarkan hasil analisis keragaman tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan per rumpun, jumlah malai, panjang malai, bobot gabah berisi dan bobot 100 butir gabah per malai, menunjukkan bahwa masing- masing faktor perlakuan yaitu dosis pupuk P dan beberapa galur padi gogo beras merah menunjukkan pengaruh yang nyata pada beberapa parameter pengamatan. Selain itu, dari hasil analisis keragaman juga dapat diketahui bahwa terdapat interaksi yang nyata antar dosis pupuk P dengan beberapa galur padi gogo beras merah (Tabel 1). Tabel 1. Rangkuman hasil analisis ragam (ANOVA) pada beberapa parameter pengamatan Tanaman

  Padi Gogo Beras Merah Parameter Blok Posfor Galur P x G

  Tinggi Tanaman ns s s s Jumlah Daun ns s s s Jumlah Anakan s ns s ns Jumlah Malai s ns ns ns Panjang Malai ns s ns ns Bobot Gabah Berisi ns s s s Bobot 100 Butir Gabah s s s s Keterangan: S = Signifikan, NS = Non signifikan, P = Posfor dan G = Galur

  Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa blok percobaan memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap jumlah anakan, jumlah malai dan bobot 100 butir; faktor pupuk P memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, panjang malai, bobot gabah berisi dan bobot 100 butir gabah; faktor galur memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anak, bobot gabah berisi dan bobot 100 butir gabah; dan interaksi antara faktor dosis pupuk P dengan beberapa galur padi gogo beras merah memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, bobot gabah berisi per rumpun dan bobot 100 butir gabah.

  AMP-G4 13,2 B a 11,7 AB ab

  Tabel 2 menunjukkan bahwa masing- masing galur padi gogo beras merah memberikan respon bobot gabah berisi yang berbeda terhadap pengurangan dosis pupuk P, yang mana galur AMP-G1, M-G6 dan M-G7 memberikan bobot gabah berisi lebih tinggi pada pemberian dosis pupuk SP36 100 kg/ ha dibandingkan dengan dosis 200 kg/ ha; selanjutnya galur lainnya yaitu AMP-G2, M- G3, AMP-G4 memberikan respon negatif terhadap pemberian pupuk SP36 yang mana bobot gabah berisi lebih tinggi pada perlakuan tanpa pemberian pupuk SP36 dibandingkan perlakuan dengan pemberian dosis pupuk SP36 100 kg/ ha dan 200 kg/ ha; sedangkan galur M-G8 tidak memberikan respon terhadap pemberian pupuk SP36 yang mana bobot gabah berisi sama pada perlakuan tanpa pemberian pupuk SP36 dengan perlakuan pemberian pupuk SP36 dosis 100 kg/ ha dan 200 kg/ ha dan galur M-G9 memberikan bobot gabah berisi paling tinggi pada pemberian dosis pupuk SP36 200 kg/ ha dibandingkan pada perlakuan tanpa pemberian pupuk SP36 dan perlakuan dosis pupuk SP36 100 kg/ ha.

  Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama (horizontal) tidak berbeda nyata pada uji BNJ 0,05 untuk faktor dosis dan Angka yang diikuti oleh huruf besar yang sama (vertikal) tidak berbeda nyata pada uji BNJ 0,05 untuk faktor galur padi gogo beras merah.

  BNJ 0,05 4,2 0,56

  M-G9 12,4 AB c 15,2 B b 17,8 A a 2,78 AB b 3,27 A a 2,88 B b

  M-G8 11,9 AB a 11,2 AB a 11,4 B a 3,05 A a 2,57 B b 2,57 B b

  M-G7 21,9 A ab 23,4 A a 10,3 B b 3,31 A b 3,85 A a 2,44 B c

  M-G6 16,1 B b 20,2 A a 10,8 B c 3,11 A a 3,60 A a 2,53 B b

  3,32 A a 2,62 B b 2,50 B b 0,26

  8,5 B b 1,9

  2,15 B b 2,58 B a 2,61 B a

  Pengaruh Interaksi

  M-G3 12,9 AB a 10,6 C b 11,4 B ab

  AMP-G2 15,8 B a 14,3 B a 7,7 B b 2,58 B b 2,91 AB a 2,59 B a

  AMP-G1 8,9 C b 15,3 B a 9,1 B b 2,31 B c 2,80 AB b 3,55 A a

  0,05

  100 200 BNJ

  0,05

  Dosis Pupuk SP36 (kg/ ha) Dosis Pupuk SP36 (kg/ ha) 100 200 BNJ

  Bobot Gabah Berisi (g/ pot) Bobot 100 Butir Gabah (g) Padi

  Tabel 2. Pengaruh interaksi terhadap bobot gabah berisi dan bobot 100 butir gabah Galur

  Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pengurangan dosis pupuk P dan galur padi gogo beras merah berinteraksi dalam mempengaruhi komponen hasil tanaman yaitu bobot gabah berisi dan bobot 100 butir gabah (Tabel 2).

  Tabel 2 juga menunjukkan bahwa masing-masing galur padi gogo beras merah memberikan respon bobot 100 butir gabah yang berbeda terhadap pengurangan dosis pupuk P, yang mana galur M-G6, M-G7 dan M-G9 memberikan bobot 100 butir gabah lebih tinggi pada pemberian dosis pupuk SP36

  Jurnal SAINTA Volume 1 Nomor 2 (2017): 60-119, p-ISSN 2580-4235 Faperta UNW Mataram

  (cm) Jumlah

  200 110,85 a 60,46 a 16,32 b 10,88 b 2,71 b BNJ 0,05 3,74 5,47 1,85 1,95 0,22

  (g/ 100) 68,13 c 52,17 b 16,11 b 14,12 a 2,83 ab 100 90,71 b 56,08 ab 18,85 a 15,23 a 3,03 a

  (g/ pot) B100

  (cm) BGB

  Panjang Malai

  Daun (helai)

  Tinggi Tanaman

  100 kg/ ha dibandingkan dengan dosis 200 kg/ ha; selanjutnya galur lainnya yaitu AMP-G1 dan M-G3 memberikan respon yang sama terhadap pemberian pupuk SP36 pada dosis 100 kg/ ha dan 200 kg/ ha; sedangkan galur AMP-G4 dan M-G8 memberikan respon negatif terhadap pemberian pupuk SP36, yang mana bobot 100 butir gabah lebih tinggi pada perlakuan tanpa pemberian pupuk SP36 dibandingkan dengan perlakuan pemberian dosis pupuk SP36 100 kg/ ha dan 200 kg/ ha; dan galur AMP-G1 memberikan bobot gabah berisi paling tinggi pada pemberian dosis pupuk SP36 200 kg/ ha dibandingkan pada perlakuan tanpa pemberian pupuk SP36 dan perlakuan dosis pupuk SP36 100 kg/ ha.

  Posfor (kg/ha)

  Tabel 3. Pengaruh dosis pupuk SP36 terhadap panjang malai, bobot gabah berisi dan bobot 100 butir Dosis

  Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pengurangan dosis pupuk P memberikan pengaruh pada beberapa parameter pengamatan yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, panjang malai, bobot gabah berisi dan bobot 100 butir gabah, namun tidak berpengaruh terhadap jumlah anakan dan jumlah malai. Artinya, pada dosis pupuk P rendah yaitu 100 kg/ ha maka tinggi tanaman, jumlah daun, panjang malai, bobot gabah berisi dan bobot 100 butir gabah pada tanaman padi gogo beras merah lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan dosis 200 kg/ ha. Hal ini mengindikasikan bahwa pengurangan dosis pupuk P berpengaruh positif untuk meningkatkan produksi beras merah. Hasil uji lanjut pengaruh dosis pupuk SP36 terhadap komponen hasil padi gogo beras merah disajikan pada Tabel 3.

  Pengaruh Pengurangan Dosis Pupuk P

  Gardner (1991), juga melaporkan bahwa tinggi rendahnya hasil tanaman sangat dipengaruhi oleh genetik tanaman seperti umur tanaman, morfologi tanaman, daya hasil, kapasitas menyimpan cadangan makanan, ketahanan terhadap hama dan penyakit, iklim, tanah dan faktor biotik. Menurut Nazirah (2008), jumlah gabah per malai sangat dipengaruhi oleh varietas tanaman padi. Perbedaan varietas mempengaruhi perbedaan dalam keragaman penampilan tanaman. Sudarman (2004) juga menyatakan bahwa galur padi gogo yang berbeda menunjukkan tingkat toleran cekaman P yang berbeda sehingga daya hasil padi antar galur berbeda.

  Tingginya hasil bobot gabah berisi dan bobot 100 butir gabah beberapa galur padi gogo beras merah yang dipupuk dengan dosis 100 kg SP36/ ha diduga karena adanya faktor genetik dan lingkungan yang mempengaruhinya. Faktor genetik tersebut berasal dari jenis galur padi gogo beras merah yang ditanam dan faktor lingkungan adalah dosis pemupukan P, yang mana dari penelitian ini diketahui bahwa galur padi gogo beras merah yang paling efesien pupuk P adalah galur M-G7. Galur ini memberikan bobot gabah berisi dan bobot 100 butir gabah paling tinggi dengan dosis 100 kg SP36/ ha. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Alavan et al. (2015), bahwa tinggi rendahnya hasil tanaman sangat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal dipengaruhi oleh sifat genetik dan faktor eksternal dipengaruhi oleh lingkungan.

  Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan beda nyata menurut uji BNJ 5%. BGB = bobot gabah berisi dan B100 = bobot 100 butir gabah.

  Jurnal SAINTA Volume 1 Nomor 2 (2017): 60-119, p-ISSN 2580-4235 Faperta UNW Mataram

  (batang) BGB

  8,00 11,70 5,08 4,17 0,36

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNJ 5%.

Tabel 4 menunjukkan bahwa perbedaan galur memberikan pengaruh yang berbeda terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, bobot gabah berisi dan bobot 100 butir gabah. Tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, bobot gabah berisi dan bobot 100 butir gabah tertinggi berturut-turut ditunjukkan oleh galur M-G7 (95,83 cm), M-G9 (93,83 helai), AMP-G1 (23,33 batang), M-G7 (18,55 g/ pot) dan M-G7 (3,20 g/ 100 butir). Hasil ini menunjukkan bahwa galur yang berbeda berpengaruh terhadap komponen hasil padi gogo beras merah. Hal ini diduga karena galur yang berbeda memiliki sifat genetik yang berbeda.

  0,05

  BNJ

  M-G6 91,33 ab 43,67 d 17,89 b 15,69 Ab 3,08 ab M-G7 95,83 a 47,33 cd 16,00 b 18,55 a 3,20 a M-G8 93,50 ab 58,89 abc 20,33 ab 11,47 c 2,73 bcd M-G9 93,83 ab 67,67 a 19,44 ab 15,15 abc 2,97 abc

  M-G3 85,89 bc 59,89 ab 16,44 b 11,64 bc 2,45 d AMP-G4 91,44 ab 57,56 abc 20,78 ab 11,11 c 2,81 bc

  (g/ 100) AMP-G1 86,06 bc 62,00 ab 23,33 a 11,07 c 2,89 abc AMP-G2 81,28 c 52,89 bcd 16,78 b 12,62 bc 2,69 cd

  (g/ pot) B100

  (helai) JA

  Tabel 3 menunjukkan bahwa pengurangan dosis pupuk P dapat meningkatkan panjang malai, bobot gabah berisi dan bobot 100 butir gabah, yang mana hasil tertinggi diperoleh pada dosis 100 kg SP36/ ha yaitu panjang malai sebesar 18,85 cm, bobot gabah berisi 15,23 g/ pot dan bobot 100 butir gabah sebesar 3,03 g/ 100 butir. Hasil ini menunjukkan bahwa pada dosis pupuk P rendah maka panjang malai, bobot gabah berisi dan bobot 100 butir gabah tinggi, sedangkan jika dosis pupuk P ditambah maka panjang malai, bobot gabah berisi dan bobot 100 butir gabah rendah.

  (cm) JD

  Tabel 4. Rata-rata Jumlah Anakan, Jumlah Malai dan Panjang Malai Padi Gogo Beras Galur TT

  Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perbedaan galur memberikan pengaruh yang berbeda pada beberapa parameter pengamatan yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, panjang malai, bobot gabah berisi dan bobot 100 butir gabah, namun tidak berpengaruh terhadap jumlah anakan dan jumlah malai. Pengaruh pengurangan dosis pupuk P terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, panjang malai, bobot gabah berisi dan bobot 100 butir gabah disajikan pada Tabel 4.

  Pengaruh Perbedaan Galur Padi Gogo Beras Merah

  yang tinggi tidak sejalan dengan ketersediaan P dalam tanah karena sebagian besar P terikat oleh Al, Fe dan Ca, sehingga penggunaan pupuk P menjadi tidak efesien.

  al. (2001), bahwa pemberian dosis pupuk P

  Oleh karena itu, berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa untuk memperoleh komponen hasil padi gogo beras merah maksimal di lahan kering, sebaiknya dosis pupuk P (SP36) dikurangi dari dosis anjuran 300 kg SP36/ ha menjadi 100 kg SP36/ ha, karena pemberian dosis pupuk P yang tinggi dapat menurunkan komponen hasil padi gogo beras merah di lahan kering. Hal ini sejalan dengan hasil yang dilaporkan Stoate et

  Hasil yang sama pernah dilaporkan Muliartha et al. (2006), bahwa dari 12 varietas lokal padi beras merah yang telah berhasil dikoleksi, ada 3 varietas lokal padi non beras merah, 4 galur padi beras merah yang berasal dari hasil perkawinan varietas lokal padi beras merah dengan IR 64, serta 1 varietas unggul nasional (IR64), maka diketahui bahwa interaksi pengurangan dosis pupuk P dengan Genotipe yang memberikan indikasi paling galur padi gogo terhadap komponen hasil padi stabil adalah G5 (A4). Genotipe ini mampu gogo beras merah. Artinya respon antar galur menghasilkan gabah 3.60 ton/ha. Genotipe padi gogo beras merah bervariasi terhadap yang memiliki daya adaptasi khusus di pemberian berbagai dosis pupuk SP36, yang lingkungan tercekam kekeringan adalah G2 mana galur yang memberikan hasil tertinggi (A1) dan G3 (A2) yang memiliki rerata hasil pada dosis pupuk P rendah yaitu dosis pupuk gabah berturut-turut 2.93 dan 2.11 ton/ha. SP36 100 kg/ ha adalah galur AMP-G1, M-G6 Genotipe yang memiliki daya adaptasi khusus dan M-G7 untuk bobot gabah berisi dan galur di lingkungan gogo adalah G1 (A0) dan G4 M-G6, M-G7 dan M-G9 untuk bobot 100 butir (A3) yang memiliki rerata hasil gabah gabah. berturut-turut 4.43; 4.44 ton/ha.

  Abdullah (2009), juga menyatakan bahwa jumlah anakan per rumpun yang terlalu Alavan A., Rita H. dan Erita H., 2015. banyak akan mengakibatkan tidak semua Pengaruh Pemupukan terhadap anakan menghasilkan malai dan atau masa

  Pertumbuhan beberapa Varietas Padi

  masak yang tidak serempak, sehingga akan Gogo (Oryza sativa L.). J Florek 10: menurunkan produktivitas dan mutu beras.

  61-68. Jumlah anakan yang sedikit juga merupakan Abdullah,

  B., 2009. Perakitan dan kendala dalam meningkatkan produksi

  Pengembangan Varietas Padi Tipe

  terutama di daerah tropis, karena serangan Baru. Padi: Inovasi Teknologi hama dan penyakit akan mengakibatkan

  Produksi. Buku

  1. Balai Besar kehilangan hasil. Penelitian Tanaman Padi. Sukamandi.

  67-89.

KESIMPULAN

  Badan Pusat Statistik, 2015. Produksi Padi Tahun 2015 . Berdasarkan hasil dan pembahasan yang Diunduh 02 Februari 2016. telah diuraikan di atas maka dapat diambil Badan Pusat Statistik, 2017. Impor Beras. kesimpulan sebagai berikut yaitu: (1) Dosis Diunduh

  02 pupuk P rendah yaitu dosis pupuk SP36 100 Maret 2017. kg/ ha memberikan bobot gabah berisi (15,23 Gardner, F. P., R. B., Pearce dan R. L. g/ pot) dan bobot 100 butir gabah (3,03 g/ 100

  Mitchell, 1991. Fisiologi Tanaman butir) lebih tinggi dibandingkan pemberian

  Budidaya. Terjemahan dari: Physiology

  dosis pupuk SP36 200 kg/ ha. (2) Perbedaan

  of Crop Plants . Jakarta: University of

  galur memberikan komponen hasil padi gogo Indonesia Press. 428h. beras merah yang berbeda, yang mana bobot

  Muliarta, A., 2014. Teknik Pemuliaan Khusus gabah berisi per rumpun dan bobot 100 butir

  Padi Gogo Beras Merah. Mataram:

  gabah tertinggi pada galur M-G7 (18,55 g/pot Arga Puji Press. dan 3,20 g/100 gabah). (3) Terdapat pengaruh

  Jurnal SAINTA Volume 1 Nomor 2 (2017): 60-119, p-ISSN 2580-4235 Faperta UNW Mataram

  Muliarta, A., 2015. Tinjauan Agronomi dan Silalahi et al., Serapan Nitrogen pada Teknologi Budidaya Padi Beras Merah. Pertumbuhan Padi .

  Mataram: Arga Puji Press.

  di Desa Rensing Kecamatan Sakra

  dipublikasikan. Diunduh 5 Nazirah L., 2008. Tanggap beberapa Varietas Desember 2016.

  Padi Gogo terhadap Interval dan Stoate, C., N. D. Boatman, R. J. Borralho, C. Tingkat Pemberian Air . Diunduh 2 R. Carvalho, G. R. Desnoo dan P. Eden,

  September 2016. 2001. Ecological Impacts of Arable Republika, 2016. Alih Fungsi Lahan Pertanian Intensification in Europe. J Environ di NTB . republika. co. id/ Manage , 63(4): 337-65. berita/nasional.

  19 Januari 2016. Sudarman, O., 2004. Teknik Penyaringan Diunduh 25 April 2017. Galur Padi Gogo Toleran terhadap

  Rover, 2009. Pemberian Campuran Pupuk Defisiensi Posfat . Bul. Teknik Pertanian Anorganik dan Pupuk Organik pada 9(2): 50-52.

  Tanah Ultisol untuk Tanaman Padi Suwardji dan Sri Tejowulan, 2003. Lahan Gogo. Tesis Program Magister Kritis dan Permasalahan Linkungan

  Agronomi. Universitas Islam Riau. Hidup. Makalah yang disampaikan Pekan Baru. dalam Seminar Nasional Pengelolaan

  Salisbury dan Ross, 1995. Fisiologi Lahan Kritis Melalui Pemberdayaan

  T Universitas Muhammadiyah Mataram.

   Diunduh 5 Desember 17 Desember 2003. 2016. Suwardji, 2004. Permasalahan dan

  Pengembangan Pertanian Lahan Kering .Ntb.litbang.pertanian.go.id/.../2

  004 .

  Jurnal SAINTA Volume 1 Nomor 2 (2017): 60-119, p-ISSN 2580-4235 Faperta UNW Mataram

Dokumen yang terkait

View of PELUANG MMT (METHYLCYCLOPENTADIENYL MANGANESE TRICARBONYL) SEBAGAI ADITIF PENINGKAT ANGKA 1 OKTANA BENSIN ALTERNATIF

0 2 10

PENGARUH PENCAMPURAN CARBON BLACK FILLER TERHADAP KOMPOSIT POLYPROPYLENE DAN KARET ALAM SEBAGAI ELASTOMER TERMOPLASTIK DENGAN METODE GRAFTING Indah Agus Setiorini 12 ; Subriyer Nasir1 ; Tuty Emilia Agustina1

0 0 9

View of ANALISIS SEDIMEN EKSTRASI UNTUK PENDUGAAN PENCEMARAN DAS CIKAYAMBANG DAN DAS CIAYANG MENGGUNAKAN METODA KEMAGNETAN BATUAN

0 0 5

View of ANALISIS KORELASI SCALED DISTANCE TERHADAP GETARAN TANAH PADA OPERASI PELEDAKAN BATU KAPUR PT. SEMEN BATURAJA (PERSERO)

0 3 13

View of ANALISIS PENGARUH RISK ASESSMENT (PENILAIAN RESIKO) TERHADAP KECELAKAAN TAMBANG PADA KEGIATAN PENAMBANGAN BATUBARA (STUDI KASUS DI PT. BATURONA ADIMULYA)

0 0 7

View of ANALISIS KONSUMSI BAHAN BAKAR ALAT ANGKUT ARTICULATED DUMP TRUCK CAT D400E DITINJAU DARI PENGARUH PERAWATAN, UMUR ALAT ANGKUT PADA PENGANGKUTAN OVERBURDEN DI PT BATURONA ADIMULYA, MUSI BANYUASIN, SUMATERA SELATAN

0 9 9

View of EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT TERHADAP PRODUKTIFITAS OVERBURDEN DI PIT MT 4 PENAMBANGAN AIR LAYA PT BUKIT ASAM,Tbk.TANJUNG ENIM PROPINSI SUMATERA SELATAN

0 1 9

Peningkatan Kemampuan Berbicara Bahasa Inggris Siswa Kelas VII SMP Negeri I Kota Blitar Melalui Games (Kalender)

1 3 12

Peningkatan Prestasi Belajar Matematika melalui Media Puzzle Siswa Kelas I SD

0 0 6

INFEKSI BEBERAPA RAS Sclerotium rolfsii PADA TANAMAN KACANG TANAH YANG DITANAM PADA CEKAMAN KEKERINGAN Gunawan1 , I Made Sudantha2 , Farid Hemon2

0 0 7