PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA MAHASISWA SENIOR DAN JUNIOR MENGENAI PROFESI AKUNTAN PADA PROGRAM S-1 REGULER DAN STRANSFER PTS “X

  

PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA MAHASISWA SENIOR

DAN JUNIOR MENGENAI PROFESI AKUNTAN

PADA PROGRAM S-1 REGULER DAN S-

TRANSFER PTS “X”

  

(Perception Differences of Accounting Profession between Senior and

Junior Students on Bachelor Degree of Regular Program and Bachelor

Degree of Transfer Program ”X” University)

  

Elma Muncar Aditya *)

Abstract

  The purpose of this research is to observe whether there is different perception between senior students and junior students regarding accounting profession at Regular Program and Transfer Program. The hypothesis is tested using Mann Whitney test. The result of this research shows that at Regular Program, the senior students’ perception towards “accountant as a Profession and accounting as a Science” is lower than the junior students’ perception. At Transfer Program, the senior students’ perception towards “accountant as a Profession” is higher than the junior students’ perception. The research shows that the more senior they are (the longer they join the accounting education), the more they do not like accounting and do not want to have a career as an accountant.

  Keywords: Senior and junior students, Perception, Accountant

Abstraksi

  Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa senior dan junior mengenai profesi akuntan pada Program Reguler dan Program Transfer. Pengujian hipotesis menggunakan Mann Whitney test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada Program Reguler persepsi mahasiswa senior mengenai “akuntan sebagai Profesi” dan “akuntansi sebagai Ilmu” lebih rendah dibandingkan mahasiswa junior. Pada Program Transfer persepsi mahasiswa senior terhadap “akuntan sebagai Profesi” lebih tinggi dari mahasiswa junior. Hasil tersebut menunjukkan makin senior mahasiswa (makin lama mereka mempelajari akuntansi), makin tidak menyukai akuntansi dan tidak ingin berkarir sebagai akuntan.

  Kata kunci: Mahasiswa senior dan junior, Persepsi, Akuntan

1. Pendahuluan

  Profesi akuntan memegang peranan penting dalam menciptakan iklim investasi Indonesia yang sehat. Karena laporan keuangan yang memadai adalah salah satu unsur dari

  • *) Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Manggala Semarang

  95 Perbedaan Persepsi antara Mahasiswa Senior dan Junior Mengenai Profesi Akuntan pada Program S-1 Reguler dan S-1 Transfer PTS “X”

  

Good Corporate Governnance. Sedangkan laporan keuangan yang memadai dapat terwujud

jika para akuntan di Indonesia memiliki persepsi yang positif.

  Dalam Kode Etik Akuntan Indonesia disebutkan bahwa tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung-jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat bahwa salah satu dari empat kebutuhan dasar yang harus dipenuhi seorang akuntan adalah profesionalisme. Seorang akuntan haruslah merupakan seorang individu yang dengan jelas dapat diidentifikasikan oleh pemakai jasa Akuntan sebagai profesional di bidang akuntansi. Prinsip Ketujuh Kode Etik Akuntan Indonesia menyebutkan bahwa prinsip profesionalisme berarti setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

  Akuntan yang profesional dapat terwujud apabila akuntan tersebut merasa bahwa akuntan adalah profesi yang penting dan memiliki tanggung jawab besar dalam masyarakat. Dengan demikian akuntan tersebut berusaha menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya dan menjaga nama baik profesinya. Karena itulah, salah satu hal penting yang perlu ditekankan dalam pendidikan akuntansi adalah bagaimana membentuk nilai-nilai dan persepsi positif mahasiswa terhadap profesi (Fitriany dan Yulianti, 2007).

  Pendidikan akuntansi selama ini memfokuskan pada dimensi pilihan kebijakan tetapi tidak memperhatikan nilai dan kredibilitas yang mempengaruhi pilihan tersebut. Pada dasarnya akuntan memilih tindakan berdasarkan nilai yang ada dalam pikiran mereka (Goa dan Thorne, 2004).

  Nilai- nilai dalam diri para akuntan dapat dibentuk oleh pendidikan akuntansi yang diperoleh di perguruan tinggi sehingga seorang akuntan memandang penting profesi akuntan dan pekerjaan yang dilakukannya. Selain itu terdapat juga nilai-nilai yang dianut masing- masing individu yaitu sikap, motif, kepentingan, pengalaman, dan pengharapan (Robbins, 2006).

  Penelitian yang mengukur perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi senior dan junior telah dilakukan oleh Nelson (1991) yang mengukur persepsi umum mahasiswa akuntansi terhadap profesi akuntan dengan menggunakan kuesioner yang dinamakan

  

Accounting Attitude Scale (AAS). Penelitian ini dilakukan di Universitas yang berlokasi

  di Amerika Serikat. Marriott dan Marriott (2003) menggunakan kuesioner sebagaimana digunakan oleh Nelson (1991) untuk melakukan pengujian yang sama pada Universitas di Inggris dan menemukan bahwa terjadi perubahan persepsi mahasiswa akuntansi dari sejak awal masa kuliah mereka sampai ke senior. Marriott dan Marriott (2003) menyebutkan bahwa pendidikan akuntansi justru menyebabkan menurunnya persepsi positif mahasiswa akuntansi terhadap profesi akuntan. Di Indonesia penelitian ini telah dilakukan oleh Fitriany dan Yulianti (2007) yang meneliti perbedaan persepsi mahasiswa junior dan senior mengenai profesi akuntan pada mahasiswa S-1 Reguler, S-1 Ekstensi, dan D-3 Universitas Indonesia Jakarta. Hasil dari penelitian tersebut adalah pada program S-1 reguler, mahasiswa senior memiliki persepsi yang lebih rendah dibandingkan dengan mahasiswa junior. Pada program S-1 ekstensi, persepsi mahasiswa senior juga lebih rendah dibandingkan dengan mahasiswa junior sedangkan pada Program D3 tidak ada perbedaan yang signifikan antara mahasiswa senior dan junior.

96 Fokus Ekonomi

  Vol. 5 No. 2 Desember 2010 : 95 - 103

  Hasil penelitian Marriot dan Marriot (2003) dan Fitriany dan Yulianti (2007) menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa senior terhadap profesi akuntansi lebih buruk dari mahasiswa junior. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan akuntansi justru menyebabkan menurunnya persepsi positif mahasiswa akuntansi terhadap profesi akuntan. Berdasarkan hasil persepsi antara mahasiswa senior dan junior mengenai profesi akuntan pada program S-1 Reguler dan S-1 Transfer PTS “X” Semarang.

2. Metode Penelitian

  Persepsi. Persepsi adalah proses yang digunakan individu mengelola dan menafsirkan

  kesan indera mereka dalam rangka memberikan makna kepada lingkungan mereka. Meski demikian apa yang dipersepsikan seseorang dapat berbeda dari kenyataan obyektif. Tidak harus selalu berbeda, namun sering terdapat ketidaksepakatan (Robbins, 2003). Sedangkan menurut Gibson et al (1994), persepsi mencakup penafsiran objek peristiwa atau orang dari sudut pengalaman individu yang bersangkutan, dengan kata lain persepsi mencakup penerimaan stimulus, pengorganisasian stimulus, dan penerjemahan stimulus yang telah diorganisasi dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku.

  Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Robbins (2003) terdiri dari tiga faktor yaitu, faktor pada pemersepsi, faktor dalam situasi, dan faktor pada target. Gambar 1 menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi, antara lain: faktor pada pemersepsi yang terdiri dari sikap, motif, kepentingan, pengalaman, dan harapan. Kemudian faktor berikutnya adalah faktor dalam situasi yang terdiri dari waktu, keadaan / tempat kerja, dan keadaan sosial. Faktor yang terakhir adalah faktor yang ada pada target yang terdiri dari hal baru, gerakan, bunyi, ukuran, latar belakang, dan kedekatan.

  Gambar 1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Faktor pada pemersepsi:

  1. Sikap

  2. Motif

  3. Kepentingan

  4. Pengalaman

  5. Pengharapan Faktor dalam situasi:

  1. Waktu

  2. Keadaan / tempat kerja Persepsi

  3. Keadaan sosial Faktor pada target:

  1. Hal baru

  2. Gerakan

  3. Bunyi

  4. Ukuran

  5. Latar belakang

  6. Kedekatan Sumber: Robbins (2003) Sumber: Robbins (2003)

  97 Perbedaan Persepsi antara Mahasiswa Senior dan Junior Mengenai Profesi Akuntan pada Program S-1 Reguler dan S-1 Transfer PTS “X”

  Instrumen. Persepsi mahasiswa dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan

  instrumen Accountant Attitude Scale (AAS) yang dikembangkan oleh Nelson (1991) sebagaimana digunakan oleh Marriott dan Marriott (2003) dan Fitriany dan Yulianti (2007). Accounting Attitude Scale (Nelson, 1991) terbagi menjadi 15 pertanyaaan menggunakan pernyataan sangat tidak setuju. Dalam melakukan interpretasi kuesioner, pernyataan nomor 2, 3, 7, 9, 11, 13 diukur secara terbalik artinya persepsi positif ditunjukkan oleh respon tidak setuju oleh responden. Setelah melakukan pembalikan pada nomor-nomor di atas, semua pernyataan diberikan nilai sebagai berikut : 1 = 0, 2 = 2, 3 = 4, 4 = 6, 5 = 8, 6 = 10. Sehingga skala yang digunakan tidak lagi 1 sampai 6 namun skala 1 sampai 10. Semakin tinggi skor responden, semakin baik persepsinya.

  Nelson mengelompokkan ke-15 pernyataan ini menjadi 4 kelompok besar yaitu :

  1. Persepsi mahasiswa terhadap akuntansi sebagai karir (pernyataan nomor 9, 10 dan 11) ,

  2. Persepsi mahasiswa terhadap akuntansi sebagai bidang ilmu (pernyataan nomor 2, 5, 7, 14),

  3. Persepsi mahasiswa terhadap akuntansi sebagai profesi (pernyataan nomor 1, 4, 6, 8, 12) dan

  4. Persepsi mahasiswa terhadap akuntansi sebagai aktivitas kelompok (pernyataan nomor 3, 13, 15).

  Kelompok pertama adalah “akuntan sebagai karir” dan “akuntansi sebagai disiplin ilmu”. Kelompok ini dapat dianggap sebagai intrinsic feelings. Kelompok berikutnya adalah “akuntansi sebagai profesi” yang dapat dikatakan sebagai extrinsic views terhadap profesi akuntan. Kelompok ketiga adalah “akuntansi sebagai aktifitas kelompok” yang menunjukkan persepsi mahasiswa terhadap akuntansi sebagai suatu proses sosial.

  Populasi dan Sampel. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok yaitu

  mahasiswa senior dan mahasiswa junior. Jumlah mahasiswa senior di PTS “X” adalah 40 orang, sedangkan mahasiswa junior sebanyak 51 orang. Karena jumlah populasi yang sedikit maka penelitian ini menggunakan sensus sampling.

  Alat Analisis. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji non

  parametrik Mann Whitney. Uji non parametrik Mann Whitney dilakukan karena data dalam penelitian ini bersifat ordinal.

3. Hasil dan Pembahasan

  Data Responden. Total responden dalam penelitian ini adalah 91 responden dengan perincian 51 orang mahasiswa junior dan 40 orang mahasiswa senior. Dari 51 orang mahasiswa junior dapat dirinci kembali menjadi 45 mahasiswa junior yang mengambil program S-1 Reguler dan sisanya sebesar 6 orang responden merupakan mahasiswa junior yang mengambil program S-1 Transfer. Sedangkan 40 orang mahasiswa senior dapat dirinci kembali menjadi 32 mahasiswa senior yang mengambil program S-1 Reguler dan sisanya sebesar 8 orang mahasiswa senior mengambil program S-1 Transfer (tabel 1).

98 Fokus Ekonomi

  Vol. 5 No. 2 Desember 2010 : 95 - 103

  Penyebaran kuesioner dilakukan secara langsung ke masing-masing kelas. Setelah dilakukan pengumpulan kuesioner hanya terdapat 70 kuesioner yang dapat diolah, sedangkan sisanya sebesar 21 tidak terdistribusi karena mahasiswa yang bersangkutan berhalangan hadir pada saat pembagian kuesioner, ataupun karena mahasiswa tidak mengisi kuesioner dengan

  

Tabel 1

Jumlah Responden

Junior Senior Total S-1 Reguler

  45

  32

  77 S-1 Transfer

  6

  8

  14 Jumlah

  51

  40

  91 Sumber: BAAK PTS “X”, 2010

Tabel 2

Distribusi Kuesioner

  Kuesioner yang dibagikan

  91 Tidak terdistribusi / tidak dapat diolah

  21 Kuesioner yang dapat diolah

  70 Sumber: Data primer diolah, 2010 Uji Hipotesis

  . Uji Hipotesis menggunakan uji Mann Whitney dilakukan dengan program SPSS 12.0 dengan hipotesis sebagai berikut: H1: Terdapat perbedaan persepsi terhadap akuntansi sebagai karir antara mahasiswa senior dan junior program S-1 Reguler jurusan akuntansi PTS “X”

  H2: Terdapat perbedaan persepsi terhadap akuntansi sebagai disiplin ilmu antara mahasiswa senior dan junior program S-1 Reguler jurusan akuntansi PTS “X”

  H3: Terdapat perbedaan persepsi terhadap akuntansi sebagai profesi antara mahasiswa senior dan junior program S-1 Reguler jurusan akuntansi PTS “X”

  H4: Terdapat perbedaan persepsi terhadap akuntansi sebagai aktivitas kelompok antara mahasiswa senior dan junior program S-1 Reguler jurusan akuntansi PTS “X”

  H5: Terdapat perbedaan persepsi terhadap akuntansi sebagai karir antara mahasiswa senior dan junior program S-1 Transfer jurusan akuntansi PTS “X”

  H6: Terdapat perbedaan persepsi terhadap akuntansi sebagai disiplin ilmu antara mahasiswa senior dan junior program S-1 Transfer jurusan akuntansi PTS “X”

  H7: Terdapat perbedaan persepsi terhadap akuntansi sebagai profesi antara mahasiswa senior dan junior program S-1 Transfer jurusan akuntansi PTS “X”

  H8: Terdapat perbedaan persepsi terhadap akuntansi sebagai aktivitas kelompok antara mahasiswa senior dan junior program S-1 Transfer jurusan akuntansi PTS “X”.

  99 Perbedaan Persepsi antara Mahasiswa Senior dan Junior Mengenai Profesi Akuntan pada Program S-1 Reguler dan S-1 Transfer PTS “X”

  

Tabel 3

Hasil Uji Mann Whitney Program S-1 Reguler

Rata-rata Mahasiswa Rata-rata Mahasiswa Asymp. Sig.

  Junior Senior (2 tailed) Karir 29.86 28.69 0.806 Ilmu 36.36 14.25 0.000 Profesi 36.91 13.03 0.000 Aktivitas Kelompok 28.55 31.61 0.520

  Sumber: Data primer diolah, 2010

  Hasil uji H1 (tabel 3) menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan terhadap akuntansi sebagai karir antara mahasiswa senior dan junior program S-1 Reguler PTS “X”. Tidak demikian dengan hasil uji H2 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan persepsi yang signifikan terhadap akuntansi sebagai bidang ilmu antara mahasiswa senior dan junior program S-1 Reguler PTS “X”. Demikian juga dengan hasil uji H3 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan persepsi yang signifikan terhadap akuntansi sebagai profesi antara mahasiswa senior dan junior program S-1 Reguler PTS “X”. Sedangkan untuk uji H4 menunjukkan hasil tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan terhadap akuntansi sebagai aktivitas kelompok antara mahasiswa senior dan junior program S-1 Reguler PTS “X”

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa akuntansi terhadap profesi akuntansi menurun, terutama pada akuntansi sebagai ilmu dan akuntansi sebagai profesi. Hal ini bisa dilihat dari rata-rata persepsi mahasiswa senior terhadap akuntansi sebagai profesi (13.03) yang lebih rendah dari mahasiswa junior (36.91) dan persepsi mahasiswa senior terhadap akuntansi sebagai bidang ilmu (14.25) yang juga lebih rendah dari persepsi mahasiswa junior (36.36). Ini artinya akuntansi sebagai profesi dan sebagai bidang ilmu lebih menarik di mata mahasiswa junior daripada mahasiswa senior. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan terhadap kurikulum jurusan akuntansi, agar persepsi mahasiswa terhadap profesi akuntansi meningkat. Selain karena faktor kurikulum, banyaknya mahasiswa senior yang sudah bekerja juga mempengaruhi persepsi mereka terhadap profesi akuntansi di mana mereka yang sudah bekerja dapat melihat realita pekerjaan seorang akuntan.

  

Tabel 4

Hasil Uji Mann Whitney Program S-1 Transfer

Rata-rata Mahasiswa Rata-rata Mahasiswa Asymp. Sig. Junior Senior (2 tailed) Karir 4.80 7.71 0.164 Ilmu 3.60 8.57 0.018 Profesi 7.10 6.07 0.639 Aktivitas Kelompok 6.10 6.79 0.755

  Sumber: Data primer diolah, 2010 100 Fokus Ekonomi Vol. 5 No. 2 Desember 2010 : 95 - 103

  Hasil uji H5 (tabel 4) menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan terhadap akuntansi sebagai karir antara mahasiswa senior dan junior program S-1 Transfer PTS “X”. Tidak demikian dengan hasil uji H6 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan persepsi yang signifikan terhadap akuntansi sebagai bidang ilmu antara mahasiswa senior dan junior program S-1 Transfer PTS “X”. Sedangkan hasil uji H7 menunjukkan tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan terhadap akuntansi sebagai profesi antara mahasiswa senior dan junior program S-1 Transfer PTS “X”. Demikian juga untuk uji H8 yang menunjukkan hasil tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan terhadap akuntansi sebagai aktivitas kelompok antara mahasiswa senior dan junior program S-1 Transfer PTS “X”.

  Berbanding terbalik dari hasil uji Mann Whitney pada mahasiswa program S-1 Reguler, pada hasil uji Mann Whitney mahasiswa program S-1 Transfer ini rata-rata persepsi mahasiswa senior mengenai akuntansi sebagai ilmu (8.57) justru lebih tinggi daripada mahasiswa junior (3.60), meskipun demikian rata-rata pada mahasiswa S-1 Transfer sangat rendah jika dibandingkan dengan rata-rata mahasiswa S-1 Reguler. Faktor latar belakang pendidikan tentunya menjadi faktor yang memberikan pengaruh terhadap hasil ini, karena pada mahasiswa S-1 transfer mereka sudah pernah menempuh pendidikan D-3, S-1, bahkan S-2 sebelum memutuskan untuk mengambil kuliah S-1 akuntansi, sehingga persepsi mereka mengenai profesi akuntansi sudah terbentuk dari awal. Faktor lainnya adalah karena motivasi sebagian besar dari mereka mengambil kuliah S-1 akuntansi adalah karena tuntutan dari pekerjaan bukan karena keinginan sendiri seperti mahasiswa S-1 Reguler.

4. Simpulan

  Implikasi. Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan hanya hipotesis 2 , 3, dan 6

  yang menunjukkan perbedaan persepsi antara mahasiswa senior dan junior. Namun pada hipotesis 2 dan 3 rata-rata skor mahasiswa senior justru lebih rendah dari mahasiswa junior. Sedangkan pada hipotesis 6 meskipun rata-rata skor mahasiswa senior lebih tinggi daripada mahasiswa junior, namun nilai rata-rata skor pada hipotesis 6 sangat rendah.

  Hal ini mengindikasikan bahwa perlu diadakan pembenahan kurikulum jurusan akuntansi baik pada program S-1 Reguler maupun S-1 Transfer PTS “X” Semarang, sehingga Alumni dari jurusan akuntansi PTS “X” memiliki persepsi yang baik mengenai profesi akuntansi.

  Keterbatasan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang dapat

  dipertimbangkan bagi peneliti selanjutnya, diantaranya:

  1. Penelitian ini dilakukan pada satu perguruan tinggi saja, sehingga hasil dari penelitian ini tidak dapat digeneralisasi pada perguruan tinggi yang lain.

  2. Penelitian ini dibagikan dan diisi oleh mahasiswa tanpa ada penjelasan dari peneliti, sehingga memungkinkan terjadi kesalahan interpretasi terhadap pernyataan di dalam kuesioner.

  3. Penelitian ini hanya dilakukan pada satu waktu, dengan mahasiswa yang berbeda sehingga masing-masing mahasiswa bisa saja telah membawa persepsi mereka terhadap akuntansi.

  101 Perbedaan Persepsi antara Mahasiswa Senior dan Junior Mengenai Profesi Akuntan pada Program S-1 Reguler dan S-1 Transfer PTS “X”

  Saran. Untuk penelitian berikutnya, dapat dilakukan beberapa perubahan yang dapat

  dipertimbangkan oleh peneliti selanjutnya, diantaranya:

  1. Akan lebih baik jika dilakukan komparasi antar perguruan tinggi, sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bagi civitas akademika di beberapa

  2. Bisa dilakukan eksperimental study, yaitu dengan menjelaskan kepada responden maksud dari masing-masing pernyataan dalam kuesioner, sehingga meminimalisir adanya salah interpretasi.

  3. Untuk menilai keefektivitasan kurikulum pengujian dapat dilakukan secara time series terhadap mahasiswa yang sama, sehingga dapat menghindari bias yang disebabkan persepsi bawaan dari mahasiswa tersebut.

  

Daftar Pustaka

  Abdoelkadir, K.K., “The Perception of Accountants and Accounting Students on the

  Accounting Profession in Indonesia”,

  PhD Dissertation, Texas A&M University, 1982

  Collins, M. Karen, “Stress and Departures from the Public Accounting Profession: A Study of

  Gender Differences”, Accounting Horizons vol.7 no.1, 1993, pp 29-38

  Eaton, V.T. & D.E. Giacomino, “An Examination of Personal Values: Differences between

  Accounting Students and Managers and Differences between Genders”, Teaching

  Business Ethics vol.5 no.2, 2001, pg 213 Fitriany & Yulianti, “Perbedaan Persepsi antara Mahasiswa Senior dan Junior Mengenai

  Profesi Akuntan pada Program S-1 Reguler, S-1 Ekstensi, dan Program Diploma 3”,

  Simposium Nasional Akuntansi X, 2007 Goa, J.C. & L. Thorne, “An Introduction to the Special Issue on Proffesionalism and Ethics in

Accounting Education’. Issues in Accounting Education, vol 19, 2004, pp 1-6.

  Marriott, P & Neil Marriott, “Are we turning them on? A Longitudinal Study of Undergraduate

  Accounting Students’ Attitudes towards Accounting as a Profession”. Accounting Education, vol 12(2), 2003, pp 113-133.

  Martadi & Suranta, “Persepsi Akuntan, Mahasiswa Akuntansi, dan Karyawan Bagian

  Akuntansi dipandang dari segi Gender terhadap Etika Bisnis dan Etika Profesi”,

  Simposium Nasional Akuntansi IX, 2006

  102 Fokus Ekonomi Vol. 5 No. 2 Desember 2010 : 95 - 103

  103 Perbedaan Persepsi antara Mahasiswa Senior dan Junior Mengenai Profesi Akuntan pada Program S-1 Reguler dan S-1 Transfer PTS “X”

  Robbins, P. Stephen, “Organizational Behavior, Tenth Edition”, Pearson Education, Inc., Upper Saddle River, New Jersey, 2003

  Wyatt, A.R., “Accounting Professionalism – They just don’t get it!”. Accounting Horizons, vol 18, 2004, pp 45-53.

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN PERSEPSI AUDITOR INTERNAL, AKUNTAN PUBLIK, DAN AUDITOR PEMERINTAH TERHADAP PENUGASAN FRAUD AUDIT DAN PROFIL FRAUD AUDITOR

0 0 14

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA

0 0 16

ANALISIS PERATAAN LABA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA ( The Analysis of Factors Influencing The Income Smoothing Practice of

0 0 18

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KEPEMIMPINAN DAN ORGANISASI (The Influences Emotional Intelligence at Leadership And Organization)

0 0 6

PENGARUH SUKU BUNGA DEPOSITO, KURS RUPIAH-USD, TINGKAT INFLASI, IHSG DAN VOLUME TRANSAKSI TERHADAP HARGA OBLIGASI PEMERINTAH RI (SUN) (The Influence of Deposit Rates, Rupiah Exchange, Inflation Level, Jakarta Composite Index and The Volume of Transactions

0 0 15

PENGARUH TEKANAN ANGGARAN WAKTU DAN RESIKO KESALAHAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS AUDIT (The Influence of Time Budget Pressure and Risk of Error to Reduced Audit Quality) Asna Manullang)

0 0 14

LINGKUNGAN BISNIS DAN PERSAINGAN BISNIS RITEL (The Business Environment and the Competition of Retail Business) Tri Joko Utomo)

0 0 11

PENGARUH HARGA, PROMOSI DAN MEREK TERHADAP PENJUALAN BARANG PHARMASI DI PT. ANUGRAH PHARMINDO LESTARI

0 0 15

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PENJUALAN KREDIT STUDI KASUS PADA PT. “Y” SEMARANG (Internal system evaluation operation of credit sales Case study at PT “Y” Semarang ) Endang Kurniawati )

0 1 11

EFEKTIFITAS PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DAERAH DI KOTA BANDUNG (Effectiveness of Advertisement Tax Withholding and contributions to the Local Tax Revenue in Bandung) Arvian Triantoro )

0 0 24