BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pola Konsumsi Sarapan Pagi Murid Sekolah Dasar di SDN 060921 Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Sarapan pagi merupakan makanan yang dimakan setiap pagi hari atau suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan untuk mengisi lambung yang telah kosong selama 8-10 jam dan bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan konsentrasi belajar dan kemampuan fisik (Martianto, 2006). Oleh karena itu untuk meningkatkan konsentrasi belajar dan kemampuan fisik pada murid atau pelajar, saat sarapan pagi harus diperhatikan pemilihan menu serta kandungan gizi yang baik untuk pemenuhan zat-zat gizi pada pagi hari.

  Sarapan hanya memenuhi kebutuhan zat-zat gizi pada pagi hari saja dengan pemenuhan asupan zat gizi 15-30% dari kebutuhan sehari-hari yaitu sekitar 450-500 kalori dan 8-9 gram protein. Kebiasaan makan pagi termasuk dalam salah satu tiga belas pesan dasar gizi seimbang. Bagi anak sekolah sarapan yang cukup terbukti dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan stamina sehingga meningkatkan prestasi belajar. Bagi remaja dan orang dewasa sarapan yang cukup terbukti dapat mencegah kegemukan. Membiasakan sarapan juga berarti membiasakan disiplin bangun pagi dan beraktivitas pagi dan mencegah dari makan berlebihan di kala makan kudapan atau makan siang (Depkes, 2014).

  Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Kualitas bangsa di masa depan ditentukan oleh kualitas anak-anak saat ini. Upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia harus dilakukan sejak dini, sistematis dan berkesinambungan. Anak sekolah memiliki banyak aktivitas di sekolah seperti proses belajar yang rutin dilakukan setiap hari, yang diikuti dengan kegiatan seperti bermain, berolahraga, berinteraksi baik individu maupun kelompok yang semuanya membutuhkan energi atau tenaga yang diperoleh dari sarapan pagi (Judarwanto, 2008).

  Selain itu, pada anak usia sekolah terjadi peningkatan kebutuhan zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Pertumbuhan anak usia sekolah dasar berlangsung secara terus menerus, bersamaan dengan peningkatan asupan makanan secara konstan (Mahan & Escott-Stump, 2004). Agar stamina anak akan tetap terjaga selama mengikuti kegiatan di sekolah maupun kegiatan ekstrakurikuler, maka anak perlu ditunjang dengan pangan yang bergizi dan berkualitas. Tetapi terdapat beberapa alasan bagi anak sekolah untuk tidak sarapan pagi seperti tidak lapar, tidak ada waktu, tidak ada yang menyiapkan makanan, tidak suka makanan yang disiapkan, makanan tidak ada dan sebagainya (Muhilal dan Damayanti, 2006).

  Kebiasaan sarapan merupakan tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan makan pagi yang meliputi sikap, kepercayaan, dan pemilihan terhadap makanan. Kebiasaan ini meliputi sikap terhadap makanan yaitu kecenderungan bertingkah laku terhadap makanan yang didalamnya terkandung unsur suka atau tidak suka terhadap makanan, kepercayaan terhadap makanan, diterima atau tidak untuk dilakukan dan biasanya berkaitan dengan nilai-nilai budaya dan agama serta pemilihan terhadap makanan yaitu macam makanan yang biasa dikonsumsi meliputi susunan menu dan porsi untuk sarapan pagi (Khumaidi, 1994).

  Berdasarkan hasil survei konsumsi pangan pada Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2010), masih banyak anak yang tidak terbiasa sarapan sehat. Berdasarkan analisis dari hasil survei dapat diketahui bahwa dari 35.000 anak usia sekolah sekitar 26,1% sarapan hanya dengan air minum dan 44,6% memperoleh asupan energi kurang dari 15% kebutuhan gizi per hari.

  Pada hasil riset Nestle Indonesia (2012), empat dari sepuluh anak Indonesia mengonsumsi sarapan tidak bergizi dan menurut Hardinsyah (2015), tujuh dari sepuluh anak Indonesia kekurangan gizi sarapan. Hal ini terjadi karena pemilihan makanan dan minuman untuk sarapan tidak memenuhi standar gizi yang baik. Riset tersebut diperkuat oleh hasil penelitian sebuah lembaga terhadap 50.000 anak berusia lima sampai 12 tahun.

  Berdasarkan penelitian hasil survei riset Nestle (2012), jenis makanan yang sering dikonsumsi untuk sarapan pagi adalah nasi, rebusan umbi-umbian, mie, biskuit dan sereal.

  Pada jenis makanan nasi dan rebusan tidak diimbangi dengan lauk yang mengandung protein dan vitamin. Jenis minuman yang paling sering dikonsumsi untuk sarapan adalah air mineral, sirup, susu dengan kadar gula yang tinggi dan susu dengan kadar gula yang rendah. Hal tersebut karena kecenderungan orang Indonesia melakukan sarapan pagi hanya untuk mengisi tenaga dan belum mengutamakan keseimbangan gizi. Berdasarkan penelitian Hardinsyah dan Aries (2012), sepuluh jenis makanan yang paling favorit dikonsumsi saat sarapan oleh anak 6- 12 tahun adalah nasi putih, telur ceplok/dadar, tempe goreng, sayur berkuah, ikan goreng, mie instan, nasi goreng, sayuran (tumis), tahu goreng, serta roti dan turunannya. Lima jenis minuman yang paling favorit dikonsumsi saat sarapan oleh anak 6-12 tahun adalah air putih, teh manis, susu kental manis, susu instan dan air teh.

  Menurut Hardinsyah (2015), masyarakat kota pada dasarnya mampu untuk sarapan bergizi, namun karena faktor gaya hidup membuat mereka jarang sarapan. Hal ini terjadi karena waktu istirahat terbuang akibat terlalu banyak berjejaring sosial, main games atau menonton televisi hingga larut malam, hasilnya mereka sering telat bangun dan orangtua tidak sempat membuatkan sarapan untuk anak-anaknya. Waktu sarapan yang baik adalah antara pukul 05.00 hingga 09.00 pagi dengan kadar tidak lebih dari 300-400 kilo kalori atau 25% dari kebutuhan kalori harian sebesar 1.400-1.500 kilo kalori. Seorang anak yang sarapan memiliki prestasi akademis yang jauh lebih baik ketimbang yang tidak sarapan.

  Bagi anak sekolah meninggalkan sarapan membawa dampak yang kurang menguntungkan. Konsentrasi di kelas biasanya buyar karena tubuh tidak memperoleh masukan gizi yang cukup. Sebagai gantinya, siswa jajan di sekolah untuk sekedar mengganjal perut. Tetapi mutu dan keseimbangan gizi tidak seimbang. Oleh karena itu kebiasaan sarapan hendaknya dipertahankan dalam setiap keluarga (Khomsan, 2010). Selain itu, makan pagi berperan penting terutama untuk menyediakan energi serta gairah belajar dan kerja pada awal hari baru (Soekirman, 2000).

  Anak usia sekolah (10-12 tahun) merupakan periode rentan gizi karena berbagai sebab dan pada usia ini sudah termasuk remaja. Keadaan kesehatan gizi anak sekolah tergantung dari tingkat konsumsi, yaitu kualitas hidangan yang mengandung semua kebutuhan tubuh. Apabila tingkatan kesehatan gizi tidak baik, maka akan timbul defesiensi gizi dengan yang paling menonjol adalah kurang energi atau kalori, kurang protein, kurang vitamin A, vitamin C, zat besi, kalsium dan lainnya (Adriani & Wirjatmadi, 2012).

  Energi dibutuhkan oleh setiap orang untuk mempertahankan hidup, menunjang pertumbuhan dan melakukan aktivitas fisik. Energi diperoleh dari karbohidrat, lemak dan protein yang ada di dalam bahan makanan. Kandungan karbohidrat, lemak dan protein suatu bahan makanan menentukan nilai energinya. Bagi anak sekolah protein dibutuhkan untuk membangun dan memperbaiki sel-sel tubuh dan menjadi penghasil energi bagi tubuh yang jika kekurangan akan menghambat pertumbuhan, daya tahan tubuh menjadi lemah serta menyebabkan penyakit kwarshiorkor dan marasmus (Almatsier, 2009).

  Mineral seperti zat besi pada anak sekolah dibutuhkan untuk mencegah anemia dan membantu meningkatkan kebugaran tubuh anak. Sedangkan kalsium berperan dalam pembentukan tulang dan gigi. Vitamin juga dibutuhkan pada anak sekolah seperti vitamin A yang berfungsi bagi kesehatan mata, kulit dan menjaga imunitas anak yang jika kekurangan akan menyebabkan rabun senja dan kebutaan. Vitamin lain seperti vitamin C juga berperan penting untuk meningkatkan ketahanan tubuh anak dan mencegah penyakit infeksi yang jika kekurangan akan menyebabkan sariawan dan gusi berdarah (Almatsier, 2009)

  Menurut Rohayati (2001), perilaku makan pagi anak sekolah harus mendapat perhatian yang serius karena hal ini berkaitan erat dengan status gizi dan kesehatan.

  Mengingat pentingnya kebiasaan sarapan terutama pada kalangan anak sekolah menuntut siswa lebih selektif dalam memilih makanan dan lebih memperhatikan pentingnya sarapan.

  Oleh karena itu perlu dikaji bagaimana perilaku sarapan pagi siswa sekolah dasar sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap prestasi dan sebagai penerapan pengetahuan yang mereka peroleh.

  Penelitian Kurniasari (2005) menemukan sebesar 25% anak sekolah dasar di Yogyakarta jarang mempunyai kebiasaan sarapan. Menurut penelitian Djusmaidar (1991), sebanyak 18,8% anak sekolah dasar tidak melakukan sarapan sebelum berangkat sekolah.

  Beberapa faktor yang menyebabkannya antara lain : faktor sosiologis (55,6%), faktor waktu (33,3%) dan faktor kesehatan (11,1%). Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Rohayati (2003), faktor yang mempengaruhi kebiasaan sarapan dan prestasi belajar siswa di Kudus, Semarang, yaitu peranan ibu, tingkah laku orang terdekat (keluarga) dan selera makan pada anak.

  Berdasarkan survei pendahuluan yang telah dilakukan diketahui bahwa konsumsi sarapan murid di SDN 060921 Kecamatan Medan Sunggal kurang memenuhi kecukupan gizi dan belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya. Dari survei terhadap 20 murid di SDN tersebut sebanyak 13 orang (65%) yang sarapan dan 7 orang (35%) yang tidak sarapan. Dari 13 orang yang sarapan, ada 5 orang (38,5%) sarapan hanya dengan teh manis dan roti, 5 orang (38,5%) sarapan dengan nasi dan lauk dan 3 orang (23%) sarapan dengan nasi, lauk, sayur ditambah susu. Dalam survei tersebut, alasan para murid tidak sarapan adalah karena tidak sempat (57,1%), tidak ada yang menyiapkan (28,6%) dan tidak lapar atau tidak selera makan (14,3%).

  Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pola konsumsi sarapan pagi pada murid sekolah dasar di SDN 060921 Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015.

1.2 Rumusan Masalah

  Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : bagaimana pola konsumsi sarapan pagi pada murid sekolah dasar di SDN 060921 Kecamatan Medan Sunggal tahun 2015.

1.3 Tujuan Penelitian

  1.3.1 Tujuan Umum

  Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran pola konsumsi sarapan pagi pada murid sekolah dasar di SDN 060921 Kecamatan Medan Sunggal tahun 2015.

  1.3.2 Tujuan Khusus

  Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah : 1.

  Mengetahui jenis sarapan pagi yang dikonsumsi oleh murid SDN 060921.

  2. Mengetahui jumlah energi, protein, vitamin A, vitamin C, zat besi dan kalsium dari sarapan pagi yang dikonsumsi oleh murid SDN 060921.

  3. Mengetahui sumbangan sarapan pagi terhadap anjuran kecukupan energi, protein, vitamin

  A, vitamin C, zat besi dan kalsium pada murid SDN 060921

1.4 Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1.

  Sebagai informasi bagi pihak SDN 060921 tentang pola konsumsi sarapan pagi murid pada tahun 2015.

  2. Sebagai bahan masukan bagi guru di SDN 060921 agar memberikan informasi dan tentang pentingnya sarapan pagi kepada muridnya.

  3. Sebagai informasi bagi pihak Fakultas Kesehatan Masyarakat khususnya bidang Gizi Kesehatan Masyarakat dan sebagai bahan referensi yang dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya.

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang - Penggelembungan Dan Penciutan Makna Pada Kosakata Bahasa Indonesia Anak Usia 2−3 Tahun: Analisis Psikolinguistik

0 2 8

Pengaruh Sikap Kerja terhadap Keluhan Muskuloskeletal pada Perajin Sulaman Tangan di Nagari Koto Gadang Sumatera Barat

0 0 80

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Sektor Informal - Pengaruh Sikap Kerja terhadap Keluhan Muskuloskeletal pada Perajin Sulaman Tangan di Nagari Koto Gadang Sumatera Barat

1 1 25

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Sikap Kerja terhadap Keluhan Muskuloskeletal pada Perajin Sulaman Tangan di Nagari Koto Gadang Sumatera Barat

0 1 10

a. Direct Speech Acts in Declarative Sentence Type as an Assertion about Women - An Analysis Of Direct And Indirect Speech Acts In “Now Is Our Time”

0 0 22

CHAPTER I INTRODUCTION 1.1 Background of the Study

0 0 6

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Pengertian Modal Kerja - Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia Periode 2010-2012)

0 0 25

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia Periode 2010-2012)

0 1 14

Pola Konsumsi Sarapan Pagi Murid Sekolah Dasar di SDN 060921 Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

0 0 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sarapan Pagi - Pola Konsumsi Sarapan Pagi Murid Sekolah Dasar di SDN 060921 Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

0 0 15