STKIP KUSUMA NEGARA POKJAR SERPONG GADING

MATERI KULIAH
MATEMATIKA DASAR
By
BUDI NURACHMAN
STKIP KUSUMA NEGARA POKJAR SERPONG GADING

SISTEM BILANGAN REAL
[1]

Garis bilangan

Setiap bilangan real mempunyai posisi pada suatu garis yang diseb
dengan garis bilangan(real)
2

-3

0 1




Selang
Himpunan bagian dari garis bilangan disebut selang

MA 1114 Kalkulus 1

7

Selang
Jenis-jenis selang
Himpunan

{x x < a}
{x x £ a}
{x a < x < b}
{x a £ x £ b}
{x x > b}
{x x ³ b}
{x x Î Â}

selang


(- ¥ , a )
(-

¥ , a]

(a, b)
[a, b]

Grafk
a
a
a

b

a

b


(b, ¥ )

b

[b, ¥ )

b

(¥ , ¥ )

MA 1114 Kalkulus 1

8

Pertidaksamaan
Pertidaksamaan satu variabel
adalah suatu bentuk aljabar
dengan satu variabel yang
dihubungkan dengan relasi
urutan.

 BentukAumum
:

x  Dxpertidaksamaan


B x 





E x 

dengan A(x), B(x), D(x), E(x)
adalah suku banyak (polinom)
MA 1114 Kalkulus 1

10


Pertidaksamaan


Menyelesaikan suatu
pertidaksamaan adalah mencari
semua himpunan bilangan real yang
membuat pertidaksamaan berlaku.
Himpunan bilangan real ini disebut
juga Himpunan Penyelesaian (HP)



Cara menentukan HP :
1.P(Bentuk
pertidaksamaan diubah
x)
0
:
Q(menjadi
x)


, dengan cara :
MA 1114 Kalkulus 1

11

Pertidaksamaan
 Ruas kiri atau ruas kanan dinolkan
 Menyamakan penyebut dan
menyederhanakan bentuk pembilangnya
2.

3.

Dicari titik-titik pemecah dari
pembilang dan penyebut dengan
cara P(x) dan Q(x) diuraikan menjadi
faktor-faktor linier dan/ atau kuadrat
Gambarkan titik-titik pemecah
tersebut pada garis bilangan,

kemudian tentukan tanda (+, -)
pertidaksamaan di setiap selang
bagian yang muncul MA 1114 Kalkulus 1
12

Contoh :
Tentukan Himpunan Penyelesaian
1

13  2 x  3  5
13  3  2 x  5  3
16  2 x  8

8x 4
4  x 8
Hp
=

4,8


4

8

MA 1114 Kalkulus 1

13

Contoh :
Tentukan Himpunan Penyelesaian
2

 2  6  4x  8
 8  4 x  2

8  4 x  2
 2  4x  8

1
 x2

2

 1 
Hp   ,2 
 2 

12

2

MA 1114 Kalkulus 1

14

Contoh :
Tentukan Himpunan Penyelesaian
2
2
x
 5x  3  0

3

2 x 1x  3  0

1
Titik Pemecah (TP) x  
2
:
++

--



1

2

dan


x 3

++
3

 1 
Hp =  2 ,3 


MA 1114 Kalkulus 1

15

Contoh :
Tentukan Himpunan Penyelesaian
4 2 x  4  6  7 x  3x  6

2x  4  6  7x

2x  7 x  6  4
9 x  10
10
x
9
10
x
9

dan 6  7 x  3x  6
dan  7 x  3x  6  6

dan

10x  0

dan

10 x  0

dan

x 0
MA 1114 Kalkulus 1

16

10 

Hp =   ,  0,  
9


0

10

9

Dari gambar tersebut dapat disimpulkan :
Hp
=

 10 
0, 9 


MA 1114 Kalkulus 1

17

Contoh :
Tentukan Himpunan Penyelesaian
1
2

5.
x  1 3x 1
1
2

0
x  1 3 x 1

3x 1  2 x  2  0
x 13x 1

--1

+
+

-1

3

+
3+

 1 
Hp =   ,1   ,3 
 3 

x 3
0
x 13x 1
1
,3
TP : -1, 
3
MA 1114 Kalkulus 1

18

Contoh :
Tentukan Himpunan Penyelesaian
6. x  1 

2x

x
3 x

x 1
x

0
2 x 3 x

x 13  x   x2  x   0
2  x 3  x 
2x2  2x  3
0
2  x x  3

MA 1114 Kalkulus 1

19

Untuk
2 x 2  2 x  3 mempunyai
pembilang
nilai
Diskriminan (D) < 0, sehingga
nilainya
selalu positif, Jadi TP : 2,-3
Pembilang tidak menghasilkan titik
pemecah.
--

++

-3

Hp =

--

2

 ,3  2,  
MA 1114 Kalkulus 1

20

Pertidaksamaan nilai
mutlak
Nilai mutlak x (|x|) didefnisikan
sebagai jarak x dari titik pusat pada
garis bilangan, sehingga jarak selalu
bernilai positif.
 Defnisi nilai mutlak :
 x ,x  0
x 
 x , x  0


MA 1114 Kalkulus 1

21

Pertidaksamaan nilai
mutlak


Sifat-sifat nilai mutlak:

1 x  x2
2 x  a, a  0
3 x  a, a  0
4 x  y



a  x  a



x a


2

x y

atau

x  a

2

x
x
5

y
y
6. Ketaksamaan segitiga

xy  x  y

xy  x  y
MA 1114 Kalkulus 1

22

Contoh : Menentukan Himpunan
Penyelesaian
Contoh :
1. 2 x  5  3
Kita bisa menggunakan sifat ke-2.

 3  2 x  5  3
 5  3  2x  3  5
 2  2x  8
 1 x  4
Hp
1,4
=

1

4

MA 1114 Kalkulus 1

23

Contoh : Menentukan Himpunan
Penyelesaian
2.

2x  5  3

Kita bisa juga menggunakan sifat ke-4,
karena ruas kiri maupun kanan keduanya positif.
2

 2 x  5  9
2
 4 x  20 x  16  0

 4 x 2  20 x  25  9
2
 2 x  10 x  8  0



2 x  2x  4  0

++

-1

++
4

Hp = 1,4 

TP : 1, 4
MA 1114 Kalkulus 1

24

Contoh : Menentukan Himpunan
Penyelesaian pake defnisi
3. 2 x  3  4 x  5
Kita bisa menggunakan sifat 4
2

2

 2 x  3  4 x  5

 4 x 2 12 x  9  16 x 2  40 x  25
 12 x 2  28x 16  0
2
 3x  7 x  4  0

4 , -1
TP : 
3

MA 1114 Kalkulus 1

25

Contoh : Menentukan Himpunan
Penyelesaian
Jika digambar pada garis bilangan :
+
+

Hp =

-4

3

-1

+
+

 4 
 ,1

 3 

MA 1114 Kalkulus 1

26

Contoh : Menentukan Himpunan
Penyelesaian
4.

x
7  2
2

x

7  2
2
x

 5
2

x
atau
 7  2
2
atau x  9
2

 x  10

atau x  18

Hp = 10,      ,18

-18

-10

MA 1114 Kalkulus 1

27

Contoh : Menentukan Himpunan
Penyelesaian
5. 3 x  2  x  1  2
Kita defnisikan dahulu :
 x  1 x  1
x 1  
 x  1 x  1

x  2 x  2
x 2  
2  x x  2

Jadi kita mempunyai 3 interval :
I
  ,1
-1

II

III

1,2

2,  
2
MA 1114 Kalkulus 1

28

Contoh : Menentukan Himpunan
Penyelesaian
I. Untuk interval x  1 atau   ,1

3 x  2  x  1  2
 32  x    x 1  2

 6  3x  x  1  2
 7  2 x  2
 2 x  9

 2x  9

9
 x
2

atau

9

  , 
2

MA 1114 Kalkulus 1

29

Contoh : Menentukan Himpunan
Penyelesaian
9

Jadi Hp1 =   ,    ,1
2


9
2
1
Dari gambar garis bilangan tersebut dapat disimpulkan
  ,1
bahwa hasil irisan kedua interval tersebut adalah
sehingga Hp1 =   ,1

MA 1114 Kalkulus 1

30

Contoh : Menentukan Himpunan
Penyelesaian
II. Untuk interval 1  x  2 atau

1,2

3 x  2  x  1  2






32  x   x  1  2
6  3x  x 1  2
5  4 x  2
4 x  7

 4x  7
7
 x
4

7

atau   , 
4

MA 1114 Kalkulus 1

31

Contoh : Menentukan Himpunan
Penyelesaian
7
Jadi Hp2 =
  ,  1,2 
4



-1

7

4

2

Dari gambar garis bilangan tersebut dapat disimpulkan
bahwa hasil irisan dua interval tersebut adalah
 7

 7
sehingga Hp2 =1, 
 4

1, 

 4

MA 1114 Kalkulus 1

32

Contoh : Menentukan Himpunan
Penyelesaian
III. Untuk interval x  2

atau 2,  

3 x  2  x  1  2
 3x  2  x  1  2

 3x  6  x 1  2

 2 x  7  2
 2x  5
5
 x
2

5 
atau  ,  
2 

MA 1114 Kalkulus 1

33

Contoh : Menentukan Himpunan
Penyelesaian
Jadi Hp3 = 5 ,  
 2,  


2



2

5

2

Dari gambar garis bilangan tersebut dapat disimpulkan
bahwa hasil irisan dua interval tersebut adalah
5 
, 
sehingga

2 
5 
Hp3 =  ,  

2



MA 1114 Kalkulus 1

34

Contoh : Menentukan Himpunan
Penyelesaian
Hp = Hp1  Hp2  Hp3
 7  5 
Hp    ,1  1,   ,  
 4  2 
Untuk lebih mempermudah, masing-masing interval
digambarkan dalam sebuah garis bilangan

MA 1114 Kalkulus 1

35

Contoh : Menentukan Himpunan
Penyelesaian
-1

7

-1

7

-1

7

4

5

2

5
4

4

7

Jadi Hp =   , 
4


5

2

2

5 
, 

2 
MA 1114 Kalkulus 1

36

PR

Jadi HP =

5

FUNGSI & GRAFIKNYA
2.1 Fungsi
Secara intuitif, kita pandang y sebagai fungsi dari x jika terdapat aturan dimana nilai y
(tunggal) mengkait nilai x.

Contoh: 1. a.

y  2 x

2

b.

 5

y 

x

2

 9

Definisi:

Suatu fungsi adalah suatu himpunan pasangan terurut (x,y) dimana himpunan semua nilai x
disebut daerah asalA(domain ) dan himpunanB semua nilai y = f(x) disebut daerah hasil (kodomain) dari fungsi
f
Notasi: f : A →B
x
y = f(x)
Daerah hasil

Daerah asal

Untuk contoh 1.a. mendefinisikan suatu fungsi. Namakan fungsi itu f. Fungsi f adalah
himpunan pasangan terurut (x,y) sehingga x dan y memenuhi:
f

 {(x, y ) / 2 x

x

0

1

-1

2

-2

y

5

7

7

13

13

Fungsi f ini memuat pasangan terurut (0,5);(1,7);(-1,7);
(2,13);(-2,13);(10,205)
Dan f memuat tak berhingga banyak pasangan terurut.



2

 5}

10
205

42

Catatan:
1. Himpunan A, B є 
2. Fungsi:

y = f(x) ,
x peubah bebas
y peubah tak bebas, bergantung pada x
3. Daerah asal fungsi: Df = A = {x | fungsi f terdefinisi}
4. Daerah hasil fungsi: Wyf = {y є B | y = f(x), x є Df }
5. Grafik fungsi: {(x,y) | x є Df , y = f(x)) }y = f(x)
y
Wf
Df

Soal:

x

x

Buatlah sketsa grafik fungsi berikut, kemudian
tentukan daerah asal dan dan daerah hasilnya.
a. y = 2x + 1
b. y = x2 - 1
Ada beberapa penyajian fungsi yaitu
a.
b.
c.
d.

Secara verbal :
Secara numerik :
Secara visual :
Secara aljabar :

dengan uraian kata-kata.
dengan tabel
dengan grafik
dengan aturan/rumusan eksplisit
43

Contoh:
1. Secara verbal
Biaya pengiriman surat tercatat seberat w ons adalah B(w).
Aturan yang digunakan Kantor Pos adalah sebagai berikut.
Biaya pengiriman adalah Rp 1.000,00 untuk berat sampai
satu ons, ditambah Rp 250,00 untuk setiap ons tambahan
sampai 5 ons.
2. Secara numerik
Biaya pengiriman surat tercatat ditunjukkan tabel berikut.
Berat w (ons)

Biaya B(w) (rupiah)

0 0, D = 0

a > 0, D < 0

Soal :
Tentukan daerah asal dan daerah hasil dari fungsi berikut.
a. y = x2 + 2x - 1

b. y = -2x2 + 2x - 4

3. Fungsi pangkat
Bentuk umum: y = f(x) = xn ,
Daerah asal: Df = 
Grafik: y
y=x
0

x

nє
y y = x2
0

y
x

0

y = x3
x
46

4. Fungsi akar
y 

Bentuk Umum:

f (x)  n x ,

n  2 , 3 , 4 , ...

Daerah asal dan daerah hasil:
Df = [0,∞), Wf = [0, ∞), jika n genap
y
Df = , Wf = ,
jika
y  n ganjil
x

y

2

Grafik:

y 

x

0

3

x

0

x

Soal :
Tentukan daerah asal dan daerah hasil dari fungsi berikut
a.

y 

x  1

5. Fungsi kebalikan

y 

b.
y 

Bentuk umum:
y
Daerah asal dan daerah hasil:

1
,
x

0

2

 2 x  2

x  0

Df =  - {0}, Wf =  - {0}
y 

Grafik:

x

1
x

x

47

6. Fungsi rasional

y 

Bentuk umum:

dimana: P, Q adalah polinom

Df =  - { x | Q(x) = 0}

Daerah asal:
Contoh:

P (x)
Q (x)

x  1
y 
x  1

y 

x  2
x 2  1

Tentukan daerah asal dari fungsi rasional berikut

7. Fungsia.aljabar

b.

Definisi:
Fungsi f disebut fungsi aljabar jika fungsi tersebut dapat
dibuat dengan menggunakan operasi aljabar, yaitu:
penambahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan
penarikan akar, yang dimulai dengan polinom.
Contoh:
a.

f (x) 

x  1
x  1

b.

f (x) 

x  2
x 2  1

 (x  2)3 x  1

Catatan:
Fungsi linear, polinom, fungsi pangkat, fungsi akar, fungsi
balikan dan fungsi rasional adalah fungsi aljabar .
48

8. Fungsi trigonometri
8.1 Fungsi sinus
Bentuk umum: y = f(x) = sin x, y x dalam radian
Daerah asal dan daerah hasil: Df = , Wf = [-1,1]
y = sin x
Grafik:
1
-2π

0


-1

π



x

8.2 Fungsi cosinus
Bentuk umum: y = f(x) = cos x, x dalam radian
Daerah asal dan daerah hasil: Df =y, Wf = [-1,1]
y = cos x
1
Grafik:
π

0
-2π

x



-1

8.3 Fungsi tangen

y 

f ( x )  ta n x 

Bentuk umum:
Daerah asal : Df =  - {π/2 + nπ | n є }
Daerah hasil: Wf = 

s in x
,
cos x

x d a la m

ra d ia n

49

y

Grafik:

y = tan x
1

-2π

--π

-1

0

π



x

8.4 Fungsi trigonometri lainnya
1
,
x d a la m ra d ia n
cos x
1
b. y  f (x)  cosec x 
,
x d a la m ra d ia n
s in x
1
c. y  f (x)  cot x 
,
x d a la m ra d ia n
ta n x

a . umum:
y  f
Bentuk

(x)  sec x 

8.5 Beberapa sifat fungsi trigonometri
a. -1≤ sin x ≤ 1
c. sin x = sin (x + 2π)
e. tan x = tan (x + π)

b. -1 ≤ cos x ≤ 1
d. cos x = cos (x + 2 π)
50

9. Fungsi eksponensial
Bentuk umum: y = f(x) = ax,

a>0



y
Daerah asal dan daerah
hasil: Df =  , Wf = (0,

Grafik:

y

)

y = ax , a > 1

y = ax , 0 < a < 1

1
0

1

x

1

0

1

x

10. Fungsi logaritma
Bentuk umum : y = f(x) = loga x,

a>0

y hasil: D = (0,
Daerah asal dan daerah
f

Grafik:

y = loga x

1
0

1



) , Wf = 
x

51

11. Fungsi transenden
Definisi:
Fungsi transenden adalah fungsi yang bukan fungsi aljabar.
Himpunan fungsi transenden mencakup fungsi trigonometri
Contoh:
invers trigonometri, eksponensial dan logaritma.
Golongkan fungsi-fungsi berikut berdasarkan jenisnya.
1.

f (x)  4 x  1

3.

f (x)  10 x

2.

f ( x )  ta n 2 x
x  6
4. f ( x) 
x  6

5.

f ( x )  lo g 1 0 x

7.

f (x)  2t5    t2

x 2
6. f ( x)  x 
x  2
lo g 1 0 x
8 . f ( x )  x1 0 
2 x  x 2

12. Fungsi yang terdefinisi secara sepotong-sepotong
(piecewise function)
Definisi:
Fungsi yang terdefinisi secara sepotong-sepotong adalah
fungsi dengan banyak aturan, dimana setiap aturan berlaku
y
pada bagian tertentu dari daerah asal.

 x
1 . f ( x )  | x | 
Contoh:
 x

x  0
x  0

y = |x|

1
-1

0

1

x
52

 x

2. f (x)   2  x
0


y

0  x  1
1  x  2
x  2

y = f(x)
0

1

x

2

3. Definisikan x = bilangan bulat terbesar yang lebih kecil
y
atau sama dengan x. 0
0  x  1
y = f(x)

f(x) = x

1

= 2

3

1  x  2
2  x  3
3  x  4

3
2
1
0

1

2

3

4

x

Catatan:
1. f(x) = |x| , f disebut fungsi nilai mutlak
2. f(x) = x , f disebut fungsi bilangan bulat terbesar

13. Fungsi genap dan fungsi ganjil

Definisi: [Fungsi genap]
Jika fungsi f memenuhi f(-x) = f(x) untuk setiap x di dalam
daerah asalnya, maka f disebuty fungsi genap.
f(x)
-x

x

y = f(x)
x

Catatan:
Grafik fungsi genap simetri terhadap sumbu-y.

53

Definisi: [Fungsi ganjil]
Jika fungsi f memenuhi f(-x) = -f(x) untuk setiap x di dalam
daerah asalnya, maka f disebuty fungsi ganjil.
y = f(x)

f(x)
-x
-f(x)

x

x

Catatan: Grafik fungsi ganjil simetri terhadap titik asal.
Soal:
Periksa apakah fungsi berikut adalah fungsi genap atau fungsi
ganjil atau bukan kedua-duanya.
a. f(x) = 1 - x4
b. f(x) = x + sin x
c. f(x) naik
= x2 +dan
cos xfungsid.turun
f(x) = 2x - x2
14. Fungsi
Definisi: 1. Fungsi f disebut naik pada selang I jika
f(x1) < f(x2) untuk setiap x1 < x2 di I.
2. Fungsi f disebut turun pada selang I jika
y
y
f(x1) > f(x2)y =untuk
setiap
x
<
x
di
I.
f(x)
1
2

f(x2)

f(x1)

f(x1)

f(x2)

x1
x2
Fungsi f naik

x

x1
Fungsi f turun

y = f(x)

x2

x
54

Soal:
Periksa apakah fungsi f berikut adalah fungsi naik atau fungsi
turun pada selang I.
a. f(x) = x2
b. f(x) = sin x

I = [0,  )
I = [ , 2]

15. Fungsi Baru dari Fungsi Lama
Dari fungsi dasar dapat dibentuk fungsi baru dengan cara:
1. Transformasi fungsi: pergeseran, peregangan dan pencerminan
2. Operasi aljabar fungsi: penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian
3. Komposisi fungsi

Transformasi fungsi a. Pergeseran (translasi)

Misalkan c > 0, diperoleh 4 macam grafik:
1. y = f(x) + c, geser y = f(x) sejauh c satuan ke atas
y = f(x) + c

y
y = f(x+c)

c

c

y = f(x)

y = f(x-c)

c
c

y = f(x) - c
x

55

2. y = f(x) - c, geser grafik y = f(x) sejauh c satuan ke bawah
3. y = f(x - c) , geser y = f(x) sejauh c satuan ke kanan
4. y = f(x + c) , geser y = f(x) sejauh c satuan ke kiri
b. Peregangan (dilatasi)
Misalkan c > 1. Untuk memperoleh grafik:
1. y = cf(x), regangkan grafik y = f(x) secara tegak dengan
faktor c.
2. y = (1/c)f(x), mampatkan grafik y = f(x) secara tegak
dengan faktor c.
3. y = f(cx), mampatkan grafik y = f(x) secara mendatar
dengan faktor c.
y
4. y = f(x/c), regangkan grafik
y
=
f(x)
secara
medatar
y = 2 cos x
2
dengan faktor c.

y
2

y = cos x
y = ½ cos x

1
0

π



y = cos x

1

x

0

-1

-1

-2

-2

π

y = cos 2x
x

y = cos ½ x

56

c. Pencerminan
Untuk memperoleh grafik:
1. y = -f(x), cerminkan grafik y = f(x) terhadap sumbu-x
2. y = f(-x),
y cerminkan grafik y = f(x) terhadap sumbu-y
y = f(x)

y
y = f(x)

y = f(-x)
f(x)

f(x)
x
-f(x)

x
y = -f(x)

-x

x

x

Contoh:
Gambarkan grafik fungsi berikut dengan menggunakan
sifat transformasi fungsi.
1. f(x)= |x-1|
3. f(x)= sin 2x

2. f(x) = x2+2x+1
4. f(x) = 1 - cos x

57

OPERASI FUNGSI ALJABAR
Definisi: [Aljabar fungsi]
Misalkan f dan g adalah fungsi dengan daerah asal Df dan
Dg. Fungsi f+g, f-g, fg dan f/g didefinisikan sebagai berikut
1. (f + g)(x) = f(x) + g(x)

Df+g = Df  Dg.

2. (f - g)(x) = f(x) - g(x)

Df-g = Df  Dg.

3. (fg)(x) = f(x) g(x)

Dfg = Df  Dg.

1.

f (x)  x

2.

f (x) 

4. (f/g)(x) = f(x)/g(x)

2

g ( x)  x

Df/g = {Df  Dg.} – {x | g(x)= 0}

1  x

g (x) 

1  x

Contoh:
Komposisi
fungsi
Tentukan f+g,
f-g, fg dan f/g beserta daerah asalnya, jika
Definisi: [Komposisi fungsi]
Misalkan f dan g adalah fungsi dengan daerah asal Df dan
Dg. Fungsi komposisi f o g didefinisikan sebagai berikut:
(f o g)(x) = f(g(x))
di mana Df o g = {x є Dg | g(x) є Df }

58

Dg

g

a
x

Wg

Df

f

g(a)
g(x)

Wf
f(g(x))

f°g

Soal :
Tentukan f o g, g o f dan f o f beserta daerah asalnya, jika
1.

f (x)  x

2.

f (x) 

1
x

2

g ( x) 

x

g ( x)  x  1

59

TRANFORMASI

TRANFORMASI
1.
2.

Pergeseran ( Translasi )
Perkalian bangun ( Dilatasi)

Pergeseran
(Translasi)

Pergeseran (Translasi)
Y
5

1
O

1

6

X

Rumus :
A(x,y)

A(2,3)

a
T b

3
T 5

xa
A’ y  b

2 3
A’ 3  5

A’(5,8)

B(4,2)

T 3
4

4 3
B’ 2  4

B’(7,6)

C(6,2)

1
T 7

6 1
C’ 2  7

C’(7,9)

D(-6,-2)

T 3
4

63
D’ 24

D’(-3,2)

E(5,-2)

T 1
7

51
E’ 27

E’(4,5)

Perkalian Bangun
(Dilatasi)

Perkalian Bangun (dilatasi)
O

1

A

2

k

A


Berdasarkan gambar diatas :
OA'
OA

= k

ata
u

OA’ = k.
OA

Dilatasi pada bidang
koordinat
1.Dilatasi pusat O(0,0)
Notasi :

A(x,y)

D(0,k)

A’(kx,ky)

Rumus  OA’ = k.
OA

Dilatasi pada bidang
koordinat
2. Dilatasi pusat P(a,b)
Notasi :

A(x,y)

D[P(a,b),k]

A’(x’, y’ )

x’- a = k(x- a) atau x’=k(xa)
+
a
y’- b = k(y- b) atau y’=k(yb) + b Rumus  PA’ = k.
PA

PENGERTIAN LOGIKA DAN PERNYATAAN