TINGKAT PENGUASAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SD DI PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDK REGINA PACIS TAHUN 20122013

  

TINGKAT PENGUASAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SD DI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN

BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V

SDK REGINA PACIS

TAHUN 2012/2013

  Putu Agus Wawan Kurniawan Dimas Qondias

  

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

STKIP Citra Bakti

Ngada-NTT

  

Abstrak

  Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan pemahaman konsep IPA antara siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan rancangan the posttest-only control group design, dengan melibatkan satu kelas eksperimen. Sampel diambil dengan cara random sampling. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah skor Pemahaman Konsep IPA. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan ANAVA satu jalur. Sebagai tindak lanjut Anava, digunakan least significant

difference (LSD) untuk menguji komparasi pasangan nilai rata-rata tiap kelompok perlakuan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep IPA antara siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional (F = 23,90 ; p < 0,05). Kata kunci: model pembelajaran, berbasis masalah, pemahaman konsep.

  

Abstract

  The aims of this research are to analyze the different understanding of natural science concepts between the group of the students using problem based learning model and group of students using conventional learning model

  This research is a quasi-experimental using post-test only control group design involving one class as experimental group and another class as a control group. The sample was chosen using random sampling technique. The total number of the sample analyzed in this research was 60 students. The data collected for this research was the score for critical thinking and the score for students’ concepts understanding. The data was analyzed using descriptive statistics and anava. As the following up of ANAVA, the least significant different (LSD) was used in order to test the comparison of clusters of the average marks for every treatment.

  The result of the research showed that (1) there was a difference of the students’ critical thinking between the group of the students using problem based learning model and group of students using conventional model (F=0.05 dengan p>0.05), (2) there was a significant difference between of the understanding of natural science concepts between the group of the students using problem based learning model and group of students using conventional model (F = 23.90 dengan p < 0.05), and (3) there was a difference between the achievement of the students’ understanding of Natural Science and the students’ skill in critical thinking between the group of the students using problem-based teaching-learning model and group of students using conventional model (F = 12.46 dengan p<0.05). Keywords: problem-based learning model, understanding concept, skill of critical thinking

  PENDAHULUAN

  Perkembangan globalisasi membawa pengaruh bagi perkembangan suatu Negara termasuk Indonesia. Pengaruh yang diberikan oleh perkembangan globalisasi dapat memberikan dampak positif maupun memberikan dampak negatif. Untuk menyaring pengaruh perkembangan globalisasi dibutuhkan sumber daya manusia. Dengan sumber daya manusia yang baik, suatu Negara akan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS). Perkembangan IPTEK suatu Negara akan memberikan daya saing dalam persaingan global. Untuk mengembangkan sumber daya manusia agar mampu mengembangkan IPTEK dibutuhkan dukungan dari dunia pendidikan (Lasmawan, 2010).

  Salah satu dukungan dunia pendidikan dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk meningkatkan IPTEKS direalisasikan dengan pendidikan IPA disekolah. Suastra (2009) menyatakan IPA merupakan bagian kehidupan manusia dari sejak manusia mengenal diri dan alam sekitarnya. Pembelajaran IPA merupakan cara ideal untuk memperoleh kompetensi (keterampilan-keterampilan, memelihara sikap-sikap, dan mengambangkan pemahaman yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari). Pemahaman konsep siswa merupakan kompetensi-kompetensi yang dikembangkan dalam pendidikan

  IPA disekolah. Dengan memahami konsep yang dipelajari siswa akan dapat menggunakan pemahamannya dalam kehidupan sehari-hari serta terbentuk literasi sains.

  Diperlukan inovasi pembelajaran. Inovasi pembelajaran beranjak dari pandangan konstruktifistik. Konstruktivistik adalah filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan hasil konstruksi orang tersebut. Pembelajaran berbasis masalah (PBM) merupakan salah satu bentuk inovasi dalam pembelajaran dengan mengacu pada paham konstruktifisme. Pembelajaran berbasis masalah menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dari konsep yang esensial dari pembelajaran dan meningkatkan pemahaman konsep siswa (Sudarman, 2005). Model pembelajaran berbasis masalah beranjak dari perspektif konstruktifistik dimana masalah kontekstual yang disajikan dalam pembelajaran akan memunculkan konflik kognitif yang memicu siswa untuk mengkontruksi pemahamannya sendiri. Teori yang dikembangkan dalam model pembelajaran berbasis masalah mengandung dua prinsip penting dari makna belajar, yaitu: (1) belajar adalah proses konstruktif bukan proses menerima (receptive process) dan (2) belajar dipengaruhi oleh faktor interaksi sosial dan sifat kontekstual dari materi pelajaran (Gijselaers dalam Sutawa, 2007). Dalam pembelajaran berbasis masalah guru berperan penting dalam menyajikan permasalahan, penanya, mengadakan dialog, pemberi fasilitas penelitian, menyiapkan dukungan dan dorongan yang dapat meningkatakan intelektual peserta didik.

  Savoi & Andrew (dalam Yasa, 2007) menyatakan bahwa struktur pembelajaran PBM dirancang dengan; (1) mulai dengan masalah semua siswa maupun kelompok dihadapkan pada suatu masalah yang kontekstual sesuai dengan bidang yang akan dibelajarkan, (2) masalah berhubungan dengan dunia siswa, masalah yang dikonfrontasikan pada awal pembelajaran kepada siswa diambil sedekat mungkin dengan dunia siswa sehari-hari, sehingga masalah tersebut tidak asing bagi siswa, karena hal ini akan dapat memotifasi siswa untuk mencari pemecahannya, (3) organisasi materi pembelajaran sesuai dengan masalah, guru hendaknya sebagai fasilitator dapat menyiapkan materi pembelajaran yang dapat menuntun siswa untuk bisa menuju pada pemecahan masalah, (4) memberikan siswa tanggung jawab utama untuk membentuk dan mengarahkan pembelajaran sendiri, (5) menggunakan kelompok-kelompok kecil dalam pembelajaran, dan (6) menuntut siswa untuk menampilkan apa yang telah mereka pelajari melalui hasil ataupun penampilan.

  Berdasarkan uraian tersebut pembelajaran berbasis masalah memberikan pengaruh terhadap Pemahaman konsep IPA siswa. Namun, seberapa jauh pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan berpikir kritis maupun pemahaman konsep IPA khususnya siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Denpasar tahun pelajaran 2011/2012 belum dapat diungkapkan. Untuk itu, peneliti ingin mengangkat masalah ini melalui suatu penelitian yang berjudul ”Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Pemahaman konsep IPA Siswa V SDK Regina Pacis Tahun Pe lajaran 2012/2013”.

  Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah menganalisis dan mendeskripsikan perbedaan pemahaman konsep IPA antara siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional,

METODE PENELITIAN

  Penelitian ini merupakan penelitian semu atau kuasi eksperimen. Rancangan dalam penelitian ini adalah rancangan The posttest-only Control Group Design. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2005). Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Regina Pacis yang terdiri dari 2 kelas dan tersebar dari kelas VA hingga V B. Dalam pemilihan sampel sebelumnya dilakukan uji-t untuk menentukan kesetaraan kelas. Uji-t dilakukan terhadap seluruh kelas V SDK Regina Pacis yang berjumlah 8 kelas yang terdiri dari kelas VA dan VB menggunakan nilai akhir smestrer ganjil. Kemudian diperoleh anggota populsi yakni kelas VB yang berjumlah 30 orang sebagai kelompok Eksperimen dan kelas VA yang berjumlah 30 sebagai kelompok kontrol. Kelompok eksperimen memperoleh perlakuan model pembelajaran berbasis masalah sedangkan kelompok kontrol memperoleh perlakuan model pembelajaran konvensional. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan ANAVA satu jalur. Sebagai tindak lanjut ANAVA, digunakan least significant difference (LSD) untuk menguji komparasi pasangan nilai rata- rata tiap kelompok perlakuan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  Berdasarkan hasil hipotesis, ditemukan bahwa: terdapat perbedaan pemahaman konsep antara siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional

  Adanya perbedaan pemahaman konsep kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis masalah dengan pemahaman konsep siswa yang belajar dengan model belajar konvensional mengidentifikasikan adanya pengaruh yang lebih baik dari model pembelajaran berbasis masalah. Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap pemahaman konsep juga diperkuat dengan rata-rata pemahaman konsep kelompok siswa yang belajar dengan model belajar berbasis masalah yakni 72,67 lebih tinggi dari pada rata - rata kelompok belajar konvensional yakni 64,37. Dengan demikian dapat dikatakan model pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada model pembelajaran konvensional.

  Keunggulan model pembelajaran berbasis masalah terlihat pada masalah yang disajikan mampu menciptakan konfrontasi kepada siswa dengan masalah-masalah praktis dan ill-structured atau open ended melalui stimulus dalam belajar. Permasalahan yang disajikan pada pembelajaran berbasis masalah akan menciptakan motifasi bagi siswa untuk menemukan permasalahan serta memecahkan permasalahan karena masalah yang diambil bersifat kontekstual dan sedekat mungkin dengan kehidupan siswa. Kelompok-kelompok kecil dalam model pembelajaran berbasis masalah akan membantu mereka untuk mendapatkan informasi lebih banyak sehingga membantu mereka dalam proses pemecahan masalah.

SIMPULAN DAN SARAN

  Berdasarkan paparan hasil penelitian dan pembahasan dapat dikemukakan simpulan bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep IPA siswa antara kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional. Nilai rata-rata hasil belajar yang dicapai oleh kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran bebasis masalah lebih baik dibandingkan dengan kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional (F = 23,901, dengan signifikansi 0,000 yang berarti p < 0,05). Berdasarkan analisis dan pembahasan terhadap penelitian, maka implikasi yang ditimbulkan adalah sebagai berikut (1) guru sebagai fasilitator harus memahami model pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran. Model pembelajaran yang dipilih harus memberikan pengalaman belajar bagi siswa untuk mengkontruksi pemikirannya sendiri. Model pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang tepat digunakan untuk meningkatkan pemahaman konsep IPA pada pembahasan getaran dan gelombang serta bunyi, namun penggunaan model pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran maupun pada kompetensi dasar yang lain perlu dikaji kembali, (2) masalah yang digunakan hendaknya kontektual dan dipilih berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik sehingga siswa lebih mudah menginternalisasi permasalahan. (3) Untuk melatih keterampilan berpikir kritis maupun pemahaman konsep siswa diperlukan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan bagi siswa mengkonstruksi pemikirannya sendiri. Agar siswa mampu mengkontruksi pemikirannya sendiri diperlukan stimulus dalam pembelajaran berupa masalah kontekstual yang ill- struktured. Perlu dilakukan pemilihan masalah yang paling menarik agar siswa merasa tertantang untuk menggali informasi dalam pemecahan masalah. Informasi yang diperoleh baik dari buku sumber, internet, maupun informasi yang diperoleh melalui diskusi kelompok kecil. Semakin banyak informasi yang mereka peroleh maka akan semakin banyak juga pengalaman yang diperoleh siswa dalam menilai informasi dan mengkaitkan hubungan antar informasi. Dengan demikian sangat penting diperhatikan karakteristik masalah yang digunakan dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis maupun pemahaman konsep siswa, (4) sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan perlu dilakukan persiapan yang matang. Tujuan pembelajaran akan tercapai apabila guru memahami karakteristik maupun sintaks dalam pembelajaran berbasis masalah. Guru juga harus mempersiapkan diri dengan informasi-informasi yang berhubungan dengan masalah, sehingga guru dapat membimbing proses pembelajaran siswa dengan baik. Dengan persiapan yang baik berimplikasi pada terbentuknya keterampilan berpikir dan pemahaman konsep siswa, (5) dalam penelitian ini terdapat kekurangan, hal tersebut akan mengimplikasi bagi peneliti lain untuk mengembangkan penelitiannya dengan menganalisis, memperbaiki, dan menyempurnakan keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini.

  Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat diajukan beberapa saran guna peningkatan kualitas pembelajaran IPA, Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep IPA siswa antara siswa yang belajar dengan model belajar berbasis masalah dengan siswa yang belajar dengan model belajar konvensional. Siswa yang belajar dengan model pembelajaran berbasis masalah secara signifikan memperoleh pemahaman konsep IPA yang lebih baik daripada siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Oleh karena itu disarankan para guru IPA hendaknya menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran di sekolah untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

  DAFTAR PUSTAKA Lasmawan, W. 2010. Menelitik Pendidikan IPS dalam Perspektif Kontekstual Empiris.

  Singaraja: Mediakom Indonesia Press Bali. Sudarman. 2005. Problem Based Learning: Suatu Model Pembelajaran Untuk

  Mengembangkan Kemampuan Memecahkan Masalah. Jurnal Pendidikan dan

  Ilmu Pengajaran. hal. 68-73. Diakses pada tanggal 5 september 2007. Suastra, I.W. 2009. Pembelajaran Sains Terkini Mendekatkan Siswa Dengan Lingkungan Alamiah dan Sosial Budaya. Singaraja. Universitas Pendidikan Ganesha. Sutawa, I. W. 2007. Efektifitas Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Mata Kuliah Kimia

  Dasar II. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. Vol. 2. No.2. Hal. 212-394 Yasa, I. P. 2007. Inovasi Model Belajar Sains Sesuai Tuntutan Standar Proses Kurikulum

  Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Makalah. Disampaikan pada Seminar dengan Tema “Pengembangan Model Pembelajaran Inovatif dan assemen sebagai antisipasi pelaksanaan KTSP di SMP/SMA, Tanggal 24 s.d 25 September 2007.

Dokumen yang terkait

ANALISIS BEBAN EMISI UDARA CO dan NO2 AKIBAT SEKTOR TRANSPORTASI DARAT DI KOTA PROBOLINGGO CO AND NO2 EMMISSIONS RATE ANALYSIS DUE TO LAND TRANSPORTATION SECTOR ON PROBOLINGGO CITY

0 2 20

SMART INTERACTIVE TRASH CAN BERBASIS MIKROKONTROLLER MICROCONTROLLER-BASE SMART INTERACTIVE TRASH CAN

0 1 8

View of PENGARUH KEGIATAN CAR FREE DAY (CFD) DI KOTA PEKANBARU UNTUK PENGURANGAN EMISI KARBON DARI KEGIATAN TRANSPORTASI

0 0 5

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP CADANGAN KARBON DAN KETERSEDIAAN AIR DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (STUDI KASUS DI DAS COBANRONDO) AND AVAILABILITY OF WATER ON WATERSHED (CASE STUDY IN DAS COBANRONDO)

0 0 8

PENGARUH KONSENTRASI DAN KECEPATAN PENGADUKAN TERHADAP KARAKTERISTIK MEMBRAN KOMPOSIT CHITOSAN (INFLUENCE OF CONCENTRATION AND STIRRER SPEED ON CARACTERISTIC OF CHITOSAN COMPOSITE MEMBRANE)

0 0 10

KELAYAKAN TANGKI SEPTIKCUBLUK DI KELURAHAN JAMBANGAN DAN KARAH KECAMATAN JAMBANGAN KOTA SURABAYA FEASIBILITY SEPTIC TANKSCUBLUK VILLAGE JAMBANGAN AND KARAH DISTRICTS JAMBANGAN CITY OF SURABAYA

0 0 11

STUDI OPTIMASI IPAL KOMUNAL KOTA MALANG DENGAN PENDEKATAN MODEL STELLA OPTIMATION STUDY OF WASTEWATER TREATMENT PLANT AT MALANG CITY WITH APPROACHMENT STELLA MODELLING

1 1 11

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK SEKTOR PERMUKIMAN UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DI KABUPATEN BANYUWANGI DETERMINATION OF SPECIFIC EMISSION FACTORS OF RESIDENTIAL FOR CARBON FOOTPRINT ESTIMATION AND MAPPING IN BANYUWANGI DISTRICT

0 1 10

EVALUASI KINERJA FILTER CEPAT DI PDAM SIDOARJO DENGAN METODA FILTER CORING EVALUATION OF RAPID FILTRATION PDAM SIDOARJO BY FILTER CORING METHOD

0 0 7

KONDISI INTRUSI AIR LAUT TERHADAP KONDISI KUALITAS AIR TANAH DI KOTA SURABAYA

0 0 11