B. PENYAJIAN - Vektor dan Binatang Pengganggu

TINJAUAN MATA KULIAH

  Bahan ajar mata kuliah pengendalian vektor dan binatang pengganggu – A membahas tentang pengertian taksonomi, peranan vektor dan binatang pengganggu dalam kesehatan, fisiologi serangga dan morfologi serangga, macam-macam vektor kompetensi, jenis parasit dan mekanisme penularan, metode sampling dalam koleksi vektor dan binatang pengganggu, teknik dalam konfirmasi vektor (khusus nyamuk), serta pengamatan dan penyelidikan vektor dan serangga pengganggu.

  Mata kuliah ini memiliki relevansi atau keterkaitan dengan beberapa mata kuliah di semester yang sama maupun pada semesters berikutnya. Beberapa mata kuliah yang memiliki relevansi dengan mata kuliah pengendalian vektor dan binatang pengganggu, seperti mata kuliah Penyehatan Tanah dan Pengelolaan Sampah Padat. Sebangai contoh relevansinya adalah sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menjadi tempat perindukan vektor penyakit dan binatang pengganggu, seperti nyamuk, lalat, kecoak/lipas, dan tikus. Selain itu, mata kulaih ini juga relevan dengan mata kuliah dasar pemecahan masalah kesehatan lingkungan (DPMKL), yaitu bagaimana mahasiswa mendapatkan pengetahuan tentang pemecahan masalah penyakit yang ditularkan oleh vektor (nyamuk, lalat, kecoak, pinjal) dan binatang pengganggu (tikus). Mata kuliah ini juga sangat bermanfaat bagi anda, yang kelak akan menjadi seorang sanitarian atau bekerja di bidang kesehatan lingkungan. Oleh karena materi perkuliahannya mengajarkan mulai dari melakukan survei vektor dan binatang penganggu sampai mengidentifikasi penyakit apa saja yang ditularkan.

  Kompetensi umum dalam mata kuliah ini adalah setelah anda menyelesaikan perkuliahan ini pada akhir semester III, anda diharapkan akan dapat melakukan intervensi teknis, administratif, dan sosial sesuai hasil analisis vektor, dan binatang pengganggu.

  Untuk mencapai standar kompetensi diatas, maka materi yang dibahas dalam mata kuliah ini adalah :

  1. Pendahuluan

  a. Pengertian vektor dan binatang pengganggu

  b. Pengertian vektor penyakit

  c. Taksonomi dan siklus hidup

  d. Peranan vektor dalam kesehatan

  2. Fisiologi dan Morfologi serangga

  3. Macam-macam vektor, kompetensi, jenis parasit dan mekanisme penularan

  4. Metode sampling dalam koleksi vektor dan binatang pengganggu

  5. Teknik dalam konfirmasi vektor (khusus nyamuk)

  8. Ketika menghadapi ujian, anda sebaiknya mengumpulkan dan membuat ringkasan materi dari setiap tatap muka, sehingga lebih mudah mempelajari materi tersebut atau anda belajar secara berkelompok.

  14. Jika anda mengalami kesulitan dalam belajar maka dapat bertanya / di diskusikan dengan dosen pengasuh mata kuliah

  13. Anda dinyatakan lulus bila nilai yang anda peroleh minimal mencapai 60 atauu kategori C.

  12. Selain ujian teori, anda juga akan dievaluasi dengan ujian praktek pada saat UAS.

  11. UTS akan diadakan pada minggu IX dan UAS pada minggu XVIII. Ujian teori menggunakan bentuk essai dan pilihan berganda.

  10. Bentuk evaluasi belajar anda berupa tugas harian (TH), ujian tengah semester (UTS), dan ujian akhir semester (UAS).

  9. Anda harus mengikuti semua tahapan evaluasi proses belajar anda secara baik, jujur dan bertanggung jawab berdasarkan ketentuan yang sudah disepakati.

  7. Sebelum mengerjakan tugas, anda harus mencermati penjelasan tugas yang diberikan oleh dosen dan membaca literatur yang berkaitan dengan tugas tersebut.

  6. Pengamatan dan penyelidikan vektor dan serangga pengganggu Mata Kuliah ini tidaklah sulit, maka untuk mencapai pemahaman anda akan materi yang dipelajari, ada beberapa hal sebagai petunjuk belajar yang perlu anda perhatikan :

  6. Anda harus mengerjakan tugas yang diberikan secara mandiri dengan benar, jujur dan bertanggung jawab.

  5. Anda harus berperan aktif saat mengikuti perkuliahan, jika ada materi yang dirasa belum jelas, anda dapat mengajukan pertanyaan kepada dosen tanpa harus merasa takut salah.

  4. Sebelum mengikuti perkuliahan, terlebih dahulu anda sudah membaca bahan ajar ini tentang materi yang akan disampaikan oleh dosen.

  3. Anda harus memiliki silabus sehingga dapat mengetahui jadwal perkuliahan dan materi yang akan diterima.

  2. Anda diwajibkan hadir tepat waktu sesuai dengan jadwal perkuliahan.

  1. Anda wajib mematuhi kuliah tatap muka di kelas, di lapangan dan di Laboratorium secara baik dan teratur sesuai ketentuan akademik.

  

SELAMAT BELAJAR . . .!!!

BAB I PENGERTIAN VEKTOR DAN BINATANG PENGGANGGU Oktofianus Sila, SKM, M.Sc A. PENDAHULUAN

  1. Deskripsi singkat,

  Pokok materi ini membahas tentang definisi vector, vector penyakit dan binatang pengganggu menurut para ahli, ruang lingkup dan bahasan vector dan binatang pengganggu, siklus hidup vector dan binatang pengganggu.

  2. Relevansi

  Materi ini berhubungan dengan pemberantasan penyakit tular vektor di masyarakat maupun industri, serta tempat-tempat umum.

  3. Standar Kompetensi

  • Melakukan intervensi teknis sesuai hasil analisis sampel vektor dan binatang pengganggu. (kompetensi 43)
  • Melakukan intervensi administratif sesuai hasil analisis sampel vektor dan binatang pengganggu. (kompetensi 44)
  • Melakukan intervensi sosial sesuai hasil analisis sampel vektor dan binatang pengganggu.

4. Kompetensi Dasar

  a) Menjelaskan pengertian taksonomi,

  b) Peranan vektor dan binatang pengganggu dalam kesehatan

B. PENYAJIAN

  Pengertian Vektor : Merupakan binatang pembawa penyakit yang disebabkan oleh • bakteri, riketsia, virus, protozoa, dan cacing serta menjadi perantara penular penyakit. Binatang Pengganggu : Binatang yang dapat mengganggu, menyerang, ataupun • menularkan penyakit terhadap manusia, binatang maupun tumbuh-tumbuhan Vektor Penyakit : Arthropoda yang dapat memindahkan/menularkan suatu “infectious

  

agen” dari sumber infeksi kepada induk semang yang rentan (susceptible host)

Contohnya Nyamuk anopheles, Nyamuk aedes, Lalat, Pinjal, dll.

  • Vektor Penyakit merupakan arthropoda yang berperan sebagai penular penyakit sehingga dikenal sebagai arthropod - borne diseases atau sering juga disebut sebagai

  vector – borne diseases yang merupakan penyakit yang penting dan seringkali bersifat

  endemis maupun epidemis dan menimbulkan bahaya bagi kesehatan sampai kematian

1. TAKSONOMI

  Istilah Taksonomi bersasal dari bahasa Yunani:

  Taxis : Susunan Nomos : Hukum

  Secara umum taksonomi berarti : Penyusunan yang teratur dan bernorma mengenai organisme, ke dalam kelompok-kelompok yang tepat menggunakan nama- nama yang sesuai dan benar.

  Taksonomi (serangga):

  Umumnya didasarkan atas persamaan ciri. Serangga dengan ciri sama, dimasukkan dalam kelompok sama (melakukan klasifikasi). Kategori umum pada binatang adalah sebagai berikut :

  Phylum : Kelas : Ordo (bangsa) : Famili (suku, marga) : Genus (keluarga) : Species (jenis) :

  Golongan binatang : Secara berurutan akan terdiri atas: beberapa phyla, satu phyla terdiri atas beberapa kelas, demikian seterusnya yang berarti jumlahnya akan terus meningkat dalam setiap kelompok. Kelompok spesies/jenis terdiri atas sekitar satu juta nama.

  Semua serangga adalah anggota phylum Arthropoda, yaitu binatang dengan kaki beruas-ruas. Serangga yang biasa dikenal sebagai lebah madu dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

  Phylum - Arthropoda Klas - Insekta Ordo - Hymenoptera Famili - Apidae Genus - Apis Species - Apis mellifera (lebah madu)

  Nama suatu species binatang adalah:

  • Nama umum daerah setempat
  • Nama ilmiah

  Nama ilmiah suatu species organisme terdiri atas Nama : genus, spesies, penemu (author) yg tlh menemukan spesies dlm susunan taksonominya, Misal: Nama ilmiah lebah madu adalah Apis mellifera Linnaeus.

  Nama umum serangga di suatu daerah: Tidak akan sama (tetap) untuk seluruh negara atau didunia. Misal capung (nama daerah): Antar daerah, bahkan negara pasti memiliki nama tersendiri untuk serangga tsb. Nama ilmiah lebih mantap dan dapat dipakai di kalangan yang lebih luas. Sehingga semua ahli entomologi akan tahu dengan tepat serangga yang dimaksud.

  KLASIFIKASI

  Dunia binatang terbagi menjadi 14 phyla. Dasar yang dipakai adalah tingkat kekomplekan dan mungkin dari urutan evolusinya sehingga phyla binatang disusun dari phylum yang rendah ke phylum yang tinggi. Serangga atau insekta termasuk dalam phylum Arthropoda, terbagi menjadi 3 sub phylum ialah : Subphylum : Trilobita, (telah punah dan tinggal fosil) Subphylum : Mandibulata (terbagi menjadi beberapa Kelas, termasuk insekta (hexapoda) Subphylum : Chelicerata (beberapa kelas, termasuk Arachnida).

URUTAN KATAGORI TAKSA DALAM TAKSONOMI BINATANG/SERANGGA

  Phylum :

  Subphylum : Kelas : Subkelas :

  Ordo : Superfamilia (-oidea) : Familia (-dae) :

  Subfamilia (-inae) : Genus : Subgenus :

  Spesies : Subspesies :

  MORFOLOGI

  Arti Primitif

  a. Prostomium

  b. Tubuh umum

  c. Periprok

  Serangga

  d. Kepala

  e. Dada (pro, meso, meta-thorax

  f. Perut

2. DAUR HIDUP / SIKLUS HIDUP

  Perubahan secara bertahap tersebut dikenal dengan metamorfosis. Ada dua macam metamorfosis, yaitu metamorfosis sempurna(holometabola) dan metamorfosis tidak sempurna (hemimetabola).

  • Metamorfosis sempurna à perkembangan dimulai dari telur,larva,pupa dan imago.

  Contoh spesiesnya adalah kupu-kupu dan lalat. Metamorfosis tidak sempurna • Contoh spesiesnya adalah jangkrik,kecoa dan capung.

  Pada beberapa spesies, seperti lebah dan semut melangsungkan partenogenesis. • Partenogenesis adalah dihasilkannya individu baru yang berasal dari telur yang tidak dibuahi.

a. DAUR HIDUP KELAS ARACHNIDA

  Gambar 1. Daur hidup kelas Arachnida

  b. Daur hidup nyamuk

  telur à larva (1, 2, 3 dan 4) à pupa à imago, berlangsung selama 9-12 hari. Larva dan pupa akuatik (dalam air jernih), sedangkan dewasanya aerial Gambar 2. Daur hidup nyamuk

  c. Flea Life Cycle

  Gambar 3. Daur hidup Flea/pinjal

C. PENUTUP Tes formatif

  1. Tuliskan Pengertian beserta contoh vektor dan binatang pengganggu !

  2. Jelaskan tentang taksonomi serangga !

  3. Tuliskan taksonomi dari nyamuk Aedes aegypti !

  4. Tuliskan 2 macam daur hidup serangga serta berikan contoh masing-masing !

  5. Tuliskan 3 jenis serangga pembawa penyakit serta penyakit yang ditularkan !

FISIOLOGI SERANGGA

  Oktofianus Sila, SKM, M.Sc

A. PENDAHULUAN

1. Deskripsi singkat,

  Pokok bahasan ini berisi tentang Fisiologi serangga diantaranya Sistem integumen dan pernafasan, Sistem pencernaan dan peredaran darah Sitem saraf (foto, mekano & chemo reseptor)

  2. Relevansi

  Materi ini erat hubungannya dengan cara masuk dan kerja insektisida pada tubuh serangga yang bertujuan untuk mengendalikan populasi serangga. Disamping itu berperan sebagai dasar dalam pemilihan insektisida yang efektif dalam pengendalian serangga dan binatang pengganggu.

  3. Standar Kompetensi

  • Melakukan intervensi teknis sesuai hasil analisis sampel vektor dan binatang pengganggu. (kompetensi 43)
  • Melakukan intervensi administratif sesuai hasil analisis sampel vektor dan binatang pengganggu. (kompetensi 44)
  • Melakukan intervensi sosial sesuai hasil analisis sampel vektor dan binatang pengganggu.

  4. Kompetensi Dasar Menjelaskan tentang Fisiologi serangga

   Sistem integumen dan pernafasan  Sistem pencernaan dan peredaran darah  Sitem saraf (foto, mekano & chemo reseptor)

B. PENYAJIAN

DINDING TUBUH (INTEGUMEN) 1.

  Dinding tubuh (Integumen) terdiri dari satu lapisan epidermis yang dapat menghasilkan lapisan luar yang keras. Sebagian besar lapisan luar ini terdiri dari kutikula dan beberapa zat kimia lainnya. Semua lapisan ini berasal dari sel epidermis atau sel epidermis yang telah berubah bentuk. Lapisan ini ditembus oleh banyak sekali saluran halus yang berbentuk spiral.

  Kutikula serangga mengandung empat puluh sampai lima puluh persen kitin dan jarang sekali mengandung kapur. Kitin merupakan rantai panjang glukosamina (C 8 H 13 O 5 N). Zat ini tidak larut di dalam air, alkohol, eter atau pelarut organik lainnya, asam lemah, basa lemah, atau kuat, tetapi larut di dalam asam mineral pekat dan dipecah ke dalam berbagai komponennya. Jika dipanaskan di dalam KOH, memberikan hasil yang disebut kitoson. Senyawa ini dengan iodium memberikan warna ungu, dan ini merupakan suatu cara uji yang baik untuk mengenal kitin. Di dalam lapisan epidermis terdapat sel yang dapat mengeluarkan polifenol dan mungkin juga cairan yang dapat melarutkan kutikula pada proses pergantian kulit. Sel tersebut dinamakan sel kulit. Kelulusan (permeabilitas) kutikula tergantung dari beberapa keadaan kimia – fisika yang ada pada satu saat.

  Dinding tubuh serangga tersusun dari berbagai senyawa khusus sebagaimana terlihat pada gambar 1.

  Gambar 1. Dinding tubuh serangga Baik lapisan endokutikula maupun eksokutikula mengandung kitin dan proteina. Lapisan eksokutikula mengandung melanin yang menyebabkan lapisan ini berwarna. Proteina yang terdapat pada lapisan ini ada dua macam yaitu artropodin yang larut di dalam air, serta sklerotina yang tidak larut di dalam air.

  Epikutikula dapat berada dalam keadaan keras atau lentur. Hal ini disebabkan karena adanya proses pengerasan dinding tubuh tersebut yang disebut penyamakan (tanning). Pada waktu lapisan kutikula dihasilkan oleh sel epidermis, lapisan ini masih lentur. Dengan suatu proses kimia yang menyangkut interaksi beberapa hormon, terjadilah penyamakan di beberapa tempat dan menyisakan beberapa bagian sambungan tetap lentur karena penyamakan tidak terjadi di daerah ini.

  Dengan adanya proses pengerasan, tubuh serangga terbagi-bagi ke dalam beberapa lempengan keras yang disebut sklerit. Sklerit dibatasi oleh garis yang disebut gurat. Proses terjadinya sklerit disebut juga sklerotisasi.

  SEGMENTASI

  Pada serangga yang berbadan lunak, segmentasi tubuh bersifat segementasi primer. Pergerakan setiap segmen terjadi pada garis intersegmen yang asli. Dinding tubuh tidak keras karena tidak mengalami sklerotisasi (Gambar 2a). Bersamaan dengan terjadinya proses tersebut terjadilah berbagai perubahan pada pembagian daerah tubuh. Dengan adanya beberapa bagian dinding tubuh yang tidak mengalami pengerasan, pergerakan serangga masih dimungkinkan. Tetapi daerah yang masih lentur ini tidak terdapat pada daerah intersegmen yang terakhir, melainkan telah bergeser ke muka dan ke belakang garis intersegmen primer. Daerah intersegmen yang telah mengeras akan bersatu dengan segmen yang terdapat dibagian belakangnya. Segmentasi semacam ini disebut segmentasi sekunder (Gambar 2b, c).

  Gurat atau garis intersegmen primer mempunyai nama baru yaitu gurat antekosta (sutura antecosta). Keping yang terjadi dari lipatan tubuh disebut antekosta, sedangkan sklerit yang terdapat di depan gurat antekosta ini disebut akrotergit.

  

Gambar 2 Segmentasi sekunder

  Segmen kepala sudah tidak lagi menampakan batas aslinya. Segmen dada mempunyai susunan sklerotisasi yang rumit. Dengan demikian hanyalah daerah perut yang mempunyai segmentasi dan susunan sklerit yang masih mempertahankan bentuk aslinya yang sederhana.

  PERNAFASAN 2.

  Serangga adalah hewan aerobik yang membutuhkan oksigen dan membuang CO 2 sebagai hasil repirasi sel. Udara masuk melalui spiracle yang mempunyai diameter kurang dari 1 mm. Tracheae berhubungan langsung dengan jaringan yang melakukan respirasi dan sel-sel yang mereka catu.

  Pernafasan dibedakan antara pernafasan luar dan pernafasan dalam. Pernafasan luar adalah proses pemasukan oksigen kedalam jaringan. Pernafasan dalam adalah proses pembakaran zat makanan oleh oksigen untuk memperoleh energi. Oksigen bekerja pada taraf terakhir reaksi penghasil energi dengan mengikat atom hidrogen bebas.

  Difusi dan ventilasi

  Perjalanan oksigen dari udara melalui spiracle, tracheae, tracheoles sampai target cells, dengan kombinasi ventilasi dan difusi sepanjang gradien konsentrasi (tinggi di luar, rendah di dalam jaringan) sehingga O2 masuk, CO2 dan uap air keluar.

  Dengan demikian harus ada kompromi antara O2 tetap bisa masuk tapi kehilangan air melalui spiracle haris diminimalkan. Keseimbangan ini diatur dengan membukan spiracle secara periodik manakala dibutuhkan dan menutupnya ketika serangga sedang tidak aktif.

  Pada serangga yang sedang aktif, gerakan pada thorax dan abdomen merupakan pompa yang memventilasi bagian luar dari sistem trachea, sehingga lintasan difusi menjadi lebih pendek. Serangga yang hidup di lingkungan kering mempunyai spiracle yang kecil dengan atria yang dalam. Beberapa serangga mempunyai tracheae yang besar dan berfungsi sebagai tempat cadanagn O2 ketika spiracle tertutup.

  Pada holometabola yang tidak mempunyai kantung udara, difusi adalah mekanisme utama pergerakan gas. Efisiensi pertukaran gas berhubungan dengan jarak dan diameter tracheae. Pembukaan dan penutupan spiracle secara terkoordinir menyertai gerakan ventilasi menghasilkan gerakan udara satu arah pada tracheae utama. Spiracle anterior terbuka ketika inspirasi dan tracheae posterior terbuka ketika ekspirasi.

  Serangga mempunyai batas atas ukuran tubuh. Apabila O2 harus berdifusi melalui jarak yang terlalu jauh, maka kebutuhan O2 tidak akan terpenuhi. Apabila gerakan ventilasi ditingkatkan, maka kehilangan air akan meningkat pula. Oleh karena itu, serangga besar mempunyai tubuh yang langsing dan panjang untuk mengurangi jarak difusi.

  Pernafasan pada serangga air

  Serangga air mempunyai beberapa cara mengambil oksigen dari air, beberapa serangga masih tergantung sepenuhnya dari oksigen udara.

  a. Pernafasan integumen : beberapa larva yang hidup di air telah beradaptasi sehingga sistem trakeanya telah diisi sepenuhnya oleh oleh cairan dan spirakel telah tertutup rapat. Oksigen berdifusi melalui seluruh permukaan dinding tubuh yang tidak membentuk alat khusus untuk mengambil oksigen.

  b. Insang trakea : terjadi dari pelebaran integumen, berupa lembaran-lembaran tipis . Di dalam lembaran inilah terdapat cabang-cabang trakea dan trakeol. Pada serangga ini spirakel yang terletak jauh dari insang trakea dapat tertutup atau hilang sama sekali.

  Insang trakea biasanya terdapat pada pangkal kaki, pada beberapa tempat di dinding tubuh atau pada rectum. Oksigen secara berdifusi memasuki trakea yang ada pada insang. Otot-otot penggerek terdapat pada dasar lembaran insang. Pergerakan lebih cepat apabila konsentrasi oksigen di dalam air menjadi berkurang. Diduga bahwa pergerakan insang menyebabkan aliran air melewati lembaran-lembaran tersebut. Makin cepat pergerakan insang, makin banyak air yang melewati insang dan dengan demikian makin banyak oksigen yang dapat diserap.

a. Pengambilan oksigen dari luar : tidak semua serangga air dapat mengambil oksigen

  langsung dari dalam air. Mereka harus muncul ke permukaan untuk bernafas. Pada bagian-bagian tertentu pada tubuh terdapat kumpulan rambut yang dapat memecah tegangan permukaan. Bagian ini mempunyai afinitas lebih besar terhadap udara daripada terhadap air.

  Kalau serangga muncul ke permukaan air, bagian ini akan tetap kering. Spirakel berada pada bagian kering ini. Lubang spirakel dapat pula dilindungi oleh lingkaran- lingkaran rambut, yang mengembangapabila serangga muncul ke permukaan air dan menguncup kalau serangga menyelam.

  Terdapat beberapa cara penyimpanan udara, diantaranya disimpan dibagian ventral tubuh diantara rambut-rambut yang kebal air (hydrofuge)sebagaimana terdapat pada Notonecta.

  Bagian bawah pada elytera dapat pula dipakai untuk menyimpan udara cadangan seperti pada Dytiscus atau Hydrophylus. Perkembangan tingkat tertinggi ditandai oleh terjadinya selaput udara di seluruh tubuh.

  Lapisan ini yang disebut plastron terjadi karena adanya rambut-rambut kecil kebal air yang terdapat di seluruh permukaan tubuh. Dengan demikian udara ditahan di antara rambut-rambut ini. Serangga semacam ini jarang sekali muncul ke permukaan.

SISTEM PENCERNAAN 3.

  Bentuk morfologi saluran pencernaan makanan berbeda-beda pada berbagai jenis serangga, sesuai dengan cara makan serta cara hidupnya. Serangga pengunyah misalnya, mempunyai saluran makanan yang lebih sederhana daripada serangga penghisap cairan.

  Saluran makanan terbentuk dari tiga bagian : saluran depan, yang terjadi dari pelipatan stomodeum, yang sebelah dalamnya dilapisi dengan kutikula yang tipis; saluran tengah terjadi dari endoderm dan tidak mempunyai lapisan kutikula; saluran akhir atau saluran belakang terjadi dari pelipatan proktodeum dan seperti saluran depan juga mempunyai lapisan kutikula pada permukaan dalamnya. Tugas umum ketiga bagian itu adalah sebagai berikut : Saluran depan : mengambil dan mengolah makanan Saluran tengah : menyerap makanan Saluran belakang : membuang makanan

  Saluran depan : tidak menghasilkan enzim kecuali kelenjar ludah yang bermuara di mulut.

  Kolembola mempunyai saluran makanan yang sangat sederhana, tidak mempunyai bagian-bagian dan penonjolan yang berarti. Tabung malpighi tidak terdapat. Saluran depan serangga pemanah mempunyai proventrikulus yang tumbuh dengan baik dan yang tidak terdapat pada serangga penghisap cairan.

  Pada lipas misalnya, makanan dari mulut masuk ke dalam tembolok dan masih mengandung campuran ludah. Pada tembolok, enzima dari ludah masih dapat melakukan tugasnya. Makanan lebih dihaluskan pada proventikulus karena adanya gerigi pada bagian ini. Dapat terjadi bahwa makanan kembali lagi ke dalam tembolok. Pada lebah, kerongkongan (oesophagus) sangat panjang dan tembolok juga tumbuh dengan baik. Pada serangga penghisap, tenggorokan (pharynx) merupakan alat penghisap dan proventikulus tidak terdapat. Lalat mempunyai kerongkongan yang sempit dan tembolok tumbuh sangat besar ke samping (Gambar 3).

  Gambar 3b. Bagian Saluran makanan Gambar 3a. Saluran makanan pada Lalat Umum

  Susunan seperti lalat juga terdapat pada kupu-kupu, dengan sedikit perbedaan. Pada nyamuk, tembolok dipakai sebagai tempat menyimpan gula, sedangkan darah disimpan di perut tengah.

  Perut tengah : tidak mempunyai lapisan kutikula (intima), tetapi mempunyai lapisan membran peritrop.

  Grastic caeca yang berguna untuk memperlebar perut dan tempat simbion, tidak selalu terdapat disini.

  Saluran terakhir : pembagian dan panjang saluran akhir tergantung dari makanan serangga bersangkutan. Saluran ini dimulai dari daerah bermuaranya saluran malpighi.

  Katup pilorus dapat juga dipakai sebagai tanda permulaan daerah akhir ini. Dinding saluran akhir di bagian depan lebih tipis daripada bagian belakang. Pada larva lamellicornia (Coleoptera), bagian depan perut akhir merupakan suatu tempat peragian sisa makanan. Ruang ini berisi bakteri yang dapat menghancurkan kayu. Hal ini memungkinkan perut akhir serangga ini dapat dipakai sebagai tempat penyerap makanan.

4. SISTEM SARAF

  Setiap sel hidup mampu menghantar rangsang ke sel lainnya. Suatu sel saraf mempunyai kekhususan sebagai sel yang dapat menghantar rangsangan dan juga sebagai sel yang dapat mengadakan perpaduan stimulus yang datang dari luar maupun dari dalam tubuh. Telah kita kenal bahwa sel saraf (neuron) terdiri dari tubuh sel dan akson yang panjang. Sel saraf berkumpul dan membentuk jaringan saraf. Secara keseluruhan, jaringan saraf mempunyai tugas sebagai berikut :

  a. Mendapatkan keterangan dari keadaan sekeliling dan dari tubuh serangga itu sendiri

  b. Mengumpulkan semua keterangan dari keadaan yang diperoleh dan juga mengintegrasikannya c. Menyampaikan hasil integrasi ke otot yang merupakan reaksi serangga terhadap keterangan dari sekitarnya itu.

  Jaringan saraf dapat dibagi ke dalam saraf pusat dan saraf tepi. Saraf pusat terdiri dari sepasang rantai saraf yang terdapat di sepanjang tubuh bagian ventral. Pada tiap segmen terjadi suatu pengmpulan saraf tubuh sel yang kemudian disebut ganglion (ganglia = jamak). Saraf tepi terdiri dari tiga macam sel saraf :

  a. Sel saraf indera : membawa impuls dari alat indera

  b. Sel perantara (internuncial) : membawa impuls antara sel saraf

  c. Sel saraf motor : membawa impuls dari pusat integrasi ke otot Benang saraf (axon) dari tiap ganglion pergi ke segmen yang sama. Kadang- kadang ganglion itu sendiri tidak berada pada segmennya semula (sudah berpindah ke segmen lainnya).

  Sel saraf pada saraf tepi terdapat pada bagian tepi ganglion. Tiga kelompok ganglion yang terdapat di depan mulut (preoral) dapat dianggap sebagai otak (Gambar 4)

  

Gambar 4. Otak dan ganglion sub esofagus

  Jumlah ganglion yang menjadi otak ada tiga, yaitu :

  a. Protoserebrum, mempunyai tempat untuk integrasi dan juga mempunyai sel saraf hormon yaitu sel yang dapat menghasilkan hormon b. Deutoserebrum, mempunyai saraf yang menuju ke antena c. Tritoserebrum, tidak mempunyai daerah intervensi khusus.

5. SISTEM PEREDARAN DARAH

  Cairan tubuh serangga disebut hemolimfa. CaIran ini mempunyai peranan penting dalam menyalurkan bahan makanan dari alat pencernaan ke jaringan tubuh, juga berfungsi membawa hasil metabolit yang tidak terpakai ke tabung malpighi untuk dibuang.

  Hemolimfa terdapat di dalam haemocoel diantara organ tubuh. Untuk menggerakan hemolimfa terdapat organ kontraktil yang disebut jantung. Sistem pembuluh tidak terdapat. Pernafasan tidak memerlukan hemolimfa karena seperti telah dikatakan, oksigen langsung masuk ke dalam jaringan.

TABUNG DORSAL ATAU JANTUNG

  Jantung merupakan suatu alat kontraktil yang terdapat pada bagian dorsal tubuh terdiri dari dua bagian yaitu : a. Bagian belakang yang membesar dan mempunyai lubang-lubang ostium

  b. Bagian depan yang disebut aorta dan tidak kontraktil Ostium adalah celah yang kdang-kadang mempunyai katup pada permukaan dalamnya. Semua celah ini berpasangan dan berjumlah satu sampai 13 pasang. Dinding jantung terdiri dari selapis otot yang dilapisi oleh jaringan ikat. Pada dinding jantung sebelah luar, melekat ‘otot sayap’ yang membantu kontraksi jantung. Cairan tubuh yang telah berada di dalam dicegah keluar oleh sekat-sekat tersebut.

  Di bagian belakang, tabung jantung tertutup sehingga hemolimfa hanya dapat mengalir ke depan yaitu ke aorta, yang terbuka pada ujungnya. Jantung terletak pada suatu rongga yang disebut rongga perikardium, dan terbentuk oleh adanya katup perikardium yang terdiri dari otot dan jaringan ikat yang terbentang atau melekat di bagian ventral jantung. Katup perikardium mempunyai banyak celah yang dapat dilewati oleh hemolimfa.

  Peredaran hemolimfa

  Jantung mengembang karena pengerutan otot alar. Cairan tubuh memasuki rongga perikardium dan langsung ke jantung. Pengendoran otot alar disertai konstraksi jantung, memompa hemolimfa keluar melewati aorta dan memasuki rongga tubuh. Ada kalanya terdapat sekat dibagian ventral tubuh yang terbentang di atas kelompok ganglion. Sekat ini dapat berkontraksi sehingga mengadakan gerakan bergelombang dan dengan demikian mendorong hemolimfa ke depan.

  Tubuh kontraktil, selain jantung, ada pula yang terdapat di dasar antena dan kaki serta dapat membantu menggerakan hemolimfa. Peredaran hemolimfa tidak hanya terdapat pada tubuh utama, tetapi juga pada sayap dan kaki.

  HEMOLIMFA

  Hemolimfa merupakan cairan tubuh yang jernih, berwarna hijau atau kuning; merupakan medium tempat berlangsungnya pertukaran zat kimia merupakan pembawa zat makanan dari satu organ ke organ lainnya, pembawa hormon dan juga pembawa zat buangan ke tabung malpighi. Selain itu hemolimfa dapat pula membantu pernafasan, memindahkan tekanan dari satu bagian tubuh ke bagian lain, seperti pada waktu pergantian kulit, dan juga membantu mengembangkan sayap dari keadaan kuncup menjadi terkembang. Jaringan tubuh dapat mengambil air dari hemolimfa sehingga kekeringan dapat dicegah.

  Di dalam hemolimfa terdapat proteina, asam amino, asam urea, gula dan zat pereduksi lainnya, lemak dan berbagai garam. Pada larva chironomus, terdapat hemoglobin di dalam hemolimfa. Serangga pemakan tumbuhan mempunyai hemolimfa berwrna hijau dan kuning.

  Pigmen tumbuh-tumbuhan ternyata diambil dari saluran pencernaan dan disimpan pada hemolimfa. Beberapa enzima seperti proteasa, amilasa, sukrasa, lipasa dilaporkan terdapat didalam hemolimfa. Pada waktu metamorfosa, aktifitas enzim makin besar, karena dengan hancurnya jaringan, mereka keluar lebih banyak.

  HEMOSIT

  Hemosit ialah sel bebas yang terdapat di dalam hemolimfa. Sel ini mempunyai inti, jadi tidak seperti butir darah merah. Di dalam keadaan biasa, sebagian besar hemosit menempel pada beberapa organ tubuh. Jumlah yang terdapat bebas di dalam aliran hemolimfa tidak tentu, tergantung dari keadaan faal tubuh. Butir hemosit berlipat ganda sewaktu serangga mendapat luka, diserang parasit atau sewaktu berganti kulit.

  Macam hemosit

  Hemosit berasal dari jaringan mesoderm. Dalam keadaan tertentu terjadilah mitosis pada hemosit yang beredar atau yang melekat pada jaringan tubuh. Hemosit cenderung untuk menempel pada sesuatu benda dan dengan demikian berbentuk bulat panjang. Hemosit bebas berbentuk bulat. Penggolongan hemosit belum mencapai suatu persetujuan umum. Secara umum dapat dikatakan bahwa hemosit mempunyai ukuran dan bentuk berbeda-beda. Beberapa hemosit mempunyai isian berupa butiran proteina, karbohidrat dan lemak.

  Berdasarkan hal di atas, hemosit secara garis besar dapat dibagi ke dalam beberapa golongan :

  Prohemosit : berukuran kecil, dengan inti hampir memenuhi seluruh sel (gambar 5.a) Amibosit : berukuran sedang, dengan inti berukuran sedang dan sitoplasma tidak

  mempunyai isian. Sel lemak (spherule) : berukuran besar, inti kecil dan sitoplasma mengandung isian berupa butiran kecil

  Gambar 5. Hemosit pada serangga

C. PENUTUP * Tes formatif Jawablah peryataan dibawah ini dengan singkat dan jelas.

  1. Jelaskan tentang integumen (dinding tubuh) pada serangga adan apa fungsinya !

  2. Jelaskan tentang sistem pernafasan pada serangga !

  3. Jelaskan tentang sistem pencernaan pada serangga !

  4. Jelaskan tentang sistem saraf pada serangga !

  5. Jelaskan secara singkat sistem peredaran darah pada serangga !

  6. Tuliskan alasan mempelajari fisiologi dan morfologi serangga !