Makalah Sistem Informasi Pengetahuan

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN MAKALAH

  Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Sistem Informasi Manajemen

  Yang dibina oleh Bapak Mohammad Arief Oleh :

  Sunu Satriya Adi (130413615011) Wahyu Dwiputra Darmawan (130131611644) Widemas Bai’atur Ridwan (130413611647) Yoshe Amalia Faustina (130413604626) Zulva Ulinuha (130413611638)

  UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN Pebruari 2015

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam penulisan selanjutnya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

  Malang, Pebruari 2015 Penyusun

  

DAFTAR ISI

  KATA PENGANTAR........................................................................................... 1 DAFTAR ISI ........................................................................................................ 2 BAB. I PENDAHULUAN................................................................................... 3

  A. Latar Belakang ................................................................................... 3

  B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4

  C. Tujuan................................................................................................. 4

  BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 5 A. Pengertian Manajemen Pengetahuan ................................................. 5 B. Tujuan Knowledge Management ....................................................... 7 C. Tipe Proyek Manajemen Pengetahuan............................................... 7 D. Tahapan Perkembangan Manajemen Pengetahuan dalam Organisasi 9 E. Faktor-Faktor Penting Bagi Adanya Manajemen Pengetahuan......... 9 F. Sasaran Manajemen Pengetahuan......................................................11 G. Penaksiran Kebutuhan........................................................................12 H. Sasaran Bisnis yang Didukung Manajemen Pengetahuan..................13 I. Ciri-ciri Penggunaan Manajemen Pengetahuan.................................13 J. Sumber Informasi...............................................................................14 K. Studi Kasus.........................................................................................15 BAB III PENUTUP...............................................................................................18 A. Kesimpulan ........................................................................................18 B. Saran ..................................................................................................18 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era global sedang bergulir kencang. Tantangan berupa turbulensi semakin

  gencar. Berbagai jenis informasi semakin saling berseliweran saja. Perusahaan yang menjauh dari era ini akan terpuruk. Pasalnya tantangan masa kini adalah bagaimana menguasai atau mengatasi banyaknya informasi dan pengetahuan yang berasal dari segala penjuru dunia. Bagaimana perusahaan mengorganisasi informasi dan pengetahuan seoptimum mungkin? Bagaimana perusahaan memfasilitasi diseminasi informasi? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan alasan mengapa manajemen pengetahuan dibutuhkan. Bagi perusahaan yang tergolong sebagai organisasi belajar maka manajemen pengetahuan sudah menjadi kebutuhan

  Sistem manajemen pengetahuan memberikan informasi yang tepat kepada orang dan waktu yang tepat, serta menyediakan alat-alat untuk menganalisis informasi dengan wkatu yang cepat. Dalam perusahaan manufaktur, manajemen pengetahuan memberikan kemungkinan untuk menyesuaikan produksi dengan pesanan berdasarkan informasi yang diperoleh melalui armada penjualan. Dengan demikian memungkinkan pengiriman pasokan dan produk secara tepat waktu, begitu pengecer menginginkan supply produk. Sebagai dampaknya adalah hilangnya banyak hirarki yang biasanya mengganggu kelancaran proses bisnis.

  Manajemen pengetahuan adalah disiplin yang mengelola modal intelektual sebagai asset perusahaan. Dalam kaitan ini manajemen pengetahuan bukanlah suatu database terpusat yang berisi semua informasi yang diketahui semua karyawan. Manajemen pengetahuan memungkinkan munculnya ide-ide, khususnya ide bisnis yang muncul dari banyak sumber seperti database, website, karyawan, atau mitra bisnis.

B. Rumusan Masalah

  1. Apa yang dimaksud Sistem Manajemem Pengetahuan?

  2. Apa tujuan dari Manjemen Pengetahuan?

  3. Apa saja tipe proyek Manajemen Pengetahuan?

  4. Bagaimana tahapan perkembangan Manajemen Pengetahuan dalam organisasi?

  5. Apa saja faktor-faktor yang penting bagi adanya Manajemen Pengetahuan?

  6. Apa saja sasaran Manajemen Pengetahuan?

  7. Apa yang dimaksud dengan Penaksiran Kebutuhan?

  8. Bagaimana sasaran bisnis yang didukung Manajemen Pengetahuan?

  9. Bagaimana ciri-ciri penggunaan Manajemen Pengetahuan?

  10. Bagaimana sumber informasi mempengaruhi Manajemen Pengetahuan?

C. Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi Sistem Manajemen Pengetahuan.

  2. Untuk mengetahui tujuan dari Manjemen Pengetahuan.

  3. Untuk mengetahui tipe proyek Manajemen Pengetahuan.

  4. Untuk mengetahui tahapan perkembangan Manajemen Pengetahuan dalam organisasi.

  5. Untuk mengetahuifactor-faktor yang penting bagi adanya Manajemen Pengetahuan.

  6. Untuk mengetahuisasaran Manajemen Pengetahuan.

  7. Untuk mengetahui definisi Penaksiran Kebutuhan.

  8. Untuk mengetahui sasaran bisnis yang didukung Manajemen Pengetahuan.

  9. Untuk mengetahu iciri-ciri penggunaan Manajemen Pengetahuan.

  10. Untuk mengetahui sumber informasi mempengaruhi Manajemen Pengetahuan.

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Manajemen Pengetahuan Definisi mengenai KM (Knowledge Management) tergantung dari cara

  organisasi menggunakan dan memanfaatkan pengetahuan. Salah satu definisi KM adalah proses sistematis untuk menemukan, memilih, mengorganisasikan, menyarikan dan menyajikan informasi dengan cara tertentu yang dapat meningkatkan penguasaan pengetahuan dalam suatu bidang kajian yang spesifik. Atau secara umum KM adalah teknik untuk mengelola pengetahuan dalam organisasi untuk menciptakan nilai dan meningkatkan keunggulan kompetitif.

  Menurut Davenport manajemen pengetahuan adalah proses menterjemahkan pelajaran yang dipelajari, yang ada dalam diri/pikiran seseorang menjadi informasi yang dapat digunakan setiap orang. Manajemen pengetahuan adalah suatu disiplin yang memperlakukan modal intelektual aset yang dikelola (Jerry Honeycutt, 2000). Sebab menurutnya konsep manajemen pengetahuan (knowledge management) pada dasarnya adalah berkembang dari kenyataan bahwa dimasa sekarang dan dimasa depan, aset utama sebuah organisasi agar mampu berkompetisi adalah aset intelektual atau pengetahuan bukan assetcapital. Knowledge Management terdiri dari 3 komponen utama yaitu people, place, dan content.

  KM membutuhkan orang yang kompeten sebagai sumber pengetahuan, tempat untuk melakukan diskusi, dan isi dari diskusi itu sendiri. Dari ketiga komponen tersebut peran teknologi informasi adalah mampu menghilangkan kendala mengenai tempat melakukan diskusi. TI memungkinkan terjadinya diskusi tanpa kehadiran seseorang secara fisik. Dengan demikian kapitalisasi pengetahuan dapat terus diadakan walaupun tidak bertatap muka.

  Knowledge Management dapat dopandang dari dua sisi yaitu secara operasional dan strategis. Knowledge Management secara operasional artinya knowledge managemen merupakan aktivitas organisasi dimana terjadi pengembangan dan pemanfaatan pengetahuan, sedangkan knowledge management secara strategis artinya knowledge management merupakan langkah untuk memantapkan setiap organisasi sebagai organisasi yang berbasis pengetahuan.

  Dalam konteks secara umum, pelaksanaan KM menghadapi masalah utama yaitu masalah perilaku. Pertama, berkaitan dengan ketidakmauan orang untuk berbagi. Kedua berkaitan dengan ketidakdisiplinan untuk selalu menuliskan apa yang didapatkan. Ini merupakan suatu kendala karena budaya Indonesia lebih cenderung pada budaya lisan. Orang Indonesia belum bisa mendisiplinkan diri untuk selalu menuliskan pengetahuan dan pengalaman yang dialami dalam suatu sistem sebagai suatu aset organisasi.

B. Tujuan Knowledge Management

  Tujuan dari knowledge management adalah meningkatkan kemampuan organisasi untuk melaksanakan proses inti lebih efisien. Davenport et.al (1988) dalam Cut Zurnali (2008) menjelaskan sasaran umum dari sistem knowledge management dalam praktik adalah sebagai berikut:

  1. Menciptakan knowledge: Knowledge diciptakan seiring dengan manusia menentukan cara baru untuk melakukan sesuatu atau menciptakan know- how. Kadang-kadang knowledge eksternal dibawa ke dalam organisasi/institusi;

  2. Menangkap knowledge: Knowledge baru diidentifikasikan sebagai bernilai dan direpresentasikan dalam suatu cara yang masuk akal dan dapat dicerna;

  3. Menjaring knowledge: Knowledge baru harus ditempatkan dalam konteks agar dapat ditindaklanjuti. Hal ini menunjukkan kedalaman manusia (kualitas tacit) yang harus ditangkap bersamaan dengan fakta explicit;

  4. Menyimpan knowledge: Knowledge yang bermanfaat harus dapat disimpan dalam format yang baik dalam penyimpanan knowledge, sehingga orang lain dalam organisasi dapat mengaksesnya atau menggunakannya;

  5. Mengolah knowledge: Sebagaimana sebuah perpustakaan (library), knowledge harus dibuat up-to-date. Hal tersebut harus di review untuk menjelaskan apakah knowledge tersebut relevan atau akurat.

  6. Menyebarluaskan knowledge: Knowledge harus tersedia dalam format yang bermanfaat untuk semua orang atau anggota dalam organisasi yang memerlukan knowledge tersebut, di mana pun dan tersedia setiap saat.

C. Tipe Proyek Manajemen Pengetahuan

  Studi yang dilakukan oleh Davenport mengidentifikasi empat tipe besar proyek manajemen pengetahuan terkait pada titik tekan yang dimilikinya:

  1. Menciptakan simpanan pengetahuan Penekanannya adalah pada menangkap pengetahuan dan untuk memperlakukan pengetahuan sebagai suatu entitas yang terpisah dari orang-orang yang menciptakan dan menggunakannya. Maka yang dilakukan adalah membuat dokumen yang berisi pengetahuan yang telah direkam dan menyimpannya di suatu simpanan di mana dia bisa dengan mudah diakses.

  2. Meningkatkan akses terhadap pengetahuan dan transfer atasnya Menekankan pada aktivitas penyediaan akses ke pengetahuan atau memfasilitasi transfer pengetahuan antar individu. Dalam hal ini, kesulitannya biasanya terletak pada bagaimana menemukan orang dengan pengetahuan yang dibutuhkan dan lalu secara efektif mentransfernya ke orang lainnya. Hal ini juga akan tergantung pada peningkatan kapabilitas teknologi organisasi bersangkutan. Aktivitas dari proyek ini biasanya berbasis komunal, semisal berbentuk: komunitas online atau komunitas tatap muka, workshop, seminar, sistem konferensi video desktop, scan dokumen dan perangkat berbagi lainnya.

  3. Menyuburkan lingkungan pengetahuan Proyek ini terkait aktivitas membangun lingkungan berkontribusi untuk penciptaan, penyebaran, dan penggunaan pengetahuan yang lebih efektif. Aktivitas yang tercakup di sini semisal pembentukan kesadaran dan pembudayaan perhatian terkait pentingnya berbagi pengetahuan.

  Termasuk juga di dalamnya adalah bagaimana mengubah perilaku dan memberikan insentif untuk berbagi pengetahuan.

  4. Mengelola pengetahuan sebagai suatu asset Fokusnya di sini adalah pada memperlakukan pengetahuan sebagaimana aset lain di neraca keuangan. Namun sifat pengetahuan yang tidak secara konkret berwujud memang membuatnya sangat susah untuk ditransformasi dan diestimasi dalam konteks finansial.

D. Tahapan Perkembangan Manajemen Pengetahuan dalam Organisasi

  1. Knowledge-chaotic (tak sadar konsep, tak ada proses informasi, dan tak ada sharing informasi).

  2. Knowledge-aware (sadar akan kebutuhan manajemen pengetahuan, ada beberapa proses manajemen pengetahuan, ada teknologi, ada isu tentang sharing informasi).

  3. Knowledge-enabled (memanfaatkan manajemen pengetahuan, mengadopsi standar, isu-isu berkaitan dengan budaya dan teknologi).

  4. Knowledge-managed (kerangka kerja yang terintegrasi, merealisasikan manfaat, isu-isu pada tahap sebelumnya teratasi).

  5. Knowledge-centric (manajemen pengetahuan merupakan bagian dari misi, nilai pengetahuan diakui dalam kapitalisasi pasar, manajemen pengetahuan terintegrasi dalam budaya).

E. Faktor-Faktor Penting Bagi Adanya Manajemen Pengetahuan

  Manajemen pengetahuan menjadi sangat diperhitungkan ketika, institusi bisnis harus menghadapi perubahan iklim bisnis yang serba cepat. Perkembangan dan eksistensi dari manajemen pengetahuan sangat ditentukan oleh faktor-faktor berikut:

  1. Penilaian perusahaan terhadap arti penting asset menjadi semakin berkurang, lebih-lebih ketika perusahaan terjebak pada orientasi peningkatan ketrampilan pada karyawan. Perubahan yang terjadi dalam lingkungan bisnis bukan saja memerlukan ketrampilan manajemen, tetapi manajemen pengetahuan justru memegang peran yang sangat penting. Dalam kaitan ini, para pemilik modal atau investor menjadi lebih menghargai perusahaan berdasarkan apa yang mereka ketahui, dalam artian bagaimana mengelola pengeatahuan dalam rangka menjawab tantangan perubahan yang cepat.

  2. Kecenderungan menerapkan flat organization (organisasi yang ramping) senyatanya telah menyebabkan karywan yang memiliki pengetahuan tertentu. Fenomena demikian mengharuskan bagi manajemen untuk memikirkan hal-hal yang bersifat “tacit knowledge” yang nyatanya melekat pada diri karyawan.

  3. Globalisasi membuat informasi bergerak demikian cepat. Orientasi bisnis yang terjadi saat ini pada abad ini adalah orientasi yanglebih menghargai ketrampilan knowledge.

  4. Teknologi telah memberikan kontribusi yang kuat. Kemampuan dan kapasitasuntuk merangkum data informasi, dan pengetahuan telah melampaui kemampuan tenaga terdidi. Segala sesuatu yang berkaitan dengan teknologi bersumber pada pengetahuan, sehingga karyawan dipersyaratkan berpengetahuan.

  5. Cara-cara menjalankan bisnis sudah berubah secara lokal. Setiap entitas bisnis harus merespon secara cepat setiap perubahan. Cara-cara lama semacam TQM, rekayasa ulang dan activity based costing tak mampu lagi mengatasi perubahan-perubahan yang sedang terjadi. Respon yang cepat atas perubahan dalam lingkungan bisnis hanya bisa dilakukan mealalui manajmen pengetahuan sebagaimana halnya proses yang inovatif. Dalam setiap perusahaan, manajemen pengetahuan adalah unik. Setiap perusahaan melakukan manajemen pengetahuan dengan cara yang berbeda, berdasarkan asset pengetahuan yang dimiliki serta tantangan yang unik yang harus dihadapi organisasi. Beberapa isu penting yang dihadapi perusahaan ketika dalam melaksanakan manajemen pengetahuan adalah organisasi, proses dan teknologi. Organisasi merupakan sumber pengetahuan yang sangat berguna untuk mencapai sesuatu yang paling sulit, yaitu identifikasi asset pengetahuan yang dimiliki perusahaan.

  Untuk mencapai pengetahuan, terdapat tiga aspek pokok, yaitu (1) data bisnis, yaitu database (2) informasi, merupakan hasil analisis dan penafsiran dari data bisnis. Informasi meliputi e-mail, voice mail,dan presentasi. Banyak bisnis yang menggunakan data dan informasi untuk membuat keputusan. (3) isu kultural, yang biasanya menjad hambatan terbesar untuk melaksanakan solusi manajemenpengetahuan. Proses, dimulai dengan melakukan identifikasi kekuatan dan kelemahan dan mencari gagasan tentang manajemen pengetahuan yang memberikan dampak yang besar. Terdapat empat kunci proses sehingga manajemen pengetahuan mempunyai manfaat yang besar (1) rancangan dan pengembangan produk dan layanan (2) manajemen pelanggan (3) manajemen karyawan (4) perencanan dan analisis bisnis. Teknologi, teknologi memungkinkan terjadinya interaksi para pengguna dengan informasi perusahaan, sehingga inisiatif memungkinkan mereka menggunakan tools yang akrab dengan mereka tanpa harus belajar cara kerja baru. Inisiatif memungkinkan bangkitnya investasi maupun sumber informasi, dan memungkinkan bagi penyampaian informasi kepada user dari sumber yang relevan. Disamping itu inisiatif memungkinkan bagi user untuk memastikan mendpatkan informasi yang mereka butuhkan.

F. Sasaran Manajemen Pengetahuan

  Titik perhatian manajemen pengetahuan mempunyai sempat sasaran utama, yaitu:

  1. Berfokus pada informasi yang penting dan relevan. Banyaknya informasi yang berasal dari banyak sumber memaksa karyawan menghabiskan banyak waktu untuk memilah untuk mendapatkan kuncinya. Manajemen pengetahuan membantu mengatasi masalah- masalah seperti itu melalui proses penyaringan, kategorisasi pada masing-masing pengguna, serta meringkas. Informasi tingkat tinggi yang bisa diakses melalui laporan bisnis yang relevan.

  2. Mengintegrasikan informasi dari berbagai sumber. Pesan bisnis penting dari aplikasi perusahaan, halaman-halaman internet dan intranet, folder, dan file pribadi dapat diorganisasi dengan mudah pada sistem yang dirancang secara baik.

  3. Menggali informasi dari pihak lain. Sistem manajamen pengetahuan memungkinkan para karyawan menggali informasi lebih jauh tentang apa yang mereka ketahui. Lebih-lebih dalam korporasi yang semakin mengglobal, kolaborasi menjadi semakin sulit. Plant location yang semakin terpisah mengharuskan pada masing-masing untuk melakukan komunikasi dengan sistem pakar dalam berkolaborasi denganberbagai proyek atau melakukan riset terhadap dokumen dan presentasi perusahaan.

  4. Mengerjakan informasi yang sama baik dikantor maupun diluar kantor. Manajemen pengetahuan memungkinkan para pekerja pengetahuan membuat keputusan bisnis secar efektif danefisien dimanapun ia berada. Bahkan dalam Management Technology (1999) dikatakan bahwa terdapat hampir 44 juta orang yang melakukan perjalana bisnis tahun 1998 menghabiskan rata-rata waktu perjalanan bisnis 2,5 hari. Hal demikian membuktikan bahwa pekerja pengetahuan sering kali berada jauh dari perushaan, tim mereka, bahkan pelanggan mereka. Dengan dashboard digital informasi dari berbagai sumber termasuk halaman Web dan folder publik dapat dilihat dan digunakan tanpa sumbangan internet.

G. Penaksiran Kebutuhan

  Penaksiran kebutuhan merupakan tindakan untuk menyeimbankan antara kebutuhan users dengan pemeliharaan keseluruhan strategi bisnis perusahaan. Proses penaksiran dilakukan bersamaan dengan penelitian terhadap sumber informasi untuk memastikan proses perkembangan yang cepat. Tujuan penaksiran kebutuhan adalah menjelaskan informasi mana yang akan memberikan dampak terbesar sebagai bagian dari sistem.

  Proyek manajemen pengetahuan dimulai dengan fokus yang sangat sempit, baru kemudian meluas. Fokus proyek akan menentukan kesempatan untuk sukses. Namun yang terjadi, para stakeholder memberikan spesifikasi dan persyaratan, sehingga proyek menjadi lebih rumit disamping isu kultural mulai merebak. Kompleksitas ini sering membuat sulitnya menghasilkan suatu sistem end to end pada saat yang wajar. Adanya kompleksitas telah menimbulkan banyaknya pilihan-pilihan atas proyek,sehingga penting untuk menfokuskan pada komponen yang memberikan nilai tertinggi tanpa membiarkan proyek itu lepas kendali

  .

H. Sasaran Bisnis Yang Didukung Manajemen Pengetahuan

  Dengan manajemen pengetahuan maka untuk memecahkan masalah dan meneyediakan segala jenis informasi bisa mengarah pada tumpang tindih dan kurang terfokus. Untuk itu maka tujuan bisnis yang perlu didukung oleh sistem manajemen pengetahuan harus ditentukan untuk menemukan perkiraan kebutuhan dan komponen prioritasnya. Dalam jangka panjang sistem yang dibangun pada sasaran bisnis yang jelas sehingga dapat merangsang munculnya prioritas bagi penggunanya.

I. Ciri-Ciri Penggunaan Manajemen Pengetahuan

  Ketika jenis informasi berhasil diidentifikas untuk disertakan dalam manajemen pengetahuan, selanjutnya adalah memfokuskan kepada cara-cara penggunaan informasi tersebut. Ciri penggunaan adalah aspek final dalam perkiraan kebutuhan. Hasil perkiraan akan memberikan pengaruh sangat besar desain tekhnis solusinya. Kegagalan dalam menemukan rangkaian kebutuhan akan menghasilkan penggunaan sistem manajemen pengetahuan yang tidak konsisten. Berikut adalah pertimbangan untuk menentukan cara penggunaan berbagai sumber dan jenis informasi:

  1. Apakah informasinya perlu dibuat sesuai untuk offline? Hal ini akan tergantung pada klasifikasi tugas dari pengguna akhir secara individual.

  2. Apakah informasinya bisa untuk dibaca atau read only? Dengan membangun manajemen pengetahuan memungkinkan pekerja pengetahuan bisa dengan mudah mendapatkan informasi

  3. Haruskah pengguna bisa mengubah data ketika offline? Bila data dimasukkan ketika offline maka perlu dilakukan metode untuk penyimpanan terhadap data yang dimasukkan ketika offline.

  4. Seberapa penting data diperlukan? Sangat sering terjadi bahwa data yang baru tidak sepenting kenyataannya untuk bisa digunakan offline.

  5. Seberapa jauh keharusan utnuk menyesuaikan informasi? Jenis informasi bisa saja menentukan luasnya penyesuain. Email dan

  fileproyek sehari-hari secara umum membutuhkan penyesuaian tingkat

  tinggi, sedangkan informasi bisnis secara umum bisa disesuaikan dengan peran organisasional dari users. Keluasan penyesuaian sangat tergantung pada kemampuan users utnuk memanipulasi cara menampilkan informasi beserta susunannya. Untuk itu pengorganisasian sumber informasi sangat memainkan peran dalam isu-isu penggunaan ini.

  J. Sumber Informasi

  Secara garis besarnya, sumber informasi dapat dipilah menjadi dua sumber, yaitu sumber internal yang terdiri sumber pribadi, tim dan perusahaan; dan sumber eksternal. Para pekerja pengetahuan cenderung menyimpan sejumlah besar informasinya dengan alasan privacy dan keamanan. Item yang paling umum adalah email dan daftar acara. Item-item semacam ini tidak akan muncul dalam server tradisional. Informasi dari tim biasanya untuk membantu perkembangan inovasi. Sumber daya informasi tim bisa bervariasi dari berbagai dokumen dan diskusi hingga ke aplikasi yang lebih terstruktur berdasarkan proses. Semua aplikasi ini dapat dicakup dalam sistem manajemen pengetahuan. Untuk menangkap informasi itu sistem manajemen pengetahuan bisa mengambil keuntungan dari alat-alat seperti net meeting yang memungkinkan orang bisa berkolaborasi tatap muka melalui internet dan intranet. Sistem informasi korporate menyimpan banyak informasi yang paling penting yang bisa dicakup dalam sistem manajemen pengetahuan. Sistem ini dibedakandari sumberdaya daya lain yang biasanya dikendalikan oleh kelompok IT dan memiliki sistem pemeliharaan keamanan yang sangat terorganisir. Hasil pemanfaatan dari informasi ini adalah meningkatnya pengertian dan pemahaman terhadap bisnis, pasar dan pelanggan.

  Pekerja pengetahuan tidak dapat berjauhan dengan even-even dunia, publikasi, legislatif, dan pesaing. Sumber informasi ini bisa menjadi tempat penyimpanan yang dinamis untuk hyperlink, berita dan perkembangan saham, lembaga berita yang meliput industri tertentu atau buletin.

  K. Studi Kasus

Studi Kasus Penerapan Knowledge Management Mp3 Sebagai Media

Pembelajaran Manasik Haji

  Manasik artinya tata cara ibadah. Manasik haji / Umroh adalah kegiatan yang dilakukan oleh lembaga-lembaga bimbingan haji/umroh atau biro-biro perjalanan yang menyelenggarakan jasa pemberangkatan ibadah haji/umroh yang intinya membelajarkan bagaimana tata cara ibadahhaji/umroh. Kegiatan itu bisa dikatakan juga Workshop atau pelatihan untuk melaksanaan ibadah haji/umroh. Seperti kita ketahui, di Indonesia Ongkos untuk melaksanakan ibadah haji masih tergolong tinggi sehingga tidak semua jemaah dapat mengulang kembali ibadah itu. Oleh karena itu biaya yang mahal dan pengorbanan selama melaksanakan ibadah harus benar-benar diimbangi dengan pelaksanaan ibadah yang benar dan pada akhirnya menjadi ibadah yang mabrur. Pada dasarnya manajemen pengetahuan atau knowledge management (KM) adalah kegiatan yang mengkaitkan antara belajar, perubahan dan inovasi. Secara teknis KM muncul karena dorongan teknologi yang memungkinkan orang merekam dalam bentuk teks, tulisan, gambar dan sebagainya. KM juga dapat dikatakan sebagai teknik membangun lingkungan pembelajaran (Learning environment), dimana orang-orang didalamnya terus termotivasi untuk belajar, memanfaatkan informasi yang ada, serta pada akhirnya mau berbagi pengetahuan yang dihasilkannya. Manasik haji/umroh dapat dikatakan sebagai proses pembelajaran. Pembahasan mengenai proses pembelajaran berkaitan dengan pengertian strategi pembelajaran. Dalam konsep teknologi pendidikan, dibedakan istilah pembelajaran (instruction) dan pengajaran (teaching). Pembelajaran disebut juga kegiatan pembelajatan atau instruksional, adalah usaha mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang membentuk diri secara positif tertentu dalam kondisi tertentu. Sedangkan pengajaran adalah usaha membimbing dan mengarahkan pengalaman belajar kepada peserta didik yang biasanya berlansung dalam situasi resmi/formal. Pembelajaran maupun pengajaran merupakan sains sekaligus kiat. Seseorang yang mendalami aspek keilmuannya saja belum tentu dapat menerapkan dengan baik. Sebaliknya penguasaan atas aspek kiat saja juga tidak menjamin keberhasilan dalam membelajarkan peserta didik. Suatu program pembelajaran yang baik haruslah memenuhi kriteria daya tarik, daya guna dan hasil guna.

  Penerapan KM dalam manasik haji adalah kegiatan yang mengkaitkan antara belajar, perubahan dan inovasi. Secara teknis manajemen pengetahuan muncul karena dorongan teknologi yang memungkinkan orang merekam, dalam bentuk teks, tulisan, gambar dan sebagainya. Penerapan manajemen pengetahuan dalam penyelenggaraan manasik haji antara lain adalah pengembangan bahan belajar berbantuan komputer yang selanjutnya diberi nama ” program komputer manasik haji/ umroh dan MP3 doa-doa ibadah haji/umroh. Dengan kedua produk itu diharapkan para calon jemaah haji termotivasi untuk mendalami manasik haji/umroh.

  Ragam perkembangan teknologi informasi juga terdapat pada teknogi audio sebagai media pembelajaran. Saat ini kita mengenal MPEG (moving picture expert group) audio layer III yang lebih dikenal dengan MP3, adalah salah satu dari pengkodean dalam digital audio dan juga merupakan format kompresi audio yang memiliki sifat “menghilangkan“. istilah menghilangkan yang dimaksud adalah kompresi audio kedalam format MP3 menghilangkan aspek-aspek yang tidak signifikan pada pendengaran manusia untuk mengurangi besarnya file audio. MP3 adalah pengembangan dari teknologi sebelumnya sehingga ukuran yang lebih kecil dapat menghasilkan kualitas yang setara dengan kualitas CD. Kompresi yang dilakukan oleh MP3, tidak mempertahankan bentuk asli dari sinyal input. Melainkan yang dilakukan adalah menghilangkan suara- suara yang keberadaannya kurang / tidak signifikan bagi sistem pendengaran manusia. Proses yang dilakukan adalah menggunakan model dari sistem pendengaran manusia dan menentukan bagian yang terdengar bagi sistem pendengaran manusia. Setelah itu sinyal input yang memiliki domain waktu dibagi menjadi blok-blok dan ditransformasi menjadi domaian frekwensi. kemudian model dari sistem pendengaran manusia dibandingkan dengansinyal input dan dilakukan proses pemfilteran yang menghasilkan sinyal dengan range frekwensi yang signifikan bagi sistem pendengaran manusia. Proses itu adalah proses konvolusi dua sinyal yaiatu sinyal input dan sinyal model sistem pengaran manusia. Langkah terakhir adalah kuantisasi data, dimana data yang terkumpul setelah pemfilteran akan dikumpulkan menjadi satu keluaran dan dilakukan dengan hasil akhir file dengan format MP3.

  Kepopuleran dari MP3 sampai saat ini belum tersaingi disebabkan oleh beberapa hal. Pertama MP3 dapat didistribusikan dengan mudah dan hampir tanpa biaya, walaupun sebenarnya hak paten dari MP3 telah dimiliki dan penyebaran MP3 seharusnya dikenai biaya. Walaupun begitu, pemilik hak paten dari MP3 teLah memberikan pernyataan bahwa penggunan MP3 untuk keperluan perorangan tidak dikenai biaya. Keuntungan lainnya adalah kemudahan akses MP3, dimana banyak sofware yang dapat menghasilkan file MP3 dari CD dan keberadaan MP3 yang bersifat kosmopolit. Kehadiran teknologi MP3 dan kemudahannya dapat dimanfaatkan sebagai media audio. Dalam pelaksanaan ibadah haji/umroh banyak doa-doa yang harus dilafalkan, dan seperti kita ketahui karena kekhususan ibadah ini, maka tidak semua jamaah dapat menghafal doa-doa yang harus dilafalkan, ditambah lagi tidak semua jemaah dapat membaca huruf arab. Mengingat keterbatasan yang dimiliki para jemaah, maka kehadiran MP3 dapat mengatasi hambatan yang dimiliki jemaah. Dengan menggunakan sofware MP3 doa-doa yang harus dilafalkan, dapat dibuat. sehingga jemaah yg tidak dapat membaca dapat mendengarkan lafaz doa dengan maghrodz yang benar. Kemajuan teknologi dengan hadirnya MP3 Player lebih memudahkan jemaah untuk belajar menghafal dan mendengarkan berkali-kali sampai doa yang dimaksud dapat dipahami, dimengerti dan dilafalkan dengan mahgrodz yang benar

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Definisi KM adalah proses sistematis untuk menemukan, memilih,

  mengorganisasikan, menyarikan dan menyajikan informasi dengan cara tertentu yang dapat meningkatkan penguasaan pengetahuan dalam suatu bidang kajian yang spesifik. Atau secara umum KM adalah teknik untuk mengelola pengetahuan dalam organisasi untuk menciptakan nilai dan meningkatkan keunggulan kompetitif.

B. Saran

  Dalam membangun system manajemen informasi yang baik memang seharusnya membutuhkan sebuah informasi agar dapat meraih tujuan yaitu untuk meningkatkan kemampuan organisasi untuk melaksanakan proses inti lebih efisien. Dengan manajemen pengetahuan maka untuk memecahkan masalah dan menyediakan segala jenis informasi bisa mengarah pada tumpang tindih dan kurang terfokus. Untuk itu maka tujuan bisnis yang perlu didukung oleh sistem manajemen pengetahuan harus ditentukan untuk menemukan perkiraan kebutuhan dan komponen prioritasnya. Dalam jangka panjang sistem yang dibangun pada sasaran bisnis yang jelas sehingga dapat merangsang munculnya prioritas bagi penggunanya.

  Dengan ditetapkannya tujuan tersebut, maka sasaran tersebut harus benar- benar terarah. Tetapi pada kenyataannya, para stakeholder memberikan spesifikasi dan persyaratan, sehingga proyek menjadi lebih rumit disamping isu kultural mulai merebak. Kompleksitas ini sering membuat sulitnya menghasilkan suatu sistem end to end pada saat yang wajar. Adanya kompleksitas telah menimbulkan banyaknya pilihan-pilihan atas proyek,sehingga penting untuk menfokuskan pada komponen yang memberikan nilai tertinggi tanpa membiarkan proyek itu lepas kendali.

DAFTAR PUSTAKA

  

  file:///H:/Manajemen%20pengetahuan%20-%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia, %20ensiklopedia%20bebas.htm