Penilaian Kapabilitas Proses Tata Kelola TI Berdasarkan Proses DSS01 Pada Framework COBIT 5

Penilaian Kapabilitas Proses Tata Kelola TI Berdasarkan Proses DSS01 Pada Framework COBIT 5

Rahmi Eka Putri

Teknik Informatika Program Studi Sistem Komputer FTI Universitas Andalas Jl. Kampus Limau Manis Kota Padang 25163 Indonesia

Abstrak – Penggunaan teknologi informasi di

Penggunaan teknologi informasi (TI)

organisasi kadang tidak sesuai dengan harapan,

kadang tidak sesuai dengan harapan, dimana

dimana investasi TI yang semakin besar ternyata

investasi TI yang semakin besar ternyata tidak

tidak diikuti dengan dukungan yang semakin besar

diikuti dengan dukungan yang semakin besar pula

pula terhadap pencapaian tujuan dan strategi

terhadap pencapaian tujuan dan strategi organisasi

organisasi. Oleh karena itu, diperlukan suatu tatakelola TI untuk menjamin dan memastikan

yang kemudian dikenal dengan “productivity

paradox ”. Oleh karena itu, diperlukan suatu

bahwa investasi TI yang sudah dikeluarkan oleh

organisasi akan sebanding dengan manfaat yang

tatakelola teknologi informasi yang terintegrasi

diinginkan untuk mencapai tujuan yang telah

dan terstruktur dimulai dari proses perancangan

ditetapkan. COBIT 5 merupakan salah satu

sampai dengan

proses pengawasan untuk

framework tata kelola TI yang terdiri dari 37 proses

memastikan bahwa

TI dapat mendukung

tatakelola yang dimuat dalam empat domain

pencapaian tujuan organisasi. Pada dasarnya

tatakelola TI yaitu Evaluate, Direct, Monitor (EDM),

tatakelola teknologi informasi bertujuan untuk

Align, Plain, Organise (APO), Build, Acquire,

penyampaian nilai terhadap organisasi yang

Implement (BAI) dan Monitor, Evaluate, Assess (MEI). Penilaian kapabilitas proses dilakukan

didorong oleh penyelarasan strategi TI terhadap

terhadap proses DSS01 (manage operation) pada

strategi organisasi dan upaya pengurangan resiko

sebuah organisasi yang telah menerapkan teknologi

yang didorong oleh akuntabilitas yang melekat

informasi dalam aktivitas bisnisnya. Penilaian

pada organisasi.

kapabilitas proses DSS01

yang

dilakukan,

Control Objectives for Information and

menghasilkan bahwa organisasi studi kasus masih

related Technology (COBIT) merupakan salah

berada pada level 0 dengan base practice 3,16

satu framework yang digunakan dalam tata kelola

(Largerly Achieved) dan skala work product 2,98

teknologi informasi. COBIT Dikembangkan oleh

(Partially Achieved). Berdasarkan hasil yang

orang-orang berlatar belakang auditor yang

diperoleh, dirumuskan langkah-langkah perbaikan yang dapat dilakukan oleh organisasi agar tingkat

tergabung dalam Information System Audit and

kapabilitas proses DSS01 dapat meningkat sehingga

Control Foundation (ISACF) yang sejak tahun

pemanfaatan TI pada organisasi menjadi lebih

1999 berubah menjadi IT Governance Institute

optimal sesuai dengan investasi yang dikeluarkan .

(ITGI) dan Information Systems Audit and Control

Association (ISACA). Pada

Kata kunci – Tatakelola TI, COBIT 5, DSS01,

perkembangannya, saat ini telah dikeluarkan Penilaian Kapabilitas Proses COBIT 5 sebagai kelanjutan dari COBIT 4.1.,

yang dapat digunakan untuk panduan tata kelola PENDAHULUAN

teknologi informasi pada suatu organisasi. COBIT

5 terdiri dari empat domain tatakelola TI yaitu 1). Sebagian besar organisasi beranggapan

Evaluate, Direct, Monitor (EDM), 2). Align, Plain, bahwa informasi dan teknologi yang memberikan

Organise (APO), 3). Build, Acquire, Implement (BAI) dan 4). Monitor, Evaluate, Assess (MEI).

dukungan secara baik merepresentasikan bahwa organisasi memiliki nilai aset yang bermanfaat.

Pada penelitian ini akan dilakukan penilaian kapabilitas proses terhadap salah satu

Seiring dengan perubahan organisasi yang sangat cepat dan kompetitif, manajemen memiliki

proses tata kelola TI yang terdapat pada COBIT 5 harapan yang tinggi terkait pemanfaat teknologi

yaitu DSS 01 (manage operation). Penilaian informasi untuk menunjang kinerja organisasi.

kapabilitas proses ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kapabilitas proses DSS01 pada organisasi

Pada awal pemanfaatannya, teknologi informasi dimanfaatkan oleh organisasi untuk proses

saat ini dan merumuskan langkah-langkah perhitungan

dapat dilakukan untuk perkembangannya yang semakin cepat, teknologi

meningkatkan kapabilitas proses mengelola strategi TI di organisasi.

informasi saat ini digunakan untuk mendukung berbagai aktivitas organisasi.

LANDASAN TEORI

3. Keputusan TI di dewan direksi sering bersifat

ad hoc atau tidak terencana dengan baik.

A. Tata Kelola TI

4. TI merupakan pendorong utama proses transformasi bisnis yang memberi pengaruh

Penerapan Teknologi Informasi (TI) pada penting bagi organisasi dalam pencapaian visi, suatu perusahaan memerlukan biaya yang cukup

misi dan tujuan strategis.

besar dengan kemungkinan resiko kegagalan yang Kesuksesan pelaksanaan TI harus dapat cukup besar. Namun secara bersamaan, penerapan

terukur melalui metrik tata kelola TI. TI juga memberikan peluang atau kesempatan

B.

terjadinya transformasi dan produktifitas bisnis

COBIT 5

yang telah berjalan. Penerapan TI tidak selalu

identik dengan pertumbuhan atau perkembangan COBIT 5 merupakan sebuah kerangka perusahaan, namun dapat juga mendukung suatu

menyeluruh yang dapat membantu perusahaan perusahaan untuk tetap bertahan di tengah

dalam mencapai tejuannya untuk tata dan persaingan. Penelitian

manajemen TI perusahaan. Secara sederhana penerapan TI telah bergeser dari isu teknologi

menunjukkan bahwa

COBIT 5 membantu perusahaan menciptakan nilai menjadi isu manajemen dan pengelolaan. TI harus

dengan cara menjaga dikelola selayaknya aset perusahaan lainnya.

keseimbangan antara mendapatkan keuntungan Penerapan TI di perusahaan dapat dilakukan

tingkat resiko dan dengan baik apabila ditunjang dengan suatu tata

dan

mengoptimalkan

penggunaan sumbar daya.

kelola TI dari mulai perencanaan sampai COBIT 5 bersifat umum dan berguna untuk implementasinya [1].

segala jenis ukuran perusahaan, baik itu sektor Tata kelola TI merupakan suatu struktur

komersial, sektor non profit atau pada sektor hubungan dan proses untuk mengatur dan

pemerintahan atau publik. COBIT 5 didasarkan mengontrol perusahaan yang bertujuan untuk

pada lima prinsip kunci untuk tata kelola dan mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan

manajemen TI perusahaan. Kelima prinsip ini dengan

memungkinkan perusahaan untuk membangun menyeimbangkan resiko-resiko dengan nilai yang

sebuah kerangka tata kelola dan manajemen yang didapatkan dari penerapan TI dan proses-

efektif, yang dapat mengoptimalkan investasi dan prosesnya. Tata kelola teknologi informasi bukan

penggunaan TI untuk mendapatkan keuntungan bidang yang terpisah dari pengelolaan perusahan,

bagi para stakeholder.

melainkan merupakan komponen pengelolaan Dalam COBIT 5 terdapat suatu model perusahaan secara keseluruhan [2].

menentukan dan Tata kelola teknologi informasi pada

menjelaskan secara detail mengenai proses tata intinya adalah bagaimana mengelola penggunaan

kelola dan manajemen. Model proses referensi TI agar menghasilkan output yang maksimal

dalam COBIT 5 adalah pengembangan dari model dalam organisasi, membantu proses pengambilan

proses COBIT 4.1, dengan mengintegrasikan keputusan dan membantu proses pemecahan

model proses dari RiskIT dan ValIT. Secara total masalah. Prinsip-prinsip tata kelola TI harus

ada 37 proses tata kelola dan manajemen dalam dilakukan secara terintegrasi, sebagaimana fungsi-

COBIT 5 sebagaimana dapat dilihat dalam gambar fungsi manajemen dilaksanakan pada sebuah

organisasi. Tata kelola TI dibutuhkan karena TI merupakan pendorong utama proses transformasi bisnis. TI memberikan pengaruh penting bagi organisasi dalam pencapaian misi, visi, dan tujuan organisasi. Sebagai aset penting dengan nilai investasi dan resiko yang tinggi, TI membutuhkan tata kelola yang baik dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Menurut Hartono terdapat beberapa alasan pentingnya tata kelola TI, yaitu [3] :

1. Adanya perubahan peran TI dari peran efisiensi ke peran strategis yang harus ditangani di level korporat.

2. Banyak proyek TI strategis yang penting namun gagal dalam pelaksanaannya karena

Gambar 1. Model Referensi Proses dalam

hanya ditangani oleh bagian TI.

COBIT 5

Model referensi proses dalam COBIT 5 membagi proses tata kelola dan manajemen TI perusahaan menjadi dua domain proses utama, yaitu [4] :

1. Tata Kelola, memuat lima proses tata kelola, dimana akan ditentukan praktik- praktik dalam setiap proses Evaluate, Direct, dan Monitor (EDM) yang terdiri dari 5 proses.

2. Manajemen, memuat empat domain, sejajar dengan area tanggung jawab dari Plan, Build, Run, dan Monitor (PBRM), dan menyediakan ruang lingkup TI yang menyeluruh dari ujung ke ujung. Domain ini merupakan evolusi dari domain dan struktur proses dalam COBIT 4.1.,

yaitu :

Gambar 2. Model Kapabilitas Proses dalam

a. Align, Plan, and Organize (APO), yang

COBIT 5

terdiri dari 13 proses. Level kapabilitas proses yang digunakan di

b. Build, Acquare, and Implement (BAI), dalam penilaian proses terdiri dari enam level yaitu yang terdiri dari 10 proses.

1. Level 0 : incomplete process, yaitu proses tidak terdiri dari 6 proses.

c. Deliver, Service and Support (DSS), yang

diimplementasi atau gagal mencapai tujuan

d. Monitor, Evaluate, and Assess (MEA), proses. Terdapat sedikit atau tidak ada bukti yang terdiri dari 3 proses.

pencapaian tujuan proses secara sistematis

2. Level

performed process , yaitu

C. Model Penilaian Kapabilitas Proses Pada implementasi proses mencapai tujuannya. Atribut proses yang mencerminkan pencapaian

COBIT 5 level ini adalah PA1.1 process performance. Model penilaian kapabilitas proses pada

PA 1.1 mengukur sampai sejauh mana tujuan COBIT 5 berdasarkan pada ISO/IEC 15504,

proses dicapai. Hasil pencapaian atribut ini standar mengenai Software Engineering dan

tercermin dari setiap proses menghasilkan Process Assessment . Model ini mengukur

keluaran yang diharapkan performansi tiap-tiap proses tata kelola (EDM-

3. Level 2 : managed process, yaitu proses pada based ) atau proses manajemen (PBRM based), dan

level 1 diimplementasi ke dalam sebuah dapat mengidentifikasi area-area yang perlu untuk

pengaturan proses (direncanakan, dimonitor, ditingkatkan performansinya seperti terlihat pada

dan dievaluasi) dan produk kerja proses gambar 2.

ditetapkan, dikontrol, dan Kapabilitas proses merupakan karakteristik

tersebut

dipertahankan secara tepat. Atribut yang dari kemampuan sebuah proses untuk mencapai

terdapat pada level ini adalah : tujuan bisnis saat ini ataupun saat mendatang.

a. PA 2.1 performance management : Penilaian kapabilitas proses dilakukan untuk

sampai sejauh mana mengidentifikasi level kapabilitas proses tertentu

mengukur

pelaksanaan proses diatur. dan kemudian menentukan langkah selanjutnya

b. PA2.2 work product management : untuk melakukan peningkatan terhadap kapabilitas

mengukur sampai sejauh mana produk proses tersebut. Pengukuran kapabilitas akan

kerja diproduksi oleh proses yang telah didasarkan pada atribut proses (PA). Setiap atribut

diatur dengan baik. mendefinisikan aspek tertentu dari kapabilitas

4. Level 3 : Established process, yaitu proses proses. Kombinasi pencapai atribut proses tersebut

pada level 2 diimplementasi menggunakan akan menentukan level kapabilitas proses.

proses yang terdefinisi dan mampu mencapai hasil proses. Atribut yang terdapat pada level ini adalah :

a. PA3.1 process definition : mengukur sejauh mana proses didefinisikan untuk mendukung pelaksanaan proses.

b. PA3.2 process deployment : mengukur sejauh mana standar proses dilaksanakan secara efektif.

5. Level 4 : predictable process, yaitu proses pada level 3 dijalankan dengan batasan yang telah 5. Level 4 : predictable process, yaitu proses pada level 3 dijalankan dengan batasan yang telah

level 2, organisasi harus mencapai nilai F atau L

a. PA4.1 process measurement : mengukur untuk PA2.1 dan PA2.2 dan mencapai nilai F untuk sejauh mana hasil pengukuran digunakan

PA1.1. Walaupun terdapat beberapa proses yang untuk menjamin pelaksanaan proses dapat

seluruh base practice telah dilakukan dan seluruh mendukung pencapaian tujuan organisasi.

work product telah dihasilkan dengan lengkap,

b. PA4.2 process control : mengukur sejauh tetapi bila nilai keseluruhan organisasi tidak mana proses diatur secara kuantitatif untuk

mencapai F, maka organisasi tidak dapat naik ke menghasilkan sebuah proses yang stabil

level berikutnya.

dan dapat diprediksi sesuai dengan batasan

Tabel 1. Pemetaan atribut terhadap level

yang didefinisikan.

kapabilitas (ISO 15504-2, 2003)

6. Level 5 : optimizing process, yaitu proses pada level 4 ditingkatkan secara berkelanjutan untuk Atribut Proses

Level Kapabilitas

memenuhi tujuan organisasi saat ini dan saat

mendatang. Atribut yang terdapat pada level ini

Level 0 - Incomplete

N/P

Level 1 - Performed

L/F

adalah :

Level 2 - Managed

F L/F

L/F

a. PA5.1 process innovation : pengukuran

Level 3 - Established

F F F L/F

L/F

sejauh mana perubahan proses

Level 4 - Predictable

F F F F F L/F L/F

Level 5 - Optimizing

F F F F F F F L/F L/F

diidentifikasi dari pelaksanaan proses dan

dari pendekatan

inovasi

terhadap

pelaksanaan proses. METODOLOGI PENELITIAN

b. PA5.2 process optimization : mengukur

sejauh mana perubahan didefinisikan,

digunakan dalam mengelola pelaksanaan proses secara

Metodologi

yang

penelitian ini mengacu pada information system efektif untuk mendukung pencapaian

design science research [6]. Berdasarkan tujuan peningkatan proses.

metodologi tersebut, penelitian ini terdiri dari enam tahap yaitu identifikasi masalah dan

Skala yang digunakan untuk menilai atribut proses penentuan tujuan penelitian, analisis, perancangan, yaitu [5] :

studi kasus, evaluasi serta komunikasi. Tahap

1. N : not achieved (0 sampai dengan 15%) penelitian dapat dilihat pada gambar 3. Terdapat sedikit atau tidak terdapat sama sekali

bukti pencapaian atribut terhadap proses yang dinilai. Identifikasi masalah dan menentukan tujuan penelitian

2. P : partially achieved (>15% sampai dengan 50%) Analisis

Terdapat beberapa bukti pendekatan dan

Studi literatur

proses

base practice

kapabilitas proses

beberapa pencapaian atribut proses yang

tatakelola TI

dan work

product

dan skala pengukuran

dinilai. Beberapa aspek pencapaian atribut mungkin tidak dapat diprediksi.

Perancangan

3. L : largely achieved (>50% sampai dengan

penilaian untuk

tingkat

setiap level

pelaksanaan

Terdapat bukti pendekatan sistematik dan penelitian

pencapaian yang signifikan terhadap atribut proses yang dinilai. Beberapa kelemahan

Studi kasus

terkait atribut ini mungkin terdapat di dalam

proses yang dinilai. usulan

Analisis hasil

4. F : fully achieved (>85% sampai dengan 100%) peningkatan

Terdapat bukti lengkap dan pendekatan kapabilitas proses

studi kasus

sistematik serta pencapaian penuh terhadap atribut proses yang dinilai. Tidak terdapat

Evaluasi

kelemahan terkait atribut yang terdapat di

Perbandingan hasil studi kasus dengan tujuan penelitian

dalam proses yang dinilai. Atribut proses dapat dipetakan ke dalam

Komunikasi

level kapabilitas seperti pada Tabel 1. Organisasi Melaporkan hasil penelitian

dikatakan mencapai level kapabilitas tertentu bila atribut pada level tersebut bernilai “fully achieved Gambar 3. Metodologi Penelitian (F)” atau “largely achieved (L)” dan nilai atribut untuk seluruh level di bawahnya bernilai “fully

ANALISA kebijakan khusus yang melindungi aset. Hanya Kode Etik Mahasiswa untuk tidak merusak aset

Untuk bisa melakukan security testing universitas. Selain itu terdapat regulasi secara harus dianalisa dan ditentukan poin-poin yang

umum di Indonesia terkait penggunaan dibutuhkan dalam penelitian terlebih dahulu. Poin-

perangkat elektronik dan teknologi informasi poin yang dimaksud adalah sebagai berikut ini :

yakni UU-ITE Tahun 2008.

h. Hosting dan Bandwith Internet

1.Aset

Hosting dan Bandwith internet mempengaruhi Sistem PMB dengan perangkat terkait

keberlangsungan aset yang harus selalu yakni web server, database server dan web service

diperpanjangan atau diperbesar agar tidak inilah yang disebut dengan Aset. Aset sebagai

mengganggu fungsi dan kerja aset. objek penelitian pada penelitian ini.

i. Kualitas Jaringan

Kualitas

jaringan

juga mempengaruhi

3. Zona Engangement

keberlangsungan aset. Kwalitas jaringan harus Zona Engangement adalah lingkungan

mencapai kwalitas yang memadai. yang dibangun disekitar aset yang menyangkut

j. Budaya

mekanisme proteksi, proses/layanan yakni sebagai Budaya bisa berupa pelatihan yang dilakukan berikut:

dalam penggunaan aset. Sistem PMB saat ini

c. Mekanisme Proteksi tidak ada pelatihan penggunaan hanya Mekanisme proteksi dapat diartikan sebagai

pedoman pengunaan berbentuk dokumen. apa-apa saja proteksi yang saat sekarang ini ada pada Sistem PMB. Dengan pengamatan dan

Hal-hal yang ada kerjasama saat penelitian wawancara proteksi-proteksi yang ada saat

dikerjakan. Diantaranya adalah sebagai berikut: sekarang ini adalah dari segi protokol hanya

c. Bagian Akademik Rektorat Universitas XYZ menggunakan protocol HTTP. Dari segi

Rektorat menjadi enkrispi hash menggunakan MD5. Pihak owner

Bagian

Akademik

partnership (teman) ketika melakukan sistem PMB belum melakukan analisa

penelitian karena Akademik Rektorat bertindak keamanan dan evaluasi terkait keamanan yang

sebagai owner (pemilik) aset. saat sekarang ini diterapkan di Sistem PMB.

d. Pusat Teknologi dan Pangkalan Data Pihak owner beasumsi Sistem PMB aman

Universitas XYZ

berdasarkan walaupun belum dilakukan upaya PTIPD juga menjadi partnership (teman) saat pegecekan secara serius. Kemudian sistem

melakukan penelitian karena aset berada dan memberikan hak akses kepada orang-orang

disimpan didalam gedung PTIPD. tertentu yakni orang yang diberi akses seperti pegawai akademik dan pengguna yang

menjaga operasional memiliki pin dan password. Selanjutnya sistem

Dalam

hal

infrastruktur, Web Service tidak termasuk dalam terinstal di lingkungan server Pusat Teknologi

skop karena web service dibuat oleh pihak ketiga dan Pangkalan Data Universitas XYZ. Lebih

antara pihak Universitas XYZ dan pihak BNI lanjut trafik di sistem PMB masih tergolong

Syariah. Jadi web service tidak termasuk kedalam kecil karena ruang lingkupnya masih Provinsi

skop.

Riau dan tambahan beberapa dari Provinsi sekitar.

4. Vektor

d. Proses/Layanan Vektor berarti bagaimana skop berinteraksi Proses berupa penerimaan mahasiswa baru di

dengan dirinya sendiri dan dunia luar. Aset yang Sistem PMB dan mahasiswa abru mencetak

berada dalam skop dikelompokkan melalui arah kartu ujian. Layanan berupa Jalur Mandiri,

interaksi. Bisa dipahami sebagai arah darimana Jalur Paskasarjana dan Jalur Pindahan

dilakukan security testing pada penelitian. Vektor (Pindahan Jurusan dan Universitas).

jenis ini berarti pengetesan keamanan dilakukan dari arah luar ke skop. Karena Sistem PMB

3. Skop

calon mahasiswa dan Hal-hal yang tidak bisa dipengaruhi secara

digunakan

oleh

mengaksesnya menggunakan jaringan internet langsung. Diantaranya adalah sebagai berikut:

maka vektor yang ditetapkan pada penelitian ini

f. Energi Listrik adalah dari luar ke skop yakni dari jaringan Energi listrik yang digunakan oleh aset yakni

internet/intranet ke Sistem PMB. Sistem PMB agar bisa dioperasikan.

g. Kebijakan/Legislasi/Regulasi

5. Channel

Kebijakan/Legislasi/Regulasi yang sekarang Berdasarkan pemaparan rinci terkait ruang ini ada yang mengatur aset. Saat ini tidak ada

lingkup pada semua channel maka untuk lingkup pada semua channel maka untuk

B. Penentuan Tingkat Kapabilitas Proses yang telah diketahui sebelumnya yakni Sistem

1. Kapabilitas level 1

PMB maka channel yang paling tepat yang Atribut proses yang dinilai pada level 1 adalah membahas hal tersebut adalah Data Network PA 1.1 process performance. Penilaian Channel. kapabilitas proses penerapan tatakelola TI dilakukan dengan menilai base practice yang

6. Tipe Tes

harus dilakukan dan work product yang Tipe tes ditentukan sesuai dengan kondisi dihasilkan pada proses tatakelola TI. Tata cara yang paling tepat bagi analis dalam melakukan penilaian kapabilitas level 1 adalah sebagai penelitian. Tipe tes dipilih salahsatu dari yang

berikut :

semua tipe tes yang ada. Oleh karena itu tipe tes

a. Penilaian Base Practices yang paling tepat dalam penelitian ini adalah

Double Gray Box (Black Box) . base practices dilakukan dengan melihat pencapaian

Penilaian

terhadap

tujuan proses dari base practices yang

harus dilakukan oleh organisasi. Base IMPLEMENTASI practices pada penelitian ini terdiri dari

A. Model Penilaian Kapabilitas Proses yang harus dilakukan oleh organisasi.

proses dan prinsip tatakelola TI apa saja

Pengisian kuisioner penelitian dilakukan penerapan tatakelola TI berdasarkan COBIT 5

Model penilaian

kapabilitas

proses

dengan memilih salah satu skala penilaian terdiri dari dua dimensi yaitu dimensi proses yang

N-P-L-F pada kolom penilaian yang akan diukur dan dimensi level kapabilitas, yang

dengan 1-2-3-4. dapat dilihat pada gambar 4.

direpresentasikan

Penilaian dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama dilakukan perhitungan rata-rata jawaban

tiap

responden terhadap

Level 5 Optimizing Process (2 atribut proses)

pelaksanaan

base

practice dengan

menggunakan

persamaan (1), tahap

Level 4 Predictable Process (2 atribut proses)

selanjutnya dilakukan perhitungan skala

en m Di si

base practice untuk semua responden

Level 3 Established Process (2 atribut proses)

Ka p

dengan menggunakan persamaan (2)

a b Level 2 Managed Process (2 atribut proses)

dimana perhitungan

yang dilakukan

ilit a s

dimulai dari i=1 (responden 1) sampai

Level 1 Performed Process (1 atribut proses)

dengan responden ke-n.

Level 0 Incomplete Process

b. Penilaian Work product Penilaian terhadap work product dilakukan

5 proses EDM 13 proses APO

Dimensi Proses

dengan melihat work product yang telah

10 proses BAI

dihasilkan dari proses tatakelola TI.

6 proses DSS

3 proses MEA

Pengisian kuisioner penelitian dilakukan dengan memilih salah satu skala penilaian

Gambar 4. Model Penilaian Kapabilitas Proses

N-P-L-F pada kolom penilaian yang direpresentasikan dengan 1-2-3-4. Hal ini

Dimensi proses pada model penilaian dilakukan untuk memperoleh informasi kapabilitas proses yang dirancang pada penelitian

mengenai work product yang dihasilkan ini terdiri dari tiga puluh tujuh proses. Penilaian

dan menilai tingkat kelengkapan dari work kapabilitas proses dilakukan untuk mengetahui

product tersebut. Penilaian dilakukan tingkat kapabilitas proses penerapan tatakelola TI.

dalam dua tahap, tahap pertama dilakukan Penilaian kapabilitas proses terdiri dari lima

rata-rata jawaban tiap tingkatan kapabilitas, dimulai dari kapabilitas

perhitungan

responden terhadap work product yang proses level 1 sampai dengan kapabilitas proses

dengan menggunakan level 5. Dalam melakukan penilaian kapabilitas

dihasilkan

persamaan (3), tahap selanjutnya dilakukan proses penerapan tatakelola TI akan dilakukan

perhitungan skala work product untuk penilaian terhadap atribut proses yang terdapat

semua responden dengan menggunakan pada masing-masing level, dimana terdapat 9

persamaan (4) dimana perhitungan yang atribut proses yang akan dinilai untuk keseluruhan

dilakukan dimulai dari i=1 (responden 1 ) level kapabilitas proses.

sampai dengan responden ke-n.

dihasilkan pada level 1 dapat ditetapkan, dikontrol dan dipertahankan secara tepat. Pengisian kuisioner penelitian dilakukan dengan memilih salah satu skala penilaian N-P-L-F pada kolom penilaian yang direpresentasikan

dengan 1-2-3-4. Penilaian skala PA 2.2 dilakukan dengan dengan menggunakan persamaan (5)

Nilai akhir kapabilitas level 1 akan ditentukan dimana perhitungan skala process atribut berdasarkan nilai skala base practice dan skala

yang dilakukan dimulai dari i=1 (responden work

1) sampai dengan responden ke-n. direpresentasikan dengan 1-2-3-4 akan diubah

product . Skala

penilaian

yang

ke dalam bentuk N-P-L-F. Nilai level 1 kapabilitas proses ditentukan berdasarkan skala terendah di antara skala base practice dan skala

Nilai akhir kapabilitas level 2 akan ditentukan work product . Jika skala base practice bernilai

berdasarkan nilai skala atribut proses PA 2.1

2.2. Skala penilaian yang level 1 kapabilitas proses adalah L.

F dan skala work product bernilai L, maka nilai

dan

PA

direpresentasikan dengan 1-2-3-4 akan diubah Jika nilai level 1 mencapai skala Fully

ke dalam bentuk N-P-L-F. Nilai level 2 Achieved

kapabilitas proses ditentukan berdasarkan skala dilanjutkan ke level 2. Akan tetapi, jika nilai

(F), maka

pengukuran akan

terendah di antara skala atribut proses PA 2.1 level 1 tidak mencapai skala F, maka penilaian

dan PA 2.2. Jika skala atribut proses PA 2.1 akan dihentikan. Organisasi dikatakan berada

bernilai F dan skala PA 2.2 bernilai L, maka pada kapabilitas level 1 jika hasil penilaian

nilai level 2 kapabilitas proses adalah L. kuisioner kapabilitas level 1 mencapai L atau

Jika nilai level 2 mencapai skala Fully

maka pengukuran akan kapabilitas level 1 hanya mencapai nilai N atau

F. Namun jika hasil penilaian kuesioner

Achieved

(F),

dilanjutkan ke level 3. Akan tetapi, jika nilai P, maka organisasi dikatakan berada pada

level 2 tidak mencapai skala F, maka penilaian kapabilitas level 0.

akan dihentikan. Organisasi dikatakan berada

2. Kapabilitas level 2 pada kapabilitas level 2 jika hasil penilaian Penilaian kapabilitas level 2 dilakukan dengan

kuisioner kapabilitas level 2 mencapai L atau menilai atribut proses PA 2.1 performance

F. Namun jika hasil penilaian kuesioner management dan PA 2.2 work product

kapabilitas level 2 hanya mencapai nilai N atau management . Tata cara penilaian kapabilitas

P, maka organisasi dikatakan berada pada level 2 adalah sebagai berikut :

kapabilitas level 1.

3. Kapabilitas level 3

a. Penilaian atribut

proses

PA

2.1 Penilaian kapabilitas level 3 dilakukan dengan performance management mengukur atribut proses PA 3.1 process

Penilaian terhadap atribut proses PA 2.1 definition dan PA 3.2 process deployment. Tata performance management dilakukan untuk

cara penilaian kapabilitas level 3 adalah memastikan semua base practice yang telah

sebagai berikut :

dilakukan pada level 1 dapat dikelola dengan baik (direncanakan, dimonitor, dan

a. Penilaian atribut proses PA 3.1 process dievaluasi). Pengisian kuisioner penelitian

definition

dilakukan dengan memilih salah satu skala Penilaian terhadap atribut proses PA 3.1 penilaian N-P-L-F pada kolom penilaian

definition dilakukan untuk yang direpresentasikan dengan 1-2-3-4.

process

memastikan proses pada level 2 yang Penilaian skala PA 2.1 dilakukan dengan

dilaksanakan telah didefinisikan dengan dengan menggunakan persamaan (5)

dapat memenuhi tujuan dimana perhitungan skala process atribut

baik

agar

organisasi. Pengisian kuisioner penelitian yang dilakukan dimulai dari i=1 (responden

dilakukan dengan memilih salah satu skala

1 ) sampai dengan responden ke-n. penilaian N-P-L-F pada kolom penilaian

b. Penilaian atribut proses PA 2.2 work yang direpresentasikan dengan 1-2-3-4. product management Penilaian skala PA 3.1 dilakukan dengan

Penilaian terhadap atribut proses PA 2.2 dengan menggunakan persamaan (5) work product management dilakukan untuk

dimana perhitungan skala process atribut memastikan work product yang telah dimana perhitungan skala process atribut memastikan work product yang telah

1) sampai dengan responden ke-n. dimana perhitungan skala process atribut

b. Penilaian atribut proses PA 3.2 process yang dilakukan dimulai dari i=1 (responden deployment 1 ) sampai dengan responden ke-n. Penilaian terhadap atribut proses PA 3.2

b. Penilaian atribut proses PA 4.2 process

process deployment dilakukan untuk

control

memastikan proses pada level 2 yang Penilaian terhadap atribut proses PA 4.2 dilaksanakan telah sesuai dengan standar

control dilakukan untuk yang telah ditetapkan. Pengisian kuisioner

process

memastikan proses pada level 3 yang penelitian dilakukan dengan memilih salah

dilaksanakan telah dikontrol agar sesuai satu skala penilaian N-P-L-F pada kolom

dengan rencana yang telah ditetapkan. penilaian yang direpresentasikan dengan 1-

Pengisian kuisioner penelitian dilakukan 2-3-4. Penilaian skala PA 3.2 dilakukan

dengan memilih salah satu skala penilaian dengan dengan menggunakan persamaan

N-P-L-F pada kolom penilaian yang (5) dimana perhitungan skala process

dengan 1-2-3-4. atribut yang dilakukan dimulai dari i=1

direpresentasikan

Penilaian skala PA 4.2 dilakukan dengan (responden 1) sampai dengan responden ke-

dengan menggunakan persamaan (5) n.

dimana perhitungan skala process atribut Nilai akhir kapabilitas level 3 akan ditentukan

yang dilakukan dimulai dari i=1 (responden berdasarkan nilai skala atribut proses PA 3.1

1 ) sampai dengan responden ke-n. dan

Nilai akhir kapabilitas level 4 akan ditentukan direpresentasikan dengan 1-2-3-4 akan diubah

berdasarkan nilai skala atribut proses PA 4.1 ke dalam bentuk N-P-L-F. Nilai level 3

4.2. Skala penilaian yang kapabilitas proses ditentukan berdasarkan skala

dan

PA

direpresentasikan dengan 1-2-3-4 akan diubah terendah di antara skala atribut proses PA 3.1

ke dalam bentuk N-P-L-F. Nilai level 4 dan PA 3.2. Jika skala atribut proses PA 3.1

kapabilitas proses ditentukan berdasarkan skala bernilai F dan skala PA 3.2 bernilai L, maka

terendah di antara skala atribut proses PA 4.1 nilai level 3 kapabilitas proses adalah L.

dan PA 4.2. Jika skala atribut proses PA 4.1 Jika nilai level 3 mencapai skala Fully

bernilai F dan skala PA 4.2 bernilai L, maka Achieved

(F), maka pengukuran akan nilai level 4 kapabilitas proses adalah L. dilanjutkan ke level 4. Akan tetapi, jika nilai

Jika nilai level 4 mencapai skala Fully level 3 tidak mencapai skala F, maka penilaian

maka pengukuran akan akan dihentikan. Organisasi dikatakan berada

Achieved (F),

dilanjutkan ke level 5. Akan tetapi, jika nilai pada kapabilitas level 3 jika hasil penilaian

level 4 tidak mencapai skala F, maka penilaian kuisioner kapabilitas level 3 mencapai L atau

akan dihentikan. Organisasi dikatakan berada

F. Namun jika hasil penilaian kuesioner pada kapabilitas level 4 jika hasil penilaian kapabilitas level 3 hanya mencapai nilai N atau

kuisioner kapabilitas level 4 mencapai L atau P, maka organisasi dikatakan berada pada

F. Namun jika hasil penilaian kuesioner kapabilitas level 2.

kapabilitas level 4 hanya mencapai nilai N atau

4. Kapabilitas level 4 P, maka organisasi dikatakan berada pada Penilaian kapabilitas level 4 dilakukan dengan

kapabilitas level 3.

mengukur atribut proses PA 4.1 process

5. Kapabilitas level 5

measurement dan PA 4.2 process control. Tata Penilaian kapabilitas level 5 dilakukan dengan cara penilaian kapabilitas level 4 adalah

mengukur atribut proses PA 5.1 process sebagai berikut :

innovation dan PA 5.2 process optimization.

a. Penilaian atribut proses PA 4.1 process Tata cara penilaian kapabilitas level 5 adalah measurement sebagai berikut :

Penilaian terhadap atribut proses PA 4.1

a. Penilaian atribut proses PA 5.1 process process measurement dilakukan untuk

innovation

memastikan proses pada level 3 yang Penilaian terhadap atribut proses PA 5.1 dilaksanakan telah dinilai agar dapat

innovation dilakukan untuk memenuhi tujuan organisasi. Pengisian

process

4 kuisioner penelitian dilakukan dengan

memastikan

proses pada level

ditingkatkan secara berkelanjutan dengan memilih salah satu skala penilaian N-P-L-F

menggunakan konsep dan teknologi baru. pada

Pengisian kuisioner penelitian dilakukan direpresentasikan

dengan memilih salah satu skala penilaian Penilaian skala PA 4.1 dilakukan dengan

dengan

1-2-3-4.

N-P-L-F pada kolom penilaian yang N-P-L-F pada kolom penilaian yang

DSS01.02 (mengelola layanan TI outsource), Penilaian skala PA 5.1 dilakukan dengan

dengan

1-2-3-4.

DSS01.03 (memonitor infrastruktur TI), DSS01.04 dengan menggunakan persamaan (5)

(mengelola lingkungan di sekitar fasilitas TI) dan dimana perhitungan skala process atribut

DSS01.05 (mengelola Fasilitas TI). yang dilakukan dimulai dari i=1 (responden

Penilaian kapabilitas proses dimulai dari

1 ) sampai dengan responden ke-n. kapabilitas level 1, jika hasil pengolahan kuisioner menunjukkan bahwa skala penilaian telah

b. Penilaian atribut proses PA 5.2 process mencapai skala L (Largerly Fully) maka organisasi optimization dikatakan telah berada pada level 1 namun jika

Penilaian terhadap atribut proses PA 5.2 masih berada pada skala N (Not Achieved) atau P process optimization dilakukan untuk

(Partially Achieved). Penilaian kapabilitas proses memastikan proses pada level 4 yang

akan dilanjutkan ke level 2 jika penilaian dilaksanakan telah dilakukan perbaikan

kapabilitas level 1 telah mencapai skala F (Fully proses secara efektif untuk mendukung

Achieved ). Penilaian kapabilitas proses level 1 pencapaian tujuan peningkatan proses.

dilakukan terhadap base practice yang harus Pengisian kuisioner penelitian dilakukan

dilakukan dan work product yang dihasilkan pada dengan memilih salah satu skala penilaian

proses DSS01. Penilaian yang dilakukan adalah N-P-L-F pada kolom penilaian yang

sebagai berikut :

direpresentasikan

dengan

1-2-3-4.

1. Base practice

Penilaian skala PA 4.1 dilakukan dengan Penilaian kapabilitas proses DSS01 dilakukan dengan menggunakan persamaan (5)

terhadap base practices yang dilaksanakan dimana perhitungan skala process atribut

studi kasus. Penilaian yang dilakukan dimulai dari i=1 (responden

oleh organisasi

dilakukan terhadap kuisioner penilaian yang

1 ) sampai dengan responden ke-n. telah diisi oleh responden penelitian kemudian Nilai akhir kapabilitas level 5 akan ditentukan

diproses dengan menggunakan persamaan (1) berdasarkan nilai skala atribut proses PA 5.1

dan (2) seperti yang telah dijelaskan pada dan

4.3.1. Hasil pemrosesan akan direpresentasikan dengan 1-2-3-4 akan diubah

menunjukkan skala kapabilitas proses level 1 ke dalam bentuk N-P-L-F. Nilai level 5

untuk pelaksanaan base practice dalam N-P-L- kapabilitas proses ditentukan berdasarkan skala

F.

terendah di antara skala atribut proses PA 5.1

2. Work product

dan PA 5.2. Jika skala atribut proses PA 5.1 Penilaian kapabilitas proses dilakukan terhadap bernilai F dan skala PA 5.2 bernilai L, maka

work product yang dihasilkan dalam proses nilai level 5 kapabilitas proses adalah L.

DSS01 oleh organisasi studi kasus. Penilaian dilakukan terhadap kuisioner penilaian yang

Organisasi dikatakan berada pada kapabilitas telah diisi oleh responden penelitian kemudian level 5 jika hasil penilaian kuisioner kapabilitas diproses dengan menggunakan persamaan (3) level 5 mencapai L atau F. Namun jika hasil dan (4) seperti yang telah dijelaskan pada penilaian kuesioner kapabilitas level 5 hanya

4.3.1. Hasil pemrosesan akan mencapai nilai N atau P, maka organisasi menunjukkan skala kapabilitas proses level 1 dikatakan berada pada kapabilitas level 4. untuk pelaksanaan base practice dalam N-P-L-

bagian

F.

C. Penilaian Kapabilitas Proses Penilaian kapabilitas proses level 1 Pada tahap ini dilakukan implementasi dari

terhadap jawaban kuisioner penilaian oleh model yang telah dirancang yaitu dengan

responden penelitian untuk menentukan skala base melakukan penilaian kapabilitas terhadap salah

practice dan skala work product dilakukan dalam satu proses yang terdapat pada COBIT 5 dalam

dua tahap. Perhitungan skala base practice dan sebuah studi kasus. Pengumpulan data dilakukan

work product untuk menghasilkan nilai kapabilitas dengan memberikan kuisioner penelitian kepada

proses level 1 dapat dilihat pada tabel 2. responden penelitian.

Tabel 2. Perhitungan kapabilitas proses

Penilaian kapabilitas proses pada penelitian ini dilakukan terhadap salah satu proses yang

level 1

terdapat pada framework COBIT 5 yaitu proses

Skala Skala

DSS01 (manage operations). Proses ini bertujuan

Responden

Base Work

untuk mengelola operasional layanan TI dapat terlaksana sesuai dengan yang direncanakan.

Practices Product

Proses DSS01 terdiri dari lima proses yaitu

1 2,7 2,2 DSS01.01 (melaksanakan prosedur operasional),

Gambar 5. Skala Penilaian Kapabilitas Responden

Berdasarkan hasil penilaian kapabilitas

proses level 1 diperoleh kapabilitas base practice

berada pada skala L dan kapabilitas work product

berada pada skala P. Dengan mengacu pada

penentuan level 1 kapabilitas proses yang telah

dijelaskan pada bagian 4.3.1, dimana level

kapabilitas proses ditentukan dari nilai pencapaian

terendah dari kapabilitas base practice dan work

Skala 3,16

product , maka diperoleh hasil kapabilitas proses

Skala N-P-L-

level 1 adalah P.

Dengan hasil penilaian yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa proses DSS01 pada Dari hasil perhitungan kapabilitas proses

organisasi studi kasus masih berada pada level 0, level 1 pada tabel 4.2 diperoleh skala pelaksanaan

karena penilaian kapabilitas proses level 1 tidak base practice dan work product yang dihasilkan

mencapai skala L atau F. Jika hasil penilaian pada proses DSS01. Skala base practice yang

menunjukkan kapabilitas proses tidak mencapai diperoleh adalah 3,16 yang berarti bahwa

level 1 maka penilaian untuk level selanjutnya pelaksanaan base practice telah berada pada skala

tidak dilakukan.

D. Usulan Langkah Peningkatan Kapabilitas product yang dihasilkan masih berada pada skala P

L (largerly achieved). Skala work product yang

diperoleh adalah 2,98 yang berarti bahwa work

Proses Penerapan Tatakelola TI (partially achieved). Hasil penilaian kapabilitas

level 1 juga dapat dilihat pada gambar 4 yang

1. Peningkatan ke Kapabilitas Proses Level 1 memperlihatkan sebaran

Penilaian level 1 kapabilitas proses yang telah penilaian dalam bentuk grafik dan gambar 5 yang

jawaban kuisioner

dilakukan menunjukkan bahwa pelaksanaan memperlihatkan rata-rata skala pelaksanaan base

base practice telah mencapai skala L (largerly practice dan work product yang dihasilkan pada

achieved ), namun penilaian terhadap work proses DSS01.

product yang dihasilkan masih berada pada skala P (partially achieved). Kapabilitas proses

H AS I L PE NI L AI AN K APAB I L I TAS L E VE L 1

DSS01 baru dapat dikatakan berada pada level

1 jika base practice dan work product

Skala Base Practices

Skala Work Product

keduanya berada pada skala L. Namun untuk dapat naik ke level 2 kapabilitas proses, skala

A A L 3,0

base practice dan skala work product harus

mencapai skala F.

Langkah-langkah yang diusulkan agar base

practice dan work product dapat berada pada

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 level 1 kapabilitas proses dan dapat memenuhi

RESPONDEN

syarat untuk naik ke level 2 kapabilitas proses

Gambar 4. Hasil Penilaian Kapabilitas

dengan memperoleh skala F adalah sebagai berikut :

Level 1

1. Base practice Base practice yang harus dilaksanakan oleh

SKALA PENILAIAN KAPABILITAS LEVEL 1

organisasi studi kasus adalah sebagai

berikut :

a. Membuat prosedur operasional (SOP) kegiatan yang berkaitan dengan

semua layanan TI yang diberikan.

b. Membuat

jadwal kegiatan,

melaksanakan kegiatan, dan mengelola kinerja dan hasil layanan TI

1,00 Skala Base Practices

c. Membuat jadwal untuk melakukan back up data layanan TI sesuai dengan

Skala Work Product Skala Work Product

dapat dikelola dengan baik (direncanakan,

d. Memastikan

dimonitor, dan dievaluasi) dan atribut proses operasional layanan TI ditatati oleh

bahwa

prosedur

PA 2.2 – work product management untuk pihak ketiga sebagai penyedia layanan

mengetahui sejauh mana work product yang TI sesuai dengan kontrak

telah dihasilkan pada level 1 dapat ditetapkan,

e. Mengintegrasikan manajemen proses dikontrol dan dipertahankan secara tepat. internal dengan layanan TI dari pihak

Kapabilitas proses DSS01 dapat mencapai ketiga sebagai penyedia layanan

level 2 jika level 1 kapabilitas proses telah

f. Merencanakan

bernilai F dan atribut proses PA 2.1 dan PA 2.2 terhadap layanan TI dari pihak ketiga

audit

independen

bernilai L atau F. Namun untuk dapat naik ke untuk mengetahui tingkat layanan TI

level 3 atribut proses PA 2.1 dan PA 2.2 harus yang diberikan

bernilai F.

g. Membuat daftar aset infrastruktur TI Langkah-langkah yang diusulkan agar PA 2.1

h. Memonitor penggunaan infrastruktur dan PA 2.2 dapat berada pada level 2 TI

kapabilitas proses dan dapat memenuhi syarat i.

Membuat

untuk naik ke level 3 kapabilitas proses dengan infrastruktur TI

laporan

penggunaan

memperoleh skala F adalah sebagai berikut : j.

Membangun

1. PA 2.1 – performance management mengurangi

fasilitas

untuk

Untuk memastikan base practice yang telah ancaman dari lingkungan di sekitar

kerentanan

terhadap

dilaksanakan pada level 1 dapat dikelola infrastruktur TI

dengan baik (direncanakan, dimonitor, dan k. Membuat

dievaluasi), langkah-langkah perbaikan tindakan yang dapat dilakukan ketika

yang diusulkan adalah sebagai berikut : terdeteksi adanya ancaman terhadap

a. Merencanakan kegiatan TI yang akan fasilitas TI

dilaksanakan oleh organisasi l.

Memastikan fasilitas TI sesuai dengan

b. Mengawasi pelaksanaan kegiatan TI aturan

agar hasil yang direncanakan dapat pemasangan dan spesifikasi yang

c. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan m. Melatih staf dengan kemampuan dasar

diberikan oleh vendor

TI dalam organisasi agar sesuai tentang aturan keselamatan, sehingga

dengan rencana yang telah ditetapkan staf dapat mengambil tindakan yang

d. Menganalisis ketersediaan, alokasi tepat jika terjadi masalah pada fasilitas

dan penggunaan sumber daya manusia TI

dan infrastruktur yang dibutuhkan n. Memastikan bahwa fasilitas TI

untuk melaksanakan kegiatan TI dipelihara sesuai dengan rekomendasi

dalam organisasi dari supplier

e. Mengelola komunikasi yang efektif

2. Work product diantara individu dan kelompok yang Work product yang harus dihasilkan dalam

terlibat dalam penggunaan TI dalam proses DSS01 adalah sebagai berikut :

organisasi

a. SOP layanan TI

2. PA 2.2 – work product management

b. Catatan back up data Untuk memastikan work product yang telah

dihasilkan pada level 1 dapat ditetapkan, independen

c. Dokumen

perencanaan

audit

dikontrol dan dipertahankan secara tepat,

d. Prosedur monitoring infrastruktur TI langkah-langkah perbaikan yang diusulkan

e. Laporan monitoring infrastruktur TI adalah sebagai berikut :

f. Dokumen kebijakan tentang keadaan

a. Menetapkan work product yang akan lingkungan di sekitar fasilitas TI

dihasilkan oleh kegiatan TI dalam

g. Laporan keamanan lingkungan di

organisasi

sekitar fasilitas TI

b. Mendokumentasikan work product

h. Laporan penilaian fasilitas TI yang dihasilkan i.

Laporan tentang keamanan fasilitas TI

c. Melakukan review dan penyesuaian

2. Peningkatan ke Kapabilitas Proses Level 2 terhadap work product yang telah Penilaian kapabilitas proses level 2 dilakukan

dihasilkan agar dapat memenuhi terhadap atribut proses PA 2.1 – performance

kebutuhan organisasi management untuk mengetahui sejauh mana

3. Peningkatan ke Kapabilitas Proses Level 3

Penilaian kapabilitas proses level 3 dilakukan

4. Peningkatan ke Kapabilitas Proses Level 4 terhadap atribut proses PA 3.1 – process

Penilaian kapabilitas proses level 4 dilakukan definition untuk memastikan proses pada level

terhadap atribut proses PA 4.1 – process

2 yang dilaksanakan telah didefinisikan dengan measurement untuk memastikan proses pada baik agar dapat memenuhi tujuan organisasi

level 3 yang dilaksanakan telah dinilai agar dan atribut proses PA 3.2 – process deployment dapat memenuhi tujuan organisasi dan atribut

untuk memastikan proses pada level 2 yang proses PA 4.2 – process control untuk dilaksanakan telah sesuai dengan standar yang

memastikan proses pada level 3 yang telah ditetapkan. Kapabilitas proses DSS01

dilaksanakan telah dikontrol agar sesuai dapat mencapai level 3 jika level 2 kapabilitas

dengan rencana yang telah ditetapkan. proses telah bernilai F dan atribut proses PA 3.1

Kapabilitas proses DSS01 dapat mencapai dan PA 3.2 bernilai L atau F. Namun untuk

level 4 jika level 3 kapabilitas proses telah dapat naik ke level 4 atribut proses PA 3.1 dan

bernilai F dan atribut proses PA 4.1 dan PA 4.2 PA 3.2 harus bernilai F.

bernilai L atau F. Namun untuk dapat naik ke Langkah-langkah yang diusulkan agar PA 3.1

level 5 atribut proses PA 4.1 dan PA 4.2 harus dan PA 3.2 dapat berada pada level 3

bernilai F.

kapabilitas proses dan dapat memenuhi syarat Langkah-langkah yang diusulkan agar PA 4.1 untuk naik ke level 4 kapabilitas proses dengan

dan PA 4.2 dapat berada pada level 4 memperoleh skala F adalah sebagai berikut :

1. PA 3.1 – process definition untuk naik ke level 5 kapabilitas proses dengan

kapabilitas proses dan dapat memenuhi syarat

Untuk memastikan proses pada level 2 yang memperoleh skala F adalah sebagai berikut : dilaksanakan telah didefinisikan dengan

1. PA 4.1 – process measurement organisasi,

baik agar dapat

memenuhi

tujuan

Untuk memastikan proses pada level 3 yang yang diusulkan adalah sebagai berikut :

langkah-langkah

perbaikan

dilaksanakan telah dinilai agar dapat

a. Membuat standar pelaksanaan memenuhi tujuan organisasi dan atribut kegiatan TI

proses, langkah-langkah perbaikan yang

b. Menentukan urutan dan interaksi diusulkan adalah sebagai berikut : diantara kegiatan TI dalam organisasi

a. Menetapkan tujuan pengukuran sehingga dapat bekerja sebagai

pelaksanaan kegiatan TI sebuah sistem yang terintegrasi

b. Menetapkan mekanisme

c. Menentukan komponen infrastruktur pengumpulan data untuk mengukur TI, seperti fasilitas, peralatan,

pelaksanaan kegiatan TI jaringan dan metode yang dibutuhkan

untuk melaksanakan kegiatan TI

c. Melakukan pengukuran terhadap

d. Menetapkan mekanisme untuk pelaksanaan kegiatan TI dalam mengawasi efektivitas dan kesesuaian

organisasi

standar pelaksanaan kegiatan TI

d. Melakukan analisis terhadap hasil dengan kebutuhan organisasi

pengukuran pelaksanaan kegiatan TI

e. Memonitor pencapaian tujuan Untuk memastikan proses pada level 2 yang

2. PA 3.2 – process deployment

pelaksanaan kegiatan TI dari hasil dilaksanakan telah sesuai dengan standar

pengukuran yang diperoleh yang telah ditetapkan, langkah-langkah

2. PA 4.2 – process control perbaikan yang diusulkan adalah sebagai

berikut : Untuk memastikan proses pada level 3 yang

a. Memberikan pelatihan yang sesuai dilaksanakan telah dikontrol agar sesuai kepada orang-orang yang ditugaskan

dengan rencana yang telah ditetapkan, dalam melaksanakan kegiatan TI

langkah-langkah perbaikan yang diusulkan

b. Menyediakan sumber daya manusia adalah sebagai berikut : dan informasi yang dibutuhkan dalam

a. Menetapkan metode dan teknik yang melaksanakan kegiatan TI

akan digunakan dalam melakukan

c. Memelihara infrasturktur dan pengontrolan terhadap pelaksanaan lingkungan kerja organisasi untuk

kegiatan TI dalam organisasi mendukung pelaksanaan kegiatan TI

b. Menetapkan batasan pengontrolan