71 ANALISIS PERENCANAAN KEBUTUHAN ALAT KESEHATAN DI PUSKESMAS TARERAN

  

ANALISIS PERENCANAAN KEBUTUHAN ALAT KESEHATAN DI

PUSKESMAS TARERAN Citra L. Kowel *, W. P. J Kaunang **, E. P Sitanggang ***

  • * Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Pascasarjana UNSRAT
    • **Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT
      • *** Pascasarjana UNSRAT

  ABSTRAK

Perbekalan kesehatan perlu dijamin ketersediaannya untuk memenuhi kebutuhan pelayanan

kesehatan dasar. Perbekalan kesehatan merupakan salah satu komponen penting dalam

mendukung upaya pelayanan kesehatan dan upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan.

Sebagai fasilitas pelayanan kesehatan, untuk menunjang pelaksanaan tugas dan mencapai

tujuannya, pelayanan puskesmas ditunjang dengan ketersediaan sarana, prasarana, dan

perbekalan kesehatan khusunya peralatan kesehatan. Perencanaan pengadaan kebutuhan alat

kesehatan di Puskesmas Tareran menjadi salah satu hal yang penting untuk diperhatikan agar

pelayanan kesehatan masyarakat di lingkup pelayanan puskesmas Tareran terjamin dan bermutu.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana proses perencanaan alat kesehatan di

Puskesmas Tareran

  Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bertujuan untuk mendapatkan

informasi yang lebih mendalam mengenai Proses Perencanaan Kebutuhan Alat Kesehatan di

Puskesmas Tareran. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan Bulan Januari-Februari 2017.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam kepada 6 informan yaitu Kepala

puskesmas Tareran, dua bendahara barang puskesmas Tareran, perawat di puskesmas Tareran,

Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Selatan, dan

Kepala Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan.

  Pedoman yang digunakan pada tahap perencanaan kebutuhan alat kesehatan yang

dibutuhkan puskesmas adalah dokumen Rencana Kebutuhan Barang Unit untuk perencanaan

pengadaan kebutuhan alat kesehatan dan Rencana Kebutuhan Pemeliharaan Barang Unit untuk

pemeliharaan alat kesehatan yang ada. Pemilihan kebutuhan alat kesehatan berdasarkan pada

alat yang menjadi prioritas kebutuhan pelayanan. Kompilasi pemakaian perbekalan kesehatan

yaitu rekapitulasi data perbekalan kesehatan di puskesmas Tareran yang bersumber dari laporan

inventaris barang yang telah direkap oleh bendahara barang. Perhitungan kebutuhan alat

kesehatan di puskesmas Tareran didasarkan pada data pemakaian yang lalu, alat yang rusak, dan

alat yang tidak tersedia. Tahap proyeksi kebutuhan alat kesehatan dan penyesuaian dengan

alokasi dana berdasarkan pada daftar kebutuhan barang unit dan disesuaikan dengan kasus atau

keadaan puskesmas Tareran.

  Dalam perencanaan kebutuhan alat kesehatan ini, Puskesmas Tareran hanya sebagai

pihak yang memberikan usulan perencanaan kebutuhan dan dinas kesehatan kabupaten minahasa

selatan sebagai pihak penyedia yang memiliki peran yang besar untuk tersedianya kebutuhan alat

kesehatan di puskesmas-puskesmas yang ada di wilayah kerjanya. Untuk itu disarankan bahwa

perlu adanya Standar Prosedur Operasional dan Prosedur Tetap untuk proses perencanaan

kebutuhan alat kesehatan di puskesmas, perlu adanya metode perhitungan dan analisis yang jelas

dalam proses perencanaan kebutuhan alat kesehatan di puskesmas , dan perlu mengoptimalkan

kinerja semua pihak yang berkaitan dengan tahap perencanaan, mulai dari pemilihan kebutuhan,

kimpilasi pemakaian, perhitungan kebutuhan, proyeksi kebutuhan dan penyesuaian dengan

anggaran.

  Kata Kunci: Perencanaan, Alat Kesehatan, Puskesmas Tareran ABSTRACT

Health Supplies should be guaranteed to meet basic health care needs. Health supplies is one of

the important components in supporting the efforts of health care and health care quality

improvement efforts. As a healthcare provider, to support the implementation of the tasks and

achieve its goals, health center services supported by the availability of facilities, infrastructure,

and health supplies especially medical equipment. Planning procurement of medical equipment in

health centers Tareran be one of the things that is important to note that public health services in

  

the sphere of health center services Tareran guaranteed and quality. The purpose of this study to

analyze how the process of planning medical devices needs at Health Center of Tareran.

  This study uses a qualitative method that aims to obtain more detailed information

regarding the planning process needs medical devices in health center Tareran, The timing of the

research carried out In January-February 2017. The data was collected through in-depth

interviews to 6 informants head Tareran health centers, two health centers goods Tareran

treasurer, Tareran nurses in health centers, Head of Sub Division of General and Civil South

Minahasa District Health Office, and Chief field Services and Health Office of Health Resources.

  Guidelines used at the planning stage needs medical equipment needed health centers are

Material Goods Unit Plan document for the planning of procurement of medical equipment and

goods Unit Plan Maintenance Requirements for maintenance of existing medical devices.

Selection of medical equipment needs based on a priority tool needs servicing. Compilation use

medical supplies that data recapitulation Tareran medical supplies in health centers from the

reports on inventory items that have been summarized by the treasurer of the goods. Calculation

of health outposts Tareran tool based on past consumption data, broken tools, and the tools are

not available. Phase projected needs medical devices and adjustments to the allocation of funds

based on your needs and customized goods unit with a case or state health centers Tareran. In

planning the needs of these medical devices, health centers Tareran just as the party that proposes

requirements planning and district health offices South Minahasa as the provider that has a major

role to the availability needs of medical equipment in health centers that exist in the working area.

It is suggested that there needs to Standard Operating Procedures and Procedure for the planning

process needs medical equipment in health centers, the need for methods of calculation and a

clear analysis of the planning process needs medical equipment in health centers, and the need to

optimize the performance of all parties associated with the planning, ranging from the selection of

the need, kimpilasi use, the calculation of needs, demand projections and adjustments to the

budget.

  kondisi maupun fungsi dari sarana fisik

  PENDAHULUAN

  Pasal 36, 37, 98 dan 104 Undang- alat kesehatan tersebut harus dalam undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang keadaan baik dan mendukung pelayanan Kesehatan, disebutkan bahwa kesehatan ada. Untuk memenuhi pemerintah menjamin ketersediaan, kebutuhan peralatan kesehatan tersebut, pemerataan, dan keterjangkauan koordinasi yang baik dan terpadu antara perbekalan kesehatan. Pengelolaan instansi terkait mulai dari sumber daya perbekalan kesehatan dilakukan agar manusia, saran dan prasarana, kebutuhan dasar masyarakat akan biaya/dana, dan permintaan, diperlukan perbekalan kesehatan terpenuhi untuk pengadaan alat kesehatan (Anonim, 2009). Perbekalan kesehatan (Anonim, 2014). perlu dijamin ketersediaannya untuk Puskesmas adalah fasilitas memenuhi kebutuhan pelayanan pelayanan kesehatan yang kesehatan dasar. Perbekalan kesehatan menyelenggarakan upaya kesehatan merupakan salah satu komponen penting masyarakat dan upaya kesehatan dalam mendukung upaya pelayanan perseorangan tingkat pertama, dengan kesehatan dan upaya peningkatan mutu lebih mengutamakan upaya promotif pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Sebagai fasilitas pelayanan kesehatan, untuk menunjang pelaksanaan tugas dan mencapai tujuannya, pelayanan puskesmas ditunjang dengan ketersediaan sarana, prasarana, dan berbekalan kesehatan khusunya peralatan kesehatan (Anonim, 2014).

  Puskesmas Tareran adalah salah satu puskesmas yang ada di kabupaten Minahasa Selatan. Puskesmas Tareran adalah Puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Tareran yang terletak di desa Lansot. Kecamatan Tareran memiliki luas wilayah 12,663 Km 2 yang terdiri dari 13 desa, yaitu

  Rumoong Atas, Rumoong Atas Dua, Lansot, Lansot Timur, Wiau Lapi, Wiau Lapi Barat, Tumaluntung, Tumaluntung Satu, Koreng, Kaneyan, Wuwuk, Wuwuk Barat, dan Pinamorongan, dan kesembilan desa ini adalah merupakan wilayah kerja dari Puskesmas Tareran. Batas wilayah kecamatan Tareran yaitu sebelah barat berbatasan dengan desa Tumpaan, sebelah utara berbatasan dengan desa Suluun, sebelah timur berbatasan dengan desa Tombasian bawah, dan sebelah selatan berbatasan dengan desa Koreng. Puskesmas Tareran berusaha memenuhi pelayanan sesuai dengan standar pelayanan minimal yang seharusnya diberikan. Mengoptimalkan pelayanan kesehatan tidak dapat dilaksanakan hanya dengan pelayanan yang seadanya namun puskesmas harus melakukan segala hal sesuai dengan prosedur yang berlaku secara terperinci sesuai dengan ketentuan yang ada. Salah satu hal yang harus dilakukan sesuai dengan prosedur tetap yang terperinci yaitu hal yang berhubungan dengan perencanaan pengadaan kebutuhan alat kesehatan. Perencanaan pengadaan kebutuhan alat kesehatan di Puskesmas Tareran menjadi salah satu hal yang penting untuk diperhatikan agar pelayanan kesehatan masyarakat di lingkup pelayanan puskesmas Tareran terjamin dan bermutu (Anonim, 2015).

  Hasil obsevasi awal di Puskesmas Tareran, dari data yang didapatkan masih banyak alat kesehatan yang keadaannya kurang baik bahkan rusak berat. Berdasarkan data inventaris puskesmas tahun 2015 di setiap ruangan perawatan tercatatat ada beberapa alat kesehatan yang keadaannya kurang baik bahkan rusak berat seperti stetoskop, pengukur tinggi bayi, dental unit, kursi gigi lapangan, dopler, tensi health care sistem, consentrator, lampu OK, meja bayi, timbangan dacin, oxygen tabung unit, sampiran tiang, bed obgyne, aspirator, sterilisator, radio medik, timbangan bayi, dan timbangan OD. Selain itu, pengadaan alat kesehatan di Puskesmas Tareran belum memenuhi kebutuhan yang ada, karena masih banyaknya peralatan kesehatan yang belum tersedia, salah satunya peralatan yang dibutuhkan di poli kebidanan belum tersedia dengan lengkap, sehingga pelayanan kesehatan sering sekali terbengkalai karena pengadaan alat kesehatan yang belum cukup memadai bahkan untuk memenuhi kebutuhan alat kesehatan yang diperlukan, tenaga kesehatan yang ada di poli kebidanan harus menyediakan sendiri peralatan tersebut. Berdasarkan latar belakang di atas, amak rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Analisis Perencanaan Kebutuhan Alat Kesehatan di Puskesmas Tareran ?

  Tujuan penelitian ini adalah

  menganalisis bagaimana proses perencanaan alat kesehatan di Puskesmas Tareran.

  METODE

  Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam mengenai Perencanaan Kebutuhan Alat Kesehatan di

  Puskesmas Tareran. Dilaksanakan di Puskesmas Tareran selama enam bulan yaitu dari bulan November 2016 sampai April 2017.

  HASIL DAN PEMBAHASAN Tahap Pemilihan Kebutuhan Alat Kesehatan di Puskesmas Tareran

  Puskesmas Tareran merupakan puskesmas rawat inap yang dalam pelayanannya membutuhkan ketersediaan alat kesehatan sesuai standar kalsifikasinya. Standar acuan dalam pemenuhan standarisasi puskesmas rawat inap sebagaimana terlampir dalam peraturan menteri kesehatan nomor 75 tahun 2014. Alat- alat kesehatan yang tidak tersedia di puskesmas Tareran antara lain anuskop, bingkai uji coba untuk pemeriksaan refraksi, emesis basin/nierbeken besar, Garputala 512 Hz, 1024 Hz, 2084 Hz, handle kaca laring, Handle kaca nasopharing, Kaca laring ukuran 2,4,5,6, Kaca nasopharing ukuran 2,4,5,6, Lampu kepala/Head Lamp + Adaptor AC/DC, Lensa uji-coba untuk pemeriksaan refraksi, Lup binokuler (lensa pembesar) 3-5 Dioptri, Opthalmoscope, Otoscope, Spekulum hidung dewasa, kasa steril, antiseptic, baskom cuci tangan, sarung bantal,

  Collar Brace/Neck Collar anak, Collar Brace/Neck Collar dewasa, Corong

  telinga/Spekulum telinga ukuran kecil, besar, sedang, Doppler, EKG, Forceps

  Aligator, Forceps Bayonet, Guedel Airway (Oropharingeal Airway),

  Gunting bedah standar, lengkung, Gunting bedah standar, lengkung, ujung tajam/tumpul, Gunting bedah standar, lengkung, ujung tajam/tumpul, Gunting bedah standar, lengkung, ujung tumpul/tumpul, Gunting bedah standar, lurus ujung tumpul/tumpul, Gunting bedah standar, lurus, ujung tajam/tumpul, Handle kaca laring,

  Handle kaca nasopharing, Hooked probes, Kaca laring ukuran 2,4,5,6,

  Kaca nasopharing ukuran 2,4,5,6, Kait dan kuret serumen, Kanula hidung anak, Kanula hidung dewasa, Klem arteri 14 cm (Kocher), Klem arteri, 12 cm lengkung, dengan gigi 1x2 (Halstead- Mosquito), Klem arteri, 12 cm lurus, dengan gigi 1x2 (Halstead-Mosquito), Klem arteri, 12 cm lurus,tanpa gigi (Halstead-Mosquito), Klem arteri, lurus (Kelly), Laringoskop anak, Laringoskop dewasa, Laringoskop neonatus bilah lurus, Magill Forceps, Otoskop, pinset anatomis, pinset bedah, pinset epilasi, pinset telinga, Pinset insisi Hordeolum/ Chalazion, Resusitator dewasa & sungkup, Retraktor, pembuka kelopak mata, Semprit gliserin, Silinder korentang steril, Skalpel, tangkai pisau operasi, Skalpel, tangkai pisau operasi, spalk, spekulum hidung, spekulum mata,

  Sphygmomanometer untuk anak,

  Stetoskop janin/Laenac, Sudip lidah logam/Spatula lidah logam, thermometer anak, Tissue Forceps, Abocath/wing

  needle, Anestesi topikal tetes mata,

  benang silk, Endotracheal tube (ETT), Infus set/intra vena set anak, jarum jahit, kasa steril, kateter, Lubricant gel,

  Mucous suction, Nasogastric Tube /selang lambung, Pelilit

  kapas/Cotton applicator, Sarung tangan steril, skapel, verban elastic, water based gel untuk EKG dan Doppler, meja instrument di set pemeriksaan kesehatan ibu, pinset bedah, sims, sonde mulut, sudip lidah logam, tampon tang, torniket karet, flowmeter anak, flowmeter neonates, Benang Chromic Catgut, kasa steril, lidi kapas steril, lubrikan gel, masker, podofilin tincture 25%, ari timer, bantal, kotak penyimpan jarum bekas, selimut, set tumbuh kembang anak, Tempat Sampah Tertutup yang dilengkapi dengan injakan pembuka penutup, Toples Kapas / Kasa Steril, bagan dinding MTBS, bagan MTBS, doyeri Probe Lengkung, Endotracheal Tube Dewasa, gunting iris lengkung, gunting operasi lurus, klem fenster/klem ovum, Klem Kelly/Klem Kocher Lurus, Klem Linen Backhauss, Klem Mosquito Halsted Lengkung, Klem Mosquito Halsted Lurus, Klem Pemasang Klip Hegenbarth, Lampu Periksa Halogen, Pinset Jaringan Semken, Retraktor Finsen Tajam, scalpel, spekulum, Stilet untuk Pemasangan ETT, Aligator Ekstraktor AKDR, Gunting Mayo CVD, Klem Kasa Lurus (Sponge Foster

  Straight ), Tenakulum Schroeder, Set

  Resusitasi Bayi, kateter intravena, kateter penghisap lender, nasogastric tube, kantong urin, Spuit disposable (steril) 20 ml, Spuit/Disposable Syringe (steril) 10 ml, Kantong Metode Kanguru sesuai ukuran neonates, Atraumatic Restorative Treatment (ART), Double Ended Applier and Carver, Hatchet, Bein Lurus Kecil, Bor Intan (Diamond Bur Assorted) untuk Air Jet Hand Piece (Kecepatan Tinggi) (round, inverted dan fissure), Bor Intan Kontra Angle Hand Piece Conventional (Kecepatan Rendah) (round, inverted dan fissure), Gunting Operasi Gusi (Wagner) (12 cm ), Handpiece Contra Angle, Handpiece Straight, Kaca Mulut Datar No.4 Tanpa Tangkai, Klem/Pemegang Jarum Jahit (Mathieu Standar), Jarum exterpasi, Jarum K-File, Light Curing, Mikromotor dengan Straight dan Contra Angle Hand Piece (Low Speed Micro Motor portable), Pelindung Jari, Pemegang Matriks (Matrix Holder), penahan lidah, penumpat plastik, Periodontal Probe, Penumpat Semen Berujung Dua, Polishing Bur, Skeler Standar, sekler ultrasonic, sonde lurus, Tang sisa akar gigi posterior rahang atas, Tang gigi molar 3 rahang bawah, Set Tang pencabutan gigi anak, scalpel, Baki

  Logam Tempat Alat Steril Bertutup, Korentang, Penjepit Sponge (Foerster), Lampu Spiritus Isi 120 cc, Lempeng Kaca Pengaduk Semen, Needle Destroyer, Silinder Korentang Steril, Sterilisator kering, Chromik Catgut, set promosi kesehatan, set ASI, set laboratorium, set rawat inap dan puskesmas keliling. Sebagian besar informan menyatakan bahwa peralatan kesehatan yang ada di puskesmas Tareran belum lengkap dan belum tersedia untuk menangani 155 penyakit yang ada. Observasi langsung dan observasi dokumen yang dilakukan menunjukkan masih kurang lengkapnya peralatan kesehatan bahkan puskesmas Tareran tidak memiliki ruangan pelayanan untuk ruangan promosi kesehatan, ruangan ASI dan puskesmas keliling. Alat kesehatan yang ada masih belum sesuai dengan jumlah yang seharusnya bahkan yang tidak tersedia dan harusnya dipenuhi, mengakibatkan pelayanan yang diberikan oleh puskesmas Tareran berjalan seadanya.

  Semua informan menyatakan bahwa standar dokumen yang digunakan saat ini dalam perencanaan kebutuhan alat kesehatan menggunakan dokumen Rencana Kebutuhan Barang Unit untuk perencanaan pengadaan kebutuhan alat kesehatan dan Rencana Kebutuhan Pemeliharaan Barang Unit untuk pemeliharaan alat kesehatan yang ada. Pedoman yang dipakai sebagai acuan dalam pemilihan dan perencanaan alat kesehatan menggunakan pedoman sesuai dengan pedoman yang dari kementerian kesehatan. Observasi dokumen menunjukkan bahwa dokumen dan pedoman yang digunakan dalam merencanakan kebutuhan alat kesehatan tersebut masuk dalam kategori lengkap. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Dhewi dkk (2012) tentang analisis perencanaan tingkat puskesmas di kota Medan, dari 10 informan yang diwawancarai, semuanya telah mengetahui tentang perencanaan tingkat puskesmas. Kabid Program dan Perencanaan Dinas Kesehatan Kota Medan mengatakan bahwa semua puskesmas yang ada di Medan telah melaksanakan atau menyusun perencanaan tingkat puskesmas yang biasa disebut dengan POA (Plan Of

  Action ) puskesmas yang rutin dibuat

  setiap tahunnya. Ketika informan ditanya mengenai adanya pedoman perencanaan tingkat puskesmas, hasil penelitian menunjukkan bahwa semua informan mengetahui adanya pedoman perencanaan tingkat puskesmas karena itu merupakan dasar bagi mereka untuk melaksanakan semua kegiatan di puskesmas.

  Pemilihan alat kesehatan yang dibutuhkan oleh puskesmas Tareran merupakan semua alat kesehatan yang benar-benar diperlukan dan harusnya tersedia sesuai dengan standar kebutuhan puskesmas rawat inap menurut permenkes 75 tahun 2014. Pemilihan alat kesehatan yang akan direncanakan ini dipilih oleh masing- masing penanggung jawab ruangan/unit pelayanan puskesmas Tareran berdasarkan pada pemakaian sebelumnya, yang tidak ada di puskesmas Tareran dan perlu diadakan, dan sesuai kasus yang membutuhkan alat kesehatan baru yang terjadi saat melaksanakan pelayanan kesehatan di puskesmas Tareran, kemudian masing- masing penanggung jawab ruangan mengumpulkan daftar pilihan alat kesehatan tersebut ke bendahara barang. Cara memilih alat kesehatan apa yang akan masuk dalam daftar kebutuhan rencana yaitu berdasarkan pada prioritas alat yang diperlukan dan yang memang harus tersedia di puskesmas Tareran dalam pelayanan kedepan. Alat kesehatan yang menjadi prioritas kebutuhan saat ini diantaranya alat-alat yang diperlukan di pelayanan gawat darurat, IUD set, heacting set, regulator oksigen dan puskesmas kit yang merupakan peralatan yang dipakai dalam pelayanan di luar gedung puskesmas Tareran. Puskesmas Tareran selaku salah satu unit pelaksana dari Dinas Kesehatan kabupaten Minahasa Selatan dalam hal ini hanya sebagai pihak penerima alat kesehatan yang telah direncanakan atau dipilih oleh Dinas Kesehatan kabupaten Minahasa Selatan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Malinggas (2015) tentang analisis manajemen logistik obat di instalasi farmasi RSUD DR Sam Ratulangi Tondano, pemilihan obat yang dilakukan oleh instalasi farmasi RSUD DR Sam Ratulangi Tondano ialah berdasarkan pola penyakit, dengan berpatokan pada 10 penyakit terbanyak yang ada di rumah sakit dan berdasarkan pada formularium nasional yang ditetapkan oleh menteri kesehatan dan e- katalog untuk pelayanan kesehatan khususnya penggunaan obat di fasilitas kesehatan di rumah sakit. Adapun kebijakan yang diambil oleh rumah sakit dalam hal pemilihan obat, yaitu jika ada obat-obat yang tidak termasuk dalam formularium nasional tetapi obat tersebut dibutuhkan dalam proses penyembuhan penyakit dan dipakai oleh dokter untuk pasien maka obat tersebut dipilih untuk diadakan.

  Tahap Kompilasi Pemakaian Alat Kesehatan di Puskesmas Tareran

  Sebagai bagian dari tahap kompilasi pemakaian alat kesehatan, setiap 6 bulan sekali puskesmas Tareran melakukan rekapitulasi data alat kesehatan dan laporan inventaris ke dinas kesehatan kabupaten Minahasa Selatan. Inventaris alat kesehatan diantaranya menjelaskan keadaan alat kesehatan dan bagaimana cara alat kesehatan itu diperoleh. Laporan pemakaian alat kesehatan menjelaskan tentang alat-alat apa saja yang dipakai setiap bulan baik alat kesehatan yang masuk, yang dipinjam, keadaan dan kondisi alat kesehatan tersebut, dan keterangan-keterangan lain yang berhubungan dengan laporan pemakaian alat kesehatan di puskesmas Tareran. Laporan pemakaian alat kesehatan di puskesmas Tareran, selain dilaporkan secara manual, juga melakukan laporan secara online lewat aplikasi sarana dan prasarana alat kesehatan sebagai bagian dari koordinasi dengan dinas kesehatan kabupaten Minahasa Selatan.

  Data pasien yang direkap setiap bulannya, inventaris alat, laporan pemakaian alat kesehatan telah berada pada kategori cukup lengkap. Pada tahap kompilasi ini diperlukan kelengkapan dari dokumen-dokumen terkait yang kemudian akan diolah menjadi rencana kebutuhan peralatan kesehatan yang dibutuhkan puskesmas Tareran. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1121 Tahun 2008 menjelaskan proses perencanaan pengadaan perbekalan kesehatan diawali dengan kompilasi data yang disampaikan Puskesmas yang bersumber dari lembar permintaan kebutuhan alat kesehatan yang disebut rencana kerja kebutuhan barang unit dan rencana kerja pemeliharaan kebutuhan barang unit, kemudian oleh Instalasi Farmasi kabupaten/kota diolah menjadi rencana kebutuhan perbekalan kesehatan dengan menggunakan teknik-teknik perhitungan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mangindara dkk (2012) tentang analisis pengelolaan obat di puskesmas Kumpala kecamatan Sinjai Timur kabupaten Sinjai, dalam tahap perencanaan salah satu penyusunan rencana kerja operasional kegiatan perencanaan pada tahap persiapan yang dilakukan oleh Puskesmas Kampala yaitu melakukan kompilasi data pemakaian obat dari seluruh unit pelayanan kesehatan atau Puskesmas dari Lembar Permintaan dan Lembar Pemakaian Obat. Pada tahap kompilasi pemakaian alat kesehatan diperlukan kelengkapan dokumen-dokumen yang berkaitan seperti data inventaris yang menjelaskan keadaan dan kondisi alat.

  Pelaksanaan kontrol dan evaluasi terhadap persediaan dan kebutuhan alat kesehatan di semua unit kerja pelayanan puskesmas Tareran dilaksanakan setiap bulan bersamaan dengan mini lokakarya puskesmas Tareran. Menurut permenkes No. 30 tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di puskesmas, untuk menjamin mutu Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, harus dilakukan pengendalian mutu Pelayananan Kefarmasian meliputi monitoring dan evaluasi. Monitoring merupakan kegiatan pemantauan selama proses berlangsung untuk memastikan bahwa aktivitas berlangsung sesuai dengan yang direncanakan. Untuk menilai hasil atau capaian pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian, dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan terhadap data yang dikumpulkan yang diperoleh melalui metode berdasarkan waktu, cara, dan teknik pengambilan data. Penelitian yang dilakukan oleh Apriyanto dkk (2013) tentang implementasi kebijakan subsidi pelayanan kesehatan dasar terhadap kualitas pelayanan puskesmas di kota Singkawang menyatakan bahwa Supervisi dilakukan oleh dinas kesehatan dalam bentuk rapat/pertemuan bulanan di puskesmas, tanya jawab dengan kepala puskesmas dan petugas di unit pelayanan, inspeksi sekilas, dan telaah laporan, namun kontrol/ supervisor dilakukan hanya dengan melihat laporan utilisasi kunjungan setiap bulan

  Tahap Perhitungan Kebutuhan Alat Kesehatan di Puskesmas Tareran

  Perhitungan kebutuhan alat kesehatan di puskesmas Tareran tidak menggunakan metode khusus. Perhitungan kebutuhan alat kesehatan yang dilakukan di puskesmas Tareran hanya berdasarkan pada kebutuhan alat kesehatan puskesmas rawat inap sesuai standar permenkes 75 tahun 2014 dan riwayat pelayanan setahun sebelumnya. Hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam menghitung kebutuhan alat kesehatan yang dibutuhkan oleh puskesmas Tareran berdasarkan pada keadaan dan ketersediaan alat kesehatan yaitu daftar perbekalan kesehatan yang ada di puskesmas Tareran, alat kesehatan apa yang kurang dan yang tidak ada, alat kesehatan yang rusak, serta alat yang seharusnya menjadi prioritas dalam pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat yang disesuiakan dengan standar permenkes 75 tahun 2014 untuk ketersediaan alat kesehatan puskesmas rawat inap.

  Dalam merencanakan suatu kebutuhan alat kesehatan, keadaan dan ketersediaan alat kesehatan serta alat yang seharusnya menjadi prioritas dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat dimana hal ini melihat pada status puskesmas Tareran sebagai puskesmas rawat inap yang disesuiakan dengan standar permenkes 75 tahun 2014 untuk ketersediaan alat kesehatan puskesmas rawat inap menjadi bahan pertimbangan dalam menghitung kebutuhan alat kesehatan yang dibutuhkan oleh puskesmas Tareran.

  Menurut Permenkes No. 1121 tahun 2008 tentang Pedoman Teknis Pengadaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan untuk Pelayanan Kesehatan Dasar, perencanaan kebutuhan perbekalan kesehatan perlu dilakukan perhitungan secara tepat. Perhitungan kebutuhan perbekalan kesehatan dapat dilakukan dengan menggunakan metode konsumsi. Metode ini didasarkan atas analisa data konsumsi perbekalan kesehatan tahun sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Yusliati, ddk (2015) tentang gambaran perencanaan pengadaan alat kesehatan di puskesmas Siompu kabupaten Buton Selatan juga menyatakan bahwa teknik untuk menentukan jumlah permintaan dari setiap bagian pemakai di puskesmas adalah dengan mengidentifikasi kebutuhan dari setiap pemakai barang yang masih kurang dan sangat dibutuhkan dalam menunjang pelayanan kesehatan di Puskesmas Siompu.

  Penelitian yang dilakukan oleh Keay (2015) dalam mengelola peralatan kesehatan yang ada di rumah sakit, Keay dan kawan-kawan menerapkan suatu sistem layanan peralatan kesehatan.

  Sistem ini diterapkan pada bulan September 2003 . Sebuah survei

  pengguna dilakukan pada tahun 2005 dan diulang pada tahun 2011. Metode

  bertujuan untuk meningkatkan

  ketersediaan peralatan, mengelola dan mengurangi risiko klinis, mengurangi keragaman peralatan, memperbaiki manajemen peralatan dan mengurangi biaya keseluruhan dari penyediaan peralatan. Hasil penelitian menunjukkan kepuasan terhadap pelayanan yang didapatkan. Perlu adanya metode perhitungan terhadap alat kesehatan yang dibutuhkan salah satunya agar terhindar dari pembiayaan yang melebihi target dan juga agar supaya dapat memberikan pelayanan yang berkualitas.

  Tahap Proyeksi Kebutuhan dan Penyesuaian Rencana Pengadaan dengan Anggaran Alat Kesehatan di Puskesmas Tareran

  Tahap proyeksi kebutuhan perbekalan kesehatan dan penyesuaian rencana pengadaan dengan anggaran alat kesehatan adalah perhitungan kebutuhan perbekalan kesehatan secara menyeluruh mulai dari mempertimbangkan data pemakaian perbekalan kesehatan, yang masih tersedia dalam, serta perkiraan kebutuhan pengadaan perbekalan kesehatan tahun yang akan datang yang disesuaikan dengan jumlah dana yang tersedia. Pada tahap proyeksi kebutuhan dan penyesuaian rencana pengadaan dengan anggaran alat kesehatan di puskesmas Tareran, rekapitulasi data dilakukan setiap enam bulan sekali yang menjadi bahan untuk laporan rutin ke dinas kesehatan kabupaten Minahasa

  Selatan yang kemudian menjadi bahan evaluasi puskesmas Tareran maupun dinas kesehatan kabupaten Minahasa Selatan untuk perencanaan alat kesehatan tahun mendatang. Penetapan perkiraan kebutuhan alat kesehatan di puskesmas Tareran untuk periode yang akan datang hanya berdasarkan pada tahap perhitungan yang telah dilakukan yaitu berdasarkan kebutuhan dan riwayat pemakaian alat kesehatan sebelumnya yang dicantumkan dalam RKBU disesuaikan dengan standar ketersediaan untuk puskesmas rawat inap menurut permenkes 75 tahun 2014, berdasarkan evaluasi kebutuhan dan merupakan usulan dari kepala puskesmas Tareran. Tahap proyeksi yang dilakukan di puskesmas Tareran khususnya untuk bahan habis pakai tidak dijelaskan bahwa penetapan perkiraan kebutuhan melakukan penetapan perkiraan stok akhir periode yang akan datang, perhitungan perkiraan kebutuhan tahun mendatang dengan menghitung perkiraan tahun yang akan datang, sisa stok periode berjalan, kebutuhan tahun yang akan datang, stok awal periode berjalan, rencana penerimaan periode berjalan, total kebutuhan, dan disesuaikan dengan anggaran yang biasanya disediakan oleh dinas kesehatan kabupaten Minahasa Selatan maupun yang disediakan oleh puskesmas Tareran sendiri sebagai dana alternatif. Menurut Arraniry (2012) dalam penelitiannya tentang analisis perencanaan logistik non medik di sub bagian rumah tangga rumah sakit umum pusat Fatmawati, perencanaan yang sesuai dengan kebutuhan harus memperhatikan peramalan kebutuhan dari satuan kerja berdasarkan metode perhitungan yang ada, setelah dilakukan berapa peramalan kebutuhan yang dibutuhkan oleh satuan kerja maka kebutuhan tersebut ditambah stok pengaman (safety stock) berdasarkan perhitungan setelah itu persediaan agar selalu tersedia di gudang penyimpanan juga harus memperhatikan kapan dilakukan pemesanan kembali logistik non medik.

  Observasi dokumen pada triangulasi sumber menunjukkan tidak adanya pedoman dan prosedur tetap dalam pelaksanaan setiap tahap analisis dan perencanaan yang dilakukan oleh puskesmas Tareran maupun dinas kesehatan kabupaten Minahasa Selatan. Hal yang sama juga ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Sondakh (2015) di poli gigi RS angkatan darat R. W. Monginsidi dimana berdasarkan observasi dokumen pada triangulasi sumber tidak adanya buku petunjuk pelaksanaan beserta prosedur tetap dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan ini. Hasil observasi dokumen juga menunjukan tidak adanya pedoman dalam melakukan analisa terhadap penyesuaian rencana pengadaan dengan anggaran yang tersedia. Begitu juga ditemukan ketidaklengkapan dengan lembar perencanaan dalam observasi yang dokumen yang dilakukan.

  Semua informan menyatakan bahwa sumber dana perencanaan pengadaan alat kesehatan di puskesmas Tareran berasal dari dinas kesehatan kabupaten Minahasa Selatan yaitu dana yang disediakan oleh pemerintah diantaranya APBN, APBD dan dana JKN. Hal yang sama juga menjadi hasil penelitian yang dilakukan oleh Barus (2015) tentang Sistem Pelaksanaan Manajemen Logistik Alat Kesehatan Di Puskesmas Kabupaten Deli Serdang yaitu sumber anggaran kebutuhan alat kesehatannya berasal dari dana APBN, APBD dan BPJS. Alat kesehatan yang tidak tersedia di puskesmas Tareran yang harganya masih bisa di jangkau untuk diadakan sendiri oleh puskesmas Tareran, khususnya bahan habis pakai, akan diadakan sendiri oleh puskesmas Tareran dengan menggunakan dana yang dikumpulkan bersama setiap bulannya oleh pegawai puskesmas.

  Penelitian yang dilakukan oleh Sondakh (2015) di poli gigi RS angkatan darat R. W. Monginsidi Manado, dalam wawancara dengan kepala instalasi farmasi dan kepala rumah sakit, menyebutkan bahwa ada tiga sumber dalam penganggaran alat kesehatan Rumah Sakit TNI yaitu hibah, dukungan dari pusat direktorat kesehatan angkatan darat melalui kesdam dan pengadaan sendiri oleh rumah sakit. Dari sumber- sumber dana yang ada disesuaikan dengan menggunakan teknik analisa yang sesuai dengan pedoman, maka seharusnya tidak ada hambatan dalam perencanaan dan pengadaan alat kesehatan yang dibutuhkan untuk pelayanan setiap unit pelayanan termasuk poliklinik gigi. Pengelolaan logistik cenderung semakin kompleks dalam pelaksanaannya sehingga akan sangat sulit dalam pengendalian apabila tidak didasari oleh perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik menuntut adanya sistem monitoring, evaluasi dan

  reporting yang memadai dan berfungsi

  sebagai umpan balik untuk tindakan pengendalian terhadap devisi yang terjadi.

  Puskesmas Tareran berusaha memenuhi pelayanan sesuai dengan standar pelayanan minimal yang seharusnya diberikan. Menurut permenkes 75 tahun 2014 dalam rangka meningkatkan derajat masyarakat serta menyukseskan program jaminan sosial nasional, untuk meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan, dan kualitas pelayanan penyelenggaraan puskesmas perlu ditata ulang. Untuk dapat menimbulkan kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan banyak syarat yang harus dipenuhi diantaranya yang dinilai mempunyai peranan yang cukup penting adalah ketersediaan pelayanan kesehatan tersebut di lingkungan masyarakat, pelayanan kesehatan yang terlalu mahal tidak akan dapat dijangkau oleh semua pasien dan karenanya tidak akan memuaskan pasien, pelayanan tersebut dapat menyembuhkan pasien serta tindakan yang dilakukan oleh petugas tersebut aman bagi pasien. Dalam ketersediaan pelayanan kesehatan di lingkungan masyarakat dapat dilihat dari proses atau tindakan secara nyata dilingkungan masyarakat, sebab kebanyakan masyarakat tidak puas dengan adanya pelayanan yang hanya berpusat dipuskesmas saja sehingga menimbulkan ketidakpuasan masyarakat dengan pelayanan yang diberikan oleh puskesmas (Konli, 2014).

  Ketersediaan pelayanan di puskesmas Tareran belum optimal seperti yang diharapkan masyarakat diantaranya fasilitas pelayanan di ruang rawat inap, laboratorium tidak tersedia. Pelayanan puskesmas keliling yang terhambat dengan tidak adanya mobil pusling, dan sedikitnya fasilitas di poskesdes. Keterjangkauan pelayanan di puskesmas Tareran bisa dikatakan optimal karena biaya pelayanan hanya untuk biaya registrasi bagi peserta BPJS data pemakaian yang lalu, alat yang dan untuk kualitas pelayanan yang rusak, dan alat yang tidak tersedia diberikan oleh petugas kesehatan yang yang dibutuhkan untuk diajukan ada di puskesmas Tareran telah sesuai standar kebutuhan puskesmas melakukan pelayanan dengan maksimal rawat inap, namun pengusulan kepada masyarakat walau dengan perencanaan ini tidak berdasarkan keterbatasan fasilitas. pada metode perhitungan yang baku.

  4. Tahap proyeksi kebutuhan alat

  

KESIMPULAN kesehatan dan penyesuaian dengan

  Hasil analisis proses perencanaan alokasi dana yang dilakukan dengan kebutuhan alat kesehatan di puskesmas melakukan rekapitulasi data secara Tareran dapat disimpulkan sebagai keseluruhan serta perkiraan berikut: kebutuhan untuk tahun mendatang

  1. yang didasarkan daftar kebutuhan

  Tahap pemilihan kebutuhan alat kesehatan di puskesmas Tareran barang unit dan penyesuaian dengan berdasarkan pada alat yang menjadi kasus di puskesmas Tareran. Tahap prioritas kebutuhan pelayanan ini lebih menitikberatkan pada dinas puskesmas saat ini termasuk sarana kesehatan sebagai pihak penyedia dan prasarana. alat kesehatan yang melakukan

  2. kompilasi pemakaian perencanaan, penganggaran dan

Tahap perbekalan kesehatan yaitu kontrak dengan perusahaan alat

  rekapitulasi data perbekalan kesehatan lewat e-catalaog kesehatan di puskesmas Tareran yang berdasarkan hasil keputusan bersama bersumber dari laporan inventaris dengan DPRD. barang didalamnya ada data pemakaian alat kesehatan, baik lewat SARAN laporan tiap ruangan pada saat rapat

  1. Puskesmas dan Dinas Bagi maupun laporan yang telah direkap Kesehatan oleh bendahara barang yang a.

  Perlu mengoptimalkan kinerja dilaporkan setiap enam bulan sekali semua pihak yang berkaitan ke dinas kesehatan kabupaten dengan tahap perencanaan, mulai Minahasa Selatan. dari pemilihan kebutuhan, 3. kimpilasi pemakaian,

  Dalam menentukan dan menghitung kebutuhan alat kesehatan di perhitungan kebutuhan, proyeksi Puskesmas Tareran didasarkan pada

  kebutuhan dan penyesuaian ______. 2014a. Peraturan Menteri dengan anggaran. Kesehatan Nomor 7 Tahun 2014 b. tentang Perencanaan Dan

  Perlu adanya monitoring dan evaluasi dari dinas kesehatan Penganggaran Bidang Kesehatan. terhadap ketersediaan alat yang ______. 2014b. Peraturan Menteri dibutuhkan puskesmas. Kesehatan No. 30 tahun 2014 c. tentang Standar Pelayanan

  Perlu memiliki Standar Prosedur Operasional dan Prosedur Tetap Kefarmasian Di Puskesmas. untuk proses perencanaan ______. 2009. Undang-undang Republik kebutuhan alat kesehatan di Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 puskesmas. tentang Kesehatan.

  d. ______. 2008. Peraturan Menteri Perlu adanya metode perhitungan dan analisis yang jelas dalam Kesehatan Nomor 1121 tahun proses perencanaan kebutuhan 2008 tentang Pedoman Teknis alat kesehatan di puskesmas. Pengadaan Obat Publik Dan

  2. Perbekalan Kesehatan Untuk

Bagi pendidikan dan pengembangan ilmu, penelitian ini dapat menjadi Pelayanan Kesehatan Dasar

  bahan referensi bagi penelti lainnya Apriyanto, R. H., T. Kuntjoro., dan L. dalam pengembangan penelitian. Lazuardi. 2013. Implementasi

  Bagi peneliti lain, sebaiknya membahasa Kebijakan Subsidi Pelayanan secara keseluruhan mengenai Kesehatan Dasar Terhadap manajemen logistic di puskesmas dan Kualitas Pelayanan Puskesmas Di memperbesar wilayah penelitian Kota Singkawang. Jurnal menjadi analsisi perencanaan kebutuhan Kebijakan Kesehatan Indonesia alat kesehatan di puskesmas se wilayah

  VOLUME 02 No. 04 Desember kerja dinas kesehatan yang akan diteliti. 2013 Halaman 180 – 188. Arraniry, B. 2012. Analisis Perencanaan

  

DAFTAR PUSTAKA Logistik Non Medik di Sub

  Anonim. 2015. Profil Puskesmas Bagian Rumah Tangga Rumah Tareran. Kabupaten Minahasa Sakit Fatmawati tahun 2012.

  Selatan. Skripsi Fakultas Kesehatan ______. 2014. Peraturan Menteri Masyarakat Universitas Indonesia Kesehatan Republik Indonesia Depok.

  Nomor 75 Tahun 2014 tentang Barus, M. 2015. Sistem Pelaksanaan Pusat Kesehatan Masyarakat. Manajemen Logistik Alat

  Kesehatan Di Puskesmas Kebutuhan Alat Kesehatan Di Kabupaten Deli Serdang Tahun Unit Kerja Poliklinik Gigi Rumah 2015. Skripsi Fakultas Kesehatan Sakit Angkatan Darat Robert Masyarakat Universitas Sumatera Wolter Mongisidi Manado.

  Utara Medan. Program Studi Ilmu Kesehatan Dhewi S. B., h. BZ., dan Fauzi. 2012. Masyarakat Pascasarjana

  Analisis Perencanaan Tingkat Universitas Sam Ratulangi Puskesmas Di Kota Medan Tahun Manado. 2012. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Keay, S. 2015. Medical Equipment

  Libraries: Implementation, Experience and User Satisfaction. Journal of Med Eng. Technol vol.

  0. Jun 26: hal 1-9. Konli, S. 2014. Pelayanan Kesehatan

  Masyarakat di Puskesmas Desa Gunawan Kecamatan Sesayap Kabupaten Tana tidung. eJournal Ilmu Pemerintahan, Volume 2, Nomor 1, 2014: 1925-1936.

  Malinggas, N. E. R. 2015. Analisis Manajemen Logistik Obat Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah DR Sam Ratulangi Tondano. JIKMU, Vol. 5, No. 2b April 2015.

  Mangindara. 2011. Analisis Pengelolaan Obat Di Puskemas Kumpala Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai. Jurnal AKK Vol. I. No. I. 2012.

  Sondakh, G.

  H. 2015. Proses Perencanaan Pengadaan