MAKALAH PEND IDIKAN PANCASILA PENGERTIAN

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA
PENGERTIAN MACAM-MACAM IDEOLOGI DUNIA SECARA
FILSAFAT
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila

Disusun Oleh:
Nama : Cesa Navratilovi
Kelas : TLM 1A

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
2018/2019

1

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas limpahan
rahmat dan karuniaNya serta nikmat kesehatanNyalah saya mampu menyelesaikan makalah
dengan judul PENGERTIAN MACAM-MACAM IDEOLOGI DUNIA SECARA FILSAFAT
dengan baik dan dalam batas waktu yang telah ditentukan oleh dosen study Aplikasi Pancasila,
walaupun saya sadar sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan . Oleh karena itu

saya selaku penyusun makalah ini dengan senang hati menerima masukan-masukan agar
makalah saya dapat lebih baik nantinya. Demikian, saya sebagai penyusun makalah ini berharap
agar penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan semoga dengan adanya
makalah saya ini, kita dapat mengetahui berbagai informasi tentang pengertian macam-macam
ideologi dunia secara filsafat.
Tangerang,22 Agustus 2018

Penyusun

2

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ......................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN....................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................4
C. Tujuan..................................................................................................................4
BAB II
PEMBAHASAN......................................................................................................5

A. Pengertian Ideologi..............................................................................................5
B. Makna ideologi bagi suatu negara........................................................................5
C.Pengertian macam-macam ideologi .....................................................................7
D. Pengertian macam-macam ideologi yang berkmebang didunia.........................8
E. Peranan ideologi bagi bangsa dan negara.............................................................10
F. Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara......................................................10
BAB III
PENUTUP................................................................................................................13
Kesimpulan................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................13

3

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Macam-macam ideologi diajarkan oleh para tokoh negara pada jaman dulu. Ajaran
mereka didasari oleh keyakinan untuk menciptakan tata kehidupan yang lebih baik. Hal ini
terutama ditujukan bagi negara yang dikuasai oleh para tokoh yang menciptakan pemikiran
tentang sebuah cara hidup sebuah negara.

Macam-macam ideologi ini,selain dikemukakan oleh para filsuf yang ahli dibidang tata
negara, juga diciptakan oleh penguasa sebuah negara,juga diciptakan oleh penguasa sebuah
negara. Benito Mousollini adalah salah satu tokoh besar di dunia yang berani menciptakan
gagasan tentang tata kelola negara yang dikenal dengan nama fasisme.
Untuk lebih jelasnya mengenai pengertian dan macam-macam ideologi akan dibahas
dibab pembahasan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian ideologi?
2. Apa saja macam-macam ideologi?
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui pengertian ideologi
2. Agar mahasiswa mengetahui ,macam-macam ideologi

4

BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN MACAM MACAM IDEOLOGI
A.PENGERTIAN IDEOLOGI
Secara etimologi istilah ideologi berasal dari kata idea yang berartigagasan, konsep,

pengertian dasar, cita-cita, dan logos yang berarti Ilmu dan kata idea berasal dari bahasa yunani
eidos yang artinya bentuk. Di samping itu ada kata idein yang artinya melihat. Maka secara
harfiah, ideologi adalah ilmu atau pengertian-pengertian dasar.

Dalam pengertian sehari-hari, ide disamakan artinya dengan cita-cita. Cita-cita yang dimaksud
adalah cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai, sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu
sekaligus merupakan dasar, pandangan atau faham. Memang pada hakikatnya, antara dasar dan
cita-cita itu sebenarnya dapat merupakan satu kesatuan. Dasar ditetapkan karena atas dasar
landasan, asas atau dasar yang telah ditetapkan pula. Dengan demikian ideologi mencakup
pengertian tentang idea-idea, pengertian dasar, gagasan-gagasan dan cita-cita.

Apabila ditelusuri secara historis istilah ideologi pertama kali dipakai dan dikemukakan oleh
seorang perancis, Destutt de Tracy, pada tahun 1976. Seperti halnya Leibniz, de Tracy
mempunyai cita-cita untuk membanggun suatu sistem pengetahuan. Apabila Leibniz
menyebutkan impiannya sebagai one great system of trunth dimana tergabung segala cabang
ilmu dan segala kebenaran ilmiah, mak De Tracy menyebutkan ideologie yaitu scieence of ideas,
suatu program yang diharapkan dapat membawa perobahan Internasional dalam masyarakat
perancis. Namun Napoleon mencemoohkannya sebagai khayalan belaka, yang tidak mempunyai
arti praktis. Hal semacam itu hanya impian belaka yang tidak akan menemukan kenyataan.


Sedangkan secara terminologi, menurut Soerjanto Poespowardjojo, ideologi adalah suatu pilihan
yang jelas dan membawa komitmen untuk mewujudkannya. Sejalan dengan itu, Sastrapratedja
mengemukakan bahwa ideologi memuat orientasi pada tindakan. Ia merupakan pedoman
kegiatan untuk mewujudkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Persepsi yang menyertai orientasi, pedoman dan komitmen berperan penting sekali dalam
mewarnai sikap dan tingkah laku ketika melakukan tindakan, kegiatan atau perbuaan dalam
rangka mewujudkan atau merealisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam ideologi tersebut.
Logikanya, suatu ideologi menuntut kepada mereka yang meyakini kebenarannya untuk
memiliki persepsi, sikap dan tingkah laku yang sesuai, wajar dan sehat tentang dirinya, tidak
lebih dan tidak kurang. Karena, melalui itulah dapat diharapkan akan lahir dan berkembang sikap
5

dan tingkah laku yang pas dan tepat dalam proses perwujudannya dalam berbagai bidang
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Sastrapratedja di atas, maka ideologi memiliki
kecenderungan untuk doktriner, terutama karena ia berorientasi pada tindakan atau perbuatan
untuk merealiasikan nilai-nilainya. Meskipun kecenderungan doktriner itu tidak selalu bermakna
negatif, kemungkinan doktriner itu tidak selalu bermakna negatif, kemungkinan ke arah itu selalu

terbuka. Obsesi atau komitmen yang berlebihan terhadap ideologi, biasanya merangsang orang
untuk berpersepsi, bersikap dan bertingkah laku sangat doktriner, dan ini jelas sangat keliru.

Ada beberapa istilah ideology menurut beberapa para ahli yaitu:
1. Destut De Traacy :
istilah ideology pertama kali dikemukakan oleh destut de Tracy tahun 1796 yang berarti suatu
program yang diharapkan dapat membawa suatu perubahan institusional dalam masyarakat
Perancis.
2. Surbakti membagi dalam dua pengertian yakni :
a. Ideologi secara fungsional : seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau tentang

masyarakat dan Negara yag dianggap paling baik.
b. Ideologi secara structural : suatu system pembenaran seperti gagasan dan formula politik

atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa.
3. AL-Marsudi;
ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran atau science des ideas
4. Puspowardoyo:
bahwa ideologi dapat dirumuskan sebagai komplek pengetahuan dan nilai secara
keseluruhan menjadi landasan seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat raya dan bumi

seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya. Berdasarkan pemahaman yang
dihayatinya seseorang dapat menangkap apa yang dilihat benar dan tidak benar, serta apa yang
dinilai baik dan tidak baik.
5. Harol H. Titus:
Definisi dari ideologi adalah: Aterm used for any group of ideas concerning various political
and aconomic issues and social philosophies often applied to a systematic scheme of ideas held
by groups or classes, artinya suatu istilah yang digunakan untuk sekelompok cita-cita mengenai
bebagai macam masalah politik ekonomi filsafat sosial yang sering dilaksanakan bagi suatu
rencana yang sistematis tentang suatu cita-cita yang dijalankan oleh kelompok atau lapisan
masyarakat.
6

6.

Descartes:

Ideologi adalah inti dari semua pemikiran manusia

7.


Machiavelli:

Ideologi adalah sistem perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa.
8.

Thomas H:

Ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar dapat bertahan dan
mengatur rakyatnya.
9.

Francis Bacon

Ideologi adalah sintesa pemikiran mendasar dari suatu konsep hidup.
10. Karl Marx:
Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam
masyarakat.
11. Napoleon:
Ideologi keseluruhan pemikiran politik dari rival–rivalnya.
B. MAKNA IDEOLOGI BAGI SUATU NEGARA

Pada hakikatnya ideologi adalah merupakan hasil reflesi manusia berkat kemampuannya
mengadakan distansi terhadap dunia kehidupannya. Maka terdapat suatu yang bersifat dialektis
antara ideologi dengan masyarat negara. Di suatu pihak membuat ideologi semakin realistis dan
pihak yang lain mendorong masyarakat mendekati bentuk yang ideal. Idologi mencerminkan
cara berpikir masyarakat, bangsa maupun negara, namun juga membentuk masyarakat menuju
cita-citanya. Dengan demikian ideologi sangat menentukan eksestensi suatu bangsa dan negara
untuk mencapai tujuannya melalui berbagai realisasi pembanggunan. Hal ini disebabkan dalam
ideologi terkandung suatu oreantasi praktis.
C.

PENGERTIAN MACAM-MACAM IDEOLOGI

1.

Ideologi Terbuka

Ideologi terbuka adalah sitem pemikiran yang memiliki ciri-ciri, sebagai berikut:
Merupakan kekayaan rohani, moral, dan kebudayaan masyarakat (falsafah). Jadi, bukan
keyakinan ideologissekelompok orang, melainkan kesepakatan masyarakat.
Tidak diciptakan oleh negara, tetapi ditemukan dalam masyarakat sendiri. Ia adalah milik seluruh

rakyat dan bisa digali dan ditemuksn dalam kehidupan mereka. Isinya tidak langsung
operasional. Sehingga setiap generasi baru dapat dan perlu menggali kembali falsafah tersebut
dan mencari implikasinya dalam situasi ke-kini-an mereka. Tidak pernah memaksa kebebasan
7

dan tanggung jawab masyarakat, melainkan menginspirasi masyarakat untuk berusaha hidup
bertanggung jawab sesuai dengan falsadah itu. Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima
warga masyarakat yang berasal dari berbagai latar belakang budaya dan agama.
2.

Ideologi Tertutup

Ideologi tertutup adalah suatu sistem emikiran tertutup dan sifatnya mutlak yang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat, melainkan cita-cita sebuah
kelompok yang digunakan sebagai dasar untuk mengubah masyarakat.
b. Apabila kelompok tersebut berhasil menguasai negara, ideologinya itu akan dipaksakan
kepada masyarakat. Nilai-nilai, norma-norma, dan berbagai segi kehidupan masyarakat akan
diubah sesuai dengan ideologi tersebut.
c. Bersifat totaliter, artinya mencakup/ mengurusi semua bidang kehidupan. Ideologi tertutup ini

cenderung cepat-cepat berusaha menguasai bidang informasi dan pendidikan. Oleh karena kedua
bidang tersebut merupakan sarana efektif untuk mempengaruhi perilaku masyarakat.
d. Pluralisme pandangan dan kebudayaan ditiadakan, hak asasi tidak dihormati.
e. Menuntut nasyarakat untuk memiliki kesetiaan total dan kesediaan untuk berkorban bagi
ideologi tersebut.
f. Isi ideologi tidak hanya nilai-nilai dan cita-cita, tetapi tuntutan-tuntutan konkret dan
operasional yang keras, mutlak, dan total.

3.

Ideologi Komperenhensif

Ideologi Komprehensif didefinisikan sebagai suatu system pemikiran menyeluruh
mengenai semua aspek kehidupan sosial. Dalam ideologi ini terdapat suatu cita-cita yang
bertujuan untuk melakukan transformasi sosial secara besar-besaran menuju bentuk tertentu.

4.

Ideologi Partikular

Ideologi Partikular didefinisikan sebagai suatu keyakinan-keyakinan yang tersususn
secara sistematis dan terkait erat dengan kepentingan satu kelas sosial tertentu dalam masyarakat

D. PENGERTIAN DAN MACAM - MACAM IDEOLOGI YANG BERKEMBANG DI DUNIA
1. Liberalisme
Sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman
bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang utama. Paham liberalisme
8

menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Sekarang ini, kurang lebih
liberalisme juga dianut oleh negara Aruba, Bahamas, Republik Dominika, Greenland, Grenada,
Kosta Rika, Puerto Rico dan Suriname.
2.Kapitalisme
Suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk
meraih keuntungan sebesar-besarnya. Negara yang menganut paham kapitalisme Amerika
serikat, Jepang, Italia, Inggris, Jerman, Prancis, Norwegia, Swedia, Swiss, Jepang, Korea
Selatan.
3.Komunisme
Sebuah aliran berpikir berlandaskan kepada ateisme, tidak memercayai adanya Tuhan,
digunakan oleh partai komunis di seluruh dunia. Komunisme sebagai ideologi mulai diterapkan
saat meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Pada tahun 2005 negara
yang masih menganut paham komunis adalah Republik Rakyat Cina (sejak 1949), Vietnam,
Korea Utara, Kuba dan Laos.

4.Sosialisme
Paham yang bertujuan membentuk negara kemakmuran dengan usaha kolektif yang
produktif dan membatasi milik perseorangan. Negara yang menganut Ideologi Sosialisme adalah
Negara-negara di Eropa Barat.

5. Fasisme
Sebuah paham politik yang mengangungkan kekuasaan absolut tanpa demokrasi dan
ultrasinalisme, menjalankan sesuatu dengan fanatik yang tinggi dan otoriter dalam pemerintahan.
Negara-negara yang pernah menganut Ideologi Fasisme adalah Amerika Serikat, Inggris,
Perancis, Italia dan Jerman.
6. Nazisme
Bukanlah sebuah ideologi baru, melainkan sebuah kombinasi dari berbagai ideologi dan
kelompok yang memiliki kesamaan pendapat tentang penentangan Perjanjian Versailes dan
kebencian terhadap Yahudi dan Komunis yang dipercaya berada di balik perjanjian tersebut.
7. Marxisme
Ideologi politik dan ekonomi yang menekankan pentingnya perjuangan kelas dalam
masyarakat. Negara Yang Menganut Ideologi Marxisme: Inggris, Belanda, Portugal, Perancis,
dan Spanyol.

8. Arnakhisme
9

Suatu paham yang mempercayai bahwa segala bentuk negara, pemerintahan, dengan
kekuasaannya adalah lembaga-lembaga yang menumbuhsuburkan penindasan terhadap
kehidupan, oleh karena itunegara, pemerintahan, beserta perangkatnya harus
dihilangkan/dihancurkan.

9. Feminisme
Suatu teori yang menyatakan bahwa menuntut emansipasi atau kesamaan dan keadilan
hak dengan pria.
10. Demokrasi
Artinya hukum untuk rakyat oleh rakyat. kata ini merupakan himpunan dari dua kata :
demos yang berarti rakyat, dan kratos berarti kekuasaan. Jadi artinya kekuasaan ditangan rakyat.
11. Neoliberalisme: Artinya setiap manusia pada hakikatnya baik dan berbudi pekerti.

D.

PERANAN IDEOLOGI BAGI BANGSA DAN NEGARA

Jika menengok sejarah kemerdekaan negaranegara dunia ketiga, baik yang ada di Asia,
Afrika maupun Amerika Latin yang pada umumnya cukup lama berada di bawah cengkeraman
penjajahan negara lain, ideologi dimaknai sebagai keseluruhan pandangan, cita-cita, nilai, dan
keyakinan yang ingin mereka wujudkan dalam kenyataan hidup yang nyata.
Ideologi dalam artian ini sangat diperlukan, karena dianggap mampu membangkitkan
kesadaran akan kemerdekaan, memberikan arahan mengenai dunia beserta isinya, serta
menanamkan semangat dalam perjuangan masyarakat untuk bergerak melawan penjajahan, yang
selanjutnya mewujudkannya dalam kehidupan penyelenggaraan negara.
Pentingnya ideologi bagi suatu negara juga terlihat dari fungsi ideologi itu sendiri. Adapun
fungsi ideologi adalah membentuk identitas atau ciri kelompok atau bangsa. Ideologi memiliki
kecenderungan untuk memisahkan kita dari mereka. Ideologi berfungsi mempersatukan sesama
kita. Apabila dibandingkan dengan agama, agama berfungsi juga mempersatukan orang dari
berbagai pandangan hidup bahkan dari berbagai ideologi. Sebaliknya ideologi mempersatukan
orang dari berbagai agama. Oleh karena itu ideologi juga berfungsi untuk mengatasi berbagai
pertentangan (konflik) atau ketegangan sosial. Dalam hal ini ideologi berfungsi sebagai
pembentuk solidaritas (rasa kebersamaan) dengan mengangkat berbagai perbedaan ke dalam tata
nilai yang lebih tinggi. Fungsi pemersatu itu dilakukan dengan memenyatukan keseragaman
ataupun keanekaragaman, misalnya dengan memakai semboyan kesatuan dalam perbedaan dan
perbedaan dalam kesatuan.
E. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA INDONESIA YANG
TERBUKA , REFORMATIF DAN DINAMIS
Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia berakar pada pandangan hidup
dan budaya bangsa dan bukannya mengangkat atau mengambil ideologi dari bangsa lain.
10

Berbicara mengenai pengembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan tentang
ideologi yang diperlukan Pancasila tidak dapat dihindarkan. Oleh sebab itu untuk menjadikan
Pancasila sebagai ideologi yang terbuka, hidup dan dinamis sangat diperlukan. Hal ini dapat
dijadikan sarana dan wacana untuk memelihara dan memperkuat relevansi Pancasila dari masa
ke masa. Singkatnya, perlu ada semacam interaksi antara ideologi dengan realita masyarakat.
Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia, bukan
terbentuk secara mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang sebagai mana yang
terjadi pada ideologi-ideologilain di dunia, namun terbentuknya pancasila melalui proses yang
cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia.
Secara kualitas pancasila sebelum di syahkan menjadi dasar filsafat negara lain-lainnya
telah ada dan berasal dari bangsa Indonesia sendiri yang berupa nilai-nilai adat-istiadat,
kebudayaan dan nilai-nilai religius. Kemudian para pendiri negara Indonesia menggangkat nilainilai tersebut dirumuskan secara musyawarah mufakat berdasarkan moral yang luhur, antara lain
sidang-sidang BPUPKI pertama, sidang panitai sembilan yang kemudian menghasilkan Piagam
Jakarta yang memuat panccasila yang pertama sekali, kemudian dibahas lagi dalam sidang
BPUPKI kedua. Setelah kemerdekaan Indonesia sebelum sidang resmi PPKI Pancasila sebagai
calon dasar filsafat negara dibahas serta disempurnakan kembali ahirnya pada tanggal 18 agustus
1945 disyahkan oleh PPKI sebagai dasar filsafat negara republik Indonesia.
Pancasila sebagi suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat
reformatif, dinamis dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi pansila bersifat aktual,
dinamis, antisifasif dan senentiasa mampu menyelesaikan dengan perkembangan zaman, ilmu
pengetahuan dan teknologi serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat. Keterbukaan
ideologi Pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung didalamnya, namun
mengeksplisitkan wawasannya lebih kongkrit, sehingga memiliki kemampuan yang reformatif
untuk memecahkan masalah-masalah aktual yang senentiasa berkambang seiring dengan aspirasi
rakyat, perkembangan iptek dan zaman.
Berdasarkan pengertian tentang ideologi terbuka tersebut nilai-nilai yang terkandung dalam
ideologi Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah sebagai berikut:
1. Nilai dasar yaitu hakikat kelima Pancasila yaitu, ketuhannan, kemanusian, persatuan,
kerakyatan, keadilan. Nilai dasar tersebut adalah merupakan esensi dari nilai-nilai Pancasila tang
bersifat universal, sehingga dalam nilai tersebut terkandung cita-cita, tujuan serta nilai-nilai yang
baik dan benar.

2. Nilai ideologi tersebut tertuang di dalam pembukaan UUD 1945, sehimgga oleh karena
pembukaan memuat nilai-nilai dasr ideologi Pancasila maka UUD 1945 merupakan suatu norma
dasar yang merupakan tertiphukum tertinggi, sehingga sumber hukum positif sehingga didalam
negara memiliki kedudukan sebagai staatsfundamentalnorm atau pokok kaefdah negara yang
fundamental.

11

3. Nilai instrumental, yang merupakan arahan, kebijakan, srategi, saran, serta lembaga
pelaksanaannya. Nilai intsrumental ini merupakan eksplistasi, penjabaran lebih lanjut dari nilainilai dasar ideologi Pancasila. Misalnya GBHN yang lima tahun senentiasa disesuaikan dengan
perkembangan zaman serta aspirasi masyarakat, undang-undang, depertemen-depertemen,
sebagai lembaga pelaksanaan dan lain sebagainya. Pada aspek ini senantiasa dapat dilakukan
perubahan (reformatif).

4. Nilai praktis, yaitu merupakan nilai-nilai realisasi intrumental dalam suatu realisasi
pengalaman yang bersifa nyata, dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat, bangsa dan
negara. Dalam realisasi praktis inilah maka penjabaran nilai-nilai Pancasila senentiasa
berkembang dan selalu dapat dilakukan perubahan dan perbaikan (reformasi) sesuai dengan
perkembangan zaman ilmu pengetahuan dan teknologi serat aspirasi masyarakat.

Tahap-Tahap Sejarah dan Perbedaan
Fundamental

Feodalisme

Sosialisme
Komunisme
Milik
social Kebutuhan
Milik
pribadi
(digunakan utk manusia
Kekuatan yang Alam (kebutuhan (digunakan
utk
memajukan
(terutama
menentukan material dasar) kepentingan
kesejahteraan psikologis dan
pribadi
umum)
kreatif)

Keluarga
Ciri ekonomi
pemenuhan
yg utama
secukupnya

Kapitalisme

Indepedensi
Pemilikan
ekonomi
negara atas alatSpesialisasi
bersama
dgn
alat
produksi
tugas ; sistem
materi
yang
dan
pabrik
berlebihan bagi
perencanaan
semua;
tiada
ekonomi
pemilikan
pribadi

Pemerintahan Pemerintah
Pemerintahan
pusat yang kuat (menampilkan
Lemah
atau
Organisasi
parlementer yang berdasarkan
fungsi-fungsi
monarki
yang
politik
dikuasai
oleh kekeuasaan
perencanaan
tersentralisasi
kaum borjuis
mayoritas
umum) berdasar
(kediktatoran konsensus
proletariat)
rakyat
Ciri sosial yang Ketimpangan yg Ketimpangan
Ketimpangan
12

utama

tinggi
berdasarkan
status
diwariskan

Tiada
pembagian
kelas;
apapun
rendah
ketimpangan
yang
tinggi
berdasarkan
yang ada adalah
berdasarkan
yg
jasa dan fungsi berdasarkan
kekayaan
ekonomi
perbedaan
dalam
temperamen
kreatif

.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian – uraian diatas maka dapat kita ketahui bahwa pengertian ideologi
telah mengalami pergeseran begitu rupa sehingga bukan lagi sebagai science of ideas. Ideologi
berkembang menjadi pengertian yang mengandung arti sebagai gagasan, ide-ide yang semula
merupakan sasaran pengkajian dalam science of ideas tersebut. Lebih lanjut, ideologi
mengandung arti bukan hanya gagasan atau pemikiran, melainkan sebagai keyakinan. Ini berarti
bahwa ideologi merupakan suatu keyakinan dalam diri individu untuk menjalani kehidupan yang
lebih maju dan terarah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ebenstein, William & Edwin Fogelman, Isme-Isme Dewasa Ini, Penerbit Erlangga,
Jakarta, 1994
2. Rodee, Carlton clymer, Pengantar Ilmu Politik, Raja Grafindo Persada, Jakarta 2000
3.

Sargent, Lyman Tower, Ideologi-Ideologi Politik Kontemporer : Sebuah Anakisis
Komparatif. Penerbit Erlangga, Jakarta, 1987

13