MAKALAH PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERIKA

MAKALAH PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERIKANAN
“Pelatihan Petani Ikan di Tanzania”

Oleh :
Rico Septian Adi Pratama

(145080301111004)

Aditya Teguh Pambudi

(145080300111035)

Endah Wisriana W. D

(145080301111037)

Anddhieka Sulissetiawan

(145080301111051)

Firman Yudha Axiomawan


(145080307111023)

Kartika Dyah Aninta

(155080301111032)

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG

2017

Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
penyuluhan dan komunikasi perikanan
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang penyuluhan dan komunikasi
perikanan ini dapat memberikan manfaat maupun pengetahuan terhadap pembaca.

Malang, 5 Oktober 2017

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Penyuluh perikanan dalam hal ini berperan penting sebagai agent of change yang dapat

menyokong kinerja sistem penyuluhan tersebut. Selain itu, prinsip mengutamakan
kebutuhan pelaku utama harus tetap menjadi paradigma dominan dalam penyelenggaraan
sistem penyuluhan tersebut. Keberhasilan penyuluh perikanan dalam menghantar
pembudidaya

perikanan,

nelayan,

pengolah

dan

pemasar

hasil

perikanan


untuk

meningkatkan efisiensi usahanya, mengembangkan kelompok dan organisasi sosial
ekonomi, menjaga kelestarian sumber daya alam dan lingkungan akan berbanding lurus
dengan kinerja, dan pencapaian tujuan pembangunan perikanan itu sendiri (Amanah, 2008).
Penyuluhan pertanian dan peternakan merupakan bagian dari sistem pembangunan
pertanian dan peternakan yang merupakan sistem pendidikan di luar sekolah (pendidikan
non formal) bagi peternak beserta keluarganya dan anggota masyarakat lainnya yang
terlibat dalam pembangunan pertanian dan peternakan, dengan demikian penyuluhan
pertanian dan peternakan adalah suatu upaya untuk terciptanya iklim yang kondusif guna
membantu peternak beserta keluarga agar dapat berkembang menjadi dinamis serta
mampu untuk memperbaiki kehidupan dan penghidupannya dengan kekuatan sendiri dan
pada akhirnya mampu menolong dirinya sendiri (Soeharto, N.P, 2005 dalam Hidayati, 2014).
Pelatihan ikan tilapia yang dilakukan di Tanzania bertujuan untuk membantu mereka
meningkatkan operasi atau budidaya ikan mereka. Dengan pelatihan ini petani Tanzania
dapat mengetahui bahwa menjaga catatan pertanian yang baik bisa membuka pintu untuk
lembaga keuangan dan lembaga pinjaman pertanian pemerintah untuk pinjaman usaha.
Disini peserta dapat bebtukar maupun bebrbagi pengalam mereka tentang masalah
budidaya ikan secara umum dan solusi apa yang akan dilakukan ketika menghadapi

masalah tersebut, serta membagikan informasi yang mereka dapat di masa depan.
Pengetahuan yang didapat pada pelatihan ini mulai digunakan oleh petani agar memiliki
kesempatan yang baik untuk meningkatkan mata pencaharian mereka dalam bidang
budidaya ikan secara komersial.

1.2.

Rumusan Masalah.

1. Apa yang dimaksud dengan penyuluhan itu sendiri ?
2. Kegiatan apa saja yang dilakukan oleh pihak-pihak divisi perikanan Tanzania ?
3. Apa kelebihan dan kekurangan dari penyuluhan yang dilakukan divisi perikanan
Tanzania ?

1.3.

Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari penyuluhan itu sendiri.
2. Untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh divisi perikanan Tanzania dalam

penyuluhan.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari penyuluhan yang dilakukan oleh
divisi perikanan Tanzania.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Penyuluhan
Istilah
yang

penyuluhan

dipakai

secara

pada

dasarnya


meluas

dibanyak

diturunkan
kalangan.

dari
Dalam

kata

”Extension”

Bahasa

Indonesia

istilah penyuluhan berasal dari kata dasar ”Suluh” yang berarti pemberi terang

ditengah kegelapan. Penyuluhan dapat diartikan sebagai proses penyebarluasan informasi
yang berkaitan dengan upaya perbaikan cara-cara berusahatani demi tercapainya
peningkatan pendapatan dan perbaikan kesejahteraan keluarganya (Mardikanto, 1993).
Menurut Röling (1985) dan Oakley(1988),

menyebutkan bahwa berdasarkan hasil

penelitian University of WageningenThe Netherlands pada beberapa Negara Afrika,
penyuluhan harus mencakup lima kegiatan prinsip yaitu layanan suplai input, layanan teknis,
pendidikan, organisasi, dan penyadaran agar penyuluhan mampu berkontribusi pada
kemiskinan. Hal yang paling dominan adalah layanan penyuluhan terlalu terpusat pada
suplai input, dan layanan teknis, sedangkan persoalan pendidikan, pengembangan
organisasi, dan penyadaran terlupakan.
Menurut Hidayati (2014), prinsip-prinsip penyelenggaraan penyuluhan pertanian dan
peternakan:
a. Prinsip otonomi daerah dan desentralisasi
Memberikan kesewenangan kepada kelembagaan penyuluhan pertanian dan
peternakan untuk menetapkan sendiri penyelenggaraan penyuluhan pertanian dan
peternakan


sesuai

dengan

kondisinya

masing-masing;dan

bahwa

kebijaksanaan

penyelenggaraan penyuluhan pertanian dan peternakan didasarkan atas keburuhan spesifik
loikalita serta dalam penyelenggaraannya menjadi kewenangan daerah otonomi yaitu
kabupaten/kota dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Prinsip Kemitrasejajaran
Memberikan

landasan


bahwa

penyuluhan

pertanian

dan

peternakan

diselenggarakan berdasarkan atas kesertaan kedudukan antara penyuluh pertanian dan
peternakan, peternak dan keluarganya beserta masyarakat agribisnis.

c. Prinsip demokrasi
Memberikan

landasan

bahwa


penyuluhan

pertanian

dan

peternakan

diselenggarakan dengan menghargai dan mengakomodasi berbagai pendapat dan aspirasi
semua pihak yang terlibat dalam penyuluhan pertanian dan peternakan.
d. Prinsip kesejahteraan
Memberikan landasan bahwa dalam penyuluhan pertanian dan peternakan semua
pihak yang terlibat memiliki nakses yang sama untuk mendapatkan informasi yang
diperlukan guna tumbuhnya rasa saling percaya dan kepedulian yang besar.
e. Prinsip keswadayaan
Memberikan

landasan

bahwa

penyuluhan

pertanian

dan

peternakan

diselenggarakan atas dasar kemampuan menggali potensi diri baik dalam bentuk tenaga,
dana, maupun material yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan.
f. Prinsip akuntabilitas
Memberikan landasan bahwa penyelenggaraan penyuluhan pertanian dan peternakan dapat
dipertanggung jawabkan kepada peternak dan keluarganya beserta masyarakat pelaku
agribisnis.
g. Prinsip integrasi
Memberikan landasan bahwa penyelenggaraan penyuluhan pertanian dan peternakan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan diri kegiatan pembangunan pertanian dan
peternakan dan kegiatan pembangunan lainnya, yang secara sinergi diselenggarakan untuk
mencapai tujuan pembangunan pertanian dan peternakan yang telah ditetapkan.

h. Prinsip keberpihakan
Memberikan landasan bahwa penyuluhan pertanian dan peternakan
memperjuangkan dan berpihak kepada kepentingan serta aspirasi peternak.
Dari uraian tersebut di atas, makna yang terkandung dari prinsip penyuluhan
pertanian dan peternakan ditinjau dari pihak sasaran adalah sebagai berikut:
1. Peternak belajar secara sukarela;
2. Materi penyuluhan didasarkan atas kebutuhan peternak dan keluarganya;
3. Secara potensi, keinginan, kemampuan, kesanggupan untuk maju sudah
adapada peternak, sehingga kebijaksanaan, suasana, fasilitas yang
menguntungkan akan menimbulkan kegairahan peternak untuk berikhtiar;
4. Peternak tidak bodoh, tidak konservatif, peternak mampu belajar dan sanggup
berkreasi.
5. Belajar dengan mengerjakan sendiri adalah efektif, apa yang dikerjakan/dialami
sendiri akan berkesan dan melekat pada diri peternak dan menjadi kebiasaan
baru;
6. Belajar dengan melalui pemecahan masalah yang dihadapi adalah praktis dan
kebiasaan mencari kemungkinan-kemungkinan yang lebih baik akan menjadikan
peternak seseorang yang berinisiatif dan berswadaya.

2.2. Kegiatan Yang Dilakukan Divisi Perikanan Tanzania Dalam Penyuluhan.
Kegiatan yang dilakukan oleh pihak-pihak divisi perikanan Tanzania adalah
Penyelenggara memberikan pelatihan manajemen tambak, pakan ikan dan manajemen
kesehatan ikan, mengajarkan prinsip-prinsip dan manfaat pencatatan petani, dan mengajar
petani metode sederhana untuk menilai dan mengevaluasi biaya dan manfaat.
Tim ahli yang terdiri dari mahasiswa sarja dan pascasarjana juga turut memberi
penyuluhan ke masyarakat. Tim ahli juga memeriksakualitas ikan mulai dari pemuatan,
transportasi dan samapai bongkar muat di pasar yang di analisa keadaaan fisiologis ikan
Tilapia.Tim ahli juga memberikan penyuluhan serta menunjukan kemampuan pre haul instan
ocean dip garam untuk memberikan ikan anti-parasit dan osmotik yang memberi
keuntungan menunda kematian ikan hingga dua hari.
Budidaya ikan air tawar yang dikelola swasta mendominasi di tanzania, dan banyak
kolam baru bertambah disetiap tahunnya. Budidaya ikan yang baik tentu diperlukan guna
mendapatkan manfaat

dari hasil budidaya. Untuk memaksimalkan potensi hasil dari

budidaya ikan tentu dibutuhkan pelatihan intensif kepada para petani baik secara formal dan
informal yang menghasilkan pemilihan lokasi tambak yang tepat, praktik rekayasa tambak
yang baik, persediaan fingerling yang berkualitas, pengelolaan tambak dan ikan yang tepat.
Dengan dukungan dari CRSP Akuakultur, Divisi Perikanan Tanzania telah
menyelenggarakan pelatihan tambak di tempat untuk para petani dengan tujuan untuk
memberikan informasi tentang pengembangan dan penerapan teknologi budidaya ikan.
Tujuan sesi pelatihan meliputi pemberian pelatihan pengelolaan tambak, pengelolaan pakan
ikan dan pengelolaan kesehatan ikan, prinsip petani pengajar dan penyamaran, dan metode
sederhana untuk menilai dan mengevaluasi biaya dan manfaat bagi para petani.
Pelatihan dilaksanakan di Sokoine University Of Agriculture Morogoro, Tanzania.
pelatihan tersebut melibatkan 24 laki-laki dan perempuan petani ikan dari tiga kabupaten
wilayah morogoro dan satu petani ikan dari kilimanjaro. Modul pengajaran dikembangkan
oleh University of Arkansas di Pine Bluff (USA); Perikanan dan Budidaya Divisi
Pengembangan (Tanzania), Moi University (Kenya), dan Department of Animal Science at
Sokoine University of Agriculture. Peserta mengamati mikroorganisme dari air kolam dengan
menggunakan mikroskop. Para petani ikan juga terlibat dalam diskusi terbuka, dimana pada
sesi tersebut peserta pelatihan banyak berbagi pengalaman budidaya ikan mereka. Peserta
berbagi pengalaman mereka mengenai masalah budidaya ikan secara umum dan mencari
solusi yang diadopsi, serta bertukar informasi untuk mereka di masa depan. Hal ini
diantisipasi bahwa ketika pengetahuan yang diperoleh dari pelatihan ini mulai digunakan,
petani memiliki kesempatan yang baik untuk meningkatkan mata pencaharian mereka
dengan bergerak dari budidaya ikan subsisten untuk budidaya ikan komersial. Industri
akuakultur yang ekonomis juga dapat menarik sumber daya dan layanan pemerintah
tambahan seperti penyuluhan.

2.3. Kelebihan Dan Kekurangan Penyuluhan Yang dilakukan oleh Divisi Perikanan
Tanzania.
Kelebihan :
1. Penyuluhan dilakukan dengan bahasa yang sesuai dengan bahasa warga setempat,
sehingga mudah dipahami dan dapat mempermudah komunikasi dua arah.
2. Menggunakan metode yang tepat dan menjadikan penyuluhan tersebut mudah untuk
diterima, yaitu dengan menggunakan hand out modul yang telah disesuaikan
bahasanya dan diskusi terbuka mengenai bududaya ikan tersebut

3. Penyuluhan efektif dikarenakan output/tujuan sudah tercapai yang mana didukung
oleh teori juga praktek.
4. Penyuluhan didukung oleh fasilitas yang memadai.
Kekurangan :
1. Informasi yang diberikan kurang jelas sehingga sulit untuk dipahami pembaca
2. Penjelasan hanya berupa teori dan tidak ada gambaran langsung mengenai
pelaksanaan dari isi yang disampaikan di artikel tersebut, seperti bagaimana proses
penyuluhannya, apa saja yang dilakukan, bagaimana tanggapan para petani
sebelum dan sesudah diberi penyuluhan
3. Tidak ada keterkaitan antara gambar dengan penjelasan artikel, akan tetapi
berdasarkan karakteristik penyuluhan yang baik sudah tercapai.

BAB III
PENUTUPAN

3.1.

Kesimpulan

Dapat disimpulkan bawa penyuluhan adalah suatu cara untuk memberikan informasi
atau pendidikan, dimana dapat memberikan efek positif bagi peserta maupun
masyarakat itu sendiri saat mendapatkan informasi. Sehingga dapat tercipta iklim atau
kondisi yang kondusif guna membantu pembudidaya maupun masyarakat beserta
keluarga agar dapat berkembang menjadi dinamis serta mampu untuk memperbaiki
kehidupan dan penghidupannya dengan kekuatan sendiri dan pada akhirnya mampu
menolong dirinya sendiri.
Kegiatan yang dilakukan adalah pelatihan intensif kepada para petani baik secara
formal dan informal yang menghasilkan pemilihan lokasi tambak yang tepat, praktik
rekayasa tambak yang baik, persediaan fingerling yang berkualitas, pengelolaan
tambak dan ikan yang tepat. Divisi Perikanan Tanzania telah menyelenggarakan
pelatihan tambak di tempat untuk para petani dengan tujuan untuk memberikan
informasi tentang pengembangan dan penerapan teknologi budidaya ikan. Tujuan sesi
pelatihan meliputi pemberian pelatihan pengelolaan tambak, pengelolaan pakan ikan
dan pengelolaan kesehatan ikan, prinsip petani pengajar dan penyamaran, dan metode
sederhana untuk menilai dan mengevaluasi biaya dan manfaat bagi para petani.Para
petani ikan juga terlibat dalam diskusi terbuka, dimana

pada sesi tersebut peserta

pelatihan banyak berbagi pengalaman budidaya ikan mereka.

Peserta berbagi

pengalaman mereka mengenai masalah budidaya ikan secara umum dan mencari
solusi yang diadopsi, serta bertukar informasi untuk mereka di masa depan.
Kelebihan dari kegiatan penyuluhan ini adalah dimana menggunakan metode yang
efektif, Penyuluhan efektif dikarenakan output/tujuan sudah tercapai yang mana
didukung oleh teori juga praktek dan Penyuluhan didukung oleh fasilitas yang memadai.
Sedangkan untuk kekurangannya adalah

DAFTAR PUSTAKA

Aquanews. 2007. Aquafish Collaborative Research Support Program Newsletter. Volume
22, number 3.
Amanah, Siti. 2008. Sistem Penyuluhan Perikanan Dalam Mengantisipasi Era Perubahan.
Institut Pertanian Bogor. Jurnal Penyuluhan, September 2008, Vol. 4 No. 2.
Hidayati, Permata Ika. 2014. Penyuluhan Dan Komunikasi. Fakultas Peternakan, Universitas
Kanjuruhan Malang.
Mardikanto. T, 1993. Penyuluhan
University Press, Surakarta.

Pembangunan

Pertanian.

Sebelas

Maret

Röling, Neils. 1985. “Extension and the Development of Human Resources: the Other
Tradition in Extension Education.” Paper at AERC Conference, University of Reading,
England.