Legume Centro sema pubescens indian

l. PENDAHULUAN
Keberhasilan suatu peternakan tidak pernah lepas dari efisiensi kualitas
dan kuantitas pakan. Hijauan merupakan salah satu faktor yang essensial pada
pemenuhan pakan pada ternak ruminansia. Pakan berupa hijauan yang sering
diberikan pada ternak adalah rumput-rumputan (Gramineae) dan legum
(Leguminoseae). Legum sebagai pakan pada umumnya memiliki keunggulan dib
andingkan rumput-rumputan.
Salah satu keunggulan legum adalah memiliki nutrisi yang lebih lengkap d
ibandingkan rumput-rumputan, namun legum memiliki kelemahan, yaitu pada saa
t diberikan pada ternak harus dibatasi karena memiliki kandungan toxici.
Tanah adalah salah satu media tanam yang merupakan faktor yang pokok
bagi pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Unsur hara yang dibutuhkan
tanaman didapat melalui tanah. Ketersediaan unsur hara inilah yang, menjadikan t
anah sebagai faktor pokok dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Tujuan penulisan paper ini adalah menawarkan alternatif pemecahan masal
ah pertanian di tanah masam dan manfaat yang diperoleh dari penulisan paper ini
kita memahami bagaimana pengaruh penanaman terutama tanaman legume terhad
ap kondisi tanah asam atau gambut.

ll.TINJAUAN PUSTAKA


1. Legume

Menurut Susetyo (1985), legume termasuk dicotyledoneus dimana embrio
mengandung dua daun biji/cotyledone. Famili legume dibagi menjadi tiga group s
ub famili, yaitu: mimosaceae, tanaman kayu dan herba dengan bunga reguler; caes
alpiniaceae, tanaman kayu dan herba dengan bunga irreguler dan papilionaceae, ta
naman kayu dan herba dengan ciri khas bunga berbentuk kupu-kupu, kebanyakan
tanaman pakan ekonomi penting termasuk dalam group papilionaceae. Legume ya
ng ada mempunyai siklus hidup secara annual, binial atau perennial (Soegiri et al.,
1980).

2. Legume Centrosema pubescens

Centrosema pubescens merupakan legum yang berasal dari Amerika
Selatan. Siklus hidupnya perenial.
ciri dari legum ini adalah daun trifoliat, lebih runcing dibandingkan dengan puer
o dan calopo (Soedomo, 1981). Sifat tumbuhnya membelit, menjalar atau mema

njang. Bunganya berbentuk kupu-kupu besar dan berwarna ungu muda kemerah
an (Soegiri et al., 1980).

Centrosema pubescens tumbuh di daerah tropika. Curah hujan lebih dari 1
000 mm/tahun. Pertumbuhannya jelek karena tidak tahan dingin. Centrosema pub
escens tahan musim kemarau yang panjang dan toleran terhadap drainase yang jel
ek. Legum ini responsif terhadap pupuk P (Soetopo, 1988). Perkembangbiakan se
ntro dengan bahan tanam biji 1-6 kg/ha. Pertumbuhan kecambah tidak tahan naun
gan, tetapi tahan naungan pada fase dewasa. Sentro berfungsi sebagai penutup tan
ah bersama puero dan calopo. Tahan grazing berat dicampur dengan Guinea, Napi
er, Pangola dan Para (Soegiri et al., 1980).
3. Legume Calopogonium mucunoides

Menurut Soegiri et al. (1982), calopo merupakan tanaman leguminosa yan
g berasal dari Amerika Selatan yang dapat menjadi tanaman penutup tanah, tanam
an sela, dan tanaman pemberantas dengan cirinya berbentuk semak, batang lembe
k dan menjalar di atas permukaan tanah. Tanaman legume jenis calopo tumbuh me
njalar dan memanjat membentuk hamparan yang dapat mencapai ketinggian 30-50
cm, dapat tumbuh pada ketinggian 200-1000 m di atas permukaan air laut dengan
curah hujan tahunan 1270 mm/th atau lebih, tidak tahan terhadap genangan air tet
api tahan terhadap naungan. Legume jenis calopo memiliki kemampuan bersaing
dengan gulma, tidak tahan kekeringan dan dapat dijadikan untuk pakan dan pupuk
hijau (McIllroy, 1976).


4. Legume Pueraria pheaseo

Legume jenis puero disebut juga kudzu tropik berasal dari Asia bagian tim
ur dan Kepulauan Pasifik dengan sifat membelit, merambat dan dapat membentuk
semak yang rimbun. Batang dan daunnya berbulu padat dan panjang, daun tersusu
n majemuk dan helai berbentuk bulat telur lebar, bunga berwarana ungu kebiruan
(Sutopo, 1988). Penanaman legume jenis puero dapat dilakukan pada curah hujan
1270 mm atau lebih dan pada struktur tanah sedang dan berat, tahan terhadap tana
h yang kering, tanah asam, tanah yang kekurangan zat kapur dan fosfor serta dapa
t hidup di tanah yang berat maupun berpasir (Reksohadoprodjo, 1985).

5. Gamal (Gliricida sepium)

Gamal (Gliricida sepium) adalah sejenis legum yang mempunyai ciri-ciri t
anaman berbentuk pohon, warna batang putih kecoklatan, daun tirfoliate,
perakaran kuat dan dalam (Soegiri et al., 1982). Tanaman ini mampu hidup
di daerah kering dengan curah hujan 750 mm/tahun. Namun tanaman ini juga taha
n terhadap genangan, perkembangan tanaman ini dengan stek, dengan banyak
cabang dan responsif terhadap pupuk N (Soedomo, 1985).

6. Legume Turi (Sesbania grandiflora)

Turi (Sesbania grandiflora) adalah sejenis legum yang mempunyai ciri-ciri
tanaman berbentuk pohon yang berumur pendek, tinggi sekitar 5 – 10 m, rantingn
ya menggantung, daun penumpu bulat telur miring sekitar 0,5 – 1 cm, tanaman tur
i mempunyai dua varietas yaitu yang berbunga putih dan yang berbunga merah. D
aun dan bunga muda juga dimakan oleh orang sebagai sayur mayur. Daun dan rant
ing muda adalah makanan ternak yang sangat kaya akan putih telur (Van, 1975) M
enurut Soegiri et al. (1982) turi (Sesbania grandiflora) merupakan sejenis tanaman
semak yang bisa mencapai tinggi 5-10 m, tumbuh dengan cepat di daerah tropis y

ang lembab. Tanaman ini berbunga besar berwarna putih, merah atau ungu. Buahn
ya berbentuk polong yang panjang, daunnya majemuk, kecil-kecil dan bulat.

lll. PEMBAHASAN

Tanah gambut sebagai media tumbuh tanaman legume memerlukan berbag
ai input untuk menciptakan kondisi optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman yang dibudidayakan, karena jenis tanaman legume sangat sensitive terha
dap kekurangan unsur hara Phospor (P) dan secara umum tidak tahan pada kondisi

tanah Asam atau pH rendah. Variasi input yang pernah dilakukan adalah pemberia
n pupuk P, Cu, pengapuran, pemberian abu, aplikasi manure, pemberian tanah min
eral, pengolahan tanah serta melakukan seleksi pada tanaman budidaya yang mam
pu beradaptasi pada lingkungan tanah gambut. Menurut Astiana Dan Rochim ( 19
79) Rendahnya tingkat kesuburan gambut, terutama unsur P merupakan faktor pe
mbatas pada proses budidaya, khususnya tanaman pangan termasuk juga jenis leg
uminosa.
Unsur hara P merupakan suatu pembatas utama produktivitas pada tanah
masam (Santoso, 1996), sehingga penggunaan pupuk yang dapat meningkatkan ha
ra P dan menurunkan keasaman tanah sangat diperlukan. Menurut Sutriadi et al (2
005) bentuk-bentuk P yang terjadi didalam tanah selain dipengaruhi oleh sifat tana
h yang dipupuk juga dipengaruhi oleh sumber pupuk yang diberikan. Sumber P ya
ng umu digunakan adalah SP36, sementara pupuk TSP tidak diproduksi lagi didal
am negeri. Pupuk SP-36 dan TSP merupakan sumber P yang mudah larut dalam ai
r, namun kadar P2O5 pupuk TSP lebih tinggi, yaitu 46%. Hara P tanah dari TSP l
ebih cepat tersedia bagi tanaman, sehingga cocok untuk tanaman semusim, seperti
jagung.
Unsur P dibutuhkan tanaman legume untuk proses fiksasi N, selain itu uns
ur fosfor (P) berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan akar maupun pada bagia
n atas tanaman seperti batang dan daun (Susetyo, 1985). Manfaat fosfor adalah me

macu pertumbuhan akar, merangsang pertumbuhan jaringan tanaman yang membe
ntuk titik tumbuh tanaman, memacu pertumbuhan bunga dan pemasakan buah, me
mperbesar prosentase terbentuknya bunga menjadi buah dan biji dan menambah d
aya tahan terhadap hama dan penyakit (Susetyo, 1985).
Lahan gambut mempunyai penyebaran di lahan rawa, yaitu lahan yang me
nempati posisi peralihan diantara daratan dan sistem perairan. Lahan ini sepanjang
tahun/selama waktu yang panjang dalam setahun selalu jenuh air (water logged) at

au tergenang air. Tanah gambut terdapat di cekungan, depresi atau bagian-bagian t
erendah di pelimbahan dan menyebar di dataran rendah sampai tinggi. Yang palin
g dominan dan sangat luas adalah lahan gambut yang terdapat di lahan rawa di dat
aran rendah sepanjang pantai. Lahan gambut sangat luas umumnya menempati de
presi luas yang menyebar diantara aliran bawah sungai besar dekat muara, dimana
gerakan naik turunnya air tanah dipengaruhi oleh pasang surut harian air laut (Soe
pardi, 1979)
Tanah gambut sebenarnya merupakan tanah yang baik untuk pertumbuhan
tanaman bila ditinjau dari jumlah pori-pori yang berkaitan dengan pertukaran oksi
gen untuk pertumbuhan akar tanaman. Kapasitas memegang air yang tinggi daripa
da tanah mineral menyebabkan tanaman bisa berkembang lebih cepat. Akan tetapi
dengan keberadaan sifat inheren yang lain seperti kemasaman yang tinggi, kejenu

han basa yang rendah dan miskin unsur hara baik mikro maupun makro menyebab
kan tanah gambut digolongkan sebagai tanah marginal (Limin et al, 2000). Untuk
itulah perlunya usaha untuk mengelola tanah tersebut dengan semestinya.

DAFTAR PUSTAKA

Beare, M.H.D., Coleman, D.C., Crosley, D.A., Hendrix, P.F., & Odum, E.P. 1995.
A Hirarchial approach to evaluating the significance of soil biodiversity to biog
eochemical cycling. J. Plant and Soil. 170: 5-22.
Buckman, M.H & Brady. 1982. Ilmu Tanah. Jakarta: Bharata Karya.
Foth, D.H. 1998. Dasar
Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press Yogyakarta (Diterjemahkan ole
h Purbayanti, E. D, Lukiwati, D. R, Trimulatsih).
Islami, T. 1995. Hubungan Tanah Air dan Tanaman. IKIP Semarang Press, Sem
arang.
Mcllroy, R. J. 1976. Pengantar Budidaya Padang Rumput Tropika. Pradnyaparami
ta, Jakarta
Notohadiprawiro, Tejoyuwono. Tanah dan Lingkungan. 1998. Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Jakarta
Radjagukguk, B., 1989. Prospek pengelolaan tanah-tanah gambut untuk perluasan

lahan pertanian. Seminar Nasional Tanah-tanah bermasalah di Indonesia KMIT
Fakultas Pertanian UNS Surakarta 15 Oktober 1990. Surakarta.
Reksohadiprodjo, S. 1985. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. B
adan Penerbit Fakultas Ekonomi Universutas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Russell, E.W. 1978. Soil Condition and Plant Growth. London: English Language
Book Society.
Sitompul S. M., Guritno B., 1995. Analisa Pertumbuhan Tanaman. UGM Gadjah
Mada University Press.
Soedomo, R 1985. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. PT Gram
edia, Jakarta
Soegiman. 1982. Ilmu Tanah. Terjemahan dari The Nature and Properties of Soil o
leh Buckman dan Brady. Bharata, Jakarta.

Tugas : Ilmu Tanaman Makanan Ternak

JENIS-JENIS LEGUMINOZA

oleh:
Nama: M. Albar
Stambuk : D1B4 11 085


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012