PENINGKATAN PERKEMBANGAN KOGNITIF MELALUI METODE EKSPERIMEN DI TK ISLAM RAUDHATUL MUHTADIN PONTIANAK SELATAN

  

PENINGKATAN PERKEMBANGAN KOGNITIF MELALUI

METODE EKSPERIMEN DI TK ISLAM RAUDHATUL

MUHTADIN PONTIANAK SELATAN

Ratih Juliana, Marmawi, Dian Miranda

  Program Studi Pendidikan Guru PAUD FKIP UNTAN, Pontianak

  

Email

Absrak: Tujuan dalam penelitian ini adalah meningkatkan perkembangan

  kognitif melalui metode eksperimen pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Raudhatul Muhtadin. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan bentuk Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pengumpulan data menggunakan pedoman observasi, panduan wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data maka secara umum dapat disimpulkan bahwa peningkatan perkembangan kognitif melalui metode eksperimen pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Raudhatul Muhtadin. Secara khusus dapat disimpulkan sebagai berikut: (1). Perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak melalui metode eksperimen dikategorikan sangat baik; (2). Pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak melalui metode eksperimen dikategorikan sangat baik; (3). Hasil peningkatan perkembangan kogniitif anak melalui metode eksperimen dikategorikan sangat baik,

  Kata Kunci: Perkembangan Kognitif, Metode Eksperimen, Anak Usia Dini

  Abstract: The aim of this research is to improve cognitive development through experimental methods in children aged 5-6 years in kindergarten Islam Raudhatul Muhtadin. The method used is descriptive method with the form of classroom action research consists of planning, implementation, observation and reflection. Collecting data using the guidelines for observation, interview, and documentation. Based on the research and the data analysis in general it can be concluded that the increase in cognitive development through experimental methods in children aged 5-6 years in kindergarten Islam Raudhatul Muhtadin. In particular can be summarized as follows: (1). Learning plan to improve the cognitive development of children through experimental methods categorized as very good; (2). Implementation of learning to enhance the cognitive development of children through the experimental method is categorized very well; (3). The resulting increase in the development of children through the experimental method kogniitif categorized as very good.

  

Keywords: Cognitive Development, Experimental Methods, Early Childhood ognitif adalah suatu proses berfikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau

  K

  peristiwa. Proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide-ide belajar. Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana pikiran anak berkembang dan berfungsi sehingga dapat berfikir. Menurut pandangan Piaget dalam Nurani Yuliani (2009:119) bahwa intelegensi anak berkembang melalui suatu proses active learning. Para pendidik hendaknya mengimplementasi active

  

learning dengan cara memberikan kesempatan kepada anak untuk terlibat secara

  aktif dalam kegiatan yang dapat mengoptimalkan penggunaan seluruh panca indera anak. Anak usia dini belajar melalui active learning metode yang digunakan adalah memberikan pertanyaan pada anak dan membiarkan berfikir/bertanya pada diri sendiri, sehingga hasil belajar yang didapat merupakan kontruksi anak tersebut. Karena pada dasarnya anak memiliki kemampuan untuk membangun dan mengkreasi pengetahuan sendiri, sehingga sangat penting bagi anak untuk melihat langsung dalam proses belajar. Sobry Sutikno (2013:101) mengatakan bahwa metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana peserta didik melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Melalui metode eksperimen, anak dapat berinteraksi langsung dengan kegiatan yang diberikan oleh guru dan membuat eksperimen- eksperimen terutama dalam mendukung perkembangan kognitif. Di samping itu penggunaan metode eksperimen juga memudahkan guru karena dapat menggunakan media yang ada dilingkungan sekitarnya. Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh ketika praobservasi menunjukkan bahwa TK Islam Raudhatul Muhtadin pada saat ini masih jarang melaksanakan proses pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen untuk melibatkan anak secara aktif melakukan percobban sendiri dengan tujuan membuktikan sesuatu, dan menceritakan hasil dari kegiatan yang dilakukan untuk menggali pengalaman anak lebih bermakna agar tertarik dan semangat dalam melaksanakan proses pembelajaran. Kegiatan Eksperimen di kelas hanya dilakukan pada setiap tema dalam satu kali saja, guru lebih terfokus pada buku paket sehingga anak kurang pengetahuan dan perkembangan kognitif anak terhambat disebabkan dalam proses belajar yang tidak menggunakan media secara konkret. Pembelajaran kognitif anak di kelompok B1 TK Islam Raudhatul Muhtadin dapat dikatakan belum sesuai dengan harapan, hal ini dapat dilihat dari 20 anak yang belum bisa melakukan kegiatan sendiri tanpa bantuan guru, 25 anak belum bisa mengenal sebab akibat tentang sesuatu yang ada di sekitar yang bersifat eksploratif dan menyelidik, dan 27 anak belum bisa bercerita tentang apa yang terjadi disekitar lingkungannya. Permasalahan tersebut disebabkan oleh pembelajaran yang lebih bersifat monoton yaitu hanya menggunakan metode penugasan. Selain itu media digunakan juga kurang bervariasi hanya menggunakan buku paket dan cara penyampaian materi kurang menarik, hanya menampilkan gambar yang ada dibuku paket sambil memberikan penjelasan mengenai tugas yang harus dikerjakan anak, sehingga anak kurang dapat menyerap materi yang diberikan guru. Hal ini dikarenakan anak tidak belajar melalui benda konkret dan jarang sekali melakukan percobaan sendiri. Seharusnya anak diajarkan melalui benda- benda konkret dan pengalaman langsung dengan memberi kesempatan anak untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Dari pengamatan yang dilakukan pada anak di TK Islam Raudhatul Muhtadin, ada beberapa masalah tentang perkembangan kognitif yang dapat diuraikan sebagai berikut: a. Kurangnya kemampuan anak dalam melakukan aktivitas yang bersifat eksploratif dan menyelidik. b. Kurangnya kemampuan anak menganal sebab akibat tentang lingkungannya. c. Kurangnya upaya guru dalam meningkatkatkan perkembangan kognitif melalui metode eksperimen. d. Kurang bervariasinya metode dan media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut di atas, maka masalah umum dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan metode eksperimen dapat meningkatkan perkembangan kognitif pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam

Raudhatul Muhtadin Pontiana k Selatan?” Adapun masalah khusus yang

  berhubungan dengan penelitian adalah sebagai berikut: a. Bagaimana perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru untuk meningkatkan perkembangan kognitif melalui metode eksperimen pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Raudhatul Muhtadin Pontianak Selatan? b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru untuk meningkatkan perkembangan kognitif melalui metode eksperimen pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Raudhatul Muhtadin Pontianak Selatan? c. Bagaimanakah upaya peningkatkan perkembangan kognitif setelah dilakukan pembelajaran melalui metode eksperimen pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Raudhatul Muhtadin Pontianak Selatan? Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu meningkatkan perkembangan kognitif melalui metode eksperimen pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Raudhatul Muhtadin Pontianak Selatan. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tentang: a. Perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru untuk meningkatkan perkembangan kognitif melalui metode eksperimen pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Raudhatul Muhtadin Pontianak Selatan, b. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru untuk meningkatkan perkembangan kognitif melalui metode eksperimen pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Raudhatul Muhtadin Pontianak Selatan, c. Upaya peningkatkan perkembangan kognitif setelah dilakukan pembelajaran melalui metode eksperimen pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Raudhatul Muhtadin Pontianak Selatan. Adapun manfaat yang diharapkan melalui tujuan penelitian tersebut adalah sebagai berikut: a. Bagi guru TK Islam Raudhatul Muhtadin, diharapkan dapat menambah dan meningkatkan pengalaman serta pemahaman guru mengenai pembelajaran melalui metode eksperimen untuk meningkatkan perkembangan kognitif pada anak. b. Bagi anak, diharapkan dapat mengembangkan kemampuan kognitif anak dalam proses pembelajaran melalui metode eksperimen. c. Bagi lembaga TK Islam Raudhatul Muhtadin, sebagai masukan dalam perbaikan proses pembelajaran, khususnya dalam perkembangan kognitif melalui metode eksperimen sehingga berdampak pada peningkatan mutu TK, peningkatan kualitas dan kuantitas dalam mendidik dan mengajar.

  Untuk menghindari kesalahpahaman pengertian tentang perkembangan kognitif dan metode eksperimen dapat dijelaskan melalui defenidi operasional dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: a. Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun, perkembangan kognitif adalah kemampuan anak untuk membangun pengetahuan melalui pengalaman yang dilakukan secara langsung dan memberi kesempatan anak terlibat secara aktif dalam kegiatan yang dapat mengoptimalkan penggunaan seluruh panca indera anak. Kegiatan ini untuk mengetahui kemampuan anak dalam menunjukkan aktivitas yang bersifat eksploratif dan menyelidik pada kegiatan meniup balon, benda-benda yang dimasukkan ke dalam air (tenggelam, melayang, terapung), macam- macam rasa, dan pencampuran warna. Dengan indikator perkembangan kognitif yaitu dapat melakukan percobaan, dapat mengetahui sebab akibat terjadinya sesuatu, dapat menceritakan hasil percobaan yang telah dilakukan. b. Metode Eksperime, metode eksperimen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu cara pembelajaran menempatkan anak sebagai subjek yang aktif untuk melalukan percobaan berdasarkan pengamatan dengan penuh ketelitian, serta untuk membuktikan kebenaran sesuatu. Dalam metode eksperimen, pendidik dapat mengembangkan ketertiban fisik dan mental, serta emosional anak didik. Anak didik mendapat kesempatan untuk melatih keterampilan proses agar memperoleh hasil belajar yang maksimal. Pengalaman yang dialami secara langsung dapat tertanam dalam ingatannya. Keterlibatan fisik dan mental serta emosional anak diharapkan dapat diperkenalkan pada suatu cara atau kondisi pembelajaran yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku yang inovatif dan kreatif. Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu anak didik untuk memahami konsep. Pemahaman konsep dasar dapat diketahui apabila anak didik mampu mengutarakan secara lisan, tulisan maupun aplikasi dalam kehidupannya. Dengan kata lain, anak didik memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan, memberi contoh, dan menerapkan konsep terkait dengan pokok bahasan. Pada aspek perkembangan kognitif dan hasil belajar anak yang ingin dicapai adalah kemampuan anak melakukan percobaan, kemampuan anak mengetahui sebab akibat terjadinya sesuatu, dan kemampuan anak menceritakan hasil percobaan. Adapun hipotesis adalah dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah jika pelaksanaan melalui metode eksperimen dilakukan dengan langkah-langkah yang benar maka dapat meningkatkan perkembangan kognitif pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Raudhatul Muhtadin Pontianak Selatan.

  METODE

  Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, karena peneliti bermaksud mengungkapkan semua temuan secara apa adanya. Peneliti akan menggunakan bentuk PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang maksudnya penelitian ini dilakukan . dalam satu kelas Penelitian ini dilakukan untuk memperbaiki kinerja guru dalam kelas yang bertujuan untuk meningkatan perkembangan kognitif melalui metode eksperimen pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Raudhatul Muhtadin, maka bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (classroom

  

action research ). Bentuk penelitian tindakan kelas yang dapat dikembangkan

  terdapat empat tahap yang menunjukan langkah-langkah yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

  Perencanaan Pelaksanaan

  Refleksi Pengamatan

Gambar 3.1 : Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas

  Subjek dalam penelitian ini adalah 1 (satu) orang guru dan 36 (tiga puluh enam) anak yang terdiri dari 14 anak laki-laki dan 22 anak perempuan di kelompok B1 TK Islam Raudhatul Muhtadin Pontianak Selatan Tahun ajaran 2015/2016. Lokasi penelitian ini dilaksanakan dikelompok B1 TK Islam Raudhatul Muhtadin yang terletak di Kota Baru Jalan Selayar No 2 Pontianak Selatan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yaitu teknik observasi langsung, teknik komunikasi langsung, teknik dokumentasi, dan alat pengumpulan data berupa pedoman observasi, pedoman wawancara dan dokumentasi. Setelah itu data dianalisis, analisis adalah memberikan makna/ kelas sesunggguhnya. Menganalisis data yang telah dikumpulkan baik data tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Analisis data ini harus disesuaikan dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan.

  HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Siklus I: Kegiatan pembelajaran pada siklus I yang dilaksanakan sebanyak

  dua kali pertemuan, pada pertemuan pertama tema air, udara, api dan subtema meniup balon, pertemuan kedua tema air, udara, api dan subtema benda yang dimasukkan kedalam air terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pada data hasil observasi guru untuk meningkatkan perkembangan kognitif melalui metode eksperimen belum menunjukkan hasil yang diharapkan. Dalam penggunaan tema pada peningkatan perkembangan kognitif dan menentukan indikator serta memilih kegiatan sidah baik pada siklus I. Berikut tabel hasil observasi anak Siklus I:

Tabel 4.1 Hasil Observasi Anak Siklus I

  Pertemuan Kriteria

  I II Aspek yang dinilai kemampuan Jumlah Jumlah anak % % anak anak

  BB

  6

  17 Anak melakukan MB

  17

  47

  12

  33 percobaan BSH

  7

  19

  15

  42 BSB

  6

  17

  9

  25 Jumlah 36 100 36 100 BB

  Anak mengetahui MB

  11

  31

  7

  19 sebab akibat BSH

  13

  36

  14

  39 terjadinya sesuatu BSB

  12

  33

  15

  42 Jumlah 36 100 36 100 BB

  Anak menceritakan MB

  16

  44

  12

  33 hasil percobaan BSH

  12

  33

  15

  42 BSB

  8

  22

  9

  25 Jumlah 36 100 36 100 Dari tabel dapat dilihat dan disimpulkan bahwa kemampuan anak Kelompok B1 TK Islam Raudhatul Muhtadin dalam pembelajaran peningkatan perkembangan kognitif anak melalui metode eksperimen dalam siklus I pertemuan pertama dan pertemuan kedua hasil yang diperoleh belum sesuai dengan harapan peneliti. Hal ini dikarenakan persentase kemampuan yang berhasil atau yang meningkat belum menunjukkan angka 80 %. Pada hasil observasi anak, aspek-aspek yang dinilai perlu perbaikan untuk peningkatan perkembangan kognitif yaitu kemampuan anak melakukan percobaan, kemampuan anak mengetahui sebab akibat terjadinya sesuatu dan kemampuan anak menceritakan hasil percobaan.

  

Siklus II: Pada siklus II kegiatan pembelajaran dilakukan dalam dua kali

  pertemuan, pada pertemuan pertama tema air, udara, api dan subtema macam- macam rasa, pertemuan kedua tema air, udara, api dan subtema pencampuran warna. Pembelajaran perkembangan kognitif paa siklus II pada dasarnya penyempurnaan apa yang ada pada siklus I. Pada siklus II guru melakukan perbaikan terhadap proses pembelajaran. Setelah proses pembelajarann siklus II berakhir terjadi peningkatan yang sangat baik bearti dari hasil observasi anak dalam meningkatkan perkembangan kogitif melalui metode eksperimen. Berikut tabel hasil observasi anak Siklus II:

Tabel 4.2 Hasil Observasi Anak Siklus II

  Pertemuan

  I II Kriteria Aspek yang dinilai kemampu Jumlah Jumlah an anak % % anak anak

  BB Anak melakukan MB percobaan BSH

  7

  10 BSB

  29

  90 36 100 Jumlah 36 100 36 100

  BB Anak mengetahui

  MB sebab akibat BSH

  8

  22

  3

  8 terjadinya sesuatu BSB

  28

  78

  33

  92 Jumlah 36 100 36 100 BB

  Anak menceritakan MB hasil percobaan BSH

  6

  17

  2

  6 BSB

  30

  83

  34

  94 Jumlah 36 100 36 100 Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran peningkatan perkembangan kognitif melalui metode eksperimen telah mendapatkan hasil yang sangat baik dan sudah sesuai harapan. Keberhasilan yang dicapai pada siklus II ini jauh lebih baik karena peningkatan perkembangan kognitif anak mendapatkan hasil ≥ 80%, untuk itu peneliti tidak melanjutkan pada siklus selanjutnya.

  Pembahasan

  Berdasarkan hasil pengamatan awal penelitian yang dilakukan pada anak Kelompok B1 di TK Islam Raudhatul Muhtadin Pontianak Selatan, peneliti memperoleh hasil penelitian tentang peningkatan perkembangan Kognitif melalui Metode eksperimen. Pada perencanaan pembelajaran siklus I pertemuan pertama pembelajaran perkembangan kognitif melalui percobaan meniup balon dilakukan secara individual. Guru menyampaikan dan mengajarkan anak tentang bagaimana cara meniup balon yang benar sehingga balon bisa membesar seperti yang diinginkan dengan menggunakan media seperti balon yang akan ditiup oleh masing-masing anak, namun proses penyampaian tidak sempurna sehingga anak sulit menerima dan menyerap apa yang diajarkan. Selanjutnya pertemuan kedua, guru melakukan percobaan pada benda yang akan dimasukkan ke dalam air (terapung, tenggelam, melayang) dan dilakukan secara klasikal/kelompok menjadi empat kelompok agar anak lebih terfokus lagi untuk melakukan percobaan. Guru menyampaikan dan mengajarkan kegiatan tahap demi tahap namun hasilnya juga masih belum sesuai harapan karena pembelajaran belum terlaksana dengan baik. Pada siklus II perencanaan pembelajaran perkembangan kognitif melalui metode eksperimen dilaksanakan secara klasikan dengan tiga kelompok pada pertemuan pertama percobaan macam-macam rasa (4 rasa), dalam satu kelompok mndapat empat macam rasa yang sama dengan kelompok yang lain dan mencicipi rasanya secara bergantian. Pertemuan kedua dilaksanakan pembelajaran perkembangan kognitif melalui metode eksperimen dengan percobaan pencampuran warna yang dikalukan secara klasikal dimana anak dibagi tiga kelompok, setiap kelompok dilaksanakan secara mandiri hanya saja tiap kelompok berbeda pencampuran warna agar masing-masing anak mengetahui perubahan warna dari hasil yang dialaminya sendiri. Syaiful Bahri dan Aswan Zain (2010: 84-85), mengatakan bahwa metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, dimana anak melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Artinya anak dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu sehingga bisa mengembangkan kemampuan kognitif anak. Pelaksanaan pembelajaran dalam rangka peningkatan perkembangan kognitif melalui metode eksperimen usia 5-6 tahun di TK Islam Raudhatul Muhtadin Pontianak Selatan, telah dilaksanakan oleh peneliti sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang telah dirancang. Peneliti telah melakukan tehnik dan strategi pembelajaran dengan memberikan banyak kesempatan kepada anak untuk melakukan percobaan dan memperjelas teori pembelajaran serta menambah jenis media yang akan digunakan untuk memperbaiki pada pertemuan selanjutnya. Pada siklus I pertemuan pertama guru masih belum bisa memfokuskan perhatian anak untuk mendengarkan guru di depan kelas saat menyampaikan materi dalam melakukan percobaan meniup balon sehingga anak kurang tertib dalam melakukan pembelajaran, serta guru terlalu sedikit dalam menyediakan media hanya balon saja yang digunakan dan media tersebut tidak bagus untuk kesehatan anak. Seperti yang dijelaskan oleh Smaldino, dkk. (2008: 351)

  “Media

provide you with the tools to engange child in in learning. As a teacher, you must

be prepared to hcoose the best for your child”. Sebagai guru kita harus

  menyediakan media pembelajaran untuk anak, dalam menyediakan media permainan kita sebagai guru harus memilih alat permainan yang baik dan layak untuk anak. Selain itu, faktor keamanan juga harus diutamakan. Selanjutnya pertemuan kedua guru melaksanakan percobaan benda yang dimasukkan ke dalam air (terapung, tenggelam, melayang) yang dilakukan secara kelompok dibagi empat kemlompok. Anak mulai ada perubahan dalam saat melakukan percobaan dengan menggunakan media yang lebih dari satu dan menarik bagi anak sehingga anak lebih semangat dalam pembelajaran. Penjelasan dia atas bisa dilihat pada langkah-langkah pelaksanaan eksperimen menurut Sitiatava Rizema Putra (2013: 137) adalah sebagai berikut: a. Anak memulai percobaan. Saat anak melakukan percobaan, guru mendekatinya untuk mengamati proses percobaan serta memberi dorongan dan bantuan terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapi ana, sehingga eksperimen tersebut dapat terselesaikan dan berhasil. b. Selama eksperimen berlangsung, guru hendaknya memperhatikan situasi secara keseluruhan. Sehingga, jika terjadi hal-hal yang menghambat, maka bisa segera dielesaikan. Pada siklus II pertemuan pertama pelaksanaan pembelajaran perkembangan kognitif yang dilakukan guru yaitu percobaan macam-macam rasa dan dilakukan secara kelompok masing-masing anak harus mencicipi semua rasa yang disediakan oleh guru agar anak bisa menikmati hasil dari percobaan yang dilakukan. Anak- anak begitu semangat karena media yang digunakan menarik dan disenangi anak sehingga semua anak ingin mencobanya. Selanjutnya pertemuan kedua pada siklus II guru melakukan percobaan pencampuran warna dengan menggunakan tiga warna dasar (merah, kuning, biru) yang dilakukan secara kelompok dimana anak dibagi tiga kelompok yang akan dilakukan dengan sendiri oleh masing-masing anak. Anak- anak sangat menyukai warna sehingga dalam melakukan percobaan ini anak sangat bersemangat untuk melakukannya, begitu juga dengan guru dengan mudah untuk memberikan banyak kesempatan kepada anak untuk merefleksikan hasil dari percobaan karena anak mengalami mengetahui sendiri dari pembelajaran yang dilakukannya. Penjelasan di atas seesuai dengan pendapat Syaiful Bahri dan Aswan Zain (2010: 84-85) mengatakan “Dalam proses belajar mengajar dengan metode percobaan ini anak diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan atau proses sesuatu

  ”. Dan siklus II pertemuan II semua anak hampir menunjjukan peningkatan perkembangan kognitif dengan sangat baik. Peningkatan perkembangan kognitif melalui metode eksperimen pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Raudhatul Muhtadin Pontianak Selatan telah meningkat dengan sangat baik. Hal ini ditunjukkan dari hasil observasi pada siklus II. Ini berarti anak telah menunjukkan perkembangan kognitif melalui metode ekperimen sesuai dengan harapan yang diinginkan. Berikut adalah grafik aspek-aspek yang dinilai dari hasil observasi anak:

  120

  100%

  100

  90%

  80 BB

  60 MB

  47% 42%

  BSH

  40

  33% 19 %

  BSB

  25% 17%

  17%

  20

  10%

  Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4

Gambar 4.1 : Grafik Kemampuan Anak Melakukan Percobaan Dari Pertemuan 1

  • – Pertemuan 4

  Dari gambar grafik di atas dapat dilihat bahwa kemampuan anak melakukan percobaan untuk kriteria BSB (Berkembang Sangat Baik) mengalami peningkatan dari pertemuan pertama 17% meningkat menjadi 25% pada pertemuan kedua, tetapi hasil belum mencapai harapan di siklus I, dan dilanjutkan pada siklus II yang disebut dengan pertemuan ketiga 90% meningkat menjadi 100% pada pertemuan keempat.

  100

  92%

  90

  78%

  80

  70 BB

  60 MB

  50

  39% 42% 36%

  40 BSH

  33% 31%

  30 BSB

  19% 22%

  20

  8%

  10 Pertemuan 1 pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4

Gambar 4.2 : Grafik Kemampuan Anak Mengetahui Sebab Akibat Terjadinya Sesuatu Dari Pertemuan 1

  • – Pertemuan 4

  Dari gambar grafik di atas dapat dilihat bahwa kemampuan anak mengetahui sebab akibat terjadinya sesuatu untuk kriteria BSB (Berkembang Sangat Baik) mengalami peningkatan dari pertemuan pertama 33% meningkat menjadi 42% pada pertemuan kedua, tetapi hasil belum mencapai harapan di siklus I, dan dilanjutkan pada siklus II yang disebut dengan pertemuan ketiga 78% meningkat menjadi 92% pada pertemuan keempat.

  100

  94%

  90

  83%

  80

  70 BB

  60 MB

  50

  44% 42%

  BSH

  40

  33% 33%

  BSB

  30

  25% 22%

  20

  17% 6%

  10 Pertemuan 1 pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4

Gambar 4.3 : Grafik Kemampuan Anak Menceriakan Hasil Percobaan Dari Pertemuan 1

  • – Pertemuan 4

  Dari gambar grafik di atas dapat dilihat bahwa kemampuan anak dalam menceritakan hasil percobaannya, untuk kriteria BSB (Berkembang Sangat Baik) mengalami peningkatan dari pertemuan pertama 22% meningkat menjadi 25% pada pertemuan kedua, tetapi hasil belum mencapai harapan di siklus I, dan dilanjutkan pada siklus II yang disebut dengan pertemuan ketiga 83% meningkat menjadi 94% pada pertemuan keempat.

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data secara umum dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen dalam pembelajaran dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak usia 5-6 tahun kelompok B1 di TK Islam Raudhatul Muhtadin Pontianak Selatan dengan kategori sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatkan perkembangan kognitif dalam aspek kemampuan anak melakukan percobaan, mengetahui sebab akibat terjadinya sesuatu dan menceritakan hasil percobaan. Secara khusus dapat disimpulkan sebagai berikut: Perencanaan pembelajaran yang dibuat guru untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak melalui metode eksperimen telah disusun sesuai dengan tujuan penelitian dan memenuhi langkah-langkah penyusunan sesuai dengan kurikulum 2013. Hal ini menunjukkan bahwa guru memiliki kemampuan merencanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II yang termasuk kategori sangat baik dengan skor 3,17; Pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak melalui metode eksperimen pada siklus II diperoleh skor 3,29 dengan kategori sangat baik. Ini berarti pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang telah dibuat; Hasil peningkatan perkembangan kognitif anak melalui metode eksperimen dikategorikan Berkembang Sangat Baik (BSB). Hal ini ditunjukkan dari: a. Aspek kemampuan anak melakukan percobaan mengalami peningkatan hingga mencapai semua anak atau 36 anak (100 %) dari 36 anak pada siklus II pertemuan II dengan kategori Berkembang Sangat Baik (BSB). b. Kemampuan anak mengetahui sebab akibat terjadinya sesuatu meningkat menjadi 33 anak atau 92 % dari 36 anak pada siklus II pertemuan II dengan kategori Berkembang Sangat Baik (BSB). c. Aspek kemampuan anak menceritakan hasil percobaan meningkat menjadi 34 anak atau 94 % dari 36 anak pada siklus II pertemuan II dengan kategori BSB (Berkembang Sangat Baik). Jadi setiap aspek perkembangan kognitif anak mengalami peningkatan dengan kategori nilai “sangat tinggi”.

  Saran

  Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti menyarankan hal-hal berikut ini: 1) Perencanaan perbaikan pembelajaran melalui metode eksperimen untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak yang disusun oleh guru, hendaklah direncanakan dan dilaksananakan secara berkelompok dan individual, sehingga memudahkan guru dalam mengamati dan membimbing anak. 2) Sebaiknya dalam pembelajaran melalui metode eksperimen guru dapat menggunakan jenis media pembelajaran yang bervariasi, sehingga dapat menarik perhatian anak untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. 3) Sebaiknya dalam proses pembelajaran melalui metode eksperimen guru dapat memotivsi anak untuk menyampaikan ide dan membuat kesimpulan hasil dari ekperimen yang telah dilakukan. 4) Pembelajaran melalui metode eksperimen dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak, oleh karena itu guru hendaknya dapat mengembangkan dan menerapkan pembelajaran tersebut dengan baik dan rutin.

  DAFTAR RUJUKAN Sujiono, Yuliani Nurani. (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.

  Jakarta: Indeks. Sutikno, Sobry. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Lombok. Holistica. Smaldino, E Sharon, dkk. (2008). Intructional Tecnhology and Media For Learning. United States Of American: Pearson Education Inc.

  Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. (2010). Strategi Belajar Mengajar.

  Jakarta: Rineka Cipta. Putra, Setiatava Rizema. (2013). Desain Belajar mengajar Kreatif berbasis Sains. Jogjakarta: Diva Press.