PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN INFORMASI MELALUI INTERNET PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BEI - Perbanas Institutional Repository

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN

  

INFORMASI MELALUI INTERNET PADA PERUSAHAAN PROPERTY

DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BEI

ARTIKEL ILMIAH

  Oleh :

  

ALDILA PUTRI WIRASHANTI

NIM : 2012310174

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

SURABAYA

  

2016

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN

  INFORMASI MELALUI INTERNET PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BEI Aldila Putri Wirashanti

  STIE Perbanas Surabaya Email :

  ABSTRACT This study discusses the influence of corporate governance on the disclosure of

information via internet on property and real estate companies listed on the Indonesian Stock

  

Exchange (BEI). This study aims to determine whether disclosure of corporate information via

internet/website terms have an effective impact for Internet users, especially investors. The data

used in this research is secondary data. Data in this research is quantitative data. The

population in this study are the property and real estate companies listed on the Indonesia Stock

Exchange (BEI) in the period 2013 to 2015. The sample in this study were 96 property and real

estate’s companies. The method that used in this sampling is purposive sampling. Data analysis

technique that used in this study is multiple linear regression analysis. The results of this study

indicate that the independent commissioner effect on the disclosure of information through the

internet. While managerial ownership, frequency of audit committee meeting, and the audit

committee has no effect on the disclosure of information through the internet.

  Keywords: Corporate Governance, Information Disclosure, Internet PENDAHULUAN

  Seiring dengan pertumbuhan ekonomi informasi mengenai keuangan maupun non saat ini, mempublikasi informasi perusahaan keuangan perusahaan dan internet menjadi merupakan salah satu hal yang penting. Hal salah satu media yang paling tepat dalam tersebut bertujuan untuk mencegah adanya penyebaran informasi perusahaan. praktik kecurangan yang dapat dilakukan Internet (interconnection networking) oleh pihak perusahaan maupun berbagai merupakan jaringan komputer terbesar di pihak lainnya, sehingga nantinya tidak akan dunia yang saling berhubungan antara satu ada yang dirugikan. Dengan perkembangan dengan yang lainnya (Shirky, 1995:5). teknologi yang semakin pesat, informasi Berdasarkan data yang diperoleh tentang suatu perusahaan dapat segera dariInternet World Stats, jumlah pengguna diperoleh dengan media yang bernama internet sampai dengan bulan November internet. Dengan media internet tersebut 2015 berjumlah 3.366.261.156 dengan para stakeholders dapat dengan mudah pertumbuhan sebesar 832,5%. Dengan mengakses informasi suatu perusahaan yang melihat persentase pertumbuhan pengguna berguna untuk mengambil keputusan dalam internet yang signifikan tersebut, permintaan berinvestasi. Untuk mendorong kegiatan terhadap informasi perusahaan secara online investasi, dibutuhkan adanya ketersediaan pun terus meningkat. Semakin informasi secara cepat dan tepat baik berkembangnya teknologi membuat investor makin mengandalkan internet untuk memperoleh laporan keuangan dan informasi lain yang relevan mengenai suatu perusahaan sehingga penggunaan internet menjadi semakin penting. Pengungkapan informasi perusahaan melalui internet ini menjadi suatu hal yang perlu diperhitungkan karena mengurangi biaya, tepat waktu dan dapat dengan mudah menyebar hingga ke seluruh dunia dalam waktu yang cepat. Pengungkapan informasi perusahaan melalui internet yang dilakukan dalam penelitian ini termasuk dalam jenis pengungkapan sukarela karena masih belum ada peraturan yang mengatur tentang informasi apa saja yang harus ada dalam website perusahaan.

  Tata kelola perusahaan (corporate

  governance telah diterapkan dengan baik

  RERANGKA TEORITIS YANG DIPAKAI DAN HIPOTESIS Pengungkapan Informasi Melalui Internet

  governance yang dapat mempengaruhi pengungkapan informasi.

  Abdillah (2015) memberikan hasil penelitian yang berbeda-beda. Oleh karena itu, masih sangat memungkinkan untuk meneliti kembali mengenai pengungkapan informasi melalui internet ini agar diperoleh kejelasan dari hasil penelitian komponen corporate

  et al (2014), Alhazaimeh et al (2014), serta

  dilakukan namun untuk pengungkapan informasi perusahaan melalui internet masih tidak banyak ditemukan. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Puspitaningrum dan Atmini (2012), Rompas

  corporate governance sudah beberapa kali

  Penelitian terdahulu mengenai good

  corporate governance (Sumber: bisnis.liputan6.com, 2014).

  maka akan mempengaruhi proses pengambilan sebuah keputusan, keseimbangan kerangka kerja serta pemahaman menyeluruh dari manajemen perusahaan sehingga membuat para investor lebih percaya untuk menanamkan modalnya di suatu negara dengan penerapan good

  Indonesia. Apabila penerapan corporate

  governance ) adalah sebuah peraturan yang

  governance pada perusahaan-perusahaan di

  berkembang dan salah satunya adalah Indonesia.Saat ini, hampir setiap hari di berbagai media terdapat pemberitaan mengenai tindak korupsi.Hal ini terjadi dikarenakan kurangnya penerapan good

  governance terjadi di negara-negara

  penyimpangan yang dilakukan oleh setiap perusahaan.Umumnya permasalahan good

  governance membuat tingginya

  Menurut Rahmat Waluyo, wakil ketua Otoritas Jasa Keuangan yang dilansir pada situs berita online (Sumber: economy.okezone.com, 2013), menyatakan bahwa kurangnya langkah penerapan good

  Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen perusahaan. Komisaris independen adalah komisaris yang bukan dari pihak manajemen perusahaan. Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris pada suatu perusahaan dimana para anggotanya juga dapat diberhentikan sewaktu-waktu oleh dewan komisaris.

  menciptakan nilai tambah bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

  Corporate governance ini bertujuan untuk

  mengatur tentang hubungan antara pemegang saham, pengelola perusahaan, pemerintah, kreditor, karyawan serta pemegang kepentingan lainnya baik intern maupun ekstern yang berkaitan dengan hak dan kewajiban mereka (Adrian, 2012:125).

  Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini membawa dampak yang besar dalam pengungkapan informasi suatu perusahaan.Internet merupakan salah satu penemuan teknologi yang sangat mendukung perkembangan komunikasi. Dengan adanya internet diharapkan informasi dapat tersebar ke seluruh dunia dalam kurun waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan media lainnya.Pengungkapan informasi melalui internet ini dapat memudahkan berbagai pihak seperti investor dalam mengakses informasi perusahaan yang berguna mengambil keputusan dalam berinvestasi.

  Corporate Governance Corporate governance merupakan

  Frekuensi Pertemuan Audit

  Komite Audit

  Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit dalam Surat Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep-29/PM/2004 pertemuan paling sedikit dilakukan 4 (empat) kali dalam setahun dengan wewenang untuk melakukan rapat-rapat tambahan.

  governance. Menurut peraturan No. IX.I.5:

  Semakin tinggi frekuensi pertemuan yang diselenggarakan oleh komite audit, tingkat pengungkapan informasi yang dilakukan perusahaan juga akan meningkat seiring dengan meningkatnya good corporate

  corporate governance yang baik (Puspitaningrum dan Atmini, 2012).

  Pertemuan audit diadakan karena bertujuan untuk membahas persiapan laporan keuangan serta pengendalian internal perusahaan dan penerapan

  melakukan pengawasan. Besarnya jumlah komisaris independen dalam perusahaan dapat meningkatkan pengungkapan informasi karena komisaris independen ini dapat mengurangi kesempatan yang dimiliki manajemen untuk menyembunyikan informasi perusahaan.

  suatu peraturan yang mengatur mengenai hubungan antara pemegang saham, pengelola perusahaan, pemerintah, kreditor, karyawan serta pemegang kepentingan lainnya baik intern maupun ekstern yang berkaitan dengan hak dan kewajiban mereka (Adrian, 2012:125). Corporate governance yang efektif adalah yang dapat menjaga keseimbangan dalam mengendalikan perusahaan sehingga penyalahgunaan dapat diminimalkan dan diharapkan hasil yang diperoleh akan maksimal. Menurut Adrian (2012:30) corporate governance dikatakan baik jika memiliki prinsip-prinsip yang dapat diterapkan untuk melindungi kepentingan perusahaan diantaranya adalah

  governance dalam suatu perusahaan dengan

  Komisaris independen merupakan komisaris yang bukan dari pihak manajemen perusahaan (Puspitaningrum dan Atmini, 2012). Komisaris independen mempunyai tugas utama yaitu mendorong adanya penerapan prinsip good corporate

  Komisaris Independen

  Kepemilikan manajerial merupakan proporsi kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh manajemen perusahaan (Puspitaningrum dan Atmini, 2012). Kepemilikan dari seorang manajer perusahaan akan mempengaruhi kebijakan dan pengambilan keputusan karena dalam hal ini manajer memegang peran penting dalam melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan serta pengambilan keputusan. Semakin besar kepemilikan manajemen yang dimiliki suatu perusahaan maka akan semakin efektif bagi pihak manajemen dalam mengawasi aktivitas perusahaan.

  Kepemilikan Manajerial

  fairness, transparency, accountability, dan responsibility .

  Komite audit merupakan sebuah komite yang dibentuk pada suatu perusahaan dimana para anggotanya dapat diberhentikan sewaktu-waktu oleh dewan komisaris. Komite audit memiliki tanggung jawab untuk mengawasi audit eksternal perusahaan. Selain itu komite audit juga dapat memberikan gagasan profesional dan independennya kepada dewan komisaris mengenai laporan atau hal-hal lain yang disampaikan oleh direksi pada dewan komisaris (Arief, 2009:32). Pembentukan komite audit sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan BAPEPAM Nomor IX.I.5 dan LK Nomor: Kep-643/BL/2012 yang menjelaskan bahwa komite audit paling sedikit terdiri dari tiga orang anggota yang berasal dari komisaris independen dan pihak dari luar emiten.

  Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Pengungkapan Informasi Melalui Internet

  Kepemilikan manajerial menunjukkan porsi kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh pihak manajemen perusahaan. Semakin besar kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajemen perusahaan maka permintaan terhadap pengungkapan informasi akan semakin sedikit. Hal ini dapat terjadi karena dengan adanya kepemilikan manajerial, memungkinkan perusahaan menggunakan informasi yang dimiliki manajemen untuk kepentingan internal perusahaan. Hal inilah yang mengindikasikan bahwa kepemilikan manajerial memiliki hubungan terhadap pengungkapan informasi.

  Pengaruh Komisaris Independen terhadap Pengungkapan Informasi Melalui Internet

  Komisaris independen merupakan komisaris yang bukan dari pihak internal perusahaan. Dalam teori agensi, komisaris independen dapat mengurangi kesempatan yang dimiliki oleh manajemen untuk menyembunyikan informasi.Semakin besar jumlah komisaris independen yang dimiliki dalam suatu perusahaan, maka dapat mendorong peningkatan pengungkapan informasi yang diberikan.

  Pengaruh Frekuensi Pertemuan Audit terhadap Pengungkapan Informasi Melalui Internet

  Pertemuan audit diadakan karena bertujuan untuk membahas persiapan laporan keuangan serta pengendalian internal perusahaan dan penerapan

  corporate governance yang baik. Semakin

  sering komite audit melakukan rapat, semakin banyak hal yang dievaluasi sehingga tingkat pengungkapan informasinya juga akan meningkat seiring dengan meningkatnya penerapan good corporate governance .

  Pengaruh Komite Audit terhadap Pengungkapan Informasi Melalui Internet

  Komite audit merupakan komite yang dibentuk dalam perusahaan dimana para anggotanya dapat diberhentikan sewaktu- waktu oleh dewan komisaris. Semakin banyak anggota komite audit yang dimiliki maka pihak manajemen perusahaan akan semakin luas dalam mengungkap informasi perusahaan. Dengan semakin banyaknya anggota, tugas pengawasan yang dilakukan akan menjadi lebih efektif. Hal ini mengindikasikan bahwa komite audit memiliki pengaruh terhadap pengungkapan informasi melalui internet.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Hipotesis Penelitian H

  secara tidak acak dan dipilih berdasarkan pada pertimbangan atau kriteria tertentu. Berikut adalah beberapa kriteria yang telah ditetapkan :

  Komite Audit Pengungkapan Informasi

  Komisaris Independen Frekuensi Pertemuan Audit

  Pengungkapan informasi melalui internet ini juga biasa disebut dengan Kepemilikan Manajerial

  Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Pengungkapan Informasi Melalui Internet

  Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu pengungkapan informasi melalui internet. Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini yaitu kepemilikan manajerial, komisaris independen, frekuensi pertemuan audit, dan komite audit.

  Variabel Penelitian

  Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder sebagai sumber data utama data sekunder pada penelitian diperoleh dari publikasi yang dikeluarkan oleh BEI periode 2013 sampai dengan 2015 melalui situs Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi.

  Data Penelitian

  governance .

  4. Laporan tahunan perusahaan memuat informasi mengenai corporate

  website perusahaan tidak dalam kondisi maintance saat pengambilan data.

  3. Perusahaan memiliki website dan

  2. Perusahaan tersebut aktif dan telah menerbitkan laporan keuangan dan tahunan secara berturut-turut selama periode penelitian yaitu dari tahun 2013 hingga 2015.

  1. Perusahaan property dan real estate yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia.

  purposive sampling , dimana sampel diambil

  1 : kepemilikan manajerial berpengaruh

  Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

  real estate di Indonesia selama periode 2013 sampai dengan 2015 yang terdaftar di BEI.

  digunakan adalah perusahaan property dan

  estate di Indonesia. Sementara, sampel yang

  Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan sektor property dan real

  METODE PENELITIAN Klasifikasi Sampel

  pengungkapan informasi melalui internet

  H 4 : komite audit berpengaruh terhadap

  terhadap pengungkapan informasi melalui internet

  H 3 : frekuensi komite audit berpengaruh

  : komisaris independen berpengaruh terhadap pengungkapan informasi melalui internet

  2

  H

  terhadap pengungkapan informasi melalui internet

  Melalui Internet

  Internet Financial Reporting atau IFR. Internet Financial Reporting merupakan

  Frekuensi Pertemuan Audit

  IC = Komisaris independen AMF AMF = Frekuensi pertemuan audit

  = Koefisien regresi MOWN =Kepemilikan manajerial

  = Konstanta (intercept) β

  IDI = Tingkat pengungkapan melalui internet Α

  Keterangan :

  IDI = α + β 1 MOWN + β 2 IC + β 3 AMF + β 4 AC + e

  Alasan dipilihnya teknik analisis ini karena untuk menguji pengaruh beberapa variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Untuk mengetahui hubungan tersebut, maka berikut adalah persamaan regresinya :

  sampai dengan 2015 digunakan model regresi linier berganda.

  property dan real estate periode 2013

  Untuk menguji hubungan antara kepemilikan manajerial, komisaris independen, frekuensi pertemuan audit, dan komite audit terhadap pengungkapan informasi melalui internet pada perusahaan

  Alat Analisis

  Komite audit merupakan komite yang dibentuk oleh dewan komisaris dimana para anggotanya dapat diberhentikan sewaktu- waktu. Komite audit dalam penelitian ini dinyatakan dengan lambang AC. Variabel ini dapat diukur dengan melihat jumlah anggota komite audit yang terdapat dalam laporan tahunan.

  Komite Audit

  Pertemuan audit merupakan pertemuan yang dilakukan oleh komite audit untuk menyelesaikan suatu masalah dalam perusahaan.Variabel frekuensi pertemuan audit dalam penelitian ini dinyatakan dengan lambang AMF. Variabel ini diukur dengan melihat jumlah pertemuan yang diadakan oleh komite audit selama satu tahun baik dengan pihak internal maupun eksternal perusahaan.

  x 100%

  pengungkapan informasi suatu perusahaan baik berupa laporan keuangan maupun non keuangan melalui website perusahaan. Variabel ini dinyatakan dengan lambang IDI dan diukur dengan menggunakan skala

  x

  Internet Disclosure Index (IDI). Cara

  mengukurnya yaitu dengan membuat sebuah

  checklist . Setiap item yang diungkapkan

  oleh perusahaan akan diberi nilai 1 sedangkan jika perusahaan tidak mengungkapkan akan diberi nilai 0. Variabel ini diukur dengan :

  IDI=

  informasi yang diungkapkan pe rusahaan total informasi

  100% Kepemilikan Manajerial

  anggota komisaris independen keseluruhan dewan komisaris

  Kepemilikan manajerial merupakan proporsi kepemilikan saham suatu perusahaan yang dimiliki oleh manajemen perusahaan itu sendiri.Kepemilikan manajerial ini dinyatakan dengan lambang MOWN dimana untuk menunjukkan adanya kepemilikan pihak internal perusahaan. Pengukuran variabel ini diukur dengan menggunakan : MOWN =

  saham yang dimiliki internal saham yang beredar

  x 100%

  Komisaris Independen

  Komisaris independen merupakan komisaris yang bukan dari pihak manajemen perusahaan.Variabel komisaris independen ini dinyatakan dengan lambang IC. Variabel ini dapat diukur dengan :

  IC =

  AC = Komite audit e = Variabel pengganggu (error)

  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Deskriptif

  Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa rata-rata pengungkapan informasi melalui internet yang dilakukan perusahaan property dan real estate sebesar 0,9173 atau 91,73 persen dengan nilai standar deviasi sebesar 0,0544 atau 5,45 persen. Hasil tersebut menunjukkan bahwa rata-rata pengungkapan informasi melalui internet lebih besar daripada standar deviasi, maka dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian bersifat homogen. Nilai

  Berdasarkan pada tabel 1 dijelaskan bahwa variabel komisaris independen pada perusahaan property dan real estate diukur dengan membandingkan antara jumlah anggota komisaris independen dan jumlah keseluruhan dewan komisaris yang ada pada perusahaan dikali 100 persen menghasilkan nilai minimum sebesar 0,2000 atau 20 persen dan nilai maksimum sebesar 0,7500 atau 75 persen.Hasil pada tabel tersebut menunjukkan nilai standar deviasi berada dibawah nilai rata-rata sebesar 0,0928. Hal ini mengindikasikan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat homogen.

  Berdasarkan tabel 1 dijelaskan bahwa dengan membandingkan antara saham yang dimiliki oleh pihak internal perusahaan dan saham yang beredar dikali 100 persen variabel kepemilikan manajerial pada perusahaan property dan real estate menghasilkan nilai minimum sebesar 0,0005 atau 0,05 persen dan nilai maksimum sebesar 0,8856 atau 88,5 persen. Rata-rata kepemilikan manajerial selama tiga periode adalah sebesar 0,4137atau 41,3 persen dengan nilai standar deviasi sebesar 0,2545. Nilai standar deviasi yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-rata menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data homogen.

  0,9777 dihasilkan dengan cara membandingkan antara item yang diungkapkan perusahaan dan total item pengungkapan dikali 100 persen.

  property dan real estate. Sedangkan nilai internet disclosure index tertinggi sebesar

  77,8 persen dihasilkan dengan cara membandingkan antara item yang diungkapkan dan total item pengungkapan dikali 100 persen. Nilai tersebut merupakan nilai terendah yang dihasilkan dari perhitungan pengungkapan pada perusahaan

  internet disclosure index sebesar 0,7777 atau

  3 4 3.031 .1749 Sumber: Data diolah

  Sebelum dilakukan pengujian hipotesis pada penelitian, terlebih dahulu dilakukan analisis deskriptif terhadap variabel yang ada di dalam penelitian ini. Berikut ini analisis deskriptif terhadap variabel-variabel tersebut.

  96

  2 15 5.385 2.881 AC

  96

  IC 96 .2000 .7500 .3923 .0928 AMF

  IDI 96 .7777 .9777 .9173 .0544 MOWN 96 .0005 .8856 .4137 .2545

  Tabel 1 Hasil Analisis Deskriptif Variabel N Min Max Mean Std. Dev

  Berdasarkan pada tabel 1 diketahui bahwa rata-rata variabel frekuensi pertemuan audit sebesar 5,385 dengan standar deviasi sebesar 2,881. Hal tersebut menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat homogen.Nilai minimum sebanyak 2 menunjukkan bahwa perusahaan property dan real estate mengadakan rapat paling sedikit dua kali dalam satu periode. Sedangkan nilai maksimum sebanyak 15 menunjukkan bahwa perusahaan property dan real estate mengadakan rapat paling banyak lima belas kali dalam satu periode. Berdasarkan pada tabel 1 diketahui Tabel 2 bahwa rata-rata variabel komite audit pada

  Hasil Uji Normalitas

  perusahaan property dan real estate sebesar

  Unstandardized

  3,031 dengan standar deviasi sebesar 0,1749

  Residual

  menunjukkan bahwa data yang digunakan N

  96 dalam penelitian merupakan data homogen. Kolmogorov-

  1,242 Nilai minimum yang dimiliki perusahaan

  Smirnov Z adalah 3 yang menunjukkan bahwa

  Asymp. Sig. (2- 0,091 perusahaan paling sedikit memiliki tiga tailed) anggota komite audit, sedangkan nilai

  Sumber: Data diolah maksimum berdasarkan tabel tersebut adalah 4 yang menunjukkan bahwa perusahaan

  Berdasarkan tabel diatas diketahui paling banyak memiliki empat anggota bahwa nilai signifikan yang dihasilkan dari komite audit. uji normalitas lebih dari 0,05 yaitu 0,091 sehingga dapat disimpulkan bahwa model

  Uji Normalitas

  regresi yang digunakan telah memenuhi Tujuan dari uji normalitas ini yaitu asumsi normalitas sehingga dapat dilakukan untuk menguji apakah dalam suatu model analisis selanjutnya. regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi data yang

  Analisis Regresi Linier Berganda

  normal atau tidak.Jika nilai signifikansi ≥ Teknik ini digunakan untuk

  0,05 maka dapat dikatakan bahwa data mengetahui hubungan antara satu variabel terdistribusi normal sedangkan jika nilai terikat yaitu pengungkapan informasi signifikansi < 0,05 maka dapat dikatakan melalui internet dengan satu atau lebih bahwa data tidak terdistribusi normal. variabel bebas yaitu corporate governance (kepemilikan manajerial, komisaris independen, frekuensi pertemuan audit, dan komite audit).

  

Tabel 3

Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Unstandardized Standardized Coefficient Coefficient Model t Sig.

  Std. B Beta

  Error (Constant)

  ,971 ,106 9,203 ,000 MOWN -,035 ,021 -,164 -1,638 ,105

  IC ,210 ,056 ,358 3,773 ,000 AMF ,003 ,002 ,165 1,742 ,085 AC -,046 ,031 -,147 -1,491 ,140

  Sumber: Data diolah Berdasarkan data pada tabel diatas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :

  IDI = 0,971 - 0,035 MOWN + 0,210 IC + 0,003 AMF - 0,046 AC + e Penjelasan dari persamaan regresi diatas adalah sebagai berikut :

  Uji koefisien determinasi bertujuan untuk menganalisis seberapa jauh kemampuan model dalam menjelaskan variasi dari variabel dependen.

  Uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Dikatakan berpengaruh signifikan apabila nilai signifikan pada uji t < 0,05 dan dikatakan tidak berpengaruh apabila nilai signifikan pada uji t

  Uji Statistik t

  menunjukkan angka 0,200 yang berarti variabel tingkat pengungkapan informasi melalui internet dapat dijelaskan oleh variabel kepemilikan manajerial, komisaris independen, frekuensi pertemuan audit, komite audit sebesar 20 persen. Sedangkan sisanya sebesar 80 persen tingkat pengungkapan informasi melalui internet dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.

  Square

  Berdasarkan tabel 5 nilai adjusted R

  ,234 ,200 ,0487450 Sumber: Data diolah

  a

  1 ,483

  2 ) Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

  Tabel 5 Hasil UjiKoefisien Determinasi (R

  2 )

  1. Konstanta sebesar 0,971 menunjukkan bahwa tanpa mempertimbangkan adanya variabel independen maka tingkat pengungkapan informasi melalui internet sebesar 97,1 persen.

  Uji Koefisien Determinasi (R

  95 Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel 4, dapat dilihat bahwa nilai F statistik sebesar 6,932 dengan nilai signifikan sebesar 0,000. Nilai signifikan tersebut lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data tersebut fit, ada pengaruh signifikan pada variabel kepemilikan manajerial, komisaris independen, frekuensi pertemuan audit, dan komite audit terhadap tingkat pengungkapan informasi melalui internet.

  .216 91 .002 .282

  

b

  .066 4 .016 6.93 .000

  Regression Residual Total

  Tabel 4 Hasil Uji Statistik F Model Sum of Square s Df Mean Square F Sig.

  Uji statistik F ini bertujuan untuk menunjukkan apakah model penelitian yang akan diteliti fit atau tidak dan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model berpengaruh terhadap variabel dependen.

  Uji Statistik F

  2. Koefisien regresi komisaris independen sebesar 0,210 menunjukkan bahwa apabila jumlah komisaris independen meningkat satu satuan maka tingkat pengungkapan informasi melalui internet akan meningkat sebesar 21 persen.

  ≥ 0,05. Berdasarkan tabel 3, hasil analisis data dengan menggunakan regresi yang dapat menggambarkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut :

  1. Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial menunjukkan nilai t hitung sebesar -1,638 dengan nilai signifikansi sebesar 0,105 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H diterima dan H

  property dan real estate yang terdaftar di

  Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Puspitaningrum dan Atmini (2012) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap pengungkapan informasi melalui internet.

  Hasil dari uji statistik t menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap pengungkapan informasi melalui internet. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap pengungkapan informasi melalui internet ditolak.

  Kepemilikan manajerial merupakan proporsi kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh pihak manajemen perusahaan. Dengan adanya kepemilikan saham dari seorang manajer perusahaan, maka akan mempengaruhi pengambilan keputusan serta kebijakan yang akan diterapkan dalam perusahaan. Semakin besar kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajemen maka permintaan terhadap pengungkapan informasi akan sedikit karena dengan adanya kepemilikan saham tersebut memungkinkan perusahaan untuk menggunakan informasi yang dimiliki oleh pihak manajemen untuk kepentingan internal perusahaan.

  Pembahasan a. Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Pengungkapan Informasi Melalui Internet

  Bursa Efek Indonesia tahun 2013 sampai tahun 2015.

  property dan real estate yang terdaftar di

  ditolak yang artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara komite audit terhadap pengungkapan informasi melalui internet pada perusahaan

  1

  4. Komite Audit Komite audit menunjukkan nilai t hitung sebesar -1,491 dengan nilai signifikansi sebesar 0,140 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H diterima dan H

  Bursa Efek Indonesia tahun 2013 sampai tahun 2015.

  tidak ada pengaruh yang signifikan antara frekuensi pertemuan audit terhadap pengungkapan informasi melalui internet pada perusahaan

  1 ditolak yang artinya

  1 ditolak yang artinya

  sebesar 1,742 dengan nilai signifikansi sebesar 0,085 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H diterima dan H

  hitung

  3. Frekuensi Pertemuan Audit Frekuensi pertemuan audit menunjukkan nilai t

  Bursa Efek Indonesia tahun 2013 sampai tahun 2015.

  property dan real estate yang terdaftar di

  pengaruh antara komisaris independen terhadap pengungkapan informasi melalui internet pada perusahaan

  1 diterima yang artinya ada

  2. Komisaris Independen Komisaris independen menunjukkan nilai t hitung sebesar 3,773 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H

  tidak ada pengaruh yang signifikan antara kepemilikan manajerial terhadap pengungkapan informasi melalui internet pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013 sampai tahun 2015.

  Hasil penelitian ini sesuai dengan teori agensi yang menyatakan bahwa hubungan antara principal dengan agen akan memunculkan suatu masalah pada saat pihak-pihak yang bersangkutan memiliki pendapat dan tujuan masing-masing. Hal ini menyebabkan terjadinya asimetri informasi antara kedua pihak tersebut. Dengan demikian hasil dari penelitian ini yang menyatakan bahwa variabel kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap pengungkapan informasi dimungkinkan karena secara rata-rata jumlah kepemilikan saham manajerial pada perusahaan property dan real estate di Indonesia relatif masih sedikit karena belum ada keselarasan kepentingan antara pemilik dengan manajer perusahaan. Proporsi kepemilikan yang relatif sedikit inilah yang menjadi penghalang bagi manajer untuk mengungkapkan informasi ke publik melalui internet.

b. Pengaruh Komisaris Independen Terhadap Pengungkapan Informasi Melalui Internet

  Komisaris independen merupakan komisaris yang bukan dari pihak manajemen perusahaan. Komisaris independen berfungsi dalam memonitoring proses akuntansi. Besarnya jumlah komisaris independen dalam perusahaan dapat meningkatkan pengungkapan informasi karena komisaris independen ini dapat mengurangi kesempatan yang dimiliki manajemen untuk menyembunyikan informasi perusahaan sehingga perusahaan dapat mengungkapkan informasi ke publik.

  Hasil uji statistik t dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel komisaris independen memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan informasi melalui internet. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa variabel komisaris independen berpengaruh terhadap pengungkapan informasi melalui internet diterima.

  Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian dari Puspitaningrum, et al (2012) dan Abdillah (2015). Kedua penelitian terdahulu tersebut menyatakan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh terhadap pengungkapan informasi melalui internet.

  Hasil pada penelitian ini sesuai dengan pedoman umum good corporate governance Indonesia yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) pada tahun 2006 yang menjelaskan bahwa komisaris independen harus dapat menjamin mekanisme pengawasan agar berjalan secara efektif dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Semakin besar jumlah komisaris independen dalam suatu perusahaan maka pengawasan yang dilakukan akan semakin baik dan berkualitas sehingga akan meningkatkan transparansi dalam pengungkapan informasi laporan keuangan.

  c. Pengaruh Frekuensi Pertemuan Audit Terhadap Pengungkapan Informasi Melalui Internet

  Pertemuan audit diadakan karena bertujuan untuk membahas persiapan laporan keuangan serta pengendalian internal perusahaan dan penerapan

  corporate governance yang baik. Semakin

  sering pertemuan ini dilakukan oleh komite audit, tingkat pengungkapan yang dilakukan perusahaan juga akan meningkat seiring dengan meningkatnya penerapan good

  corporate governance.

  Hasil uji statistik t dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel frekuensi pertemuan audit tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan informasi melalui internet. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa variabel frekuensi pertemuan audit berpengaruh terhadap pengungkapan informasi melalui internet dinyatakan ditolak.

  Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian dari Puspitaningrum dan Atmini (2012). Penelitian terdahulu tersebut menyatakan bahwa variabel frekuensi pertemuan audit memberikan pengaruh terhadap pengungkapan informasi melalui internet. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seringnya melakukan rapat audit tidak berpengaruh terhadap pengungkapan informasi melalui internet.

  Menurut peraturan No.

  IX.I.5: Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit dalam Surat Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep-29/PM/2004 pertemuan paling sedikit dilakukan 4 (empat) kali dalam setahun dengan wewenang untuk melakukan rapat-rapat tambahan. Hal ini bertentangan dengan hipotesis yang dijelaskan, semakin sering rapat komite audit dilakukan maka informasi perusahaan akan semakin cepat diungkapkan. Tetapi dengan semakin seringnya rapat komite audit ini dilakukan akanmemungkinkan mempersulit dalam pemecahan masalah di perusahaan karena banyak hal yang harus dipertimbangkan sehingga akan semakin lama pula informasi perusahaan yang akan diungkapkan ke publik melalui internet.

  Komite audit memiliki tanggung jawab untuk mengawasi audit eksternal perusahaan. Semakin banyak anggota komite audit dalam perusahaan maka pihak manajemen perusahaan akan semakin luas dalam menangkap informasi perusahaan sehingga mempengaruhi pengungkapan informasi ke publik.

  Hasil uji statistik t dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel komite audit tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan informasi melalui internet. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa variabel komite audit berpengaruh terhadap pengungkapan informasi melalui internet dinyatakan ditolak.

  Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Rompas, et al (2014). Penelitian tersebut menyatakan bahwa variabel komite audit tidak memberikan pengaruh terhadap pengungkapan informasi melalui internet karena hasil penelitian tersebut menunjukkan nilai probabilitasnya lebih besar dari nilai signifikansi yang telah ditetapkan.

  Pembentukan komite audit sejalan dengan peraturan yang dikeluarkan BAPEPAM Nomor IX.I.5 dan LK Nomor: Kep-643/BL/2012 yang menjelaskan bahwa komite audit paling sedikit terdiri dari tiga orang anggota yang berasal dari komisaris independen dan pihak dari luar emiten. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa banyak atau sedikitnya jumlah anggota komite audit tidak mempengaruhi pengungkapan informasi melalui internet pada perusahaan

  property dan real estate. Dengan anggota

  komite audit yang lebih banyak kemungkinan dapat mempersulit koordinasi antar anggota komite audit dan akan semakin lama dalam pengambilan keputusan sehingga mempengaruhi pengungkapan informasi perusahaan ke publik melalui internet.

d. Pengaruh Komite Audit Terhadap Pengungkapan Informasi Melalui Internet

KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh corporate governance yang terdiri dari kepemilikan manajerial, komisaris independen, frekuensi pertemuan audit, serta komite audit terhadap pengungkapan informasi melalui internet pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode penelitian ini selama tiga tahun yaitu dari tahun 2013 sampai tahun 2015. Dari hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan dan dijelaskan pada bab sebelumnya maka kesimpulan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Variabel kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap pengungkapan informasi melalui internet.

  2. komisaris independen Alhazaimeh, A., Palaniappan, R., & Variabel berpengaruh terhadap pengungkapan Almsafir, M. (2014). The Impact of informasi melalui internet. Corporate Governance and 3.

  Ownership Structure on Voluntary Variabel frekuensi pertemuan audit tidak berpengaruh terhadap pengungkapan Disclosure in Annual Reports informasi melalui internet. Among Listed Jordanian Companies.

  4. Procedia-Social And Behavioral Komite audit tidak berpengaruh terhadap pengungkapan informasi melalui Sciences, 129 , 341-348. internet.

  Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu Arfan Ikhsan Lubis. (2010). Akuntansi hasil dari penelitian ini tidak dapat Keperilakuan. Edisi

  2. Jakarta: digeneralisasi untuk jenis perusahaan lain Salemba Empat. karena dalam pengungkapan informasinya, setiap perusahaan belum tentu Brigham, Eugene F., dan Joel F. Houston. mengungkapkan item yang disebutkan atau (2011). Dasar-Dasar Manajemen terdapat beberapa item lain yang belum Keuangan. Buku 2 Edisi 16. Jakarta: disebutkan dalam penelitian. Salemba Empat.

  Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan diatas, maka saran yang dapat Dewi, N. N. K., & Jati, I. K. (2014). diberikan bagi peneliti selanjutnya adalah Pengaruh Karakter Eksekutif, sebagai berikut :

  Karakteristik Perusahaan, dan 1. Dimensi Tata Kelola Perusahaan

  Penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti jenis perusahaan lain yang Baik pada Tax Avoidance di yang ada di Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal 2.

  Akuntansi Universitas Udayana,

  Penelitian selanjutnya diharapkan menambah atau mengganti variabel

  6 (2), 249-260.

  independen lain yang dapat mempengaruhi secara signifikan Hadiprajitno, P.

  B. (2013). Struktur terhadap pengungkapan informasi Kepemilikan, Mekanisme Tata melalui internet. Kelola Perusahaan, dan Biaya 3.

  Keagenan di Indonesia (Studi Menambah rentang waktu penelitian lebih panjang untuk memberikan hasil Empirik pada Perusahaan di Bursa penelitian yang lebih baik. Efek Indonesia). Jurnal Akuntansi dan Auditing, 9 (2), 97-127.

DAFTAR RUJUKAN

  Abdillah, M. R. (2015). Pengaruh Imam Ghozali. (2012). Aplikasi Analisis Karakteristik Dewan Komisaris Multivariate dengan Program IBM terhadap Pengungkapan Internet SPSS .Edisi 6. Semarang: UNDIP.

  Financial Reporting (IFR).Dinamika Ekonomi-Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976).

  8 (1).

  Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and

  Adrian Sutedi. (2012). Good Corporate Ownership Structure. Journal of Governance . Jakarta: Sinar Grafika. Financial Economics 3 , 305-360.

  Kamalluarifin, W. F. S. W. (2016). The Sanchez, I. M. G., Dominguez, L. R., & Influence of Corporate Governance Alvarez, I. G. (2011). Corporate and Firm Characteristics on the Governance and Strategic Timeliness of Corporate Internet Information on the Internet: a Study Reporting by Top 95 Companies in of Spanish Listed Companies.

  Malaysia.Procedia Economics and Accounting, Auditing &

  Finance, 35 , 156-165. Accountability Journal, 24 (4), 471- 501.

  Mahendra, I. B. K. Y., & Putra, I. N. W. A.

  (2014). Pengaruh Komisaris Shirky, Clay. (1995). The Internet by E- Independen, Kepemilikan Mail . Jakarta: PT Elex Media Institusional, Profitabilitas, Komputindo.

  Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Ketepatwaktuan Publikasi Yolana, E. S., Hananto, H., & Sutanto, A. C. Laporan Keuangan Tahunan. E- (2013).Hubungan Karakteristik

  Jurnal Akuntansi Universitas Perusahaan Tehadap Pengungkapan Udayana, 9 (1), 180-199. Informasi Sukarela di Website

  Perusahaan yang Terdaftar Sebagai Muhammad Arief Effendi. (2009). The LQ-45 Periode Agustus 2011-Januari

  Power of Good Corporate 2012.CALYPTRA: Jurnal Ilmiah Governance: Teori dan Mahasiswa Universitas Surabaya, Implementasi . Jakarta: Salemba 2 (2).

  Empat. Nur Indriantoro dan Bambang

  Supomo.(1999). Metodologi

  Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen . Yogyakarta: BPFE.

  Puspitaningrum, D., & Atmini, S. (2012).

  Corporate Governance Mechanism and The Level of Internet Financial Reporting: Evidence from Indonesian Companies. Procedia Economics and Finance, 2 , 157-166.

  Rompas, R., Ilat, V., & Poputra, A. T.

  (2014).Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Governance pada Laporan Tahunan Perusahaan yang Terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.Jurnal Riset Ekonomi,

  Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 2 (3).

Dokumen yang terkait

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BEI

10 36 18

ANALISIS PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL PERUSAHAAN TERHADAP TIMELINESS PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE AND PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BEI

0 8 2

PENGARUH PERTUMBUHAN PENJUALAN, PROFITABILITAS, UKURAN, DAN AKTIVITAS PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2014

0 5 9

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2010

0 1 11

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN PADA NILAI PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE TAHUN 2010-2014 - Perbanas Institutional Repository

0 0 14

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN PADA NILAI PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE TAHUN 2010-2014 - Perbanas Institutional Repository

0 0 14

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN BARANG DAN KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI - Perbanas Institutional Repository

0 0 14

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN BARANG DAN KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI - Perbanas Institutional Repository

0 0 14