BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Dody Yuli Prakoso BAB I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam

  rentang kehidupan individu. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak-anak kemasa dewasa (pubertas). Masa remaja (adolescence/puberty) dimulai pada usia 12 sampai usia 21 tahun. Masa remaja awal (early

  

adolescence ) terjadi pada usia 12 – 15 tahun (Kusmiran, 2012). Secara fisik

  pada masa ini terjadi perubahan organ seksual. Yang menuntut remaja putri mampu merawat organ reproduksi dengan baik terutama dalam hal kebersihan pribadi (personal hygiene).

  Tinggal didaerah tropis seperti di Indonesia membuat keadaan tubuh menjadi lebih lembab dan berkeringat. Akibatnya bakteri mudah berkembang dan menyebabkan bau tidak sedap terutama pada bagian lipatan tubuh yang tertutup seperti ketiak dan lipatan organ genetalia pada wanita. Untuk menjaga agar tubuh tetap dalam keadaan bersih harus memperhatikan kebersihan perseorangan atau personal hygiene. Kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan perilaku seseorang. Kebersihan perorangan atau personal

  

hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan

  seseorang, untuk menjaga kesejahteraan fisik dan psikis (Laily dan Sulistyo,

  1

  2012). Salah satu dampak dari kurangnya menjaga personal hygiene adalah terjadinya keputihan.

  Penelitian yang dilakukan Katharini dan Yuliawati (2009) tentang hubungan personal hygiene dengan kejadian keputihan pada siswi SMU Muhamdiyah Metro didapatkan hasil bahwa prevalensi remaja putri yang mengalami keputihan adalah 75%, proporsi personal hygiene daerah kewanitaan sebagian besar tidak baik 62,5%, sebagian besar remaja memakai antiseptik 60%, pemilihan pakaian dalam sebagian besar tidak baik 85%, menjaga kebersihan saat menstruasi sebagian besar tidak baik 77,5%.

  Dari data yang di dapat dari BKKBN 2009, di Indonesia sebanyak 75% wanita pernah mengalami keputihan minimal satu kali dalam hidupnya dan 45% diantaranya mengalami keputihan sebanyak dua kali atau lebih (BKKBN, 2009, dalam Maulida, 2013). Wijayanti (2009) menyatakan bahwa bila penyakit keputihan ini tidak diobati secara tuntas, maka infeksi dapat menjalar ke rongga rahim kemudian ke saluran telur dan sampai ke indung telur dan akhirnya ke dalam rongga panggul. Tidak jarang wanita menjadi mandul dikarenakan mereka mengalami keputihan.

  Penelitian yang dilakukan Rio (2012) tentang pengaruh penyuluhan kesehatan tentang kebersihan genitalia terhadap upaya pencegahan keputihan pada remaja putri didapatkan hasil bahwa ada perbedaan upaya pencegahan keputihan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan. Pemeliharaan personal

  hygiene kesehatan reproduksi yang bersih perlu ditekankan, hal ini dapat di

  lakukan dengan cara preventif yaitu dengan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan tentang pemeliharaan personal hygiene perlu dilakukan agar bisa mencegah keputihan. Pendidikan kesehatan ini bisa langsung dilakukan secara perorangan maupun berkelompok dengan metode ceramah dan media audiovisual. Metode ceramah merupakan metode pendidikan kesehatan yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja terhadap materi yang diberikan, sedangkan media audiovisual alat yang berguna didalam membantu menstimulasi indera mata (penglihatan) pada waktu terjadinya proses pendidikan (Maulana, 2009).

  Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti di SMK Bakti Purwokerto terhadap 15 responden dengan menggunakan kuesioner diperoleh bahwa ada 6 orang yang sudah pernah mendengar kata- kata personal hygiene (siswi pernah mendengar melalui internet, televisi dan artikel) dan ada 9 orang belum pernah mendengar. Dari 15 siswa juga diperoleh gambaran yang sudah mengetahui bagaimana cara mencegah keputihan hanya 4 siswi sedangkan sisanya belum mengetahui bagaimana mencegah keputihan yang baik dan benar.

  Untuk itulah sangat penting bagi remaja putri untuk mendapat pendidikan kesehatan tentang personal hygiene agar mereka tahu bagaimana seharusnya mereka bersikap ketika menghadapi keputihan yang dialaminya.

B. Rumusan Masalah

  Rendahnya Personal Hygiene pada Remaja Putri menjadi salah satu dampak terjadinya keputihan. Sebanyak 62,5 % proporsi personal hygiene daerah kewanitaan tidak baik. Hal tersebut karena kurangnya pengetahuan Remaja putri dalam pemeliharaan personal hygiene. Hal ini dapat dilakukan dengan cara preventif yaitu dengan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan tentang personal hygiene perlu dilakukan agar mereka tahu bagaimana seharusnya mereka bersikap ketika menghadapi keputihan yang dialaminya. Pendidikan Kesehatan ini dilakukan secara berkelompok dengan metode ceramah dan menggunakan media audiovisual. Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan permasalahan penelitian: “Apakah ada Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Personal Hygiene dengan metode ceramah dan media audiovisual terhadap pengetahuan dan sikap Remaja Putri dalam mencegah Keputihan di SMK BAKTI Purwokerto?”.

C. Tujuan Penelitian

  1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan metode ceramah dan media audiovisual terhadap pengetahuan dan sikap Remaja

  Putri tentang personal hygiene di SMK BAKTI Purwokerto.

  2. Tujuan Khusus

  a. Untuk mengetahui karakteristik remaja putri di SMK BAKTI Purwokerto.

  b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap tentang personal

  hygiene sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan metode ceramah dan media audiovisual. d. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri tentang

  personal hygiene sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan metode ceramah dan media audiovisual.

  e. Untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri tentang personal hygiene sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan dengan metode ceramah dan media audiovisual.

D. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat yang didapat dari penelitian ini antara lain:

  1. Bagi Remaja Diharapkan remaja putri mengetahui tentang personal hygiene, sikap dalam menghadapi dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan terdapat perubahan atau perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap mengenai keputihan.

  2. Bagi Perawat Sebagai acuan untuk lebih meningkatkan peran serta dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang personal hygiene dan meningkatkan derajat kesehatan, khususnya reproduksi remaja di area sekolah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan teori keperawatan dari handerson yang mengemukakan tentang kebutuhan terhadap pendidikan kesehatan untuk mempercepat kesembuhan, memelihara dan mempertahankan kesehatan.

  3. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan membantu pihak sekolah dalam mengenali masalah kesehatan reproduksi siswi terutama tentang personal

  hygiene.

  4. Bagi Keluarga Hasil penelitian ini diharapkan keluarga terutama orang tua mengetahui tentang personal hygine pada remaja putri sehingga memberikan dukungan sosial pada remaja putri tersebut.

  5. Bagi Peneliti Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam perkuliahan khususnya dalam bidang penelitian, serta memberi bahan masukan dan perbandingan bagi penelitian lanjut yang serupa.

E. Penelitian Terkait

  1. Pengaruh pendidikan kesehatan tentang menstruasi terhadap perubahan

  perilaku menstrual hygine remaja putri untuk pencegahan infeksi saluran reproduksi (ISR) oleh Sari (2010). Penelitian ini bertujuan untuk

  mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang menstruasi terhadap perubahan perilaku menstrual hygiene remaja putri untukpencegahan ISR.

  Rancangan penelitian ini adalah true experimental, yang memberikan pendidikan kesehatan tentang menstruasi pada kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Subjek penelitian ini adalah 64 siswi kelas VIII SMP Negeri 1 Malang sebagai kelompok perlakuan dan 52 siswi kelas VIII SMP Negeri 1 Merjosari Malang. Hasil analisis data didapatkan perubahan perilaku menstrual hygiene yang signifikan pada kelompok perlakuan. Riwayat ISR responden kelompok perlakuan menurun dari 78% menjadi 48%.Adapun perbedaan dengan penelitian yang diteliti saat ini adalah pada penelitian yang dilakukan oleh Indah Puspita Sari beliau meneliti pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perubahan perilaku menstrual hygiene untuk pencegahan ISR, sedangkan penelitian yang saya teliti adalah pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri tentang personal hygiene dengan metode ceramah dan media audiovisual dalam menangani keputihan. Adapun kesamaan dalam penelitianini adalah sama-sama ingin mengetahui ada atau tidak adanya pengaruhdari pendidikan kesehatan.

  2. Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan remaja putri dalam

  

menjaga kebersihan organ genetalia untuk mencegah keputihan oleh

  Hariana (2013). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan remaja putri dalam menjaga kebersihan organ genetalia untuk mencegah keputihan.Penelitian ini menggunakan desain eksperimen dengan menggunakan rancangan Pra- Pasca Test dalam suatu kelompok (One-Group Pratest – posttest Design) tanpa kelompok kontrol. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Madrasah Aliyah DDI Attaufiq Padaelo Kab. Barru pada bulan Januari 2013. Populasi penelitian adalah semua siswi remaja putri di Madrasah Aliyah DDI Attaufiq Padaelo Kab. Barru yang bejumlah 80 siswi. Hasil analisis data di dapatkan Pengetahuan remaja putri tentang kebersihan organ genetalia untuk mencegah keputihan sebelum dilakukan penyuluhan responden yang memiliki kriteria pengetahuan rendah 66 (82,5%),setelah dilakukan penyuluhan responden mengalami peningkatan kriteria pengetahuan tinggi sebanyak 75 (93,8%) responden. Perbedaan dengan penilitian yang saya teliti menggunakan metode ceramah dan media audiovisual. Adapun kesamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama ingin mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh dari pendidikan kesehatan.

  3. Hubungan tingkat pengetahuan tentang keputihan dengan perilaku remaja

  

putri dalam menjaga kebersihan diri oleh Solikhah (2010). Penelitian ini

  bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang keputihan dengan perilaku remaja putri dalam menjaga kebersihan diri di Desa Bandung Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif correlation study dengan pendekatan waktu secara Cross Sectional, yaitu jenis penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan antara dua variabel pada situasi atau sekelompok subyek yang dilakukan bersamaan pada satu waktu dengan cara responden mengisi kuesioner yang telah disediakan. Subjek penelitian ini 55 remaja putri di Desa Bandung Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen. Hasil analisis data ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang keputihan dengan perilaku remaja putri dalam menjaga kebersihan diri pada remaja putri dalam menjaga kebersihan diri di Desa Bandung Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen.Perbedaan penelitian ini meneliti hubungan tingkat penegtahuan tentang keputihan dengan perilaku remaja putri dalam menjaga kebersihan diri di Desa Bandung Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen. Adapun penelitian yang saya teliti adalah pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri tentang personal hygiene dengan metode ceramah dan media audiovisual dalam menangani keputihan.

  4. Pengaruh promosi kesehatan dengan pengetahuan remaja putri tentang

  

kebersihan alat kelamin oleh Maulida (2013). Tujuan dari penelitian ini

  adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang kebersihan alat kelamin pada remaja putri yang diberikan promosi kesehatan dan remaja putri yang tidak diberikan promosi kesehatan di SMP Negeri 1 Permata. Penelitian ini dilakukan tanggal 27s/d 28 Mei 2013 di SMP Negeri 1 Permata. Jenis penelitian ini adalah eksperiment semu (Quasi eksperiment) dengan rancangan preetest dan posttiest with control design. Populasi dan sampel dari penelitian ini adalah siswi kelas 1 dan 2 SMP Negeri 1 Permata yang berjumlah 50 orang. Populasi untuk kelompok perlakuan sebanyak 25 orang dan kelompok kontrol sebanyak 25 orang. Analisis data menggunakan uji T Test berpasangan (paired test). Hasil analisis data didapatkan adanya perubahan tingkat pengetahuan yang signifikan saat posttest dimana t hitun g= 4,342 dan ttabel = 2,064 (t hitung > t tabel) pada kelompok perlakuan.

  Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh promosi kesehatan tentang kebersihan alat kelamin terhadap perubahan tingkat pengetahuan remaja putri SMP Negeri 1 Permata. Perbedaan penelitian yang saya teliti adalah pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri tentang personal hygiene dengan metode ceramah dan media audiovisual dalam menangani keputihan.