PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI PAKAIAN BEKAS (Studi di Pasar Perumnas Way Halim Bandar Lampung) - Raden Intan Repository

  

PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI PAKAIAN BEKAS

(Studi di Pasar Perumnas Way Halim Bandar Lampung)

Proposal

  

Diajukan untuk Diseminarkan Dalam Memenuhi Syarat-syarat

Dan Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

(S.H) Dalam I lmu Syari’ah

Oleh:

HAFIFAH AGUSTINA

  NPM : 1421030175

Jurusan : Mu’amalah

FAKULTAS SYARI’AH

  

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN

LAMPUNG

1440 H / 2018 M

PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI PAKAIAN BEKAS

  

(Studi di Pasar Perumnas Way Halim Bandar Lampung)

Skripsi

  Diajukan untuk melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

  Dalam Ilmu Syari’ah

  

Oleh:

HAFIFAH AGUSTINA

NPM : 1421030175

Jurusan : Mu’amalah

  Pembimbing I : Dr. H. A. Khumaidi Ja’far, M.H.

  Pembimbing II : Eti Karini, S.H., M.Hum

  FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1440 H / 2018 M

  

ABSTRAK

  Maraknya pakaian bekas yang beredar di Indonesia sedikit banyak berpengaruh terhadap daya beli masyarakat, seperti yang terjadi pada beberapa toko di Pasar Perumnas Way Halim Bandar Lampung. Harga yang relatif murah dan terjangkau bagi semua kalangan adalah yang melatarbelakangi para pembeli membeli pakaian bekas. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana sistem jual beli pakaian bekas di Pasar Perumnas Way Halim Bandar Lampung dan bagaimana perspektif hukum Islam tentang sistem jual beli pakaian bekas di Pasar Perumnas Way Halim Bandar Lampung. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sistem jual beli pakaian bekas di Pasar Perumnas Way Halim Bandar Lampung telah sesuai dengan ketentuan hukum Islam. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan, mencatat, dan menganalisis, mengenai bagaimana sistem jual beli pakaian bekas di Pasar Perumnas Way Halim Bandar Lampung. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, dan wawancara. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan praktik jual beli pakaian bekas di Pasar Perumnas Way Halim Bandar Lampung dilihat dari sisi pandangan hukum Islam dari segi subjeknya jual beli ini adalah sah, karena telah memenuhi rukun dan syarat dalam bermu’amalah, tetapi dibatalkan dari segi objeknya karena jual beli ini ilegal, meski masih tergolong aman untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh para pembeli, tetapi tetap dilarang karena sesuai dengan peraturan Menteri Perdagangan mengenai larangan impor pakaian bekas yang dapat menimbulkan kerugian bagi para pembeli karena dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, serta dapat merugikan industri dalam negeri.

  

MOTTO

          

             

  هللا

  Artinya:

  “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang

  • kepadamu. ” (Q.S. An-Nisa’(4): 29)
  • Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: PT. Mizan Buana Kreativa, 2012), h. 83

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi sederhana ini kupersembahkan sebagai tanda cinta, kasih sayang, dan hormat yang tak terhingga kepada:

  1. Ayahanda dan Ibunda tercinta atas segala pengorbanan, doa, dukungan moril dan materil serta curahan cinta kasih sayang yang tak terhingga;

  2. Abangku, Ayuk iparku, dan Adik-adikku atas segala doa, dukungan dan kasih sayang; Semoga Allah SWT memberikan pahala yang berlipat ganda kepada semuanya, serta senantiasa menanamkan jiwa dan hati untuk selalu sibuk memperbaiki diri.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  Nama Lengkap Hafifah Agustina, putri kedua dari pasangan Ayahanda Muhammad Yusuf, S.Pd.I dan Ibunda Rohmah Cahya. Lahir di Bandar Lampung,

  21 Agustus 1996. Mempunyai saudara kandung yaitu seorang abang bernama Suliadi Fajriansyah, S.Pd.I, seorang adik laki-laki bernama Imam Hafifuddin, dan adik perempuan bernama Muzdhalifah.

  Riwayat pendidikan : 1.

  Taman Kanak-Kanak Intan Pertiwi Tanjung Senang Bandar Lampung pada tahun 2001 dan selesai pada tahun 2002

  2. Madrasah Ibtidaiyah Negeri 6 Bandar Lampung pada tahun 2002 dan selesai pada tahun 2008

  3. Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Bandar Lampung pada tahun 2008 dan selesai pada tahun 2011

4. Madrasah Aliyah Swasta Mathla’ul Anwar Linahdlatil ‘Ulama Pusat Menes

  Pandeglang Banten pada tahun 2011 dan selesai pada tahun 2014 5. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung yang telah berubah menjadi Universitas Islam Negeri (UIN), Program Studi

  Mu’amalah (Hukum Ekonomi Syari’ah) Fakultas Syari’ah pada tahun 2014

KATA PENGANTAR

  Assalamu’alaikum Wr.Wb

  Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan beribu-ribu nikmat, rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga skripsi dengan judul

  “Perspektif

Hukum Islam Tentang Jual Beli Pakaian Bekas” (Studi di Pasar Perumnas

Way Halim Bandar Lampung) dapat terselesaikan. Shalawat serta salam

  semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada para keluarga, sahabat, tabi’in tabi’at nya dan para pengikutnya yang setia kepadanya hingga akhir zaman.

  Skripsi ini ditulis dan diselesaikan sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi pada program Strata Satu (S1) Jurusan Muamalah Fakultas Syari’ah UIN Raden Intan Lampung guna memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H) dalam bidang Ilmu Syari’ah.

  Atas semua pihak dalam proses penyelesaian skripsi ini, peneliti tak lupa haturkan terima kasih sebesar-besarnya. Secara rinci ungkapan terima kasih tersebut disampaikan kepada : 1.

  Dr. Alamsyah, S.Ag., M.Ag., selaku Dekan Fakultas Syari’ah UIN Raden Intan Lampung yang senantiasa tanggap terhadap kesulitan-kesulitan mahasiswanya;

  2. Dr. H. A. Khumedi Ja’far, S.Ag., M.H., selaku Ketua Jurusan Mu’amalah dan Khoiruddin, M.S.I. selaku Sekretaris Jurusan Mu’amalah yang senantiasa membantu memberikan arahan terhadap kesulitan-kesulitan mahasiswanya;

  3. Dr. H. A. Khumedi Ja’far, S.Ag., M.H., selaku pembimbing I dan Eti Karini, S.H., M.Hum. selaku Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk membantu dan membimbing serta memberi arahan dalam penyelesaian skripsi ini; 4. Tim penguji pada ujian munaqasyah; Dr. H. Khoirul Abror, M.H. selaku ketua sidang, Drs. H. Haryanto H, M.H. selaku penguji I, Dr.

  H.A.Khumedi Ja’far, S.Ag.M.H. selaku penguji II, dan Helma Maraliza, S.E.I.,M.E.Sy. selaku sekretaris; yang telah memberikan arahan dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini;

  5. Bapak / Ibu Dosen dan Staff Karyawan Fakultas Syari’ah yang tidak dapat disebutkan satu persatu;

  6. Ibu Margareth, Ibu Elan, Ibu Ani, dan Ibu Siska selaku penjual pakaian bekas serta para pembeli yang telah membantu dan meluangkan waktu untuk diwawancara di toko; 7. Seorang motivator pribadi, sang calon pendamping wisuda yang tanpa henti memberikan dukungan berupa semangat, kasih sayang, serta doa,

  Rezaldi Muhamad Pamungkas,S.Ag., Thank you for being who you are

  and for being with me , semoga niat baikmu menujuku dipermudah

  oleh-Nya; 8. Sahabat-sahabatku terkasih, Wilda, Nure, Rizki, Mauli, Fitri, Dea, Zuu,

  Wiken, Ardi, Reki, Lumse, Dhanil, Bahtara, Hardi, dan Agil, yang telah memberikan dukungan dan semangat tiada henti;

  9. Rekan-rekan seperjuangan dalam menuntut ilmu Mu’amalah D 2014 semoga dapat mengamalkan ilmu yang telah didapat kapanpun dan dimanapun kalian berada; 10.

  Rekan- rekan KKN 229 Desa Nusawungu, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Pringsewu semoga segala yang terbaik selalu menghampiri kalian;

  Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semuanya. Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang akan membangun peneliti terima dengan senang hati.

  Akhirnya, hanya kepada Allah SWT peneliti serahkan segalanya, mudah-mudahan betapapun kecilnya skripsi ini dapat menjadi sumbangan yang cukup berarti dalam pengembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

  Bandar Lampung, Oktober 2018

  Hafifah Agustina

  DAFTAR ISI halaman ABSTRAK .................................................................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii PENGESAHAN .............................................................................................. iv LAMPIRAN .................................................................................................... v MOTTO .......................................................................................................... vi PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ viii KATA PENGANTAR .................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

  BAB I : PENDAHULUAN A. Penegasan Judul ......................................................................

  1 B. Alasan Memilih Judul ...............................................................

  2 C. Latar Belakang Masalah ............................................................

  3 D. Rumusan Masalah .....................................................................

  7 E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...............................................

  7 F. Metode Penelitian ......................................................................

  8 BAB II : LANDASAN TEORI A.

  Jual Beli Dalam Hukum Islam ................................................ 14 1.

  Pengertian Jual Beli .............................................................. 14 2. Dasar Hukum Jual Beli ....................................................... 17 3. Syarat-syarat Jual Beli .......................................................... 20 4. Rukun Jual Beli .................................................................... 31 5. Macam-macam Jual Beli ...................................................... 33 6. Jual Beli yang Dilarang ........................................................ 37 7. Manfaat dan Hikmah Jual Beli ............................................. 43 B. Pakaian Bekas............................................................................ 44 1.

  Pengertian Pakaian Bekas .................................................... 44 2. Ciri-ciri Pakaian Bekas ........................................................ 45 3. Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Pakaian

  Bekas .................................................................................. 45 4. Dampak Negatif Penggunaan Pakaian Bekas ...................... 49

  BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................... 52 1. Sejarah Singkat Berdirinya Pasar Perumnas Way Halim Bandar Lampung....................................................... 52 2. Kondisi Demografi Pasar Perumnas Way Halim Bandar Lampung ................................................................ 53 3. Lokasi Pasar Perumnas Way Halim Bandar Lampung ....... 53 4. Visi dan Misi Pasar Perumnas Way Halim Bandar Lampung ............................................................................. 53 B. Proses Transaksi Jual Beli Pakaian Bekas di Pasar Perumnas Way Halim Bandar Lampung ..........................

  54 C. Pendapat Para Pembeli Pakaian Bekas di Pasar Perumnas Way Halim .................................................................................

  57 BAB IV : ANALISIS DATA A.

  Sistem Pelaksanaan Jual Beli Pakaian Bekas di Pasar Perumnas Way Halim Bandar Lampung ..................................

  66 B. Perspektif Hukum Islam Tentang Jual Beli Pakaian Bekas di Pasar Perumnas Way Halim Bandar Lampung ................. 70

  BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................. 73 B. Saran ........................................................................................ 74 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Sebagai kerangka awal guna mendapatkan gambaran yang jelas dan

  memudahkan dalam memahami skripsi ini, maka perlu adanya uraian terhadap penegasan arti dan makna dari beberapa istilah yang terkait dengan tujuan skripsi ini. Dengan penegasan tersebut diharapkan tidak akan terjadi kesalahpahaman terhadap pemaknaan judul dari beberapa istilah yang digunakan, disamping itu langkah ini merupakan proses penekanan terhadap pokok permasalahan yang akan dibahas.

  Adapun skripsi ini berjudul

  “Perspektif Hukum Islam Tentang Jual

Beli Pakaian Bekas (Studi di Pasar Perumnas Way Halim Bandar

Lampung)”. untuk itu perlu diuraikan pengertian dari istilah-istilah judul

  tersebut sebagai berikut:

  1 Perspektif adalah sudut pandang atau pandangan. pandangan yang

  dimaksud adalah pandangan terhadap keadaan sekarang maupun yang akan datang yang mengacu pada pandangan hukum Islam.

  Hukum Islam adalah istilah atau bahasa hukum yang sering digunakan untuk menyatakan hukum-hukum yang tercakup dalam ranah atau wilayah kajian Islam yang secara umum dan sering juga dinyatakan dengan sebutan

  2

  hukum Hukum Islam juga merupakan tuntunan Hukum Syara’ atau Syari’ah. dan tuntutan, tata aturan yang harus ditaati dan diikuti oleh manusia sebagai 1 Bunyana Sholihin, Metodologi Penelitian Syari’ah, (Yogyakarta: Kreasi Total Media, 2018), h. 11. 2

  2

  3

  perwujudan pengamalan Al- Qur’an dan As-Sunnah serta Ijma’ para sahabat. Hukum Islam dalam hal ini lebih spesifik pada hukum Islam yang mengatur hubungan antar sesama manusia, yakni Fiqh Mu’amalah.

  Jual Beli adalah suatu perjanjian tukar menukar barang dengan barang atau barang dengan uang, dengan jalan melepaskan hak milik dari yang satu kepada yang lain atas dasar saling merelakan sesuai dengan ketentuan yang

  4 dibenarkan syara’.

  Pakaian Bekas adalah benda atau barang yang dipakai oleh manusia

  5 untuk menutupi tubuhnya namun barang tersebut telah dipakai oleh orang lain.

  Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat dipahami bahwa yang dimaksud dari judul skripsi ini adalah suatu kajian tentang bagaimana pandangan hukum Islam tentang praktik jual beli barang yang telah dipakai oleh orang lain sebelumnya untuk menutupi bagian tubuhnya yang dilakukan di Pasar Perumnas Way Halim Bandar Lampung, dilihat/ditinjau dari sudut pandang Islam.

B. Alasan Memilih Judul

  Ada beberapa alasan yang menjadi motivasi penulis memilih judul diatas karena berdasarkan pada:

  3 4 Beni Ahmad Saebani, Ilmu Ushul Fiqh (Bandung: Pustaka Setia, 2009), h. 51 A.Khumedi Ja’far, Hukum Perdata Islam Di Indonesia, (Bandar Lampung: UIN Raden Intan Lampung, 2014), h. 146 5

  3

  1. Secara Objektif a.

  Terjadinya praktik penjualan pakaian bekas sangat tidak sesuai dengan hukum Islam mengenai manfaat dan kelayakan dari barang tersebut yang dapat menimbulkan kerugian industri dalam negeri.

  b.

  Karena masih sedikit masyarakat yang memahami bagaimana praktik jual beli yang seharusnya. Adanya serta meninjau dalam pandangan hukum Islam.

  c.

  Sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 51/M- DAG/PER/7/2015 Tentang Larangan Impor Pakaian Bekas.

  2. Secara Subjektif Dari aspek yang diteliti, permasalahan tersebut sangat memungkinkan diadakan penelitian karena: a.

  Lokasi penelitian yang mudah dijangkau.

  b.

  Tersedianya buku-buku atau literatur yang menunjang.

  c.

  Judul ini memiliki relevansi dengan ilmu yang ditekuni pada jurusan Muamalah di Fakultas Syariah UIN Raden Intan Lampung.

C. Latar Belakang Masalah

  Manusia sebagai makhluk sosial yaitu makhluk yang berkodrat hidup dalam masyarakat. Manusia selalu berhubungan satu sama lain untuk memenuhi hajat hidupnya. Untuk memenuhi hajat hidupnya, banyak cara yang dapat dilakukan.

4 Islam memberikan ajaran kepada manusia selain untuk beribadah, juga

  mengajarkan untuk melakukan sesuatu hal yang berkaitan dengan hubungan sesama manusia. Islam mengatur hubungan kuat antara akhlak, akidah, ibadah, dan muamalah. Aspek muamalah merupakan aturan bagi manusia dalam menjalankan kehidupan sosial, sekaligus merupakan dasar untuk membangun sistem perekonomian yang sesuai dengan nilai-nilai dalam Islam dan ketentuan Perundang-undangan yang berlaku di negara. Ajaran muamalah akan menahan

  6 manusia dari menghalalkan segala cara untuk mencari rezeki.

  Adapun salah satu bentuk muamalah yang terjadi ialah jual beli pakaian bekas. Terjadinya berinteraksi dalam melakukan dunia usaha jual beli, bertemunya antara pernjual dan pembeli yang saling berhubungan yaitu harus didasarkan dengan adanya ijab dan qabul. Mengenai masalah jual beli, maka kita juga harus mengetahui tentang adanya hukum-hukum dan aturan-aturan jual beli itu sendiri. Islam juga mengajarkan bahwa hubungan manusia dalam masyarakat harus dilakukan atas dasar pertimbangan yang mendatangkan manfaat dan menghindarkan dari mudharat.

  Proses globalisasi dan liberalisasi perdagangan internasional yang berkembang pesat saat ini, di mana satu sisi telah mendorong keterbukaan pasar global yang semakin luas, namun pada sisi lainnya juga menimbulkan persaingan pasar yang sangat ketat, telah membawa pengaruh terhadap pelaksanaan kegiatan impor di Indonesia yang pada akhirnya dapat mengganggu kepentingan pembangunan ekonomi nasional. 6

  5 Kemudian mengingat bahwa pakaian bekas adalah barang yang berasal dari impor luar negeri yang berpotensi membahayakan kesehatan manusia sehingga tidak aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat, maka Pemerintah dalam hal ini Menteri Perdagangan telah menerbitkan Peraturan Nomor 51/M/- DAG/PER/7/2015 tentang larangan impor pakaian bekas dalam Pasal 2 yang berbunyi, “Pakaian bekas dilarang untuk masuk ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia pada atau setelah tanggal Peraturan Menteri ini berlaku, wajib untuk dimusnahkan”. Hal ini dikarenakan dapat merusak industri tekstil dalam negeri yang dapat menimbulkan banyak kerugian lainnya. Oleh karena itu sangat diperlukan adanya upaya peningkatan kesadaran hukum masyarakat khususnya di Kota Bandar Lampung mengenai dampak negatif dari pakaian bekas yang diimpor dari luar negeri.

  Kondisi seperti ini terjadi karena perekonomian yang sangat lemah, dan kesadaran hukum masyarakat yang masih kurang. Secara rasio, barang bekas tidak terlepas dari sifat cacat selain melihat barang yang dijual, pembeli juga membutuhkan tempat, sehingga dapat melihat barangnya secara langsung dan mengidentifikasi kecacatan barang tersebut sesuai atau tidak dengan kekurangan barang yang dijual. Karena cacat sendiri menurut bahasa adalah segala sesuatu yang dapat menghilangkan kejadian suatu barang yang

  7 menyebabkan berkurangnya keaslian dari barang tersebut.

  Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk menganalisa dan meneliti lebih lanjut dengan paparan dalam karya ilmiah dalam bentuk skripsi 7 Ahmad Azhar Basir, Azas-azas Hukum Muamalah, (Yogyakarta: Fakultas UII,1993),

  6

  yang berjudul:

  ”Perspektif Hukum Islam Tentang Jual Beli Pakaian Bekas” (Studi di Pasar Perumnas Way Halim Bandar Lampung).

D. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat menarik permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah sistem jual beli pakaian bekas di Pasar Perumnas Way Halim Bandar

  Lampung telah memenuhi ketentuan hukum Islam? 2. Bagaimana perspektif hukum Islam tentang jual beli pakaian bekas di Pasar

  Perumnas Way Halim Bandar Lampung?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a.

  Untuk mengetahui sistem jual beli pakaian bekas di Pasar Perumnas Way Halim Bandar Lampung.

  b.

  Untuk mengetahui perspektif hukum Islam tentang jual beli pakaian bekas di Pasar Perumnas Way Halim Bandar Lampung.

2. Kegunaan Penelitian a.

  Secara Teoritis Penelitian ini sebagai upaya untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman sehingga dapat memberikan sumbangan pemikiran oleh kalangan umat muslim serta para sarjana hukum Islam khususnya tentang bermuamalah.

  7 b. Secara Praktis

  1) Sebagai masukan bagi masyarakat, pembaca, serta orang-orang yang membutuhkan sehingga dapat diambil langsung manfaat dan dapat memberikan solusi terhadap permasalahan dalam praktik penjualan pakaian bekas khususnya di Pasar Perumnas Way Halim Bandar Lampung.

  2) Penelitian ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat memenuhi tugas akhir guna memperoleh gelar S.H., pada Fakultas Syariah

  UIN Raden Intan Lampung.

F. Metode Penelitian

  1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian langsung dilakukan dilapangan atau pada responden. Dalam hal ini akan langsung mengamati praktik jual beli pakaian bekas di Pasar Perumnas Way Halim Bandar Lampung.

  2. Sifat Penelitian Sifat penelitian ini adalah deskriptif. Yang dimaksud dengan metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti suatu objek yang bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis dan objektif mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, ciri-ciri pada fenomena-fenomena tertentu.

8 Penelitian yang digagas ditujukan untuk melukiskan, melaporkan,

  8

  8

  dan menjelaskan mengenai objek yang diteliti, selanjutnya menganalisis penelitian tersebut dengan menggunakan ketentuan hukum Islam dan Peraturan Menteri Perdagangan yang berfokus pada masalah jual beli pakaian bekas di Pasar Perumnas Way Halim Bandar Lampung.

3. Jenis Data dan Sumber Data

  Sumber data adalah koleksi fakta-fakta atau nilai numerik (angka)

  9 sedangkan sumber data adalah subjek dari mana data tersebut diperoleh.

  Fokus penelitian ini lebih pada persoalan penentuan hukum dari adanya jual beli pakaian bekas, oleh karena itu sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a.

  Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber asli

  (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual maupun secara kelompok, hasil observasi

  10

  terhadap suatu benda (fisik), kejadian, dan hasil pengujian. Dalam hal ini data primer yang diperoleh peneliti bersumber dari penjual pakaian bekas dan pembeli pakaian bekas di Pasar Perumnas Way Halim Bandar Lampung.

  b.

  Data Sekunder Data sekunder adalah data yang lebih dahulu dikumpulkan dan 9 dilaporkan oleh orang atau instansi diluar dari peneliti sendiri, walaupun

  Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi IV, (Jakarta: Rineka Cipta,1998), h. 114 10

  9

  11

  yang dikumpulkan itu sesungguhnya data asli. Data sekunder yang diperoleh peneliti dari Peraturan Perundang-undangan dan Peraturan Menteri Perdagangan tentang larangan impor pakaian bekas, dan buku- buku yang mempunyai relevansi dengan permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini.

  4. Populasi

  12 Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila populasi

  kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua sehingga penelitian yang dilakukan merupakan penelitian populasi. Pada penelitian di Pasar Perumnas Way Halim Bandar Lampung ditemukan populasi yang berjumlah kurang dari 100 orang yang melakukan transaksi jual beli pakaian bekas.

  5. Sampel

  Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil dengan cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap serta

  13

  dapat dianggap mewakili populasi. Ditemukan sampel pada penelitian ini yaitu 14 orang. Terdiri dari 4 orang penjual pakaian bekas dan 10 orang pembeli pakaian bekas di Pasar Perumnas Way Halim Bandar Lampung.

  6. Metode Pengumpulan Data

  Dalam usaha menghimpun data untuk penelitian ini, digunakan 11 beberapa metode, yaitu sebagai berikut: 12 Ibid , h. 58 13 Suharsimi Arikunto, Op.Cit, h. 173

Susiadi AS, Metodologi Penelitian, (Bandar Lampung: Seksi Penerbit Fakultas

  10 a.

  Observasi Observasi yaitu kegiatan mengamati dan mencatat secara sistematis

  14

  fenomena-fenomena yang diselidiki. Dalam penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah praktik jual beli pakaian bekas di Pasar Perumnas Way Halim Bandar Lampung tersebut telah memenuhi rukun dan syarat dalam bermuamalah dengan cara pengamatan secara langsung ke lokasi objek penelitian dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena- fenomena yang sedang diteliti untuk mendapatkan gambaran secara nyata.

  b.

  Wawancara (Interview) Pengumpulan data melalui wawancara (interview) adalah

  “suatu bentuk komunikasi verbal, jadi semacam percakapan yang bertujuan

  

15

Hal ini digunakan untuk memperoleh untuk memperoleh informasi”.

  data dan informasi yang diperlukan berkaitan dengan penelitian. Wawancara langsung diadakan dengan orang yang menjadi sumber data dan dilakukan tanpa perantara, baik tentang dirinya maupun tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan dirinya untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Adapun wawancara tidak langsung dilakukan terhadap orang yang dimintai keterangan tentang orang lain. Pada praktiknya telah disiapkan daftar pertanyaan untuk peneliti ajukan secara langsung kepada para penjual dan pembeli pakaian bekas di 14 Pasar Perumnas Way Halim Bandar Lampung.

  Cholid Narbukodan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 70 15

  11 c. Dokumentasi

  Metode dokumentasi yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu Peraturan Undang-undang Nomor 7 Tahun 2015 Tentang Perdagangan, dan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 51/M-DAG/PER/7/2015 Tentang Larangan Impor Pakaian Bekas yang terdapat dalam Pasal 2, dan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 48/M-DAG/PER/7/2015 Tentang Ketentuan Umum di Bidang Impor.

7. Metode Pengolahan Data

  Setelah data terkumpul, tahap selanjutnya adalah mengolah data tersebut dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: a. Pemeriksaan Data (Editing) adalah proses pengecekan, pengoreksian data yang telah dikumpulkan, karena kemungkinan data yang masuk

  (raw data) atau terkumpul itu tidak logis dan meragukan. serta pemusatan perhatian pada penyederhanaan data dalam arti mengecek ulang terhadap data-data atau bahan-bahan yang telah diperoleh untuk mengetahui catatan itu cukup baik dan dapat segera dipersiapkan untuk

  16 keperluan berikutnya.

  b. Sistematisasi Data (Sistematizing), adalah menempatkan data menurut kerangka sistematika bahasan berdasarkan urutan masalah. Yang dimaksud dalam hal ini yaitu mengelompokkan data secara sistematis

16 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: PT. RajaGrafindo

  12

  data yang sudah diedit dan diberi tanda itu menurut klasifikasi dan

  17 urutan masalah.

8. Metode Analisis Data

  Untuk menganalisa data dilakukan secara analisis kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

  18

  tertulis atau lisan dari orang-orang yang dapat diamati. Dalam metode berfikir induktif, yaitu metode yang mempelajari suatu gejala yang umum mengenai fenomena yang diselidiki untuk dispesialisasikan dengan gejala

  

19

khusus yang berlaku dilapangan.

  Dengan metode ini penulis dapat menyaring atau menimbang data yang telah terkumpul dan dengan metode ini data yang ada dianalisa, sehingga didapatkan jawaban yang benar dari permasalahan. Didalam menganalisa data, peneliti akan mengolah data-data yang diperoleh dari hasil studi kepustakaan. Data-data tersebut akan penulis olah dengan baik dan untuk selanjutnya diadakan pembahasan terhadap masalah-masalah yang

  20

  berkaitan. Tujuannya dapat dilihat dari sudut hukum Islam yaitu agar dapat memberikan kontribusi keilmuan serta memberikan pemahaman mengenai jual beli pakaian bekas dalam perspektif atau pandangan hukum Islam.

17 Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, (Bandung: PT. Citra Aditya

  Bakti, 2004), h. 126 18 Lexy Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000), h. 2 19 Hadi Sutrisno, Metodologi Research Jilid I, (Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 1983), h. 80 20

BAB II LANDASAN TEORI A. Jual Beli Dalam Hukum Islam

1. Pengertian Jual Beli

  Perdagangan atau jual beli menurut bahasa berarti al- ba’i, at-tijarah. Berkenaan dengan kata at-tijarah, sebagaimana dijelaskan dalam Q.S Fathir

  1

  (35) : 29

  َ ...

  َ ََََ َ ..

  ََرْوُ بَ تَْنَل ًَةَرَاَِتِ ََنْوُجْرَ ي

  “Mereka itu mengharapkan tijarah (perdagangan) yang tidak akan rugi.” (Q.S Fathir (35) : 29)

  

2

Menurut istilah (terminologi) yang dimaksud dengan jual beli adalah sebagai berikut.

  a.

  Menurut ulama Hanafiyah jual beli adalah:

  3 َََََََََََََََََََََََََََََََََََََََََََََََ َ ٍَصْوُصَْمٍََوْجَوَىَلَعَ ٍلاَِبَِ ٍلاَم َُةَلَداَبُم

  “Pertukaran harta (benda) dengan harta (yang lain) berdasarkan cara khusus (yang dibolehkan).”

  1 2 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), h. 67 3 Hendi Suhendi, Op.Cit, h. 68

  A. Khumedi Ja‟far, Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Bandar Lampung: Pusat Penelitian dan Penerbitan IAIN Raden Intan Lampung, 2015), h. 139-140 b.

  Menurut Imam Nawawi definisi jual beli adalah:

  4

  َ َ اًكْيِلَْتَ ٍَلاَِبَِ ٍلاَم ُةَلَ باَقُم

  “Pertukaran harta dengan harta (yang lain) untuk kepemilikan”.

  Jual beli menurut Sayyid Sabiq adalah penukaran benda dengan benda yang lain dengan jalan saling merelakan atau memindahkan hak milik

  5 dengan adanya penggantinya dengan cara yang dibolehkan.

  Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa jual beli adalah suatu perjanjian tukar menukar benda atau barang yang mempunyai nilai secara sukarela diantara kedua belah pihak, yang satu menerima benda-benda dan pihak lain menerimanya sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang telah dibenarkan Syara‟ dan disepakati. Sesuai dengan ketentuan hukum maksudnya adalah memenuhi persyaratan-persyaratan, rukun-rukun, dan hal-hal lain yang ada kaitannya dengan jual beli sehingga bila syarat-syarat dan rukun nya tidak terpenuhi

  6 berarti tidak sesuai dengan ketentuan Syara‟.

2. Dasar Hukum Jual Beli

  Jual beli sebagai sarana tolong-menolong antara sesama umat manusia mempunyai landasan yang kuat dalam Al- Qur‟an dan Sunnah Rasulullah.

  SAW. terdapat beberapa ayat Al- 4 Qur‟an dan Sunnah Rasulullah SAW. yang 5 Nasrun Haroen, Fikih Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), h. 112 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah Jilid 12, (Bandung: Al- 6 Ma‟arif, 1997), h. 45

  Ibid , h. 69 berkaitan dengan jual beli, yaitu:

  a. Al- Qur‟an

  Al- Qur‟an adalah dasar hukum yang menduduki tingkat pertama dalam menentukan hukum-hukum yang berlaku dalam kehidupan beragama. Dalam masalah jual beli terdapat beberapa penjelasan yang melatarbelakangi jual beli, diantaranya adalah dalam Q.S. Al-Baqarah (2) ayat 275 berbunyi:

  َﷲ َاوَبِّرلاََمَّرَحَوََعْيَ بْلا ََّلَحَاَو..

  Artinya:“..Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan

  7 riba.

  ” (Q.S al-Baqarah (2): 275) Ayat di atas secara umum tapi tegas memberikan gambaran tentang hukum kehalalan jual beli dan keharaman riba. Allah SWT tegas-tegas menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba, meskipun keduanya (jual beli dan riba) sama-sama mencari keuntungan ekonomi, namun terdapat perbedaan yang mendasar dan signifikan terutama dari sudut pandang cara memperoleh keuntungan disamping tanggung jawab resiko kerugian

  8 yang kemungkinan timbul dari usaha ekonomi itu sendiri.

  Allah juga telah menegaskan dasar hukum jual beli dalam surat An-

  Nisa‟ ayat 29 yang berbunyi:

  َ اْوُلُكَْأَتََلاَاْوُ نَمآََنْيِذَّلاََاهُّيآَي 7 ًَةَراَِتََِنْوُكَتَْنَاََّلآِاَ ِلِطاَبْلاِبَْمُكَنْ يَ بَْمُكَلاَوْمَا Departemen Agama RI Al- 8 Quran dan Terjemahnya, (Semarang: Asy Syifa‟, 1989), h. 69 Muhammad Amin Suma, Tafsir Ayat Ekonomi, (Jakarta: Paragonatama Jaya, 2013), h.

  173-174

  َ ََََََََََََََََََََََََ ََ َ َﷲ ََّنِا َ َ* َ اًمْيِحَرَْمُكِبََناَك َْنَع َْمُكْنِّمٍَضاَرَ ت

  Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membuuh dirimu. Sungguh Allah Maha Penyayang kepadamu”. (Q.S. An-Nisa (4):

  9

  29) Isi kandungan ayat diatas menekankan keharusan mengindahkan peraturan-peraturan yang ditetapkan dan tidak melakukan melakukan apa yang istilahkan dengan al-bathil, yakni pelanggaran terhadap ketentuan agama atau persyaratan yang disepakati. Ayat tersebut juga menekankan adanya kerelaan kedua belah pihak. Walaupun kerelaan adalah sesuatu yang tersembunyi dilubuk hati, indikator dan tanda-tandanya dapat terlihat. Ijab dan qabul, atau apa saja yang dikenal dengan adat kebiasaan sebagai serah terima adalah bentuk-bentuk yang digunakan hukum untuk menunjukkan kerelaan.

  b. Hadits Hadits adalah sumber kedua yang merupakan pedoman mengistimbat suatu hukum. Adapun hadits yang mengemukakan tentang jual beli antara lain yang diriwayatkan oleh Rifa‟ah ibn Rafi:

  َ ﷲ ﷲ َىَّلَصَِِّبَِّنلاََنَعَُوْنَع َُّيَاَ:َلِئُسََمَّلَسَوَِوْيَلَع ََيِصَرٍَعِفاَرَِنْبََةَعاَفَرَْنَع

  رازبلا َ هاور(َ ٍرْوُرْ بَمَ ٍعْيَ بَُّلُكَوَِهِدَيِبَ ِلُجَّرلاََلِمَعَ:َلاَقَ؟ُبَيْطَاَ ِبْسَكْلا

  10

  َ 9 َ )مكالحاَوححصو 10 Departemen Agama RI, Op.Cit, h. 83 Al Hafidh Ibnu Hajar Al Asqalani, Bulughul Maram Min Adilatil Ahkam, Penerjemah Artinya: “Dari Rifa‟ah ibn Rafi r.a bahwasanya Nabi SAW. pernah ditanya,“pekerjaan apa yang paling baik?” Beliau menjawab, “pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang baik”. (H.R. Al-Bazzar dan dianggap Shahih menurut Hakim)

  Berdasarkan hadits diatas, menjelaskan “ عْيَب

  رْو رْبَم ” jual beli yang benar yakni jual beli yang memenuhi rukun dan syarat-syaratnya serta tidak mengandung unsur kecurangan, penipuan, dan saling menjatuhkan. Hadits lain yang menjelaskan tentang jual beli adalah:

  َ اَنَ ثَّدَح

َِناَدْعَمَِنْبَِدِلاَخَْنَعٍَرْوُ ثَْنَعَىَسْيِعَاَنَرَ بْخَأَىَسْوُمَُنْبَُمْيِىاَرْ بِإ

ﷲ ﷲ

  َىَلَصَِِ َ ِلْوُسَرََّنَاَُوْنَع ٌَدَحَأََلَكَأاَمَ:َلاَقََمَّلَسَوَِوْيَلَعَُِ ََىِضَر

  َ ِﷲ َ ََكَُمَلَّسلاَِوْيَلَعََدُواَد ََلُكْأَيَْنَأَاًرْ يَخَُّطَقًماَعَط َُِبَِنََّنِإَوَِهِدَيَِلَمَعَْنِم

  11

  )ملسمَىراخبلاَهاور(َِهِدَيَِلَمَعَْنِمَُلُكْأَيََنا

  Artinya: “Diceritakan Ibrahim bin Musa, mengabarkan „Isa, dari Tsaur, dari Kholidi bin Ma‟dan, dari Miqdam r.a. bahwa Rasulullah SAW be rkata: “Tidak ada makanan yang dimakan seseorang, sekali-kali tidak ada yang lebih baik daripada makanan-makanan dari hasil usahanya sendiri. Sesungguhnya Nabiyullah Daud a.s makan dari hasil usaha tangan beliau sendiri.” (H.R. Bukhari dan Muslim) c. Ijma

  ‟ Ijma‟ adalah kesepakatan mayoritas ulama mujtahid diantara umat

  Islam pada suatu masa setelah wafatnya Rasulullah SAW. atas hukum

  12

  syar‟i mengenai suatu kejadian atau suatu kasus. Ijma‟ merupakan sumber hukum Islam yang ketiga setelah Al- Qur‟an dan Sunnah.

  Achmad Sunarto, Cetakan Pertama, (Jakarta: Pustaka Amani, 1995), h. 303 11 Al Imam Abu Abdullah Muhammad bin Ismail Al Bukhori, Shahih Bukhori, jilid II, Nomor Hadits 1944, (Bandung: Dahlan,tt), h. 788 12 Abdul Wahab Khallaf, Kaidah-kaidah Hukum Islam (Ilmu Ushul Fiqh), (Jakarta: Rajawali Pers, 1993), h. 64

  Berdasarkan kandungan ayat-ayat Allah, sabda- sabda Rasul dan Ijma‟ diatas, para fuqoha mengatakan bahwa hukum asal dari jual beli adalah mubah (boleh). Akan tetapi, pada situasi-situasi tertentu hukum jual beli bisa berubah.

  Para ulama fiqih terdahulu sampai sekarang telah sepakat bahwa jual beli itu diperbolehkan, jika didalamnya telah terpenuhi rukun dan syarat.

  Alasannya karena manusia tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya

  13

  tanpa bantuan orang lain. Alasan inilah yang dianggap penting, karena dengan adanya transaksi seseorang dapat dengan mudah memiliki barang yang diperlukan dari orang lain.

  Menurut Imam Asy-Syatibi (ahli Fiqih Madzhab Maliki) hukum jual beli bisa jadi wajib disituasi tertentu, beliau mencontohkan dengan situasi terjadi praktik ihtikar (penimbunan barang) sehingga stok hilang dari pasar dan harga melonjak naik, ketika hal ini terjadi maka pemerintah boleh memaksa para pedagang untuk menjual barang-barang dengan harga pasar sebelum terjadi kenaikan harga dan pedagang wajib menjual

  14

  barangnya sesuai dengan ketentuan pemerintah. Jual beli bisa menjadi wajib ketika situasi tertentu, berdasarkan dasar hukum sebagaimana yang telah disebutkan diatas bahwa jual beli tersebut hukumnya mubah atau boleh asalkan di dalamnya memenuhi ketentuan yang ada dalam jual beli.

  Oleh karena itu praktik jual beli yang dilakukan manusia sejak zaman 13 Rasulullah SAW. hingga saat ini menujukkan bahwa umat telah sepakat 14 Rachmat Syafe‟i, Op. Cit Nasrun Haroen, Loc. Cit, h. 114

  15 akan diisyaratkannya jual beli.

  d. Ketetapan Menteri Perdagangan Indonesia Pemerintah mempertegas aturan pelarangan impor pakaian bekas dengan menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) yang berlaku mulai September 2015. Aturan pelarangan tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 51/M-DAG/PER/7/2015 tentang Larangan Impor Pakaian Bekas. Peraturan Menteri tersebut dibentuk untuk mempertegas aturan-aturan senada yang pernah terbit sebelumnya, yaitu Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 230/1997 dan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 64/2012.

  Selain itu juga terdapat dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan terdapat dalam Pasal 47 ayat (1) yang berbunyi

  16

  oleh “Setiap importir wajib mengimpor barang dalam keadaan baru” karena itu, aturan pelarangan impor pakaian bekas sebenarnya telah lama, hanya dipertegas kembali dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 51/M-DAG/PER/7/2015 tentang Larangan Impor Pakaian Bekas yang terdapat dalam Pasal 2 yang berbunyi “Pakaian bekas dilarang untuk

  17 diimpor ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ”.

3. Syarat-syarat Jual Beli

  Syarat menurut syara‟ adalah sesuatu yang harus ada dan 15 menentukan sah dan tidaknya suatu pekerjaan (ibadah), tetapi sesuatu itu 16 Sayyid Sabiq, Op.Cit, h. 46 17 Undang-undang Nomor 7 Tahun 2014 Pasal 47 ayat (1), h. 24 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 51/M-DAG/PER/7/2015 Pasal 2, h. 2

  tidak berada dalam pekerjaan itu. Dalam jual beli terdapat empat syarat, yaitu syarat terjadinya akad (i

  n’iqad), syarat sahnya akad, syarat

  18 terlaksanakannya akad, dan syarat lujum.

  Secara umum tujuan adanya semua syarat tersebut antara lain untuk menghindari pertentangan diantara manusia, menjaga kemaslahatan orang yang sedang berakad, menghindari jual beli gharar (terdapat unsur penipuan), dan lainnya.

  Adapun syarat-syarat jual beli yaitu: a.

  Syarat orang yang berakad Para ulama Fiqih sepakat menyatakan bahwa orang yang melakukan akad jual beli harus memenuhi syarat: 1)