PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) TAHUN 2013 - 2015 - UMBY repository

BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menjabarkan teori-teori yang mendukung hipotesis dan berguna

  dalam menganalisis hasil penelitian. Dalam bagian ini berisi penjelasan teori serta argumentasi yang disusun sebagai acuan dalam memecahkan masalah serta hipotesis.

  A.Pengertian Penilaian Kinerja

  Penilaian kinerja dalam suatu perusahaan tidak terlepas dari keterkaitanya untuk mencapai tujuan perusahaan yang utama, yaitu meningkatkan nilai yang dimiliki oleh suatu peruusahaan. Kinerja perusahaan adalah suatu tampilan tentang kondisi finansial perusahaan selama periode waktu tertentu. Untuk mengukur keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya berfokus pada laporan keuangan disamping data-data non keuangan lain yang bersifat sebagai penunjang. Penilaian kinerja menurut Mangkunegara (2000 : 67) Dimana hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

  Penilaian kinerja menurut Simamora (2004 : 41) Dimana dalam aktifitas ini kinerja karyawan dievaluasi. Karyawan disodori umpan balik positif dan imbalan atas kinerja yang baik serta diarahkan untuk membenahi kinerja yang masih buruk. Penilaian kinerja membandingkan kinerja pekerjaan seseorang terhadap tolak ukur atau tujuan yang ditetapkan untuk posisi orang tersebut”.

  Menurut Schuler (1999:3) yang diterjemahkan oleh Susan adalah: “Penilaian kinerja mengacu pada suatu sistem formal dan terstruktur yang mengatur, menilai, dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku, dan hasil, termasuk tingkat ketidakhadiran. Fokusnya adalah untuk mengetahui seberapa produktif seorang karyawan bisa berkinerja sama atau lebih efektif pada masa yang akan datang”.

  Menurut Mangkupawira (2004:223) : Penilaian kinerja merupakan proses yang dilakukan perusahaan dalam mengevaluasi kinerja pekerjaan seseorang.

  Apabila hal itu dikerjakan dengan benar, ,maka para karyawan, penyedia mereka, departemen SDM, danakhirnya perusahaan akan menguntungkan dengan jaminan bahwa upaya para individu, karyawan mampu mengkontribusi pada fokus strategi perusahaan.

  Dari beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja adalah penilaian yang dilakukan secara sistematis untuk mengetahui hasil pekerjaan karyawan dan sebagai sarana untuk memperbaiki mereka yang tidak melakukan tugasnya dengan baik di dalam suatu organisasi atau perusahaan.

  Disamping itu juga untuk menentukan kebutuhan pelatihan kerja secara tepat, memberikan tanggung jawab yang sesuain kepada karyawan sehingga dapat melaksanakan pekerjaan yang lebih baik dimasa yang akan datang dan sebagai dasar untuk menentukan kebijakan dalam hal ini promosi jabatan atau penetuan imbalan.

  Menurut Mangkuprawira (2004:223) : penilaian kinerja meliputi dimensi kinerja karyawan dan akuntabilitas. Dalam dunia kompetitf yang mengglobal, perusahaan - perusahaan membutuhkan kinerja tinggi. Pada waktu yang sama para karyawan membutuhkan umpan balik kinerja tentang kinerja mereka sebagai petunjuk untuk mempersiapkan perilaku masa depan. Penilaian kinerja sangat penting bagi proses merger perusahaan, mengimplementasikan program pemulihan usaha dan untuk menetukan nilai wajar saham yang ditawarkan di bursa. Kinerja perusahaan dapat diukur dari laporan keuangan berupa neraca, laba rugi, arus kas dan perubahan modal yang secara bersama-sama memberikan suatu gambaran tentang posisi keuangan perusahaan yang dikeluarkan secara periodik.

  Adapun tujuan penilaian kinerja adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi melalui peningkatan SDM organisasi. Secara lebih spesifik, tujuan dari kinerja sebagaiman dikemukakan oleh Agus Sunyoto dalam Mangkunegara (1999:1) adalah: a.

  Meningkatkan saling pengertian antara karyawan tentang persyaratan kinerja b.

  Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang karyawan sehingga mereka termotivasi untuk membuat yang lebih baik, atau sekurang-kurangnya berprestasi sama dengan prestasi yang terdahulu. c.

  Memberikan peluang pada karyawan untuk mendiskusikan keinginanan dan aspirasinya untuk meningkatkan kepedulian terhadap karir pekerjaan yang diembanya sekarang d. Mendefinisikan dan merumuskan kembali sasaran masa depan, sehingga karyawan termotivasi untuk berprestasi sesuai dengan potensinya

  Adapun kegunaan penilaian kinerja adalah: a.

  Sebagai dasar dalam pengambilan keputsan yang digunakan untuk prestasi, pemberhentian dan besarnya balas jasa.

  b.

  Untuk mengukur sejauh mana seorang karyawan dapat menyelesaikan pekerjaanya.

  c.

  Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kerja kayawan sehingga dicapai performance yang baik.

  d.

  Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihan dan keefektifan jadwal kerja, metode kerja, struktur organisasi, gaya pengawasan, kondisi kerja dan pengawasan. Selain tujuan dan kegunaan penilaian kinerja diatas adapun sasaran penilaian kinerja yaitu:

1. Membuat analisis kinerja dari waktu yang lalu secara berkesinambungan dan periodik, baik kinerja karyawan maupun kinerja organisasi.

  2. Membuat evaluasi kebutuhan pelatihan dari para karyawan melalui audit ketrampilan pengetahuan sehingga dapat mengembangkan kemampuan dirinya. Atas dasar evaluasi kebutuhan pelatihan itu dapat menyelenggarakan program pelatihan dengan tepat.

  3. Menentukan sasaran dari kinerja yang akan datang dan memberikan tanggungjawab perorangan dan kelompok sehingga untuk periode selanjutnya jelas apa yang harus diperbuat oleh karyawan, mutu, sarana dan pasarana yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja karyawan.

B. Saham

  Menurut Tandelilin (2007:18) “ saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan, saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup populer diperjualbelikan di pasar modal”.

  Jadi dapat disimpulkan bahwa saham merupakan tanda kepemilikan modal atau penyertaan modal pada suatu perusahaan yang memberikan hak kepada pemegang saham atas deviden yang diambil dari laba berjalan perusahaan dan selisih kenaikan harga saham (capital gain) dan hak lainya menurut besar kecilnya modal yang disetor. Saham diukur berdasarkan jumlah lembarnya yang merupakan kepemilikan. Saham memiliki hak dan keistimewaan tertentu yang hanya dapat dibatasi oleh kontrak khusus pada saat saham diterbitkan, dan ketentuan hukum pemerintah untuk meyakinkan batasan-batasan atau variasi dari hak dan keistimewaan standar.

  Ada empat hak yang melekat pada tiap lembar saham : 1. Hak ini meliputi pembagian laba secara proporsional 2. ikut serta dalam manajemen 3. pembagian aktiva bila dilikuidasi dan ikut serta secara proporsional dalam penerbitan saham baru pada golongan yang sama.

4. Hak istimewa melindungi seorang pemegang saham dari kehilangan kepemilikan diluar kemauannya.

  Adanya hak istimewa pada saham ini akan mencegahperusahaan menambah penerbitan saham, seperti yang dilakukan pada saat mereka megakuisisi perusahaan lain, maka hal ini dihilangkan oleh banyak perusahaan.

  Keuntungan dari sistem saham adalah kemudahan dalam pemindahan dari seorang ke orang lain. Perusahaan memiliki kepentingan dalam hal pencatatan pada buku tambahan (subsidiary ledger) pemegang saham sebagai pedoman untuk membayar deviden, hak beli saham (stock right), hak pemberian suara (voting proxies) dan lain-lain.

  C. Jenis-Jenis Saham Jenis-jenis saham dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu: 1. Saham preferen (preferen stock) saham preferen adalah saham yang mempunyai kombinasi karakteristik gabungan dari obligasi maupun saham biasa, karena saham preferen memberikan pendapatan yangtetap seperti halnya obligasi, dan juga mendapatkan hak kepemilikan seperti pada saham biasa.

  2. Saham biasa (common stock) saham biasa adalah sekuritas yang menunjukan bahwa pemehang saham biasa tersebut mempunyai hak kepemilikan atas aset-aset perusahaan. Oleh karena itu, pemegang saham mempunyai hak suara (voting rights) untuk memilih direktur ataupun manajemen perusahaan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) 3. Saham treasury (treasury stock) Saham treasury adalah saham milik perusahaan yang sudah pernah beredar kemudian dibeli kembali oleh perusahaan sebagai treasury yang nantinya dapat dijual kembali. Alasan perusahaan menjual kembali saham yang telah beredar adalah untuk diberikan kepada manager atau karyawan di dalam perusahaan, meningkatkan laba perlembar saham dan dapat mengurangi jumlah saham secara mayoritas dalam rangka pengambilalih tidak bersahabat (hostile ).

  take over

D. Return Saham

  Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi, return dapat

  berupa return realisasi yang udah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi diharapkan akan terjadi di masa mendatang (Jogiyanto,2008). Return saham adalah sejumlah tingkat keuntungan yang yang diharapkan oleh investor melalui harga yang telah diinvestasikan melalui saham. Pengertian return saham pada penelitian ini sama dengan capital gain, karena belum ada pembagian deviden.

  Capital gain (loss) merupakan selisih dari harga investasi sekarang relatif

  dengan harga periode yang lalu. Jika harga saham investasi sekarang relatif lebih tinggi dari harga saham innvestasi periode yang lalu, berarti terjadi keuntungan modal (capital gain), sebaliknya terjadi kerugian modal (capital loss) (jogiyanto,2008).

  Rumus return saham adalah sebagai berikut: Return =(Pt-Pt-1)/Pt-1

E. Faktor Fundamental yang Mempengaruhi Return Saham

  Salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh investor dalam memilih saham adalah kinerja keuangan perusahaan. Dengan demikian, dari sudut pandang investor, kinerja keuangan yang baik pada suatu perusahaan akan menawarkan tingkat return yang lebih tinggi dibaningkan dengan perusahaan lain yang memiliki kinerja keuangan yang lebih buruk. Seperti telah diuraikan bahwa untuk mendapatkan keuntungan (capital gain) adalah membeli saham ketika harga akan naik lalu menjualnya ketika harganya akan turun, ada beberapa faktor yang harus disadari oleh setiap ivestor yang mempengaruhi Return saham. Ada faktor yang bersifat fundamental ada juga yang bersifat makro seperti tingkat suku bunga, inflasi,nilai tukar dan faktor lainya.

  Faktor fundamental adalah faktor yag berkaitan langsung dengan kinerja terhadap kenaikan harga saham. Begitu juga sebaliknya, semakin menurun kinerja emiten maka semakin besar merosotnya harga saham yang diterbitkan dan diperdagangkan.

F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return Saham

  Menurut Alwi Z iskandar (2008:87) ada beberapa faktor yang mempengaruhi

  Return saham atau tingkat pengembalian, antara lain: 1.

  Faktor internal: a.

  Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan, rincian kontak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keuangan produk, dan laporan penjualan.

  b.

  Pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang.

  c.

  Pengumuman badan direksi manajemen (management-board of director

  annoucements ) seperti perubahan dan pergntian direktur manajemen, dan struktur organisasi.

  d.

  Pengumuman pengambilalihan difersifikasi, seperti laporan merger, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan disakuisisi, laporan divestasi dan lainya.

  e.

  Pengumuman investasi (investasi annoucements), seperti melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset dan penutupan usaha lainya.

  f.

  Pengumuman ketenagakerjaan (labour annoucements), seperti negosiasi baru, kontrak baru,pemogokan dan lainya. g.

  Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal dan seteah akhir tahun fiskal, Earning Per

  Share (EPS) dan Dividen Per Share (DPS), Price Earning Ratio (PER), Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), Return On Equity

  (ROE), Price to Book Value (PBV), maupun Economic Value Added (EVA), dan Market Value Added (MPV) yang nilainya tidak tercantum dalam laporan keuangan dan lain-lain.

2. Faktor eksternal a.

  Pengumuman dari pemeritah seperti perubahan suku bunga tabungan deposito, kurs valuta asing, inflasi serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

  b.

  Pengumuman hukum (legal annoucements), seperti tntutan karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya.

  c.

  Pengumuman industri sekuritas (securities annoucements), laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga saham perdagangan, pembatasan atau penundaan trading.

  d.

  Gejolak politik luar negeri dan fliktuasi nilai tukar juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga saham di bursa efek suatu negara.

  e.

  Berbagai isu baik dalam negeri maupun luar negeri. Menurut Mohamad Samsul (2006:335) terdapat banyak faktor yang Faktor makro ada yang bersifat ekonomi maupun non ekonomi. Faktor ekonomi makro (makro ekonomi) terinci dalam beberapa variabel ekonomi misalnya inflasi, suku bunga, kurs valuta asing, tingkat pertumbuhan ekonomi, harga bahan bakar minya di pasar internasional,dan indek saham regional. Faktor non ekonomi mencakup peristiwa politik domestik, peristiwa sosial, peristiwa hukum dan peristiwa politik internasional. Sementara itu, faktor mikro ekonomi terinci dalam beberapa variabel misalnya laba per lembar saham, deviden per saham, nilai buku per saham, Debt to Equity Ratio dan rasio keuangan lainya.

G. PASAR MODAL

  Menurut Tandelilin (2006:13) : pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun.

  Seperti dengan bursa efek. Oleh karena itu bursa efek merupakan arti dari pasar modal secara fisik. Pasar modal juga berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediaries). Fungsi ini menujukan peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Dana yang didapatkan perusahaan melalui penjualan sekuritas (saham) merupakan hasil perdagangan saham-saham perusahaan yang dilakukan di pasar perdana. Di pasar itu disebut dengan Initial Publick Offering (IPO) atau penawaran umum. Setelah sekuritas tersebut dijual oleh perusahaan di pasar modal perdana, barulah kemudian sekuritas diperjualbelikan oleh investor-investor di pasar reguler atau dikenal dengan sebutan pasar sekunder. Untuk mewujudkan tujuan tersebut ada 3 aspek mendasar yang ingin dicapai pasar modal Indonesia yaitu : 1.

  Mempercepat proses penjualan partisipasi masyarakat dalam pemilikan saham-saham perusahaan.

  2. Pemerataan pendapatan masyarakat melalui pemilihan saham.

  3. Menggairahkan masyarakat dalam mengerahkan dan menghimpun dana untuk digunakan secara produktif.

H. Laporan Keuangan dan Eelemen Laporan Keuangan

  Menurut Jumingan (2006:4): laporan keuangan merupakan hasil pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keangan perusahaan. Laporan keuangan yang disusun guna memberikan informasi kepada berbagai pihak terdiri atas neraca, laporan laba rugi, laporan bagian laba yang ditahan atau laporan modal sendiri, dan laporan perubahan posisi keuangan atau laporan sumber dan penggunaan dana.

  Menurut Purba (2010:27): laporan keuangan adalah laporan yang meyajikan informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dijadikan laporan keuangan berdasarkan IFRS disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi terkait dengan posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu entitas yang berguna untuk pengambilan keputusan para pemakainya.

  Elemen laporan keuangan

  Sebagaimana yang dijelaskan pada IAS 1 tentang prensentation of financial statement laporan keuangan terdiri dari 5 elemen yaitu :

  1. Laporan posisi keuangan atau neraca 2.

  Laporan laba komprehensif 3. Laporan perubahan ekuitas yang menunjukan semua perubahan ekuitan dan perubahan-perubahan yang muncul dari transaksi-transaksi dengan pihak pemegang saham dalam kapasitas mereka sebagai pemilik perusahaan.

  4. Laporan arus kas 5.

  Catatan atas laporan keuangan yang berisi informasi terkait dengan kebijakan akuntansi yang signifikan dan catatan-catatan penjelasan.

I. Rasio Keuangan

  Menurut Simamora (2000:552) : “Analisis rasio menunjukan hubungan di antara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan. Rasio memperlihatkan hubungan matematis di antara satu kuantitas dengan kuantitas lainnya. Hubungan ini dinyatakan dalam presense, tingkat, maupun proporsi tungal”. Agar data yang mendasarinya. Rasio merupakan pedoman yang berbedah dalam mengevaluasi posisi dan operasi keuangan perusahaan dan mengakan perbandingan dengan hasil dari tahun-tahun sebelumnya atau perusahaan- perusahaan lain.

  Rasio keuangan menurut Ohlson (1980) dalam Martani (2009:35) adalah :

  financial ratio analysis can help investor in making investment decision and predicting firm’s future. Performance. It can also ge early warning about the slowdo wn of firm’s condition.

  Salah satu cara untuk menilai kinerja keuangan perusahaan adalah dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Melalui rasio-rasio keuangan tersebut, pemakai informasi keuangan dapat mengetahui kondisi suatu perusahaan dan investor maupun calon investor dapat menilai apakah manager dapat merencanakan dan mengimplementasikan setiap tindakan secara konsisten dengan tujuan memaksimalkan kemakmuran pemegang saham.

  Menurut Soemarso (2005:385-401) analisis rasio dikelompokkan menjadi 5 jenis berdasarkan ruang lingkupnya yaitu :

1. Rasio Likuiditas

  Rasio ini menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibanya dalam jangka pendek. Rasio likuiditas terdiri dari : current ratio, quick ratio , dan net working capital

2. Rasio Solvabilitas

  Rasio ini mununjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pajang dengan mengukur kemampuan perusahaan melunasi seluruh kewajibanya. Rasio Solvabilitas terdiri dari Debt Ratio, Debt to

  Equity Ratio,Long term Debt to Equity Ratio, Long term Debt to Capitalization Ratio, time interest Earnet Cash flow interest coverage, Cash flow to Net Income, and Cash flow Return on Sales.

3. Rasio Aktivitas

  Rasio ini mengkur efisisen tidaknya penglolaan sumber dana yang dimiliki perusahaan dengan menunjukan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan harta yang dimilikinya. Rasio aktivitas terdiri dari total Asset

  

Turnover, Fixed Asset Turnover, Account Receivable Turnover, Inventory

Turnover, Average collection period , and Day’s sales in inventory.

4. Rasio Rentabilitas Profitabilitas

  Rasio ini adalah hasil dari berbagai keputusan dan kewajiban yang dijalankan perusahaan. Analisis rentabilitas membri jawaban akhir tentang efisien tidaknya perusahaan. Rasio rentabilitas terdiri dari : Gross profit

  

margin, Net Profit Margin, return on asset, return on equity, and operating

ratio .

5. Rasio Pasar

  Rasio ini mengukur realistis tidaknya harga pasar saham. Rasio pasar terdiri dari : Deviden Yield, Deviden Per Share, Deviden Payout Ratio, Price

  Earning Ratio, Earning Per Share, Book Value Per Share, and Price to Book Value .

  J. Return On Asset

  Return On Asset (ROA) merupakan salah satu ratio profitabilitas. Dalam analisis laporan keuangan, rasio ini paling sering dilihat, karena dapat menunjukan kenberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. ROA mampu mengukur kemanpuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada masa lampau untuk kemudian diproyeksikan di masa yang akan datang. Asset atau aktiva yang dimaksud adalah keseluruhan hrta perusahaan, yang diperoleh dari modal sendiri maupun modal asing yang telah diubah perusahaan menjadi aktiva- aktiva perusahaan yang digunakan untuk kelangsungan hidup perusahaan.

  Menurut Brigham dan Houston (2001:18) rasio laba bersih terhadap total aktiva mengukur pengembalian atas total aktiva (ROA) setelah bunga dan pajak.

  Dan menurut Sawir (2005:18) : Return on asset (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu perusahaan,semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan Asset.

  Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ROA dalam penelitian ini adalah mengukur perbandingan antara laba bersih setelah dikuragi beban bunga dan pajak (Earning After Taxes / EAT) yang dihasilkan dari kegiatan pokok perusahaan dengan total aktiva (Asset) yang dimiliki perushaan untuk melakukan aktivitas perusahaan secara keseluruhan dan dinyatakan dalam presentasi. Kelebihan dan kelemahan Return On Asset adapun kelebihan dan kelemahan

  Return On Asset adalah sebagai berikut : 1.

  Kelebihan ROA diantaranya sebagai berikut: a.

  ROA mudah dihitung dan dipahami b. Merupakan alat pengukur prestasi manajemen yang sensitif terhadap setiap pengaruh keadaan keuangan perusahaan.

  c.

  Manajemen menitikberatkan perhatianya pada perolehan laba yang maksimal.

  d.

  Sebagai tolak ukur prestasi manajemen dalam memanfaatkan asset yang dimiliki perusahaan untuk memperoleh laba.

  e.

  Mendorong tercapainya tujuan perusahaan.

  f.

  Sebagai alat mengevaluasi atas penerapan kebijakan-kebijakan manajemen.

2. Kelemahan ROA diantaranya sebagai berikut: a.

  Kurang mendorong manajemen untuk menambah asset apabila nilai ROA yang diharapkan ternyata terlalu tinggi. b.

  Manajemen cenderung fokus pada tujuan jangka pendek bukan pada jangka panjang, sehingga cenderung mengambil keputusan jangka pendek yang lebih menguntungkan tetapi berakibat negatif dalam jangka panjangnya.

  Faktor-faktor yang mempengaruhi ROA profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Return on asset (ROA) termasuk salah satu rasio profitabilitas. Faktor-faktor yang mempengaruhi rasio return on asset ada beberapa rasio antara lain: rasio perputaran kas, rasio perputaran piutang, dan rasio persediaan.

  K. Return On Equity Adapun pengertian lebih lanjut Return On Equity (ROE) adalah sebagai

  berikut: Menurut Brigham dan Houston (2010:149) menjelaskan bahwa pengembalian atas ekuitas biasa (Return On Equity) merupakan rasio laba bersih terhadap ekuitas biasa yang mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham biasa.

  Menurut James and John (2005:225-226) menjelaskan ROE adalah pengukuran ringkasan lainya atas kinerja keseluruhan perusahaan adalah merupakan pengembalian atas ekuitas, rasio ini menunjukan daya untuk menghasilkan laba atas investasi berdasarkan nilai baku para pemegang saham dan sering kali digunakan dalam membandingkan dua perusahaan industri yang sama.

  Sedangkan menurut Agnes Sawir (2001:19) menjelaskan bahwa Return

  On Equity (ROE) sebagai berikut:

  Rasio ini menunjukan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (New Worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan oleh pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan. Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Semakin besar rasio maka akan menunjukan kemampuan perusahaan yang semakin baik dan pemegang saham sangat menyukai hal ini, karna ini akan memberikan informasi yang baik, semakin baik kondisi keuangan perusahaan dalam memperoleh laba maka akan baik pula pengembalian investasi yang telah ditanamkan investor.

  L. Debt to Equity Ratio

  Adapun pengertian Debt to Equity Ratio (DER) akan dijelaskan pada pembahasan ini.

  Husnan (2004:70) me njelaskan bahwa “Debt to Equity Ratio menunjukan perbandingan hutang dengan modal sendiri” Menurut Horne dan Wachovis (1998:145) : Debt to Equity Ratio is computed

  by simply dividing the total Debt of the Firm (including current liabilities) by its

  S hareholders Equity”. Debt to Equity Ratio merupakan perhitungan sederhana

  yang membandingkan total hutang perusahaan dari modal pemegang saham.

  Sedangkan menurut Sawir (2000:13) menjelaskan bahwa Debt to Equity Ratio adalah Rasio yang menggambarkan perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menujukan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibanya. kreditur melihat ekuitas atau dana yng diberikan oleh pemilik sebagai batas pengaman.

  Dengan menghimpun dana melalui hutang maka pemegang saham dapat mengendalikan perusahaan dengan jumlah investasi ekuitas yang terbatas. Rasio ini dapat menggambarkan potensi manfaat dan resiko yang berasal dari penggunaan utang.

  Menurut Robert ang (1997) DER dapat digunakan untuk melihat struktur modal suatu perusahaan krena DER yang tinggi menandakan struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap ekuitas. Semakin tinggi DER mencerminkan resiko perusahaan relatif tinggi karena perusahaan dalam operasi relatif tergantung terhadap hutang dan perusahaan memiliki kewajiban untuk membayar bunga hutang akibatnya para investor cenderung menghindari saham-saham yang memiliki nilai DER yang tinggi.

  Namun, penggunaan hutang tidak selalu berdampak negatif bagi perusahaan karena pada kondisi tertentu penggunaan hutang. Perusahaan dengan hutang kecil sekilas terlihat menguntungkan namun hal ini tidaklah benar, kita perlu

  Sedangkan perusahaan yang dalam operasinya menggunakan hutang akan memiliki EBIT yang sama dalam setiap kondisi. Walaupun dalam penggunaan hutang ini perusahaan akan dikenakan bunga dalam kondisi usahanya, namun bunga ini akan dikurangi dengan EBIT (total aktiva) untuk mendapatkan laba kena pajak. Bunga ini juga dapat menjadi pengurang pajak, penggunaan utang akan mengurangi kewajiban pajak dan menyisakan laba operasi yang lebih besar bagi investor perusahaan.

   Penelitian Terdahulu

  Penelitan-penelitian yang menyangkut pengaruh kinerja terhadap perusahaan sudah banyak dilakukan baik di kalangan akademis maupun di kalangan praktiisi ekonomi, begitu pula penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangang terhadap Return saham. Namun ternyata ada beberapa penelitian yang hasilnya beragam. Ada yang menyatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap return saham, tetapi ada pula yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Penelitian yang dilakukan oleh teapon (2009) yang meneliti pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA),

  

Return On Equity (ROE), dan Price to Book Value (PBV) terhadap harga saham

pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.

  Hasil penelitianya mengemukakan bahwa DER,ROA,ROE, dan PBV memiliki pengaruh signifikan secara simultan terhadap harga saham. Raharjo dalam Teapon (2009) meneliti pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham

  2003. Dalam penelitianya yang meneliti delapan rasio menemukan bahwa Return

  

On Asse t (ROA), dan Return On Equity (ROE) memiliki pengaruh yang signifikan

  terhadap return saham. Hakim (2006) juga melakukan penelitian mengenai perbandigan kinerja keuangan perusahaan dengan metode ROA, EVS dan pengaruhnya terhadap return saham yang bergabung dalam indeks LQ 45 di Bursa Efek Jakarta. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil terdapat pengaruh secara sigifikan kinerja keuangan yang diukur dengan metode ROA terhadap

  return saham, dan tidak terdapat pengaruh signifikan dengan metode EVA. Hal

  ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh basuki dalam teapon (2009) yang melakukan penelitian mengenai pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap

  return saham pada perusahaan. Penelitianya menggunakan periode pengamatan

  selama satu tahun yaitu tahun 2003. Dari penelitianya ditemukan bahwa DER,ROA,ROE,PBV tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

  M. Model Penelitian dan Hipotesis

  Gambar 2.1

  Model penelitian ROA

  H1 H2

  ROE

RETURN SAHAM

  H3

   DER 1.

  ROA dan Return saham Return on asset (ROA) atau tingkat keuntungan merupakan kemampuan sebuah perusahaan untuk menghasilkan laba (ROA) pada tingkat penjualan tertentu dalam suatu periode. Perusahaan dengan kondisi keuangan yang baik akan lebih sedikit meminjam uang walaupun mempunyai kesempatan untuk meminjam uang lebih banyak. Hal ini sejalan dengan pecking order theory dibanding dengan pendanaan eksternal karena perusahaan yang memiliki tingkat ROA yang tinggi akan menghasilkan laba ditahan bagi perusahaan

  H1: Diduga Return On Asset (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham

2. ROE dan Return saham

  Return On Equity (ROE) memiliki pengaruh terhadap return saham, seperti

  penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti berikut ini : ROE menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang diperoleh dari pemegang saham. Dalam memprediksi ROE masa depan berdasarkan informasi ROE masalalu memang bisa membantu investor tapi itu informasi tentang ekspetasi investor atas Earning dan dividen perusahaan juga penting untuk menentukn nilai intrinsik saham perusahaan sehingga investor bisa membuat keputusan investasi yang tepat. Dengan kata lain,data X masalalu mungkin bisa dipakai sebagai indikator pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, tapi investor harus selalu berhati-hati terhadap kemungkinan X yang akan datang terjadi di masa yang akan datang (Tandelilin,2001:240).

  Semakin tingkat ROE menunjukan semakin efisien perusahaan menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba. Keterkaitan antara ROE dengan harga saham dikemukakan oleh Hinggins (1990:59) dalam Suchitra (2006) menjelaskan bahwa adanya hubungan yang positif antara ROE dan harga saham perusahaan yang dapat meningkatkan nilai buku saham perusahaan, jadi antara ROE dengan harga saham juga akan tinggi. Hal ini akan mempengaruhi return saham yang akan diterima oleh pemegang saham.

  H2: Diduga Return On Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham

3. DER dan Return Saham

  Menurut Sutrisno (2000:249) dengan menggunakan dana hutang maka apabila perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari beban tetapnya maka pemilik perusahaan keuntungannya akan meningkat. Kreditur melihat ekuitas atau dana yang diberikan oleh pemilik sebagai batas pengaman.

  Dengan menghimpun dana melalui hutang maka pemegang saham dapat mengendalikan perusahaan dengan jumlah investasi ekuitas yang terbatas. Rasio ini dapat menggambarkan potensi manfaat dan resiko yang berasal dari penggunaan hutang.

  Penggunaan hutang tidak selalu berdampak negatif bagi perusahaan karena pada kondisi tertentu penggunaan hutang. Perusahaan dengan hutang yang kecil sekilas terlihat menguntungkan namun hal ini tidaklah benar, kita perlu mmpertimbangkan jumlah uang yang akan diinvestasikan oleh pemegang saham.

  Sedangakan perusahaan yang dana opersinya menggunakan hutang akan memiliki EBIT yang sama dalam setiap kondisi. Walaupun dalam penggunaan hutang ini perusahaan akan dikenakan denda bunga dalam kodisi usahanya namun bunga ini akan dikurangi dengan EBIT untuk mendapatkan laba kena pajak. Bunga ini juga pajak dan menyisakan laba laba operasi yang lebih besar bagi investor perusahaan.

  Seperti yang telah diungkapkan Houston dan Brigham (2001:85) penggunaan hutang (laverage) akan menaikan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh pemegang saham karena dua sebab: 1.

  Karena bunga dapat dikurangkan dalam menghitung laba karena pajak maka penggunaan hutang mengakibatkan tagihan pajak lebih rendah dan menyisakan lebih banyak laba operasi yang tersedia bagi investor.

2. Jika tingkat pengembalian yang diharapkan atas aktiva (FBIT/Total

  Aktiva) melebihi suku bunga hutang, maka perusahaan pada umumnya dapat menggunakan hutang untuk membeli aktiva, membayar bunga atas hutang. Jadi dengan penggunaan hutang yang baik maka hal tersebut akan berpengaruh pada pengembalian yang baik juga bagi pemegang saham.

  H3: Diduga Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham

  N. Kerangka Pikir Pelitian

Gambar 2.2 Kerangka Pikir KINERJA KEUANGAN ROA ROE DER

  INVESTOR RETURN SAHAM

Dokumen yang terkait

PENGARUH AKTIVITAS PERDAGANGAN TERHADAP RETURN SAHAM SYARIAH PERUSAHAAN YANG LISTING DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIODE 2012 – 2014

0 0 14

PENGARUH BID-ASK SPREAD, MARKET VALUE, DIVIDEND PAYOUT RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP HOLDING PERIOD SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIODE 2013-2016

0 0 15

PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP RETURN DAN BETA SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) - Perbanas Institutional Repository

0 0 13

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX - Perbanas Institutional Repository

0 1 18

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RASIO HUTANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIODE 2010-2014

0 0 20

PENGARUH INFLASI DAN SUKU BUNGA BI TERHADAP RETURN SAHAM SYARIAH YANG TERDAFTAR PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 8

PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), RETURN ON EQUITY (ROE) DAN DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP HARGA SAHAM SYARIAH PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) - Raden Intan Repository

2 21 106

PENGARUH ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) - Raden Intan Repository

0 0 127

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN MARKET VALUE ADDED (MVA) TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIODE 2012-2016 - STAIN Kudus Repository

0 0 26