Soegondo Djojopoespito: hasil karya dan pengabdiannya - Repositori Institusi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Milik Depdikbud
Tidak diperdagangkan

SOEGONDO DJOJOPOESPITO
Hasil Karya dan Pengabdiannya

PERUSTA~IC
OlRE• tORAf SE'"RAa Ii
NtLAI

l RAi>•S O~AL

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI
JAKARTA
1999

SOEGONDO DJOJOPOESPITO : Hasll Karya dan Pengabdlannya
Tim Penulis

Ora. Sri Sutjiatiningsih


Penyunting

Ora. Sri Sutjiatiningsih

Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang
Oiterbitkan oleh

Proyek lnventarisasi dan Ookumentasi Sejarah Nasional
Oirektorat Sejarah dan Nilai Tradisional Oirektorat Jenderal
Kebudayaan Oepartemen Pendidikan dan Kebudayaan

Jakarta 1999
Edisi 1999
Oicetak oleh
ISBN 979-9335-11-6

CV. ILHAM BANGUN KARYA

,.


SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL KEBUDAYAAN

Karya-karya sejarah dengan berbagai aspek yang dikaji
dan ditulis melalui Proyek Inventarisas i dan Dokumentas i
Sejarah Nasional (Proyek IDSN), dimaksudka n untuk
disebarluask an ke tengah-teng ah masyarakat. Tujuannya
adalah untuk memberika n bahan informasi kesejarahan
kepada masyarakat. Dengan demikian diharapkan banyak
pihak akan menambah pengetahuan nya tentang sejarah, baik
yang menyangkut akumulasi fakta maupun proses peristiwa.
Di samping itu, para pembaca juga akan memperoleh nilainilai kesejarahan, baik mengenai kepahlawana n, kejuangan,
maupun perkembang an budaya yang terungkap dart paparan
yang terdapat dalam karya-karya sejarah itu.
Kami menyadari bahwa buku-buku karya Proyek IDSN
itu tidak luput dari berbagai kelemahan: isi, bahasa, maupun
penyajianny a, namun kami meyakinkan pembaca bahwa
kesalahan dan kelemahan itu tidaklah disengaja. Untuk itu,
diharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik, saran
perbaikan terhadap karya-karya Proyek IDSN ini. Kritik dan
saran itu tentu akan sangat berguna untuk memperbaik i karyakarya proyek ini.


Kepada para penulis yang telah menyelesaik an tugasnya
dan kepada semua pihak yang ikut serta, baik langsung

v

maupun tidak langsung dalam mewujudkan karya-karya
Proyek IDSN sebagaimana adanya ditangan pembaca,
kami sampaikan terima kasih.

Jakarta, Juli 1999
Direktur Jenderal Kebudayaan

IGN. Anom
NIP. 130353848

vi

PENGANTAR CETAKAN II


Buk:u Biogra/i Soegondo Djojopoespito merupakan salah
satu hasil pelaksanaan kegiatan penulisan yang diselenggarakan
oleh Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional
Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Proyek tersebut menerbitkannya
pada Tahun 1982 sebagai cetakan pertama.
Buku ini memuat perjuangan Soegondo Djojopoespito
dalam usahanya untuk mencapai kemerdekaan maupun
dalam mengisi kemerdekaan. Ia pemah menjadi Ketua Kongres
Pelajar-Pelajar Indonesia, Ketua Koperasi Pemuda II Tahun
1928 yang telah berhasil merumuskan Sumpah Pemuda,
mendirikan sekolah sekaligus menjadi guru. Di bidang politik ia
menjadi anggota PNI, Pemimpin PSI Cabang Jawa Tengah/
Daerah Istimewa Yogyakarta, Jabatan terakhir sebagai anggota
BPKNIP dan Menteri Pembangunan Masyarakat dalam
Kabinet Halim, menjadi anggota Perintis Kemerdekaan
Indonesia dan mendapat anugerah Bintang Jasa Utama dari
Presiden RI.
·
Mengingat isi buku yang penuh keteladanan ini,

persebarannya perlu ditingkatkan terutama kepada generasi
muda sebagai penerus perjuangan bangsa. Sementara itu
persediaan buku cetakan pertama telah habis disebarluaskan
secara instansional.
Untuk memenuhi permintaan tersebut, maka Proyek
Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional dengan seizin
Pemimpin Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional melakukan
vii

penyempumaan perbanyakan dan persebaran bulru ini kepada
masyarakat dengan jangkauan lebih luas.
Diharapkan dengan terbitnya bulru ini dapat memberikan
informasi lebih luas bagi generasi muda dan masyarakat
peminatnya.
Jakarta, Juli 1999

Pemimpin Proyek Inventarisasi dan
Dokumentasi Sejarah Nasional

WiwK~


viii

NIP. 131125902

KATA PENGANTA R

Proyek Inventarisas i dan Dokumentas i Sejarah Nasional
merupakan salah satu proyek dalam lingkungan Direktorat
Sejarah dan Nilai Tradisional, Direktorat Jenderal Kebudayaan,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang antara lain
mengerjakan penulisan biografi Tokoh yang telah berjasa dalam
masyarakat.
Adapun pengertian Tokoh dalam naskah ini ialah seseorang
yang telah berjasa atau berprestasi di dalam meningkatka n dan
mengembang kan pendidikan, pengabdian, ilmu pengetahuan ,
keolahragaan dan seni budaya nasional di Indonesia.
Dasar pemikiran penulisan biografi Tokoh ini ialah, bahwa
arah pembanguna n nasional dilaksanaka n di dalam rangka
pembanguna n manusia Indonesia seutuhnya dan pembanguna n

masyarakat Indonesia seluruhnya. Pembangun an nasional
tidak hanya mengejar kemajuan lahir, melainkan juga mengejar
kepuasan batin, dengan membina keselarasan dan
keseimbanga n antara keduanya.
Tujuan penulisan ini khususnya juga untuk merangsang dan
membina pembangun an nasional budaya yang bertujuan
menimbulkan perubahan yang membina serta meningkatka n
mutu kehidupan yang bemilai tinggi berdasarkan Pancasila,
dan membina serta memperkuat rasa harga diri, kebanggaan
nasional dan kepribadian bangsa.
Jakarta, Juni 1982
Tim Penulis

ix

DAFTAR ISi

Halaman
Sambutan Direktur Jenderal Kebudayaan ...........................


v

Pengantar Cetakan Kedua ........................................................

vii

Kata Pengantar ............................................................................

ix

Daftar Isl ..................... ....................... ............................................

x

Pendahuluan .................................................................................

1

Bab I


Riwayat Hidup Soegondo Djojopoespito ............ .

3

Bab II
2.1
2.2

Perjuangan Pemuda Sebelum Sumpah Pemuda
Organisasi-organ isasi Pemuda Saat Itu .............. .
Kongres Pemuda Indonesia
(30 April -- 2 Mei 1926) ............................................ .

11

15

Bab III Soegondo Djojopoespito dan Sumpah Pemuda
3.1
Soegondo dan Lahirnya PPPI .................................

3.2
Kongres Pemuda II (27--28 Oktober 1928) ..........

21
24

Bab IV Aktivitas Soegondo Djojopoespito dalam
Bidang Politik dam Pendidikan .............................

35

Bab V

Penutup .........................................................................

43

FOto-roto .................. .... ................................................... .............. ..

45


Daftar Pustaka .............................................................................

49

i.mpiran ........................................................................................

56

xi

Soegond ol ah kongres tersebut berhasil dengan baik. Ketika itu
Soegond o adalah mahasisw a Sekolah Hakim Tinggi Tingkat
Dua. Dalam bab-bab selanjutn ya akan diuraika n lebih lanjut
mengen ai tokoh Soegond o Djojopo espito dalam rangka
pengusu lannya sebagai Pahlawa n nasional.
Adapun bahan-b ahan yang dipakai untuk penyusu nan
naskah ini didapatk an dari sumber- sumber kepustak aan dan
wawanc ara dengan keluarga , serta kawan-k awan Soegond o
Djojopo espito yang diangga p banyak mengeta hui tentang
kehidupa nnya. Dalam kesempa tan ini penulis menguca pkan
terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberi kan
bantuan sehingga tersusun nya naskah ini.
Mudah-m udahan penulisa n ini mencapa i tujuanny a.

Jakarta, Juli 1999

2

BABI
RIWAYAT HIDUP SOEGONDO DJOJOPOESPIT O

Soegondo adalah putera bapak Kromosardjono, seorang
penghulu di Tuban, Jawa Timur. Ia lahir pada tanggal
22 Februari 1905 di Tuban. Bapak Kromosardjono berasal
dart Tegal, sedangkan isterinya Ny. Kromosardjono adalah
puteri seorang khotib yang bemama Djojoatmojo, dan cucu
seorang penghulu Tuban yang bernama Raden Iman Razi.
Raden Iman Razi ini mempunyai seorang adik yang
bemama Djojopoespito. Mereka berdua adalah putera Kyai
Raden Ahmad Zaiyadi (Djojokusumo), Penghulu di Senggaroh
Tuban.U Setelah dewasa Soegondo mengambil nama adik
kakek buyutnya Djojopoespito, sehingga namanya menjadi
Soegondo Djojopoespito.
Soegondo mempunyai seorang adik perempuan bernama
Sudarawerti, tetapi kemudian diganti namanya menjadi
Sunarjati. Selanjutnya setelah kawin dengan Sukemi, ia
lebih terkenal dengan sebutan Ny. Sukemi. Mereka berdua,
Soegondo' dan Sunarjati pada waktu kecilnya ikut paman
mereka seorang Collecteur di Blora. Paman inilah yang
membiayai sekolah mereka, dan ketika pamannya tersebut
meninggal dunia, mereka berdua terpaksa tidak dapat
melanjutkan studi mereka. 2 '
Mula-mula Soegondo sekolah di HIS Tuban, kemudian
melanjutkan ke Mulo di Surabaya. Setelah tamat ia
3

melanjut kan lagi ke AMS di Yogyakarta. Selama di Yogyakarta
Soegond o bersama adiknya Sunarjat i menump ang di rumah Ki
Hajar Dewanto ro. Menurut teman-te mannya yakni ibu Djohan
Syahrusa h dan bapak Dayino, pada waktu di AMS Yogyakarta,
Soegond o termasuk anak yang pandai. Bahkan kelihatan jauh
lebih pandai dari teman-te mannya yang lain. Soegond o gemar
sekali membac a. Bacaann ya terdiri atas buku-bu ku berbahas a
Inggeris, Belanda, Perancis , dan Jerman, karya tokoh-to koh
internati onal. 3 l Sedangk an menurut temanny a yang lain yakni
Prof. Mr. Notosus anto, Soegond o memang seorang pelajar/
mahasis wa yang pandai. Hanya saja ia suka berbuat4 nakal
terhadap teman-te mannya, dan kadang-k adang malas. >
Pada waktu di Yogyaka rta, Soegond o, telah mempun yai
perhatia n ke bidang politik. Walaupun sebagai pelajar ia belum
dapat menjadi anggota partai politik, tetapi ia sering
mengun jungi rapat-ra pat umum. Pada sekitar tahun 1924
timbul pertenta ngan antara Serikat Islam dan PKI. Kedua
partai tersebut sering mengada kan rapat umum, dan di situ
mereka saling kecam-m engecam dan kadang-k adang bersifat
sangat pribadi. Agus Salim berkata : "Tuan Alimin itu
sesunggu hnya anak seorang tukang kayu yang menjadi anak
pungut Dr. Hazeu .......... " Kemudi an para penduku ng SI
bertepuk tangan sambil berteriak : "Alimin anak pungut orang
Belanda" . Kemudia n Alimin maju ke mimbar dan berkata :
"Tuan Haji Agus Salim itu anaknya Salim, seorang Inlander
yang gelijkge steld atau disamak an dengan orang Belanda ,
staatbla d Europea n "a Londo godong ............... ". Teriakan
"Alimin anak pungut orang Belanda" dan "Agus Salim Londo
godong" dan tepuk tangan terdenga r terus sampai rapat
dibubar kan oleh polisi Belanda . Demikia n pengala man
Soegond o waktu ia masih menjadi pelajar A M S, dan
pengalam an tersebut tetap diingat sampai tua. 5 l
Pada tahun 1932 Soegond o pindah lagi ke Bandung untuk
menjadi Kepala Sekolah Taman Siswa di Bandung . Pada tahun
ini Soegond o melangs ungkan perkawin annya dengan Suwarsih
di Cibadak , Bogor. Bersama isterinya , Soegond o kemudia n
mendirik an sekolah sendiri di Bogor yang diberi nama Loka
4

Siswa, tetapi temyata hanya mendapatkan murid sedikit sekali.
Oleh karena itu Soegondo memutuskan untuk menutup saja
sekolah tersebut.
Dengan ditutupnya sekolah tersebut Soegondo pindah lagi
ke Semarang pada tabun 1936, ia kemudian mengajar di
Sekolah Taman Siswa di kota tersebut. Sedangkan isterinya
menJadi guru di sekolahnya Drs. Sigit. Selanjutnya pada tahun
1938 Soegando diterima menjadi guru di Handels Coloogium
Ksatrian Institut, di bawah pimpinan Dr. Dauwes Dekker
(Dr. Setiabudi). Sedangkan isterinya Suwarsih diangkat
menjadi guru sekolah negeri di Bandung.
Pada tahun 1940 isterinya dipindah ke Jakarta, Soegondo
mengikuti ke Jakarta, dan mengajar di Taman Siswa. Di
samping itu ia juga menjadi wartawan free lance dari
Batavtaasch Nieuwsblad dan Indische Courant. Dalam
perkembangan selanjutnya pekerjaan sambilan ini bahkan
makin berkembang. Hal ini terbukti pada tahun 1941, ketika ia
diberi kepercayaan untuk menjadi Direktur Kantor Berita
Antara dengan Adam Malik sebagai redaktur dan Pandu
Wiguna sebagai administratur.
Ketlka Indonesia di bawah pemerintahan Pendudukan
Jepang, Soegondo menjadi pegawai Shihabu (Departemen
Kehakiman), Bagian Urusan Penjara. Di sini Soegondo menjadi
bawahan Notosusanto yang waktu itu menjadi pegawai tinggi
Shihabu. Untuk menguji kecakapan Soegondo, Notosusanto
menugaskan membuat karangan mengenai Sejarah
Kepenjaraan di Indonesia. Dan ternyata tugas tersebut dapat
diselesaikan Soegondo dengan balk. Pada permulaan menjadi
pegawai di Shihabu, Soegondo bersitegang tidak mau
melakukan kerjabakti seperti pegawai-pegawai yang lain. Tetapi
selang beberapa hari, temyata ia mau juga melakukan pekerjaan
yang telah ditentukan oleh pemerinta Jepang itu. 61
Pada zaman Kemerdekaan, Soegondo diangkat menjadi
anggot BPKNIP serta Menteri Pembangunan Masyarakat pada
Kabinet Halim 1949--1950. Disamping itu pada sekitar tahun
5

1948 Soego ndo terma suk salah seoran g dari delap an orang
pendi ri Partai Sosialis Indon esia. Ia adala h anggo ta Politb iro
Parta i Sosial is Indon esia meran gkap Ketua Parta i Sosial is
Indon esia di Jawa Tenga h/Dae rah Istime wa Yogya karta.
.Sebag ai anak seora ng pengh ulu, sejak kecil Soego ndo
mend apat pendi dikan agam a secar a ketat . Karen a itu
Soego ndo memp unya penge tahua n yang luas dan mend alam
dalam hal agam a. Berka t penge tahua nnya ini Soego ndo
berha sil memb antu isterin ya dalam menul is sebua h buku yang
berjud ul "Riwayat Hidup Nabi Muha mmad SAW" yang pema h
diterb itkan di Malaysia. Suwar sih, isteri Soego ndo mema ng
seora ng yang perna h menu lis "Buite n Het Garee r' sebua h
roman dalam bahas a Belan da yang diterb itkan di Neger i
Belan da.
Rupa- rupan ya Soego ndo dan isterin ya memp unyai satu
persa maan yaitu merek a sama- sama menc intai buku. Oleh
karen a itu penge tahua n merek a sanga t luas. Merek a suka sekali
memb andin g-ban dingk an penda pat yang satu denga n yang lain.
Kemu dian merek a berdu a mend iskusi kanny a. Karen a tak
jarang timbu l perde batan di antar a merek a, sehing ga bagi
orang lain yang kuran g mema hami pribad i merek a keliha tan
sebag ai suatu perten gkara n. Tetap i sesud ah perde batan
berak hir suami isteri itu pun kemu dian berba ik kembali.
Perka winan merek a dikaru niai tiga orang putera , dua orang
perem puan dan soran g laki-la ki. Dalam mend idik puter aputeri nya, Soego ndo dan istrin ya memb erikan kebeb asan
sepen uhnya . Kini putera -puter i Soego ndo telah menja di "orang"
semua nya.
Putera -puter i Soego ndo terseb ut adala h:
1. Ny. Sunar tini Djana n Chudo ri
2. Ny. Sunar Endra ti Cahyono SH
3. Ir. Sunar yo Djojopoespito
Atas penga bdian dan perju angan nya, Soego ndo
Djojo poesp ito bersam a isterinya, kemu dian diteta pkan menja di
6

anggot a Perinti s Kemer dekaan Indone sia berdas arkan
Keputu san Menter i Sosial Republ ik Indones ia. Di sampin g itu
Soegon do juga mendap at hak pensiun sebagai anggota BPKNI P
dan sebagai Menter i Pemban gunan Masyar akat
Pada tangga l 2 April 1978, Soegon do Djojop oespito
mening gal dunia di Yogyak arta. Jenazah nya dimaka mkan hari
Senin tanggal 25 April 1978 di makam Keluarg a Taman Siswa
"Wijaya Brata" di desa Celeban Yogyak arta, di sampin g makam
isteriny a yang telah mening gal lebih dahulu (24 Agustu s 1977).
Bebera pa bulan setelah Soegon do Djojopo espito wafat, ia
menda pat anuger ah Bintan g Jasa Utama dari Pemeri ntah
Republ ik Indones ia, Anuger ah tersebu t diterim a oleh puterin ya
yang tertua Ny. Sunart ini Djanan Chudor i pada tangga l
17 Agustu s 1978.

7

Catatan Bab I

1). Lihat lampiran Silsilah Bapak Soegondo Djojopoespito
2). Hasil wawancara Sukirman dengan Ibu Safi.ah 7Juli1978 di
Yogyakarta.
3). Hasil wawancara Mulyono BA dan Sukirman dengan Ibu
Djohan Syahrusah dan Bapak Dajino Yogyakarta 7 Juli 1978.
4). Hasil wawancara Mulyono BA dan Sukirman DH dengan
Bapak Prof. MR. Notosusanto 5 Juli 1978 di Yogyakarta.
5). Soegondo Djojopoespito, Sedikit Pengalaman Dalam
Perjoangan Merintis Kemerdekaan, naskah, Yogyakarta
4 Juli 1976.
6). Hasil wawancara Mulyono BA dan Sukirman dengan Bapak
Prof Mr. Notosusanto 5 Juli 1978

9

BAB II
PERJUA NGAN PEMUD A SEBEL UM SUMPA H PEMUD A
2.1 Organis asi-orga nisasi Pemuda Saat Itu

Lahimy a Budi Utomo sebagai suatu perhim punan politik
kebang saan Indone sia, segera disusul dengan berdiri nya
partai-p artai politik yang lain. Partai-p artai tersebu t antara
lain Sarekat Islam, lndisch e Party, Partai Komun is Indones ia,
Partai Nasiona l Indones ia, dan lain-lai nnya. Lahirny a partai
politik tersebu t diikuti dengan berdiri nya perkum pulanperkum pulan pemud a di kalang an pelajar . Walaup un
organis asi-orga nisasi pemud a ini masih bersifat kedaera han,
tetapi memiliki semang at yang berkoba r-kobar dan merupa kan
motor pergera kan pemuda pada waktu itu. 1>
Pada tanggal 7 Maret 1~5,
sebuah perkum pulan pelajar
yang diberi nama Tri Koro Dharm o didirik an oleh pelajar
sekolah kedokte ran Satima n dan kawan- kawann ya Kadarm an
dan Sunard i. Tri Koro Dharm o berarti Tiga Tujuan Mulia
(Sakti, Budi, Bhakti) yaitu : "Menim bulkan pertalia n-perta lian
antara murid-m urid bumipu tera pada sekolah meneng ah dan
kursus pengeta huan kejurua n, menam bah pengeta huan bagi
anggota -anggot anya, dan memba ngkitka n serta mempe rtajam
perasaa n buat sega.la bahasa dan kebuda yaan. Anggot a Tri
Koro Dharmo ke~any
terdiri ata§ pelajar -pelaja r Jawa
'n!ngah dan Jawa 'Fimur.
11

Dalam kongresnya yang pertama di Solo tahun 1918 nama
Tri Koro Dharmo diubah menjadi Jong Java. Dengan perubahan
ini diharapkan pelajar-pelajar lain yang berdasarkan
kebudayaan Jawa Raya (Sunda, Madura, Bali) akan masuk
menjadi anggota. 2> Adapun tujuan Jong Java adalah sebagai
berikut :·

Mengadakan latihan untuk calon-calon pemuka nasional.
2. Memupuk cinta tanah air harus menjadi dorongan, karena
· tanah air kekurangan pimpinan yang cakap.
3. Berusaha untuk menarik perhatian umum pada
perkembangan kebudayaan Jawa.
4. Mempertebal persaudaraan di antara semua sukubangsa
Indonesia yang hidup di sini. 3>

1.

Dengan semakin berkembangnya faham Indonesia Raya,
Jong Java dalam kongresnya tanggal 27--31 Desember 1926 di
Solo mengubah tujuan organisasinya, yaitu : "memajukan rasa
persatuan para anggota dengan semua golongan bangsa
Indonesia dan dengan bekerja bersama dengan perkumpulanperkumpulan pemuda Indonesia lainnya ikut serta dalam
menyeblrkan dan memperkuat faham Indonesia bersatu".
Tokoh-tokoh Jong Java antara lain RT Djaksodipuro (kemudian
bersama RT Wongsonegoro), Sarwono (Prof Dr. Sarwono,
pernah menjadi Ketua Lembaga Pengetahuan Indonesia),
Sayudi, Suryadi, Sunarko, Sigit, dan masih banyak lagi.
Pemuda-pemuda pelajar dari Sumatera yang berada di
Jakarta juga mendirikan perkumpulan tersendiri pada tanggal
9 Desember 1917, bemama Jong Sumatranen Bond. Tujuan
organisasi ini mempererat habungan antara pemuda-pemuda
pelajar Sumatera, menanam keinsyafan akan tugas yang
mendatang sebagai pemimpin dan pendidik bJmgsa,
menghidupkan dan menjunjung tinggi kepribadian Sumatera.
Cabang-cabang Jong Sumatranen Bond terdapat di enam
tempat di J.awa, dan dua tempat di Sumatera yaitu di Padang
dan Bukittinggi. Kongresnya yang pertama diadakan di Padang
pada bulan Juli 1919, tetapi pengurus besarnya tetap di Jakarta.
12

Tokoh-tokoh Jong Sumatranen Bond antara lain Moh. Hatta,
AK. Gani, Moh. Yamin, dan lain-lainnya. 4>
Setelah Jong Java dan Jong Sumatranen Bond, kemudian
berdiri pula perkumpulan-pe rkumpulan pemuda kedaerahan
yang lain yaitu: a. Jong Minahasa, didirikan pada tahun 1918,
tokoh-tokohnya antara lain J. Pantaouw, Diena Pantaouw
(sekaiang Ny. Sunario), b. Jong Ambon dengan tokohnya antara
lain Leimena, c. Jong Celebes, dengan tokoh-tokohnya antara
lain Arnold Mononutu, Waworuntu, Magdalena Mokoginta yang
menjabat sekretaris dan anggota delegasi Kongres Indonesia
Muda di Solo. Jong Celebes menerbitkan sebuah majalah yang
diberi nama Suara Celebes. d. Jong Timoresche Verbond;
dengan tokohnya antara lain J.W. Amalo. 5>
Di samping perkumpulan pemuda yang bersifat
kedaerahan, terdapat juga studiclub-studicl ub yang antara lain
terdapat di Surabaya dan Bandung. Studiclub di Surabaya
bernama lndonesische Studieclub, didirikan pada tanggal
11 Juli 1924 oleh dr. Sutomo. Tuj4an lndor+esische Studieclub
adalah membangun kaum terpelajar supaya mempunyai
keinsyafan kewajiban terhadap masyarakat, memperdalam
pengetahuan tentang politik, dan mendiskusikan masalah
sosial politik Indonesia. Dalam perkembangan selanjutnya
organisasi pelajar ini menjadi Persatuan Bangs~
Indonesia.
Sedangkan di Bandung berdiri Algemeene Studieclub,
didirikan oleh Ir. Soekarno dan Ir. Anwari. Tujuan organisasi
ini sama dengan lndone.sische Studieclub. Organisasi ini
akhirnya menjelma menjadi sebuah partai politik yaitu Partai
Nasional Indonesia.
Kecuali itu masih ada perkumpulan pemuda yang memakai
dasar agama yaitu Jong Islamieten Bond. Didirikan pada tahun
1926. Ketua JIB. adalah R. Sam bekas ketua Jong Java,
sedangkan H. Agus Salim diangkat sebagai ·penasehat JIB.
Tujuan JIB adalah memajukan pengetahuan tentang Islam,
hidup secara Islam dan persa.tuan dalam Islam. Berbeda
dengan organisasi pelajar yang lain JIB menerima juga orangorang yang sudah tamat belajarnya sebagai anggotanya.

13

Semen tara itu faham persat uan dan Indone sia Merde ka
makin berkem bang dalam masya rakat Indone sia, termas uk
juga para pemud anya. Secar a histor is yang mula- mula
menge mbang kan faham persat uan dan Indone sia Merde ka
adalah Indisc he Partiy di bawah pimpi nan dr. Cipto
Mangu nkusum o, R.M. Suwar di Suryan ingrat, dan dr. Dauwes
Dekke r (Setiab udi).
Demik ian juga di kalang an pemud a pada waktu itu di
sampin g ada golongan pemud a yang masih berpeg ang pada
lingku ngan daerah nya, terdap at juga kelom pok-ke lompo k
pemud a yang dengan tegas mengh endaki persat uan Indonesia.
Kelom pok yang denga n tegas mengh endak i persat uan
Indone sia ini antara lain Perhim punan Indone sia. Perhim punan
ini didirik an oleh mahas iswa-m ahasis wa Indon esia yang
belaja r di negeri Beland a, pada tahun 1908. Mula- mula
bemam a Indisch e Vereniging. Pada mulan ya perkum pulan ini
tidak memp unyai tujuan politik . Perku mpula n terseb ut
hanya mengu rus kepent ingan- kepent ingan orang Indone sia
yang berad a di negeri Belan da. Tetap i perku mpula n ini
mempu nyai arti yang sangat pentin g karena perkum pulan ini
memp ersatu kan semua pelaja r yang datang dari Indone sia,
baik pelaja r terseb ut datang dari Jawa, Sumat era, Sunda ,
Madur a, Ambo n, Minah asa, dan lain-la innya. Sehing ga
persam aan kesuku an merek a sedikit demi sedikit hilang, yang
kemud ian digant i dengan perasa an Ke bangsa an Indonesia.
Pada tahun 1925, Perhim punan Indon esia sudah
mempu nyai ketera ngan dasar sebaga i beriku t :
a. Hanya suatu Indone sia yang merasa dirinya satu, sambil
menya mping kan segata perbed aan antara satu golongan
denga n golong an lain dapat mema tahkan kekua saan
penjaj ah. Tujua n bersam a, pembe basan Indon esia,
menun tut adanya suatu aksi umum yang insyaf, bersan dar
atas kekuat an sendiri dan bersifa t kebang saaan.
b. Turut campu rnya segala lapisan rakyat Indone sia dalam
perjua ngan kemer dekaan ini ialah juga suatu syarat yang
pentin g sekali untuk menca pai tujuan itu.
14

c.

Unsur yang terkemuka dan terpenting dalam tiap-tiap
masalah pemerintahan ialah kepentingan yang berlawanan
antara si penjajah dan si terjajah. Maksud politik si
penjajah untuk mempertipis dan menutupi unsur itu harus
disambut dari pihak si terjajah dengan mempertajam dan
mempererat semua hal yang berlawanan itu.

d. Melihat pengaruh penjajah yang merusak dan menurunkan
kesusilaan terhadap kehidupan Indonesia di bidang jasmani
dan rohani maka perlu diusahakan untuk membuatnya
normal kembali. 61
2.2 Kongres Pemuda Indonesia I (30 April - 2 Mei 1926)

Ide untuk mempersatukan organisasi-organisasi pemuda,
sebenamya sudah ada jauh sebelum Sumpah Pemuda. Jong
Java dalam kongresnya yang ke VII di Bandung tahun 1925/1926,
antara lain memutuskan bahwa "Jong Java bertujuan
mempersiapkan anggota-anggotanya untuk membantu
pembentukan Java Raya dan untuk memupuk kesadaran
bersatu dari rakyat Indonesia seluruhnya dengan maksud
mencapai Indonesia Merdeka". 7 '
Ide persatuan ini makin berkembang lagi dengan adanya
propaganda yang disebarkan oleh Perhimpunan Pemuda dari
Negeri Belanda.
Hanya saja ada yang menjadi masalah saat itu sebagian
pemuda menghendaki federasi, sedangkan sebagian pemuda
lagi menghendaki fusi. Federasi adalah gabungan antara
beberapa perkumpulan. Di dalam federasi ini organisasiorganisasi pemuda itu akan tetap hidup sebagai organisasi
daerah yang tergabung dalam suatu federasi yang lebih besar.
Sedangkan fusi adalah suatu persatuan yang bulat. Semua
organisasi pemuda itu akan mengalami proses peleburan dan
menjelma menjadi satu organisasi baru. 8 '
Untuk mempersatukan organisasi-organisasi tersebut
kemudian diadakan suatu kongres yang menurut istilah saat
15

itu disebut suatu "Kerapa tan Besar", yang selanjutn ya terkenal
menjadi Kongres Pemuda I. Kerapata n Besar ini dipimpin oleh
Muhamm ad Tabrani. Adapun panitian ya terdiri atas pengurus penguru s organisa si pemuda. Tujuan Kerapat an Besar ini
adalah:
1. Memaju kan faham persatua n Kebangs aan
2. Menger atkan hubunga n antara semua perkump ulanperkump ulan kebangsa an. 9 >
Kongres Pemuda I ini dihadiri oleh wakil-wakil organisa si
pemuda, antara lain wakil-wakil Jong Java, Jong Sumatra nen
Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Islamiet en Bond,
Studere nde Minahas ers, Jong Batak, dan Pemuda Kaum
Theosofie .10 >
Di dalam kongres tersebut diucapka n pidato-p idato, antara
lain berjudul "Indones ia Bersatu" oleh seorang pemuda. Isi
"Indones ia Bersatu" antara lain anjuran kepada para pemuda
untuk meresap kan cita-cita Indones ia Raya. Dan untuk
mencapa i Indones ia Raya para pemuda harus menjauh kan
kepentin gan pribadi dan golongan.
Muhamm ad Yamin juga menyam paikan sebuaN. pidato
tentang "Kemun gkinan-k emungk inan untuk bahasa dan
kesusast eraan Indonesi a di kemudia n hari". Di situ Moh Yamin
menganj urkan agar bahasa Melayu dianggap sebagai bahasa
bangsa Indonesi a.
Selain itu dibicara kan juga mengen ai agama, yaitu
"Kewaji ban agama dalam pergerak an kebangs aan". Isinya
11
anjuran agar bersikap toleran terhadap agama lain. '
Walaupu n Kongres Pemuda I ini belum berhasil mempersatu kan Pemuda Indones ia, tetapi pemuda -pemud a
tersebut mengaku i rasa persatua n nasional, meskipu n masih
terdapat perbedaa n sosial dan kesukuan .
Selanju tnya usaha untuk mencap ai persatu an tetap
dilanjutk an. Pada tanggal 15 Agustus 1926, atas usul Jong
16

c.

Unsur yang terkemuka dan terpenting dalam tiap-tiap
masalah pemerintahan ialah kepentingan yang berlawanan
antara si penjajah dan si terjajah. Maksud politik si
penjaJah untuk mempertipis dan menutupi unsur itu harus
disambut dari pihak si terjajah dengan mempertajam dan
mempererat semua hal yang berlawanan itu.

d. Melihat pengaruh penjajah yang merusak dan menurunkan
kesusilaan terhadap kehidupan Indonesia di bidang jasmani
dan rohani maka perlu diusahakan untuk membuatnya
normal kembali. 6 1
2.2 Kongres Pemuda Indonesia I (30 April - 2 Mei 1926)

Ide untuk mempersatukan organisasi-organisasi pemuda,
sebenamya sudah ada jauh sebelum Sumpah Pemuda. Jong
Java dalam kongresnya yang ke VII di Bandung tahun 1925/1926,
antara lain memutuskan bahwa "Jong Java bertujuan
mempersiapkan anggota-anggotanya untuk membantu
pembentukan Java Raya dan untuk memupuk kesadaran
bersatu dari rakyat Indonesia seluruhnya dengan maksud
mencapai Indonesia Merdeka". 71
Ide persatuan ini makin berkembang lagi dengan adanya
propaganda yang disebarkan oleh Perhimpunan Pemuda dari
Negeri Belanda.
Hanya saja ada yang menjadi masalah saat itu sebagian
pemuda menghendaki federasi, sedangkan sebagian pemuda
lagi menghendaki fusi. Federasi adalah gabungan antara
beberapa perkumpulan. Di dalam federasi ini organisasiorganisasi pemuda itu akan tetap hidup sebagai organisasi
daerah yang tergabung dalam suatu federasi yang lebih besar.
Sedangkan fusi adalah suatu persatuan yang bulat. Semua
organisasi pemuda itu akan mengalami proses peleburan dan
menjelma menjadi satu organisasi baru. 81
Untuk mempersatukan organisasi-organisasi tersebut
kemudian diadakan suatu kongres yang menurut istilah saat
15

itu disebut suatu "Kerapa tan Besar'', yang selanjutn ya terkenal
menjadi Kongres Pemuda I. Kerapata n Besar ini dipimpin oleh
Muhamm ad Tabrani. Adapun panitiany a terdiri atas pengurus penguru s organisa si pemuda. Tujuan Kerapat an Besar ini
adalah:
1. Memajuk an faham persatua n Kebangs aan
2. Menger atkan hubunga n antara semua perkump ulanperkump ulan kebangsa an. 0 >
Kongres Pemuda I ini dihadiri oleh wakil-wakil organisa si
pemuda, antara lain wakil-wakil Jong Java, Jong Sumatra nen
Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Islamiet en Bond,
Studere nde Minahas ers, Jong Batak, dan Pemuda Kaum
Theosotie. 10 >
Di dalam kongres tersebut diucapka n pidato-p idato, antara
lain berjudul "Indones ia Bersatu" oleh seorang pemuda. Isi
"Indones ia Bersatu" antara lain anjuran kepada para pemuda
untuk meresap kan cita-cita Indones ia Raya. Dan untuk
mencapa i Indones ia Raya para pemuda harus menjauh kan
kepentin gan pribadi dan golongan.
Muhamm ad Yamin juga menyam paikan sebua].q pidato
tentang "Kemun gkinan-k emungk inan untuk bahasa dan
kesusast eraan Indonesi a di kemudia n hari". Di situ Moh Yamin
menganj urkan agar bahasa Melayu dianggap sebagai bahasa
bangsa Indonesi a.
Selain itu dibicara kan juga mengen ai agama, yaitu
"Kewaji ban agama dalam pergerak an kebangs aan". Isinya
anjuran agar bersikap toleran terhadap agama lain.11>
Walaupu n Kongres Pemuda I ini belum berhasil mempersatu kan Pemuda Indones ia, tetapi pemuda -pemud a
tersebut mengaku i rasa persatua n nasional, meskipu n masih
terdapat perbedaa n sosial dan kesukuan .
Selanju tnya usaha untuk mencap ai persatu an tetap
dilanjutk an. Pada tanggal 15 Agustus 1926, atas usul Jong
16

Java diadakan lagi suatu pertemu an antara Jong Java, Jong
Sumatra nen Bond, Jong Minahas a, Jong Islamiet en Bond,
Jong Bataks Bond, ·Jong Celebes, Sekar Rukun, Vereeniging
vor Ambonsche Studeerenden dan Komite Kongres Pemuda
I. Pertemu an tersebut diadaka n di Gedung Bioskop "Java"
dengan pokok acara membah as usul Jong Java untuk
mengada kan federasi diantara organisa si-organi sasi pemuda.
Tetapi pertemu an inipun belum membaw a hasil yang positif. 12>
Untuk itu pada tanggal 20 Februari 1927 sekali lagi diadakan
pertemu an antara organisa si-organ isasi pemuda, yaitu Jong
Java, Jong Sumatra men Bond, Sekar Rukun, Jong Bataks
Bond, Jong Islam~etn
Bond, Jong Ambon, Jong Minahas a,
dan PPPI. Walaupun pertemu an ini sudah agak maju karena
membaw a usul fusi dari Jong Java, tetapi hasilnya belum
mencapa i suatu kesepak atan. Karena itulah maka pemudapemuda Bandung merasa tidak sabar lagi. Mereka kemudia n
mendiri kan sendiri suatu perkum pulan berdasa rkan
kebangs aan yang disebut Jong Indonesi a. 13 >
Perkump ulan ini didirikan oleh pemuda- pemuda Bandung
yang sebagian besar dipengar uhi oleh propagan da Perhimp unan
Indonesi a. Mula-mu l.a bernam a Jong Indones ia, didirika n
pada tanggal 20 Februari 1927. Kemudia n dalam kongresn ya
yang pertama Desemb er 1927 nama perkump ulan tersebut
diubah menjadi Pemuda Indonesi a. Tujuan Pemuda Indonesi a
adalah menyeba rkan dan memper kuat cita-cita Kebangs aan
Indones ia Bersatu . 14 > Dengan jalan bekerjas ama dengan
perkum pulan-p erkump ulan lain memaju kan kepandu an
kebangs aan Indones ia, berolah raga bersama . Pemuda
Indones ia mempun yai bagian puteri yang disebut Puteri
Indonesi a. Cabang- cabang Pemuda Indones ia terdapa t di
Yogyakarta, Solo, dan Jakarta. Setelah Kongres Pemuda II,
Pemuda Indones ia dibubark an, kemudia n melebur kan diri
dalam Indonesi a Muda.
·-~

PERPUSTAKAAN

DIT. NILAI SEJARAH
17

Cacata n Bab II

1). Yayasa n Gedun g-Ged ung Bersej arah Jakart a, 45 Tahun
Swnpa h Pemud a, PT. Gunun g Agung , hal. 31
2). AK Pringg odigdo SH, Sejara h Perge rakan Rakya t
Indone sia, Dian Rakya t, 1977, hal. 21.
3). Sutrisn o Kutoyo et. al, Suatu catata n Tentan g Sumpa h
Pemud a 28 Oktob er 1928, Cetak an II Pusat Peneli tian
Sejara h dan Buday a, 1978, hal. 26
4). Ensikl opedi Umum, Yayasa n Kanisi us, 1973, hal. 602.
5). Sutrisn o Kutoyo et. al., Suatu Catata n Tentan g Sumpa h
Pemud a 28 Oktob er 1928, hal. 27, 28.
6). 45 Tahun Sumpa h Pemuda, hal. 58, 59
7). 45 Tahun Sumpa h Pemuda, 1974, hal. 40
8). Sutrisn o Kutoyo et. al., Suatu Catata n Tentan g Sumpa h
Pemuda 28 Oklobe r 1928, 1978, hal. 35
9). 45 Tahun Sumpa h Pemuda, 1974, hal. 41
10). Sutrisn o Kutoyo et. al., Suatu Catata n Tentan g Sumpa h
Pemuda 26 Oktobe r 1928, 1978, hal. 42
11). lbid hal. 42, 43
12). Ibid, hal. 44, 45
13). Ibid, hal. 45
14). AK. Pringg odigdo , Sejara h Perger akan Rakya t Indone sia,
Dian Rakya t, 1977, hal. 103
19

BAB III
SOEGONDO DJOJOPOESPITO DAN SUMPAH PEMUDA
3.1 Soegondo dan Labirnya PPP/

Ketika sekolah Di AMS Yogyakarta, Soegondo mondok (in
de kost) di rumah Ki Hadjar Dewantoro. 1> Hal ini rupanya
mempengaruhijiwa Soegondo yang masih muda. Pergaulannya
dengan Ki Hadjar rupa-rupanya merupakan dasar yang baik
bagi jiwa Soegondo yang sedang berkembang. Di situlah
rupanya ia menemukan dasar kebangsaan yang kuat.
Bimbingan dan asuhan Ki Hadjar sangat menentukan bagi
perkembangan jiwa Soegondo di kemudian hari.
Hal itu makin berkembang ketika Soegondo melanjutkan
pelajarannya ke Sekolah Hakim Tinggi (Rechte Hoge School)
di Jakarta pada tahun 1925. Ketika itu Soegondo menumpang
di rumah seorang pegawai pos di Gang Rijksman (sebuah
kampung di sebelah utara Rijswik) Jalan Segara. Di situ
Soegondo tinggal bersama teman-teman kostnya yang
kebanyakan terdiri dari klerk-klerk pos. Dari seorang klerk
yang pekerjaannya mensortir surat-surat, Soegondo
mendapat majalah "Indonesia Merdeka" yang diterbitkan oleh
Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda. Majalah tersebut
termasuk majalah yang dilarang masuk ke Indonesia, karenanya
harus dibakar. Tetapi pegawai pos teman Soegondo tersebut
berpendapat lain, ia memberikan "Indonesia Merdeka" kepada
Soegondo. 21

21

Dengan memba ca majala h tersebu t hati Soegon do
semaki n terbuka , ia semakin tahu apa artinya persatu an. Dari
"Indon esia Merdek a" Soegon do tahu bahwa perger akan
Kemer dekaan yang terpisa h-pisah mudah ditinda s oleh
kekuat an negara- negara penjaja h. Karena itu Perhim punan
Indones ia berpend apat bahwa mengha dapi penjaja han asing
di Tanah Air harusla h diketem ukan taktik dan strategi yang
riel berdasa rkan suatu workab le theory, suatu teory yang
praktis dan dapat dilaksa nakan. Selanju tnya Perhim punan
Indones ia mengem ukakan ide-ide yang harus dijiwai gerakan
Indones ia Merdeka, yaitu :
a. Percaya diri sendiri
b. Tidak mengha rapkan bantua n dari manapu n
c. Berjuan g atas landasa n hukum yang diakui oleh dunia
3
intemas ional yakni hak untuk menent ukan nasib sendiri. >
Bacaan tersebu t (Indone sia Merdek a) ternyat a sangat
mempe ngaruh i Soegon do. Karena Indone sia Merdek a,
Soegon do yang telah menda pat dasar kebang saan dari Ki
Hadjar semaki n tertarik terhada p pergera kan bangsan ya. Ia
ingin berbua t sesuatu . Untuk itu ia sering datang ke rumah
Haji Agus Salim untuk berdisk usi dan belajar politik. Di
sampin g itu ia juga ingin mendis kusikan dengan kawankawann ya. Karena itu Soegon do meneru skan majalah terlaran g
tersebu t kepada teman- temann ya. Di antaran ya ia
meminj amkann ya kepada Soewiryo, teman sekolah nya di AMS
Yogya, yang kemudi an juga masuk ke RHS. Selanju tnya ia
meneru skan Indones ia Merdek a kepada Usman Sastroa midjojo ,
adik Ali Sastroamidjojo. Kemud ian Usman meneru skan majalah
tersebu t kepada temann ya yang bemam a Muksinun.
Selanju tnya empat orang yang telah memba ca Indones ia
Merdek a tersebu t semingg u sekali mengad akan pertem uan di
tempat pemond okan Soegon do untuk membic arakan soal-soal
politik. Pada tahun kuliah 1926 Usman Sastroa midjojo keluar
dari RHS dan menjad i guru Taman Siswa di Yogya. Adapun
Muksin un sibuk dengan ujian-ujiannya sehingg a ia tidak sempat
datang pada setiap minggunya. Dengan demikia n Soegon do

22

tinggal berdua saja bersama Soewiryo. Tetapi, kemudian
mereka mendapat tiga orang kawan baru, yakni Sigit
mahasiswa RHS, Gularso dan Darwis mahasiswa Stovia.
Mereka berlima melanjutkan kebiasaan Soegondo dan Soewiryo
bertemu setiap seminggu sekali untuk bicara-bicara soal politik.
Pada tahun 1926 mereka berlima memutuskan untuk
mengikuti jejak kawan-kawan mereka yang tergabung dalam
Perhimpunan Indonesia, yaitu mendirikan suatu perkumpulan
mahasiswa di Indonesia yang bertujuan menggalang persatuan
Indonesia. Perkumpulan itu mereka namakan Perhimpunan
Pela.far Pelajar Indonesia (PPPI) dengan Sigit sebagai ketuanya.
Soegondo, Soewiryo, Gularso, Darwis, dan juga Sigit merupakan
anggota inti, dan mereka berlima tetap meneruskan pertemuan
mingguannya.
Lima orang anggota inti mempunyai tugas khusus yaitu
menghubungi mahasiswa-mahasiswa baru dan pemimpinpemimpin perkumpulan pemuda untuk menginsyafkan mereka
akan perlunya persatuan Indonesia. 4> Mereka berlima bahkan
pemah membuat pamflet rahasia, yang isinya mengajak para
pemimpin untuk menggulingkan pemerintah jajahan. Pamflet
tersebut mereka kirimkan kepada pengurus parpol, ormas, dan
perkumpulan pemuda. Pada tahun 1927 Sigit meletakkan
jabatan sebagai ketua PPPI, karena ia ditunjuk sebagai ketua
lndonesische Clubgebouw (I.C.) 5> I.C. di Kramat 106 adalah
Indonesianisasi dari Langen Siswa di Jalan Kwitang. Langen
Siswa itu adalah rumah tempat rekreasi mahasiswa Stovia dari
Suku Jawa. Jadi perubahan Langen Siswa menjadi I.C.
mencerminkan kesadaran mahasiswa Stovia dari Suku Jawa
akan perlunya persatuan Indonesia. Di dalam I.C. ini para
pemuda diharuskan menjadi nasionalis sejati dan berjiwa
all-round. Mereka harus mengerti aspirasi rakyat. Karena itu
sebagai seorang calon pemimpin, mereka harus dapat
menghargai kebudayaan bangsanya yang terdiri dari berbagai
sukubangsa. Sebagai contoh, pemuda Abu Hanifah yang
berasal dari Sumatera Barat sebagai anggota I.C. ia dapat
menarikan Gatotkaca Gandrung, tarian Minahasa, .tari Ambon,
dan tentu saja tari dari daerahnya sendiri. Ia juga bisa
23

berba hasa Jawa dan mem aham i Maha barat a serta pand ai main
bola. Jadi, seora ng pemu da waktu itu harus lah pemu5 da yang
komp lit, artiny a pand ai beror ganis asi, seni, dan sport. >
Di samp ing itu Gedu ng l.C. juga meru paka n temp at
ayar
tingg al bersa ma (asram a) para maha siswa denga n memb
m
mala
n
maka
is
sehab
uang muka sekit ar f 7,50. Serin gkali
jauh
ai
samp
skusi
pemu da-pe muda yang tingg al di situ berdi
k,
malam . Ada saja yang mere ka bicar akan, baik soal politi
yang
kema syara katan , dan lain-l ainny a. Pemu da-pe muda
di,
tingg al di situ antar a lain adala h Sunar ko, Kuncoro, Surya
an, Tamsil, Amir
Yamin, AK Gani, Amir, Abu Hanif ah, Rusm
7>
a.
ainny
lain-l
Syarifudin, Suma nang, dan
3.2 Kong res Pemu da II (27-2 8 Okto ber 1928)
Yang ditun juk meng ganti kan Sigit sebag ai Ketu a PPPI
kan
adala h Soegondo. Seme ntara itu usaha untuk memp ersatu
oleh
is
dirint
telah
yang
perku mpul an-pe rkum pulan pemu da
Kong res Pemu da I terus dilan jutka n. Wakil-wakil organ isasi
pemu da terus meng adak an perte muan demi kesa tuan
ikut
penda pat. Pada perte muan 20 Pebru ari 1927 PPPI telah
apai
menc
ambi l bagia n, tetap i perte muan terse but belum
l
hasil yang final. 8 > Seter usny a PPPI lah yang meng ambi .
utnya
inisia tip untuk meng adaka n perte muan -perte muan selanj
ai
Hal itu meru paka n tugas utam a bagi Soeg ondo sebag
Ketua PPPI yang baru.
Seper ti telah diket ahui sejak berdi rinya pada tahun 1926,
PPPI selalu mend esak semu a perku mpul an pemu da untuk
mele burka n diri dalam suatu perku mpul an pemu da yang
berda sarka n keba ngsaa n. Pada tahun 1926 itu Soeg ondo
bersa ma empa t orang tema nnya sebag ai angg ota inti PPPI
k
meng hubu ngi peng urus perk umpu lan pemu da untu
1927
tahun
melak sanak an maks ud terseb ut. Kemu dian mulai
i
mere ka tidak lagi meng hubu ngi secar a peror angan , tetap
yang
ud
meng unda ng wakil-wakil perku mpul an untuk maks
sama .
24

Sementara itu di kalangan partai-parta i politik telah
terbentuk PPPKI, yaitu suatu federasi dari partai-partai politik
yang terdiri dari PNI, PSI, BU, Pasundan, Kaum Betawi,
Sumatranen Bond, dan Studie-stud ie Club, sehingga jiwa
9
persatuan memenuhi udara politik di tahun 1928 itu. >
Sedangkan di kalangan pemuda, kesatuan pendapat belum
tercapai. Bentuk peleburan fusi atau federasi masih tetap
merupakan perdebatan. Karena itu dalam suatu pertemuan
antara wakil-wakil perkumpula n pemuda diputuskan untuk
membawa persoalan tersebut dalam suatu rapat umum
(kongres).U ntuk itu kemudian dibentuk suatu panitia yang
terdiri dari wakil-wakil perkumpula n pemuda. Pada bulan
Juni 1928, mereka berhasll membentuk suatu panitia sebagai
berikut:
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris
Bendahara
Pembantu I
Pembantu II
Pembantu III
Pembantu IV
Pembantu V

Soegondo Djojopoespito, dart PPPI
Djoko Marsaid, dari Jong Java
Moh. Yamin dart Jong Sumatmnen Bond
Amir Syarifudin, dari Jong Bataks Bond
Djohan Moh. Tjai, dari Jong Islamieten Bond
Kotjosungkono, dari Pemuda Indonesia
Sunduk, dari Jong Celebes
J. Leimena, dart Jong Ambon
Rohyani, dari Pemuda Kaum Betawi1°J

Dalam berbagai hal panitia ini mendapat bantuan dan
bimbingan dari tokoh-tokoh yang lebih tua, antara lain Sartono
SH, Muh Nazif SH, AIZ Mononutu, dan Sunario SH. Panitia
tersebut mempunyai tugas untuk menyelengg arakan rapat
mencari
umum, mencari biaya, mencari pembicar~,
itu
samping
Di
tempat rapat, dan menetapkan waktunya.
yang
resolusi
panitia juga bertugas mempersiap kan rumusan
isinya menganjurk an persatuan di kalangan pemuda serta
menganJurk an agar bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan. 111
Adapun susunan acara yang berhasil dibentuk oleh panitia
adalah sebagai berikut :
25

KERAPATAN (CONG RES) PEMUDA PEMUDI INDONESIA di
Welteveden (Jakarta) 27--28 Oktober 1928.
Rapat Pertama :
(27 Oktober 1928, malam Minggu 7.30--1.30 di gedung
Katholike Jongekngen Bond, Waterlooplein)

1.
2.
3.

Membuka kerapatan oleh tuan Soegondo
Menerima salam dan menyukai kerapatan
Dari hal Persatuan dan kebangsaan Indonesia

Rapat Kedua :
(28 Oktober, hari Minggu 8--12 Oost Java Bioscoop
Koningsplein Noord)

Membicarakan perkara pendidikan oleh :
Mej. Pumomowulan
Tuan S. Mangunsarkoro
Tuan Djokosarwono
Tuan Ki Hadjar Dewantoro
Rapat Ketiga :
(28 Oktober 1928 malam Senen 5.30--7.30 di gedung
Indonesisch Clubhuis Kramat 106)
1.

2.
3.
4.
5.

Arak-arakan pandu (Padvinderi) 17.30--19.30
Dari hal pergerakan Pandoe oleh T. Ramelan
Pergerakan Pemuda Indonesia dan pergerakan pemuda di
tanah luaran oleh T. ink. Sunario
Mengambil keputusan
Menutup kerapatan12 '

Jalannya rapat:
Pada hari Sabtu tanggal 27Oktober1928, pukul 7.30 malam,
di Gedung Katholieke Jongelengen (Jalan Lapangan Banteng
sekarang), sesuai dengan yang tercantum dalam acara, Kongres
Pemuda II dibuka. Di situ yang hadir bukan hanya kaum
26

pemuda saja, tetapi juga kaum dewasa yang mewakili beberapa
partai politik, anggota Dewan RakYat, dari kalangan pers,
bahkan juga beberapa orang Belanda yang cukup terkenal. Dart
organisasi pemuda antara lain terdapat wakil-wak il PPPI di
bawah pimpinan Soegondo , wakil-wak il Jong Java di bawah
pimpinan Djoko Marsaid, wakil-wak il Jong Islamieten Bond di
bawah pimpinan Djohan Muh Tjai, wakil-wak il Jong
Sumatrane n Bond di bawah pinpinan Amir Syarifudin , wakilwakil Pemuda Indonesia dipimpin oleh Kotjosung kono, wakilwakil Jong Celebes dipimpin oleh Senduk, wakil-wak il Jong
Ambon dipimpin oleh J. Leimena, dan wakll-wak il dari Pemuda
Kaum Betawi di bawah pimpinan Rohyani.
Dari kalangan dewasa antara lain hadir Sartono SH
mewakili PNI Cabang Jakarta dan PPPKI, Kartakusu mah
wakil PNI Cabang Bandung, Abdulrahm an wakil Budi Utomo
Cabang Jakarta, Sunario SH wakil PAPI (Persauda raan Antara
Pemuda Indonesia) dan INPO Kartosuwi ryo wakil Pengurus
Besar PSI, Sigit wakil Indonesis che Club, Muhidin wakil
Pasundan , AIZ Mononut u wakil Persatuan Minahasa . Di
samping masih ada beberapa tokoh seperti S. Mangunsa rkoro,
Nona Pumamaw ulan, Muhamad Nazif SH, Siti Sundari, E.
Puradired ja, Kuntjoro Purbopra noto, Sukmono , Suryadi,
Jaksodipu ro (Wongson egoro), Muh Roem, Dien Pantouw,
Suwiryo, Sumanan g, Dali, Syahbudi n Latif, Sulaiman ,
Kartomen ggala, Sumarto, Masdani, Anwari, Nona Tumbel,
Tamzil, A.K. Gani, Jo Tambuna n, Pengema nan, Halim,
Antaprem ana, Suwami, Kasmansi ngodimed jo, 13 l Moh Husni
Thamrin, dan Kusumo Utoyo.
Anggota Dewan Rakyat yang hadir adalah Suryono dan
Sukawati . Sedangka n sebagai wakil Pemerint ah Belanda
adalah Dr. Pijper (adviseur van Inlandse Zukaen) dan Van der
Plas (ahli Islamolog i). Dan masih ada beberapa orang
Belanda yang lain yaitu J.E. Stokvis, Dahler, dan Domine van
Hoom. 1•i Dari kalangan pers yang hadir Saerun wakil surat
kabar Keng Po, W.R. Supratma n, dan lain-lainny a.

27

Sebelum kerapatan dibuka secara resmi, terlebih dahulu
dibacakan amanat tertulis dari Ir. Soekarno ketua PNI, amanat
Perhimpuna n Indonesia, dan amanat Tan Malaka. Setelah itu
Soegondo sebagai ketua membuka kongres dan diteruskan
dengan uraian tentang kedatangan Belanda di Indonesia, dan
riwayat pergerakan nasional Indonesia. Menurut Soegondo
ada perbedaan antara Kongres Pemuda I dan II yaitu :
1.

Kongres Pemuda I (1926) yang dipimpin oleh M. Tabrani
diadakan atas nama panitia yang tidak berhubunga n
samasekali dengan perhimpunan -perhimpuna n pemuda,
sedangkan panitia Kongres Pemuda II terdiri dari wakilwakil perhimpunan pemuda.

2.

Kongres Pemuda I hanya bermaksud untuk menyiarkan
{propagand a) perasaan persatuan Indonesia, sedang
Kongres Pemuda II bermaksud untuk menguatkan
perasaan persatuan dan kebangsaan yang di masa itu telah
hidup di dalam hati setiap pemuda Indonesia.

Sebagai penutup pidatonya, Soegondo berseru "Perangilah
pengaruh cerai-berai dan majulah terus ke arah Indonesia
bersatu yang kita cintai" .15 >
Di dalam acara sambutan terjadi duakali insiden. Yang
pertama yaitu ketika seorang pembicara mempergun akan
kata "kemerdeka an". Kata tersebut oleh polisi Belanda
dianggap sebagai kata-kata politik. Rapat tersebut adalah
rapat pemuda, maka dilarang membicarak an politik, karena
pemuda di bawah umur 18 tahun dilarang mengunjungi rapatrapat politik. Insiden ke dua terjadi karena seorang pembicara
menganjurk an untuk bekerja lebih keras supaya tanah air
Indonesia lekas menjadi negeri seperti Inggris, Jepang, dan lainlainnya. Anjuran ini juga mendapat teguran dari polisi Belanda.
Bahkan ketua rapat diminta untuk mengeluark an semua
pemuda dari rapat tersebut. Permintaan polisi Belanda
tersebut tentu saja tidak dikabulkan oleh Soegondo. Akhirnya
berkat bantuan Sartono SH, insiden dapat diselesaikan .
Walaupun hati hadirin sangat mendongkol atas kejadian itu
28

tetapi kongre s dapat diterus kan denga n tertib. Sidang hari
pertam a ditutup dengan pidato Moh Yamin tentan g "Persa tuan
dan Keban gsaan Indonesia". Pidato Yamin ini sangat menar ik
dan menda pat sambu tan hangat dari hadirin .
Rapat (sidang) II, diadak an pada hari Minggu pagi pukul
8.00--2.00, bertem pat di Gedun g Oost Java Bioosc oop, Jalan
Medan Merde ka Utara No. 14 (Gedun g Pemud a, seka!a ng sudah
dibong kar). Dalam rapat ke dua ini dibica rakan masala hmasal ah pendid ikan. Pembi cara-p embic aranya antara lain
Nona Pumom owulan dan s. Mangu nsarko ro.
Rapat (sidang ) III, diadak an pada hari Mingg u petang /
malam pukul 17.30--23.30. di gedung Indonesische Clubgebouw,
Jalan Krama t Raya No. 106 (sekar ang Gedun g Sump ah
Pemud a) Rapat III ini dimula i dengan kekece waan, sebab acara
pertam a yaitu arak-a rakan pandu dibata lkan karena dilaran g
oleh polisi Beland a. Walaupun begitu acara- acara selanju tnya
dapat berlan gsung dengan sukses. Sidang terakh ir ini segera
dimula i dengan pidato Ramel an menge nai kepan duan dan
disusu l denga n pidato Sunar io SH. Tetap i pidato yang
disamp aikan Sunari o SH ternya ta lain dengan yang tercan tum
dalam acara sebelu mnya. Di dalam acara Sunari o SH akan
berpid ato tentan g Perger akan Pemud a Indone sia dan pemud a
luaran , ternya ta kemud ian digant i dengan Perger akan Pemud a
dan Persat uan Indone sia.
Di tengah -tenga h pidato Sunari o SH inilah Moh Yamin yang
duduk di sebela h kanan Soego ndo menyo dorkan secari k
kertas, sambil berbisi k : "Saya memp unyai rumus an resolus i
yang lebih luwes". Waktu itu Soego ndo menja di pimpin an
rapat dan Yamin sekreta risnya. Setela h memb aca tulisan Moh.
Yamin terseb ut Soegon do membu buhiny a dengan tulisan ace
diserta i parapn ya. 161 Kertas diterus kan kepad a Amir Syarifudin,
dan sepert i halnya Soego ndo iapun menye tujuiny a. Setela h
itu kertas diterus kan kepada anggot a-angg ota yang lain, dan
semua menul is setuju diserta i parapn ya. Demik ianlah Moh.
Yamin yang sebelu mnya menjad i penen tang fusi yang paling
gigih telah mengu lurkan tangan nya untuk ikut maju jalan ke
fusi.17>

29

Kemudian , pada waktu istirahat W.R. Supratma n
menghamp iri Soegondo, minta izin untuk memperde ngarkan
lagu gubahann ya "Indonesi a Raya". Melihat syairnya,
Soegondo khawatir apabila lagu tersebut meminbul kan insiden
kembali. Soegondo kemudian minta nasehat kepada Van der
Plas, tetapi Van der Plas menunjuk komisaris polisi. Tentu
saja Soegondo tidak mau datang pada Komisaris Polisi
Belanda yang sehari sebelumny a telah memberik an teguranteguran. Soegondo kemudian kembali menemui W.R.
Supratma n dan minta agar jangan menyanyik an kata-katan ya.
Hal itu disanggup i W.R. Supratma n, dan ia memang akan
membawa kan dengan biolanya. 18> Selanjutny a Soegondo minta
perhatian kepada hadirin bahwa W.R. Supratma n akan
membawa kan lagu gubahanny a. Demikianl ah Indonesia Raya
pertamak ali diperdeng arkan dan mendapat tepuk tangan
hadirin dengan meriahnya .
Sidang III ditutup dengan pembacaa n usul resolusi oleh
Ketua Kongres Soegondo Djojopoes pito. Resolusi ini yang
kemudian terkenal sebagai "Sumpah Pemuda". Secara lengkap
bunyi teks tersebut adalah sebagai berikut : (Ejaan sudah
disesuaika n dengan EYD tahun 1972)
PUTUSAN KONGRES
PEMUDA· PEMUDI INDONES IA

Kerapata n pemuda-~
Indonesia diadakan oleh
perkumpu lan-perku mpulan pemuda yang berdasark an
kebangsa an