17 permen kp 2016 ttg pedum...bantuan pemerintah...
1
\
PERATURAN
MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 17/PERMEN-KP/2016
TENTANG
PEDOMAN UMUM DALAM RANGKA PENYALURAN BANTUAN PEMERINTAH
DI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
: a.
bahwa
untuk
melaksanakan
penyaluran
bantuan
pemerintah di Kementerian Kelautan dan Perikanan
secara
efisien,
ekonomis,
efektif,
transparan,
dan
bertanggungjawab dengan tetap memperhatikan rasa
keadilan dan kepatutan, perlu
pelaksanaan
penyaluran
mengatur mengenai
bantuan
pemerintah
di
Kementerian Kelautan dan Perikanan;
b.
bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 ayat (1)
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015
tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan
pada Kementerian Negara/ Lembaga, perlu menyusun
pedoman umum dalam rangka penyaluran bantuan
pemerintah di Kementerian Kelautan dan Perikanan;
c.
bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang
Pedoman Umum Dalam Rangka Penyaluran Bantuan
Pemerintah di Kementerian Kelautan dan Perikanan;
2
Mengingat
: 1.
Undang-Undang
Nomor
1
Tahun
2004
tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
2.
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang
Tata
Cara
Pelaksanaan
Anggaran
Pendapatan
dan
Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5423);
3.
Peraturan Presiden Nomor 7
Organisasi
Kementerian
Tahun
Negara
2015 tentang
(Lembaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
4.
Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang
Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111);
5.
Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang
Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri
Kabinet Kerja Periode 2014-2019, sebagaimana telah
diubah
dengan
Keputusan
Presiden Nomor 79/P
Tahun 2015;
6.
Peraturan
Menteri
Kelautan
dan
Perikanan
Nomor
23/PERMEN-KP/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1227);
7.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015
tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan
Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1340);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN
MENTERI
KELAUTAN
DAN
PERIKANAN
TENTANG PEDOMAN UMUM DALAM RANGKA PENYALURAN
BANTUAN PEMERINTAH DI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN
PERIKANAN.
3
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1.
Bantuan
Pemerintah
adalah
bantuan
yang
tidak
memenuhi kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh
Pemerintah
kepada
masyarakat,
perseorangan,
atau
lembaga
kelompok
pemerintah/non
pemerintah.
2.
Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat
KPA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari Menteri
untuk
melaksanakan
tanggung
jawab
sebagian
penggunaan
kewenangan
dan
anggaran
pada
Kementerian.
3.
Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat
PPK
adalah
pejabat
yang
diberi
kewenangan
oleh
Menteri/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau
tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas
beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
4.
Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai Pegawai Aparatur Sipil Negara
secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan.
5.
Pelaku Utama Kelautan dan Perikanan yang selanjutnya
disebut Pelaku Utama adalah nelayan, pembudidaya
ikan,
pengolah
dan
pemasar
hasil
kelautan
dan
perikanan, dan petambak garam.
6.
Kementerian
menyelenggarakan
adalah
urusan
kementerian
pemerintahan
yang
di
bidang
kelautan dan perikanan.
7.
Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kelautan dan perikanan.
8.
Direktur
Jenderal/Kepala
Badan
adalah
Direktur
Jenderal/Kepala Badan di lingkungan Kementerian.
4
9.
Dinas adalah dinas provinsi atau kabupaten/kota yang
membidangi urusan kelautan dan perikanan.
Pasal 2
Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi:
a.
jenis Bantuan Pemerintah;
b.
bentuk Bantuan Pemerintah dan penerima Bantuan
Pemerintah;
c.
mekanisme pemberian Bantuan Pemerintah;
d.
pembinaan;
e.
monitoring dan evaluasi; dan
f.
pelaporan.
BAB II
JENIS BANTUAN PEMERINTAH
Pasal 3
(1)
Jenis Bantuan Pemerintah di Kementerian meliputi:
a.
pemberian penghargaan;
b.
pemberian beasiswa;
c.
bantuan operasional;
d.
bantuan sarana/prasarana;
e.
bantuan
rehabilitasi/pembangunan
gedung/
bangunan;
f.
bantuan pembayaran premi asuransi jiwa, asuransi
perikanan, dan asuransi pergaraman; dan
g.
bantuan pengawasan sumber daya kelautan dan
perikanan dan konservasi.
(2)
Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai
jenis
Bantuan
Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan
Peraturan
Sekretaris
Jenderal/Direktur
Jenderal/Kepala Badan sesuai dengan kewenangannya.
5
BAB III
BENTUK BANTUAN PEMERINTAH DAN PENERIMA BANTUAN
PEMERINTAH
Pasal 4
(1)
Bantuan Pemerintah berupa pemberian penghargaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a
diberikan dalam bentuk:
(2)
a.
uang;
b.
barang; dan/atau
c.
jasa.
Pemberian penghargaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diberikan kepada:
a.
PNS
yang
telah
menunjukkan
kesetiaan,
pengabdian, kecakapan, kejujuran, kedisiplinan,
dan prestasi kerja, dalam melaksanakan tugasnya;
b.
unit kerja non pelayanan publik di lingkungan
Kementerian,
perorangan,
dan
kelompok
untuk
kemajuan
masyarakat, dengan kriteria:
1.
memiliki
komitmen
pembangunan/pengelolaan di bidang kelautan
dan perikanan;
2.
memiliki
rencana
pembangunan
kerja
di
bidang
untuk
kemajuan
kelautan
dan
perikanan;
3.
melakukan
program
peningkatan
kualitas
kegiatan dan/atau jasa yang berdampak positif
terhadap peningkatan ekonomi, sosial, budaya,
dan peran serta bagi masyarakat sekitar serta
kelestarian
sumber
daya
kelautan
dan
perikanan beserta lingkungannya; dan/atau
4.
telah
melaksanakan
kegiatan
di
bidang
kelautan dan perikanan paling singkat 3 tahun
secara berturut-turut.
c.
unit
kerja
pelayanan
publik
di
lingkungan
Kementerian, dengan kriteria:
1.
memiliki visi, misi, dan motto pelayanan;
6
2.
memiliki standar pelayanan dan maklumat
pelayanan;
3.
memiliki sistem, mekanisme, dan prosedur
pelayanan;
4.
sumber daya manusia yang memiliki sikap dan
perilaku,
keterampilan,
kepekaan,
dan
kedisiplinan;
5.
memiliki sarana dan prasarana pelayanan yang
berdaya guna;
6.
memiliki
sistem,
pola
penanganan,
dan
penyelesaian pengaduan;
7.
indeks kepuasan masyarakat;
8.
memiliki sistem informasi pelayanan publik;
dan
9.
produktivitas
dalam
pencapaian
target
pelayanan.
Pasal 5
(1)
Bantuan
Pemerintah
berupa
beasiswa
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b diberikan
dalam bentuk:
(2)
a.
uang pendidikan;
b.
biaya hidup;
c.
biaya buku/diktat;
d.
biaya pakaian seragam;
e.
biaya keperluan sehari-hari; dan/atau
f.
biaya tempat tinggal.
Beasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
kepada bukan PNS dengan kriteria:
a.
pelaku
utama/anak
dari
pelaku
utama
yang
dinyatakan dengan surat keterangan dari kepala
desa atau lurah setempat;
b.
berstatus
pendidikan
sebagai
yang
peserta
didik
dinyatakan
pada
dengan
lembaga
surat
pernyataan dari pimpinan satuan pendidikannya;
7
c.
memiliki
potensi
akademik
memadai
yang
dinyatakan dengan surat pernyataan dari satuan
akademiknya;
d.
kondisi ekonomi pelaku utama dinilai tidak atau
kurang mampu untuk membiayai pendidikan yang
dinyatakan dengan surat keterangan tidak mampu
yang dikeluarkan oleh kepala desa atau lurah
setempat; dan
e.
bukan penerima beasiswa dari sumber lain.
Pasal 6
(1)
Bantuan
Pemerintah
berupa
bantuan
operasional
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf c
diberikan dalam bentuk uang.
(2)
Bantuan operasional sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diberikan kepada:
(3)
a.
kelompok masyarakat; dan
b.
kelompok masyarakat hukum adat.
Kriteria kelompok masyarakat sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf a:
a.
diutamakan berbadan hukum; dan
b.
melakukan
kegiatan
di
bidang
kelautan
dan
perikanan.
(4)
Kriteria kelompok masyarakat hukum adat sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b:
a.
telah
mendapatkan
penetapan,
sesuai
dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
b.
melakukan
kegiatan
di
bidang
kelautan
dan
perikanan.
Pasal 7
(1)
Bantuan Pemerintah berupa bantuan sarana/prasarana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf d
diberikan dalam bentuk uang atau barang.
(2)
Bantuan sarana/prasarana sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diberikan kepada:
8
(3)
a.
kelompok masyarakat;
b.
kelompok masyarakat hukum adat;
c.
lembaga swadaya masyarakat;
d.
lembaga pendidikan; dan
e.
lembaga keagamaan.
Kriteria kelompok masyarakat sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf a:
a.
diutamakan berbadan hukum; dan
b.
sudah atau akan melakukan kegiatan di bidang
kelautan dan perikanan.
(4)
Kriteria kelompok masyarakat hukum adat sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b:
a.
telah
mendapatkan
penetapan,
sesuai
dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
b.
melakukan
kegiatan
di
bidang
kelautan
dan
perikanan.
(5)
Kriteria lembaga swadaya
masyarakat sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf c:
a.
berbadan hukum; dan
b.
sudah atau akan melakukan kegiatan di bidang
kelautan dan perikanan.
(6)
Kriteria lembaga pendidikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf d:
a.
terdaftar
pada
Kementerian
Kebudayaan, Kementerian
Pendidikan
dan
Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi, atau Kementerian Agama; dan
b.
sudah atau akan melakukan kegiatan di bidang
kelautan dan perikanan.
(7)
Kriteria lembaga keagamaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf e:
a.
diutamakan berbadan hukum; dan
b.
sudah atau akan melakukan kegiatan di bidang
kelautan dan perikanan.
9
Pasal 8
(1)
Bantuan
Pemerintah
pembangunan
berupa
bantuan
gedung/bangunan
rehabilitasi/
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf e diberikan dalam
bentuk uang atau barang.
(2)
Bantuan rehabilitasi/pembangunan gedung/ bangunan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada:
(3)
a.
lembaga nonpemerintah; dan
b.
kelompok masyarakat hukum adat.
Kriteria lembaga nonpemerintah sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf a:
a.
berbadan hukum; dan
b.
sudah atau akan melakukan kegiatan usaha di
bidang kelautan dan perikanan.
(4)
Kriteria kelompok masyarakat hukum adat sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b:
a.
telah
mendapatkan
penetapan,
sesuai
dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
b.
melakukan
kegiatan
di
bidang
kelautan
dan
perikanan.
Pasal 9
(1)
Bantuan Pemerintah berupa bantuan pembayaran premi
asuransi
jiwa,
asuransi
perikanan,
dan
asuransi
pergaraman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat
(1) huruf f angka 1 diberikan dalam bentuk uang.
(2)
Pemberian bantuan pembayaran premi asuransi jiwa,
asuransi
perikanan,
dan
asuransi
pergaraman
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada:
a.
nelayan kecil;
b.
nelayan tradisional;
c.
pembudi daya-ikan kecil; dan
d.
petambak garam kecil.
10
Pasal 10
(1)
Bantuan
Pemerintah
berupa
bantuan
pengawasan
sumber daya kelautan dan perikanan dan konservasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf g
diberikan dalam bentuk barang.
(2)
Bantuan
pengawasan
sumber
daya
kelautan
dan
perikanan dan konservasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diberikan kepada:
(3)
a.
kelompok masyarakat; dan
b.
kelompok masyarakat hukum adat.
Kriteria kelompok masyarakat sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf a:
a.
telah mendapatkan penetapan dari Dinas; dan
b.
melakukan
kegiatan
di
bidang
kelautan
dan
perikanan.
(4)
Kriteria kelompok masyarakat hukum adat sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b:
a.
telah
mendapatkan
penetapan,
sesuai
dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
b.
melakukan
kegiatan
di
bidang
kelautan
dan
perikanan.
Pasal 11
Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai
bentuk
dan
kriteria
penerima Bantuan Pemerintah diatur dengan Peraturan
Direktur
Jenderal/Kepala
Badan
sesuai
dengan
kewenangannya.
BAB IV
MEKANISME PEMBERIAN BANTUAN PEMERINTAH
Pasal 12
(1)
Pemberian
Bantuan
berdasarkan
usulan
Pemerintah
dari
calon
dilaksanakan
penerima
Bantuan
Pemerintah atau unit kerja calon penerima Bantuan
Pemerintah
kepada
Sekretaris
Jenderal/Direktur
11
Jenderal/Kepala Badan sesuai dengan jenis Bantuan
Pemerintah.
(2)
Usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
disampaikan melalui Dinas.
(3)
Dinas
sebagaimana
menyampaikan
Pemerintah
usulan
kepada
dimaksud
pada
calon
penerima
Sekretaris
ayat
(2)
Bantuan
Jenderal/Direktur
Jenderal/Kepala Badan sesuai dengan jenis Bantuan
Pemerintah.
(4)
Sekretaris
Jenderal/Direktur
Jenderal/Kepala
Badan
sesuai dengan kewenangannya melakukan identifikasi,
seleksi, dan verifikasi terhadap calon penerima Bantuan
Pemerintah.
(5)
Dalam melakukan identifikasi, seleksi, dan verifikasi
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(4),
Sekretaris
Jenderal/Direktur Jenderal/Kepala Badan sesuai dengan
kewenangannya dapat mendelegasikan kepada Dinas.
(6)
Penetapan penerima Bantuan Pemerintah ditetapkan
oleh PPK dan disahkan oleh KPA.
(7)
Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme pemberian
Bantuan Pemerintah diatur dengan Peraturan Sekretaris
Jenderal/Direktur Jenderal/Kepala Badan sesuai dengan
kewenangannya.
Pasal 13
Dalam
hal
jenis
bantuan
memiliki
keterkaitan
dengan
program/kegiatan dari unit kerja eselon I di lingkungan
Kementerian, Sekretaris Jenderal/Direktur Jenderal/Kepala
Badan terkait harus melakukan koordinasi.
BAB V
PEMBINAAN
Pasal 14
(1)
Pembinaan pemberian Bantuan Pemerintah dilakukan
oleh
Sekretaris
Jenderal/Direktur
Jenderal/Kepala
12
Badan
dan
Kepala
Dinas,
sesuai
dengan
kewenangannya.
(2)
Pembinaan
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
meliputi:
(3)
a.
pemberian pedoman;
b.
fasilitasi;
c.
penyuluhan/pendampingan;
d.
pelatihan; dan
e.
bimbingan teknis.
Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
dilakukan secara terpadu.
(4)
Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai
pembinaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan
Peraturan
Direktur
Jenderal/Kepala
Badan
sesuai
dengan kewenangannya.
BAB VI
MONITORING DAN EVALUASI
Pasal 15
(1)
Dalam rangka pencapaian target kinerja, transparansi,
dan akuntabilitas pelaksanaan dan penyaluran Bantuan
Pemerintah,
Sekretaris
Jenderal/Direktur
Jenderal/Kepala Badan dan Kepala Dinas sesuai dengan
kewenangannya melakukan monitoring dan evaluasi.
(2)
Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) antara lain melakukan pengawasan terhadap:
a.
kesesuaian
antara
pelaksanaan
penyaluran
Bantuan Pemerintah dengan pedoman umum dan
petunjuk
teknis
yang
telah
ditetapkan
serta
ketentuan peraturan terkait lainnya; dan
b.
(3)
kesesuaian antara target capaian dengan realisasi.
Sekretaris
Jenderal/Direktur
Jenderal/Kepala
Badan
mengambil langkah-langkah tindak lanjut berdasarkan
hasil
monitoring
dan
evaluasi
penyaluran Bantuan Pemerintah.
untuk
perbaikan
13
BAB VII
PELAPORAN
Pasal 16
(1)
Direktur Jenderal/Kepala Badan wajib menyampaikan
laporan perkembangan pelaksanaan pemberian Bantuan
Pemerintah kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal
paling lambat tanggal 10 setiap bulannya.
(2)
Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Sekretaris Jenderal melakukan rekapitulasi dan
menyampaikan laporan kepada Menteri.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 17
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
1.
Peraturan
Menteri
Kelautan
dan
Perikanan
Nomor
4/PERMEN-KP/2013 tentang Pedoman Pengembangan
Usaha Bidang Perikanan Berbasis Kelompok Masyarakat;
2.
Peraturan
Menteri
Kelautan
22/PERMEN-KP/2015
dan
tentang
Perikanan
Pedoman
Nomor
Umum
Pelaksanaan Bantuan Langsung Masyarakat di Bidang
Kelautan dan Perikanan; dan
3.
Peraturan
Menteri
Kelautan
41/PERMEN-KP/2015
dan
tentang
Perikanan
Pedoman
Nomor
Umum
Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah
di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
14
Pasal 18
Peraturan
Menteri
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
diundangkan.
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 Mei 2016
MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
SUSI PUDJIASTUTI
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 1 Juni 2016
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 816
\
PERATURAN
MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 17/PERMEN-KP/2016
TENTANG
PEDOMAN UMUM DALAM RANGKA PENYALURAN BANTUAN PEMERINTAH
DI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
: a.
bahwa
untuk
melaksanakan
penyaluran
bantuan
pemerintah di Kementerian Kelautan dan Perikanan
secara
efisien,
ekonomis,
efektif,
transparan,
dan
bertanggungjawab dengan tetap memperhatikan rasa
keadilan dan kepatutan, perlu
pelaksanaan
penyaluran
mengatur mengenai
bantuan
pemerintah
di
Kementerian Kelautan dan Perikanan;
b.
bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 ayat (1)
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015
tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan
pada Kementerian Negara/ Lembaga, perlu menyusun
pedoman umum dalam rangka penyaluran bantuan
pemerintah di Kementerian Kelautan dan Perikanan;
c.
bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang
Pedoman Umum Dalam Rangka Penyaluran Bantuan
Pemerintah di Kementerian Kelautan dan Perikanan;
2
Mengingat
: 1.
Undang-Undang
Nomor
1
Tahun
2004
tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
2.
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang
Tata
Cara
Pelaksanaan
Anggaran
Pendapatan
dan
Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5423);
3.
Peraturan Presiden Nomor 7
Organisasi
Kementerian
Tahun
Negara
2015 tentang
(Lembaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
4.
Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang
Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111);
5.
Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang
Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri
Kabinet Kerja Periode 2014-2019, sebagaimana telah
diubah
dengan
Keputusan
Presiden Nomor 79/P
Tahun 2015;
6.
Peraturan
Menteri
Kelautan
dan
Perikanan
Nomor
23/PERMEN-KP/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1227);
7.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015
tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan
Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1340);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN
MENTERI
KELAUTAN
DAN
PERIKANAN
TENTANG PEDOMAN UMUM DALAM RANGKA PENYALURAN
BANTUAN PEMERINTAH DI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN
PERIKANAN.
3
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1.
Bantuan
Pemerintah
adalah
bantuan
yang
tidak
memenuhi kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh
Pemerintah
kepada
masyarakat,
perseorangan,
atau
lembaga
kelompok
pemerintah/non
pemerintah.
2.
Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat
KPA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari Menteri
untuk
melaksanakan
tanggung
jawab
sebagian
penggunaan
kewenangan
dan
anggaran
pada
Kementerian.
3.
Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat
PPK
adalah
pejabat
yang
diberi
kewenangan
oleh
Menteri/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau
tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas
beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
4.
Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai Pegawai Aparatur Sipil Negara
secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan.
5.
Pelaku Utama Kelautan dan Perikanan yang selanjutnya
disebut Pelaku Utama adalah nelayan, pembudidaya
ikan,
pengolah
dan
pemasar
hasil
kelautan
dan
perikanan, dan petambak garam.
6.
Kementerian
menyelenggarakan
adalah
urusan
kementerian
pemerintahan
yang
di
bidang
kelautan dan perikanan.
7.
Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kelautan dan perikanan.
8.
Direktur
Jenderal/Kepala
Badan
adalah
Direktur
Jenderal/Kepala Badan di lingkungan Kementerian.
4
9.
Dinas adalah dinas provinsi atau kabupaten/kota yang
membidangi urusan kelautan dan perikanan.
Pasal 2
Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi:
a.
jenis Bantuan Pemerintah;
b.
bentuk Bantuan Pemerintah dan penerima Bantuan
Pemerintah;
c.
mekanisme pemberian Bantuan Pemerintah;
d.
pembinaan;
e.
monitoring dan evaluasi; dan
f.
pelaporan.
BAB II
JENIS BANTUAN PEMERINTAH
Pasal 3
(1)
Jenis Bantuan Pemerintah di Kementerian meliputi:
a.
pemberian penghargaan;
b.
pemberian beasiswa;
c.
bantuan operasional;
d.
bantuan sarana/prasarana;
e.
bantuan
rehabilitasi/pembangunan
gedung/
bangunan;
f.
bantuan pembayaran premi asuransi jiwa, asuransi
perikanan, dan asuransi pergaraman; dan
g.
bantuan pengawasan sumber daya kelautan dan
perikanan dan konservasi.
(2)
Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai
jenis
Bantuan
Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan
Peraturan
Sekretaris
Jenderal/Direktur
Jenderal/Kepala Badan sesuai dengan kewenangannya.
5
BAB III
BENTUK BANTUAN PEMERINTAH DAN PENERIMA BANTUAN
PEMERINTAH
Pasal 4
(1)
Bantuan Pemerintah berupa pemberian penghargaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a
diberikan dalam bentuk:
(2)
a.
uang;
b.
barang; dan/atau
c.
jasa.
Pemberian penghargaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diberikan kepada:
a.
PNS
yang
telah
menunjukkan
kesetiaan,
pengabdian, kecakapan, kejujuran, kedisiplinan,
dan prestasi kerja, dalam melaksanakan tugasnya;
b.
unit kerja non pelayanan publik di lingkungan
Kementerian,
perorangan,
dan
kelompok
untuk
kemajuan
masyarakat, dengan kriteria:
1.
memiliki
komitmen
pembangunan/pengelolaan di bidang kelautan
dan perikanan;
2.
memiliki
rencana
pembangunan
kerja
di
bidang
untuk
kemajuan
kelautan
dan
perikanan;
3.
melakukan
program
peningkatan
kualitas
kegiatan dan/atau jasa yang berdampak positif
terhadap peningkatan ekonomi, sosial, budaya,
dan peran serta bagi masyarakat sekitar serta
kelestarian
sumber
daya
kelautan
dan
perikanan beserta lingkungannya; dan/atau
4.
telah
melaksanakan
kegiatan
di
bidang
kelautan dan perikanan paling singkat 3 tahun
secara berturut-turut.
c.
unit
kerja
pelayanan
publik
di
lingkungan
Kementerian, dengan kriteria:
1.
memiliki visi, misi, dan motto pelayanan;
6
2.
memiliki standar pelayanan dan maklumat
pelayanan;
3.
memiliki sistem, mekanisme, dan prosedur
pelayanan;
4.
sumber daya manusia yang memiliki sikap dan
perilaku,
keterampilan,
kepekaan,
dan
kedisiplinan;
5.
memiliki sarana dan prasarana pelayanan yang
berdaya guna;
6.
memiliki
sistem,
pola
penanganan,
dan
penyelesaian pengaduan;
7.
indeks kepuasan masyarakat;
8.
memiliki sistem informasi pelayanan publik;
dan
9.
produktivitas
dalam
pencapaian
target
pelayanan.
Pasal 5
(1)
Bantuan
Pemerintah
berupa
beasiswa
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b diberikan
dalam bentuk:
(2)
a.
uang pendidikan;
b.
biaya hidup;
c.
biaya buku/diktat;
d.
biaya pakaian seragam;
e.
biaya keperluan sehari-hari; dan/atau
f.
biaya tempat tinggal.
Beasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
kepada bukan PNS dengan kriteria:
a.
pelaku
utama/anak
dari
pelaku
utama
yang
dinyatakan dengan surat keterangan dari kepala
desa atau lurah setempat;
b.
berstatus
pendidikan
sebagai
yang
peserta
didik
dinyatakan
pada
dengan
lembaga
surat
pernyataan dari pimpinan satuan pendidikannya;
7
c.
memiliki
potensi
akademik
memadai
yang
dinyatakan dengan surat pernyataan dari satuan
akademiknya;
d.
kondisi ekonomi pelaku utama dinilai tidak atau
kurang mampu untuk membiayai pendidikan yang
dinyatakan dengan surat keterangan tidak mampu
yang dikeluarkan oleh kepala desa atau lurah
setempat; dan
e.
bukan penerima beasiswa dari sumber lain.
Pasal 6
(1)
Bantuan
Pemerintah
berupa
bantuan
operasional
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf c
diberikan dalam bentuk uang.
(2)
Bantuan operasional sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diberikan kepada:
(3)
a.
kelompok masyarakat; dan
b.
kelompok masyarakat hukum adat.
Kriteria kelompok masyarakat sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf a:
a.
diutamakan berbadan hukum; dan
b.
melakukan
kegiatan
di
bidang
kelautan
dan
perikanan.
(4)
Kriteria kelompok masyarakat hukum adat sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b:
a.
telah
mendapatkan
penetapan,
sesuai
dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
b.
melakukan
kegiatan
di
bidang
kelautan
dan
perikanan.
Pasal 7
(1)
Bantuan Pemerintah berupa bantuan sarana/prasarana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf d
diberikan dalam bentuk uang atau barang.
(2)
Bantuan sarana/prasarana sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diberikan kepada:
8
(3)
a.
kelompok masyarakat;
b.
kelompok masyarakat hukum adat;
c.
lembaga swadaya masyarakat;
d.
lembaga pendidikan; dan
e.
lembaga keagamaan.
Kriteria kelompok masyarakat sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf a:
a.
diutamakan berbadan hukum; dan
b.
sudah atau akan melakukan kegiatan di bidang
kelautan dan perikanan.
(4)
Kriteria kelompok masyarakat hukum adat sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b:
a.
telah
mendapatkan
penetapan,
sesuai
dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
b.
melakukan
kegiatan
di
bidang
kelautan
dan
perikanan.
(5)
Kriteria lembaga swadaya
masyarakat sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf c:
a.
berbadan hukum; dan
b.
sudah atau akan melakukan kegiatan di bidang
kelautan dan perikanan.
(6)
Kriteria lembaga pendidikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf d:
a.
terdaftar
pada
Kementerian
Kebudayaan, Kementerian
Pendidikan
dan
Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi, atau Kementerian Agama; dan
b.
sudah atau akan melakukan kegiatan di bidang
kelautan dan perikanan.
(7)
Kriteria lembaga keagamaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf e:
a.
diutamakan berbadan hukum; dan
b.
sudah atau akan melakukan kegiatan di bidang
kelautan dan perikanan.
9
Pasal 8
(1)
Bantuan
Pemerintah
pembangunan
berupa
bantuan
gedung/bangunan
rehabilitasi/
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf e diberikan dalam
bentuk uang atau barang.
(2)
Bantuan rehabilitasi/pembangunan gedung/ bangunan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada:
(3)
a.
lembaga nonpemerintah; dan
b.
kelompok masyarakat hukum adat.
Kriteria lembaga nonpemerintah sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf a:
a.
berbadan hukum; dan
b.
sudah atau akan melakukan kegiatan usaha di
bidang kelautan dan perikanan.
(4)
Kriteria kelompok masyarakat hukum adat sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b:
a.
telah
mendapatkan
penetapan,
sesuai
dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
b.
melakukan
kegiatan
di
bidang
kelautan
dan
perikanan.
Pasal 9
(1)
Bantuan Pemerintah berupa bantuan pembayaran premi
asuransi
jiwa,
asuransi
perikanan,
dan
asuransi
pergaraman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat
(1) huruf f angka 1 diberikan dalam bentuk uang.
(2)
Pemberian bantuan pembayaran premi asuransi jiwa,
asuransi
perikanan,
dan
asuransi
pergaraman
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada:
a.
nelayan kecil;
b.
nelayan tradisional;
c.
pembudi daya-ikan kecil; dan
d.
petambak garam kecil.
10
Pasal 10
(1)
Bantuan
Pemerintah
berupa
bantuan
pengawasan
sumber daya kelautan dan perikanan dan konservasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf g
diberikan dalam bentuk barang.
(2)
Bantuan
pengawasan
sumber
daya
kelautan
dan
perikanan dan konservasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diberikan kepada:
(3)
a.
kelompok masyarakat; dan
b.
kelompok masyarakat hukum adat.
Kriteria kelompok masyarakat sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf a:
a.
telah mendapatkan penetapan dari Dinas; dan
b.
melakukan
kegiatan
di
bidang
kelautan
dan
perikanan.
(4)
Kriteria kelompok masyarakat hukum adat sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b:
a.
telah
mendapatkan
penetapan,
sesuai
dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
b.
melakukan
kegiatan
di
bidang
kelautan
dan
perikanan.
Pasal 11
Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai
bentuk
dan
kriteria
penerima Bantuan Pemerintah diatur dengan Peraturan
Direktur
Jenderal/Kepala
Badan
sesuai
dengan
kewenangannya.
BAB IV
MEKANISME PEMBERIAN BANTUAN PEMERINTAH
Pasal 12
(1)
Pemberian
Bantuan
berdasarkan
usulan
Pemerintah
dari
calon
dilaksanakan
penerima
Bantuan
Pemerintah atau unit kerja calon penerima Bantuan
Pemerintah
kepada
Sekretaris
Jenderal/Direktur
11
Jenderal/Kepala Badan sesuai dengan jenis Bantuan
Pemerintah.
(2)
Usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
disampaikan melalui Dinas.
(3)
Dinas
sebagaimana
menyampaikan
Pemerintah
usulan
kepada
dimaksud
pada
calon
penerima
Sekretaris
ayat
(2)
Bantuan
Jenderal/Direktur
Jenderal/Kepala Badan sesuai dengan jenis Bantuan
Pemerintah.
(4)
Sekretaris
Jenderal/Direktur
Jenderal/Kepala
Badan
sesuai dengan kewenangannya melakukan identifikasi,
seleksi, dan verifikasi terhadap calon penerima Bantuan
Pemerintah.
(5)
Dalam melakukan identifikasi, seleksi, dan verifikasi
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(4),
Sekretaris
Jenderal/Direktur Jenderal/Kepala Badan sesuai dengan
kewenangannya dapat mendelegasikan kepada Dinas.
(6)
Penetapan penerima Bantuan Pemerintah ditetapkan
oleh PPK dan disahkan oleh KPA.
(7)
Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme pemberian
Bantuan Pemerintah diatur dengan Peraturan Sekretaris
Jenderal/Direktur Jenderal/Kepala Badan sesuai dengan
kewenangannya.
Pasal 13
Dalam
hal
jenis
bantuan
memiliki
keterkaitan
dengan
program/kegiatan dari unit kerja eselon I di lingkungan
Kementerian, Sekretaris Jenderal/Direktur Jenderal/Kepala
Badan terkait harus melakukan koordinasi.
BAB V
PEMBINAAN
Pasal 14
(1)
Pembinaan pemberian Bantuan Pemerintah dilakukan
oleh
Sekretaris
Jenderal/Direktur
Jenderal/Kepala
12
Badan
dan
Kepala
Dinas,
sesuai
dengan
kewenangannya.
(2)
Pembinaan
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
meliputi:
(3)
a.
pemberian pedoman;
b.
fasilitasi;
c.
penyuluhan/pendampingan;
d.
pelatihan; dan
e.
bimbingan teknis.
Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
dilakukan secara terpadu.
(4)
Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai
pembinaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan
Peraturan
Direktur
Jenderal/Kepala
Badan
sesuai
dengan kewenangannya.
BAB VI
MONITORING DAN EVALUASI
Pasal 15
(1)
Dalam rangka pencapaian target kinerja, transparansi,
dan akuntabilitas pelaksanaan dan penyaluran Bantuan
Pemerintah,
Sekretaris
Jenderal/Direktur
Jenderal/Kepala Badan dan Kepala Dinas sesuai dengan
kewenangannya melakukan monitoring dan evaluasi.
(2)
Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) antara lain melakukan pengawasan terhadap:
a.
kesesuaian
antara
pelaksanaan
penyaluran
Bantuan Pemerintah dengan pedoman umum dan
petunjuk
teknis
yang
telah
ditetapkan
serta
ketentuan peraturan terkait lainnya; dan
b.
(3)
kesesuaian antara target capaian dengan realisasi.
Sekretaris
Jenderal/Direktur
Jenderal/Kepala
Badan
mengambil langkah-langkah tindak lanjut berdasarkan
hasil
monitoring
dan
evaluasi
penyaluran Bantuan Pemerintah.
untuk
perbaikan
13
BAB VII
PELAPORAN
Pasal 16
(1)
Direktur Jenderal/Kepala Badan wajib menyampaikan
laporan perkembangan pelaksanaan pemberian Bantuan
Pemerintah kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal
paling lambat tanggal 10 setiap bulannya.
(2)
Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Sekretaris Jenderal melakukan rekapitulasi dan
menyampaikan laporan kepada Menteri.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 17
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
1.
Peraturan
Menteri
Kelautan
dan
Perikanan
Nomor
4/PERMEN-KP/2013 tentang Pedoman Pengembangan
Usaha Bidang Perikanan Berbasis Kelompok Masyarakat;
2.
Peraturan
Menteri
Kelautan
22/PERMEN-KP/2015
dan
tentang
Perikanan
Pedoman
Nomor
Umum
Pelaksanaan Bantuan Langsung Masyarakat di Bidang
Kelautan dan Perikanan; dan
3.
Peraturan
Menteri
Kelautan
41/PERMEN-KP/2015
dan
tentang
Perikanan
Pedoman
Nomor
Umum
Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah
di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
14
Pasal 18
Peraturan
Menteri
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
diundangkan.
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 Mei 2016
MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
SUSI PUDJIASTUTI
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 1 Juni 2016
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 816