PERDA NO. 21 TAHUN 2011 – RETRIBUSI IJIN GANGGUAN

1 NMLKJIHGFEDCBA

PERATURAN DAERAH KOTA TUAL
N O M O R .! L t

TAHUN 2011

TENTANG
R E T R IB U S I

IZ IN

GANGGUAN

DENGAN RAHM AT TUHAN YANG M AHA ESA

W AUKO TA TUAL,
M enim bang

M engingat


: a.

bahwa berdasarkan Pasal 141 huruf c Undang-Undang
Nom or 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, Retribusi Izin G angguan m erupakan
salah satu jenis Retribusi Perizinan Tertentu yang dapat
dipungut oleh Pem erintah Daerah;

b.

bahwa berdasarkan Pasal 156 ayat (1) Undang-Undang
Nom or 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, Retribusi Daerah ditetapkan dengan
Peraturan Daerah;

c.

bahwa
berdasarkan
pertim bangan

sebagaim ana
dim aksud pada huruf a, dan huruf b, perlu dibentuk dan
ditetapkan Peraturan Daerah tentang Retribusi Izin
G angguan.

1. Undang-Undang

Nom or 60 Tahun
1958 tentang
Penetapan Undang-Undang Nom or . 23 Tahun 1957
tentang Pem bentukan Daerah-Daerah Swatantra l1ngkat
II dalam W ilayah Daerah Swatantra Tingkat I M aluku
(Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 1958
Nom or 111, Tam bahan Lem baran Negara Republik
Indonesia Nom or 1645);

2.

Undang-Undang Nom or 49 Prp Tahun 1960 tentang
Panitia Urusan Piutang Negara (Lem baran Negara

Republik Indonesia Tahun 1960 Nom or 156, Tam bahan
Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or 2104);

3.

Undang-Undang nom or 8 Tahun 1981 Tentang Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lem baran
Negara Tahun 1981 Nom or 76, Tam bahan Lem baran
Negara Nom or 3209);

2

4.fedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Undang-Undang Nom or 28 Tahun

1999

tentang
Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari
Korupsi, Kolusi, dan Nepotism e (Lem baran Negara

Tahun 1999 Nom or 75, Tam bahan Lem baran Negara
Nom or 3851);

5.

Undang-Undang Nom or 17 Tahun 2003
tentang
Keuangan Negara (Lem baran Negara Tahun 2003
Nom or 47, Tam bahan Negara Nom or 4286);

6.

Undang-Undang
Nom or 1 Tahun
2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lem baran Negara Republik
Indonesia Tahun 2ClO4 Nom or 5, Tam bahan Lem baran
Negara Republik Indonesia Nom or 4355);

7.


Undang-Undang Nom or 15 Tahun 2004
tentang
Pem eriksaan Pengelolaan dan
Tanggung
Jawab
Keuangan Negara (Lem baran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nom or 66, Tam bahan Lem baran Negara
Republik Indonesia Nom or 4400);

8.

Undang-Undang Nom or 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pem bangunan Nasional (Lem baran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nom or 104, Tam bahan
Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or 4421);

9.

Undang-Undang Nom or 32 Tahun 2004

tentang
Pem erintahan Daerah (Lem baran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nom or 125, Tam bahan Lem baran
Negara Republik Indonesia Nom or 4437) Sebagaim ana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan UndangUndang Nom or 12 Tahun 2008 tentang Pem erintahan
Daerah (Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nom or 59, Tam bahan Lem baran Negara Republik
Indonesia Nom or 4844);

10. Undang-Undang

Nom or 33 Tahun 2004 tentang
Perim bangan Keuangan antara Pem erintah Pusat dan
Pem erintahan Daerah (Lem baran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nom or 126, Tam bahan Lem baran
Negara Republik Indonesia Nom or 4438);

11. Undang-Undang

Nom or 31 Tahun 2007

tentang
Pem bentukan Kota Tual di Provinsi M aluku (Lem baran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nom or 97,
Tam bahan Lem baran Negara Nom or 4747);

12. Undang-Undang Nom or 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah (Lem baran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nom or 130, Tam bahan
Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or 5049);

I

"

3

13. Undang-Undang Nom or 12 Tahun 2011 tentang
Pem bentukan
Peraturan
Perundang-Undangan

(Lem baran Negara Indonesia Tahun 2004 Nom or 82,
Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or
5234);
14. Peraturan Pem erintah Nom or 27 Tahun 1983 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nom or 8 Tahun 1981
tentang
Hukum Acara Pidana (Lem baran Negara
Republik Indonesia Tahun 1981 Nom or 6, Tam bahan
Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or 3258);
15. Peraturan Pem erintah Nom or 56 Tahun 2005 tentang
Sistem Inform asi Keuangan daerah (Lem baran Negara
Tahun 2005 Nom or 138, Tam bahan Lem baran Negara
Nom or 4576);
16. Peraturan Pem erintah Nom or 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan daerah (Lem baran Negara Tahun
2005 Nom or 140, Tam bahan Lem baran Negara Nom or
4587);
17. Peraturan Pem erintah Nom or 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pem erintah
(Lem baran Negara Tahun 2006 Nom or 25, Tam bahan

Lem baran Negara Nom or 4614);
18. Peraturan Pem erintah Nom or 38 Tahun 2007 tentang
Pem bagian Urusan Pem erintahan antara Pem erintah,
Pem erintah Daerah Provinsi, dan Pem erintah Daerah
Kota (Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nom or 86, Tam bahan Lem baran Negara Republik
Indonesia Nom or 4737);
19. Peraturan M enteri Dalam Negeri Nom or 13 Tahun 2006
tentang
Pedom an Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaaim ana
telah
dirubah
dengan
Peraturan
Pem erintah Nom or 59 Tahun 2007 tentang Pedom an
Pengelolaan Keuangan Daerah;
20. Peraturan Daerah Kota Tual Nom or 1 Tahun 2008
tentang
Pem bentukan O rganisasi dan Tata Kerja

sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (Lem baran Daerah Tahun 2008 Nom or
02, Seri D);
21. Peraturan Daerah Kota Tual Nom or 2 Tahun 2008
tentang
Pem bentukan O rganisasi dan Tata Kerja
Kecam atan dan Kelurahan (Lem baran Daerah Tahun
2008 Nom or 02, Sert D);

22. Peraturan Daerah Kota Tual Nom or 3 Tahun 2008
tentang
Pem bentukan O rqanisasl dan Tata Kerja NMLKJIHG

I

4fedcbaZYXWVUTSRQ

Lem baga Teknis Daerah (Lem baran Daerah Tahun 2008
Nom or 03, seri D);
23. Peraturan Daerah Kota Tual Nom or 4 Tahun 2008

tentang Pem bentukan O rganisasi dan Tata Kerja Dinas
Daerah (Lem baran Daerah Tahun 2008 Nom or 04, Seri
D );
24. Peraturan Daerah Nom or 03 Tahun 2009 tentang PokokPokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lem baran Daerah
Tahun 2009 Nom or 03). NMLKJIHGFEDCBA

D e n g a n P e r s e t u ju a n
D E W A N

P E R W A K IL A N

R A K Y A T

M E M U T U S K A N

M enetapkan

:

P E R A T U R A N
R E T R IB U S I

D A E R A H
IZ IN

B e r s a m a EDCBA
D A E R A H

K O T A

T U A l

:

K O T A

T U A l

T E N T A N G

G A N G G U A N

B A B I

K E T E N T U A N

U M U M

P a s a ll

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dim aksud dengan:
1. Daerah adalah Kota Tual;
2.

Pem erintah Daerah adalah W alikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggara Pem erintahan Daerah;

3.

W alikota adalah W alikota Kota Tual;

4.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tual;

5.

Bagian Ekonom i Pem bangunan adalah Bagian Ekonom i Pem bangunan
Sekretariat Daerah KotaTual;

6.

Kas Daerah adalah Kas Daerah Pem erintah Kota Tual;

7.

Pejabat adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas tertentu di bidang
perRetribusian daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

8.

Badan adalah sekum pulan orang dan/ atau m odal yang m erupakan
kesatuan baik yang m elakukan usaha m aupun yang tidak m elakukan
usaha yang m eliputi perseroan terbatas, perseroan kom anditer, perseroan
lainnya, Badan Usaha M ilik Negara atau Daerah dengan nam a atau dalam
bentuk apapun, firm a, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,
perkum pulan, yayasan, organisasi m asa, organisasi sosial politik atau

5

organisasi yang sejenis, lem baga, bentuk usaha tetap dan bentuk badan
lainnya;
9.

Retribusi Daerah adalah pungutan Daerah sebagai pem bayaran atas jasa
atau pem berian izin tertentu yang khusus disediakan dan/ atau 'diberikan
oleh Pem erintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan;

10. Jasa adalah kegiatan Pem erintah Daerah berupa usaha dan pelayanan
yang m enyebabkan barang, fasilitas, atau kem anfaatan lainnya yang
dapat dinikm ati oleh orang pribadi atau Badan;
11. Perizinan Tertentu adalah kegiatan tertentu Pem erintah Daerah dalam
rangka pem eberian izin kepada orang pribadi atau badan yang
dim aksudkan
untuk
pem binaan,
pengaturan,
pengendalian dan
pengawasan atas kegiatan, pem anfaatan ruang, serta penggunaan
sum ber daya alam , barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna
m elindungi kepentingan um um dan m enjaga kelesstarian lingkungan;
12. W ajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang m enurut peraturan
perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk m elakukan pem bayaran
retribusi, term asuk pem ungut atau pem otong retribusi tertentu;
13. M asa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang m erupakan
batas waktu bagi W ajib Retribusi untuk m em anfaatkan jasa dan perizinan
tertentu dari Pem erintah Daerah yang bersangkutan;
14. Surat Setoran Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SSRD, adalah
bukti pem bayaran atau penyetoran retribusi yang telah dilakukan dengan
m enggunakan form ulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas
daerah m elalui tem pat pem bayaran yang ditunjuk oleh Kepala Daerah;
15. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SKRD,
adalah surat ketetapan retribusi yang m enentukan besarnya jum lah
pokok retribusi yang terutang;
16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat
SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang m enentukan jum lah
kelebihan pem bayaran retribusi karena jum lah kredit retribusi lebih besar
daripada retribusi yang terutang atau seharusnya tidak terutang;
17. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat STRD, adalah
surat untuk m elakukan tagihan retribusi dan/ atau sanksi adm inistratif
berupa bunga dan/ atau denda;
18. Pem eriksaan adalah serangkaian kegiatan m enghim pun dan m engolah
data, keterangan, dan/ atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan
profesional berdasarkan suatu standar pem eriksaan untuk m enguji
kepatuhan pem enuhan kewajiban retribusi dan/ atau untuk tujuan lain
dalam rangka m elaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
retribusi daerah;
19. Penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah adalah serangkaian
tindakan
yang
dilakukan
oleh
Penyidik untuk
m encari serta
m engum pulkan bukti yang dengan bukti itu m em buat terang tindak EDCBA

.-

I

6

pidana di bidang retribusi
tersangkanya. EDCBA

daerah

yang

terjadi

serta

m enem ukan

B A B II

N A M A ,

O B lE K

D A N

S U B lE K

R E T R IB U S I

Pasal2
Dengan nam a Retribusi Izin G angguan dipungut retribusi atas Izin G angguan.

Pasal3
(1)

(2)

O bjek Retribusi Izin G angguan adalah pem berian izin tem pat
usaha/kegiatan kepada orang pribadi atau Badan yang dapat
m enim bulkan ancam an bahaya, kerugian dan/atau
gangguan,
term asuk pengawasan dan pengendalian kegiatan usaha secara terusm enerus
untuk
m encegah
terjadinya
gangguan
ketertiban,
keselam atan,
atau
kesehatan
um um ,
m em elihara
ketertiban
lingkungan, dan m em enuhi norm a keselam atan dan kesehatan kerja;
Tidak term asuk objek Retribusi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
adalah tem pat usaha/kegiatan yang telah ditentukan oleh Pem erintah
atau Pem erintah Daerah.

Pasal4
(1) Subjek Retribusi Izin G angguan adalah orang pribadi atau Badan yang
m em peroleh Izin G angguan dari Pem erintah Daerah;
(2) W ajib Retribusi Izin G angguan adalah orang pribadi atau Badan yang
m enurut ketentuan peraturan perundang-undangan Retribusi diwajibkan
untuk m elakukan pem bayaran Retribusi, term asuk pem ungut atau
pem otong Retribusi Izin G angguan.

B A B

G O L O N G A N

III

R E T R IB U S I

PasalS
Retribusi Izin G angguan digolongkan kedalam G olongan Retribusi Perizinan
Tertentu.
B A B IV

C A R A

M E N G U K U R

T IN G K A T

P E N G G U N A A N

lA S A

Pasal6
(1) Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan perkalian antara tariff
berdasarkan luas ruang tem pat usaha dan indeks lokasi/indeks
gangguan; NMLKJIHGFEDCBA

I

7fedcbaZYXWVUTSRQ

(2) Luas ruang tem pat usaha sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) adalah
luas bangunan yang dihitung sebagaim ana jum lah luas setiap lantai. EDCBA
B A B V

P R IN S IP
S T R U K T U R

D A N
D A N

S A S A R A N

B E S A R A N

P E N E T A P A N

T A R IF

R E T R IB U S I

NMLKJIHGFEDCBA

P a s a l7

(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif Retribusi Izin G angguan
didasarkan pada tujuan utuk m enutup sebagian atau seluruh biaya
penyelenggaraan pem berian izin yang bersangkutan.
(2) Biaya penyelenggaraan pem berian izin sebagaim ana dim aksud pada ayat
(1) m eliputi penerbitan dokum en izin, pengawasan di lapangan,
penegakan hukum , penatausahaan, dan biaya dam pak negatif dari
pem berian izin tersebut.
B A B V I

S T R U K T U R

D A N

B E S A R A N

T A R IF

R E T R IB U S I

P a s a l8

Struktur dan besarnya tarif sebagaim ana dim aksud pada pasal 6 ayat (1)
ditetapkan sebagai berikut :
- Kawasan Industri
Indeks
1;
- Kawasan Perdagangan
Indeks
2;
Indeks
3;
- Kawasan Pariwisata
Indeks
.5;
- Kawasanrerum ahan dan Pem ukim an

1

2

3

-

Luas

-

Luas

20 M2

std

-

Luas

51 M2

-

Luas

-

20 M2

4

5

6

Rp

45.000,-

50 M2

Rp

65.000,-

std

100 M2

Rp

80.000,-

101 M2

std

200 M2

Rp

90.000,-

Luas

201 M2

std

300 M2

Rp

125.000,-

Luas

301 M2

std

400 M2

Rp

150.000,-

-

Luas

401 M2

std

1.000 M2

Rp

200.000,-

-

Luas

1.001 M2

std

2.000 M2

Rp

300.000,-

Luas

12.001 M2

std

4.000 M2

Rp

400.000,-

4.001 M2

std

Rp

500.000,-

-

Luas

<

>

std

8EDCBA

P a s a l9

fedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

(1) Tarif Retribusi sebagaim ana dim aksud pasal 8 ditinjau kem bali setiap 3
(tiga) Tahun sekali untuk disesuaikan.
(2) Peninjauan tarif Retribusi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dilakukan
dengan m em perhatikan indeks harga dan perkem bangan perekonom ian.
(3) Penetapan penyesuaian tarif Retribusi sebagaim ana dim aksud pada ayat
(2) ditetapkan dengan Peraturan W alikota.

B A B

W IL A V A H

V II

P E M U N G U T A N

P a s a ll0

Retribusi dipungut
diberikan.

di

wilayah

daerah

B A B

tem pat

Retribusi Izin

G angguan

V III

P E M U N G U T A N

P a s a lll

(1) Retribusi terutang dipungut dengan m enggunakan SKRD atau dokum en
lain yang dipersam akan yang diterbitkan oleh W alikota;
(2) Dokum en lain yang dipersam akan sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
dapat berupa karcis, kupon, dan kartu langganan;
(3) Bentuk, iSi, tata cara pengisian dan penyam paian SKRD atau dokum en
lain yang dipersam akan ditetapkan dengan Peraturan W alikota.
B A B IX

T A T A

C A R A

P E M B A Y A R A N

P a s a l1 2

(1) Pem bayaran Retribusi yang terutang dilunasi sekaligus;
(2) Retribusi yang terutang dilunasi selam bat-Iam batnya 21 (dua puluh satu)
hari sejak diterbitkannya SKRD atau dokum en lain yang dipersam akan
yang m erupakan tanggal jatuh tem po pem bayaran Retribusi.
(3) Dalam hat W ajib Retribusi tertentu tidak m em bayar tepat pada waktunya
atau kurang m em bayar, dikenakan sanksi adm inistratif berupa bunga
sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang
tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan m enggunakan STRD.
(4) W alikota atas perm ohonan W ajib Retribusi setelah m em enuhi persyaratan
yang ditentukan dapat m em berikan persetujuan kepada W ajib Retribusi
untuk m engangsur atau m enunda pem bayaran Retribusi, dengan
dikenakan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan.

9fedcbaZYXWVUTSRQ

(5) Tatacara pem bayaran, pem bayaran dengan angsuran dan penundaan
pem bayaran Retribusi ditetapkan dengan Peraturan W alikota. NMLKJIHGFEDCBA

P a s a l1 3

(1) Pem bayaran Retribusi yang terutang dilakukan di Kas O aerah atau tem pat
lain yang ditetapkan oleh W alikota.
(2) Pem bayaran Retribusi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dilakukan
dengan m enggunakan SSRO .
(3) Bentuk, jenis, ukuran dan tatacara pengisian SSRO , ditetapkan dengan
Peraturan W alikota. EDCBA
B A B X

T A T A C A R A

P E N A G IH A N

P a s a l1 4

(1) Untuk m elakukan penagihan Retribusi, W alikota dapat m enerbitkan STRO
jika W ajib Retribusi tertentu tidak m em bayar Retribusi Terutang tepat
pada waktunya atau kurang m em bayar.
(2) Penagihan Retribusi terutang sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
didahului dengan Surat Teguran.
(3) Jum lah kekurangan Retribusi yang terutang dalam STRO sebagaim ana
dim aksud pada ayat (1) ditam bah dengan sanksi adm inistratif berupa
bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari Retribusi yang terutang
yang tidak atau kurang dibayar.
(4) Tatacara penagihan Retribusi ditetapkan dengan Peraturan W alikota.

B A B X I

K E B E R A T A N

P a s a l1 5

(1) W ajib Retribusi dapat m engajukan keberatan kepada W alikota atau
pejabat yang ditunjuk atas SKROatau dokum en lain yang dipersam akan.
(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan
disertai alasan-alasan yang jelas.
(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lam a 3 (tiga) bulan
sejak tanggal SKROditerbitkan, kecuali jika W ajib Retribusi tertentu dapat
m enunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena
keadaan di luar kekuasaannya.
(4) Keadaan di luar kekuasaannya sebagaim ana dim aksud pada ayat (3)
adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kehendak atau kekuasaan
W ajib Retribusi.
(5) Pengajuan keberatan tidak m enunda kewajiban m em bayar Retribusi dan
pelaksanaan penagihan Retribusi.

10NMLKJIHGFEDCBA

P a s a l1 6 fedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

(1) W alikota dalam jangka waktu paling lam a 6 (enam ) bulan sejak tanggal
Surat Keberatan diterim a harus m em beri keputusan atas keberatan yang
diajukan dengan m enerbitkan Surat Keputusan Keberatan.
(2) Keputusan W alikota atas keberatan dapat berupa m enerim a seluruhnya
atau sebagian, m enolak, atau m enam bah besarnya Retribusi yang
terutang.
(3) Apabila jangka waktu sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) telah lewat
dan W alikota tidak m em beri suatu keputusan, keberatan yang diajukan
tersebut dianggap dikabulkan.

P a s a l1 7

(1) Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagian atau seluruhnya, W alikota
m enerbitkan SKRDLB untuk m engem balikan kelebihan pem bayaran
Retribusi dengan ditam bah im balan bunga sebesar 2% (dua persen)
sebulan untuk paling lam a 12 (dua betas) bulan.
(2) Im balan bunga sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dihitung sejak bulan
pelunasan sam pai dengan diterbitkannya SKRDLB. EDCBA

B A B X II

P E N G E M B A L IA N

K E L E B IH A N

P E M B A Y A R A N

P a s a l1 8

(1) Atas kelebihan pem bayaran Retribusi, W ajib Retribusi dapat m engajukan
perm ohonan pengem balian kepada walikota.
(2) W alikota dalam jangka waktu paling lam a 6 (enam ) bulan, sejak
diterim anya perm ohonan pengem balian kelebihan pem bayaran Retribusi
sebagaim ana dim aksud pada ayat (1), harus m em berikan keputusan.
(3) Apabila jangka waktu sebagaim ana dim aksud pada ayat (2) telah
dilam paui dan W alikota tidak m em berikan suatu keputusan, perm ohonan
pengem balian pem bayaran Retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB
harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lam a 1 (satu) bulan.
(4) Apabila W ajib Retribusi m em punyai utang Retribusi lainnya, kelebihan
pem bayaran Retribusi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) langsung
diperhitungkan untuk m elunasi terlebih dahulu utang Retribusi tersebut.
(5) Pengem balian kelebihan pem bayaran Retribusi sebagaim ana dim aksud
pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lam a 2 (dua) bulan
sejak diterbitkannya SKRDLB.
(6) Jika pengem balian kelebihan pem bayaran Retribusi dilakukan setelah
lewat 2 (dua) bulan, W alikota m em berikan im balan bunga sebesar 2%
(dua persen) sebulan atas keterlam batan pe mbayaran kelebihan
pem bayaran Retribusi.

11

(7) Tata cara pengem balian kelebihan pem bayaran Retribusi sebagaim ana
dim aksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan W alikota. EDCBA

S A S

X III

K E D A L U W A R S A

Pasal19
(1) Hak untuk m elakukan penagjhan Retribusi m enjadi kedaluwarsa setelah
m elam paui waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya
Retribusi, kecuali jika W ajib Retribusi m elakukan tindak pidana di bidang
Retribusi.
(2) Kedaluwarsa penagihan Retribusi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
tertangguh jika:
a. diterbitkan Surat Teguran; atau
b. ada pengakuan utang Retribusi dari W ajib Retribusi, baik langsung
m aupun tidak langsung.
(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran sebagaim ana dim aksud pada ayat
(2) huruf a, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal diterim anya
Surat Teguran tersebut.
(4) Pengakuan utang Retribusi secara langsung sebagaim ana dim aksud pada
ayat (2) huruf b adalah W ajib Retribusi dengan kesadarannya
m enyatakan m asih m em punyai utang Retribusi dan belum m elunasinya
kepada Pem erintah Daerah.
(5) Pengakuan utang Retribusi secara tidak langsung sebagaim ana dim aksud
pada ayat (2) huruf b dapat diketahui dari pengajuan perm ohonan
angsuran atau penundaan pem bayaran dan perm ohonan keberatan oleh
W a.n>Retribusi.

Pasal20
(1) Piutang Retribusi yang tidak m ungkin ditagih lagi karena hak untuk
m elakukan penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan.
(2) W alikota m enetapkan Keputusan Penghapusan Piutang Retribusi yang
sudah kedaluwarsa sebagaim ana dim aksud pada ayat (1).
(3) Tata cara penghapusan piutang Retribusi yang sudah kedaluwarsa diatur
dengan Peraturan W alikota.

P E M E R IK S A A N

Pasal21
(1) W alikota berwenang m elakukan pem eriksaan untuk m enguji kepatuhan
pem enuhan kewajiban Retribusi dalam rangka m elaksanakan peraturan
perundang-undangan Retribusi Daerah.
(2) W ajib Retribusi yang diperiksa wajib:

12fedcbaZYXWVUTSRQ

a. m em perlihatkan dan/ atau m em injam kan buku atau catatan, dokum en
yang m enjadi dasarnya dan dokurnen lain yang berhubungan dengan
objek Retribusi yang terutang;
b. m em berikan kesem patan untuk m em asuki tem pat atau ruangan yang
dianggap
perlu
dan
m em berikan
bantuan
guna
kelancaran
pem eriksaan; dan/ atau
c. m em berikan keterangan yang diperlukan.
(3) Ketentuan lebih lanjut m engenai tata cara pem eriksaan Retribusi diatur
dengan Peraturan W alikota. EDCBA

B A B X IV

P E M A N F A A T A N

Pasal22
(1) Hasil penerim aan Retribusi m erupakan pendapatan daerah yang harus
disetorkan seluruhnya ke Kas Daerah.
(2) Sebagian hasil penerim aan Retribusi digunakan untuk m endanai kegiatan
yang berkaitan langsung dengan pem berian Izin G angguan.
(3) Pengalokasian sebagian penerim aan Retribusi sebagaim ana dim aksud
pada ayat (2) ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah.

B A B X V

IN S E N T IF

P E M U N G U T A N

Pasal23
(1) Instansi yang m elaksanakan pem ungutan Retribusi dapat dlben insentif
atas dasar pencapaian kinerja tertentu.
(2) Pem berian insentif sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) ditetapkan
m elalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
(3) Pem berian dan pem anfaatan insentif sebagaim ana dim aksud pada ayat
(1) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

B A B X V I

P E N Y ID IK A N

Pasal24
(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pem erintah Daerah
diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk m elakukan penyidikan
tindak pidana di bidang Retribusi Daerah, sebagaim ana dim aksud dalam
Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

13fedcbaZYXWVUTSRQ

(2) Penyidik sebagaim ana dtm aksud pada ayat (1) adalah pejabat pegawai
negeri sipil tertentu di lingkungan Pem erintah Daerah yang diangkat oleh
pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
(3) W ewenang Penyidik sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) adalah:
a. m enerim a, m encari, m engum pulkan, dan m eneliti keterangan atau
laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah
agar keterangan atau laporan tersebut m enjadi lebih lengkap dan jelas;
b. m eneliti, m encari, dan m engum pulkan keterangan m engenai orang
pribadi atau Badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan
sehubungan dengan tindak pidana Retribusi Daerah;
c. m em inta keteranqan dan bahan bukti dari orang pribadi atau Badan
sehubungan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;
d. m em eriksa buku, catatan, dan dokum en lain berkenaan dengan tindak
pidana di bidang Retribusi Daerah;
e. m elakukan
penggeledahan
untuk
m endapatkan
bahan
bukti
pem bukuan, pencatatan, dan dokum en lain, serta m elakukan
penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;
f. m em inta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas
penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;
g. m enyuruh berhenti dan/ atau m elarang seseorang m eninggalkan
ruangan atau tem pat pada saat pem eriksaan sedang berlangsung dan
m em eriksa identitas orang, benda, dan/ atau dokum en yang dibawa;
h. m em otret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi
Daerah;
i. m em anggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai
tersangka atau saksi;
j. m enghentikan penyidikan; dan/atau
k. m elakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak
pidana di bidang Retribusi Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4) Penyidik sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) m em beritahukan
dim ulainya penyidikan dan m enyam paikan hasil penyidikannya kepada
Penuntut Um um m elalui Penyidik pejabat Polisi Negara Republik
Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang
Hukum Acara Pidana. EDCBA
B A B X V II

K E T E N T U A N

P ID A N A

NMLKJIHGFEDCBA

P a s a l2 5

(1) W ajib Retribusi yang tidak m elaksanakan kewajibannya sehingga
m erugikan keuangan Daerah diancam pidana kurungan paling lam a 3
(tiga) bulan atau pidana denda paling banyak 3 (tiga) kali jum lah
Retribusi terutang yang tidak atau kurang dibayar.
(2) Denda sebagaim ana dim aksud dalam ayat (1) m erupakan penerim aan
negara.

14EDCBA

B A B X V II

K E T E N T U A N

P E N U T U P

Pasal26fedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Dengan

berlakunya

Peraturan

Daerah

Nom or 02 Tahun 2009 tentang
dinyatakan tidak berlaku lagi.

ini,

Retribusi

m aka
Izin

Peraturan

G angguan

W alikota

(Ho) dicabut

Tual
dan

Pasal27
Peraturan Daerah ini m ulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang m engetahuinya,
Daerah ini dengan penem patannya

m em erintahkan pengundangan Peraturan
dalam Lem baran Daerah Kota Tual.
Ditetapkan di Tual
Pada tanggal ~I esem ber 2011 NMLKJIHGFEDCBA
V W A _ " ,,,,

H i.

M A H M U D

M U H A M M A D

Diundangkan di Tual
Pada tanggal ~\ Desem ber 2011
S E K R E T A R IS

D A E R A H

K O T A T U A L ,

/11/
H i.

A L l

W A F IE

R A H A Y

LEM BARAN DAERAH KO TA

N

TU L TAHUN 2011 NO M O R

4 ,.

,

T A M H E R

15EDCBA

P E N lE L A S A N

A T A S

P E R A T U R A N

D A E R A H

N O M O R

-1 1

K O T A T U A L

T A H U N

2 0 1 1

T E N T A N G

R E T R IB U S I

I.

U M U M

IZ IN

G A N G G U A N

fedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

Untuk m endorong percepatan perubahan dan kem ajuan Daerah
berdasarkan Undang-Undang Nom or 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, Daerah diberikan hak dan kewajiban
untuk m engatur dan m engurus sendiri urusan pem erintahan m elalui
kebijakan Daerah berdasarkan tugas, wewenang dan kewajiban untuk
m em berikan pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa dan
pem berdayaan m asyarakat yang
bertujuan
pada peningkatan
kesejahteraan m asyarakat. Atas dasar landasan yuridis dim aksud dan
sesuai dengan harapan untuk m em berikan daya ungkit terhadap
penerim aan daerah yang berasal dari Retribusi Daerah dari waktu ke
waktu harus senantiasa ditingkatkan. Hal ini dim aksudkan agar
peranan daerah dalam m em enuhi kebutuhan daerah.
Salah satu jenis Retribusi yang dipungut oleh daerah sesuai UndangUndang Nom or 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah adalah Retribusi Izin G angguan. Sesuai ketentuan Pasal 141
huruf c Undang-Undang Nom or 28 Tahun 2009 tersebut, pem ungutan
Retribusi Daerah harus ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Sejalan
dengan hat tersebut, penetapan Peraturan Daerah ini adalah
dim aksudkan agar Pem erintah Daerah Kota Tual dapat m em ungut
Retribusi Izin G angguan sesuai ketentuan peraturan perundangundangan yang bertaku.
Disam ping itu dalam Peraturan Daerah ini telah diatur dengan jelas
dan tegas m engenai objek, subjek, dasar pengenaan dan tarif Retribusi
Izin G angguan. Selain itu juga tetah diatur hal .; hat yang berkaitan
dengan adm inistrasi pem ungutan.
Dalam pem bentukan Peraturan Daerah ini selain berpedom an pada
peraturan
perundangan
dibidang
Retribusi
Daerah,
juga
m em perhatikan dan dikaitkan dengan Peraturan Perundangan tain
seperti Undang-Undang Nom or 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana (Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nom or 76,
Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or 3209) . NMLKJIHGFEDCBA

16NMLKJIHGFEDCBA

11.

P E N lE L A S A N P A S A L D E M I P A S A L fedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

Pasal 1 5 / d Pasal 2
Pasal 3 Ayat (1)

Ayat (2)
Pasal 4 Ayat (1)

:

Ayat (2)
Pasal 5 5 / d Pasal 18
Pasal 19 Ayat (1)

:
:
:

Ayat (2) huruf a

huruf b

Ayat (3)

:

Cukup jelas.
M engingat tingkat
penggunaan jasa
pelayanan yang bersifat pengawasan dan
pengendalian
sulit
ditentukan,
tarif
retribusi dapat ditetapkan berdasarkan
presentase tertentu dari nilai investasi
usaha di luar tanah dan bangunan, atau
penjualan kotor, atau biaya operasional,
yang nilainya dikaitkan dengan frekuensi
pengawasan
dan
pengendalian
usaha/kegiatan tersebut.
Cukup Jelas.
Yang dim aksud dengan Badan adalah
suatu bentuk badan usaha yang m eliputi
Perseroan
Terbatas,
Perseroan
Kom anditer, Perseroan Lainnya, Badan
Usaha M ilik Negara atau Daerah dengan
nam a
dan
dalam
bentuk
apapun,
persekutuan, perkum pulan, Firm a, kongsi,
Koperasi, Yayasan atau organisasi yang
sejenis, Lem baga, dana pensiun, bentuk
usaha tetap serta bentuk badan usaha
lainnya.
Cukup jelas.
Cukup Jelas.
Saat kedaluwarsa penagihan Retribusi ini
perlu
ditetapkan
untuk
m em berikan
kepastian hukum kapan utang Retribusi
tidak dapat ditagih lagi.
Dalam hat diterbitkan Surat Teguran dan
Surat Paksa, kedaluwarsa penagihan
dihitung sejak tanggal penyam paian surat
paksa tersebut.
Yang dim aksudkan dengan
pengakuan
utang
Retribusi secara langsung adalah
W ajib Retribusi dengan kesadarannya
m enyatakan m asih m em punyai utang
Retribusi dan belum m elunasinya kepada
Pem erintah Daerah.
Yang dim aksudkan dengan pengakuan
secara tidak
langsung adalah W ajib
Retribusi tidak secara nyata langsung
m enyatakan bahwa ia m em punyai utang
Retribusi kepada Pem erintah Daerah.
Contoh:

17fedcbaZYXWVUTSRQ

-

Pasal 20 5 j d Pasal 22
Pasal 23 Ayat (1)

Ayat (2)

Ayat (3)
Pasal 24 5 j d Pasal 27

:
:

:

:
:

W ajib
Retribusi
m engajukan
perm ohonan
angsuranjpenundaan
pem bayaran;
- W ajib
Retribusi
m engajukan
perm ohonan keberatan.
Cukup Jelas.
Yang dim aksud dengan instansi yang
m elaksanakan
pem ungutan
adalah
dinasjbadanjlem baga yang tugas pokok
dan fungsinya m elaksanakan pem ungutan
Retribusi.
Pem berian besarnya insentif dilakukan
m elalui pem bahasan oleh pem erintah
daerah dengan alat kelengkapan Dewan
Perwakilan
Rakyat
Daerah
yang
m em bidangi m asalah keuangan.
Cukup Jelas.
Cukup Jelas.

TAM BAHAN LEM BARANDAERAHKO TATUAL NO M O R

4051EDCBA