PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MENUNJANG SEKTOR PARIWISATA SEBAGAI PENDUKUNG PEREKONOMIAN (Studi di Desa Mooat Kec.Modayag Kab.Bolaang Mongondow Timur) | Mamonto | JURNAL EKSEKUTIF 15634 31363 1 SM

(1)

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MENUNJANG SEKTOR PARIWISATA SEBAGAI PENDUKUNG PEREKONOMIAN

(Studi di Desa Mooat Kec.Modayag Kab.Bolaang Mongondow Timur) Oleh

Nazlina Mamonto 1

T.A.M.Ronny Gosal 2

Frans Singkoh 3

Abstrak

Pemberdayaan (empowerment) merupakan konsep yang berkaitan dengan kekuasaan (power). Istilah kekuasaan seringkali identic dengan kemampuan individu untuk membuat dirinya atau pihak lain melakukan apa yang diinginkannya. Kemampuan tersebut baik untuk mengatur dirinya, mengatur orang lain sebagai individu atau kelompok/organisasi, terlepas dari kebutuhan, potensi, atau keinginan orang lain. Dengan kata lain, kekuasaan menjadikan orang lain sebagai objek dari pengaruh atau keinginan dirinya. Pemberdayaan adalah suatu proses untuk memberikan daya/kekuasaan (power) kepada pihak yang lemah (powerless), dan mengurangi kekuasaan (disempowered) kepada pihak yang terlalu berkuasa (powerful) sehingga terjadi keseimbangan.

Pemerintah selaku institusi/ individu yang berkuasa mendistribusikan kekuasaa/ kemampuan, harus bertidak seadil-adilnya untuk mencapai tujuan pemerintah itu sendiri yaitu kesejahteraan masyarkat. Salah satu yang dapat diberdayakan pemerintah adalah sumberdaya alam untuk kesejahteraan masyarkat sekitar. Pariwisata adalah potensi yang menjanjikan untuk dikembangkan. Di Desa Mooat Kecamatan Modayag terdapat beberapa potensi wisata yang dapat dikembangkan dan dilestarikan, namun sejauh ini peran pemerintah dalam memberdayakan masyarakat yang ada disekitar objek wisata belum maksimal. Penelitian ini ingin mengkaji lebih dalam tentang bagaimana pemberdayaan masyarakat oleh pemerintah disektor pariwisata guna meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari pertanyaan yang timbul. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa masih buruknya pemberdayaan masyarakat terlihat dari partisipasi masyarkat, belum adanya organisasi pendukung, dan lambannya pembangunan infrastruktur penunjang oleh pemerintah.

Kata Kunci : Pemberdayaan, Pemerintah, Pariwisata

1 Mahasiswa Prog. Studi Ilmu Pemerintahan Fispol - Unsrat 2 Ketua Penguji/ Pembimbing Skripsi


(2)

PENDAHULUAN

Kabupaten Bolaang Mongondow Timur ini adalah daerah otonom yang banyak memiliki kekayaan alam, meliputi sektor pertambangan, perkebunan, pertanian, kelautan,dan pariwisata. 81 desa pemekaran yang dihasilkan dari pemekaran kabupaten bolaang mongondow timur, dan berdasarkan undang-undang no 6 tahun 2014 yaitu tentang desa yang disebutkan desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. berdasarkan itu pemerintah desa berhak dan berkawajiban untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat dan desa, serta kesejahteraan masyarakat desa.

Pada sekarang ini pariwisata adalah salah satu sektor pendapatan yang bisa di andalkan, desa moaat adalah desa yang memiliki sektor wisata yaitu danau mooat, danau moaat merupakan salah satu potensi wisata yang akan mendatangkan keuntungan besar bagi desa dan masyarakaat mooat. namun fenomenanya masyarakat tidak mampu melihat potensi besar ini.

Banyaknya keuntungan dan dampak dari sektor pariwisata bagi perekonomian masyarakat akan sangat tidak efektif dan efisien jika masyarakat di kawasan Danau Mooat sendiri tidak memahami secara mendalam dan komprehensif mengenai potensi ini. Lebih khususnya Desa Mooat yang jaraknya sangat berdekatan dengan tempat Wisata Danau Mooat. Dimana masyarakat harus memiliki pemahaman, pengetahuan serta mampu melihat peluang usaha. Berdasarkan yang peneliti ketahui bahwa masyarakat Desa Moaat sendiri belum memanfaatkan kesempatan besar ini. Di kawasan Danau Moaat tidak ada yang berjualan seperti makanan,minuman-minuman,cendera mata khas Danau Moaat,tidak ada tempat penginapan dan masih banyak lagi.

Pemerintah harus berperan dalam memberdayakan masyarakat sekitar kawasan wisata Danau Mooat khususnya Desa Moaat karena akan percuma jika tempat wisata telah dikembangkan namun masyarakat tidak mampu melihat peluang yang berdampak baik bagi masyarakat sendiri. karena Desa Mooatlah yang seharusnya menjadi tuan Rumah dari tempat wisata Danau Mooat dan dapat mengambil keuntungan dari peluang besar ini. Dengan begitu masyarakat juga bisa lebih mandiri dan sejahtera melalui pemanfaatan sektor pariwisata dengan cara berusaha disekitar kawasan wisata Danau Mooat atau menghadirkan inovasi-inovasi baru yang akan berdampak baik dan terus menerus bagi perekonomian masyarakat. dan untuk pemerintah desa sendiri lebih kreatif lagi untuk menjadikan pariwisata tersebut sebagai salah satu pendapatan tetap dan pendukung perekonomian di desa Mooat kecamatan Modayag.

Potensi yang besar untuk masyarakat desa Mooat kembangkan yaitu wisata kuliner, dengan penyediaan tempat oleh pemerintah, hasil kerajinan tangan yang mengcirikhaskan desa Mooat, pemerintah perlu membentuk kelompok untuk memberdayakan masyarakat yang memiliki potensi dan keahlian dalam membuat kerajinan tangan, menyediakan tempat untuk pendistribusian hasil kerajinan tangan, potensi wisata perkebunan, karena desa Mooat merupakan desa holtikultura dengan cuaca yang dingin karena berada di atas puncak, dan banyak perkebunan yang menarik untuk menjadi salah satu tempat berfoto pengunjung dari luar, dalam hal ini para petanilah yang perlu diberdayakan dengan pengadaan bibit-bibit buah dan sayur-sayuran, pengadaan lahan, potensi lainnya yaitu pemberdayaan dalam hal transportasi, karena kurangnya transportasi umum yang berada di kawasan desa Mooat dan kawasan Danau Mooat, pemerintah perlu menyediakan transportasi umum dan memberdayakan pengrajin kayu dengan memberikan modal untuk membuat perahu untuk bisa disewakan di danau mooat.

Danau Mooat terletak di desa mooat, jelas saja masyarakat desa mooatlah yang berperan dalam menunjang sektor pariwisata Danau


(3)

pada masyarakat dan sektor pariwisata yaitu peningkatan ekonomi.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pemberdayaan

Masyarakat dalam Menunjang Sektor Pariwisata Sebagai Pendukung Perekonomian (Studi di Desa Moaat Kecamatan Modayag).” Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah adalah bagaimana

“Pemberdayaan Masyarakat dalam menunjang

sektor pariwisata sebagai pendukung perekonomian di Desa Moaat kecamatan Modayag Kabupaten Bolaang Mongondow

Timur”. Tujuan Penelitian ini untuk

mengetahui bagaimana Pemberdayaan Masyarakat dalam menunjang sektor pariwisata sebagai pendukung perekonomian khususnya di Danau Moaat agar bisa di manfaatkan masyarakat sekitar sebagai pendukung perekonomian di desa Moaat Kecamatan Modayag Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pemberdayaan

Istilah pemberdayaan masyarakat semakin poluler dalam konteks pembangunan dan pengetasan kemiskinan. Konsep pemberdayaan ini berkembang dari realitas individu atau masyarakat yang tidak berdaya atau pihak yang lemah (powerless). Ketidakberdayaan atau memiliki kelemahan dalam aspek: pengetahuan, pengalaman, sikap, keterampilan, modal usaha, networking, semangat, kerja keras, ketekunan, dan aspek lainnya. Kelemahan dalam berbagai aspek tadi mengakibatkan ketergantungan, ketidakberdayaan, dan kemiskinan.

Secara lebih rinci Slamet (2003), menekankan bahwa hakikat pemberdayaan adalah bagaimana membuat masyarakat mampu membangun dirinya dan memperbaiki kehidupannya sendiri. Istilah mampu di sini mengandung makna: berdaya, paham, termotivasi, memiliki kesempatan, melihat dan memanfaatkan peluang, berenergi, mampu bekerjasama, tahu sebagai alternatif, mampu mengambil keputusan, berani mengambil resiko, mampu mencari dan menangkap informasi, serta mampu bertindak sesuai inisiatif.

Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah, untuk:

1. Memiliki akses terhadap sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan; dan 2. Berpartisipasi dalam proses

pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka. Pemberdayaan menunjuk pada usaha pengalokasian kembali kekuasaan melalui pengubahan struktur sosial (Swift dan Levin (1987).

Prinsip utama dalam mengembangkan konsep pemberdayaan masyarakat menurut Drijver dan Sajise (dalam Sutrisno, 2005:18) ada lima macam, yaitu :

a. Pendekatan dari bawah (buttom up approach): pada kondisi ini pengelolaan dan para stakeholder setuju pada tujuan yang ingin dicapai untuk kemudian mengembangkan gagasan dan beberapa kegiatan setahap demi setahap untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.

b. Partisipasi (participation): dimana setiap actor yang terlibat memiliki kekuasaan dalam setiap fase perencanaan dan pengelolaan.

c. Konsep Keberlanjutan: merupakan pengembangan kemitraan dengan seluruh lapisan masyarakat sehingga program pembangunan berkelanjutan dapat diterima secara social dan ekonomi.

d. Keterpaduan : yaitu kebijakan dan strategi pada tingkat lokal, regional, dan nasional.

e. Keuntungan social dan ekonomi : merupakan bagian dari program pengelolaan.

Konsep Masyarakat

Konsep masyarakat adalah segenap tingkah laku manusia yang di anggap sesuai. Tidak melanggar norma-norma umum dan adat istiadat serta terintegrasi langsung dengan tingkah laku umum. Dan dapat mengorganisasikan


(4)

dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai suatu kesatuan sosial dengan batasan-batasan tertentu. Setiap masyarakat pula mempunyai budayanya yang tersendiri yang terbentuk daripada hubungan rapat sesame anggotanya semenjak masyarakat itu wujud.

Masyarakat adalah merupakan wadah untuk membentuk kepripadian diri warga kelompok manusia atau suku yang berbeda satu dengan yang lainnya. Di dalam suatu masyarakat itu juga warga bersangkutan untuk mengembangkan serta melestarikan kebudayaan-kebudayaan yang berada di dalam lapisan masyarakat tertentu yang pasti memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Setiap kebudayaan yang hidup dalam suatu kelompok masyarakat dapat menampilkan suatu corak yang khas terutama terlihat oleh orang luar yang bukan warga masyarakat yang bersangkutan.

Masyarakat juga dapat dikatakan sebagai suatu wadah dan wahana pendidikan, medan kehidupan manusia yang majemuk (Plural: suku, agama, kegiatan kerja, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, social budaya dan sebagainya). Manusia berbeda dalam multi kompleks antara hubungan dan antara aksi di dalam masyarakat itu. Pengertian masyarakat dalam organisasi adalah kehidupan bersama, yaitu secara makro ialah tata pemerintahan. Masyarakat dalam makna ini ialah lembaga atau perwujudan sebjek pengelola menerima kepercayaan oleh, dari dan untuk masyarakat.

Konsep Pariwisata

Pengertian pariwisata secara Etimologi pariwisata berasal dari dua kata

yaitu “pari” yang berarti

banyak/berkeliling, sedangkan pengertian wisata berarti “pergi” didalam kamus besar Indonesia pariwisata adalah suatu kegiatan yang behubungan dengan perjalanan reaksi. Sedangkan pengertian secara umum pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk sementara waktu yang

ketempat lain dengan meninggalkan tempat semula dan dengan dengan suatu perencanaan atau bukan maksud mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya.

Suwantoro Gamal (2004:15) Pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan pariwisata yaitu, sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang diluar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan baik karena kepentingan ekonomi, sosial, budaya, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain, Pariwisata merupakan suatu usaha yang komplek hal ini dikarenakan terdapat banyak kegiatan yang terkait dalam penyelenggaraan pariwisata. Usaha kerajinan/cendramata, usaha perjalanan, dan usaha-usaha lainnya.

Pariwisata secara luas adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha untuk mencari keseimbangan dan kebahagian dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Fokus penelitian adalah aspek-aspek yang digunakan sebagai garis besar penelitian. Dalam penelitian ini dan bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam menentukan data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Fokus penelitian ini adalah Pemberdayaan Masyarakat dalam menunjang Sektor Pariwisata sebagai Pendukung Perekonomian di desa mooat. dengan menggunakan teori dari Slamet (2003) bahwa pemberdayaan adalah bagaimana membuat masyarakat mapu membangun dirinya dan memperbaiki kehidupannya sendiri yaitu :

1. Memiliki kesempatan, melihat dan memanfaatkan peluang

2. Mampu bekerjasama


(5)

Dalam penelitian ini data-data yang diperoleh berdasarkan sumbernya dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitudata primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh juga dengan cara wawancara maupun pengamatan secara langsung, sedangkan data sekunder merupakan data yang sumbernya dari dokumen-dokumen arsip tertentu yang berhubungan dengan penelitian.

Dalam menganalisa data penulis menggunakan analisa data dalam metode penelitian dengan menjawab rumusan masalah maka dengan menggunakan analisa data deskriptif kualitatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil wawancara dengan informan penelitian yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu Kepala subbagian Program Dinas kebudayaan dan pariwisata, serta pemerintah desa Mooat sendiri yaitu sangadi desa Mooat Bpk.Asrin Mamonto. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama kurang lebih satu bulan, dengan mendatangi lokasi penelitian dimana peneliti melakukan wawancara. Setelah dilakukan wawancara terdapat beberapa masalah atau yang ada dalam proses pembuatan program pemberdayaan dan pengrealisasiannya. Berdasarkan hasil penelitian di desa mooat bahwa pemberdayaan di desa mooat dalam hal menunjang sektor pariwisata sebagai pendukung perekonomian belumlah ada. Karena berdasarkan wawancara kepada sangadi desa mooat yaitu bapak Asrin

Mamonto “pemberdayaan masyarakat dalam

hal menunjang sektor pariwisata belum ada, karena tempat wisata danau mooat yang sampai dengan sekarang masih belum terkelola dengan baik,keamanan yang cukup di khawatirkan menjadi salah satu kendalanya. Untuk rencana program pemberdayaan tahun 2017 baru saja akan dibuat, pemberdayaan dalam hal ini yaitu pengadaan tempat wisata kuliner, serta pengadaan sanggar/aula di kawasan danau mooat untuk dapat di sewakan oleh pengunjung yang ingin mengadakan rapat,acara, dan lain sebagainya. Masyarakat juga banyak yang telah memberikan saran

kepada pemerintah desa untuk dapat memobilisasi masyarakat agar bisa berjualan di kawasan danau mooat, karena masyarakat desa mooat sebagian besar adalah petani maka dengan begitu dari hasil panen masyarakat seharusnya juga bisa di jual dan menjadi ciri khas dari desa mooat, namun pemerintah desa masih dalam tahap perencanaan. Program pemberdayaan lainnya yang telah terealisasi di desa mooat yaitu pembagian bibit kentang kepada petani desa mooat, dan penanaman bunga-bungaan oleh ibu-ibu PKK. Terlihat jelas juga di kawasan danau mooat masih sangat sepi, fasilitas di dalam kawasan danau mooat masih dalam tahap perbaikan, dan tidak di dapati penjual-penjual makanan dan minuman di kawasan danau mooat. dalam hal ini kebutuhan konsumsi pengunjung tidak tersedia, dengan begitu para wisatawan yang nantinya akan datang ke danau mooat akan kesulitan mendapatkan kebutuhan konsumsi dengan harus membelinya di desa purworejo, yaitu desa sebelum desa mooat yang lokasinya sekitar 7 kilo dari danau mooat. sedangkan desa mooat yang jauh lebih dekat dari danau mooat yaitu berkisar 200 meter dari danau mooat. namun faktanya bahwa di desa mooat susah di dapati mini market atau kios-kios yang menyediakan berbagai macam makanan dan minuman.

Dari pemerintah daerah, yaitu dinas kebudayaan dan pariwisata Bolaang Mongondow Timur, berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala dinas

kebudayaan dan pariwisata ‘’sehubungan

dengan pengembangan tempat-tempat wisata di kabupaten Bolaang Mongondow Timur dinas kebudayaan dan pariwisata telah membuat program mengenai pemberdayaan masyarakat desa wisata, yaitu sadar wisata. Desa mooat adalah salah satu desa potensi akan wisata danau mooat,maka dari itu pemerintah kabupaten yaitu dinas kebudayaan dan pariwisata melalui program sadar wisata, akan memberdayakan masyarakat desa wisata dengan membentuk kelompok yang beranggotakan 20 orang demi mengembangkan tempat wisata danau mooat. 20 anggota tersebut akan diberdayakan, dengan diberikan pengetahuan dan pelatihan mengenai sadar wisata. 20 orang ini akan


(6)

membantun pemerintah daerah dalam menjaga,mengembangkan serta menunjang tempat wisata di desa. Namun program sadar wisata ini masih dalam tahap pengsosialisasian. Menurut kepala dinas kebudayaan dan pariwisata yaitu bapak. Rizki Lamaluta bahwa program akan segera direalisasikan paling lambat bulan juni sehabis lebaran.

Berdasarkan wawancara peneliti dengan beberapa masyarakat desa mooat, salah satunya adalah Bapak. Ruslan mamonto yang berprofesi sebagai petani. Saya sebagai petani ingin berjualan hasil kebun , yaitu jagung rebus atau bakar di sekitar kawasan danau mooat, tetapi tempat wisata danau mooat masih sepi, takutnya nanti jualan tidak akan laku, jadi jagung hasil panen kami seringkali kami jual di desa sebelah yang sebagian warganya berjualan di sepanjang jalan menuju ke Danau mooat dari arah purworejo. kami juga sudah menyarankan kepada bapak sangadi, bahwa sebaiknya pemerintah desa menyediakan tempat atau bekerjasama dengan masyarakat desa mooat untuk bersama-sama bergotong royong membuat kantin-kantin untuk beberapa masyarakat yang ingin berjualan jagung,mi rebus, kopi dan lain-lain, di perjalanan dari desa mooat ke Kawasan Danau mooat. Agar pengunjung yang dari arah minahasa ingin ke Danau Mooat, akan melewati warung-warung kami bisa menjadi tempat persinggahan pengunjung. Kendalanya juga dari perjalanan menuju ke Danau mooat tidak ada transportasi umum dan tempatnya yang masih banyak rumput-rumput hutan. Sebenarnya kalau sudah ada salah satu warga yang berjualan di pinggir jalanan arah ke danau mooat, mungkin beberapa warga juga akan ikut serta.

4.3 Pembahasan

Danau mooat adalah salah satu sektor pariwisata yang berpotensi sangat besar untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan daerah serta desa mooat sendiri. Keterlibatan masyarakat merupakan kata kunci untuk mempercepat pencapaian kesejahteraan melalui pengembangan pariwisata. Kajian yang banyak dilakukan para ahli dengan jelas menyatakan hanya dengan keterlibatan masyaraakt dalam pengambilan keputusan,

mereka dapat memperoleh manfaat dari pengembangan pariwisata.

Keterlibatan langsung masyarakat yang berpendapatan rendah dalam program-program pengembangan pariwisata melalui pemanfaatan hasil kerajinan tangan (handicraft) hasil pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, produk hasil seni dan budaya tradisional serta pengembangan desa wisata sangat membantu usaha memberangus angka kemiskinan. Dengan kata lain, pariwisata diyakini dapat menjadi katalisator pembangunan (agent of development) sekaligus penggerak dan mempercepat proses pembangunan daerah.

Oleh sebab itu, penciptaan budaya pariwisata harus dilakukan secara paralel dengan pengembangan infrastruktur. Budaya berwisata diciptakan dengan cara mendorong atau memfasilitasi orang lebih tertarik mendalami kegiatan berwisata. Di tingkat praktik hal ini dapat dilakukan dengan memobilisai kelompok masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya di dalam kegiatan pariwisata. Bentuk konkret programnya akan sangat bervariasi tergantung kreatifitas dan keunikan kearifan lokal masyarakat itu sendiri. Berlandasakan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan dijelaskan bahwa pembangunan kepariwisataan diperlukan untuk mendorong pemerataan kesempatan berusaha dan memperoleh manfaat serta mampu menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global. Pengembangan pariwisata yang optimal akan mampu meningklatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Dalam penelitian ini, penulis akan mengkaji tentang pemberdayaan masyarakat dalam menunjang sektor pariwisata sebagai pendukung perekonomian.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori dari Slamet bahwa pemberdayaan adalah bagaimana membuat masyarakat mampu membangun dirinya dan memperbaiki kehidupannya sendiri, untuk menjawab permasalahan yang ada pada bab pendahuluan. Dalam hal ini pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur melalui dinas kebudayaan


(7)

1. Memiliki kesempatan, melihat dan memanfaatkan peluang

Memiliki kesempatan dalam menunjang sektor pariwisata sebagai pendukung perekonomian masyarakat, ialah dambaan seluruh masyarakat desa terutama pemerintah desa. Karena dengan kesempatan menunjang sektor pariwisata masyarakat tentunya harus memiliki kemampuan untuk melihat dan memanfaatkan peluang yang ada. Kemampuan apa yang masyarakat miliki dalam menunjang sektor pariwisata kemudian bagaimana cara masyarakat memanfaatkan kesempatan yang ada dengan menuangkan ide-ide serta kreatifitas masyarakat melalui kemampuan yang masyarakat miliki.

Maka dari itu, agar masyarakat dapat memiliki kesempatan dan mampu memanfaatkan peluang yang ada bagi masyarakat desa mooat dalam menunjang sektor pariwisata, masyarakat desa mooat harus memiliki potensi dan kemampuan dalam menunjang sektor pariwisata dengan memberdayakan masyarakat desa mooat melalui pengetahuan,motivasi,pelatihan khusus,penyediaan fasilitas dan pemberian modal oleh pemerintah kabupaten dan pemerintah desa.

Masyarakat desa mooat sebagian besarnya berprofesi sebagai petani karena desa mooat merupakan desa holti kultura, udaranya yg sangat sejuk, alamnya masih sangat indah,budaya dan kehidupannya masih sangat pedesaan, perkebunan yang banyak dan menjadi ciri khas desa mooat. ini merupakan kemampuan masyarakat dan potensi desa mooat yang nantinya jika dikembangkan akan menjadi daya tarik pengunjung dan akan menunjang pariwisata Danau Mooat. akan tetapi pengembangan pariwisata Danau Mooat masih dalam proses, dalam hal ini masyarakat belum memiliki kesempatan untuk menunagkan kemampuan masyarakat dalam menunjang sektor pariwisata. tidak hanya itu juga, pemerintah desa sangat lambat dalam membuat program mengenai pemberdayaan masyarakat dalam menunjang sektor pariwisata, itu terlihat jelas dimana masyarakat yang memberikan saran terlebih

dahulu kepada pemerintah desa, namun belum ada tindakan. Masyarakat juga sebenarnya sudah mampu melihat peluang besar dengan adanya Pariwisata Danau Mooat, namun karena keterbatasan modal dan fasilitas masyarakat hanya bisa memberikan saran kepada pemerintah dan menunggu bantuan dari pemerintah untuk menggerakkan masyarakat desa Mooat untuk dapat memanfaatkan peluang besar ini.

2. Mampu bekerja sama

Mampu bekerja sama adalah bagaimana masyarakat yang akan diberdayakan oleh pemerintah mampu menunjang sektor pariwisata dengan kemampuan dan kreatifitas masyarakat dengan tujuan agar mendapatkan keuntungan bagi sektor pariwisata dan keuntungan bagi masyarakat sendiri yaitu dengan mendukung perekonomian masyarakat.

Masyarakat desa mooat perlu pengawasan dan binaan oleh pemerintah desa dan pemerintah kabupaten. Agar kegiatan dalam menunjang sektor pariwisata dapat terlaksanakan dan berjalan dengan baik. dan masyarakat desa mooat mampu dalam bekerja sama, pemerintah harus memperhatikan kebutuhan dari masyarakat desa mooat. dan juga dalam hal bekerjasama, masyarakat dan pemerintah desa juga sebaiknya harus menimbulkan inovasi-inovasi baru dan dapat menciptakan ide-ide yang unik dan tentunya mendatangkan keuntungan bagi keduanya. Yaitu bagi masyarakat dan tempat wisata Danau mooat. Dalam menjalin kerjasama yang baik pemerintah perlu mengadakan event-event yang dapat membangun kekompakan bagi pemerintah dan masyarakat, misalnya mengadakan lomba perahu setiap hari-hari besar seperti 17 agustus, hari ulang tahun kabupaten, hari ulang tahun desa, dan lain sebagainya. Masyarakat dan pemerintah juga harus memelihara Budaya dan tetap menjaga keunikan dari desa mooat, seperti panorama alam yang segar, cara hidup masyarakat desa mooat yang masih sangat kental dengan pedesaanya serta kebiasaan-kebiasaan kultural dari desa mooat yang perlu ditonjolkan dan dijadikan daya tarik


(8)

bagi pengunjung untuk datang ke danau mooat. karna salah satu faktor untuk memperkenalkan dan menjadikan daya tarik tempat wisata Danau Mooat ialah desa mooat sendiri.

3. Mampu mencari dan menagkap informasi

Maskarakat harus mampu mencari informasi serta menagkap informasi yang baik dengan cepat dan lengkap. Karena dengan informasi masyarakat akan dengan mudah mengetahui dan menyiapkan komoditas yang perlu di jual belikan. Tanpa adanya informasi yang jelas, masyarakat dan pasar tidak akan mengetahui komoditas apa yang digemari konsumen, tidak akan memahami nilai jual dari kearifan lokal yang ada, serta karakteristik konsumen dari luar daerah.

Masyarakat desa mooat harus mampu mencari informasi dan menangkap informasi yang nantinya apa yang akan dibutuhkan oleh pengunjung, hari-hari apa saja yang biasanya tempat wisata danau mooat banyak kedatangan pengunjung, ada event apa saja yang akan di laksanakan di Kawasan danau mooat. agar masyarakat Desa mooat yang nantinya akan berjualan di sepanjang jalanan menuju danau mooat menyediakan komoditas apa saja yang diingini pengunjung. Dan juga pada era global ini yang semuanya sudah terbilang canggih, masyarakat harus mendapatkan dan mampu menggunakan kecanggihan dari zaman yang sudah serba canggih ini yaitu dengan internet. Karena internet adalah sumber informasi yang cepat dan baik dan dengan internet juga pemerintah dan masyarakat akan dengan mudah mempromosikan dan memperkenalkan desa mooat dan Danau mooat.

PENUTUP Kesimpulan

Dari hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penyebab kurangnya partisipasi masyarakat dalam menunjang sektor pariwisata yaitu, tempat wisata yang kurang dikembangkan oleh pemerintah kabupaten, sehingga menimbulkan kurangnya keamanan tempat wisata yang

menjadikan tempat wisata kurang di manfaatkan masyarakat untuk berusaha. 2. Lambatnya pengrealisasian program

pemberdayaan masayarakat mengenai sadar wisata dan program-program pemberdayaan masyarakat dari desa. Sehingga masyarakat kurang mendapatkan pengetahuan yang seharusnya masyarakat dapatkan.

3. Belum ada Organisasi yang dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan kreativitas masyarakat desa dalam menciptakan ide serta produk yang nantinya akan mendatangkan keuntungan bagi masyarakat sendiri.

4. Kurangnya kemampuan masyarakat dalam melihat dan memanfaatkan peluang dalam menunjang sektor pariwisata sebagai pendukung perekonomian masyarakat desa.

SARAN

1. Pemerintah harus lebih memperhatikan dan mengembangkan sektor pariwisata agar masyarakat sekitar kawasan wisata khususnya desa mooat, memiliki peluang untuk bisa menunjang sektor pariwisata sebagai pendukung perekonomian masyarakat desa mooat.

2. Pemerintah desa mooat harus lebih memperhatikan dan mengetahui

kebutuhan masyarakat desa mooat untuk meningkatkan sumber daya manusia demi kesejahteraan masyarakat desa mooat.

3. Pemerintah desa mooat harus berperan aktif dalam meningkatkan kreatifitas masyarakat dan inovatif dalam mengembangkan potensi desa mooat. 4. Perlunya pemberdayaan masyarakat desa

mooat demi meningkatkan sumber daya manusia dan peningkatan perekonomian desa mooat

DAFTAR PUSTAKA

Anwas, M, Oos.2013. Pemberdayaan

Masyarakat di era Global. Bandung. Alfabeta Andini, S, Krisnha. Theresia, Aprilia. 2014.

Pembangunan Berbasis Masyarakat. Bandung. Alfabeta


(9)

Arikunto , Suharsimi.2000.Manajemen penelitian.Jakarta, Rineka cipta

Danamik,Janianton dan Weber,Hekmut.2006,Perencanaan Ekowisata Dari Teori

ke Aplikasi, Yogyakarta: PUSPAR Andi

Dr.James,Spillane.1987. Ekonomi Pariwisata sejarah dan prospeknya. Kanisas

Ife, Jim. 1995. Community Development: Creating Community Alternatives Vision analysis & Practice. Sydney: Addision Wesley LongmanAustralia Pty Ltd.

Parsons, Ruth J., James D. Jorgensen, dan Santos H. Hernandez. 1994.

The Integration Of Social Work Practice. California: Brooks/Cole

Rappaport, J. 1984. Studies in Empowerment: Introduction on the Issue,

Prevention in Human Issue. USA Slamet, Margono. (2003). Pemberdayaan

Masyarakat di Era Global. Bandung. Alfabeta

Soemanto, RB. 2010. Sosiologi Pariwisata. Jakarta. Penerbit Universitas Terbuka Suharto, Edi. 2011. Penanggulangan

Kemiskinan dan Pemberdayaan

Masyarakat. Makalah dalam Seminar Kesejahteraan Sosial. Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS). Jakarta Desember 2011 Sugiono.2008.Metode penelitian pendidikan

(pendekatan kuantitatif,kualitatif.dan R&b).Alfabet :Bandung

Suwantoro,Gamal.2004.Dasar-dasar pariwisata.Yogyakarta:Andi. Sumber lain :

Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 Undang-Undang Nomor 29 tahun 2008 Undang-undang Nomor 6 tahun 2014


(1)

dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai suatu kesatuan sosial dengan batasan-batasan tertentu. Setiap masyarakat pula mempunyai budayanya yang tersendiri yang terbentuk daripada hubungan rapat sesame anggotanya semenjak masyarakat itu wujud.

Masyarakat adalah merupakan wadah untuk membentuk kepripadian diri warga kelompok manusia atau suku yang berbeda satu dengan yang lainnya. Di dalam suatu masyarakat itu juga warga bersangkutan untuk mengembangkan serta melestarikan kebudayaan-kebudayaan yang berada di dalam lapisan masyarakat tertentu yang pasti memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Setiap kebudayaan yang hidup dalam suatu kelompok masyarakat dapat menampilkan suatu corak yang khas terutama terlihat oleh orang luar yang bukan warga masyarakat yang bersangkutan.

Masyarakat juga dapat dikatakan sebagai suatu wadah dan wahana pendidikan, medan kehidupan manusia yang majemuk (Plural: suku, agama, kegiatan kerja, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, social budaya dan sebagainya). Manusia berbeda dalam multi kompleks antara hubungan dan antara aksi di dalam masyarakat itu. Pengertian masyarakat dalam organisasi adalah kehidupan bersama, yaitu secara makro ialah tata pemerintahan. Masyarakat dalam makna ini ialah lembaga atau perwujudan sebjek pengelola menerima kepercayaan oleh, dari dan untuk masyarakat.

Konsep Pariwisata

Pengertian pariwisata secara Etimologi pariwisata berasal dari dua kata yaitu “pari” yang berarti banyak/berkeliling, sedangkan pengertian wisata berarti “pergi” didalam kamus besar Indonesia pariwisata adalah suatu kegiatan yang behubungan dengan perjalanan reaksi. Sedangkan pengertian secara umum pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat

ketempat lain dengan meninggalkan tempat semula dan dengan dengan suatu perencanaan atau bukan maksud mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya.

Suwantoro Gamal (2004:15) Pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan pariwisata yaitu, sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang diluar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan baik karena kepentingan ekonomi, sosial, budaya, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain, Pariwisata merupakan suatu usaha yang komplek hal ini dikarenakan terdapat banyak kegiatan yang terkait dalam penyelenggaraan pariwisata. Usaha kerajinan/cendramata, usaha perjalanan, dan usaha-usaha lainnya.

Pariwisata secara luas adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha untuk mencari keseimbangan dan kebahagian dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Fokus penelitian adalah aspek-aspek yang digunakan sebagai garis besar penelitian. Dalam penelitian ini dan bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam menentukan data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Fokus penelitian ini adalah Pemberdayaan Masyarakat dalam menunjang Sektor Pariwisata sebagai Pendukung Perekonomian di desa mooat. dengan menggunakan teori dari Slamet (2003) bahwa pemberdayaan adalah bagaimana membuat masyarakat mapu membangun dirinya dan memperbaiki kehidupannya sendiri yaitu :

1. Memiliki kesempatan, melihat dan memanfaatkan peluang

2. Mampu bekerjasama

3. Mampu mencari dan menangkap informasi


(2)

Dalam penelitian ini data-data yang diperoleh berdasarkan sumbernya dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitudata primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh juga dengan cara wawancara maupun pengamatan secara langsung, sedangkan data sekunder merupakan data yang sumbernya dari dokumen-dokumen arsip tertentu yang berhubungan dengan penelitian.

Dalam menganalisa data penulis menggunakan analisa data dalam metode penelitian dengan menjawab rumusan masalah maka dengan menggunakan analisa data deskriptif kualitatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil wawancara dengan informan penelitian yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu Kepala subbagian Program Dinas kebudayaan dan pariwisata, serta pemerintah desa Mooat sendiri yaitu sangadi desa Mooat Bpk.Asrin Mamonto. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama kurang lebih satu bulan, dengan mendatangi lokasi penelitian dimana peneliti melakukan wawancara. Setelah dilakukan wawancara terdapat beberapa masalah atau yang ada dalam proses pembuatan program pemberdayaan dan pengrealisasiannya. Berdasarkan hasil penelitian di desa mooat bahwa pemberdayaan di desa mooat dalam hal menunjang sektor pariwisata sebagai pendukung perekonomian belumlah ada. Karena berdasarkan wawancara kepada sangadi desa mooat yaitu bapak Asrin Mamonto “pemberdayaan masyarakat dalam hal menunjang sektor pariwisata belum ada, karena tempat wisata danau mooat yang sampai dengan sekarang masih belum terkelola dengan baik,keamanan yang cukup

di khawatirkan menjadi salah satu

kendalanya. Untuk rencana program

pemberdayaan tahun 2017 baru saja akan dibuat, pemberdayaan dalam hal ini yaitu pengadaan tempat wisata kuliner, serta pengadaan sanggar/aula di kawasan danau mooat untuk dapat di sewakan oleh

pengunjung yang ingin mengadakan

rapat,acara, dan lain sebagainya. Masyarakat juga banyak yang telah memberikan saran

kepada pemerintah desa untuk dapat

memobilisasi masyarakat agar bisa berjualan di kawasan danau mooat, karena masyarakat desa mooat sebagian besar adalah petani maka dengan begitu dari hasil panen masyarakat seharusnya juga bisa di jual dan menjadi ciri khas dari desa mooat, namun

pemerintah desa masih dalam tahap

perencanaan. Program pemberdayaan

lainnya yang telah terealisasi di desa mooat yaitu pembagian bibit kentang kepada petani desa mooat, dan penanaman bunga-bungaan oleh ibu-ibu PKK. Terlihat jelas juga di kawasan danau mooat masih sangat sepi, fasilitas di dalam kawasan danau mooat masih dalam tahap perbaikan, dan tidak di dapati penjual-penjual makanan dan minuman di kawasan danau mooat. dalam hal ini kebutuhan konsumsi pengunjung tidak tersedia, dengan begitu para wisatawan yang nantinya akan datang ke danau mooat akan kesulitan mendapatkan kebutuhan konsumsi dengan harus membelinya di desa purworejo, yaitu desa sebelum desa mooat yang lokasinya sekitar 7 kilo dari danau mooat. sedangkan desa mooat yang jauh lebih dekat dari danau mooat yaitu berkisar 200 meter dari danau mooat. namun faktanya bahwa di desa mooat susah di dapati mini market atau kios-kios yang menyediakan berbagai macam makanan dan minuman.

Dari pemerintah daerah, yaitu dinas kebudayaan dan pariwisata Bolaang Mongondow Timur, berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala dinas kebudayaan dan pariwisata ‘’sehubungan dengan pengembangan tempat-tempat wisata di kabupaten Bolaang Mongondow Timur dinas kebudayaan dan pariwisata telah membuat program mengenai pemberdayaan masyarakat desa wisata, yaitu sadar wisata. Desa mooat adalah salah satu desa potensi akan wisata danau mooat,maka dari itu pemerintah kabupaten yaitu dinas kebudayaan dan pariwisata melalui program sadar wisata, akan memberdayakan masyarakat desa wisata

dengan membentuk kelompok yang

beranggotakan 20 orang demi

mengembangkan tempat wisata danau mooat. 20 anggota tersebut akan diberdayakan, dengan diberikan pengetahuan dan pelatihan mengenai sadar wisata. 20 orang ini akan


(3)

membantun pemerintah daerah dalam menjaga,mengembangkan serta menunjang tempat wisata di desa. Namun program sadar

wisata ini masih dalam tahap

pengsosialisasian. Menurut kepala dinas kebudayaan dan pariwisata yaitu bapak. Rizki Lamaluta bahwa program akan segera direalisasikan paling lambat bulan juni sehabis lebaran.

Berdasarkan wawancara peneliti dengan beberapa masyarakat desa mooat, salah satunya adalah Bapak. Ruslan mamonto yang berprofesi sebagai petani. Saya sebagai petani ingin berjualan hasil kebun , yaitu jagung rebus atau bakar di sekitar kawasan danau mooat, tetapi tempat wisata danau mooat masih sepi, takutnya nanti jualan tidak akan laku, jadi jagung hasil panen kami seringkali kami jual di desa sebelah yang sebagian warganya berjualan di sepanjang jalan menuju ke Danau mooat dari arah purworejo. kami juga sudah menyarankan kepada bapak sangadi, bahwa sebaiknya pemerintah desa menyediakan tempat atau bekerjasama dengan masyarakat desa mooat untuk bersama-sama bergotong royong membuat kantin-kantin untuk beberapa masyarakat yang ingin berjualan jagung,mi rebus, kopi dan lain-lain, di perjalanan dari desa mooat ke Kawasan Danau mooat. Agar pengunjung yang dari arah minahasa ingin ke Danau Mooat, akan melewati warung-warung kami bisa menjadi

tempat persinggahan pengunjung.

Kendalanya juga dari perjalanan menuju ke Danau mooat tidak ada transportasi umum dan tempatnya yang masih banyak rumput-rumput hutan. Sebenarnya kalau sudah ada salah satu warga yang berjualan di pinggir jalanan arah ke danau mooat, mungkin beberapa warga juga akan ikut serta.

4.3 Pembahasan

Danau mooat adalah salah satu sektor pariwisata yang berpotensi sangat besar untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan daerah serta desa mooat sendiri. Keterlibatan masyarakat merupakan kata kunci untuk mempercepat pencapaian kesejahteraan melalui pengembangan pariwisata. Kajian yang banyak dilakukan para ahli dengan jelas menyatakan hanya dengan keterlibatan masyaraakt dalam pengambilan keputusan, pelaksanaan dan pembagian hasil maka

mereka dapat memperoleh manfaat dari pengembangan pariwisata.

Keterlibatan langsung masyarakat yang berpendapatan rendah dalam program-program pengembangan pariwisata melalui pemanfaatan hasil kerajinan tangan (handicraft) hasil pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, produk hasil seni dan budaya tradisional serta pengembangan desa wisata sangat membantu usaha memberangus angka kemiskinan. Dengan kata lain, pariwisata diyakini dapat menjadi katalisator pembangunan (agent of development) sekaligus penggerak dan mempercepat proses pembangunan daerah.

Oleh sebab itu, penciptaan budaya pariwisata harus dilakukan secara paralel dengan pengembangan infrastruktur. Budaya berwisata diciptakan dengan cara mendorong atau memfasilitasi orang lebih tertarik mendalami kegiatan berwisata. Di tingkat praktik hal ini dapat dilakukan dengan memobilisai kelompok masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya di dalam kegiatan pariwisata. Bentuk konkret programnya akan sangat bervariasi tergantung kreatifitas dan keunikan kearifan lokal masyarakat itu sendiri. Berlandasakan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan dijelaskan bahwa pembangunan kepariwisataan diperlukan untuk mendorong pemerataan kesempatan berusaha dan memperoleh manfaat serta mampu menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global. Pengembangan pariwisata yang optimal akan mampu meningklatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Dalam penelitian ini, penulis akan mengkaji tentang pemberdayaan masyarakat dalam menunjang sektor pariwisata sebagai pendukung perekonomian.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori dari Slamet bahwa pemberdayaan adalah bagaimana membuat masyarakat mampu membangun dirinya dan memperbaiki kehidupannya sendiri, untuk menjawab permasalahan yang ada pada bab pendahuluan. Dalam hal ini pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur melalui dinas kebudayaan dan pariwisata.


(4)

1. Memiliki kesempatan, melihat dan memanfaatkan peluang

Memiliki kesempatan dalam menunjang sektor pariwisata sebagai pendukung perekonomian masyarakat, ialah dambaan seluruh masyarakat desa terutama pemerintah desa. Karena dengan kesempatan menunjang sektor pariwisata masyarakat tentunya harus memiliki kemampuan untuk melihat dan memanfaatkan peluang yang ada. Kemampuan apa yang masyarakat miliki dalam menunjang sektor pariwisata kemudian bagaimana cara masyarakat memanfaatkan kesempatan yang ada dengan menuangkan ide-ide serta kreatifitas masyarakat melalui kemampuan yang masyarakat miliki.

Maka dari itu, agar masyarakat dapat memiliki kesempatan dan mampu memanfaatkan peluang yang ada bagi masyarakat desa mooat dalam menunjang sektor pariwisata, masyarakat desa mooat harus memiliki potensi dan kemampuan dalam menunjang sektor pariwisata dengan memberdayakan masyarakat desa mooat melalui pengetahuan,motivasi,pelatihan khusus,penyediaan fasilitas dan pemberian modal oleh pemerintah kabupaten dan pemerintah desa.

Masyarakat desa mooat sebagian besarnya berprofesi sebagai petani karena desa mooat merupakan desa holti kultura, udaranya yg sangat sejuk, alamnya masih sangat indah,budaya dan kehidupannya masih sangat pedesaan, perkebunan yang banyak dan menjadi ciri khas desa mooat. ini merupakan kemampuan masyarakat dan potensi desa mooat yang nantinya jika dikembangkan akan menjadi daya tarik pengunjung dan akan menunjang pariwisata Danau Mooat. akan tetapi pengembangan pariwisata Danau Mooat masih dalam proses, dalam hal ini masyarakat belum memiliki kesempatan untuk menunagkan kemampuan masyarakat dalam menunjang sektor pariwisata. tidak hanya itu juga, pemerintah desa sangat lambat dalam membuat program mengenai pemberdayaan masyarakat dalam menunjang sektor pariwisata, itu terlihat jelas dimana masyarakat yang memberikan saran terlebih

dahulu kepada pemerintah desa, namun belum ada tindakan. Masyarakat juga sebenarnya sudah mampu melihat peluang besar dengan adanya Pariwisata Danau Mooat, namun karena keterbatasan modal dan fasilitas masyarakat hanya bisa memberikan saran kepada pemerintah dan menunggu bantuan dari pemerintah untuk menggerakkan masyarakat desa Mooat untuk dapat memanfaatkan peluang besar ini.

2. Mampu bekerja sama

Mampu bekerja sama adalah bagaimana masyarakat yang akan diberdayakan oleh pemerintah mampu menunjang sektor pariwisata dengan kemampuan dan kreatifitas masyarakat dengan tujuan agar mendapatkan keuntungan bagi sektor pariwisata dan keuntungan bagi masyarakat sendiri yaitu dengan mendukung perekonomian masyarakat.

Masyarakat desa mooat perlu pengawasan dan binaan oleh pemerintah desa dan pemerintah kabupaten. Agar kegiatan dalam menunjang sektor pariwisata dapat terlaksanakan dan berjalan dengan baik. dan masyarakat desa mooat mampu dalam bekerja sama, pemerintah harus memperhatikan kebutuhan dari masyarakat desa mooat. dan juga dalam hal bekerjasama, masyarakat dan pemerintah desa juga sebaiknya harus menimbulkan inovasi-inovasi baru dan dapat menciptakan ide-ide yang unik dan tentunya mendatangkan keuntungan bagi keduanya. Yaitu bagi masyarakat dan tempat wisata Danau mooat. Dalam menjalin kerjasama yang baik pemerintah perlu mengadakan event-event yang dapat membangun kekompakan bagi pemerintah dan masyarakat, misalnya mengadakan lomba perahu setiap hari-hari besar seperti 17 agustus, hari ulang tahun kabupaten, hari ulang tahun desa, dan lain sebagainya. Masyarakat dan pemerintah juga harus memelihara Budaya dan tetap menjaga keunikan dari desa mooat, seperti panorama alam yang segar, cara hidup masyarakat desa mooat yang masih sangat kental dengan pedesaanya serta kebiasaan-kebiasaan kultural dari desa mooat yang perlu ditonjolkan dan dijadikan daya tarik


(5)

bagi pengunjung untuk datang ke danau mooat. karna salah satu faktor untuk memperkenalkan dan menjadikan daya tarik tempat wisata Danau Mooat ialah desa mooat sendiri.

3. Mampu mencari dan menagkap informasi

Maskarakat harus mampu mencari informasi serta menagkap informasi yang baik dengan cepat dan lengkap. Karena dengan informasi masyarakat akan dengan mudah mengetahui dan menyiapkan komoditas yang perlu di jual belikan. Tanpa adanya informasi yang jelas, masyarakat dan pasar tidak akan mengetahui komoditas apa yang digemari konsumen, tidak akan memahami nilai jual dari kearifan lokal yang ada, serta karakteristik konsumen dari luar daerah.

Masyarakat desa mooat harus mampu mencari informasi dan menangkap informasi yang nantinya apa yang akan dibutuhkan oleh pengunjung, hari-hari apa saja yang biasanya tempat wisata danau mooat banyak kedatangan pengunjung, ada event apa saja yang akan di laksanakan di Kawasan danau mooat. agar masyarakat Desa mooat yang nantinya akan berjualan di sepanjang jalanan menuju danau mooat menyediakan komoditas apa saja yang diingini pengunjung. Dan juga pada era global ini yang semuanya sudah terbilang canggih, masyarakat harus mendapatkan dan mampu menggunakan kecanggihan dari zaman yang sudah serba canggih ini yaitu dengan internet. Karena internet adalah sumber informasi yang cepat dan baik dan dengan internet juga pemerintah dan masyarakat akan dengan mudah mempromosikan dan memperkenalkan desa mooat dan Danau mooat.

PENUTUP Kesimpulan

Dari hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penyebab kurangnya partisipasi masyarakat dalam menunjang sektor pariwisata yaitu, tempat wisata yang kurang dikembangkan oleh pemerintah kabupaten, sehingga menimbulkan kurangnya keamanan tempat wisata yang

menjadikan tempat wisata kurang di manfaatkan masyarakat untuk berusaha. 2. Lambatnya pengrealisasian program

pemberdayaan masayarakat mengenai sadar wisata dan program-program pemberdayaan masyarakat dari desa. Sehingga masyarakat kurang mendapatkan pengetahuan yang seharusnya masyarakat dapatkan.

3. Belum ada Organisasi yang dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan kreativitas masyarakat desa dalam menciptakan ide serta produk yang nantinya akan mendatangkan keuntungan bagi masyarakat sendiri.

4. Kurangnya kemampuan masyarakat dalam melihat dan memanfaatkan peluang dalam menunjang sektor pariwisata sebagai pendukung perekonomian masyarakat desa.

SARAN

1. Pemerintah harus lebih memperhatikan dan mengembangkan sektor pariwisata agar masyarakat sekitar kawasan wisata khususnya desa mooat, memiliki peluang untuk bisa menunjang sektor pariwisata sebagai pendukung perekonomian masyarakat desa mooat.

2. Pemerintah desa mooat harus lebih memperhatikan dan mengetahui

kebutuhan masyarakat desa mooat untuk meningkatkan sumber daya manusia demi kesejahteraan masyarakat desa mooat.

3. Pemerintah desa mooat harus berperan aktif dalam meningkatkan kreatifitas masyarakat dan inovatif dalam mengembangkan potensi desa mooat. 4. Perlunya pemberdayaan masyarakat desa

mooat demi meningkatkan sumber daya manusia dan peningkatan perekonomian desa mooat

DAFTAR PUSTAKA

Anwas, M, Oos.2013. Pemberdayaan

Masyarakat di era Global. Bandung. Alfabeta Andini, S, Krisnha. Theresia, Aprilia. 2014.

Pembangunan Berbasis Masyarakat. Bandung. Alfabeta


(6)

Arikunto , Suharsimi.2000.Manajemen penelitian.Jakarta, Rineka cipta

Danamik,Janianton dan

Weber,Hekmut.2006,Perencanaan Ekowisata Dari Teori

ke Aplikasi, Yogyakarta: PUSPAR Andi

Dr.James,Spillane.1987. Ekonomi Pariwisata sejarah dan prospeknya. Kanisas

Ife, Jim. 1995. Community Development: Creating Community Alternatives Vision analysis & Practice. Sydney: Addision Wesley LongmanAustralia Pty Ltd.

Parsons, Ruth J., James D. Jorgensen, dan Santos H. Hernandez. 1994.

The Integration Of Social Work Practice. California: Brooks/Cole

Rappaport, J. 1984. Studies in Empowerment: Introduction on the Issue,

Prevention in Human Issue. USA Slamet, Margono. (2003). Pemberdayaan

Masyarakat di Era Global. Bandung. Alfabeta

Soemanto, RB. 2010. Sosiologi Pariwisata. Jakarta. Penerbit Universitas Terbuka Suharto, Edi. 2011. Penanggulangan

Kemiskinan dan Pemberdayaan

Masyarakat. Makalah dalam Seminar Kesejahteraan Sosial. Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS). Jakarta Desember 2011 Sugiono.2008.Metode penelitian pendidikan

(pendekatan kuantitatif,kualitatif.dan R&b).Alfabet :Bandung

Suwantoro,Gamal.2004.Dasar-dasar pariwisata.Yogyakarta:Andi. Sumber lain :

Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 Undang-Undang Nomor 29 tahun 2008 Undang-undang Nomor 6 tahun 2014


Dokumen yang terkait

Pemberdayaan Masyarakat Pertanian Sebagai Pilar Pendukung Pariwisata.

0 2 11

Kebijakan Pemerintah Desa Dalam Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri | Kaemba | JURNAL EKSEKUTIF 2679 4943 1 SM

0 0 11

EVALUASI PROGRAM KERJA DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA PANTAI PASIR PUTIH MAELANG (Suatu Studi Di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Di Kabupaten Bolaang Mongondow) | Bagit | JURNAL EKSEKUTIF 16794 33735 1 SM

0 0 12

PERANAN PEMERINTAH DESA DALAM MENUNJANG PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (Suatu Studi di Desa Bawoleu Kecamatan Tagulandang Utara) | Lanto | JURNAL EKSEKUTIF 16586 33251 1 SM

0 0 7

PERAN KEPALA DESA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA MAMUYA KECAMATAN GALELA KABUPATEN HALMAHERA UTARA | Bringan | JURNAL EKSEKUTIF 16328 32734 1 SM

0 0 9

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA (Studi di Desa Sinsingon Barat Kecamatan Passi Timur Kabupaten Bolaang Mongondow) | Sembel | JURNAL EKSEKUTIF 16194 32468 1 SM

0 0 11

KINERJA APARATUR PEMERINTAH DESA DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK (Studi di Desa Sinsingon Kecamatan Passi Timur Kabupaten Bolaang Mongondow) | Wuri | JURNAL EKSEKUTIF 16192 32464 1 SM

1 7 10

PERAN KEPALA DESA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( SUATU STUDI DI DESA WAYAFLI KECAMATAN MABA KABUPATEN HALMAHERA TIMUR) | Kapita | JURNAL EKSEKUTIF 15564 31225 1 SM

0 0 14

KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN (Studi di Desa Sinsingon Barat Kecamatan Passi Timur Kabupaten Bolaang Mongondow) | Lumi | JURNAL EKSEKUTIF 15463 31035 1 SM

0 0 9

PERANAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR

0 0 15