Jenis jenis Line Fishing

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 2:50:23 2017 / +0000 GMT

Jenis-jenis Line Fishing
Berbeda dengan ikan yang menjadi tujuan penangkapan maka berbeda pula pancing yang digunakan. Dengan demikian struktur
pancing juga akan berbeda sehingga akan terlihat banyak sekali variasi dari alat pancing ini. Sehubungan dengan jenis ikan yang
menjadi tujuan penangkapan maka fishing ground dimana ikan itu berada akan berbeda pula kondisinya, dengan demikian maka cara
yang dilakukan akan berbeda pula. Secara garis besar line fishing banyak jenisnya, diantaranya adalah sebagai berikut;1. Hand
Lines Hand lines adalah alat pancing yang sangat paling sederhana. Biasanya terdiri dari pancing, tali pancing dan pemberat serta
dioperasikan oleh satu orang dan tali pancing langsung ketangan. Dari semua kelompok alat tangkap maka hand lines merupakan
pancing yang sederhana. Alat ini hanya terdiri dari tali pancing, pancing dan umpan. Kemudian operasionalnya sangat sederhana
karena bisa dilakukan oleh seorang pemancing. Jumlah mata pancing bisa satu buah, juga lebih, dan dapat menggunakan umpan
hidup maupun umpan palsu. Pemancingan dapat dilakukan di rumpon dan perairan lainnya. Ukuran pancing dan besarnya tali
disesuaikan dengan besarnya ikan yang menjadi tujuan penangkapan. Jika hand lines yang digunakan untuk menangkap ikan tuna
tentu ukurannya lebih besar. Biasanya digunakan tali monofilament dengan diameter 1,5-2,5 mm dengan pancing nomor 5-1 dan
ditambahkan pemberat timah. Jenis pancing ini ada yang dioperasikan dari suatu tebing di pantai, dari bebatuan yang ada di pantai,
dari perahu maupun kapal. Beberapa jenis pancing dari kelompok ini yang ada di tanah air antara lain : pancing usep, pancing jegog,
pancing mungsing, pancing gambur serta sejumlah penamaan lainnya. Jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan antara lain
bambangan (kakap merah, snapper) ekor kuning (Caesio sp.), Caranx sp. Dan lain sebagainya2. Huhate ( Pole and Line ) Pole and
line yaitu pancing yang digunakan untuk menangkap ikan-ikan cankalang, tuna, tongkol, pancing ini terdiri dari joran, tali pancing
dan umpan. Dioperasikan secara bersama diatas kapal. Pole and line biasa disebut dengan ?huhate? sebagai penangkap ikan alat ini

sangat sederhana desainnya, hanya terdiri dari joran, tali, dan mata pancing. Tetapi sesungguhnya cukup kompleks karena dalam
pengoperasiannya memerlukan umpan hidup untuk merangsang kebiasaan menyambar mangsa pada ikan. Sebelum pemancingan,
dilakukan penyomprotan air untuk mempengaruhi visibility ikan terhapap kapal atau para pemancing. Adanya faktor umpan hidup
inilah yang membuat cara penangkapan ini menjadi agak rumit. Hal ini disebabkan karena umpan hidup harus sesuai dalam ukuran
dan jenis tertentu, disimpan, dipindahkan, dan dibawa dalam keadaan hidup. Ini berarti diperlukan sistem penangkapan umpan hidup
dan disain kapal yang sesuai untuk penyimpanan umpan supaya umpan hidup dapat tahan sampai waktu penggunaannya. Secara
umum alat tangkap pole and line terdiri atas joran (bambu atau lainnya) untuk tangkai pancing, polyethylene untuk tali pancing dan
mata pancing yang tidak berkait terbalik.Diskripsi alat tangkap pole and line ini adalah sebagi berikut:? Joran (galah). Bagian
ini terbuat dari bambu yang cukup tua dan mempunyai tingkat elastisitas yang baik. Yang umum digunakan adalah bambu yang
berwarna kuning. Panjang joran berkisar 2 - 2,5 m dengan diameter pada bagian pangkal 3 ? 4 cm dan bagian unjuk sekitar 1 ? 1,5
cm. Sebagaimana telah banyak digunakan joran dari bahan sintesis seperti plastik atau fibres. ? Tali utama (main line). Terbuat dari
bahan sintesis polyethylene dengan panjang sekitar 1,5 - 2 m yang disesuaikan dengan panjang joran yang digunakan, cara
pemancingan, tinggi haluan kapal dan jarak penyemprotan air. Diameter tali 0,5 cm dan nomor tali adalah No 7. ? Tali sekunder.
Terbuat dari bahan monopilament berupa tasi berwarna putih sebagai pengganti kawat baja (wire leader) dengan panjang berkisar 20
cm. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terputusnya tali utama dengan mata pancing sebagai akibat gigitan ikan cangkalang. ?
Mata pancing (hook) yang tidak berkait balik. Nomor mata pancing yang digunakan adalah 2,5 ? 2,8. Pada bagian atas mata pancing
terdapat timah berbentuk slinder dengan panjang sekitar 2 cm dan berdiameter 8 mm dan dilapisi nikel sehingga berwarna
mengkilap dan menarik perhatian ikan cangkalang. Selain itu, pada sisi luar silender terdapat cincin sebagai tempat mengikat tali
sekunder. Di bagian mata pancing dilapisi dengan guntingan tali rapia berwarna merah yang membungkus rumbia-rumbia tali merah
yang juga berwarna sebagai umpan tiruan. Pemilihan warna merah ini disesuaikan dengan warna ikan umpan yang juga berwarna

merah sehingga menyerupai ikan umpan. Dalam pelaksanaan operasi dengan alat pole and line ini disamping digunakan umpan
tiruan berupa sobekan-sobekan kain, guntingan tali raffia, ataupun bulu ayam juga digunakan umpan hidup. Umpan hidup ini
dipakai untuk lebih menarik perhatian ikan cakalang agar lebih mendekat pada areal untuk melakukan pemancingan. Sedangkan
dalam melakukan operasi pemancingan digunakan pancing tanpa umpan. Hal ini bertujuan untuk efisiensi dan efektifitas alat
tangkap, karena ikan cakalang termasuk pemangsa yang rakus. Hal ini sesuai dengan pendapat ayodhya (1981) bahwa jika ikan
makin banyak dan makin bernafsu memakan umpan, maka dipakai pancing tanpa umpan dan mata pancing ini tidak beringsang
(tidak berkait). Teknik operasi penangkapan ikan menggunakan pole and line yaitu; Setelah semua persiapan telah dilakukan,
termasuk penyediaan umpan hidup, maka dilakukan pencarian gerombolan ikan oleh seorang pengintai yang tempatnya biasanya
dianjungan kapal, dan menggunakan teropong. Pengoperasian bisa juga dilakukan didekat rumpon yang telah dipasang terlebih
dahulu. Setelah menemukan gerombolan ikan harus diketahui arah renang ikan tersebut baru kemudian mendekati gerombolan ikan
tersebut. Sementara pemancing sudah harus bersiap masing-masing pada sudut kiri kanan dan haluan kapal. Cara mendekati ikan

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 1/5 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 2:50:23 2017 / +0000 GMT

harus dari sisi kiri atau kanan dan bukan dari arah belakang. Pelemparan umpan dilakukan oleh bouy-bouy setelah diperkirakan ikan

telah berada dalam jarak jangkauan pelemparan, kemudian ikan dituntun kearah haluan kapal. Pelemparan umpan ini diusahakan
secepat mungkin sehingga gerakan ikan dapat mengikuti gerakan umpan menuju haluan kapal. Pada saat pelemparan umpan
tersebut, mesin penyomprot sudah difungsikan agar ikan tetap berada didekat kapal. Pada saat gerombolan ikan berada dekat haluan
kapal, maka mesin kapal dimatikan. Sementara jumlah umpan yang dilemparkan kelaut dikurangi, mengingat terbatasnya umpan
hidup. Selanjutnya, pemancingan dilakukan dan diupayakan secepat mungkin mengingat kadang-kadang gerombolan ikan tiba-tiba
menghilang terutama jika ada ikan yang berdarah atau ada ikan yang lepas dari mata pancing dan jumlah umpan yang sangat
terbatas. Pemancingan biasanya berlangsung 15 ? 30 menit. Waktu pemancingan tidak perlu dilakukan pelepasan ikan dari mata
pancing disebabkan pada saat joran disentuhkan ikan akan jatuh keatas kapal dan terlepas sendiri dari mata pancing yang tidak
berkait. Berdasarkan pengalaman atau keahlian memancing nelayan, pemancing kadang dikelompokkan kedalam pemancing kelas I,
II, dan III. Pemancing kelas I (lebih berpengalaman) ditempatkan dihaluan kapal, pemancing kelas II ditempatkan disamping kapal,
dekat kehaluan, sedangkan pemancing kelas III ke samping kapal agak jauh dari haluan. Untuk memudahkan pemancingan, maka
pada kapal Pole and Line dikenal adanya ?flying deck? atau tempat pemancingan. Hal lain yang perlu diperhatikan pada saat
pemancingan adalah menghindari ikan yang telah terpancing, jatuh kembali kelaut. Hal ini akan mengakibatkan gerombolan ikan
yang ada akan melarikan diri ke kedalaman yang lebih dalam dan meninggalkan kapal, sehingga mencari lagi gerombolan ikan yang
baru tentu akan mengambil waktu. Disamping itu, banyaknya ikan-ikan kecil diperairan sebagai natural bait akan menyebabkan
kurangnya hasil tangkapan. Jenis-jenis ikan tuna, cakalang, dan tongkol merupakan hasil tangkapan utama dari alat tangkap Pole and
Line.3. Rawai (long line) Rawai (long line) terdiri dari rangkaian tali utama, tali pelampung dimana pada tali utama pada jarak
tertentu terdapat beberapa tali cabang yang pendek dan lebih kecil diameternya, dan diujung tali cabang ini diikatkan pancing yang
berumpan. Ada beberapa jenis alat tangkap long line. Ada yang dipasang didasar perairan secara tetap pada jangka waktu tertentu
dikenal dengan nama rawai tetap atau bottom long line atau set long line yang biasa digunakan untuk menangkap ikan-ikan

demersal. Ada juga yang hanyut yang biasa disebut dengan Dript long line, biasanya untuk menangkap ikan-ikan pelagis. Yang
paling terkenal adalah tuna long line atau disebut juga dengan rawai tuna. Sehubungan dengan jenis alat tangkap ini, ternyata
terdapat sejumlah variasi baik dalam hal ukuran, struktur maupun besar-kecil serta jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapannya.
Berdasarkan besar-kecilnya alat tangkap long-line ini, Anonimous (1971) Membedakannya menjadi :a. Onawa (long line
besar). Long line besar ini ditujukan untuk menangkap jenis-jenis tuna berukuran besar dengan kisaran bobot 30-100 kg seperti
jenis bluefin tuna, tuna mata besar (Bigeye tuna), Madidihang (Yellowfin Tuna) serta lainnya ;b. Tombonawa (Albacore long line)
yang sesuai dengan namanya, lebih banyak dikhususkan untuk menangkap jenis ikan albakora. Jenis ikan albakora yang menjadi
sasaran penangkapan umunya dengan kisaran bobot tubuh 10-20 Kg.c. Meijinawa (Meiji Long line). Sasaran penangkapan adalah
jenis-jenis tuna berukuran bobot tubuh lebih kecil daripada kedua jenis long line terdahulu, yaitu yang berbobot antara 3-10 Kg.
jenis long line ini pada dasarnya hamper tidak berbeda dengan jenis tombonawa (Albacore long line), bahkan dikarenakan banyak
memperoleh perbaikan maka umum juga dikenal sebagai ?improved long line?. Selain berbeda dalam hal ikan yang menjadi tujuan
utamanya, juga berbeda dalam hal jumlah branch line atau tali cabang yang digunakan.Pengklasifikasian long line lainnya ada yang
mendasarkannya pada faktor kedalaman perairan tempat mengoperasikannya.Sehubungan dengan hal ini, maka dikenal :a. jenis long
line yang dioperasikan pada lapisan di bawah permukaan (sub-surface layer) ataupun pada perairan dangkal. Jenis long line ini
diduga biasa dikenal sebagai ?Albacore type long line? ;b. jenis long line yang dioperasikan pad perairan dalam. Jenis ini dikenal
sebagai ?Black tuna type long line?. ( Shapiro, 1950 dalam tambunan 1964).Pembagian jenis long line lainnya, adapula yang
mendasarkan pada cara bagaimana long line tersebut dioperasikan, apakah perentangannya ditetapkan dengan adanya pelampung
dan jangkar ataukah jenis long line tersebut dibiarkan terhanyut di ayun dan dihanyutkan oleh adanya arus. Berdasarkan hal ini maka
pembagiannya adalah :a. Jenis long line yang ditetapkan (Set long line) ;b. Jenis long line hanyut (Drift long line) (Ayodhyoa, 1972 ;
Sainsbury, 1968 ; von Brandt, 1972 ; Nedelec and Prado, 1990).Walau dikatakan bahwa jenis long line sangatlah berfariasi baik

dalam hal ukurannya, cara pengoperasiannya, daerah penangkapannya, jenis ikan yang menjadi tujuan maupun tradisi lokal,
sainbury (1968) membedakan long line utamanya pada lapisan kedalaman tempat alat tersebut dioperasikan. Beliau
menggklasifikasikannya menjadi :a. sub surface long line. Long line ini leluasa dioperasikan pada lapisan air dibawah permukaan
menurut kedalaman yang dihendaki berdasarkan pengetahuan kedalaman renang ikan yang menjadi tujuan penangkapan ;b. Bottom
long line. Long line ini direntang dekat maupun didasar perairan.kecenderungan daerah asal long line mendasari penggolongan long
line yang di tempuh oleh von Brandt (1972) : a. Long line Eropa yang ditujukan untuk belut dan sidat Eropa ;b. Long line dengan
rangkaian lampu pada jarak tertentu ;c. Jenis long line Portugis, long line ini diatur sedemikian rupa sehingga posisi long line ini
terangkat dari dasar perairan.Walaupun dalam kenyataannya bahwa hasil tangkapannya bukan hanya ikan tuna tetapi juga jenis-jenis
ikan lain seperti layaran, ikan hiu, dan lain-lain.Secara prinsip rawai tuna sama dengan rawai lainnya, namun mengingat berbagai

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 2/5 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 2:50:23 2017 / +0000 GMT

factor biologi ikan sasaran, teknis pemakaian dan pengoperasian alat, komponen alat bantu kapal yang tersedia, maka dilakukan
berbagai penyesuaian. Bahan tali pancing dapat terbuat dari bahan monofilament (biasanya PA) atau multifilament (biasanya PES
seperti terylene, PVA seperti kuralon PA seperti nylon). Perbedaan pemakian bahan ini akan mempengaruhi jenis line hauler yang

diperlukan. Beberapa perbedaan dari kedua jenis bahan tersebut dipandang dari segi teknis adalah sebagai berikut; ? Bahan
multifilament lebih berat dan mahal dibanding monofilament, lebih mudah dirakit, dan lebih sesuai untuk kapal-kapal kecil. ? Bahan
multifilament lebih tahan dan mudah ditangani. Karena itu, dalam jangka panjang rawai multifilament harganya relative lebih
rendah. ? Karena lebih kecil, halus, dan transparan maka pemakaian monofilament dinilai akan memberi hasil tangkapan lebih baik
dari multifilament. Dilihat dari segi kedalaman operasi (fishing depth) rawai tuna dibagi dua yaitu yang bersifat dangkal
(subsurfase), dan yang bersifat dalam (deep) yang pancingan berada pada kedalaman 100 ? 300 meter. Perbedaan kedua jenis ini
disebabkan pada tipe dangkal satu basket rawai diberi sekitar 5 pancingan sedangkan pada tipe dalam diberi 11 ? 13 pancing
sehingga lengkungan tali utama menjadi lebih dalam. Dalam beberapa sifat dari kedua tipe ini adalah; ? Rawai tipe dalam
memerlukan line hauler yang lebih kuat dibanding tipe dekat permukaan. ? Rawai tipe dalam menangkap jenis big eye lebih banyak
(sehingga nilai produksinya lebih baik) dibanding tipe dekat permukaan. Tuna yang tertangkap dengan rawai dangkal didominasi
oleh yellowfin yang harganya lebih murah dibanding bigeye. Pelepasan pancing (setting) dilakukan menurut garis yang menyerong
atau tegak lurus pada arus. Waktu melepas pancing biasanya dini hari tergantung jumlah basket yang akan dipasang karena
diharapkan setting selesai pada pagi hari jam 7.00 saat ikan sedang mencari mangsa. Akan tetapi, pengoperasian siang haripun bias
pula dilakukan. Namun akibatnya, penarikan pancing (hauling) jatuh pada waktu sore harinya. Umpan yang umum dipakai adalah
jenis ikan yang mempunyai sisik mengkilat, tidak cepat busuk, dan rangka tulangnya kuat sehingga tidak mudah lepas dari pancing
bila tidak disambar ikan. Beberapa jenis diantaranya adalah bandeng, saury, tawes, kembung, layang, dan cumi-cumi. Panjang
umpan berkisar diantara 15 ? 20 cm dengan berat antara 80 -150 gram. Cumi-cumi kecil masih dapat dipakai asalkan digabung
(dijahit) beberapa ekor sehingga menjadi cukup besar. Umpan ini harus berasal dari ikan yang benar-benar segar dan dilakukan
dengan baik agar tahan dalam waktu lama.Tergantung dari kapal dan peralatan penarik tali pancing dalam setiap operasi dapat
dilepas antara 500 ? 2.000 mata pancing dan berarti keseluruhan main line berkisar antara 25 ? 100 km. Dalam uji coba rawai skala

kecil untuk perahu 1 ? 5 GT bermesin tempel ataupun inboard dapat dilepas 50 ? 150 pancing dalam waktu 1- 2 jam sedangkan
penarikannya memerlukan waktu 2 ? 3 jam. Bekerja pada kapal lebih besar akan lebih leluasa, sehingga ratio waktu dan jumlah
pancing yang dapat dioperasikan cenderung lebih kecil. Bagian-bagian dari Tuna Long Line Separti halnya pada alat
penangkapan ikan lainnya, satu unit alat tangkap tuna long line terdiri dari kapal yang dirancang khusus, alat tangkap dan crew.
Kapal-kapal tuna long line modern bagian belakang dari kapal ini telah dirancang dengan baik untuk memudahkan operasi dan
pengaturan alat tangkap. Besarnya kapal yang digunakan, akan menentukan jumlah basket yang akan dioperasikan yang berarti akan
menentukan panjang alat tangkap long line yang akan digunakan (Tabel 10.1). Tabel 3.2.1 Gt, jumlah basket, dan panjang line yang
digunakan pada alat tangkap tuna long line (Ayodhyoa, 1981)Jumlah Basket GT (ton) Panjang Total (mil) Panjang Total (Km) 20
100 14 25,9 50 150 21 38,9 70 200 29 53,7 100 250 36 66,7 150 350 50 92,6 200 370 53 98,2 300 430 62 114,8 Table
tersebut memperlihatkan bahwa semakin besar ukuran kapal maka semakin panjang tuna long line yang bisa dioperasikan. Jumlah
crew dalam satu unit penangkapan tuna long line bergantung pada besarnya unit usaha, semakin besar unit usahanya maka jumlah
crewnya semakin banyak. Sebagai contoh dapat dilihat pada table 10.2. Tabel 3.2.2 Jumlah Nelayan Menurut GT Kapal (Ayodyoa,
1981).t (ton) Jumlah Crew (orang) 30 ? 100 10 ? 25 100 ? 200 20 ? 30 200 ? 400 30 ? 35 400 ? 600 30 ? 45 600 45 Alat tangkap
tuna long line sendiri pada umunya terdiri dari, pelampung, bendera, tali pelampung, main line (tali utama), branch line (tali
cabang), pancing, wire leader, dan lain-lain. Antara pelampung dengan pelampung dihubumgkan dengan tali pelampung dan tali
utama dimana sepanjang tali utama terpasang beberapa tali cabang. Satu rangkaian alat inilah yang disebut dengan satu basket long
line. Jumlah mata pancing setiap basket bervariasi. Sebagai contoh bahwa pada perusahaan perikanan samudera besar di Bali, setiap
basket menggunakan 12 branch line. Untuk lebih detail pengetahuan tentang alat ini kita lihat bagian demi bagian. 1) Pelampung
(float) Pelampung yang digunakan pada alat tangkap tuna long line ini terdiri dari beberapa jenis yaitu pelampung bola, pelampung
bendera, pelampung radio, dan pelampung lampu. Warna pelampung harus berbeda atau kontras dengan warna air laut. Hal ini

dimaksudkan untuk memudahkan mengenalnya dari jarak jauh setelah setting. a. Pelampung bola Pelampung bola biasanya dipasang
pada ujung basket dari alat tangkap tersebut. Pelampung bola ini terbuat dari bahan sintetic resin dengan diameter 35 cm dan ada
yang lebih besar. Untuk alat tangkap long line dengan jumlah basket 70 maka jumlah pelampung bola yang digunakan adalah 68
buah, pada ujungnya terdapat pipa setinggi 25 cm dan stiker scotlight yang sangat berguna apabila alat tangkap tersebut putus maka
mudah menemukannya. Untuk melindungi pelampung-pelampung tersebut dari benturan yang dapat menyebabkan pecahnya atau
retaknya pelampung tersebut, maka pelampung tersebut dibalut dengan anyaman tali polyethilene dengan diameter 5 milimeter. b.
Pelampung Bendera Pelampung bendera merupakan pelampung yang pertama kali diturunkan pada waktu setting dilakukan.

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 3/5 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 2:50:24 2017 / +0000 GMT

Biasanya diberikan tiang (dari bambu atau bahan lain) yang panjangnya bervariasi sekitar 7 m dan diberi pelampung. Supaya tiang
ini berdiri tegak maka diberi pemberat. c. Pelampung Lampu Pelampung lampu ini biasanya menggunakan balon 5 watt yang
sumber listriknya berasal dari baterai yang terletak pada bagian ujung atas pipa atau bawah ruang yang kedap air. Pelampung ini
dipasang pada setiap 15 basket yang diperkirakan hauling pada malam hari. Fungsinya adalah untuk penerangan pada malam hari
dan memudahkan pencarian basket bila putus. d. Radio Bouy Sebuah radio bouy dilengkapi dengan transmitter dengan transmitter

yang mempunyai frekuensi tertentu. Daerah transmisinya bisa mencapai 30 mil. Jika dalam pengoperasiannya long line
menggunakan radio bouy, maka kapal harus dilengkapi dengan Radio Direction Finder ( RDF ). Peralatan ini berfungsi untuk
menunjukkan arah lokasi radio bouy dengan tepat pada waktu basket putus. 2) Tali Pelampung Tali pelampung berfungsi untuk
mengatur kedalaman dari alat tangkap sesuai dengan yang dikehendaki. Tali pelampung ini biasanya terbuat dari bahan kuralon.3)
Tali Utama ( Main Line ) Tali utama atau main line adalah bagian dari potongan-potongan tali yang disambung-sambung antara satu
dengan yang lain sehingga membentuk rangkaian tali yang sangat panjang. Tali utama ini harus cukup kuat karena menanggung
beban dari tali cabang dan tarikan dari ikan yang terkait pada mata pancing. Pada kedua ujung dari tiap main line dibuat simpul
mata. Main line biasanya terbuat dari bahan kuralon yang diameternya 0,25 inci atau lebih. 4) Tali Cabang ( Branch Line ) Bahan
dari tali cabang biasanya sama dengan tali utama, perbedaannya hanya pada ukurannya saja, dimana ukuran tali cabang lebih kecil
dari tali utama. Satu set tali cabang ini terdiri dari tali pangkal, tali cabang utama, wire leader yang berfungsi agar dapat menahan
gesekan pada saat ikan terkait pada pancing, dan pancing yang terbuat dari bahan baja. Umpan merupakan bagian yang sangat
penting untuk diperhatikan dalam penangkapan ikan dengan tuna long line. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi umpan
pada alat tangkap ini antara lain adalah jenis ikan yang mempunyai sisik mengkilat dengan warna yang menarik sehingga dengan
mudah dilihat pada jarak yang jauh, kemudian tidak cepat membusuk, rangka tulangnya kuat sehingga tidak mudah lepas dari
pancing bila tidak di sambar ikan, mempunyai bau yang cukup tajam dan merangsang serta disukai oleh ikan yang di pancing,
tersedia dalam jumlah yang besar, dan murah harganya. Ikan bandeng, ikan kembung, ikan layang, dan cumi-cumi merupakan jenis
umpan yang banyak digunakan. 5) Alat-Alat Bantu Alat Bantu yang dimaksud adalah alat-alat yang dipergunakan untuk
mempermudah dan memperlancar kegiatan operasi penangkapan di kapal, antara lain: radar, RDF, Line hauler, Marlin spike, catut
potong, ganco, sikat baja, jarum pembunuh, pisau, dll. Teknik Operasi Penangkapan ikan menggunakan rawai ( long line ),
yaitu;Setelah semua persiapan telah selesai dan telah tiba pada suatu fishing ground yang telah ditentukan. Setting diawali dengan

waktu yang dipergunakan untuk melepas pancing 0,6 menit/ pancing. Pelepasan pancing dilakukan menurut garis yang menyerong
atau tegak lurus pada arus. Waktu melepas pancing biasanya tengah malam, sehingga pancing telah terpasang waktu pagi pada saat
ikan sedang giat mencari mangsa. Akan tetapi, pengoperasian pada siang hari dapat pula dilakukan. Penarikan alat tangkap
dilakukan jika telah berada pada dalam air selama 3-6 jam. Penarikan dilakukan dengan menggunakan line hauler yang diatur
kecepatannya. Masing-masing anak buah kapal ( ABK ) telah mengetahui tugasnya sehingga alat tangkap dapat di atur dengan rapi.
Lamanya penarikan alat tangkap sangat ditentukan oleh banyaknya hasil tangkapan dan faktor cuaca. Penarikan biasanya memakan
waktu 3 menit/ pancing. 4. Pancing Tonda ( Troling Line ) Pancing Tonda adalah pancing yang diberi tali panjang dan di tarik oleh
perahu atau kapal. Pancing diberi umpan ikan segar atau buatan yang karena pengaruh tarikan bergerak di dalam air sehingga
merangsang ikan buas menyambarnya. Namun, untuk penangkapan tuna besar alat ini belum umum dipakai karena swimming layer
ikan ini jauh lebih dalam dari operation depth dari tonda yang ada. Dengan menggunakan sistem pemberat, papan selam, atau tabung
selam dan dikombinasikan dengan perhitungan kecepatan kapal, maka operation depth dari pancing dapat diatur mendekati
swimming layer tuna. Dengan demikian alat ini memungkinkan menangkap tuna. Pengoperasian tonda memerlukan perahu atau
kapal yang selalu bergerak di depan gerombolan ikan sasaran. Biasanya pancing di tarik dengan kecepatan 2-6 knott tergantung
jenisnya. Ukuran perahu atau kapal yang dipakai berkisar antara 0,5-10 GT. Utuk sub surface trolling ukuran kapal dan kekuatannya
harus lebih besar dan dapat dilengkapi dengan berbagai peralatan bantu terutama untuk menggulung tali.Alat tangkap ini ditujukan
untuk menangkap jenis-jenis ikan palagis yang biasa hidup dekat permukaan, mempunyai nilai ekonomis tinggi dan mempunyai
kualitas daging setengah mutu tinggi. Jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan antara lain jenis ikan bonito (
Scomberomerous sp. ), tuna, salmon, cakalang, tengiri dan lainnya. Melalui bagian belakang maupun samping kapal yang bergerak
tidak terlalu cepat, dilakukan penarikan sejumlah tali pancing dengan mata-mata pancing yang umumnya tersembunyi dalam umpan
buatan. Ikan-ikan akan memburu dan menangkap umpan-umpan buatan tersebut, hal ini tentu saja memungkinkan mereka

tertangkap. Sainsbury ( 1986 ) menegaskan bahwa kunci keberhasilan penangkapan umumnya banyak ditentukan oleh :Kemampuan pendugaan tempat-tempat pengkonsentrasian daerah yang banyak didiami jenis-jenis ikan menjadi tujuan penangkapan
; - Kesiapan ikan-ikan untuk memekan umpan ; - Kemampuan untuk mengetahui keadaan suhu dan gradiasi suhu maupun termoklin
yang ada di daerah penangkapan tersebut, karena ikan-ikan pelagis yang hidup dekat permukaan ini umumnya sangat sensitif
terhadap hal ini ; - Bunyi yang dihasilkan baik oleh mesin maupun propeler kapal dapat mengganggu dan mengusir ikan-ikan yang

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 4/5 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 2:50:24 2017 / +0000 GMT

membuntuti kapal yang sedang dioperasikan. Sehubung dengan hal ini, perahu atau kapal yang digerakan oleh tenaga layar
tampaknya justru akan lebih baik.

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 5/5 |