Materi Pengelolaan Cuti PNS

Pengelolaan Cuti PNS
Pemerintah Kota Salatiga
BKD Kota Salatiga
2014

Dasar Pengelolaan Cuti PNS
Pemkot Salatiga
PP Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti PNS
Perwali Nomor 12 Tahun 2013 tentang

Pendelegasian Sebagian Wewenang
Pemberian Cuti PNS

Cuti PNS
Keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan
dalam jangka waktu tertentu.

Pejabat Yang Berwenang
Memberikan Cuti
Pimpinan LT/TN bagi Pimpinan Kesekretariatan


LT/TN;
Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan Lembaga
Pemerintah Non Departemen, Pimpinan
Kesekretariatan LT/TN, & pejabat lain yg
ditentukan oleh Presiden bagi PNS dalam
lingkungan kekuasaannya;
Kepala Perwakilan RI bagi PNS yg ditugaskan
pada Perwakilan RI di luar negeri.

Pendelegasian
Wewenang Cuti
Pejabat yang berwenang memberikan cuti
dapat mendelegasikan sebagian wewenangnya
kepada pejabat lain dalam lingkungan
kekuasaannya untuk memberikan cuti, kecuali
ditentukan lain dalam PP Cuti PNS atau Perpu
lainya.

Perwali Nomor 12 Tahun
2013

Walikota mendelegasikan sebagian wewenang
untuk memberikan Cuti kepada:
a. Sekretaris Daerah ;
b. Kepala SKPD;
c. Kepala BKD.

Sekretaris Daerah
Pemberian Cuti untuk:
a. Pejabat Struktural Eselon II.b;
b. Kepala SKPD ;
c. Asisten Sekretaris Daerah ;
d. Staf Ahli Walikota .
Meliputi:
Cuti Tahunan , Cuti Besar, Cuti Sakit, Cuti Bersalin,
Cuti Karena Alasan Penting, dan Cuti di Luar
Tanggungan Negara untuk persalinan keempat dan
seterusnya.

Kepala SKPD


Pemberian Cuti untuk:
PNS di Lingkungan SKPD yang bersangkutan.
Meliputi:
Cuti Tahunan;
Cuti Sakit < 14 hari;
Cuti Karena Alasan Penting.

Kepala BKD

Pemberian Cuti untuk:
a. Lurah;
Meliputi:
Cuti Tahunan , Cuti Besar, Cuti Sakit, Cuti
Bersalin, Cuti Karena Alasan Penting, dan Cuti di
Luar Tanggungan Negara untuk persalinan
keempat dan seterusnya.

Kepala BKD

Pemberian Cuti untuk:

b. Pejabat Struktural Eselon III.a ke bawah;
c. Pejabat Fungsional Tertentu;
d. Pejabat Fungsional Umum.
Meliputi:
a. Cuti Sakit > 14;
b. Cuti Besar;
c. Cuti Bersalin;
d. Cuti di Luar Tanggungan Negara untuk persalinan
keempat dan seterusnya.

Walikota
Segala macam cuti yang akan dijalankan di luar
Negeri, kecuali cuti besar yang digunakan
menjalankan kewajiban agama.

Jenis Cuti
Cuti
Cuti
Cuti
Cuti

Cuti
Cuti

tahunan ;
besar ;
sakit ;
bersalin ;
karena alasan penting ;
diluar tanggungan Negara.

Cuti Tahunan
PNS yang telah bekerja sekurang-kurangnya 1

tahun secara terus menerus berhak atas cuti
tahunan.
Lamanya 12 hari kerja.
Tidak dapat dipecah-pecah hingga jangka waktu
yang kurang dari 3 hari kerja.
Untuk mendapatkan, PNS mengajukan
permintaan secara tertulis kepada pejabat yang

berwenang memberikan cuti.
Diberikan secara tertulis oleh pejabat yang
berwenang memberikan cuti.

Cuti tahunan yang akan dijalankan ditempat

yang sulit perhubungannya, maka jangka
waktu cuti tahunan tersebut dapat ditambah
untuk paling lama 14 hari.

Cuti Tahunan Yang Tidak Diambil
Cuti tahunan yang tidak diambil dalam tahun

yang bersangkutan, dapat diambil dalam
tahun berikutnya untuk paling lama 18 hari
kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun
yang sedang berjalan.
Cuti tahunan yang tidak diambil lebih dari 2
tahun berturut-turut, dapat diambil dalam
tahun berikutnya untuk paling lama 24 hari

kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun
yang sedang berjalan.

Bekerja secara terus
menerus
Bekerja dengan tidak terputus karena

menjalankan cuti diluar tanggungan Negara
atau karena diberhentikan dari jabatan
dengan menerima uang tunggu.

Cuti Tahunan Yang Ditangguhkan
Cuti tahunan dapat ditangguhkan

pelaksanaannya oleh pejabat yang berwenang
memberikan cuti paling lama 1 tahun, apabila
kepentingan dinas mendesak.
Cuti tahunan yang ditangguhkan dapat
diambil dalam tahun berikutnya selama 24
hari kerja termasuk cuti tahunan yang sedang

berjalan.

Pengecualian
PNS yang menjadi guru pada sekolah & dosen

pada perguruan tinggi yang mendapat liburan
menurut perpu yang berlaku, tidak berhak
atas cuti tahunan.

Cuti Besar
PNS yang telah bekerja sekurang-kurangya 6

tahun secara terus menerus berhak atas cuti
besar yang lamanya 3 bulan;
PNS yang menjalani cuti besar tidak berhak lagi
atas cuti tahunannya dalam tahun yang
bersangkutan;
Untuk mendapatkan, PNS mengajukan
permintaan secara tertulis kepada pejabat yang
berwenang memberikan cuti;

Diberikan secara tertulis oleh pejabat yang
berwenang memberikan cuti.

- Cuti Besar
Dapat digunakan oleh PNS ybs untuk

memenuhi kewajiban agama.
Dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh
pejabat yang berwenang untuk paling lama 2
tahun, apabila kepentingan dinas mendesak.
Selama menjalankan cuti besar, PNS
menerima penghasilan penuh.

Penghasilan Penuh
Gaji pokok dan penghasilan lain yang berhak

diterimanya berdasarkan perpu yang berlaku
kecuali tunjangan jabatan pimpinan.

Cuti Sakit

Setiap PNS yg menderita sakit berhak atas

cuti sakit.

Cuti Sakit Sampai Dengan 14
Hari
PNS yg sakit 1 atau 2 hari berhak cuti sakit,

dng memberitahukan kpd atasannya.
PNS yg sakit lebih dari 2 hari sampai dengan
14 hari berhak atas cuti sakit, dng
mengajukan permintaan secara tertulis
kepada pejabat yang berwenang memberikan
cuti dng melampirkan surat keterangan
dokter.

Cuti Sakit Lebih Dari
14 Hari
PNS yg menderita sakit lebih dari 14 hari berhak cuti


sakit, dengan mengajukan permintaan secara tertulis
kepada pejabat yg berwenang memberikan cuti dng
melampirkan surat keterangan dokter yg ditunjuk oleh
Menteri Kesehatan.
Surat keterangan dokter yg dimaksud antara lain
menyatakan tentang perlunya diberikan cuti, lamanya
cuti dan keterangan lain yang dipandang perlu.
Diberikan untuk waktu paling lama 1 tahun.
Dapat ditambah untuk paling lama 6 bulan apabila
dipandang perlu berdasarkan surat keterangan dokter
yg ditunjuk oleh Menteri Kesehatan.

Apabila Tidak Sembuh
PNS yang tidak sembuh dari penyakitnya

dalam jangka waktu tersebut, harus diuji
kembali kesehatannya oleh dokter yg ditunjuk
oleh Menteri Kesehatan.
Apabila berdasarkan hasil pengujian
kesehatan PNS tersebut belum sembuh dari
penyakitnya, maka ia diberhentikan dengan
hormat dari jabatannya karena sakit dengan
mendapat uang tunggu berdasarkan perpu
yang berlaku.

Gugur Kandungan
PNS wanita yang mengalami gugur

kandungan berhak atas cuti sakit untuk paling
lama 1 1/2 bulan.
Untuk mendapatkannya, PNS wanita tersebut
mengajukan permintaan secara tertulis
kepada pejabat yang berwenang memberikan
cuti dng melampirkan surat keterangan dokter
atau bidan.

Kecelakaan Dalam Tugas
PNS yg mengalami kecelakaan dalam dan

oleh karena menjalankan tugas kewajibannya
sehingga ia perlu mendapatkan perawatan
berhak atas cuti sakit sampai ia sembuh dari
penyakitnya.

Cuti Sakit
Selama menjalankan cuti sakit, PNS

menerima penghasilan penuh.
Cuti sakit lebih dari 2 hari diberikan secara
tertulis oleh pejabat yang berwenang
memberikan cuti.
Cuti sakit 1 atau 2 hari cukup dicatat oleh
pejabat yang mengurus kepegawaian.

Cuti Bersalin
Untuk persalinan anaknya yang pertama, kedua, ketiga,

PNS wanita berhak atas cuti bersalin.
Untuk persalinan anaknya yang keempat dan seterusnya,
PNS wanita diberikan cuti diluar tanggungan Negara.
Lamanya cuti 1 bulan sebelum dan 2 bulan sesudah
persalinan.
Untuk mendapatkannya, PNS wanita mengajukan
permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang
memberikan cuti.
Cuti bersalin diberikan secara tertulis oleh pejabat yang
berwenang memberikan cuti.
Selama menjalankan cuti bersalin PNS wanita menerima
penghasilan penuh.

Cuti karena alasan penting adalah
cuti karena :
ibu, bapak, isteri/suami, anak, adik, kakak,

mertua atau menantu sakit keras atau
meninggal dunia;
salah seorang anggota keluarga yang
dimaksud di atas meninggal dunia dan
menurut ketentuan hukum yang berlaku PNS
tsb. harus mengurus hak-hak dari anggota
keluarganya yang meninggal dunia itu;
melangsungkan perkawinan yang pertama;
alasan penting lainnya yang ditetapkan
kemudian oleh Presiden.

Cuti Karena Alasan Penting
PNS berhak atas cuti karena alasan penting;
Lamanya cuti ditentukan oleh pejabat yang

berwenang memberikan cuti untuk paling lama 2
bulan.
Untuk mendapatkannya, PNS mengajukan permintaan
secara tertulis dng menyebutkan alasan-alasannya
kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti.
Diberikan secara tertulis oleh pejabat yang
berwenang memberikan cuti.
Selama menjalankan cuti karena alasan penting, PNS
menerima penghasilan penuh.

Keadaan Mendesak
Dalam hal yang mendesak, sehingga PNS tidak dapat

menunggu keputusan dari pejabat yang berwenang
memberikan cuti, pejabat yang tertinggi ditempat PNS
bekerja dapat memberikan izin sementara untuk
menjalankan cuti karena alasan penting.
Pemberian izin sementara tsb. harus segera
diberitahukan kepada pejabat yang berwenang
memberikan cuti oleh pejabat yang memberikan izin
sementara.
Pejabat yang berwenang memberikan cuti setelah
menerima pemberitahuan tsb. memberikan cuti
karena alasan penting kepada PNS yang bersangkutan.

Cuti Di Luar Tanggungan
Negara
Kepada PNS yg telah bekerja sekurang-kurangya

5 tahun secara terus menerus karena alasanalasan pribadi yang penting dan mendesak
dapat diberikan cuti diluar tanggungan Negara.
Cuti diluar tanggungan Negara dapat diberikan
untuk paling lama 3 tahun.
Jangka waktu cuti diluar tanggungan Negara
dapat diperpanjang paling lama 1 tahun apabila
ada alasan-alasan penting untuk
memperpanjangnya.

Prosedur CLTN
Untuk mendapatkannya, PNS mengajukan

permintaan tertulis kepada pejabat yang
berwenang memberikan cuti disertai dengan
alasan-alasannya.
Hanya dapat diberikan dengan surat
keputusan pejabat yang berwenang
memberikan CLTN setelah mendapat
persetujuan dari Kepala BAKN.

Konsekuensi CLTN
Cuti diluar tanggungan Negara mengakibatkan PNS

yang bersangkutan dibebaskan dari jabatannya, kecuali
cuti diluar tanggungan Negara untuk persalinan anak.
Jabatan yang menjadi lowong karena pemberian cuti
diluar tanggungan Negara dengan segera dapat diisi.
Selama menjalankan CLTN, PNS tidak berhak menerima
penghasilan dari Negara.
Selama menjalankan CLTN tidak diperhitungkan sebagai
masa kerja PNS.
PNS yang tidak melaporkan diri kembali kepada instansi
induknya setelah habis masa menjalankan CLTN
diberhentikan dengan hormat sebagai PNS.

PNS yang melaporkan diri kembali kepada
instansi induknya setelah habis menjalankan
CLTN, maka:
apabila ada lowongan ditempatkan kembali;
apabila tidak ada lowongan, maka pimpinan
instansi yang bersangkutan melaporkannya
kepada Kepala BAKN untuk kemungkinan
ditempatkan pada instansi lain;
Apabila penempatan dimaksud tidak
mungkin, maka PNS tsb. diberhentikan dari
jabatannya karena kelebihan dengan
mendapatkan hak-hak kepegawaian menurut
perpu yang berlaku.

Lain-Lain
PNS yang sedang menjalankan cuti tahunan, cuti

besar, dan cuti karena alasan penting, dapat dipanggil
kembali bekerja apabila kepentingan dinas mendesak.
Dalam hal terjadi sebagai dimaksud di atas, maka
jangka waktu cuti yang belum dijalankan itu tetap
menjadi hak PNS yang bersangkutan.
Segala macam cuti yang akan dijalankan di luar
Negeri, hanya dapat diberikan oleh pejabat-pejabat
yang berwenang kecuali cuti besar yang digunakan
menjalankan kewajiban agama.
Dalam hal Pemerintah menganggap perlu, segala
macam cuti PNS dapat ditangguhkan.