113758 MQFM 2009 08 Fokus Terkini 21 Agustus 2009

Ass/ Inilah Fokus Terkini 17.30/ dari Tim kamar Berita MQ FM Jogjakarta/
disampaikan saya/................
KPK Soroti Kasus Korupsi Alkes
Jumat, 21 Agustus 2009 pukul 12:57:00
Sahabat MQ/ Komisi Pemberantasan Korupsi KPK tengah menyoroti korupsi pengadaan
alat kesehatan alkes// Deputi Penindakan KPK -Ade Rahardja- mengatakan/ umumnya
modus korupsi dalam pengadaan alat kesehatan berupa penggelembungan nilai beli
alat// Penggelembungan dana dalam kasus ini bisa mencapai ribuan persen/ dan oknum
menggelembungkan dana dengan cara memanipulasi harga alkes// Ade menjelaskan/
korupsi pengadaan alat kesehatan begitu marak/ karena kontrol yang lemah dan
mekanisme yang mengular/ sehingga KPK bisa menunjuk rekanan/ padahal rekanan itu
tidak memiliki stok alat// Seperti dilansir Republika online lanjut ade/ praktik
pengadaan alat kesehatan selama ini melibatkan lebih dari satu rekanan secara
berlapis// Sedangkan panitia pengadaan alat jarang mengecek kesanggupan dan
ketersediaan alat rekanan/// Republika
Setelah Eselon I, Menkominfo Juga Digeser?
Jum'at, 21 Agustus 2009 - 12:45 wib
Saabat MQ/
Pergeseran jabatan di tubuh Depkominfo tidak hanya akan
terjadi di kalangan
eselon satu// Setelah ini/ Menkominfo pun akan digeser// Dikatakan oleh

salah satu sumber
terhadap okezone/
Posisi
menteri kemungkinan besar masih akan
dilanjutkan/ namun tidak
berada di posisi yang sekarang// Jika eselon satu digeser/ maka Posisi
Menteri juga digeser
ke departemen lain// Hal ini sesuai dengan rumor yang mengatakan bahwa
kemungkinan
besar Menkominfo Muhammad Nuh akan digeser ke kementerian lain// Rumor
kuat yang
beredar/ Nuh akan menggantikan posisi Bambang Sudibyo sebagai Menteri
Penddidikan
Nasional (Mendiknas)// Rumor ini telah berkembang cukup pesat seiring
dengan telah terpilih
kembali Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden RI//

Demikian Fokus Terkini 17 .30/ Terimakasih atas perhatian Sahabat/ Kembali ke
studio/ wassalam..


Ass/ Inilah Fokus Terkini 20.30/ dari Tim kamar Berita MQ FM
Jogjakarta/ disampaikan saya/................
Jumat, 21 Agustus 2009 | 17:43 WIB
Sahabat MQ/ Sekitar 300 kepala keluarga yang tinggal di bantaran Kali Adem/ Pluit/
Jakarta Utara/ kembali resah// Isu penggusuran mengemuka lagi/ setelah sempat vakum
sejak Desember 2008// Pendamping warga Kali Adem/ yang juga Direktur Pemberdayaan
Hukum Masyarakat dan Penanganan Kasus LBH Masyarakat Dhoho Ali Sastro mengkritisi
Pemkot Jakarta Utara yang tidak solutif dalam melakukan relokasi warga yang
mayoritas berprofesi sebagai nelayan tersebut// Dhoho meminta/ dalam merelokasi
warga/ pemkot memberikan lebih banyak opsi bagi warga// Solusi yang kami ajukan
adalah/ warga diberikan empat pilihan seperti yang berhasil kami himpun// Yaitu
pindah ke rumah susun/ pulang kampung/ penataan ulang di lokasi/ atau pindah ke
lokasi lain// Seperti dilansir Kompas.com/ Wakil Wali Kota Jakarta Utara -Atma
Senjaya- menyampaikan/ pihaknya akan menampung masukan tersebut// Atma menyarankan
warga dan pendamping agar mengajukan permohonan ke Dinas Pertamanan dan Dinas Tata
Ruang Pempprov DKI Jakarta yang memiliki kewenangan terhadap lahan di luar tembok
lintasan kereta api/// Kompas.com
21/08/2009 - 18:03
PAN: PDIP Pro Pemerintah, Oposisi?
INILAH.COM, Jakarta - Langkah PDIP yang akan masuk dalam kabinet mendatang

disayangkan berbagai pihak termasuk PAN. Karena jika semuanya masuk dalam koalisi,
pemerintahan mendatang tidak yang mengontrol.
"Tapi tidak bisa semua jadi pro pemerintah dengan koalisi, kita butuh kekuatan
kritis yang bisa cek n balances pemerintah tinggal masalah PDIP apakah dengan itu
kehilangan daya kritis apa tidak," Ketua DPP PAN Sayuti Asyathiri di Gedung DPR,
Senayan, Jakarta, Jumat (21/8).
Ia mengatakan, dalam sistem presidensil tidak ada kewajiban kebijakan pemerintah
harus mendapatkan persetujuan wakil fraksi di Pemerintahan. Selain itu, apakah yang
bergabung semua setuju dengan pemerintah meskipun fraksi belum setuju, misalnya.
"Yang juga penting dalam koalisi itu adalah kerangka etik, sehingga jangan sampai
sikap kritis terhadap pemerintah dianggap berkhianat kalau dari awal diperjelas,"
tutur Wakil Ketua Komisi II DPR itu.
Dijelaskan dia, Partai Demokrat memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai pemenang
utama pemilu. Yakni merangkul anak bangsa untuk memperluas dukungan. "PD biasa saja
ada usaha seperti itu karena tanggung jawab pemerintahan ke depan berat karena
banyak agenda belum selesai sehingga butuh dukungan besar," bebernya.
Mengenai sosok Ketua Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDIP Taufiq Kiemas, Sayuti
enggan mengomentari. Namun ia mengingatkan agar Ketua MPR mendatang lebih
mementingkan kepentingan ketimbang parpol.


"Ke depan tugas ketua MPR berat terutama mengakomdir keinginan amandemen UUD.
Jangan sampai kepentingan partai didahulukan dari tugas dan tanggungjawab partai ke
depan," tandas Sayuti.

Demikian Fokus Terkini 20 .30/ Terimakasih atas perhatian Sahabat/
Kembali ke studio/ wassalam..