FAKTORHIPER Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia Magetan.

FAKTOR
R -FAKTO
OR YANG B
BERHUBUN
NGAN DEN
NGAN KEJA
ADIAN
HIPER
RTENSI PA
ADA LANSIIA DI UPT PSLU
P
(UNIIT PELAKS
SANA
TEK
KNIS PELA
AYANAN SO
OSIAL LAN
NJUT USIA
A) MAGETA
AN


NASKA
AH PUBLIK
KASI

Diisusun Oleh :
ERM
MA NOOR AINI
A
J 410080035

PROGRAM
M STUDI K
KESEHATA
AN MASYA
ARAKAT
F
FAKULTAS
S ILMU KESEHATAN
N
UNIVERSITAS MUH

HAMMADIY
YAH SURA
AKARTA
2012

2

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
HIPERTENSI PADA LANSIA DI UNIT PELAKSANA TEKNIS
PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA MAGETAN
Erma Noor Aini1, Ambarwati2*, Djoko Hariyadi2*
Alumni Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta

1

²Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK

Hipertensi merupakan masalah kesehatan utama di hampir seluruh negara dengan
jumlah penderita meningkat setiap tahun, khusunya pada usia lanjut. Prevalensi
hipertensi di Indonesia cukup tinggi yaitu 31,7%. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara jenis kelamin, keturunan, kebiasaan merokok,
konsumsi makanan asin, aktifitas fisik dan riwayat stres dengan kejadian
hipertensi pada lansia di UPT PSLU (Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial
Lanjut Usia) Magetan. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan
pendekatan Case control. Sampel dalam penelitian ini adalah lansia yang
menderita hipertensi sebagai kelompok kasus dan lansia yang tidak menderita
hipertensi sebagai kelompok kontrol. Sampel didapatkan sebanyak 30 orang untuk
masing-masing kelompok yang ditentukan dengan teknik Total sampling untuk
kelompok kasus dan Simple random sampling untuk kelompok kontrol. Hasil
penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara keturunan ( p=
0,791; OR= 0,868; Cl 0,306 – 2,461) dan kebiasaan merokok (p= 0,044; OR=
7,250; Cl 0,815 – 64,457) dengan kejadian hipertensi pada lansia di UPT PSLU
Magetan. Selanjutnya tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin
(p= 0,791), konsumsi makanan asin (p= 0,796), aktifitas fisik (p= 0,640) dan
riwayat stres (p= 0,389) dengan kejadian hipertensi pada lansia di UPT PSLU
Magetan.
Kata kunci


: Faktor-faktor, hipertensi, lansia

ABSTRACT
 

Hypertension is a major health problem in most countries by the number of
patients increases every year, especially in the elderly. The prevalence of
hypertension in Indonesia is quite high at 31.7%. This research intent to know
relationship between gender, heredity, smoking, consumption of salty foods,
physical activity and history of stress and the incidence of hypertension in the
elderly at UPT PSLU (Technical Unit of Elderly Social Services) Magetan. This
research is observational research with a Case control. The sample in this
research is elderly who suffer from hypertension as the case group and the elderly
who do not have hypertension as a control group. Samples were obtained as many
as 30 people for each group were determined by total sampling technique for the

 

case group and Simple random sampling for the control group. The results

showed that there was a significant association between offspring (p = 0.791; OR
= 0.868; Cl 0.306 to 2.461) and smoking (p = 0.044; OR = 7.250; Cl 0.815 to
64.457) with the incidence of hypertension in the elderly at UPT PSLU Magetan .
Furthermore, there was no significant correlation between gender (p = 0.791),
consumption of salty foods (p = 0.796), physical activity (p = 0.640) and a history
of stress (p = 0.389) with the incidence of hypertension in the elderly at UPT
PSLU Magetan.
Keywords: factors, hypertension, elderly
PENDAHULUAN
Insidens dan prevalensi PTM (Penyakit Tidak Menular) diperkirakan terjadi
peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan tantangan utama
masalah kesehatan di masa yang akan datang. WHO memperkirakan, pada tahun
2020 PTM akan menyebabkan 73% kematian dan 60% seluruh kesakitan di dunia.
Salah satu PTM yang menjadi masalah kesehatan yang sangat serius saat ini
adalah hipertensi. Hipertensi merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan
peningkatan tekanan darah di atas nilai normal, dengan nilai sistolik >140 mmHg
dan atau diastolik >90 mmHg (kriteria Join National Committee) (JNC VII,
2003).
Menurut WHO (World Health Organization) dan ISH (the International
Society of Hypertension) tahun 2003, terdapat 600 juta penderita hipertensi di

seluruh dunia, dan 3 juta di antaranya meninggal setiap tahunnya. Tujuh dari
setiap 10 penderita hipertensi tidak mendapatkan pengobatan yang memenuhi
syarat. Berdasarkan hasil Riskesdas (2007), prevalensi penyakit hipertensi di
Indonesia sebesar 31,7% dan di Provinsi Jawa Timur sebesar 37,4%.
Hasil SKRT (Survei Kesehatan Rumah Tangga) tahun 2007, menyebutkan
bahwa penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit nomor satu penyebab


 

kematian di Indonesia dan sekitar 20–35% dari kematian tersebut disebabkan oleh
hipertensi dengan persentase jumlah penderita sebanyak 27,5%. Penelitian
epidemiologi oleh Darmojo (2000) membuktikan bahwa hipertensi berhubungan
secara linear dengan morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskular.
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2007, menunjukkan bahwa
proporsi kelompok usia 45-54 tahun dan lebih tua selalu lebih tinggi pada
kelompok hipertensi. Kelompok usia 25-34 tahun mempunyai risiko hipertensi
1,56 kali dibandingkan usia 18-24 tahun. Risiko hipertensi meningkat bermakna
sejalan dengan bertambahnya usia dan kelompok usia >75 tahun berisiko 11,53
kali terserang hipertensi.

Berdasarkan data pola 10 besar penyakit terbanyak di Indonesia tahun 2010,
jumlah kasus hipertensi sebanyak 8.423 pada laki-laki dan 11.45 pada perempuan.
Penyakit ini termasuk dalam kategori penyakit dengan angka kematian tertinggi
setelah pneumonia yaitu 4,81% (Kemenkes RI, 2011).
Berdasarkan data penyakit terbanyak di seluruh rumah sakit Provinsi Jawa
Timur 2010 terjadi 4,89% kasus hipertensi esensial dan 1,08% kasus hipertensi
sekunder. Menurut STP (Surveilans Terpadu Penyakit) Puskesmas di Jawa Timur
total penderita hipertensi di Jawa Timur tahun 2011 sebanyak 285.724 pasien.
Jumlah tersebut terhitung mulai bulan Januari hingga September 2011. Dengan
jumlah penderita tertinggi pada bulan Mei 2011 sebanyak 46.626 pasien (Dinkes
Jatim, 2011).
Berdasarkan hasil survei pendahuluan di UPT PSLU (Unit Pelaksana Teknis
Pelayanan Sosial Lanjut Usia) Magetan diketahui bahwa persentase lansia yang


 

menderita hipertensi sebanyak 60%. Menurut data Poliklinik di UPT PSLU
Magetan ada 30 lansia yang menderita hipertensi. Terjadinya hipertensi pada
lansia yang menghuni Panti Wreda Bahagia di lingkup UPT PSLU Magetan

dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor umur dan jenis kelamin, perilaku
merokok dan stres pada lansia. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti
faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada lansia di UPT
PSLU Magetan.
Penelitian Roslina (2005), menyimpulkan bahwa faktor determinan yang
paling dominan mempengaruhi hipertensi di Kabupaten Deli Serdang adalah stres
dengan OR adj=5,067. Berdasarkan hasil penelitian Indriati (2010), persentase
hipertensi yang tinggi banyak dijumpai pada individu yang mempunyai kebiasaan
mengkonsumsi garam terutama dalam bentuk ikan asin dan kebiasaan merokok.
Penelitian Rachman (2011), menyimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara keturunan atau riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi dengan nilai p=
0,001; RP = 0,10 dan 95% CI= 0,01 – 0,65.
Berdasarkan hasil penelitian Saputri (2009), keaktifan lansia mengikuti
senam jantung berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah. Sebanyak 48%
lansia memiliki tekanan darah normal karena rutin mengikuti senam jantung.
Menurut Widiastuty (2006), prevalensi hipertensi pada lanjut usia lebih tinggi
dibanding dengan penderita yang lebih muda. Sebagian besar merupakan
hipertensi primer dan hipertensi sistolik terisolasi.



 

METODE
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan rancangan
case control. Penelitian dilakukan di UPT PSLU Magetan. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh lansia yang menghuni panti Wreda Bahagia di UPT
PSLU Magetan. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling untuk
kelompok kasus dan simple random sampling untuk kelompok kontrol, dengan
jumlah sampel sebanyak 30 lansia pada kelompok kasus dan 30 lansia pada
kelompok kontrol. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung
dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Analisis data digunakan untuk
mengetahui hubungan antara variabel jenis kelamin, keturunan, kebiasaan
merokok, konsumsi makanan asin, aktifitas fisik dan riwayat stres dengan variabel
kejadian hipertensi pada lansia menggunakan uji chi-square.
HASIL
UPT PSLU (Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia) Magetan
merupakan Unit pelaksana teknis Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur yang
mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, penyantunan, rehabilitasi, penyaluran
lanjut usia terlantar serta bimbingan lanjut. Saat ini ada 87 lansia yang bertempat
tinggal di panti Bahagia yang merupakan panti wreda dari UPT PSLU Magetan.

Karakteristik responden menurut umur menunjukan, pada kelompok kasus
persentase terbanyak yaitu umur 60-90 tahun (46,67%), persentase terendah yaitu
umur 45-59 tahun (6,67%). Sedangkan pada kelompok kontrol persentase
terbanyak yaitu umur 60-74 tahun (53,34%), persentase terendah yaitu umur 4559 tahun (13,33%). Karakteristik responden menurut jenis kelamin menunjukkan,


 

pada kelompok kasus persentase perempuan sebanyak 63,3%, laki-laki sebanyak
36,7%. Sedangkan pada kelompok kontrol persentase perempuan sebanyak 60%,
laki-laki sebanyak 40%. Karakteristik responden menurut riwayat pendidikan
menunjukan, pada kelompok kasus persentase tertinggi yaitu riwayat pendidikan
tidak sekolah (60%), persentase terendah yaitu riwayat pendidikan SLTP (6,7%).
Sedangkan pada kelompok kontrol persentase tertinggi yaitu riwayat pendidikan
tidak sekolah (40%), persentase terendah yaitu riwayat pendidikan SLTA
(13,3%). Karakteristik responden menurut riwayat pekerjaan menunjukan, pada
kelompok kasus persentase tertinggi yaitu riwayat pekerjaan wiraswasta dan tidak
bekerja masing-masing (26,7%), persentase terendah yaitu riwayat pekerjaan
pegawai swasta (6,7%). Sedangkan pada kelompok kontrol persentase tertinggi
yaitu riwayat pekerjaan wiraswasta (46,7%), persentase terendah yaitu riwayat

pekerjaan TNI/POLRI dan pegawai sipil (3,3%).
Variabel

Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Keturunan
Ya
Tidak
Kebiasaan
merokok
Ya
Tidak
Konsumsi
makanan asin
Ya
Tidak
Aktifitas fisik
Ya
tidak
Riwayat stres
Ya
Tidak

Hipertensi
Kasus
Kontrol
N
%
n
%

Total
n

P value

OR 95% (CI)

0,791

0,868 (0,306-2,461)

0,038

5,091 (0,98126,430)

0,037

3,051 (1,053-8,839)

0,796

0,875 (0,318-2,410)

%

11
19

63,3
36,7

12
18

40,0
60,0

23
37

38,33
61,67

8
22

26,7
73,3

2
28

6,7
93,3

10
50

16,67
83,33

17
13

56,7
43,3

9
21

30,0
70,0

26
34

43,33
56,67

15
15

50,0
50,0

16
14

53,3
46,7

31
29

51,67
48,33

28
2

93,3
6,7

27
3

90,0
10,0

55
5

91,67
8,33

1,00

1,556 (0,24110,049)

4
26

13,3
86,7

2
28

3,3
96,7

6
54

10,0
90,0

0,671

2,154 (0,36312,764)


 

Berdasarkan hasil uji statistik pada variabel jenis kelamin diperoleh nilai p
= 0,791 > 0,05, maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian hipertensi pada lansia di UPT
PSLU Magetan. Pada variabel keturunan diperoleh nilai p = 0,037 < 0,05, maka
Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kebiasaan
merokok dengan kejadian hipertensi pada lansia di UPT PSLU Magetan. Pada
variabel kebiasaan merokok diperoleh nilai p = 0,037 < 0,05, maka Ho ditolak
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kebiasaan merokok
dengan kejadian hipertensi pada lansia di UPT PSLU Magetan. Pada variabel
konsumsi makanan asin diperoleh nilai p = 0,796 > 0,05, maka Ho diterima
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara konsumsi makanan
asin dengan kejadian hipertensi pada lansia di UPT PSLU Magetan. Pada variabel
aktifitas fisik diperoleh nilai p = 1,00 > 0,05, maka Ho diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara aktifitas fisik dengan kejadian
hipertensi pada lansia di UPT PSLU Magetan. Sedangkan pada variabel riwayat
stres diperoleh nilai p = 0,671 > 0,05, maka Ho diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara riwayat stres dengan kejadian
hipertensi pada lansia di UPT PSLU Magetan.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian pada variabel jenis kelamin didapatkan nilai p
sebesar 0,791, OR= 0,868 (Cl 0,306 – 2,461), dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin
dengan kejadian hipertensi pada lansia di UPT PSLU Magetan. Nilai OR = 0,868


 

artinya responden yang memiliki jenis kelamin perempuan berisiko terkena
hipertensi 0,868 kali lebih besar dibanding dengan responden yang berjenis
kelamin laki-laki.
Berdasarkan hasil penelitian pada variabel keturunan diperoleh nilai p
sebesar 0,038, OR= 5,091 (Cl 0,981 – 26,430), dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara keturunan dengan
kejadian hipertensi pada lansia di UPT PSLU Magetan. Nilai OR = 5,091 artinya
responden yang memiliki riwayat hipertensi pada keluarga berisiko terkena
hipertensi 5,091 kali lebih besar dibanding dengan orang yang tidak memiliki
riwayat hipertensi pada keluarga mereka.
Berdasarkan hasil penelitian pada variabel kebiasaan merokok didapatkan
nilai p sebesar 0,037, OR= 3,051 (Cl 1,053 – 8,839), dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok
dengan kejadian hipertensi pada lansia di UPT PSLU Magetan. Nilai OR = 3,051
artinya responden yang memiliki kebiasaan merokok berisiko terkena hipertensi
3,051 kali lebih besar dibanding dengan orang yang tidak memiliki kebiasaan
merokok.
Berdasarkan hasil penelitian pada variabel konsumsi makanan asin
diperoleh nilai p sebesar 0,796, OR= 0,875 (Cl 0,318 – 2,410), dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara konsumsi
makanan asin dengan kejadian hipertensi pada lansia di UPT PSLU Magetan.
Nilai OR = 0,875 artinya tidak suka mengkonsumsi makanan asin dapat mencegah
terjadinya hipertensi 0,875 kali.


 

Berdasarkan hasil penelitian pada variabel aktifitas fisik Berdasarkan hasil
uji Chi square diperoleh nilai p sebesar 1,00, OR= 1,556 (Cl 0,241 – 10,049),
dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
antara aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi pada lansia di UPT PSLU
Magetan. Nilai OR = 1,556 artinya responden yang tidak melakukan aktifitas fisik
setiap minggu memiliki risiko terkena hipertensi 1,556 kali lebih besar dibanding
dengan orang yang teratur melakukan aktifitas fisik setiap minggu. Hal ini
disebabkan karena semua lansia di UPT PSLU Magetan wajib mengikuti olahraga
senam dua kali dalam seminggu, meskipun aktifitas fisik yang mereka lakukan
setiap hari berbeda-beda.
Berdasarkan hasil penelitian pada variabel riwayat stres Berdasarkan hasil
uji Chi square diperoleh nilai p sebesar 0,671, OR= 2,154 (Cl 0,363 – 12,764),
dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
antara riwayat stres dengan kejadian hipertensi pada lansia di UPT PSLU
Magetan. Nilai OR = 2,154 artinya responden yang memiliki riwayat stres
memiliki kemungkinan terkena hipertensi 2,154 kali lebih besar dibanding dengan
orang yang tidak memiliki riwayat stres.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian hipertensi pada
lansia di UPT PSLU Magetan dimana nilai p sebesar 0,791, OR= 0,868 (Cl 0,306
– 2,461). Pada variabel keturunan, ada hubungan antara keturunan dengan
kejadian hipertensi pada lansia di UPT PSLU Magetan dimana nilai p sebesar


 

0,038, OR= 5,091 (Cl 0,981– 26,430). Berdasarkan variabel kebiasaan merokok,
ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi pada lansia di
UPT PSLU Magetan dimana nilai p sebesar 0,037, OR= 3,051 (Cl 1,053 – 8,839).
Pada variabel konsumsi makanan asin, tidak ada hubungan antara konsumsi
makanan asin dengan kejadian hipertensi pada lansia di UPT PSLU Magetan
dimana nilai p sebesar 0,796, OR= 0,874 (Cl 0,318 – 2,410). Pada variabel
aktifitas fisik, tidak ada hubungan antara aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi
pada lansia di UPT PSLU Magetan dimana nilai p sebesar 1,00, OR= 1,556 (Cl
0,241 – 10,049. Berdasarkan variabel riwayat stres, tidak ada hubungan antara
riwayat stres dengan kejadian hipertensi pada lansia di UPT PSLU Magetan
dimana nilai p sebesar 0,671, OR= 2,154 (Cl 0,363 – 12,764).
SARAN
1. Masyarakat diharapkan dapat melakukan aktifisik fisik secara teratur minimal
3 kali dalam seminggu, mengurangi kebiasaan merokok dan kebiasaan
mengkonsumsi makanan asin untuk mencegah terjadinya peningkatan kasus
hipertensi.
2. UPT

PSLU

Magetan

diharapkan

dapat

meningkatkan

upaya-upaya

pengendalian terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
hipertensi pada lansia, seperti menghindari penjualan rokok dan makanan yang
dapat memicu hipertensi di dalam lingkungan UPT PSLU Magetan.
3. Peneliti lain diharapkan dapat meneliti variabel lain terkait faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian hipertensi pada lansia seperti kolesterol dan
status gizi lansia.

10 
 

DAFTAR PUSTAKA

Dalimartha S, Purnama BT, Sutarina N, Mahendra B, Darmawan R. 2008. Care
Your Self Hypertension. Depok: Penebar Plus.
Darmojo B. 2000. Mengamati Penelitian Epidemiologi Hipertensi di Indonesia.
2000. Diakses: 1 April 2012. http://www.askep.net/pdf/darmojo-bmengamati-penelitian-epidemiologi-hipertensi-di-indonesia
Depkes RI. 2003. Pedoman Pengelolaan Kegiatan Kesehatan di Kelompok Usia
Lanjut. Jakarta: Depkes RI.
Dinkes Jatim. 2010. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Diakses: 5 April
2012.
Gray HH, Dawkins D, Simpson A, Morgan JM. 2005. Lecture Note Kardiology.
Jakarta: Erlangga.
Gunawan L. 2001. Hipertensi. Yogyakarta: Kanisius.
Hadi P. 2004. Depresi dan Solusinya. Yogyakarta: Tugu Publisher.
Hidayat AA. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika.
Indriati PA. 2010. Studi Prevalensi Hipertensi Dan Karakteristik Demografik
Pada Masyarakat Di Kelurahan Jobokuto Kecamatan Jepara Kabupaten
Jepara. Jurnal Keperawatan dan Kebidanan: Vol.I. No.2. Juni 2010:
103-110.
Join National Committee (JNC VII). 2003. Categories for Blood Pressure Levels
in Adults. Diakses: 20 April 2012. http://www.nhlbi.nih.gov/guidelines
Julian DG, Cowan JC, Mclenachan JM. 2005. Cardiology. Sidney: Elsevier
Saunders
Julianti ED, Nurjanah N, Sutrisno U. 2008. Bebas Hipertensi dengan Terapi Jus.
Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara.
Kemenkes RI. 2011. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Diakses: 20 Maret 2012.
http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/handle/123456789/1489
Korneliani K dan Meida D. 2012. Hubungan Obesitas dan Stres dengan
Hipertensi pada Guru SD Wanita. Jurnal Kesehatan Masyarakat: Vol.7.
No. 2. 2012.111-115
Kowalsky, RE. 2010. Terapi Hipertensi Program 8 Minggu. Bandung; Qanita.
11 
 

Lilyasari O. 2007. Hipertensi dengan Obesitas: Adakah Peran Endotelin-1. Jurnal
Kardiologi Indonesia: Vol. 28. No. 6. November 2007.
Marliani L dan Tatan S. 2007. 100 Questions & Answers : Hipertensi. Jakarta:
Elex Media Komputindo.
Mary P dan Gowan Mc. 2001. Menjaga Kebugaran Jantung. Jakarta: Persada.
Muhammad N. 2010. Tanya Jawab Kesehatan Harian untuk Lansia. Yogyakarta:
Tunas Publishing.
Notoatmodjo S. 2010. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Nugroho W. 2000. Keperawatan Gerontik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Rahajeng E dan Tuminah S. 2009. Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di
Indonesia. Maj Kedokteran Indonesia: Vol: 59, No.12. Desember 2009.
Rachman F. 2011. Berbagai Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Hipertensi pada Lansia. [Skripsi]. Semarang: Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro.
Riskesdas. 2007. Laporan Nasional Riskesdas 2007. Diakses: 5 april 2012.
http://www.k4health.org/system/files/laporanNasional%20Riskesdas%20
2007
Riyanto A. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Roslina. 2007. Analisis Determinan Hipertensi Esensial di Wilayah Kerja Tiga
Puskesmas Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007. [Thesis]. Medan:
Universitas Sumatra Utara.
Saputri DE. 2009. Pengaruh OR Senam Jantung Sehat Terhadap Penurunan
Tekanan Darah pada Lansia di Kelurahan Sumberejo Kecamatan
Mertoyudan Magelang. [Skripsi]. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan
UMS.
Sianturi E. 2004. Strategi Pencegahan Hipertensi Esensial Melalui Pendekatan
Faktor Risiko di Rumah Sakit Dr. Pringadi Kota Medan. [Thesis].
Medan: Universitas Sumatera Utara.
Sigarlaki H. 2006. Karakteristik dan Faktor Berhubungan dengan Hipertensi di
Desa Bocor, Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa
Tengah. Makara Kesehatan: Vol. 10. No. 2. 2006: 78-88.

12 
 

Sihombing
M.
2010.
Hubungan
Perilaku
Merokok,
Konsumsai
Makanan/Minuman dan Aktifitas Fisik dengan Penyakit Hipertensi pada
Responden Obes Usia Dewasa di Indonesia. Maj Kedokteran Indonesia:
Vol. 60. No. 9.September 2010
SKRT. 2007. Laporan Survei Kesehatan Rumah Tangga 2007. Diakses: 5 April
2012. http://www.k4health.org/system/files/laporanl%20SKRT%202007
Soeharto, Imam. 2004. Serangan Jantung dan Stroke. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Sriyani. 2008. Tinjauan Perilaku Minum Minuman Beralkohol dengan Kondisi
Kesehatan pada Pemuda di Desa Kiringan Boyolali. [Skripsi]. Surakarta:
Fakultas Ilmu Kesehatan UMS.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Supartha M, Suarta IK, Winaya IBA. 2009. Hipertensi pada Anak. Jurnal
Kedokteran Indonesia: Vol.59. No.5. Mei 2009.
Suparto. 2010. Hubungan Faktor Risiko Penyakit Hipertensi pada Masyarakat di
Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar. [Thesis]. Surakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Sutomo B. 2009. Menu Sehat untuk Penderita Penyakit Hipertensi. Jakarta:
Demedia.
Tagor, G. 2004. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Townsend, RR. 2010. 100 Tanya Jawab Mengenai Hipertensi. Jakarta: Indeks.
Udjianti, WJ. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba.
Widiastuty D. 2006. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Hipertensi pada Usia Lanjut di Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak 2
Kabupaten Sleman. [Skripsi]. Bali: Universitas Udayana.
World Health Organization, International Society of Hypertension Writing Group.
2003.World Health Organization (WHO)/International Society of
Hypertension (ISH) statement on management of hypertension. Journal
Hypertens: Vol. 21. 2003: 92. Diakses: 1 April 2012.
http://www.who.int/cardiovascular_diseases/guidelines/hypertension_gui
delines.pdf

13 
 

Yulianti, S dan Maloedyn. 2006. 30 Ramuan Penakluk Hipertensi. Jakarta:
Agromedia Pustaka.
Zahroh, Karyono, Farid. 2006. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Praktik
Merokok pada Remaja Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Kudus
Tahun 2005. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia: Vol.1, No.1, Januari
2006.

14 
 

Dokumen yang terkait

Spiritualitas Lanjut Usia (Lansia) di Unit Pelayanan Teknis Panti Sosial Lanjut Usia (UPT PSLU) Magetan

0 2 5

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA USIA DEWASA Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Usia Muda Di Wilayah Puskesmas Sibela Surakarta.

0 4 12

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA USIA DEWASA Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Usia Muda Di Wilayah Puskesmas Sibela Surakarta.

0 2 16

GAMBARAN TINGKAT SPIRITUALITAS LANSIA DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA Gambaran Tingkat Spiritualitas Lansia Di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia (UPT PSLU) Magetan.

0 1 16

PENDAHULUAN Gambaran Tingkat Spiritualitas Lansia Di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia (UPT PSLU) Magetan.

0 2 7

GAMBARAN TINGKAT SPIRITUALITAS LANSIA DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA Gambaran Tingkat Spiritualitas Lansia Di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia (UPT PSLU) Magetan.

0 1 13

FAKTOR -FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI UPT PSLU (UNIT PELAKSANA Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia Magetan.

0 0 16

PENDAHULUAN Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia Magetan.

0 1 6

DAFTAR PUSTAKA Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia Magetan.

0 0 4

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN JATUH PADA LANSIA DI BALAI PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA DEWANATA CILACAP

0 0 15