DIMENSI DAN KOMPONEN MAKNA MEDAN LEKSIKAL VERBA BAHASA INDONESIAYANG BERCIRI (+TINDAKAN +KEPALA +MANUSIA).

TransLing Journal: Translation and Linguistics
Vol 1, No 1 (January 2013) pp 65-75
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
DIMENSI DAN KOMPONEN MAKNA MEDAN LEKSIKAL
VERBA BAHASA INDONESIAYANG BERCIRI
(+TINDAKAN +KEPALA +MANUSIA)
Bakdal Ginanjar1, D. Edi Subroto2, Sumarlam2
1
Magister Linguistik Deskriptif Program PASCASARJANA UNS
2
Magister Linguistik Deskriptif Program PASCASARJANA UNS
bakdalginanjar@yahoo.co.id
Abstract
Tulisan ini menelaah masalah semantik leksikal dalam bahasa
Indonesia, khususnya medan leksikal yang tersusun dari verba yang
berciri (+TINDAKAN +KEPALA +MANUSIA). Pengkajiannya terutama
berpusat pada pemerian arti leksikalnya. Tujuan pokoknya adalah
menunjukkan adanya sejumlah leksem yang tersusun secara
sistematis sebagai medan leksikal dalam bahasa Indonesia. Dalam
pada itu, diulas komponen makna yang membangun medan leksikal
sekaligus yang membangun struktur makna setiap leksem sehingga

diketahui perbedaan arti leksikal tiap-tiap leksem. Semantik leksikal
digunakan sebagai kerangka teori penelitian. Dengan analisis
komponen, ditemukan leskem pembentuk medan leskikal beserta
komponen maknanya. Sumbangan penelitian ini dipandang penting
bukan saja bagi kepentingan pengembangan metode pemerian
semantik leksikal bahasa Insdonesia. Akan tetapi, lebih-lebih
bermanfaat pada aspek fungsionalnya, yakni bagi kepentingan
penyusunan kamus bahasa Indonesia secara lebih baik dan mudah
untuk dipahami.
Kata kunci: leksem, komponen makna, medan leksikal, verba bahasa
Indonesia

Pendahuluan

pembahasan tentang topik tersebut (lihat

Kajian terhadap medan leksikal, terutama

Wedhawati, 2005: 99).


dalam kelas-kelas kata utama (verba,

Dalam

bahasa

Indonesia

(BI),

nomina, dan adjektiva), selayaknya perlu

terdapat sejumlah verba (V) yang berciri

mendapat

semantik umum: TINDAKAN, KEPALA,

adalah


perhatian

kajian

aspek

lebih.

Alasannya

semantik

yang

MANUSIA, seperti contoh berikut.

bersifat mendasar itu dianggap mampu

angguk „menggerakkan kepala ke bawah


memperjelas fenomena lahir aspek-aspek

(memberi hormat, mengiakan)‟

kebahasaan yang lebih luas (Frawley,

(KBBI: 48)
jedot

1992: 62). Sementara itu, situasi studi

„mengantukkan kepala kepada

medan leksikal bahasa Indonesia boleh

sesuatu (seperti pintu, tembok,

dikatakan masih dalam taraf dini karena

dan pohon)‟ (KBBI: 464)


masih langkanya karya ilmiah yang berisi
65

TransLing Journal: Translation and Linguistics
Vol 1, No 1 (January 2013) pp 65-75
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
panguk „mengangkat

kepala

sedikit‟

membentuk medan leksikal tertentu yang
dapat dideskripsikan secara sistematis.

(KBBI: 824)
„menundukkan

takur


kepala‟

(KBBI:

Penelitian

„menundukkan

kepala

untuk

dalam

medan

atasnya‟ (KBBI: 1104)
sangat


sebuah

representasi

+KEPALA

komponen
leksikal

makna

(+TINDAKAN

Studi semantik terhadap V ini

Leksem-leksem di atas disatukan dalam
leksikal

bertujuan


+KEPALA +MANUSIA).

menumbuk benda yang ada di

medan

juga

mendeskripsikan

1125)
sundul

ini

(+TINDAKAN

+MANUSIA)

berguna


untuk

semantik

menjelaskan

suatu

kalimat

dalam tataran sintaksis sehingga dapat

karena

mengandungi komponen makna bersama.

diketahui

Di samping itu, leksem-leksem tersebut


purnabentuk ke dalam struktur sintaksis

mengandungi

makna

yang purnabentuk. Hal tersebut dapat

pembeda. Untuk itu, diperlukan analisis

dicontohkan dalam kalimat (1) dan (2)

komponensial untuk menguak komponen

berikut.

komponen

representasi


semantik yang

makna yang dimaksud dan relasi makna

(1) Dia temungkul kepada kakaknya.

yang

(2) Dia

terbentuk

di

antara

leksem

tersebut

terhadap

didasarkan

kepada

orang

sintaksis

sudah

tuanya.

pembentuk medan leksikal tersebut.
Pengkajian

temungkul

Kalimat

verba

atas

(1)

gramatikal,

sifat

secara
tetapi

secara

semantik

bahasa

kalimat tersebut belum menggunakan

dibandingkan nomina (N) dan adjektiva

makna yang terkandung dalam V secara

(A)

tepat

kesentralannya

yang

dalam

bersifat

perriferal/pinggiran

karena

kata

temungkul berarti

(Chafe, 1970: 96). Oleh karena itu, V

„menunduk ketika menghadap orang tua‟.

memiliki

yang

Konsep yang purnabentuk dalam tataran

paling tinggi dalam praktik kebahasaan

sintaksis seperti yang ditampilkan pada

pada semua bahasa. Dalam pada itu,

kalimat (1) bisa diubah jika tidak sesuai

pokok masalah yang dibahas meliputi

dengan kaidah semantis. Oleh sebab itu,

dua hal: (1) leksem pembentuk medan

kalimat yang purnabentuk baik dari segi

leksikal

sintaksis

frekuensi

pemakaian

(+TINDAKAN

+KEPALA

maupun

semantik

dapat

+MANUSIA); (2) komponen makna yang

terealisasi jika diubah menjadi kalimat

terkandung

(2).

dalam

medan

leskikal

tersebut.
Berkaitan

dengan

atas,penelitian

ini

masalah

di

Medan Leksikal dan Analisis Komponen
Keberadaan

bertujuan

satuan

leksikal

pada

membuktikan bahwa dalam leksikon BI

hakikatnya sebagai unsur atau bagian

terdapat

dari keseluruhan leksikon. Setiap satuan

sejumlah

leksikon

yang
66

TransLing Journal: Translation and Linguistics
Vol 1, No 1 (January 2013) pp 65-75
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
leksikal tidak berdiri sendiri di dalam
kesadaran

pemakainya,

mengingatkan

pada

yang

berhubungan

Untuk mengidentifikasi komponen

tetapi

makna

makna dalam sebuah medan leksikal,

lawannya

secara

erat

diperlukan

atau

Kempson

longgar (Lyons, 1977: 256).
Sejumlah
maknanya

satuan

saling

bahwa
leksikal

berhubungan

yang

19)

berpendapat

dapat

bahwa

(1995:

komponensial.

75)

leksem-leksem

mengemukakan
dalam

analisis

komponen dianggap tidak mempunyai
makna

membentuk sebuah medan leksikal. Nida
(1975:

analisis

“a

keutuhan,

tetapi

merupakan

kumpulan

komponen-komponen

Kempson

memberi

contoh

„perawan

arti.

dengan

tua‟

yang

semantic domain consists essentially of a

leksem

group of meaning (by no means restricted

dianalisis sebagai kumpulan semantik

to those reflected in single word) which

yang dibentuk oleh oleh fitur-fitur atau

share

komponen

makna

FEMALE,

NEVER

MARRIED,

ADULT,

HUMAN.

Dengan

certain

Semantics

semantic

domain

components.

consists

simply

of

spinster

meaning which have common semantic

demikian, arti leksikal sebuah leksem

components”. Dengan kata lain, Nida

dapat

mengutarakan

komponen-komponen

bahwa

ranah/medan

diurai

fitur-fitur/

ciri-ciri/

arti

semantik terdiri dari seperangkat leksem

membangunnya.

yang

hubungan komponen-komponen makna

secara

bersama

mengandungi

Sampai

yang

sejauh

ini

dalam medan leksikal dapat memperjelas

komponen arti bersama.

hubungan

Pendapat yang sedikit berbeda

yang

timbul

antarsatuan

dikemukakan oleh Kreidler (1998: 87)

leksikal, seperti hiponim, sinonim, dan

bahwa “…a lexeme by telling set it belongs

antonim.

to and how it differs from other members

Komponen

makna

yang

of the same set”. Secara tegas, dinyatakan

berakumulasi membentuk satuan makna

bahwa leksem yang termasuk dalam

leksem dalam sebuah medan leksikal

sebuah

medan

memiliki

komponen

digolongkan menjadi tiga tipe (Nida,

makna

bersama

sebagai

pembentuk

1975: 32-67): (1) komponen bersama

satuan medan serta membedakan dari

(common

medan yang lain dan memiliki komponen

diagnostik (diagnostic component), dan

makna pembeda untuk dapat dijadikan

(3)

pembeda

component). Komponen bersama adalah

antarleksem

yang

tercakup

component),

komponen

(2)

suplemen

komponen

leksikal

bersama dalam semua satuan leksikal

terdiri

atas

seperangkat

terkandung

leksem yang memiliki seperangkat ciri

dan

semantik bersama dan juga memiliki ciri

leksikal.

semantik pembeda.

angguk, lenggut, geleng dapat ditetapkan
67

berfungsi

yang

(supplement

dalam sebuah medan. Jadi, suatu medan
itu

makna

komponen

membentuk

Misalnya,

satuan

medan
leksikal

TransLing Journal: Translation and Linguistics
Vol 1, No 1 (January 2013) pp 65-75
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
sebagai

sebuah

berdasarkan

komponen

TINDAKAN,

leksikal

dsb. Misalnya, kata buat mengandungi

bersamanya:

komponen makna FORMAL yang berbeda

MANUSIA.

dengan kata bikin yang mengandungi

medan

KEPALA,

dan

komponen makna NONFORMAL.

Komponen diagnostik adalah komponen

Subroto (1991: 61; 2011: 103)

makna yang membedakan medan leksikal
satu

dari

medan

Komponen
sebagai

leksikal

yang lain.

memberikan satu jenis komponen makna

dapat

berfungsi

yang dinamakannya komponen makna

MITRA

komponen

membedakan

diagnostik

medan

berkomponen

leksikal

makna

unik.

untuk

Jenis

komponen

makna

ini

dicontohkannya dalam medan leksikal

yang

(+BENDA

(+TINDAKAN

+KARYA

MANUSIA

+KEPALA +MANUSIA +SENGAJA +MITRA):

+TRANSPORTASI).

geleng dan temungkul dengan medan

dibandingkanlah

leksikal

makna

dengan leksem-leksem mobil, taksi, dan

+MANUSIA

truk. Leksem kereta api mengandungi

yang

(+TINDAKAN
+SENGAJA

berkomponen
+KEPALA

*MITRA):

jerungkung

dan

Dalam
leksem

pada

itu,

kereta

api

komponen makna unik (+JALUR KHUSUS)
yang tidak dimiliki leksem mobil, taksi,

sundul.
Komplemen

suplemen

dan truk.

adalah

Wedhawati (1998; 2002: 43-44)

komponen makna yang keberadaannya
disebabkan

oleh

perluasan

leksem.

Komponen

menggunakan lima macam notasi untuk

makna
suplemen

menandai

tipe.

(1)

makna

temuan

Komponen yang diturunkan dari sifat

dengan

leksem

atau

leksikal. (1) Reaksi semantik positif (+)

dikelompokkan

ciri

Misalnya,

dalam

referen

dua

yang bersangkutan.

komponen

CERDIK

reaksi

semantik komponen
dalam

hubungannya

pembentuk

medan

untuk menandai komponen makna yang

dalam

kancil. Komponen ini bersumber dari

relevan

atau

mitos dalam cerita kancil yang selalu

satuan

makna

ditampilkan sebagai sosok binatang yang

semantik

memiliki tingkat kecerdasan yang lebih

komponen makna tidak ada atau tidak

dibandingkan binatang lainnya. Jadi, arti

berfungsi dalam membentuk leksem. (3)

kata kancil dapatlah ditambahi dengan

Reaksi

komponen mistisnya, yaitu CERDIK. (2)

menandai

Komponen yang diturunkan dari ciri

pada tataran sistem, tetapi berfungsi

pemakaian leksem. Komponen tambahan

pada tataran ujaran. (4) reaksi semantik

kedua ini berkenaan dengan ciri leksikal

positif/negatif

(+/-)

yang

kemungkinan

kehadiran

diklasifikasi

dalam

komponen

berfungsi

membentuk

leksem.

negatif

semantik

(-)

(2)

menunjukkan

netral

komponen

Reaksi

yang

untuk

(o)

untuk

berfungsi

menandai
komponen

TEKNIS,

tertentu atau kemungkinan penegasian

PERCAKAPAN, INTIM, SLANG, ARKAIS,

kehadiran komponen makna tertentu. (5)

FORMAL,

INFORMAL,

68

TransLing Journal: Translation and Linguistics
Vol 1, No 1 (January 2013) pp 65-75
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Reaksi takbernilai (*) untuk menandai

digunakan untuk mengetes leksem verba

penolakan kehadiran komponen makna

temuan yang diasumsikan membentuk

tertentu

medan

baik

pada

tataran

sistem

leksikal.

Leksem

yang

dapat

mengisi tempat (-) dalam kalimat itu

maupun pada tataran ujaran.

ditetapkan sebagai salah satu leksem

Tipe arti yang diperikan termasuk

pembentuk medan leksikal.

ke dalam tipe arti konsep atau tipe arti

Komponen dan dimensi makna

logis. Tipe arti ini memiliki beberapa ciri:
satu,

diidentifikasi berdasarkan arti leksikal

kognitif, logis, tetap/ajek (tidak mudah

leksem dengan teknik trial and error

berubah

(mencoba-coba

denotatif

atau

satu

secara

banding

konsep),

dialek-dialek,

mengatasi

semantis

taksituasional,

dan

antara

salah).
leksem

Reaksi
dengan

taktemporal, dan bebas konteks (Leech,

komponen makna temuan dites dengan

2003: 19; Subroto, 2011: 45-46). Tipe arti

kalimat berunsur tetapi (but-test) (Cruse,

ini bersifat mendasar sehingga terdapat

1986: 16-17).

dalam pemakaian bahasa yang bersifat

Interaksi

wajar dan umum.
Secara

temuan

struktural,

dengan

leksem

komponen
menimbulkan

yang

berbagai reaksi semantik yang kontras

menyusun medan leksikal (+TINDAKAN

dalam kaitannya dengan anggota medan

+KEPALA

leksikal

+MANUSIA)

verba

antara

termasuk verba

lainnya.

Untuk

memudahkan

aktif. Hal ini bararti bahwa verba itu

pembacaan,

memerlukan sebuah frasa benda yang

temuan

berperan sebagai

disajikan dalam sebuah tabel.

berkemungkinan

pelaku (agen) dan
pula

leksem

beserta

dan

reaksi

komponen
semantiknya

membutuhkan

sebuah frasa bendalainnya yang berperan

Hasil Analisis dan Pembahasan

sebagai

Leksem

penderita

(pasien)

sebagai

konstituen-konstituennya.

yang

+KEPALA

berciri

+MANUSIA)

(+TINDAKAN
dites

dengan

menggunakan kalimat diagnostik, yakni
manusia menggunakan kepalanya untuk

Metode Penelitian
Penelitian

ini

deskriptif. Data

tergolong

kualitatif

penelitian

disediakan

(-). Dari kalimat itu, diperoleh 30 leksem
verba

dari Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

berciri

(+TINDAKAN

+KEPALA

+MANUSIA). Teknik catat dipakai dalam
penyediaan data.
Kalimat diagnostik, yakni manusia
menggunakan

kepalanya

untuk

Indonesia

sebagaimana

diuraikan pada tabel di bawah ini.

Keempat. Data berwujud leksem verba BI
yang

bahasa

(-),
69

TransLing Journal: Translation and Linguistics
Vol 1, No 1 (January 2013) pp 65-75
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Tabel 1. Leksem yang berciri
(+TINDAKAN +KEPALA +MANUSIA)
LEKSEM

ARTI LEKSIKAL

angguk

Menggerakkan kepala ke bawah (memberi hormat, mengiyakan, tanda setuju)

anggut

mengangguk

cangak

Mengulurkan kepala atau mengangkat muka untuk melihat

codak

Mengangkat leher (kepala) ke atas dan ke depan

congak

Mengangkat muka (kepala ke atas)

cugat

Mengangkat (mendongakkan) kepala

dongak

Terangkat sedikit ke atas dan ke muka (tt kepala, ujung meriam, dsb)

geleng

Menggoyangkan kepala ke kiri kanan (menyatakan heran, tidak mau, tidak tahu,
tidak mengerti)

jedot

Mengantukkan kepala kepada sesuatu (seperti pintu,tembok, dan pohon)

jelangak

Mendongak

jengit

Bergerak-gerak turun naik atau maju mundur (tt ujung ekor, kepala, dsb)

jerungkung Membungkukkan badan/menundukkan kepala seperti ketika hendak melewati
pintu yang rendah
kedik

Melentikkan (badan atau kepala) ke belakang sehingga dada agak terangkat

lengak

Mendongak, mencongak

lenggak

Mengangkat kepala agar mukanya menengadah; mendongak

lengos

Memalingkan muka (tidak sudi melihat dsb); membuang muka

lenggut

Bergerak mengangguk (karena mengantuk)

tengadah

Melihat-lihat ke atas; menghadapkan muka ke atas ; mengangkat kepala (tidak
menunduk)

anggul

Menaikkan (mengangkat kepala)

jenguk

Menjulurkan kepala (ke luar, ke bawah, dsb.)

panguk

Mengangkat kepala sedikit

sundak

Menyundul; membenturkan

sundul

Menundukkan kepala untuk menumbuk benda yang ada di atasnya; menangkis
bola dengan kepala

sungkuk

Menunduk-nunduk (membungkuk-bungkuk)

sungkur

Menundukkan kepala rendah-rendah (hampir sampai ke tanah)

takur

Menundukkan (kepala); menghadapkan wajah ke bawah

tekur

Menunduk; melihat ke bawah sambil memikirkan sesuatu

teleng

Miring ke sebelah (tt kepala, topi, telinga)

temungkul

Menunduk (dalam berdoa, menghadap orang tua)

tunduk

Condong ke depan dan ke bawah (kepala atau muka)

Berdasarkan

makna

dikelompokkan menjadi 10 kelompok.

yang terkandung oleh setiap leksem,

Setiap kelompok berada di bawah sebuah

ditemukan

penggolong

atau

Kesepuluh

dimensi

34

komponen

komponen

makna.

Selanjutnya, komponen makna tersebut
70

dimensi
itu

makna.

terdiri

atas

TransLing Journal: Translation and Linguistics
Vol 1, No 1 (January 2013) pp 65-75
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
MAUJUD,

ARAH,

OBJEK,

MENGHADAP ORANG TUA, dan BAWAH

MOTIVASI,

PINTU.

PENYEBAB, LATAR, INTENSITAS, POSISI
BADAN,

POSISI

SASARAN,

Dimensi

dan

keadaan

KONSEKUENSI.

substansi

dari

tindakan

bertindak.

yang

Dimensi

Dimensi

Dimensi MAUJUD memayungi komponen
KEPALA,

kepala

atau

kadar

ini

memayungi

komponen BANYAK dan SEDIKIT.

dilakukan manusia dengan kepalanya.

TINDAKAN,

gerakan

adalah

gerakan kepala dari posisi awal sebelum

Dimensi MAUJUD adalah unsurunsur

INTENSITAS

POSISI BADAN adalah

keberadaan badan saat tindakan dengan

MANUSIA,

kepala dilakukan. Dimensi ini memayungi

SENGAJA, dan LATAR.

komponen MEMBUNGKUK.

Dimensi ARAH adalah posisi ke

Dimensi

mana kepala menghadap. Dimensi ARAH

KONSEKUENSI

adalah

memayungi komponen ATAS, BAWAH,

akibat yang didapatkan seseorang setelah

DEPAN, BELAKANG, dan SAMPING.

melakukan tindakan dengan kepalanya.

Dimensi OBJEK adalah

Dimensi

sesuatu

ini

memayungi

komponen

SAKIT.

yang dituju atas tindakan yang dilakukan

Terakhir adalah dimensi POSISI

dengan kepala. Dimensi ini memayungi

SASARAN yang menunjuk posisi sebuah

komponen MITRA dan SASARAN.
adalah

sasaran yang dikenai suatu tindakan yang

dorongan yang timbul pada seseorang

dilakukan dengan kepala. Dimensi ini

secara sadar atau tidak sadar untuk

memayungi komponen BERGERAK dan

melakukan tindakan dengan kepalanya.

STATIS.

Dimensi

Dimensi

ini

MOTIVASI

memayungi

Sebagaimana yang terlihat dalam

komponen

BERNAPAS, MENGHORMAT, MENYETUJUI,

tabel

MENGERTI, HERAN, MELIHAT, BERDOA,

MAUJUD

MENANTANG,

makna, yakni TINDAKAN, KEPALA, dan

SENANG,

MENUMBUK,

(lampiran
terisi

1),

dimensi

sejumlah

komponen

MANUSIA yang dimiliki oleh

TAKUT, BERPIKIR, dan MENGHINDAR.

makna

seluruh

merupakan

leksem. Sementara itu, komponen makna

faktor atau suatu hal yang membuat

SENGAJA membedakan cukup jelas di

manusia

antara

Dimensi

PENYEBAB

melakukan

kepalanya.

Dimensi

tindakan
ini

dengan

seperangkat

merupakan

memayungi

leksem

komponen

sehingga

yang

cukup

signifikan. Komponen ini bereaksi (+)

komponen MENGATUK.

terhadap

Dimensi LATAR adalah ruang atau

leksem

codak,

waktu terjadinya tindakan dengan kepala.

jerungkung,

Dimensi

komponen

angguk, anggut, anggul, lengos, geleng,

BERENANG, DALAM AIR, DI ATAS KUDA,

jedot, tunduk, takur, dongak, congak,

ini

memayungi

jelangak,
71

tengadah,

cugat,

lengak,

temungkul,

lenggak,

cangak,

TransLing Journal: Translation and Linguistics
Vol 1, No 1 (January 2013) pp 65-75
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
jenguk, sundul, sundak, dan tekur. Hal ini

DEPAN. Demikian pula, leksem jengit

dibedakan dengan reaksi (+/-SENGAJA).

bereaksi (+) terhadap ATAS, BAWAH,

Komponen

MOTIVASI

DEPAN, dan BELAKANG. Leksem yang

reaksi tersebut. Leksem

lain bereaksi (+) terhadap salah satu

makna

membedakan

komponen makna.

yang bereaksi (+SENGAJA) mengandung

Reaksi (+ATAS) terkandung dalam

MOTIVASI tertentu. Sebaliknya, reaksi
(+/-SENGAJA) terkandung dalam leksem

leksem

yang

jerungkung, tengadah, anggul, dongak,

tidak

mengandung

MOTIVASI

jengit, panguk,

congak,

leksem kedik, sungkuk, jengit, panguk,

cangak, sundul, dan sundak. Arah kepala

sungkur, dan teleng.

hanya mengarah ke atas. Berlawanan

komponen

samping

reaksi

tersebut,

dengan

makna

SENGAJA

bereaksi

(+BAWAH)

lengak,

cugat,

tertentu sebagaimana terealisasi dalam

Di

jelangak,

codak,

leksem

lenggak,

tersebut,

terdapat

reaksi

dalam

lenggut,

semantis (-SENGAJA). Hal ini terkandung

sungkuk, jengit, sungkur, jerungkung,

dalam satu-satunya leksem pembentuk

temungkul,

medan

takur, jenguk, dan tekur.

leksikal

ini,

yakni

lenggut.

angguk,

anggut,

tunduk,

Leksem yang bereaksi (+DEPAN)

Tindakan ini secara tidak sengaja terjadi

terjadi pada codak, jedot, dan cangak.

karena si pelaku sedang mengantuk.
Komponen makna LATAR seperti

Sebaliknya, leksem yang mengarahkan

terlihat dalam tabel juga berperan cukup

kepalanya ke belakang atau bereaksi

siginifikan

(+BELAKANG) terkandung hanya dalam

dalam

membedakan

kedik.

antaleksem. Komponen ini berhubungan

Reaksi

dengan perlu atau tidaknya latar tertentu
untuk

melakukan

Reaksi

semantik

mencakupi

tindakan.

mengarah ke kanan atau kiri dari kepala

yang

terbentuk

si pelaku. Leksem yang mengandung

(-LATAR).

rekasi tersebut adalah teleng, lengos, dan

(+LATAR)

menunggang

temungkul

dan

kuda.

mengandung

geleng.
Komponen

Leksem

reaksi

yang

adalah

serupa.

MITRA

tercakup

Dimensi

dapat

sebuah

Leksem kedik, misalnya, terjadi ketika
pelaku

(+SAMPING)

makna

ARAH

makna
dan

dalam

selanjutnya

SASARAN
dimensi

yang
OBJEK.

Komponen MITRA yang dimaksud adalah

terejawantahkan menjadi ATAS, BAWAH,

seseorang

DEPAN,

SAMPING.

sebuah tindakan dilakukan oleh pelaku.

Beberapa leksem bereaksi (+) terhadap

Reaksi semantik yang terbentuk menjadi

lebih dari komponen makna tersebut.

tiga.

Leksem codak, misalnya, bereaksi (+)

terkandung dalam tengadah, temungkul,

terhadap komponen makna ATAS dan

angguk, anggut,

BELAKANG,

dan

72

yang

Pertama,

harus

hadir

reaksi

anggul,

ketika

(+MITRA)

lengos,

dan

TransLing Journal: Translation and Linguistics
Vol 1, No 1 (January 2013) pp 65-75
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
geleng.

Di

sisi

ini

Motivasi MENYETUJUI dimiliki leksem

bereaksi (*MITRA) atau tidak berfungsi

angguk dan anggut. Sebaliknya, leksem

pada tataran

sistem maupun ujaran.

geleng menolak komponen MENYETUJUI

Reaksi kesua ini terjadi pada leksem

tersebut. Motivasi MENGERTI terkandung

codak, cugat, jerungkung, sundul, sundak,

dalam leksem angguk dan anggut yang

dan

ini

berlawanan dengan leksem geleng yang

atau

bereaksi (-MENGERTI). Motivasi HERAN

tekur.

lain,

Terakhir,

berfungsi

dalam

bereaksi

(oMITRA)

dalam

leksem

dongak,

komponen

komponen

tataran
yang

jedot,

congak,

ujaran

dimiliki

terkandung

tunduk,

jelangak,

oleh

lekem

geleng.

Motivasi

takur,

MENANTANG berfungsi dalam tataran

lengak,

ujaran pada leksem anggul. Motivasi

lenggak, cangak, dan jenguk.

yang

menyatakan

(-SENANG)

hanya

Komponen makna SASARAN ialah

terdapat pada leksem lengos. Motivasi

benda mati yang dituju atau menjadi

MENUMBUK dimiliki oleh leksem jedot,

sasaran bagi tindakan yang dilakukan

sundul, dan sundak.

dengan kepala manusia. Leksem sundul,

adalah TAKUT yang dimiliki oleh leksem

sundak,

tunduk dan takur yang berfungsi dalam

dan

tertentu

tekur

atau

memiliki

bereaksi

sasaran

(+SASARAN).

tataran ujaran atau bereaksi (oTAKUT).

Berlawanan dengan leksem codak, cugat,
jerungkung,

tengadah,

angguk, anggut,

Komponen makna MENGANTUK

temungkul,

anggul,

lengos,

Motivasi terakhir

menjadi satu-satunya komponen yang

dan

menyatakan

penyebab

terjadinya

geleng yang tidak menghendaki adanya

tindakan dengan kepala. Hal ini dapat

SASARAN atau (*SASARAN). Komponen

dilihat

ini berfungsi pada tataran ujaran semata

menjadikannya

dalam

leksem yang realisasinya dalam dunia

leksem

dongak,

jedot,

congak,

tunduk,

jelangak,

takur,
lengak,

dibedakan

atas

leksem

lenggut

sebagai

yang

satu-satunya

nyata dilakukan secara tidak sengaja.

lenggak, cangak, dan jenguk.
Dalam

pada

Komponen LATAR dibedakan atas

dimensi

MOTIVASI,

komponen DI ATAS KUDA yang hanya

beberapa

komponen

terdapat

dalam

leksem

kedik.

makna. Motivasi BERNAPAS terkandung

Selanjutnya, komponen BERRENANG pun

dalam leksem codak dan cugat. Motivasi

hanya

MENGHINDAR terkandung dalam leksem

Komponen DALAM AIR termuat dalam

jerungkung.

leksem codak dan cugat.

terdapat

Motivasi

pada

MENGHORMAT

leksem

terjadi

Sementara

terkandung

menjadi

leksem

tengadah,

cangak, dan jenguk. Motivasi BERDOA
hanya

dimiliki

leksem

leksem

codak.

Latar BAWAH

PINTU terletak pada leksem jerungkung.

temungkul,

angguk, dan anggut. Motivasi MELIHAT
dalam

dalam

itu,
leksem

leksem
yang

temungkul
mengandung

komponen MENGHADAP ORANG TUA.

TENGADAH.
73

TransLing Journal: Translation and Linguistics
Vol 1, No 1 (January 2013) pp 65-75
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
hanya muncul dan dimiliki oleh leksem

Komponen SEDIKIT dan BANYAK
gerakan

jedot. Sementara itu, leksem yang lainnya

kepala dari posisi awal atau seberapa

tidak menimbulkan konsekuensi tertentu.

berkaitan

dengan

bagaimana

jauh pindah dari posisi semula. Masingmasing komponen yang dimaksud dalam

Simpulan

medan leksikal ini terkandung dalam

Sebagaimana yang telah diuraikan di atas,

sebuah

leksem.

dikandung

Komponen

SEDIKIT

medan leksikal (+TINDAKAN +KEPALA

leksem

panguk,

+MANUSIA) tersusun dari 30 leksem

BANYAK

verba bahasa Indonesia. Hal ini tersusun

dalam

sedangkan

komponen

terkandung dalam sungkur.
Komponen
yang

perlu

makna

karena komponen bersama yang dimiliki.

dikemukakan

MEMBUNGKUK.

Komponen yang dimaksud juga menjadi

selanjutnya

komponen

adalah

Komponen

dalam

ini

yang dominan

seluruh

leksem

pembentuk.

mengutarakan bagaimana posisi badan

Komponen

pelaku

TINDAKAN, KEPALA, dan MANUSIA.

yang

ikut

terpengaruh

atas

yang

terkandung

dimaksud

meliputi

gerakan kepala yang dilakukan. Posisi

Perbedaan yang terdapat antara

MEMBUNGKUK merupakan satu-satunya

leksem diketahui dari komponen makna

posisi

yang dikandung dalam

pembeda. Komponen pembeda diperoleh

medan ini dan bereaksi positif (+) pada

dengan mengontraskan antara komponen

leksem sungkuk dan sungkur.

makna

badan

temuan

dengan

leksem

pembentuk medan leksikal.

Selain POSISI BADAN, komponen

Komponen makna terakhir yang

berikut patut untuk dibahas pula adalah
POSISI SASARAN. Hal ini terkandung

layak

khusus

yang

ditemukannya komponen makna unik.

memiliki SASARAN. Posisi sasaran pada

Komponen yang dimaksud hanya dimiliki

leksem

oleh sebuah leksem sehingga perbedaan

pada

leksem

sundul

tertentu

adalah

BERGERAK,

sedangkan pada sundak adalah STATIS.

untuk

dipertimbangkan

adalah

arti tiap-tiap leksem semakin tajam dan
jelas.

Komponen makna terakhir adalah

Hasil

SAKIT. Komponen ini dipayungi oleh

penelitian

ini

selayaknya

Artinya,

dapat dimanfaatkan dalam pendefinisian

komponen ini merupakan akibat yang

arti leksikal yang terdapat dalam sebuah

timbul dan dialami oleh pelaku maupun

kamus,

mitra akibat tindakan dengan kepala

Apabila

yang dilakukan.

Komponen ini dapat

pemberian arti leksikal dalam kamus

dikatakan sebagai komponen unik yang

dapat dikatakan masih belum tertata

terdapat dalam medan leksikal ini. Hal

secara sistematis. Akibatnya, pengguna

itu

merasa

dimensi

KONSEKUENSI.

didasarkan

bahwa

komponen

ini
74

khususnya

bahasa

diperhatikan

kesulitan

Indonesia.

secara

cermat,

untuk membedakan

TransLing Journal: Translation and Linguistics
Vol 1, No 1 (January 2013) pp 65-75
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Leech,

antara arti leksem yang satu dan yang

Geoffrey.

2003.

Semantik.

lainnya, terutama lagi orang asing yang

Terjemahan

Paina

Partana.

menggunakan kamus bahasa Indonesia.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

sebenarnya, hal itu setidaknya dapat

Lyons, John. 1977. Semantics: Volume 1.

diatasi dengan cara memberi arti leksikal

Cambridge: Cambridge University

terhadap sebuah leksem dengan urutan

Press.
Nida, Eugane A. 1975. Componential

yang sistematis. Pemberian arti leksikal
leksem

dalam

kamus

Analysis of Meaning. The Hague:

semestinya

Mouton.

tersusun secara berurutan diawali dari
komponen-komponen

makna

Subroto,

bersama

D.

Edi.

“Pemerian

1991.

Semantik

Kata-kata

yang

makna pembeda (khusus). Keteraturan

Berkonsep

Membawa

dalam

penyusunan

lebih

Bahasa Jawa”. Jurnal Linguistik

memudahkan pengguna kamus dalam

Indonesia. Tahun ke 9 No.1. hlm

memahami arti leksem dalam bahasa

57—65

(umum)

kemudian

disusul

komponen

semacam ini akan

Indonesia, terlebih lagi pengguna dari

_______. 2011. Pengantar Semantik dan

luar negeri. Dengan demikian, sudah

Pragmatik. Surakarta: Cakrawala

selayaknya

Media

penyusun

kamus

lebih
leksikal

Tim Penyusun Kamus. 2008. Kamus Besar

guna menghasilkan kamus yang lebih

Bahasa Indonesia (Edisi Keempat).

cermat dan memudahkan penggunanya

Jakarta:

dalam memahami arti leksikal.

Utama.

memerhatikan

aspek

medan

PT Gramedia

Pustaka

Wedhawati. 1998. “Konfigurasi Medan
Leksikal Verbal Indonesia yang

DAFTAR PUSTAKA
Chafe,

W.L.

1970.

Meaning and

the

Berkomponen

Makna

(+SUARA

Structure of Language. Chicago:

+INSAN)”. Disertasi. Yogyakarta:

University of Chicago Press.

Universitas Gadjah Mada.

Frawley, W. 1992. Linguistic Semantic.

______.

Kempson, Ruth M. 1995. Teori Semantik.

Leksikal

dan

Linguistik Indonesia. Tahun ke 20

Terjemahan oleh Abdul Wahab.
Airlangga

“Medan

Analisis Komponensial”. Jurnal

New Jersey: EA Inc.

Malang:

2002.

No.1. hlm. 35—50.
______.

University

Press.

2005.

“Konfigurasi

Medan

Leksikal Verbal Indonesia yang

Kreidler, W.K. 1998. Introducing English

berkomponen
+INSAN)”.

Semantics. New York: Routledge.

Makna(+SUARA

Jurnal

Humaniora.

Volume 6 No.1 hlm. 99—114.

75