PEMANFAATAN MEDIA VIDEO LOMBA DEBAT MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Tingkat Semenjana di SMKN 12 Bandung Tahun Ajaran 2012/ 2013.

(1)

PEMANFAATAN MEDIA VIDEO LOMBA DEBAT MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN

DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA

(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Tingkat Semenjana di SMKN 12 Bandung Tahun Ajaran 2012/ 2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Eka Nurul Setiawati NIM 0907419

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI


(2)

Pemanfaatan Media Video Lomba Debat

Menggunakan Metode Bermain Peran

dalam Pembelajaran Berbicara

(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Tingkat

Semenjana di SMKN 12 Bandung

Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Oleh

Eka Nurul Setiawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Eka Nurul Setiawati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

EKA NURUL SETIAWATI

PEMANFAATAN MEDIA VIDEO LOMBA DEBAT MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN

DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA

(Penelitian Eksperimen pada Siswa Tingkat Semenjana di SMKN 12 Bandung Tahun Ajaran 2012/ 2013 )

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Drs. Wawan Hermawan, M.Pd. NIP 196003071987031003

Pembimbing II

Drs. Denny Iskandar, M.Pd. NIP 196606291991031002

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Dadang S. Anshori, S.Pd., M.Si. NIP 197204031999031002


(4)

ABSTRAK

PEMANFAATAN MEDIA VIDEO LOMBA DEBAT MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN

DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA

(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Tingkat Semenjana di SMKN 12 Bandung Tahun Ajaran 2012/ 2013 )

Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran di kelas, yaitu perlunya media yang tepat, menyenangkan, dan mudah dipahami oleh siswa sehingga diperlukan sebuah media pembelajaran yang mampu menunjang dan sesuai dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kemanfaatan dan keefektifan penggunaan media video Lomba Debat Tingkat SMA se-Jawa Barat dalam pembelajaran berbicara, khususnya menyampaikan argumentasi dalam sebuah forum debat. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen kuasi dengan penggunaan kelas eksperimen yang melalui tahap prates dan pascates. Data penelitian berupa penilaian kemampuan mengungkapkan argumentasi dalam sebuah forum debat siswa tingkat semenjana di SMK Negeri 12 Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil kemampuan berbicara siswa antara sebelum dan sesudah perlakuan sehingga media video Lomba Debat Tingkat SMA se-Jawa Barat bermanfaat dan efektif digunakan dalam pembelajaran berbicara di kelas X SMK Negeri 12 Bandung.

Kata Kunci : media, debat, argumentasi, manfaat.

Abstract: The research is based on the problems came out on learning process media that is the need of the suitable, enjoyable, and easy to be understood learning media that can support the learning materials. The aim of this research is to describe the usefulness and effectiveness of the use of The Debate Video of West Java High School Level on speaking ability especially to present arguments on debate forum. The method used is quasi-eksperimental with pre-test and post-test. The data collected are the arguments on debate forum in SMK Negeri 12 Bandung. The result of this

research shows that there is a significance difference on students’ speaking

ability before and after using The Debate Video of West Java High School Level as media is useful and effective to be used on teaching speaking on X-grade students of SMK Negeri 12 Bandung.


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ………... i

UCAPAN TERIMA KASIH ……….... ii

DAFTAR ISI ………... iv

DAFTAR TABEL ………... vii

DAFTAR LAMPIRAN ……….... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………...….. 1

B. Identifikasi Masalah ………... 3

C. Batasan Masalah ………. 3

D. Rumusan Masalah ……….. 4

E. Tujuan Penelitian...……… 4

F. Manfaat Penelitian...……… 5

G. Anggapan Dasar ………. 5

BAB II LANDASAN TEORI IHWAL MEDIA PEMBELAJARAN, MEDIA VIDEO LOMBA DEBAT, DAN PEMBELAJARAN BERBICARA ARGUMENTASI A. Pengertian Media Pembelajaran ……….……. 6

B. Fungsi Media Pembelajaran sebagai Sumber Belajar………….. 6

C. Manfaat Penggunaan Media dalam Proses Pembelajaran……… 7

D. Klasifikasi Media Pembelajaran ………. 7

E. Media Audio Visual ………... 8

F. Klasifikasi Media Audio Visual ………..… 9

G. Video sebagai Media Audio Visual ……… 9

H. Pemanfaatan Video Lomba Debat dalam Pembelajaran Berbicara ………. 11


(6)

J. Keterampilan Berbicara ……….. 12

K. Tujuan dan Maksud Berbicara ……… 13

L. Ragam Berbicara ………... 13

M. Berbicara Menyampaikan Argumentasi dalam Forum Debat … 14 M. Hipotesis ………...……...…... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneliatian ………...……... 16

B. Teknik Penelitian………... 17

1. Teknik Pengumpulan Data ……… 18

2. Teknik Pengolahan Data ………... 19

C. Populasi dan Sampel………... 23

1. Populasi ………... 23

2. Sampel ………... 23

D. Definisi Operasional ………... 24

E. Instrumen Penelitian ………...…. 24

1. Instrumen Perlakuan...……… 24

a. Ancangan Pembelajaran Berbicara Menggunakan Tayangan Video Lomba Debat dengan Metode Bermain Peran...………... 24

b. Rencana Pelaksaan Pembelajaran……….... 28

c. Pelaksanaan Pembelajaran...……….... 32

d. Lembar Penilaian Pembelajaran Berbicara……….. 37

2. Instrumen Penilaian...……….. 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Deskripsi Penelitian... 44

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian... 45

1. Deskripsi Hasil Prates... 45


(7)

1. Analisis Nilai Prates dan Pascates Berbicara... 65

2. Analisis Statistik Data Prates dan Pascates Berbicara... 67

a. Uji Reliabilitas... 67

1) Uji Reliabilitas antar Penimbang Data Prates... 67

2) Uji Reliabilitas antar Penimbang Data Pascates... 70

b. Uji Normalitas... 74

1) Uji Normalitas Data Prates... 74

2) Uji Normalitas Data Pascates... 77

c. Uji Hipotesis... 80

D. Pembahasan Hasil Penelitian... 83

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan... 87

B. Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 89


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Penilaian Hasil Berbicara Argumentasi ... 19 Tabel 3.2 Tabel Guilford ... 21 Tabel 4.1 Data Hasil Tes Awal Berbicara Menyampaikan Argumen

dalam Forum Debat ... 45 Tabel 4.2 Urutan Data Hasil Tes Awal Berbicara Menyampaikan

Argumen dalam Forum Debat ... 47 Tabel 4.3 Data Hasil Tes Akhir Berbicara Menyampaikan Argumen

dalam Forum Debat ... 55

Tabel 4.4 Urutan Data Hasil Tes Akhir Berbicara Menyampaikan

Argumen dalam Forum Debat ... 57 Tabel 4.5 Data Hasil Prates dan Pascates Berbicara Menyampaikan

Argumen dalam Forum Debat... 65 Tabel 4.6 Data Hasil Uji Reliabilitas Antarpenimbang Prates Berbicara 67 Tabel 4.7 Format ANAVA Prates ... 70 Tabel 4.8 Data Hasil Uji Reliabilitas Antarpenimbang Pascates

Berbicara ... 71

Tabel 4.9 Format ANAVA Pascates ... 73 Tabel 4.10 Daftar Distribusi Mean Prates Berbicara ... 75 Tabel 4.11 Daftar Frekuensi Observasi dan Frekuensi Ekspetasi Prates 76 Tabel 4.12 Daftar Distribusi Mean Pascates Berbicara ... 78 Tabel 4.13 Daftar Frekuensi Observasi dan Frekuensi Ekspetasi

Pascates ... 79 Tabel 4.14 Data Perbedaan Nilai Prates dan Pascates Berbicara ... 80


(9)

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

1.1 Transkrip Prates Berbicara 1.2 Transkrip Pascates Berbicara 1.3 Hasil Penilaian Prates dari Penilai 1 1.4 Hasil Penilaian Prates dari Penilai 2 1.5 Hasil Penilaian Prates dari Penilai 3 1.6 Hasil Penilaian Pascates dari Penilai 1 1.7 Hasil Penilaian Pascates dari Penilai 2 1.8 Hasil Penilaian Pascates dari Penilai 3

LAMPIRAN 2

2.1 Surat Keputusan Penelitian 2.2 Surat Izin Penelitian

2.3 Surat Penyataan Penelitian dan Observasi 2.4 Surat Keterangan Penelitian

LAMPIRAN 3


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penggunaan pendekatan, metode, teknik, dan media memiliki pengaruh yang cukup besar dalam meningkatkan keterampilan berbahasa. Kejelian memilih media yang sesuai dengan tuntutan perlu diperhatikan oleh guru. Menurut Kurniawan (2012: 153), “Media dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia sangat beraneka ragam, dapat menggunakan gambar-gambar, diagram, wacana

“model”, kaset rekaman, dan sebagainya.”

Dalam sumber yang sama disebutkan bahwa media harus dapat digunakan untuk mengajarkan sesuatu dalam rangka melatih siswa dalam menggunakan bahasa. Melalui berbagai latihan itu, diharapkan siswa memiliki kompetensi tertentu dalam berbahasa dan bersastra dengan berbagai variasinya. Selain itu, penggunaan media pembelajaran tersebut diharapkan dapat meningkatkan proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.

Berdasarkan KTSP, dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk sekolah menengah kejuruan, siswa diarahkan, dibimbing, dan dibantu agar mampu berkomunikasi dengan bahasa Indonesia secara baik dan benar melalui penguasaan kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia. Pada era global penggunaan bahasa secara baik dan benar merupakan syarat mutlak di dunia kerja. Dalam menghadapi tantangan masa depan, kemampuan berkomunikasi menjadi salah satu syarat keberhasilan bekerja. Oleh karena itu, pelajaran bahasa Indonesia untuk SMK juga dirancang, dikembangkan serta diarahkan untuk dapat mempersiapkan peserta didik agar mampu berkomunikasi di dunia kerja secara efisien dan efektif.

Melalui wawancara nonformal pada tanggal 11 Maret 2013 yang dilakukan oleh peneliti dengan guru bahasa Indonesia, yaitu Dra. Yayah Honapiyah, mengatakan bahwa potensi siswa dalam berbicara sudah baik namun maksudnya


(12)

menyampaikannya dengan kurang teratur. Sejauh ini guru-guru bahasa Indonesia di SMKN 12 Bandung telah menggunakan berbagai macam metode, teknik, dan media dalam proses pembelajaran. Namun, hal itu dirasa belum cukup untuk meningkatkan keterampilan berbahasa siswa, terutama berbicara. Perlu adanya media yang tepat agar mudah dipahami siswa.

Dewasa ini banyak media audio visual yang digunakan untuk mendukung keperluan belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah. Pendidik harus mampu menyaring media yang akan dijadikan sumber belajar bagi siswa. Dalam sebuah artikel, Winaryo (2012) memaparkan bahwa saat ini tayangan-tayangan debat dalam televisi kurang mendidik. Ini tidak bisa dijadikan contoh tontonan yang baik untuk pelajar Indonesia. Sungguh miris apabila pelajar Indonesia menirukan perilaku-perilaku pendebat tersebut. Diperlukan tontonan yang baik bagi pelajar agar mereka mampu merekam hal yang positif pula.

Penelitian yang dilakukan oleh Fitroh (2012) dengan judul “Penerapan Metode Roll Playing dalam Pembelajaran Berbicara” menyebutkan bahwa dengan penggunaan metode dan media yang dekat dengan kehidupan siswa pembelajaran bahasa Indonesia akan lebih menarik dan mereka pun merasa lebih mudah menyerap materi yang disampaikan.

Selain itu, kejelian guru dalam memilih jenis media yang tepat sangatlah dibutuhkan. Dalam jenis-jenisnya, terdapat salah satu jenis media yakni audio visual yang memanfaatkan alat indera penglihatan dan pendengaran siswa dalam proses pembelajaran. Jenis media ini dapat menggunakan rekaman tayangan yang berkenaan dengan materi yang akan disampaikan. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Candra (2011) dengan judul “Pemanfaatan Video Liputan 6 SCTV untuk Meningkatkan Kemampuan Pendapat Siswa” juga memaparkan bahwa dengan bantuan audio visual, siswa dapat lebih mudah memahami, mengingat, menirukan, dan mendapatkan pengalaman belajar menggunakan media tersebut, tertama dalam berbicara.


(13)

3

Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, pembelajaran bahasa Indonesia membutuhkan media yang tepat, menarik, dan mudah dipahami siswa, khususnya dalam pembelajaran berbicara yang mengandung argumentasi.

Dalam sebuah acara debat, yakni Lomba Debat Tingkat SMA se-Jawa Barat, siswa dari tiap perwakilan sekolah akan dituntut untuk menyampaikan argumen-argumen sesuai dengan penguasaan materi yang dipahaminya terhadap sebuah permasalahan yang ada dalam masyarakat dengan kegiatan debat yang benar. Siswa dapat melihat bagaimana seseorang mengolah ide-idenya sehingga mampu mengungkapkannya menjadi rangkaian argumen yang runtut. Pada sesi inilah peran media dapat digunakan sebagai alat bantu pembelajaran untuk menambah pengalaman siswa, khususnya pada keterampilan berbicara menyampaikan argumentasi terhadap sesuatu permasalahan dalam forum debat. Selain itu, pemilihan siswa sebagai objek pemodelan dalam tayangan tersebut akan lebih memudahkan tersampaikannya pengalaman belajar karena kondisinya lebih mudah terbayangkan oleh siswa yang menyaksikannya. Berdasarkan dasar pemikiran di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui penggunaan media tayangan Lomba Debat tersebut ke dalam pembelajaran menyampaikan argumentasi.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan dapat diidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut.

1. Dalam proses pembelajaran, keterampilan siswa dalam berbicara kurang diasah secara optimal.

2. Kesulitan siswa dalam menuangkan ide kedalam bentuk lisan dan merangkaikannya menjadi kalimat yang baik.

3. Siswa tidak mengetahui tata cara berdebat yang benar.

4. Media pembelajaran yang digunakan guru kurang dapat dipahami oleh siswa, terutama dalam menyampaikan argumen-argumen.


(14)

Berdasarkan masalah yang diteliti tidak terlalu luas, maka peneliti memfokuskan penelitian terhadap objek yang akan diteliti. Pembatasan masalah tersebut adalah sebagai berikut.

1. Kompetensi yang akan menjadi pusat penelitian adalah kemampuan siswa dalam aspek berbicara, khususnya mengungkapakan argumen dalam forum debat.

2. Media yang akan dimanfaatkan adalah jenis media audio visual, yakni tayangan video Lomba Debat Tingkat SMA se-Jawa Barat.

3. Media tersebut akan diuji cobakan pada siswa kelas X PPU 4 di SMKN 12 Bandung.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah diidentifikasi dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimanakah kemampuan siswa untuk menyampaikan argumentasinya sebelum menggunakan media tayangan Lomba Debat pada kelas eksperimen? 2. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam menyampaikan argumentasi setelah

menggunakan media tayangan Lomba Debat pada kelas eksperimen?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan menyampaikan argumentasi sebelum dan setelah menggunakan media tayangan Lomba Debat pada kelas eksperimen?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dibagi ke dalam tujuan umum dan khusus. Berikut tujuan-tujuan tersebut.

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui keefektifan dan kemanfaatan media tayangan Lomba Debat untuk meningkatkan pembelajaran berbicara menyampaikan argumentasi pada siswa tingkat semenjana di SMKN 12 Bandung. 2. Tujuan Khusus


(15)

5

Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan siswa dalam pembelajaran berbicara sebelum dan setelah media tersebut diterapkan dalam kelas eksperimen.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu: 1. Bagi Penulis

Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan pengetahuan baru mengenai sebuah media yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan berbicara.

2. Bagi Guru

Bagi guru, penelitian ini memberikan informasi alternatif mengenai salah satu media yang dapat diterapkan pada pembelajaran bahasa Indonesia di kelas. Penelitian ini bersifat praktis karena dalam menerapkan media tidak membutuhkan biaya yang besar. Guru dapat menggunakan media yang sederhana tetapi menarik dalam pengajarannya sebagai stimulus bagi peserta didiknya. 3. Bagi Dunia Pendidikan

Bagi dunia pendidikan, manfaatnya untuk memberikan informasi alternatif dalam dunia pendidikan mengenai salah satu media yang dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, terutama meningkatkan kemampuan berbicara.

G. Anggapan Dasar

Anggapan dasar yang melandasi penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang penting dibandingkan keterampilan yang lainnya.

2. Kemampuan berbicara siswa harus selalu ditingkatkan, dilatih, dan dibina. 3. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan berbicara adalah dengan

menerapkan media pembelajaran yang mudah dipahami oleh siswa.

4. Media tayangan Lomba Debat yang diposisikan sebagai media dapat mendorong dan membantu siswa meningkatkan keterampilan berbicara,


(16)

khususnya dalam menyampaikan argumentasi dalam bentuk lisan dalam forum debat.


(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Sugiyono (2012: 2) menyatakan bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian adalah langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu. Dengan kata lain, dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Sugiyono (2012: 5) mengklasifikasikan jenis-jenis metode penelitian berdasarkan tingkat kealamiahan, metode penelitian dapat dikelompokkan menjadi metode penelitian eksperimen, survei, dan naturalistik. Penelitian eksperimen terbagi lagi menjadi beberapa desain, yakni pre eksperimental, true eksperimental, factorial eksperimental, dan quasi eksperimental.

Berdasarkan klasifikasi di atas, desain yang dipilih untuk penelitian ini adalah metode desain pre eksperimental. Arikunto (2010: 123) memaparkan bahwa pre eksperimental design sering kali dipandang sebagai eksperimen yang

tidak sebenarnya. Oleh karena itu, sering disebut juga dengan istilah “quasi eksperiment” atau eksperimen pura-pura.

Desain ini dikatakan belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2012: 74)


(18)

Adapun bentuk atau design eksperimen yang akan digunakan adalah “ one-group prates-pascates design”. Pola penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.

(Sugiyono, 2012: 75) Keterangan:

O1 : Kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan (prates) O2 : Kelas eksperimen setelah diberi perlakuan (pascates)

X : Perlakuan pada kelompok eksperimen berupa pemanfaatan media tayangan video Lomba Debat

Dalam desain ini, observasi dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen disebut prates ( ), dan observasi sesudah eksperimen disebut pascates ( ). Perbedaan antara dan yakni - diasumsikan sebagai efek dari treatment atau eksperimen.

Ada dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi atau menjadi penyebab adanya perubahan. Sementara itu, variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat adanya variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah video Lomba Debat Tingkat SMA Se-Jawa Barat, sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan berbicara.

B. Teknik Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu terdiri atas:


(19)

18

a. Tes

Tes merupakan alat ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang diharapkan baik secara tertulis maupun secara lisan atau secara perbuatan. Dalam hal ini, tes yang dilakukan peneliti adalah alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan awal dan kemampuan akhir siswa dalam berbicara. Prates atau nilai awaldiberikan kepada siswa untuk mengukur kemampuan berbicara siswa sebelum diberi perlakuan menggunakan media video Lomba Debat Tingkat SMA Se-Jawa Barat. Sedangkan pascates atau nilai akhir bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan dan setelah diberi perlakuan menggunakan media video Lomba Debat Tingkat SMA Se-Jawa Barat.

b. Wawancara

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai studi pendahuluan untuk mengetahui lebih dalam mengenai permasalahan yang akan diteliti. Jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara tidak terstruktur. Wawancara dilakukan bukan dalam keadaan formal melainkan non formal, yakni pada saat berbincang santai mengenai pembelajaran berbicara di kelas X. Berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada narasumber.

1) Bagaimanakah pendapat Ibu mengenai pembelajaran berbicara di kelas X PPU 4 ?

2) Bagaimanakah potensi berbicara siswa di kelas tersebut dalam mengungkapkan pendapatnya?

3) Apa yang Ibu lakukan ketika siswa tidak mampu mengeluarkan pendapatnya dengan baik?

4) Media apa sajakah yang telah Ibu manfaatkan untuk pembelajaran berbicara? 5) Mengapa Ibu tidak menggunakan media yang dekat dengan kehidupan siswa


(20)

c. Studi Pustaka

Teknik ini dilakukan dengan cara memahami dan mempelajari berbagai buku, makalah, dan artikel yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk menambah pengetahuan penulis serta memperkuat penelitian ini. Dalam hal ini, peneliti membaca terlebih dahulu beberapa laporan penelitian yang dalam penelitiannya menggunakan media dan penelitian-penelitian mengenai pembelajaran berbicara. Selain itu, peneliti membaca dan mempelajari beberapa buku mengenai metodologi penelitian yaitu eksperimen, media pembelajaran, dan berbicara.

2. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan setelah semua data terkumpul. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data sebagai berikut.

a. Menganalisis hasil prates dan pascates siswa. b. Mendeskripsikan hasil prates dan pascates siswa.

c. Menentukan skor prates dan pascates, kemudian menentukan nilai dengan rumus:

Nilai = skor yang dinilai X 100 skor maksimal

d. Menyusun skor berbicara mengungkapkan argumentasi dalam forum debat siswa hasil prates dan pascates antarpenilai.

Skor rata-rata = total skor yang diperoleh jumlah penilai

e. Menganalisis data dan mengategorikan dari hasil belajar siswa pada setiap tindakan. Untuk mengukur daya serap siswa, digunakan penilaian sebagai berikut.

Tabel 3.1

Penilaian Hasil Berbicara Argumentasi Tingkat

Penguasaan


(21)

20

86-100 A Sangat Baik

70-85 B Baik

51-70 C Cukup

36-50 D Kurang

0-35 E Sangat Kurang

f. Menguji reliabilitas antarpenimbang (ANAVA) hasil prates dan pascates Untuk menguji reliabilitas antarpenimbang langkah-langkahnya sebagai berikut.

1) Menentukan kuadrat (testi) SStΣ dt=

Σ (ΣX)2 (ΣX)2

K K.N

2) Menentukan kuadrat penguji SSpΣ d2p=

Σ (ΣXP)2 (ΣX)2

N K.N

3) Menentukan kuadrat total SStotΣ X2t= ΣX2

(ΣX)2

K.N 4) Menentukan kuadrat kekeliruan

SSkkΣd2 = SStotΣ X2t - SStΣ dt -SSpΣ d2p

5) Memasukkan keseluruhan data ke dalam tabel ANAVA kemudian dihitung dengan menggunakan rumus berikut.

r11 =

Vt - Vkk Vt Keterangan:

r11 : realibilitas yang dicari Vt : variansi dari testi Vkk : variansi dari kekeliruan


(22)

Tabel 3.2 Tabel Guilford

Rentang Kriteria

0,80-1,00 Reliabilitas sangat tinggi

0,60-0,80 Reliabilitas tinggi

0,40-0,60 Reliabilitas sedang

0,20-0,40 Reliabilitas rendah

0,00-0,20 Reliabilitas sangat rendah

g. Melakukan uji normalitas nilai tes berbicara siswa hasil prates dan pascates Uji normalitas bertujuan untuk menguji normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Penulis melakukan uji normalitas dengan dasar pengambilan sebagai berikut.

Jika X2hitung < X2tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima

Jika X2hitung > X2tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak

H0 : data tidak berdistribusi normal Ha : data berdistribusi normal

Adapun langkah-langkah uji normalitas sebagai berikut. 1) Membuat daftar distribusi mean

Rentang (R) = skor terbesar – skor terkecil Jumlah kelas = 1+3,3 log (n)

Panjang interval (P) = R K 2) Menghitung mean

X = Σ FX N

3) Menghitung standar deviasi SD =

√∑ ∑


(23)

22

4) Membuat daftar frekuensi observasi dan ekspektasi nilai prates dan

pascates

5) Mencari nilai chi-kuadrat (X2)hitung

X2 = Σ (0i - Ei)

2

Ei Keterangan:

X2 = chi-kuadrat

0i = frekuensi yang diobservasi Ei = frekuensi yang diharapkan 6) Menentukan ferajat kebebasan

Db = jumlah kelas-3

7) Menentukan nilai chi-kuadrat (X2)tabel

h. Melakukan uji hipotesis

1) Melakukan pengujian hipotesis dengan menentukan signifikan perbedaan dua variabel dengan kriteria jika thitung < ttabel, maka hipotesis nol diterima

atau hipotesis kerja ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor prates dan pascates. Jika thitung > ttabel, maka hipotesis nol dan

hipotesis kerja diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara prates dan pascates

2) Mencari mean dari perbedaan tes awal dan tes akhir Md = Σd

N

3) Menentukan derajat kebebasan Db = N-1

4) Mencari jumlah kuadrat deviasi

Σ X2

d = Σ d2– ( Σ d

2

N )

5) Menentukan nilai thitung menggunakan rumus berikut.


(24)

(Arikunto, 2006: 311) Keterangan:

Md = mean perbedaan antara pretes dan postes Xd = deviasi masing-masing subjek (d-Md)

Σ X2

d = jumlah kuadrat deviasi N = subjek pada sampel Db = ditentukan dengan N-1

6) Menentukan ttabel dengan taraf signifikansi 0,05 atau tingkat kepercayaan

95%

ttabel = (1 - 1 a) (db)

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 80). Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK Negeri 12 Bandung.

2. Sampel

Sugiyono (2012: 81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sejalan dengan itu, Arikunto (2010: 174) memaparkan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari jumlah populasi yang akan diteliti. Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif. Sugiyono (2012: 81) menyebutkan bahwa tenik pengambilan sampel dibagi menjadi dua bagian, yaitu probability sampling dan nonprobability sampling. Pengambilan sampel pada penelitian ini


(25)

24

sampling). Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel apabila objek yang diteliti sangat luas. Dalam hal ini peneliti hanya menggunakan satu kelas dari sekian banyak jumlah kelas yang ada di SMK Negeri 12 Bandung sebagai sampel penelitian, yakni kelas X PPU 4 sebagai kelas eksperimen.

D. Definisi Opersional

Sebagai upaya menghindari kesalahpahaman pengertian dan pemaknaan dalam penelitian ini, ada beberapa istilah yang perlu diuraikan penelitiannya. Definisi operasional dalam peneltian ini adalah sebagai berikut.

1. Pembelajaran berbicara adalah suatu pembelajaran aspek berbahasa dengan kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi untuk menyampaikan pikiran dan gagasan.

2. Argumentasi merupakan sebuah pikiran atau tanggapan terhadap sesuatu yang dilihat dan didengarnya dengan menghubungkan fakta-fakta secara jelas dan logis.

3. Media video Lomba Debat Tingkat SMA se-Jawa Barat merupakan sebuah media pembelajaran audio visual yang memanfaatkan indera penglihatan dan pendengaran siswa sebagai pengalaman belajar.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan sehubungan dengan permasalahan penelitian itu sendiri. Peneliti mengujikan instrumen yang telah dibuat kepada siswa kelas X PPU 4 di SMK Negeri 12 Bandung. Instrumen penelitian dibagi kedalam dua bagian, yakni instrumen perlakuan dan istrumen penilaian.

1. Instrumen Perlakuan

Instrumen perlakuan dalam penelitian ini meliputi komponen-komponen sebagai berikut.

a. Ancangan Pembelajaran Berbicara Menggunakan Tayangan Video Lomba Debat dengan Metode Bermain Peran


(26)

Ancangan ini dibuat sebagai acuan peneliti dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di kelas eksperimen. Berikut ini adalah butir-butir ancangan pembelajaran.

1) Rasional

Pemanfaatan media dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada kelas X PPU 4 di SMKN 12 Bandung dirasakan sangat perlu untuk menambah pemahaman belajar siswa. Berbagai macam media telah banyak digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran berbicara mengungkapkan argumentasi, namun hal ini dirasa belum cukup dan masih dibutuhkan media-media lainnya. Tayangan video Lomba Debat merupakan sebuah tayangan yang menampilkan bagaimana seseorang berpendapat atau mengungkapkan argumentasinya. Pemanfaatan tayangan ini diduga dapat dijadikan salah satu media pembelajaran yang mampu membantu kemampuan berbicara siswa. Siswa akan mendapatkan pengalaman belajar dari tayangan tersebut dan melakukan kegiatan seperti yang ada dalam tayangan.

Pemanfaatan media tidak terlepas dari metode yang digunakan sebagai perantaranya. Untuk menghubungkan media dengan tujuan pembelajaran yang dicapai maka dibutuhkan metode untuk menyajikannya sehingga tercipta proses belajar mengajar di dalam kelas. Metode bermain peran merupakan metode yang digunakan sebagai perantara pemahaman media video Lomba Debat dalam pembelajaran berbicara mengungkapkan argumentasi. Setelah melihat tayangan tersebut, siswa akan mendapatkan pengalaman belajar dan melakukan kompetesi debat seperti yang ada dalam media yang digunakan.

2) Tujuan

Secara umum, tujuan penggunaan media video lomba debat menggunakan metode bermain peran di kelas adalah sebagai berikut:


(27)

26

b) menyampaikan pesan dengan cepat dan mudah diingat, c) memberikan gambaran yang lebih relistik,

d) mengembangkan pikiran dan pendapat siswa dalam proses pembelajaran, dan e) dapat menjelaskan suatu proses dan keterampilan dengan baik sehingga

mampu menunjukkan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon yang diharapkan dari siswa.

3) Prinsip-Prinsip Dasar

a) Prinsip Dasar Media Lomba Debat

Media pembelajaran merupakan suatu alat bantu yang digunakan dalam sebuah pembelajaran untuk mempermudah proses belajar siswa. Oleh karena itu, perlu diperhatikan prinsip-prisip dasar pemanfaatan dari sebuah media. Dalam tulisannya, Nuriyah (2012) menyimpulkan bahwa prinsip-prinsip pemanfaatan media adalah sebagai berikut,

(1) media digunakan dan diarahkan untuk mempermudah proses belajar siswa, (2) media dipandang dari kebutuhan siswa,

(3) media yang digunakan cocok dengan karakteristik media yang diajarkan, dan (4) media yang digunakan tidak mengganggu kelancaran proses belajar mengajar.

Sejalan dengan itu, berdasarkan hal di atas, berikut adalah prinsip-prinsip dasar pemanfaatan media tayangan video Lomba Debat.

(1) Mempermudah proses belajar siswa karena lewat video (audio visual) siswa diberikan contoh yang relistik dam mudah memahami apa yang disampaikan. (2) Sesuai dengan kebutuhan siswa. Tayangan video ini menggunakan siswa

sebagai modelnya. Ini dirasa sesuai dengan kebutuhan karena contohnya dekat dengan kehidupan siswa sendiri.

(3) Cocok dengan materi yang akan disampaikan yaitu mengenai mengungkapkan argumentasi.

(4) Tidak mengganggu proses pembelajaran berlangsung. b) Prinsip Dasar Metode Bermain Peran


(28)

metode bermain peran lebih menitikberatkan keterlibatan partisipan dan pengamat dalam situasi atau masalah nyata serta berusaha mengatasinya. Melaui proses ini disajikan contoh perilaku kehidupan manusia yang merupakan contoh bagi siswa untuk menjajagi perasaannya, menambah pengetahuan tentang sikap, nilai-nilai dan persepsinya, mengembangkan keterampilan dan sikapnya di dalam pemecahan masalah, serta berupaya mengkaji pelajaran dengan berbagai cara.

Dalam proses penyampaian media pembelajaran, penelitian ini menggunakan metode bermain peran. Pemilihan metode bermain peran oleh peneliti didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.

(1) Mengungkapkan argumentasi dengan melakukan kembali apa yang dilihat dari media.

(2) Menambah pengetahuan siswa lewat pengalaman yang diperankannya.

4) Sintak Pembelajaran

Sintak pembelajaran merupakan langkah-langkah pembelajaran berbicara mengungkapkan argumentasi dengan menggunakan tayangan video Lomba Debat berdasarkan pada prinsip-prisip di atas adalah sebagi berikut.

a) Siswa dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri dari tiga orang.

b) Siswa menyimak tayangan video Lomba Debat Tingkat SMA se-Jawa Barat. c) Siswa bersama guru melakukan tanya jawab dan berdiskusi hal ihwal

argumentasi dan cara mengungkapkannya berdasarkan tayangan media yang diperlihatkan.

d) Siswa melakukan kegiatan debat (bermain peran) seperti yang ada dalam media.

e) Siswa mempersiapkan bahan dan materi sesuai dengan topik yang akan dibahas.

f) Siswa melakukan debat sesuai dengan ketentuan dan penilaian yang sudah diberitahukan sebelumnya.


(29)

28

Alat evaluasi yang digunakan pada penelitian ini berupa tes berbicara argumentasi dalam forum debat. Evaluasi dilaksanakan pada saat prates, proses perlakuan, dan pascates. Evaluasi pada saat prates dan pascates menggunakan cara pengetesan yang sama agar terlihat perbedaan yang signifikan pada hasil karangan argumentasi siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan.

b. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran

Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah skenario proses belajar mengajar selama di kelas. Dalam RPP ini dimuat secara rinci kegiatan yang dilakukan selama proses belajar berlangsung. Kegiatan ini diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Dalam penelitian ini, peneliti membuat tiga RPP untuk lima kali pertemuan dengan alokasi waktu masing-masing dua jam pelajaran (2 x 45menit). Berikut rencana pelakasanaan pembelajaran yang digunakan.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 12 Bandung

Kelas : X PPU 4

Semester : II-Genap

Program Keahlian : Teknologi Pesawat Udara Mata pelajaran : Bahasa Indonesia

Alokasi Waktu : 10 x 45 menit (5 Pertemuan)

A. STANDAR KOMPETENSI

Berbicara : Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia Setara Tingkat Semenjana


(30)

C. MATERI PEMBELAJARAN

Meteri yang disampaikan pada proses pembelajaran adalah sebagai berikut. 1. Pengertian argumentasi.

2. Karakteristik kalimat atau paragraf yang mengandung argumentasi. 3. Hal-hal yang harus diperhatikan saat menyampaikan argumentasi.

4. Menggunakan kalimat argumen yang lancar dan bernalar dalam forum debat.

D. INDIKATOR

Indikator yang dicapai siswa adalah sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi pengertian dan karakteristik argumentasi. 2. Memahami penyampaian argumentasi.

3. Menggunakan kalimat argumentasi yang lancar, beranalar dan wajar dalam forum debat.

E. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan pembelajaran yang dicapai adalah sebagai berikut.

1. Siswa mampu menemukan pengertian dan karakteristik kalimat argumentasi. 2. Siswa mampu memahami penyampaian argumentasi.

3. Siswa mampu menggunakan kalimat argumen yang lancar, beranalar dan wajar dalam.

F. METODE PEMBELAJARAN

Metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut. 1. Bermain Peran

2. Pemodelan 3. Tanya Jawab 4. Ceramah 5. Unjuk kerja 6. Penugasan


(31)

30

G. BAHAN

Laptop dan LCD

H. ALAT

White board, spidol, Amplop berisi pernyataan dan mosi, kertas undian pro dan kontra, alat perekam, kaset video, stopwatch, dan kertas berwarna.

I. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

No Kegiatan

Penilaian oleh Pengamat

1 2 3 4

A. Kegiatan Awal (15 menit)

1. Mengecek kesiapan siswa

2. Guru memotivasi siswa sebagai kegiatan appersepsi 3. Guru mengarahkan siswa pada materi dan kegiatan

yang akan dilakukan

1 2 3 4

B. Kegiatan Inti

Pertemuan 1 dan 2 (Pengambilan Data Prates)

1. Siswa dibagi kedalam kelompok kecil yang terdiri dari tiga orang.

2. Siswa mendapatkan pengarahan mengenai aturan main dalam debat yang akan dilakukan.

3. Siswa mendengarkan mosi yang akan dibahas dalam forum debat.

4. Secara berkelompok, siswa diberikan waktu untuk mempersiapkan argumen-argumen yang akan diungkapkan dalam debat.

5. Dua kelompok siswa yang dipilih secara acak


(32)

telah diberitahukan sebelumnya.

6. Siswa yang lain menyimak rekannya yang sedang malakukan debat.

Pertemuan 3 (Perlakuan)

1. Siswa bersama guru mengevaluasi kendala dalam kegiatan debat yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya.

2. Siswa menyaksikan sebuah tayangan kompetisi debat yang telah disiapkan oleh guru.

3. Siswa mengidentifikasi pengertian dan ciri-ciri argumentasi dari tayangan yang telah disaksikan. 4. Siswa melakukan tanya jawab mengenai kalimat

argumentasi dalam debat.

5. Siswa mendapatkan materi mengenai hal-hal pokok dalam menyampaikan argumentasi berdasarkan tayangan yang dilihat.

6. Siswa diberi penjelasan mengenai fungsi pembicara dalam forum debat.

7. Siswa diminta untuk menyimulasikan debat berdasarkan contoh dalam tayangan.

8. Siswa diinformasikan mengenai kegiatan debat dan mosi-mosi yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya.

Pertemuan 4 dan 5 (Pengambilan Data Pascates)

1. Siswa dibagi kedalam kelompok kecil yang terdiri dari tiga orang.

2. Siswa mendapatkan pengarahan mengenai aturan main dalam debat yang akan dilakukan.


(33)

32

3. Siswa mendengarkan mosi-mosi apa saja yang akan dibahas dalam forum debat.

4. Secara berkelompok, siswa diberikan waktu untuk mempersiapkan materi-materi yang sesuai dengan bahasan topik.

5. Seorang siswa bertugas untuk menjadi moderator untuk memandu jalannya debat.

6. Dua kelompok siswa yang dipilih secara acak bersiap-siap untuk melakukan debat secara bergilir.

7. Siswa yang lain menyimak jalannya debat.

1 2 3 4

C. Kegiatan Akhir (10 menit)

1. Siswa menyimpulkan pembelajaran yang sudah mereka ikuti.

2. Guru memberi penguatan terhadap simpulan yang diberikan oleh siswa.

3. Guru menginformasikan materi yang akan dibahas pada pembelajaran selanjutnya.

4. Guru menutup pembelajaran.

J. PENILAIAN

1. Proses penilaian dan evaluasi a. Prosedur evaluasi

Penilaian berformasi yang dilaksanakan pada saat dan setelah siswa melakukan kegiatan pembelajaran.

b. Bentuk dan jenis tes

Lisan, berupa kegiatan berbicara pada simulasi debat 2. Alat penilaian dan evaluasi

Tes lisan berupa kegiatan berbicara siswa dalam mengungkapkan argumentasi pada simulasi debat di kelas.


(34)

c. Pelaksanaan Pembelajaran

Setelah RPP selesai disusun, langkah selanjutnya adalah proses pembelajaran. Berikut penjelasan yang lebih spesifiknya.

1) Tes Awal (Prates)

Langkah pertama yang dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian ini adalah melakukan tes awal (prates). Pretes dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data hasil berbicara siswa sebelum mendapat perlakukan berupa pemanfaatan media video Lomba Debat Tingkat SMA Se-Jawa Barat dalam pembelajaran berbicara, khususnya argumentasi dalam forum debat. Pelaksanaan prates ini berlangsung selama dua kali dua jam pelajaran atau sekitar 4x45 menit. Tes awal ini dilakukan dengan membagi siswa menjadi kelompok kecil yang terdiri dari tiga orang. Kemudian, siswa mendengarkan aturan-aturan mainnya dan mempersiapkan tugas masing-masing pembicara untuk mengungkapkan argumentasi-argumentasi dalam forum debat terhadap mosi yang telah dipersiapkan. Satu orang siswa diberi waktu dua menit untuk mengungkapkan argumennya. Agar memudahkan proses penilaian, kegiatan debat siswa direkam menggunakan kamera video. Topik yang dibahas dalam prates yakni mengenai penulisan singkatan dalam media SMS dan BBM. Berikut mosi yang didebatkan siswa dalam prates.

SMS dan BBM adalah salah satu sarana yang dijadikan alat komunikasi dewasa ini. Namun, seiring berkembangnya zaman, penulisan atau pengetikan dalam media SMS dan BBM banyak menggunakan penyingkatan-penyingkatan pada kata atau kalimatnya sehingga akan mengancam keberadaan kaidah bahasa Indonesia yang benar. Oleh karena itu, penulisan singkatan pada SMS dan BBM harus ditiadakan atau dihapuskan.

2) Penyajian Materi dan Pemberian Perlakuan

Setelah dilaksanakan prates, langkah selanjutnya adalah penyajian materi dan pemberian perlakuan. Perlakuan yang diterapkan yaitu memanfaatkan media berupa tayangan video Lomba Debat Tingkat SMA Se-Jawa Barat dalam


(35)

34

sebelumnya. Selain itu, siswa juga diberikan meteri untuk mendukung pemahaman. Berikut materi yang dibahas dalam perlakuan.

Uraian Materi Pembelajaran A. Argumentasi

Argumentasi adalah pendapat atau alasan utuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Argumentasi merupakan suatu tindakan yang mempengaruhi suatu sikap dan pendapat seseorang agar mereka yang mendengar ikut percaya dan meyakini dengan apa yang diutarakan. Mengemukakan pendapat yang baik berarti mengemukakan pendapat dalam konteks yang masuk akal atau logis. Sebuah pendapat dikatakan logis jika pendapat tersebut berhubungan dengan permasalahan yang dibahas.

Argumentasi bertujuan membuktikan suatu kebenaran sehingga orang lain meyakinkan kebenaran itu. Argumentasi menguraikan suatu rangkaian hasil proses berpikir dan menghubungakan fakta-fakta secara jelas, logis dan sistematis. Selain menentukan kejelasan, argumentasi memerlukan penyampaian yang baik dan kebenaran fakta-fakta yang dikemukakan supaya dapat diterima dan dibenarkan oleh orang lain. Oleh karena itu, dibutuhkan keterampilan berbicara agar proses penyampaiannya dapat dilakukan dengan baik dan tepat.

B. Karakteristik Argumentasi

Setelah mengetahui pengertian argumentasi, berikut ini adalah karakteristik argumentasi.

1. Berusaha meyakinkan akan kebenaran gagasan pembicara sehingga diakui oleh pendengar.

2. Argumentasi terdiri dari penyataan atau pendapat mengenai tema yang disertai pembuktian (dilengkapi oleh data atau fakta) dan kesimpulan.

3. Dalam argumentasi, berusaha untuk mengubah sikap atau pandangan pendengar.


(36)

C. Berargumentasi dalam Forum Debat

Dalam menyampaikan argumentasi dalam forumdebat, tentunya pembicara membutuhkan keterampilan berbicara agar prosesnya dapat dilakukan dengan baik dan tepat. Hal hal yang harus diperhatikan dalam menyampaikan argumentasi adalah:

1. Pahami topik yang akan disampaiakan.

2. Pahami posisi kelompok antara pro dan kontra.

3. Sampaikan argumentasi dengan lancar, jelas, bernalar, wajar dan sesuai dengan topik atau tema yang dibahas.

4. Pernyataan yang disampaikan dalam sebuah argumentasi hendaknya disertai dengan fakta-fakta relevan yang mendukung.

5. Dalam pembuktian sesuatu, pembicara menghindari keterlibatan emosi dan menjauhkan subjektifitas.

6. Dalam berargumentasi kita boleh mempertahankan pendapat, tetapi juga harus mempertimbangkan pendapat orang lain yang berbeda dengan pendapat kita.

7. Penalaran yang sehat dan didukung oleh pengguanan bahasa yang baik dan efektif karena akan menunjang argumentasi itu sendiri agar tidak menimbulkan salah penafsiran. Penggunaan kalimat secara lisan dituntut kejelasan dan kelancaran. Jelas dalam pengucapan dan lancar dalam penyampaian. Untuk membuat kalimat menjadi jelas dan lancar sehingga dapat dipahami dengan baikoleh pendengar perlu dicermati pengucapan kalimat berdasarkan tekanan, intonasi, dan pelafalan yang tepat.

8. Seseorang juga harus memperhatikan tugas dan fungsinya sebagai pembicara dalam sebuah kelompok.

Pembicara 1 : Pemaparan masalah dan definisi.

Pembicara 2 : Penguatan masalah dari pernyataan pembicara 1 disertai contoh umum.


(37)

36

Langkah terakhir dari kegiatan ini adalah pelaksanaan tes akhir (pascates) setelah adanya perlakuan dengan media video Lomba Debat Tingkat SMA Se-Jawa Barat. Siswa diberi tes yang sama dengan saat prates yaitu mengungkapkan argumentasi terhadap mosi dalam forum debat. Namun, terdapat perbedaan pada pascates ini, sebelumnya siswa diberi tahu bahwa pada pertemuan selanjutnya akan ada debat seperti yang telah mereka lakukan sebelumnya sehingga siswa dapat mempersiapkan diri terlebih dahulu. Sama halnya dengan prates, kegiatan pascates juga direkam menggunakan kamera video. Topik yang dibahas mengambil topik yang sedang hangat dibicarakan pada saat itu dan dekat dengan kehidupan siswa. Berikut topik dan mosi yang didebatkan pada saat pascates masing-masing putaran debat.

Mosi pertama:

Dewasa ini geng motor merupakan sebuah komunitas yang dianggap negatif oleh masyarakat. Keberadaannya yang sering membuat ulah seperti balapan liar di malam hari, merampok, bahkan membunuh siapa saja yang dianggap mengganggu kegiatan kelompoknya tersebut. Tak hanya masyarakat saja yang terkena dampak dari kekerasan anggota geng motor, untuk bergabung menjadi anggota geng tersebutpun diwarnai oleh kekerasan. Hal ini melahirkan anggapan bahwa semua geng motor identik dengan kekerasan.

Mosi kedua:

Akibat perilaku anggota geng motor yang brutal dan tidak manusiawi, hal ini menjadi perhatian masyarakat. Masyarakat sering merasakan ketidaknyamanan dengan adanya komunitas tersebut sehingga muncul anggapan bahwa semua anggota geng motor itu meresahkan masyarakat.

Mosi ketiga :

Sudah menjadi rahasia umum bahwa gaya hidup anggota geng motor identik dengan kehidupan metropolitan. Bagi mereka anggota geng motor, kehidupan seperti itulah yang menjadi jati dirinya. Mereka menganggap bahwa


(38)

kampungan’. Oleh karena itu, anggapan mereka adalah semua remaja yang termasuk anggota geng motor berarti anak gaul.

Mosi keempat :

Lingkungan sangat berpengruh terhadap pembentukan kepribadian seseorang. Lingkungan dapat membawa pengaruh positif maupun negatif terhadap cara bergaul seseorang. Seseorang dapat mengenali apapun melalui lingkungannya termasuk geng motor. Seseorang mengenali dan terjerumus ke dalam geng motor juga dapat disebabkan oleh faktor lingkungan.

Mosi kelima :

Anggota geng motor tidak hanya terdiri dari remaja, ada juga yang usianya masih di bawah umur. Tak jarang, pelaku kriminalitas bukan hanya dilakukan oleh anggota geng usia remaja tetapi juga anak-anak. Indonesia adalah negara hukum, walaupun yang melakukan aksi kriminalitas adalah anggota geng motor yang masih dibawah umur tetap harus mendapat hukuman penjara.

d. Lembar penilaian pembelajaran berbicara

Lembar penilaian pembelajaran berbicara ini berisi kriteria penilaian berbicara yang digunakan sebagai pedoman dalam memberikan penilaian terhadap kemampuan berbicara siswa. Berikut ini adalah lembar penilaian yang digunakan oleh penilai.


(39)

38

LEMBAR PENILAIAN SISWA

No Nama Siswa Kelompok Aspek yang Dinilai Jumlah Skor

1 2 3 4 5

Penilai


(40)

2. Instrumen Penilaian

Berikut ini adalah instrumen penilaian yang digunakan peneliti ketika menilai hasil prates dan pascates berbicara siswa.

a. Jenis penilaian : Tes lisan

b. Instrumen penilaian : Lembar penilaian c. Bentuk penilaian

Menilai dengan mengamati siswa, bagaimana siswa mampu memaparkan idenya menjadi argumen yang baik dalam sebuah forum debat.

No. Aspek Skor Deskriptor

1 Kejelasan Berbicara

5

suara sangat lantang dan pengaturan volume sangat cocok dengan kondisi dan situasi pembicaraan; pengucapan artikulasi sangat jelas (tidak ada kesalahan pengucapan kata); kata-kata yang dipilih sangat runtut sehingga tidak menimbulkan salah tafsir; dan menggunakan bahasa Indonesia yang benar dan baik.

4

suara lantang dan pengaturan volume cocok dengan kondisi dan situasi pembicaraan; pengucapan artikulasi jelas (terjadi kesalahan artikulasi pada satu kata); pemilihan kata-kata yang runtut sehingga tidak menimbulkan salah tafsir; dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik.

3

Suara cukup lantang dan pengaturan volume cocok dengan kondisi dan situasi pembicaraan; pengucapan artikulasi cukup jelas (terjadi kesalahan antara dua sampai tiga kata); pemilihan kata-kata yang cukup runtut; dan


(41)

40

komunikasi yang disampaikan menggunakan bahasa Indonesia.

2

suara kurang lantang dan pengaturan volume kurang cocok dengan kondisi dan situasi pembicaraan; pengucapan artikulasi kurang jelas (banyak terjadi kesalahan pengucapan kata, yakni antara empat sampai lima kata); pemilihan kata-kata yang masih terbilang runtut dan komunikasi yang disampaikan menggunakan bahasa Indonesia yang tidak baku.

1

suara tidak terdengar dan pengaturan volume tidak cocok dengan kondisi dan situasi pembicaraan; pengucapan artikulasi tidak jelas (banyak terjadi kesalahan pengucapan lebih dari lima kata); pemilihan kata-kata yang tidak runtut dan komunikasi yang disampaikan tidak menggunakan bahasa Indonesia.

2 Kelancaran Berbicara

5

Kegiatan berbicara sangat lancar, baik dari penguasaan isi maupun bahasa; tidak ada gumaman atau pengulangan kata; dan memanfaatkan waktu bicara secara maksimal.

4

Kegiatan berbicara terbilang lancar, baik dari penguasaan isi maupun bahasa; terjadi sedikit gangguan seperti gumaman atau pengulangan kata; dan memanfaatkan waktu bicara dengan maksimal.

3

Kegiatan berbicara cukup lancar baik dari penguasaan isi maupun bahasa; sering muncul gangguan seperti gumaman atau pengulangan


(42)

kata; dan memanfaatkan waktu bicara dengan cukup maksimal.

2

pembicaraan sedikit kurang lancar, sering terhenti, dan sering muncul gangguan seperti gumaman lebih dari lima kali atau pengulangan kata lebih dari tiga kali; dan kurang memanfaatkan waktu bicara dengan maksimal.

1

pembicaraan sangat kurang lancar, banyak diam dan gugup; sering muncul gangguan seperti gumaman atau pengulangan kata sehingga pembicaraan yang dihasilkan sangat sedikit; dan tidak memanfaatkan waktu bicara dengan maksimal.

3 Hubungan Isi

dan Topik 5

isi pembicaraan sangat cocok dan benar-benar mewakili topik, tidak ada yang menyimpang dari bahasan.

4 ada sedikit yang kurang cocok, tetapi bukan hal yang penting.

3 banyak hal yang kurang cocok antara isi dan topik, tetapi sacara umum masih cukup baik.

2

pembicaraan yang dihasilkan lebih banyak hal yang tidak cocok sehingga ada kesan tidak nyambung.

1

pembicaraan yang dihasilkan benar-benar dirasakan tidak ada hubungan dengan topik, banyak menyimpang dari topik yang dibahas.

4 Kemampuan

Berargumentasi 5

argumentasi yang diungkapkan logis; pembicaraan mencakup paparan, fakta, dan contoh masalah; penggunaan kosa kata yang


(43)

42

tepat; dapat menghargai pendapat orang lain; dan menyampaikan paparan dengan nalar, tenang, dan wajar.

4

argumentasi yang diungkapkan masih logis walaupun sedikit tidak sesuai dengan isi pembicaraan; pembicaraan mencakup paparan, fakta, dan contoh masalah; pemilihan kata yang digunakan cukup baik; cukup menghargai pendapat yang lain; dan menyampaikan paparan dengan cukup bernalar, tenang, dan wajar

3

argumentasi kurang logis; pembicaraan mencakup paparan dan fakta, atau paparan dan contoh masalah saja; menggunakan kosa kata yang kurang tepat; masih menghargai pendapat orang lain; dan menyampaikan paparan dengan cukup tenang, dan wajar

2

argumentasi tidak berhubungan dengan isi pembicaraan; pembicaraan mencakup paparan masalah saja; pilihan kata tidak sesuai, tidak menghargai lawan bicara; dan menyampaikan paparan dengan kurang baik.

1

argumentasi sangat tidak logis; tidak memaparkan gambaran masalah, fakta atau contoh masalah; dan menyampaikan pembicaraan dengan menggunakan kata yang buruk dan sikap penuh emosi.

5 Kualitas Isi

5

isi pembicaraan sangat bermakna, berhubungan dengan topik, disertai paparan fakta dan contoh relistik yang jelas, dan berisi


(44)

hal-hal sangat pokok dengan topik yang dibahas.

4

isi pembicaraan bermakna, berhubungan dengan topik, disertai paparan fakta dan contoh, dan berisi hal-hal pokok dengan topik yang dibahas.

3

isi pembicaraan dirasa cukup bermakna, berhubungan dengan topik, disertai paparan fakta dan contoh dan dinilai cukup dalam kegiatan berbicara.

2

isi pembicaraan kurang bermakna, kurang berhubungan dengan topik, disertai paparan fakta dan contoh yang kurang berkenaan dengan topiknya.

1

isi pembicaraan sangat jauh dari memadai, tidak sesuai dan tidak ada maknanya bagi topik pembicaraan.


(45)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, peneliti mendapat kesimpulan sebagai berikut.

1. Berdasarkan hasil prates, terdapat satu orang siswa memperoleh nilai berkategori baik, sembilan siswa memperoleh nilai pada kategori cukup, lima belas siswa memperoleh nilai pada kategori kurang, dan lima siswa memperoleh nilai pada kategori sangat kurang sehingga diperoleh nilai rata-rata sebesar 49,70. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan berbicara siswa kelas X PPU 4 SMKN 12 Bandung sebelum menggunakan media video Lomba Debat Tingkat SMA Se-Jawa Barat berkategori kurang.

2. Berdasarkan hasil pascates, empat orang siswa memperoleh nilai berkategori baik, enam belas siswa memperoleh nilai pada kategori cukup, sembilan siswa memperoleh nilai pada kategori kurang, dan satu siswa memperoleh nilai pada kategori sangat kurang sehingga diperoleh nilai rata-rata sebesar 59,63. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan berbicara siswa kelas X PPU 4 SMKN 12 Bandung setelah menggunakan media video Lomba Debat Tingkat SMA Se-Jawa Barat berkategori cukup. 3. Terdapat perbedaan pada kemampuan berbicara siswa sebelum dan sesudah

menggunakan media video Lomba Debat Tingkat SMA Se-Jawa Barat. Hal tersebut terbukti melalui pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil pengujian tersebut diperoleh t0 = 3,74 > t0,05(29) = (1,69)

sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan kata lain, media video Lomba

Debat Tingkat SMA Se-Jawa Barat efektif dan bermanfaat digunakan dalam pembelajaran berbicara di kelas X PPU 4, SMK Negeri 12 Bandung.


(46)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan, dan analisis data yang telah dilakukan oleh peneliti, terdapat beberapa saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pembelajaran berbicara umumnya, dan penggunaan media pembelajaran.

1. Media video Lomba Debat Tingkat SMA Se-Jawa Barat merupakan salah satu alternatif pilihan bagi guru untuk membantu siswa dalam pembelajaran berbicara. Media ini juga termasuk upaya menumbuhkan minat siswa untuk melaksanakan pembelajaran dengan aktif dan menyenangkan.

2. Hendaknya guru juga mengimbangi penggunaan media video Lomba Debat Tingkat SMA Se-Jawa Barat dengan metode pengajaran yang menarik.

3. Penulis berharap agar muncul penelitian-penelitian lebih lanjut untuk

menyempurnakan penelitian mengenai penggunaan media video Lomba Debat Tingkat SMA Se-Jawa Barat.


(47)

89

DAFTAR PUSTAKA

Apriliana, Hendra. (2012). Penggunaan Media Berita Dokumenter Dalam Pembelajaran Berbicara Argumentasi. [Online] Tersedia:

publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/penggunaan-berita-dokumenter-dalam-pembelajaran-berbicara-argumentasi/2012.html. Diakses 20 Desember 2012 Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Arsjad, Maidar G. Dan Mukti U.S. (1988). Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Bandung: Erlangga.

Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Aunurrahman. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Candra, Vera Viarini. (2011). Pemanfaatan Video Liputan 6 SCTV untuk Meningkatkan Kemampuan Pendapat Siswa. Skripsi. Bandung: tidak diterbitkan

Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Fitroh. (2012). Penerapan Metode Roll Playing dalam Pembelajaran Berbicara.

Skripsi. Bandung: tidak diterbitkan.

Keraf, Gorys. (2004). Argumentasi & Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kurniawan, Khaerudin. (2012). Belajar dan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Bangkit Citra Persada.

Munadi, Yudhi. (2008). Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru). Jakarta: Gaung Persada Press.

Nuriyah. (2012). Prinsip-Prinsip Penggunaan Media. [Online] Tersedia:

file:///C:/Users/samsung/Downloads/unduhanrevisi/prinsip-prinsip-penggunaan-media.html. Diakses tanggal 28 Oktober 2013.

Sadiman, Afief, dkk. (1986). Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


(48)

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta.

Tarigan, Henry Guntur. (2008). Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.


(1)

Eka Nurul Setiawati, 2013

Pemanfaatan Media Video Lomba Debat Menggunakan Metode Bermain Peran Dalam Pembelajaran Berbicara (Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Tingkat Semenjana di SMKN 12 Bandung Tahun Ajaran 2012/ 2013 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

tepat; dapat menghargai pendapat orang lain; dan menyampaikan paparan dengan nalar, tenang, dan wajar.

4

argumentasi yang diungkapkan masih logis walaupun sedikit tidak sesuai dengan isi pembicaraan; pembicaraan mencakup paparan, fakta, dan contoh masalah; pemilihan kata yang digunakan cukup baik; cukup menghargai pendapat yang lain; dan menyampaikan paparan dengan cukup bernalar, tenang, dan wajar

3

argumentasi kurang logis; pembicaraan mencakup paparan dan fakta, atau paparan dan contoh masalah saja; menggunakan kosa kata yang kurang tepat; masih menghargai pendapat orang lain; dan menyampaikan paparan dengan cukup tenang, dan wajar

2

argumentasi tidak berhubungan dengan isi pembicaraan; pembicaraan mencakup paparan masalah saja; pilihan kata tidak sesuai, tidak menghargai lawan bicara; dan menyampaikan paparan dengan kurang baik.

1

argumentasi sangat tidak logis; tidak memaparkan gambaran masalah, fakta atau contoh masalah; dan menyampaikan pembicaraan dengan menggunakan kata yang buruk dan sikap penuh emosi.

5 Kualitas Isi

5

isi pembicaraan sangat bermakna, berhubungan dengan topik, disertai paparan fakta dan contoh relistik yang jelas, dan berisi


(2)

hal-hal sangat pokok dengan topik yang dibahas.

4

isi pembicaraan bermakna, berhubungan dengan topik, disertai paparan fakta dan contoh, dan berisi hal-hal pokok dengan topik yang dibahas.

3

isi pembicaraan dirasa cukup bermakna, berhubungan dengan topik, disertai paparan fakta dan contoh dan dinilai cukup dalam kegiatan berbicara.

2

isi pembicaraan kurang bermakna, kurang berhubungan dengan topik, disertai paparan fakta dan contoh yang kurang berkenaan dengan topiknya.

1

isi pembicaraan sangat jauh dari memadai, tidak sesuai dan tidak ada maknanya bagi topik pembicaraan.


(3)

Eka Nurul Setiawati, 2013

Pemanfaatan Media Video Lomba Debat Menggunakan Metode Bermain Peran Dalam Pembelajaran Berbicara (Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Tingkat Semenjana di SMKN 12 Bandung Tahun Ajaran 2012/ 2013 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, peneliti mendapat kesimpulan sebagai berikut.

1. Berdasarkan hasil prates, terdapat satu orang siswa memperoleh nilai berkategori baik, sembilan siswa memperoleh nilai pada kategori cukup, lima belas siswa memperoleh nilai pada kategori kurang, dan lima siswa memperoleh nilai pada kategori sangat kurang sehingga diperoleh nilai rata-rata sebesar 49,70. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan berbicara siswa kelas X PPU 4 SMKN 12 Bandung sebelum menggunakan media video Lomba Debat Tingkat SMA Se-Jawa Barat berkategori kurang.

2. Berdasarkan hasil pascates, empat orang siswa memperoleh nilai berkategori baik, enam belas siswa memperoleh nilai pada kategori cukup, sembilan siswa memperoleh nilai pada kategori kurang, dan satu siswa memperoleh nilai pada kategori sangat kurang sehingga diperoleh nilai rata-rata sebesar 59,63. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan berbicara siswa kelas X PPU 4 SMKN 12 Bandung setelah menggunakan media video Lomba Debat Tingkat SMA Se-Jawa Barat berkategori cukup. 3. Terdapat perbedaan pada kemampuan berbicara siswa sebelum dan sesudah

menggunakan media video Lomba Debat Tingkat SMA Se-Jawa Barat. Hal tersebut terbukti melalui pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil pengujian tersebut diperoleh t0 = 3,74 > t0,05(29) = (1,69) sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan kata lain, media video Lomba Debat Tingkat SMA Se-Jawa Barat efektif dan bermanfaat digunakan dalam pembelajaran berbicara di kelas X PPU 4, SMK Negeri 12 Bandung.


(4)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan, dan analisis data yang telah dilakukan oleh peneliti, terdapat beberapa saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pembelajaran berbicara umumnya, dan penggunaan media pembelajaran.

1. Media video Lomba Debat Tingkat SMA Se-Jawa Barat merupakan salah satu alternatif pilihan bagi guru untuk membantu siswa dalam pembelajaran berbicara. Media ini juga termasuk upaya menumbuhkan minat siswa untuk melaksanakan pembelajaran dengan aktif dan menyenangkan.

2. Hendaknya guru juga mengimbangi penggunaan media video Lomba Debat Tingkat SMA Se-Jawa Barat dengan metode pengajaran yang menarik.

3. Penulis berharap agar muncul penelitian-penelitian lebih lanjut untuk

menyempurnakan penelitian mengenai penggunaan media video Lomba Debat Tingkat SMA Se-Jawa Barat.


(5)

Eka Nurul Setiawati, 2013

Pemanfaatan Media Video Lomba Debat Menggunakan Metode Bermain Peran Dalam Pembelajaran Berbicara (Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Tingkat Semenjana di SMKN 12 Bandung Tahun Ajaran 2012/ 2013 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Apriliana, Hendra. (2012). Penggunaan Media Berita Dokumenter Dalam

Pembelajaran Berbicara Argumentasi. [Online] Tersedia:

publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/penggunaan-berita-dokumenter-dalam-pembelajaran-berbicara-argumentasi/2012.html. Diakses 20 Desember 2012

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsjad, Maidar G. Dan Mukti U.S. (1988). Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Bandung: Erlangga.

Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Aunurrahman. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Candra, Vera Viarini. (2011). Pemanfaatan Video Liputan 6 SCTV untuk Meningkatkan Kemampuan Pendapat Siswa. Skripsi. Bandung: tidak diterbitkan

Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Fitroh. (2012). Penerapan Metode Roll Playing dalam Pembelajaran Berbicara. Skripsi. Bandung: tidak diterbitkan.

Keraf, Gorys. (2004). Argumentasi & Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kurniawan, Khaerudin. (2012). Belajar dan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Bangkit Citra Persada.

Munadi, Yudhi. (2008). Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru). Jakarta: Gaung Persada Press.

Nuriyah. (2012). Prinsip-Prinsip Penggunaan Media. [Online] Tersedia:

file:///C:/Users/samsung/Downloads/unduhanrevisi/prinsip-prinsip-penggunaan-media.html. Diakses tanggal 28 Oktober 2013.

Sadiman, Afief, dkk. (1986). Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


(6)

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta.

Tarigan, Henry Guntur. (2008). Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.