PENGARUH STATIC EXERCISE OTOT QUADRICEPS FEMORIS TERHADAP AKTIFITAS FUNGSIONAL SENDI LUTUT AKIBAT Pengaruh Static Exercise Otot Quadriceps femoris Terhadap Aktifitas Fungsional Sendi Lutut akibat Osteoarthritis.

PENGARUH STATIC EXERCISE OTOT QUADRICEPS FEMORIS
TERHADAP AKTIFITAS FUNGSIONAL SENDI LUTUT AKIBAT
OSTEOARTHRITIS

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh :

MUHAMMAD GHILANG MAULUD SETYAWAN
J 120 110 070

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

HALAMAN PERSETUJUAN
NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

PENGARUH STATIC EXERCISE OTOT QUADRICEPS FEMORIS
TERHADAP AKTIFITAS FUNGSIONAL SENDI LUTUT AKIBAT

OSTEOARTHRITIS

Oleh:
Nama

: Muhammad Ghilang Maulud Setyawan

Nim

: J 120.110.070

Telah Membaca Dan Mencermati Naskah Artikel Publikasi Ilmiah, Yang Merupakan
Ringkasan Skripsi (Tugas Akhir) Dari Mahasiswa Tersebut

Surakarta,

Juli 2015

Menyetujui


Pembimbing I

Pembimbing II

Maskun Pudjianto, SMPh, SPd, M.Kes

Dwi Rosella Komala Sari, S.Fis, M.Fis, Dipl. Cidesco

PENGARUH STATIC EXERCISE OTOT QUADRICEPS FEMORIS
TERHADAP AKTIFITAS FUNGSIONAL SENDI LUTUT AKIBAT
OSTEOARTHRITIS
Muhmmad Ghilang Maulud Setyawan J120110070
Prodi S1 Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Pabelan Tromol I Pos Kartasura Telp. (0271) 717417 Surakarta 57102
ABSTRAK
Latar Belakang: Osteoatrhitis adalah suatu peradangan sendi yang ditandai dengan
pembengkakan sendi, warna kemerahan, panas, nyeri dan terjadinya gangguan gerak,
salah satu problematika yang sering dialami adalah nyeri. Interverensi fisioterapi yang
digunakan untuk mengurangi nyeri adalah static exercise otot quadriceps femoris.

Latihan static exercise adalah latihan statis atau dinamis yang berulang-ulang dengan
menggunakan kekuatan, tenaga dan ketahanan.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui pengaruh static exercise otot quadriceps
femoris terhadap aktifitas fungsional sendi lutut akibat osteoarthritis.
Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimental (eksperimen
semu) dan menggunakan pendekatan metode penelitian single-case research dengan
desain deskriptif analitik yang diterapi untuk 4 responden yang memenuhi kriteria
inklusi. Penelitian dilakukan di Posyandu Mawar Indah Pabelan Kartasura. Analisis
hasil penelitian ini dengan cara menggambarkan hasil dari T1 sampai dengan T12
yang digambarkan dalam bentuk table dan grafik.
Hasil Penelitian: Adanya penurunan nyeri osteoathritis lutut dengan menggunakan
Womac Indeks. Pada masing-masing sampel yaitu pada responden Ny Sm sebesar
0.041%, Ny Tm sebesar 0.026%, Ny Hn sebesar 0.038%, dan Ny Ss sebsar 0.047%.
Kesimpulan: Bahwa static exercise otot qudriceps femoris memberikan efek positif
dalam pengurangan nyeri osteoarthritis lutut.
Kata Kunci: Static exercise, Osteoarthritis.

ABSTRAK
Background: Osteoatrhitis is an inflammation of joints that marked with joint
swelling , a reddish color , heat , pain and disruption of the motion , one of the

problems it was often experienced is pain .Psychotherapy interference used to reduce
pain is static exercise femoris quadriceps muscle .Static exercise training is static
exercise or dynamic with repeated use of force , power and resilience.
The Objective of Research: : To know the influence of static exercise femoris
quadriceps muscle on the knee joint functional activity due to osteoarthritis.
The Method of Research: kind of this research is an experimental quasi ( experiment
specious and adopting a method of research single-case research with a design that
analytic descriptive in therapy to 4 of respondents who meet the criteria for inclusion
.Research is done in Posyandu Mawar Indah Pabelan Kartasura. An analysis of the
results on this research is describing the results from t1 until t12 described in the
table and graphs.
Result of the Research: a decrease in pain osteoatrhitis the knee used womac index
.In each sample is on respondents mrs Sm 0.041 % , mrs Tm 0.026 % , mrs Hn 0.038
% , and mrs Ss 0.047 % .
Conclusion: The exercise that static qudriceps femoris provide positive effect for the
reduction of pain osteoarthritis knee.
Keywords: static exercise, osteoarthritis.

PENDAHULUAN
Proses penuaan akan menyebabkan berbagai perubahan yang terjadi di dalam

tubuh seperti perubahan fisik dan fisiologi tubuh sehingga akan mengakibatkan
penurunan di dalam sistem imun dan sistem muskulokeletal dari perubahan tersebut
lansia akan mengalami berbagai penyakit salah satunya yaitu osteoathritis.
Osteoathritis adalah suatu peradangan sendi yang ditandai dengan pembengkakan
sendi, warna kemerahan, panas, nyeri dan terjadinya gangguan gerak. Pada keadaan
ini lansia sangat terganggu, apabila lebih dari satu sendi yang terserang (Santoso,
2009).
Pada tahun 2000 jumlah lansia di indonesia diproyeksikan sebesar 7,28% dan
pada tahun 2020 menjadi sebesar 11,43% (Maryam, 2008). Menurut Nugroho (2008)
hampir 8% orang yang berusia 50 tahun keatas mempunyai keluhan pada sendinya,
terutama linu, pegal dan kadang-kadang terasa sangat nyeri. Salah satu bagian sendi
yang sering terkena adalah sendi lutut dikarenakan sendi tersebut sering menahan
berat badan tubuh. Berdasarkan hasil dari wawancara di Posyandu Wamar Indah pada
tanggal 28 Febuari 2015 didapatkan data 7 lansia yang mengalami nyeri pada sendi
lutut.
Gejala yang sering terjadi pada sendi lutut adalah nyeri yang di akibatkan oleh
kerusakan pada permukaan sendi tulang yang banyak di temukan pada lansia sehingga
aktifitasnya sehari-hari terganggu (Nugroho, 2008).
Bedasarkan dari latar belakang di atas menunjukan bahwa gejala umum pada
penderita OA adalah nyeri yang akan menurunkan fungsional dan stabilisasi sendi

lutut yang akan menyebabkan atrofi pada otot, salah satu metode fisioterapi yang
menaikan aktifitas fungsional adalah static exercise

LANDASAN TEORI
Osteoarthritis adalah penyakit athritis degeneratif, atau penyakit sendi
degeneratif, yaitu penyakit sendi menahun yang ditandai dengan adanya
kemunduran pada tulang rawan sendi dan tulang di dekatnya, yang disertai
pembentukan (proliferasi) dari tulang baru dan jaringan lunak di dalam dan sekitar
sendi. (Junaidi, 2013).
Dalam sendi yang normal memiliki derajat gesekan yang rendah sehingga
tidak akan mudah aus, kecuali jika di gunakan secara berlebihan akan mengalami
cidera. OA berawal dari kelainan yang terjadi pada sel-sel yang membentuk
komponen tulang rawan, seperti kolagen (serabut protein yang kuat pada jaringan
ikat) dan proteoglikan (bahan yang membentuk daya lentur tulang rawan) kemudian
terjadi kerusakan pada sendi (Junaidi, 2013).
Selanjutnya tulang rawan tumbuh terlalu banyak, tetapi pada akhirnya akan
menipis dan membentuk retakan di permukaan. Alhasil, rongga kecil akan terbentuk
di dalam sum-sum tulang yang terletak di bawah kartilago tersebut sehingga tulang
menjadi rapuh. Tulang mengalami pertumbuhan berlebihan di pinggir sendi dan
menyebabkan benjolan (osteofit), yang bisa dilihat atau diraba. Benjolan ini

mempengaruhi fungsi sendi yang normal dan menyebabkan nyeri. (Junaidi, 2013).
Pada akhirnya, permukaan tulang rawan yang halus dan licin berubah menjadi
kasar dan berlubang-lubang, sehingga sendi tidak lagi dapat bergerak secara halus
atau bebas. Semua komponen sendi (tulang, kapsul sendi, jaringan sinovial, tendon
dan tulang rawan) mengalami kegagalan dan terjadi kelainan sendi (Junaidi, 2013).
Static exerise adalah Static exercise adalah latihan statis atau dinamis yang
berulang-ulang dengan menggunakan kekuatan, tenaga dan ketahanan (Novita,

2010). Untuk intensitas yang digunakan adalah 60% sampai 80% kekuatan
maksimal, dengan durasi 10 detik, frekwensi 3 kali latihan, dan pengulangan
sebanyak 10 kali (Novita, 2010).
METODELOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental (eksperimen
semu) dan menggunakan pendekatan metode penelitian single-case research dengan
desain deskriptif analitik.
Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan
kriteria insklusi dan eksklusi. Analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh
static exercise otot quadriceps femoris terhadap aktifitas fungsional sendi lutut akibat
osteoarthritis dengan menggunakan deskriptif analitik.
HASIL DAN PENELITIAN

A. Hasil
1. Data Umum Responden
1) Responden Ny. Sm
a) Nama

: Ny. Sm

b) Umur

: 70 Th

c) Alamat

: Banaran RT 02 RW 01

d) Jenis Kelamin

: Perempuan

e) Berat Badan


: 60 kg

f) Tinggi Badan

: 158 cm

g) IMT

: 24.09 Kg/m2

2) Ny. Tm
a) Nama

: Ny. Tm

b) Umur

: 68 Th


c) Alamat

: Banaran RT 02 RW 01

d) Jenis Kelamin

: Perempuan

e) Berat Badan

: 62 kg

f) Tinggi Badan

: 168 cm

g) IMT

: 21.98 Kg/m2


3) Ny. Hn
a) Nama

: Ny. Hn

b) Umur

: 73 Th

c) Alamat

: Banaran RT 02 RW 01

d) Jenis Kelamin

: Perempuan

e) Berat Badan

: 64 kg

f) Tinggi Badan

: 165 cm

g) IMT

: 23.41 Kg/m2

4) Ny. Ss
a) Nama

: Ny. Ss

b) Umur

: 70 Th

c) Alamat

: Banaran RT 02 RW 01

d) Jenis Kelamin

: Perempuan

e) Berat Badan

: 59 kg

f) Tinggi Badan

: 159 cm

g) IMT

: 23.41 Kg/m2

2. Hasil penelitain
a. Ny. Sm
Tabel 4.1. Pegukuran aktifitas fungsional dengan menggunakan Indeks
Womac

Treatment

O1

O2

1

0.65

0.64

2

0.65

0.59

3

0.61

0.52

4

0.54

0.53

5

0.55

0.54

6

0.51

0.50

7

0.52

0.51

8

0.51

0.48

9

0.48

0.46

10

0.45

0.44

11

0.44

0.44

12

0.43

0.43

Keterangan:
O1 : observasi sebelum dilakukan treatment
O2 : observasi setelah dilakukan treatment
Pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai nyeri yang dirasakan oleh Ny.
Tm mengalami penurunan dari treatment pertama hingga treatment
keenam. Dari nilai nyeri tretment pertama sebesar 0.65 di hari pertama
maka peneliti memberikan treatment agar ada perubahan pada nyerinya.
Pada treatment keduabelas ada penurunan sebesar 0.43 yang artinya
ada perubahan yang ditunjukkan setelah dilakukan latihan static exercise.

b. Ny. Tm
Tabel 4.2. Pegukuran aktifitas fungsional dengan menggunakan Indeks
Womac
Treatment

O1

O2

1

0.55

0.54

2

0.55

0.54

3

0.52

0.51

4

0.51

0.48

5

0.51

0.48

6

0.48

0.47

7

0.46

0.46

8

0.45

0.44

9

0.45

0.44

10

0.43

0.42

11

0.41

0.40

12

0.41

0.40

Keterangan:
O1 : observasi sebelum dilakukan treatment
O2 : observasi setelah dilakukan treatment
Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai nyeri yang dirasakan oleh Ny.
Tm mengalami penurunan dari treatment pertama hingga treatment
keenam. Dari nilai nyeri tretment pertama sebesar 0.55 di hari pertama
maka peneliti memberikan treatment agar ada perubahan pada nyerinya.

Pada treatment keduabelas ada penurunan sebesar 0.40 yang artinya
ada perubahan yang ditunjukkan setelah dilakukan latihan static exercise.
c. Ny. Hn
Tabel 4.3. Pegukuran aktifitas fungsional dengan menggunkan Indeks
Womac
Treatment

O1

O2

1

0.65

0.59

2

0.61

0.52

3

0.54

0.53

4

0.54

0.53

5

0.51

0.5

6

0.51

0.5

7

0.48

0.46

8

0.45

0.44

9

0.45

0.44

10

0.43

0.43

11

0.41

0.41

12

0.41

0.41

Keterangan:
O1 : observasi sebelum dilakukan treatment
O2 : observasi setelah dilakukan treatment
Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai nyeri yang dirasakan oleh Ny.
Tm mengalami penurunan dari treatment pertama hingga treatment

keenam. Dari nilai nyeri tretment pertama sebesar 0.65 di hari pertama
maka peneliti memberikan treatment agar ada perubahan pada nyerinya.
Pada treatment keduabelas ada penurunan sebesar 0.41 yang artinya
ada perubahan yang ditunjukkan setelah dilakukan latihan static exercise
d. Ny. Ss
Tabel 4.4. Pegukuran aktifitas fungsional dengan meggunakan Indeks
Womac
Treatment

O1

O2

1

0.61

0.54

2

0.61

0.53

3

0.55

0.52

4

0.54

0.52

5

0.52

0.51

6

0.51

0.50

7

0.48

0.47

8

0.46

0.45

9

0.44

0.43

10

0.42

0.41

11

0.41

0.40

12

0.41

0.40

Keterangan:
O1 : observasi sebelum dilakukan treatment
O2 : observasi setelah dilakukan treatment

Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai nyeri yang dirasakan oleh Ny.
Tm mengalami penurunan dari treatment pertama hingga treatment
keenam. Dari nilai nyeri tretment pertama sebesar 0.61 di hari pertama
maka peneliti memberikan treatment agar ada perubahan pada nyerinya.
Pada treatment keduabelas ada penurunan sebesar 0.40 yang artinya
ada perubahan yang ditunjukkan setelah dilakukan latihan static exercise.
B. Pembahasan
1. Gambaran Hasil Terapi Static otot Quariceps femoris.
a. Ny. Sm

Gambar 4.1. Grafik Gambaran Penurunan Nyeri Osteothritis Lutut pada
Ny. Sm
Berdasarkan pada gambar grafik 4.1 menunjukkan bahwa Ny. Sm
sebelum diberikan perlakuan, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan
dengan Womac Indeks mendapatkan hasil 0.65. kemudian memberikan
treatment pertama dengan menggunakan statis exercise mendapatkan hasil
0.64. Diperoleh selisih pada treatment pertama yaitu 0.01, akan tetapi pada
hari ketiga dan keempat sebesar 0.53 dan 0.54 di karenakan selama dua hari

Ny. Sm kecapekan karena membantu anaknya berjualan, dan hal ini
berakibat pada nyeri lutut yang dirasakan. Treatment pada hari kesebelas
dan dua belas nyeri pada lutut Ny. Sm sebesar 0.40 dengan selisi nyeri pada
lutut sebesar 0.00, hal ini dimungkinkan Ny. Sm menuruti anjuran
fisioterapi, yaitu untuk mendapatkan hasil yang baik maka selama
menjalani terapi harus diimbangi dengan tidak melakukan pekerjaan yang
berat sehingga nyeri pada lutut berkurang.
b. Ny.Tm

Gambar 4.2. Grafik Gambaran Penurunan Nyeri Osteorthritis Lutut pada
Ny. Tm
Berdasarkan pada gambar grafik 4.2 menunjukkan bahwa Ny. Tm
sebelum diberikan perlakuan, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan
dengan Womac Indeks mendapatkan hasil 0.55. Kemudian terapis
memberikan treatment 1 dengan menggunakan statis exercise mendapatkan
hasil 0.54. Diperoleh selisih pada treatment pertama yaitu 0.01, akan tetapi
pada hari keempat dan kelima diperoleh selisih 0.03 di karenakan selama

dua hari Ny. Tm kecapekan karena bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu
menyapu, memasak, mengepel, mencuci bahkan Ny. Tm mengangkat
ember yang berisikan 10 liter setiap harinya untuk mengisi kolam
dirumahnya. Dalam melakukan pekerjaan sehari-hari Ny. Tm selalu
menggunakan deker yang bertujuan untuk inmobilisasi sendinya agar
berkurang rasa nyerinya. Treatment pada hari ketuju nyeri pada lutut Ny.
Tm sebesar 0.46 dengan selisihi lutut selisih 0.00, hal ini dikarenakan Ny.
Tm mengurangi aktifitas yang berlebihan.
a. Ny. Hn

Gambar 4.3. Grafik Gambaran Penurunan Nyeri Osteothritis Lutut pada
Ny. Hn
Berdasarkan gambar grafik 4.3 diketahui sebelum dilakukan perlakuan
dilakukan pemeriksaan dengan Womac Indeks mendapatkan hasil 0.65.
Pada treatment pertam diperoleh hasil dari nyeri sebesar 0.59, hal ini
menunjukkan selisih pada treatment pertama sebesar 0.06. Akan tetapi pada

hari kedua mendapatkan selisih 0.09 dikarenakan Ny. Hn terpleset dari
kamar mandi. Pada hari kesebelas dan dua belas memiliki selisih 0.00 di
karenakan Ny. Hn rutin melakukan latihan dan mengurangi aktivitas yang
berat.
b. Ny. Ss

Gambar 4.4. Grafik Gambaran Penurunan Nyeri Osteothritis Lutut pada
Ny. Ss
Berdasarkan gambar grafik 4.4 menunjukan pada treatment kesatu
dan dua sebesar 0.52 dengan selish 0.08 dikarenakan Ny. Ss belum
mengurangi aktifitas yang berat misalnya membawa ember yang berisikan
kain kedepan rumah untuk di jemur. Selanjutnya terapis kembali
memberikan latihan pada treatment ketiga, dua samapi treatmen ketujuh
menunjukan ada pengurangan nyeri pada lutut Ny. Ss. Namun pada
treatment kedelapan dan sembilan sebesar 0.45 dan 0.43 dengan selisih
0.02 Ny. Ss kembali merasakan nyeri dan diketahui nilai selisih 0,02. Hal
ini dikarenakan Ny. Ss terpeleset pada saat membawa jemuran setalah

terpelesat Ny. Ss merasakan nyeri lagi dan langsung memberikan es ke
lututnya sehingga rasa nyeripun hilang. Pada treatment kesebelas dan dua
belas sebesar 0.40 dengan selisih 0.01 yang berati mengalami penurunan
pada nyerinya sehingga menandakan bahwa latihan static exercise adalah
salah satu metode untuk menurunkan nyeri.

DAFTAR PUSTAKA

Junaidi, Iskandar. 2013. Rematik dan Asam Urat. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer
Maryam. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika
Nugroho, Wahyudi. 2008. Keperawatan Lanjut Usia. Jakerta : EGC.
Arovah, Novita Intan. 2010. Dasar-dasar Fisioterapi pada Cedera Olahraga.
Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Latihan Close Kinetic Chain dengan Static Quadriceps terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Quadriceps Femoris pada Penderita Osteoarthritis Lutut

0 4 8

PENGARUH LATIHAN SANDBAG DAN LATIHAN SEPEDA STATIS TERHADAP AKTIFITAS FUNGSIONAL OSTEOARTHRITIS LUTUT Pengaruh Latihan Sandbag Dan Latihan Sepeda Statis Terhadap Aktifitas Fungsional Penderita Osteoarthritis Lutut.

1 19 12

PENGARUH STATIC EXERCISE OTOT QUADRICEPS Pengaruh Static Exercise Otot Quadriceps femoris Terhadap Aktifitas Fungsional Sendi Lutut akibat Osteoarthritis.

0 3 16

PENGARUH LATIHAN CLOSE KINETIC CHAIN DENGAN STATIC Pengaruh Latihan Close Kinetic Chain Dengan Static Quadriceps Terhadap Peningkatan Aktifitas Fungsional Pada Penderita Osteoarthritis.

0 1 19

PENDAHULUAN Pengaruh Latihan Close Kinetic Chain Dengan Static Quadriceps Terhadap Peningkatan Aktifitas Fungsional Pada Penderita Osteoarthritis.

0 1 4

PENGARUH LATIHAN CLOSE KINETIC CHAIN DENGAN STATIC QUADRICEPS TERHADAP PENINGKATAN Pengaruh Latihan Close Kinetic Chain Dengan Static Quadriceps Terhadap Peningkatan Aktifitas Fungsional Pada Penderita Osteoarthritis.

0 1 15

PENGARUH EFEK NEUROMUSCULAR ELECTRICAL STIMULATION DAN EXERCISE TERHADAP KEKUATAN OTOT QUADRICEPS Pengaruh Efek Neuromuscular Electrical Stimulation Dan Exercise Terhadap Kekuatan Otot Quadriceps Penderita Osteoarthritis.

0 1 14

PENGARUH PROGRESSIVE RESISTANCE EXERCISE (PRE) TERHADAP PENURUNAN NYERI LUTUT DAN PENINGKATAN Pengaruh Progressive Resistance Exercise (PRE) Terhadap Penurunan Nyeri Lutut Dan Peningkatan Kekuatan Otot Quadriceps Pada Osteoarthritis (OA) Sendi Lutut.

0 0 16

PENDAHULUAN Pengaruh Progressive Resistance Exercise (PRE) Terhadap Penurunan Nyeri Lutut Dan Peningkatan Kekuatan Otot Quadriceps Pada Osteoarthritis (OA) Sendi Lutut.

0 1 4

PENGARUH PROGRESSIVE RESISTANCE EXERCISE (PRE) TERHADAP PENURUNAN NYERI LUTUT DAN PENINGKATAN KEKUATAN OTOT Pengaruh Progressive Resistance Exercise (PRE) Terhadap Penurunan Nyeri Lutut Dan Peningkatan Kekuatan Otot Quadriceps Pada Osteoarthritis (OA) Se

0 1 15