ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN METODE HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) DI CV. PRIMA MANDIRI TEKNIK SURABAYA.

ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJ A (K3)
DENGAN METODE HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP)
DI CV. PRIMA MANDIRI TEKNIK SURABAYA

SKRIPSI

DISUSUN OLEH :

ERA WEGAS SUPRIYANTO
0832015021

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI
ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJ A (K3)
DENGAN METODE HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP)
DI CV. PRIMA MANDIRI TEKNIK SURABAYA

Oleh :

ERA WEGAS SUPRIYANTO
0832015021
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Negara Lisan
Gelombang V Tahun Ajaran 2012 – 2013

Mengetahui
Dosen Pembimbing I

Ir. Er lina P, MT
NIP. 19580828 1989032 001

Mengetahui
Dosen Pembimbing II


Ir. Tri Susilo, MM
NIP. 19550708 1989031 001

Mengetahui,
Ketua J urusan Teknik Industri
UPN “Veteran” J awa Timur

Dr. Ir. Minto Waluyo, MM
NIP. 19611130 199003 1 001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJ A (K3)
DENGAN METODE HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP)
DI CV. PRIMA MANDIRI TEKNIK SURABAYA
Disusun Oleh :


ERA WEGAS SUPRIYANTO
0832015021
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
J urusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal : 31 J ANUARI 2013
Dosen Penguji :
1.

Dosen Pembimbing :
1.

Ir.Rr.Rochmoeljati,MMT
NIP. 19611029 1991032 001

Ir. Er lina P, MT
NIP. 19580828 198903 2 001
2.

Ir. Hari Purwoadi, MM

NIP. 19480828 198403 1001

Ir. Tri Susilo, MM
NIP. 19550708 1989031 001

2.

3.

Ir.Elina P,MT
NIP.19580828 198903 2 001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Ir. Sutiyono, MT
NIP. 19600713 198703 1 001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJ A (K3)
DENGAN METODE HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP)
DI CV. PRIMA MANDIRI TEKNIK SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syar at
Untuk Memper oleh Gelar Sar jana Teknik
J ur usan Teknik Industr i

Oleh :
ERA WEGAS SUPRIYANTO
0832015021

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMIUR
2013


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,
taufik, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Skripsi
ini yang berjudul “Analisis Kecelakaan Dan Kesehatan Kerja Dengan Metode Hazard
And Operability (HAZOP) Di CV.Prima Mandiri Teknik”.
Adapun laporan Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar
Sarjana Teknik di jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Laporan ini dapat terselesaikan karena tidak lepas dari bimbingan pengarahan,
petunjuk, dan bantuan dari berbagai pihak yang membantu dalam penyusunannya. Oleh
karena itu, penulis tidak lupa untuk menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang
tak terhingga kepada :
1. Bapak Ir. Sutiyono, MT, sebagai Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN
“Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Ir. Minto Waluyo, MM, sebagai Ketua Jurusan Teknik Industri UPN
“Veteran” Jawa Timur.

3. Ir. Erlina P, MT dan Ir. Tri Susilo, MM, selaku dosen pembimbing skripsi.
4. Dosen penguji atas waktu yang diluangkan kepada kami.
5. Pimpinan CV. Prima Mandiri Teknik untuk memberikan tempat penelitian saya.
6. Semua karyawan CV. Prima Mandiri Teknik

yang telah banyak membantu

selama penulis melaksanakan skripsi.

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7. Keluargaku, terutama Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan dukungan,
semangat, dan bantuan baik secara moril maupun materiil dalam proses
penyusunan laporan ini..

Rekan-rekan Angkatan 2008 yang telah mendukung dalam penyusunan laporan.
Dalam penulisan laporan ini penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna dan banyak kekurangannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan masukan,

kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan dan kebaikan laporan ini.
Akhir kata semoga laporan Skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada
pembaca dan menambah wawasan kita bersama.

Surabaya, 10 Januari 2013

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN J UDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ..........................................................................

i

DAFTAR ISI ........................................................................................


iii

DAFTAR TABEL ................................................................................

vii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................

x

ABSTRAKSI
BAB I

PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang ......................................................................

1

1.2 Perumusan Masalah ...............................................................

3

1.3 Batasan Masalah ....................................................................

3

1.4 Asumsi ..................................................................................

4

1.5 Tujuan Penelitian ...................................................................

4


1.6 Manfaat Penelitian .................................................................

4

1.7 Sistematika Penulisan ............................................................

5

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Keselamatan (Safety) dan Kesehatan (Health)..........

7

2.2 Perundang-undangan Keselamatan dan kesehatan Kerja ........... 7
2.3 UU No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja ................ ... 8
2.4 Kecelakaan Kerja .................................................................. ... 9

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.4.1 Bahaya Ditempat Kerja ...............................................
2.4.2 Faktor Penyebab Kecelakaan.................................

15

2.4.3 Kategori kecelakaan Kerja....................................

16

10

2.5 Perhitungan Tingkat Implementasi Program..........................

18

2.5.1 Penentuan Tingkat Implementasi Program K3......................

20

2.6 Definisi Hazards ..................................................................

20

2.6.1 Kategori Hazards .......................................................

21

2.6.2 Operability .................................................................

22

2.6.3 Risk Assesment ..........................................................

22

2.6.4 Metode-metode Statistik yang Dipakai..................

23

2.7 Identifikasi Resiko .................................................................

25

2.7.1 Penilaian Resiko...........................................................

26

2.8 Keselamatan Kerja ................................................................

27

2.9 Kembangkan Solusi Alternatif (Develop Alternatif Solution)..... 29
2.10 Memutuskan Tindakan yang akan diambil (Decide What to do) 30
2.11 Teori Populasi .....................................................................

31

2.12 Variabel-variabel yang Digunakan Dalam Kuisioner........

32

2.13 Penelitian Terdahulu....................................................

......

33

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................

36

3.2 Identifikasi Variabel dan Definisi operasional Variabel..........

36

3.2.1 Identifikasi Variabel........................................................

36

3.3 Metode Pengumpulan Data ....................................................

39

3.4 Metode Pengolahan Data .......................................................

40

BAB III

METODE PENELITIAN

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.4.1 Perhitungan Implementasi Program K3 ........................

40

3.4.2 Penentuan Penentuan Kategori Kecelakaan Kerja........

42

3.4.3 Penentuan level / Tingkat Implementasi Program K3 ..

42

3.4.4 Penentuan Level Dengan Pendekatan Risk Assesment..

43

3.4.5 Tindakan Pencegahan Dan Pengendalian ....................

43

3.5 Langkah-Langkah Pemecahan Masalah ..................................

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengumpulan Data .................................................................

50

4.1.1 Data Primer ..................................................................

50

4.1.2 Data Sekunder ..............................................................

50

4.1.3. Data Kecelakaan Kerja ................................................

51

4.1.4. Data Kuisioner Penilaian Tingkat Implementasi Program
K3 .................................................................................

52

4.1.5. Pengolahan Data Kuisioner ..........................................

53

4.1.6 Uji Validitas Dan Reliabilitas .......................................

53

4.2 Pengolahan Data ....................................................................

55

4.2.1 Perhitungan Tingkat kinerja Implementasi Program K3

55

4.2.2 Penentuan Kategori Kecelakaan Keja ...........................

59

4.2.3 Penentuan Tingkat / Level Implementasi Program K3 ...

61

4.2.4 Identifikasi dan Pengkategorian Hazards .......................

62

4.3 Faktor Penyebab Kecelakaan ..................................................

65

4.3.1 Usulan Perbaikan Untuk Mengatasi Masalah
Jarak Mesin.....................................................................

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

65

4.3.2

Usulan

Perbaikan

Untuk

Mengatasi

Masalah

Kurang

Diperhatikannya APD ..............................................

66

4.4 Analisa dan Pembahasan .........................................................

67

4.4.1 Analisa Perhitungan Tingkat Implementasi Program k3
.................................................................................

67

4.4.2 Analisa Perhitungan Tingkat Kecelakaan Program K3

70

4.4.3 Analisa Penentuan Level .............................................

71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ...........................................................................

72

5.2 Saran.....................................................................................

73

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJ A (K3)
DENGAN METODE HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP)
DI CV. PRIMA MANDIRI TEKNIK SURABAYA
ABSTRAKSI
Hazop merupakan sebuah proses untuk mengidentifikasi hazard. Konsep
dari Hazop meliputi pemeriksaan bagaimana sebuah sistem mengalami
penyimpangan dari desainnya dan konsekuensi yang terjadi yang dapat membuat
efek negatif pada proses operasi. Dari semua akibat yang mungkin terjadi, dapat
dilihat apakah penyimpangan tersebut dapat menimbulkan bahaya.
CV. Prima Mandiri Teknik yang berlokasi di Jl. Raya Kebonsari no 23D
Surabaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perbaikan dan
pembuatan spare part. . CV. Prima Mandiri Teknik mulai berproduksi dengan bahan
baku besi sesuai spesifikasi permintaan. Hasil produksi tersebut sebagian besar untuk
spare part alat berat, seperti Fork Lift, Escavator, Crane. Dalam lingkungan industri

khususnya di CV. Prima Mandiri Teknik masih terjadi kecelakaan kerja yang
menyebabkan luka gores, dan bengkak pada bagian tangan karena tangan yang
masuk dalam mesin bubut, terjepit conveyor menyebabkan bengkak pada telapak
tangan, serta masih ada lagi beberapa kecelakaan kerja yang terjadi.
Tujuan dilakukannya penelitian di CV. Prima Mandiri Teknik adalah
untuk mengetahui penyebab kecelakaan yang terjadi dan mengetahui tingkat
kecelakaan kerja yang terjadi di CV. Prima Mandiri Teknik. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini mengimplementasikan metode HAZOP dalam
menganalisis kesehatan dan keselamatan kerja. Dengan metode ini nantinya akan
mengetahui level/tingkat kecelakaan di CV. Prima Mandiri Teknik.
Berdasarkan hasil penelitian didapat 23 kasus kecelakaan, 5 (lima)
berkategori hijau dan 18 (delapan belas) berkategori kuning. Penyebab dari
kecelakaan tersebut berasal dari masalah jarak mesin serta kurang diperhatikannya
APD (alat pelindung diri). Pencapaian Implementasi Progam K3 CV. Prima
Mandiri Teknik (Berada pada Range 60%-84%) dengan level 3 (hati-hati) dengan
ketegori warna KUNING.

Kata kunci : kesehatan dan keselamatan kerja, hazards, risk assessment, hazop.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY ANALYSIS (K3)
HAZARD AND METHOD OPERABILITY (HAZOP)
IN CV. PRIMA MANDIRI TEKNIK SURABAYA
ABSTRACT

HAZOP is a process to identify the hazard. The concept of HAZOP
includes examining how a system run deviations from the design and the
consequences that occur that can create a negative effect on the operation. Of all
the consequences that may occur, it can be seen whether these deviations can
causeharm.
CV. Prima Mandiri Engineering is located at Jl. Kingdom Kebonsari no
23D Surabaya is a company engaged in the repair and manufacture of spare parts.
. CV. Prima Mandiri Engineering started production with an iron feedstock
demand specifications. The production is mostly for heavy equipment spare part,
such as Fork Lift, Escavator, Crane. In industrial environments, especially in CV.
Prima Mandiri Engineering is still working accidents that cause scratches and
swelling on the hands because the hands are in the lathe, sandwiched conveyor
causes swelling in the palm of your hand, and there are still a couple of accidents
that
occur.
The purpose of the research on the CV. Prima Mandiri Engineering is to
find the cause of the accident and determine the level of accidents that occurred in
the CV. Prima Mandiri Engineering. The method used in this study to implement
the method in analyzing HAZOP health and safety. By this method will be to
know the level / rate of accidents in the CV. Prima Mandiri Engineering.
Based on the results obtained 23 cases of accidents, 5 (five) green category
and 18 (eighteen) yellow category. The cause of the accident from a distance
engine problems and lack of attention to PPE (personal protective equipment).
Achievement Program Implementation K3 CV. Prima Mandiri Engineering
(Located on Range 60% -84%) and level 3 (carefully) with a YELLOW color
categories.

Keywords: health and safety, hazards, risk assessment, HAZOP.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Pesatnya perkembangan teknologi tentunya akan berpengaruh terhadap

masqalah keselamatan dan kesehatan kerja penanggulangan peralatan produksi
baik kecil maupun besar, masing-masing tentu memiliki segi positif dan negatif.
Dengan banyaknya teknologi baru, manusia dipermudah pekerjaannya, bahkan
hasilnya pun jauh lebih baik. Tetapi perubahan-perubahan seperti itu juga bisa
menimbulkan dampak negatif terhadap para pekerja maupun perusahaan,
khususnya dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja. Identifikasi awal terhadap
Hazard yang timbul sangat berguna untuk mencegah kecelakaan kerja. Penerapan
program keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan, tentunya akan sangat
membantu terhadap kelangsungan jalannya produksi. Salah satu akibat fatal
dengan terjadinya kecelakaan kerja, perusahaan bisa kehilangan jam kerja, bahkan
dapat menyebabkan kegiatan produksi terhenti.
CV. Prima Mandiri Teknik adalah suatu perusahaan yang berjalan di
bidang perbaikan dan pembuatan spare part yang bertempat di Surabaya yang
menghasilkan produk spare part alat berat sebagai produk utama. CV. Prima
Mandiri Teknik mulai berproduksi dengan bahan baku besi sesuai spesifikasi
permintaan. Hasil produksi tersebut sebagian besar untuk spare part alat berat,
seperti Fork Lift, Escavator, Crane. CV. Prima Mandiri Teknik mulai berdiri
tahun 2000 dimana berkantor pusat dan sekaligus lokasi kegiatan industrinya ada
di Surabaya. Dalam pelaksanaan produksi menggunakan mesin Bubut, Skrap,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Frais, Hobbing, Bor, Gerinda. Namun kenyataannya sering terjadi kecelakaan
pada bagian Grinding. Pengukuran kecelakaan kerja di CV. Prima Mandiri Teknik
masih cukup tinggi, hal ini dapat dilihat dalam penelitian berupa data jumlah
kecelakaan kerja selama kurang lebih 1 tahun sebanyak 23 kasus kecelakaan. Si
pekerja mengalami kecelakaan kerja saat menggerinda. Besi tersebut tidak pada
posisinya sehingga didorong dengan tangan terbuka dan mengenai pekerja, setelah
diperiksa ternyata bagian jari tengah tangan pekerja kukunya terkelupas. Data
diatas menunjukkan betapa tingginya tingkat kecelakaan kerja. Data tersebut
belum bisa mewakili jumlah kecelakaan kerja yang sebenarnya terjadi karena
banyaknya kasus kecelakaan kerja tidak dilaporkan yang jumlahnya diperkirakan
lebih banyak lagi.
Dalam lingkungan industri khususnya di CV. Prima Mandiri Teknik
Surabaya, berbagai potensi bahaya misalnya bahaya pada mesin gerinda yang
menyebabkan tangan karyawan terluka dan senantiasa dijumpai serta belum
terukurnya secara lengkap potensi bahaya (hazard) adalah problematika yang ada
di perusahaan tersebut, cara yang dapat dilakukan adalah menerapkan dan
mengukur tingkat keberhasilan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
untuk mengkategorikan hazard dengan menggunakan metode Risk Assessment,
yang ditentukan berdasar pada parameter banyaknya kecelakaan yang terjadi.
Dari hasil pengukuran tersebut akan memberi gambaran mengenai tingkat
implementasi program K3 dan rekomendasi atau saran mengenai kekurangan yang
perlu diperbaiki atau keberhasilan yang perlu dipertahankan dan lebih
ditingkatkan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Untuk menganalisa tingkat hazard, peneliti menggunakan metode Hazard
And Operability (HAZOP). Metode Hazard And Operability (HAZOP) adalah
suatu metode yang berfungsi menganalisa dan mengidentifikasi resiko-resiko
yang ada dalam suatu proses produksi. Dengan menerapkan metode Hazard And
Operability (HAZOP), diharapkan dapat dilakukan usaha pencegahan dan
pengurangan terjadinya kecelakaan kerja yang terjadi diperusahaan, dan
menghindari serta menanggulangi resiko tersebut dengan cara yang tepat.

1.2

Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

“Mengetahui berapakah tingkat kecelakaan kerja dan mengidentifikasi
upaya pencegahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang terjadi di
CV. PRIMA MANDIRI TEKNIK?”.

1.3

Batasan Masalah
Agar penelitian ini sesuai dengan yang direncanakan, serta lebih jelas dan

terarah kerangka analisisnya maka perlu dibuat batasan masalah sebagai
berikut :
1.

Lingkungan yang diamati hanya berada pada area proses produksi

2.

Data kecelakaan kerja mulai Bulan Agustus 2011 sampai September 2012.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1.4

Asumsi
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1.

Sistem Manajemen K3 (SMK3) yang diterapkan oleh CV. Prima Mandiri
Teknik tidak mengalami perubahan selama penelitian berlangsung.

2.

Responden bersikap objective dalam memberikan penilaian terhadap
implementasi program K3.

3.

Data yang diambil secara umum dianggap telah mewakili keadaan
lingkungan kerja di CV. Prima Mandiri Teknik.

4.

Kuisioner yang diberikan berdasarkan standart hazops, mudah dipahami
dan dimengerti oleh pihak responden.

1.5

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian tugas akhir ini adalah sebagai

berikut :
1.

Mengetahui penyebab kecelakaan yang terjadi di CV. Prima Mandiri
Teknik.

2.

Mengetahui tingkat kecelakaan kerja di CV. Prima Mandiri Teknik
Surabaya.

1.6

Manfaat Penelitian
Manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.

Bagi perusahaan.
a. Mengetahui tingkat keselamatan kerja berdasarkan banyaknya
kecelakaan kerja untuk tiap karyawan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

b.

Mengetahui upaya pencegahan kecelakaan kerja sehingga pekerja
merasa aman.

2.

Bagi Mahasiswa
Dengan adanya penelitian ini penulis dapat belajar, menerapkan kesehatan
dan keselamatan kerja di perusahaan dan

mengimplementasikan

pendidikan yang dicapai diperguruan tinggi.
3.

Bagi Universitas
Hasil analisa ini dapat digunakan sebagai pembendaharaan perpustakaan,
agar dapat berguna bagi mahasiswa dan menambah ilmu pengetahuan.

1.7

Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini

adalah:
BAB I

PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumuan
masalah, tujuan penelitian, manfaat, asumsi, dan sistematika
penulisan.

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi tentang landasan teori-teori yang digunakan
dalam pelaksanaan penelitian sebagai penunjang untuk mengolah
dan menganalisa data-data yang diperoleh secara langsung maupun
tidak langsung yaitu teori tentang Sistem Manajemen K3, definisi
kecelakaan kerja serta cara menaggulangi kecelakaan kerja
menggunakan Metode Hazard dan Operability (HAZOP).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III

METODE PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan metode-metode yang digunakan dalam
penelitian ini hingga pembahasannya.

BAB IV

ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan analisa dari pengumpulan dan pengolahan data
sampai pembahasan masalah.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini berisikan kesimpulan dari hasil pembahasan dimuka
dan saran-saran yang berupa alternatif pemecahan masalah yang
diharapkan dapat membantu perusahaan sesuai dengan tujuannya.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1

Keselamatan (Safety) dan Kesehatan (Health)
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah ilmu pengetahuan dan

penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja di tempat kerja (Achmid, 1990).
Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan,
cacat, dan kematian akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik-baik
adalah pintu gerbang bagi keamanan kerja. Kecelakaan selain menjadi sebab
hambatan-hambatan langsung, juga merupakan kerugian-kerugian secara tidak
langsung, yakni kerusakan mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses produksi
untuk beberapa saat, kerusakan pada lingkungan kerja, dan sebagainya
(Suma’mur, 1997).
Kesehatan (Health) adalah Merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan
stabilitas emosi secara umum.
Kesehatan Kerja adalah spealisasi dalam ilmu kesehatan atau kedokteran
beserta dengan prakteknya yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya baik fisik maupun sosial

2.2

Perundang–undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Wickens et.al (2004) menyatakan bahwa keselamatan ditempat kerja telah

dipengaruhi lebih dari 100 tahun terakhir. Telah disadari bahwa selama periode
tahun 1800-an, pekerja melakukan tugas mereka dibawah kondisi yang tidak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

aman (unsafe condition) dan tidak sehat. Filosofi bisnis saat ini adalah
membiarkan segala sesuatunya terjadi dan membiarkan hukum alam berjalan
tanpa batas. Walaupun secara teknis, dibawah undang–undang umum, majikan
diharapkan untuk menyediakan tempat yang aman untuk bekerja, pada
kenyataannya masyarakat umum menerima kecelakaan sebagai hal yang tidak
dapat dihindarkan.
Ketika sebuah kecelakaan terjadi, kompensasi yang diterima oleh pekerja
adalah ketidak pedulian majikannya. Perusahaan membantah bahwa kondisi yang
berbahaya adalah normal. Wickens et.al (2004) mengutip dari Hammer (2001)
perusahaan mengklaim bahwa : (1) tingkah laku pekerja yang terluka merupakan
kontributor terhadap kecelakaan; (2) rekan kerja karyawan lalai / tidak peduli;
atau (3) pekerja yang terluka telah menyadari akan adanya hazards dalam
pekerjaan mereka dan diasumsikan telah mengetahui resikonya. Sampai tahun
1900-an, kondisi kerja sangat buruk dan tingkat kecelakaan kerja terus
meningkat.

2.3

UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
Undang–undang ini ditetapkan oleh Departemen Tenaga Kerja Direktorat

Pembinaan Norma–Norma Keselamatan Kerja, Hygiene Perusahaan dan
Kesehatan Kerja, disahkan pada tanggal 12 Januari 1970. Ada 11 bab, 18 pasal
dalam UU No. 1 tahun 1970, yaitu :
1.

Pasal 1 Tentang Istilah–istilah

2.

Pasal 2 Ruang Lingkup

3.

Pasal 3, 4 Syarat–syarat Keselamatan Kerja

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.

Pasal 5, 6, 7, 8 Pengawasan UU Keselamatan Kerja

5.

Pasal 9 Pembinaan

6.

tPasal 10 Panitia Pembina K3

7.

Pasal 11 Kecelakaan Kerja

8.

Pasal 12 Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja

9.

Pasal 13 Kewajiban Bila Memasuki Tempat Kerja

10.

Pasal 14 Kewajiban Pengurus

11.

Pasal 15, 16, 17, 18 Ketentuan–ketentuan Penutup

2.4

Kecelakaan Kerja
Dalam artikel Departemen Kesehatan Republik Indonesia, oleh Pusat

Kesehatan Kerja bahwa salah satu masalah yang hampir setiap hari terjadi di
tempat kerja adalah kecelakaan yang menimbulkan hal-hal yang tidak kita
inginkan, seperti kerusakan peralatan kerja, cedera tubuh, kecacatan bahkan
kematian. Apabila kematian menyangkut banyak nyawa, maka yang terjadi
adalah bencana.
Bencana di industri (industrial disasters) dikategorikan sebagai bencana
karena ulah manusia. Sesuai dengan jumlah korban yang terjadi misalnya sekitar
20 korban disebut “bencana industri berskala kecil”, 20 sampai 50 korban disebut
“bencana industri skala menengah” dan bila menyangkut 50 sampai 100 orang
atau lebih termasuk “skala berat”. Selanjutnya yang menjadi pokok pembicaraan
kita adalah masalah kecelakaan industri. Kecelakaan adalah kejadian yang timbul
tiba-tiba, tidak diduga dan tidak diharapkan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Kecelakaan industri adalah kejadian kecelakaan yang terjadi di tempat
kerja khususnya di lingkungan industri dan kecelakaan ini belum tentu
kecelakaan akibat kerja, karena untuk sampai ke diagnosa Kecelakaan Akibat
Kerja harus melalui prosedur investigasi. Didalam terjadinya kecelakaan industri
tidak ada unsur kesengajaan apalagi direncanakan, sehingga bila ada unsur
sabotase atau tindakan kriminal merupakan hal yang diluar makna dari
kecelakaan industri.

2.4.1 Bahaya Ditempat Kerja
Hazards / bahaya merupakan kondisi yang potensial menyebabkan injury
terhadap orang, kerusakan peralatan struktur bangunan, kerugian material,
mengurangi kemampuan untuk melakukan sesuatu fungsi yang telah ditetapkan
(Hammer,2001). menyatakan bahwa hazards melibatkan resiko atau kesempatan
(hazards involve risk of chance) yang berkaitan dengan elemen-elemen yang
tidak diketahui.
Bahaya di tempat kerja adalah segala sesuatu di tempat kerja yang dapat
melukai, baik secara fisik maupun mental. Bahaya ditempat kerja dapat
digolongkan menjadi beberapa macam yaitu :
− Bahaya terhadap keselamatan
Adalah bahaya yang dapat mengakibatkan kecelakaan dan luka secara
langsung. Contoh : benda-benda panas dan lantai yang licin.
− Bahan kimia berbahaya
Gas, uap, cairan, atau debu yang dapat membahayakan tubuh.
Contoh : bahan-bahan pembersih atau pestisida.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

− Ancaman bahaya lainnya
Contoh : kebisingan, penyakit menular, atau gerakan yang berulang-ulang.
Tabel 2.1. Penggolongan Bahaya Ditempat Kerja Beserta Contohnya
Bahaya terhadap keselamatan






Pelarut / pembersih



Kebisingan

ledakan



Asam / bahan yang



Radiasi

menyebabkan iritasi



Gerakan yang

Mesin-mesin tanpa






Posisi tubuh yang
tidak nyaman

Logam berat (timah

Pengaturan tempat kerja

hitam, arsenik, air



Panas / dingin

(berantakan,

raksa)



Penyakit menular

Polusi udara



Stress / pelecehan

Pestisida Resin



Beban kerja / irama

penyimpanan barang
yang tidak baik)


berulang-ulang

Debu (asbes, silika,
kayu)

Mengangkat bendabenda
yang berat



Ancaman bahaya lainnya

Listrik Kebakaran/

pelindung


Bahan kimia berbahaya



Kendaraan bermotor

kerja

Berikut adalah tanda / lambang bahaya yang biasa digunakan ditempat kerja :

Gambar 2.1. Tanda/lambang bahaya
(Sumber: Data CV. Prima Mandiri Teknik)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

− Evaluasi Bahaya di Tempat Kerja
Merupakan suatu kegiatan meninjau kembali terhadap suatu tempat yang
beresiko menimbulkan bahaya ditempat kerja. Aktivitas utama dalam
mengevaluasi bahaya di tempat kerja adalah :
1. Pengamatan di lokasi kepada proses produksi dan cara kerja.
2. Wawancara dengan perkerja dan supervisor.
3. Survei terhadap lingkungan kerja, peralatan, dan pekerja.
4. Penelaahan terdahap dokumen yang diperlukan dari perusahaan.
5. Pengukuran dan monitor terhadap efek bahaya bagi pekerja.
6. Pembandingan dari hasil monitor terhadap peraturan yang ada dan/atau
merekomendasikan petunjuk mengenai batas-batas yang harus diikuti
untuk meningkatkan keselamatan kerja.

− Mengendalikan Bahaya
Merupakan usaha untuk mencegah dan mengurangi bahaya ditempat kerja
dengan beberapa teknik pengendalian. Dalam hal ini pekerja tidak dapat
dilindungi apabila bahaya yang ada belum diidentifikasi dan dievaluasi.
Ada tiga jenis pengendalian, yakni :
1. Pengendalian Teknik
Yaitu dengan mengendalikan bahaya yang bersifat teknis, dengan
memberikan rekomendasi untuk alat atau mesin tertentu sesuai dengan
standartnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2. Pengendalian Administratif
Yaitu dengan membentuk tim untuk pengendalian secara administratif
untuk mencegah bahaya, misalnya dengan membentuk panitia pembina
kesehatan dan keselamatan kerja (P2K3) untuk menangani usaha - usaha
pengendalian bahaya dan keselamatan kerja, yaitu dengan memberikan
pengetahuan atau pelatihan bagi para pekerja sebelum melakukan
aktivitas ditempat kerja.
3. Peralatan Pelindung Pekerja
Yaitu dengan memberikan alat pelindung diri (APD) bagi para pekerja
yang bekerja ditempat yang beresiko menimbulkan bahaya. Berikut
adalah contoh alat pelindung diri (APD):

Gambar 2.2. Alat pelindung diri
(Sumber: Data CV. Prima Mandiri Teknik)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Alat pelindung diri merupakan garis pertahanan terakhir. Perlu
diketahui bahwa kewajiban memakai alat pelindung diri bila memasuki
tempat kerja yang berbahaya tidak hanya berlaku bagi pekerja saja,
melainkan juga bagi pimpinan perusahaan, pengawas, kepala bagian, dan
siapa saja yang memasuki tempat tersebut. Beberapa alat pelindung diri
adalah sebagai berikut :
a. Alat pelindung kepala
Terdiri dari : Safety Helmet, Hood, Hair cap.
b. Alat pelindung mata
Terdiri dari : Kacamata dengan atau tanpa pelindung samping,
Googles (cup / box type), Tameng muka (face shields / face screen).
c. Alat pelindung telinga
Terdiri dari : Sumbat telinga (ear plug), Tutup telinga (ear muff),
d. Alat pelindung pernafasan
Terdiri dari : Masker, Air Purifying Respirator, Air Supplied
Respirator Breathing Apparatuss
e. Alat pelindung tangan
Terdiri dari : Sarung tangan biasa, Gauntlets atau sarung tangan yang
dilapisi dengan plat logam, Mitts atau sarung tangan dimana keempat
jarinya dibungkus menjadi satu kecuali ibu jarinya.
f. Alat pelindung kaki
Terdiri dari : Sepatu pengaman untuk pengecoran baja, Sepatu untuk
tempat-tempat khusus yang mengandung bahaya peledakan, Sepatu
karet anti elektrostatik, Sepatu pengaman untuk pekerja bangunan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

g. Pakaian pelindung
Berbentuk apron yang menutupi sebagian dari tubuh pemakainya
yaitu mulai dada sampai lutut pemakainya dan overal yang menutup
seluruh tubuh.
h. Tali dan Sabuk pengaman
Digunakan pada pekerjaan mendaki, memanjat dan konstruksi
bangunan.

2.4.2 Faktor Penyebab Kecelakaan
Kecelakaan tidak terjadi semata-mata begitu saja, pasti ada sebabnya.
Menurut Suma’mur (1997), cara penggolongan sebab-sebab kecelakaan di
berbagai negara tidak selalu sama. Upaya mencari sebab kecelakaan disebut
analisa kecelakaan. Analisa ini dilakukan dengan mengadakan penyelidikan atau
pemeriksaan terhadap peristiwa kecelakaan.
Untuk analisa sebab-sebab kecelakaan hanya ada dua golongan penyebab,
antara lain (Suma’mur, 1996) :
1. Faktor mekanis dan lingkungan yang meliputi segala sesuatu selain manusia.
Faktor ini dapat dibagi menurut kebutuhannya. Misalnya di perusahaanperusahaan, sebab-sebab kecelakaan dapat disusun menurut pengolahan
bahan, mesin penggerak dan pengangkat, jatuh di lantai dan tertimpa benda
jatuh, pemakaian alat-alat atau perkakas yang dipegang oleh tangan,
menginjak atau terbentur barang, luka bakar oleh benda pijar, dan
pengangkutan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2. Faktor manusia itu sendiri yang merupakan sebab kecelakaan. Sebagai contoh,
seorfang pekerja mengalami kecelakaan disebabkan oleh kejatuhan benda
tepat menegani kepalanya, sesungguhnya ia tidak harus mendapat kecelakaan
itu seandainya ia mengikuti petunjuk untuk tidak berjalan di bawah alat angkat
barang. Jadi, dalam hal ini sebabnya adalah faktor manusia.

2.4.3 Kategori Kecelakaan Kerja
Gempur Santoso (2004) menyatakan sebelum melakukan analisa terhadap
terjadinya suatu kecelakaan kerja diperlukan penyelidikan yakni upaya untuk
menjawab berbagai pertanyaan seperti : apa, siapa, bagaimana, mengapa, dimana,
dan bagaiman kecelakaan terjadi hasil dari penyelidikan tersebut digunakan
untuk menyusun program pencegahan atau tindak lanjut untuk pencegahannya.
Dalam penyelidikan kerja ada 6 tahap penyelidikan antara lain :
1. Menggunakan situasi kecelakaan dan mengambil tindakan darurat yang perlu.
2. Mengumpulkan reformasi yang penting, langsung meninjau tempat kejadian,
wawancara, mengambil gambar, disket, penyelidikan, dan sebagainya.
3. Menganalisis dan evaluasi faktor penyebab
4. Mengembangkan tindakan remedial
a. Tindakan kontrol yang mungkin
b. Usaha mengurangi keparahan
c. Tindakan pengamanan sementara
d. Rencana tindakan permanen
5. Review temuan-temuan dan membuat rekomendasi
a. Review oleh manajer

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

b. Saran untuk perbaikan
6. Tindak lanjut
a. Review hasil penyelidikan
b. Monitor pelaksanaan
c. Analisis data untuk menentukan trene
d. Analisis dampak positif dari perubahan yang diambil
Prabowo K.H (2005)

menyatakan banyaknya kejadian kecelakaan

merupakan salah satu indikator keberhasilan program K3 yang dapat
dikategorikan dalam 3 kelompok seperti ditunjukkan dalam tabel 2.3. berikut :
Tabel 2.2. Kategori Kecelakaan Kerja
Kategor i

Par ameter Penilaian
Terjadi kecelakaan ringan
(injuries)

Keter angan
Luka ringan atau sakit ringan
(tidak kehilangan hari kerja)

Kuning

Terjadi kecelakaan sedang
(illness)

Luka berat atau parah atau sakit
dengan perawatan intensif
(kehilangan hari kerja)

Merah

Terjadi kecelakaan berat
(fatalities)

Meninggal atau cacat seumur
hidup (tidak mampu bekerja)

Hijau

(Sumber : Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor :PER.05/MEN/1996)
Penentuan level tingkat implementasi program K3 dilakukan dengan
memetakan tingkat implementasi dan tingkat kecelakaan kerja kedalam Tabel
Tingkat Implementasi Kecelakaan. Tabel tersebut memetakan pengukuran
dalam 6 level implementasi, level 1 menunjukkan tingkat tertinggi dan level 6
merupakan level terendah. Peta tingkat implementasi tingkat kecelakaan dapat
dilihat dalam gambar dibawah ini:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

HIJAU

KUNING

MERAH

Level 1
(aman &
nyaman)

Level 2
(cukup
aman)

Level 4
(rawan)

Level 2
Level 3 (hati- Level 5
(cukup aman)
hati)
(berbahaya)
Level 4
(rawan)

Level 5
(berbahaya)

Level 6
(sangat
berbahaya)

TINGKATKAN PENGONTROLAN
DAN KESESUAIAN PROSEDUR
(SUPERVISI)

MERAH KUNING HIJAU

TINGKAT KECELAKAAN

TINGKAT IMPLEMENTASI

PERBAIKI PROGRAM IMPLEMENTASI
(PROSES)

Gambar 2.3 Tingkat Implementasi – Tingkat Kecelakaan
(Sumber : Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor :PER.05/MEN/1996

2.5. Perhitungan Tingkat Implementasi Program
M. Rausard (2005) menyatakan penilaian tingkat program K3 dilakukan
dengan membandingkan setiap pertanyaan dalam checklist dengan standart
program yang digunakan sebagai acuan oleh pihak manajemen untuk
menerapkan program K3. Nilai tertinggi diberikan jika implementasi memenuhi
semua standart yang ditentukan dan sebaiknya nilai terendah diberikan jika
implementasi sama sekali tidak memenuhi standart.
Pencapaian tingkat implementasi dinyatakan dalam tiga kategori yaitu
kategori merah, kuning, dan hijau. Dimana penetuan kategori pencapaian tingkat
implementasi ini merujuk pada konsep Traffic Light System dalam pengukuran
kinerja. Traffic Light System menunjukkan apakah score dari suatu indikator
kinerja memerlukan suatu perbaikan atau tidak. Sedangkan kisaran nilai indikator
kinerja untuk kategori merah, kuning, dan hijau mengacu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

pada Peraturan

Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER.05/MEN/1996. Indikator dari Traffic Light
System ini direpresentasikan dengan beberapa warna sebagai berikut :
1. Warna hijau
Achievement dari suatu indikator kinerja sudah tercapai. Kisaran nilai
indikator kinerja untuk kategori ini adalah 85%-100%.
2. Warna kuning
Achievement dari suatu indikator kinerja belum tercapai, meskipun nilainya
sudah mendekati target. Jadi pihak manajemen harus berhati–hati dengan
adanya berbagai macam kemungkinan. Kisaran nilai indikator kinerja untuk
kategori ini adalah 60%-84%.
3. Warna merah
Achievement dari suatu indikator kinerja benar–benar dibawah target yang
telah ditetapkan dan memerlukan perbaikan dengan segera. Kisaran nilai
indikator kinerja untuk kategori ini adalah 0%-59%.
Perhitungan tingkat implementasi program, dilakukan dengan menghitung
rata–rata dari nilai yang diberikan oleh responden, kemudian menghitung rata–
rata nilai dari masing–masing kategori penilaian. Untuk mengetahui suatu
kategori penilaian termasuk dalam kriteria pencapaian: merah, kuning atau hijau
maka nilai rata–rata tersebut harus dinormalisasikan dengan Rumus Normalisasi
sebagai berikut :
Achivement kategori penilaian=

(nilai aktual - skala minimum)
x100%
(skala maksimum - skala minimum)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.5.1 Penentuan Tingkat Implementasi Program K3
Aris Dwi A (2005) menyatakan penentuan tingkat implementasi
dilakukan oleh orang-orang yang memahami Sistem Manajemen K3 dan
memahami implementasinya di unit kerja yang diukur. Setiap daftar pertanyaan
dalam cheklist ini diberi nilai dengan skala sebagai berikut :
Skala 1 : diberikan apabila hal-hal yang

ditanyakan belum pernah

dilakukan/diterapkan hingga saat ini (tidak sesuai sama sekali
dengan pedoman penerapan K3).
Skala 2

: diberikan

apabila

hal-hal

yang

ditanyakan

sudah

dilakukan/diterapkan tetapi belum sempurna (belum benar-benar
sesuai dengan pedoman penerapan K3).
Skala 3

: diberikan

apabila

dilakukan/diterapkan

hal-hal
dan

sudah

yang

ditanyakan

sempurna

(sesuai

sudah
dengan

pedoman penerapan K3).

2.6

Definisi Hazards
Hazard adalah suatu keadaan yang bersifat kualitatif yang mempunyai

pengaruh terhadap frekwensi kemungkinan terjadinya kerugian ataupun besarnya
jumlah dari kerugian yang mungkin terjadi.
Ashfal (1999) menyatakan bahwa Hazard melibatkan resiko atau
kesempatan yang berkaitan dengan elemen-elemen yang tidak diketahui
(unknown).
Safety

Engineer

Career

Engineer

Career

Workshop

(2003)

mendefinisikan Hazard sebagai kondisi fisik yang berpotensi menyebabkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

kerugian / kecelakaan bagi manusia atau lingkungan. Ketika hazard timbul, maka
peluang terjadinya efek-efek yang buruk tersebut akan muncul.

2.6.1 Kategori Hazards
Suardi R. (2005) Hazards primer adalah hazards yang bisa secara
langsung dan segera menyebabkan : (1) injury atau kematian; (2) kerusakan
peralatan, kendaraan, struktur atau fasilitas; (3) degradasi kapabilitas fungsional
(terhentinya operasi dalam pabrik); (4) kerugian material. Berikut ini beberapa
jenis / kategori hazards dalam industri :
1.

Bahaya Fisik : kebisingan, radiasi, pencahayaan, suhu panas, suhu dingin.

2.

Bahan Kimia : bahan–bahan berbahaya dan beracun, debu, uap kimia,
larutan kimia.

3.

Bahaya Biologi : virus, bakteri, jamur.

4.

Bahaya Mekanis : permesinan, peralatan.

5.

Bahaya Ergonomi : ruang sempit dan terbatas, pengangkutan barang,
mendorong, menarik, pencahayaan tidak memadai, gerakan tubuh terbatas.

6.

Bahaya Psikososial : pola gilir kerja, pengorganisasian kerja, long shift,
trauma.

7.

Bahaya Tingkah Laku : ketidak patuhan terhadap standar, kurang keahlian,
tugas baru atau tidak rutin.

8.

Bahaya Lingkungan Sekitar : gelap, permukaan tidak rata, kemiringan,
kondisi permukaan berlumpur dan basah, cuaca, kebakaran.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.6.2 Hazard and Operability (Hazop)
Hazop merupakan sebuah proses untuk mengidentifikasi hazard. Konsep
dari Hazop meliputi pemeriksaan bagaimana sebuah sistem mengalami
penyimpangan dari desainnya dan konsekuensi yang terjadi yang dapat membuat
efek negatif pada proses operasi. Dari semua akibat yang mungkin terjadi, dapat
dilihat apakah penyimpangan tersebut dapat menimbulkan bahaya.
Operability merupakan beberapa bagian kondisi operasi yang sudah ada dan
dirancang namun kemungkinan dapat menyebabkan shutdown, dan menimbulkan
rentetan insiden yang dapat merugikan dan dapat dilakukan perbaikan
perancangan untuk mencegah adanya insiden.
Identifikasi Operability dimaksudkan agar proses dapat berjalan normal
sehingga mengurangi / menghilangkan kemungkinan terjadinya kecelakaan serta
dapat meningkatkan plant performance product quality.
Operability juga untuk memastikan bahwa alat atau system pengamanan
yang diterapkan telah sesuai dan cukup untuk membantu mencegah terjadinya
shutdown yang tidak terjadwal.

2.6.3 Risk Assessment
Menurut Tampubolon (2005) definisi risk assessment adalah suatu proses
estimasi score resiko dari auditable unit dalam perusahaan. Risk assessment
digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur dan menentukan prioritas dari
resiko agar sebagian besar sumber daya difokuskan pada area auditable unit
dengan score resiko tinggi. Tujuan utamanya untuk menentukan prioritas risiko
masing-masing auditable unit, frekuensi, intensitas waktu dan audit.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Perkalian antara nilai severity dan probability, akan didapatkan level
resiko (risk level). Berdasarkan tentang prosedur tentang Risk Assessment and
Management, level resiko (risk level) dapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat)
tingkatan, yaitu:
− extreme risk, dengan score ≥ 15
− high risk, dengan score 10 sampai < 15
− moderate risk, dengan score 5 sampai < 10
− low risk, dengan score ≤4
Proses dari pelaksanaan dan pengendalian resiko (Risk Assessment and
Management) terdiri atas 4 (empat) tahapan, antara lain:
− Identifikasi kejadian/tindakan yang dapat menyebabkan resiko (identification
potential event)
− Penilaian resiko yang terjadi (Risk Assessment)
− Kembangkan solusi alternatif (Develop alternative solution)
− Putuskan apa yang harus dilakukan (Decide what to do)

2.6.4 Metode-metode Statistik yang Dipakai
Agar data-data yang dikumpulkan dapat memberi informasi yang tepat
dan berguna dalam analisa dan pengambialan keputusan lebih lanjut sehingga
data-data tersebut perlu diolah. Untuk itu dibutuhkan tools yang tepat untuk
membantu dalam penyelesaiannya. Dalam pengambilan sampel penelitian harus
hati-hati dan memenuhi aturan dalam pemilihan sampel. Menurut Suharsini
Arikunto, apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik merupakan penelitian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjek besar dapat diambil antara 10% - 15%
atau 20% - 25% atau lebih tergantung pada :
− Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana.
− Sempitnya luas wilayah pengamatan dari setiap subjek, hal ini menyangkut
banyaknya sedikit data.
− Besar kecilnya resiko yang ditang
− gung oleh peneliti untuk penelitian yang resikonya besar, maka sampelnya
lebih besar, hasilnya akan lebih besar.
Metode-metode statistik yang dibutuhkan dalam pengolahan data antara lain :
1.

Uji Validitas
Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa akuratnya alat ukur apabila

validitas yang didapat semakin tinggi, maka tes tersebut semakin mengenai
sasarannya dan semakin menunjukkan apa yang seharusnya ditunjukkan.
Pengujian validitas awal ini dilakukan dengan interval validity, dimana kriteria
yang dipakai berasal dari dalam tes itu sendiri dan masing-masing item tiap
variabel dikorelasikan dengan nilai total yang diperoleh dari koefisien nilai total
yang diperoleh dari koefisien korelasi product moment.
Apabila koefisien korelasi rendah dan tidak signifikan, maka item yang
bersangkutan gugur. Taraf signifikan yang digunakan adalah 5%. Perhitungan
korelasi pada masing-masing variabel dengan skor total menggunakan rumus
korelasi product moment sebagai berikut :

Dimana :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

X = skor tiap-tiap variabel
Y = skor total tiap responden
N = jumlah responden
2.

Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan terjemahan dari kata reability yang mempunyai asal

kata rely dan ability. Pengukuran yang mempunyai reliabilitas tinggi disebut
sebagai pengukuran yang reliabel. Walaupun reliabilitas mempunyai berbagai
nama lain seperti kepercayaan, keandalan, konsistensi dan lain sebagainya.
Namun ide pokok yang terkandung dalam reliabilitas sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapar dipercaya.
Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali
pengukuran terhadap sekelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif
sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah.
Salah satu cara untuk mencari reliabilitas untuk seluruh item adalah dengan
mengkoreksi angka korelasi yang diperoleh dengan menggunakan rumus :

Dimana :
r tot = angka reliabilitas keseluruhan item
r tt = angka korelasi belahan pertama dan kedua

2.7

Identifikasi Resiko
Setelah melakukan pengamatan dilapangan maka, didapatkan beberapa

potensi bahaya (hazards) baik yang berpengaruh kecil maupun besar dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

menimbulkan terjadinya resiko. Data identifikasi bahaya dapat dilihat dalam
checklist identifikasi bahaya dan penilaian resiko dibawah ini:
Tabel 2.3 Checklist identifikasi bahaya dan penilaian resiko
No
.

Kegiatan

Identifikasi
Bahaya

Identifikasi
Konsekuensi

Penilaian Resiko
Severity

Prob.

Risk
Level

2.7.1 Penilaian Resiko
Setelah dilakukan identifikasi resiko, maka langkah selanjutnya adalah
penilaian masing-masing risk level ditiap resi