PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN RETENSI SISWA KELAS IX SMP SWASTA YAPENA 45 MEDAN T.A. 2012/2013.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN
MENGGUNAKAN TEKNIK MIND MAPPING TERHADAP HASIL
BELAJAR DAN KEMAMPUAN RETENSI SISWA
KELAS IX SMP SWASTA YAPENA 45
MEDAN T.A. 2012/2013
O l e h:
FAKHRUNNISA
NIM. 408111049
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2011
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Gambar
ix
Daftar Tabel
x
Daftar Lampiran
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
1
1.2.
Identifikasi Masalah
5
1.3.
Batasan Masalah
5
1.4.
Rumusan Masalah
6
1.5.
Tujuan Penelitian
6
1.6.
Manfaat Penelitian
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1. Belajar dan Pembelajaran Matematika
9
9
2.1.2. Hasil Belajar
10
2.1.3. Kemampuan Retensi
11
2.1.4. Model Pembelajaran
13
2.1.5. Model Pembelajaran Quantum Teaching
16
2.1.5.1. Sejarah Penemuan Model Pembelajaran Quantum
16
2.1.5.2. Azas Utama Quantum Teaching
18
2.1.5.3. Prinsip Quantum Teaching
19
2.1.5.4. Model Quantum Teaching
20
2.1.5.5. Rancangan Pembelajaran Quantum Teaching
22
2.1.6. Mind Mapping
26
2.1.7. Bangun Ruang Sisi Lengkung
30
vii
2.1.7.1. Tabung
30
2.1.7.2. Kerucut
31
2.1.7.3. Bola
31
2.2. Kerangka Konseptual
32
2.3. Hipotesis
34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Tempat dan Waktu Penelitian
35
3.2.
Populasi dan Sampel Penelitian
35
3.2.1. Populasi Penelitian
35
3.2.2. Sampel Penelitian
35
3.3.
Jenis Dan Rancangan Penelitian
35
3.4.
Langkah-langkah Penenlitian
37
3.5.
Instrumen Penelitian
40
3.5.1. Tes
40
Uji Coba Instrumen
40
3.6.1. Uji Reliabilitas Instrumen
41
3.6.2. Uji Validitas Instrumen
42
3.6.
3.7. Teknik Analisis Data
42
3.7.1. Menghitung Rata-rata Skor
42
3.7.2. Menghitung Standar Deviasi
43
3.7.3. Uji Normalitas
43
3.7.4. Uji Homogenitas
43
3.7.5. Aalisis Pengujian Hipotesis
44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Deskripsi data Hasil Penelitian
46
4.1.1. Nilai Pretes Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
46
4.1.2. Nilai Postes Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
4.2.
47
4.1.3. Nilai Tes Retensi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
48
Analisis Data Hasil Penelitian Pretes dan Postes
49
viii
4.3.
4.2.1. Uji Normalitas Data Pretes dan Postes
49
4.2.2. Uji Homogenitas Data Pretes dan Postes
50
4.2.3. Uji Hipotesis Data Pretes dan Postes
50
Analisis Data Hasil Penelitian Postes dan tes Retensi
50
4.3.1. Uji Normalitas Data Pretes dan Tes Retensi
50
4.3.2. Uji Homogenitas Data Pretes dan Tes Retensi
51
4.3.3. Uji Hipotesis Data Pretes dan Tes Retensi
51
4.4. Diskusi Hasil Penelitian
52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
55
5.2.
Saran
55
DAFTAR PUSTAKA
57
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Perbedaan Catatan Biasa dengan Catatan Mind Mapping
5
Tabal 3.1. Desain Penelitian
36
Tabel 4.1. Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
46
Tabel 4.2. Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
47
Tabel 4.3. Data Nilai Tes Retensi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
48
Tabel 4.4. Rangkuman hasil uji normalitas
49
Tabel 4.5. Rangkuman hasil uji normalitas
51
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kedudukan Model Pembelajaran
16
Gambar 2.2. Fase-fase pengajaran berdasarkan Asas Quantum Teaching
18
Gambar 2.3. Belahan otak kiri dan kanan manusia
28
Gambar 2.4. Contoh Peta Pikiran
29
Gambar 2.5. Permukaan Tabung
30
Gambar 2.6.Bagian-bagian Permukaan Tabung
30
Gambar 2.7. Kerucut
31
Gambar 2.8. Bola
32
Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian
39
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP I Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
57
Lampiran 2 Kisi-kisi Pretes
93
Lampiran 3 Kiss-kisi Postes
94
Lampiran 4 Soal Pretes
95
Lampiran 5 Soal Postes dan Tes Retensi
96
Lampiran 6 Alternatif Penyelesaian Soal Pretes
98
Lampiran 7 Alternatif Penyelesaian Soal Postes dan Tes Retensi
100
Lampiran 8 Pedoman Penskoran Pretes dan Postes
103
Lampiran 9 Lembar Validasi Pretes Dan Postes
105
Lampiran 10 Hasil Belajar Matematika Kelas Kontrol
111
Lampiran 11 Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen
113
Lampiran 12 Perhitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku
Hasil Belajar
115
Lampiran 13 Uji Normalitas Pretes dan Postes Kelas Kontrol
119
Lampiran 14 Uji Normalitas Pretes dan Postes Kelas Eksperimen
122
Lampiran 15 Uji Homogenitas Pretes dan Postes
125
Lampiran 16 Pengujian Hipotesis Hasil Belajar Siswa
127
Lampiran 17 Hasil Tes Retensi Kelas Kontrol
130
Lampiran 18 Hasil Tes Retensi Kelas Eksperimen
131
Lampiran 19 Perhitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku
Kemampuan Retensi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
132
Lampiran 20 Uji Normalitas Tes Retensi Kelas Kontrol
134
Lampiran 21 Uji Normalitas Tes Retensi Kelas Eksperimen
136
Lampiran 22 Uji Homogenitas Tes Retensi
138
Lampiran 23 Pengujian Hipotesis Kemampuan Retensi Siswa
139
Lampiran 24 Perhitungan Persentasi Hasil Rata-rata Tes Retensi Siswa
141
Lampiran 25 Tabel Uji Kritis Untuk Uji Lilliefors
142
Lampiran 26 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z
143
Lampiran 27 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t
144
xii
Lampiran 28 Tabel Distribusi F
145
Lampiran 29 Dokumentasi Penelitian
148
Lampiran 30 Model Catatan Mind Mapping Yang Dibuat Siswa
152
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan jiwa manusia untuk
berkembang sesuai dengan potensi dan kemampuannya. Pendidikan juga
merupakan faktor pendukung dalam perkembangan dan persaingan dalam
berbagai bidang. Dewasa ini, dunia pendidikan khususnya matematika telah
menjadi perhatian utama dari berbagai kalangan. Hal ini disadari bahwa betapa
pentingnya peranan matematika dalam pengembangan berbagai ilmu dan
teknologi dan dalam kehidupan sehari-hari.
Maria Goretti (http://www.agmi.or.id, 2009) mengungkapkan,
”Matematika itu penting. Tanpa matematika, dunia akan hancur.
Matematika bisa digunakan untuk kemakmuran negeri ini dan bisa
membantu Indonesia keluar dari kondisi krisis, termasuk dalam persoalan
lingkungan”.
Hal ini juga sesuai dengan pendapat Cockroft (dalam Abdurrahman,
2003:253):
”Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena: (1) Selalu digunakan
dalam segi kehidupan; (2) Semua bidang studi memerlukan keterampilan
matematika yang sesuai; (3) Merupakan sarana komunikasi yang kuat;
(4) Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara;
(5) Meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran
keruangan; dan (6) Memberikan kemampuan terhadap usaha
memecahkan masalah yang menantang”
Indonesia memiliki Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang telah
mengatur standar proses dan standar isi mengenai pengajaran matematika. Tujuan
mata pelajaran matematika yang tercantum dalam KTSP oleh Depdiknas (dalam
Syarifuddin http://syarifartikel.blogspot.com, 2009) adalah sebagai berikut:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataanmatematika.
1
2
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
4. Mengkomunkasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. Memiliki sikap
menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki
rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Namun pada kenyataanya hasil pembelajaran matematika masih
memprihatinkan. Hal ini terlihat dari rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa.
Sejalan dengan yang diungkapkan oleh Zainurie (dalam http://duniaguru.com,
2007):
1. Data UNESCO menunjukkan, peringkat matematika Indonesia
berada di deretan 34 dari 38 negara. Sejauh ini, Indonesia masih
belum mampu lepas dari deretan penghuni papan bawah.
2. Hasil penelitian tim Programme of International Student Assessment
(PISA) menunjukkan, Indonesia menempati peringkat ke-9 dari 41
negara pada kategori literatur matematika. Sementara itu, menurut
penelitian Trends in International Mathematics and Science Study
(TIMMS) yang sudah agak lawas yaitu tahun 1999, matematika
Indonesia berada di peringkat ke-34 dari 38 negara (data UNESCO).
Itu artinya, ada sesuatu yang tidak sesuai dengan metode pengajaran
matematika
di
negara
ini.
Seperti
dikatakan
oleh
Nurhayati
(dalam
http://www.depdiknas.go.id, 2008):
”Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika
peserta didik, salah satunya adalah ketidaktepatan penggunaan model
pembelajaran yang digunakan guru di kelas. Kenyataannya menunjukkan
selama ini kebanyakan guru menggunakan model pembelajaran yang
bersifat konvensional dan banyak didominasi guru”.
Dengan kata lain keberhasilan pembelajaran matematika itu bergantung
dengan metode pengajaran yang digunakan guru matematika. Metode pengajaran
yang dipilih sesuai dan tepat untuk materi yang akan diajarkan. Tetapi salama ini
kebanyakan proses belajar yang berlangsung metode yang diajarkan belum tepat
guna, dalam arti materi yang digunakan kurang tepat untuk materi tersebut. Selain
3
itu metode yang digunakan terlalu biasa dan terlalu sering sehingga menimbulkan
kejenuhan dalam proses belajar.
Namun dalam kenyataannya, matematika yang merupakan pelajaran
yang membahas materi dari hal yang konkrit menuju sesuatu yang abstrak, tidak
mudah menumbuhkan minat belajar siswa. Hal ini menyebabkan siswa kurang
termotivasi oleh diri sendiri untuk belajar dan memanfaatkan matematika dalam
kehidupan sehari-hari.
Penggunaan model pembelajaran yang sesuai sangat menentukan
keberhasilan belajar siswa. Dengan model pembelajaran yang sesuai siswa dapat
mencapai prestasi belajar yang tinggi dan dapat mengembangkan potensi yang
tersimpan dalam dirinya. Model pembelajaran Quantum Teaching adalah metode
yang sangat tepat untuk pencapian hasil belajar yang diinginkan dan untuk
pengembangan potensi siswa. Proses belajar siswa sangat dipengaruhi oleh emosi
di dalam dirinya, emosi dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar apakah
hasilnya baik atau buruk.
Sebagaimana disebutkan oleh Wena Made (2009:160) :
“Pembelajaran quantum merupakan cara baru yang memudahkan proses
belajar, yang memadukan unsur seni dan pencapaian yang terarah, untuk
segala mata pelajaran”.
Hal senada juga diungkapkan oleh DePoter dan Hernacki (1999:14) :
“Pembelajaran quantum adalah penggubahan belajar yang meriah dengan
segala nuansanya, yang menyertakan segala kaitan, iteraksi, dan
perbedaan yang memaksimalkan momen belajar serta berfokus pada
hubungan dinamis dalam lingkungan kelas - interaksi yang mendirikan
landasan dalam kerangka untuk belajar”.
Faktor retensi atau lekatnya konsep dalam ingatan juga merupakan faktor
yang kurang mendapat perhatian padahal dapat dijadikan indikator bermutunya
hasil
belajar
atau
pembelajaran.
Untuk
mengetahui
efektifnya
model
pembelajaran, hendaknya tidak hanya dari penguasaan konsep saja tetapi lebih
jauh perlu dianalisis apakah konsep-konsep yang diajarkan dapat lekat dalam
ingatan siswa ataukah cepat terlupakan karena pembelajaran yang dilakukan
4
hanya berupa transfer belaka. Retensi erat hubungannya dengan hasil belajar. Hal
ini
didukung
oleh
pernyataan
James
Dasse
(dalam
Taufik
Rahman,
http://educare.e-fkipunla.net, 2010) yang menyatakan bahwa :
“Jika tidak ada retensi maka proses belajar siswa tidak berlangsung
dengan baik dan sebaliknya jika tidak belajar maka tidak ada retensi”
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru
bidang studi matematika di SMP Swasta YAPENA 45 Medan (Selasa, 01 Mei
2012) sebagai tempat penelitian mengatakan :
“Pada umumnya kesulitan dalam mempelajari matematika ketika soal
yang diberikan tidak sama dengan contoh, ini berarti kurangnya
pemahaman siswa dalam pemahaman konsep sehingga kemampuan
berpikir tidak terlalu maksimal. Kebanyakan siswa hanya menghapal
rumus-rumus matematika, sehingga ketika ditanyakan kembali beberapa
waktu kemudian sudah banyak siswa yang lupa”.
Demikian juga yang dirasakan peneliti selama peneliti melaksanakan
Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Swasta Karya Pendidik Lubuk
Pakam. Peneliti menemukan kebanyakan siswa cenderung hanya sekedar
menghapal konsep yang ada dalam matematika, dan hapalan mereka tidak
bertahan lama di dalam otak dengan kata lain, siswa mudah sekali melupakan
materi yang telah diajarkan guru. Hal ini memperkuat anggapan bahwa
kemampuan retensi siswa dalam pelajaran matematika memang masih rendah. Hal
ini mungkin dikarenakan teknik mencatat yang dilakukan siswa masih
konvensional.
Hal
senada
juga
diungkapkan
oleh
Teti
Rostikawati
(dalam
http://dindrarostika.blogspot.com/Mind-mapping-retensi/2009, 2009) yaitu :
“Umumnya siswa membuat catatan tradisional dalam bentuk tulisan
linier panjang yang mencakup seluruh isi materi pelajaran, sehingga
catatan terlihat sangat monoton dan membosankan. Umumnya catatan
monoton akan menghilangkan topik-topik utama yang penting dari
materi pelajaran”.
Sama halnya yang disebutkan oleh Jean Marie (2003:5) yaitu “Karena
tidak diajarkan untuk mengingat secara efektif, kita sering lupa dengan materi
penting dalam bahan ujian atau pertemuan”.
5
Mencatat merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan daya ingat.
Otak manusia dapat menyimpan segala sesuatu yang dilihat, didengar dan
dirasakan. Tujuan pencatatan adalah membantu mengingat informasi yang
tersimpan dalam memori. Tanpa mencatat dan mengulangi informasi, siswa hanya
mampu mengingat sebagian kecil materi yang diajarkan.
Adapun teknik mencatat lain selain pencatatan konvensional yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran dan lebih efekti fadalah pemetaan pikiran (mind
mapping), yaitu cara yang paling mudah untuk memasukkan informasi kedalam
otak dan untuk kembali mengambil informasi dari dalam otak. Peta pemikiran
merupakan teknik yang paling baik dalam membantu proses berfikir otak secara
teratur karena menggunakan teknik grafis yang berasal dari pemikiran manusia
yang bermanfaat untuk menyediakan kunci-kunci universal sehingga membuka
potensi otak (TonnyBuzan, 2004).
Menurut Iwan Sugiarto (2004:76), terdapat beberapa perbedaan antara
teknik pencatatan biasa dengan teknik pencatatan mind mapping. Diantaranya
seperti yang telah peneliti rangkum dalam tabel berikut :
Tabel 1.1 Perbedaan Catatan Biasa Dengan Catatan Mind Maping
Catatan Biasa
Catatan Menggunakan Mind Mapp
Hanya berupa tulisantulisan saja
Hanya dalam satu warna
Untuk mereview ulang
diperlukan waktu yang
lama
Berupa tulisan, symbol dan gambar
Berwarna-warni
Untuk mereview ulang diperlukan
waktu yang pendek
Waktu yang diperlukan
untuk belajar lebih lama
waktu yang diperlukan untuk belajar
lebih cepat dan efektif
Statis
Membuat individu mejadi kreatif
Dari tabel 1.1 tampak jelas bahwa mencatat dengan menggunakan teknik
mind mapping lebih baik digunakan dalam pembelajaran. Sama halnya seperti
yang diungkapkan oleh DePorter dan Henarcki (1999:148) bahwa:
6
“Cara outline tradisional mempersulit kita untuk mendapatkan gambaran
dan melihat kaitan-kaitan antara gagasan. Lebih jauh lagi, mengulang
catatan dalam bentuk outline tradisional adalah hal yang membosankan,
anda akan tergoda untuk melewati semuanya”
Mind merupakan gagasan berbagai imajinasi. Mind merupakan suatu
keadaan yang timbul bila otak (brain) sedangbekerja. Lebih lanjut Bobbi de Porter
dan Hernacki (1999: 152) menjelaskan,
“Peta pikiran merupakan teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan
menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk
suatu kesan yang lebih dalam. Peta pikiran adalah teknik meringkas
bahan yang akan dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi
kedalam bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah
memahaminya. Dengan adanya teknik mind mapping atau pemetaan
pikiran diduga prestasi siswa akan meningkat.”
Berdasarkan paparan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul ”Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Teaching
Dengan Menggunakan Teknik Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar dan
Kemampuan Retensi Siswa Kelas IX SMP Swasta YAPENA 45 Medan T.A.
2012/2013”
1.2.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi
beberapa masalah sebagai berikut:
1.
Masih rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran matematika
2.
Masih rendahnya kemampuan retensi siswa pada pelajaran matematika
3.
Kurangnya variasi model pembelajaran yang dilakukan guru, karena metode
ceramah paradigma lama masih merupakan andalan guru dalam mengajar.
4.
Anggapan siswa bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit sehingga
kurangnya ketertarikan siswa terhadap materi pelajaran matematika.
5.
Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung merupakan salah satu materi yang
masih sulit dipahami oleh siswa kelas IX SMP Swasta YAPENA 45 Medan
7
1.3.
Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka peneliti membatasi
masalah pada model pembelajaran Quantum Teaching dengan menggunakan
teknik Mind Mapping dan pengaruhnya terhadap hasil belajar dan kemampuan
retensi siswa pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung di kelas IX SMP
Swasta YAPENA 45 Medan tahun ajaran 2012/2013. Sebagai pembanding
digunakan pembelajaran ekspositori atau kelas pengontrol.
1.4.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukan pada latar belakang masalah dan
batasan masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran Quantum
Teaching menggunakan teknik Mind Mapping pada pokok bahasan bangun
ruang sisi lengkung lebih baik dibandingkan ekspositori?
2. Apakah kemampuan retensi siswa yang diajar dengan model pembelajaran
Quantum Teaching menggunakan teknik Mind Mapping pada pokok bahasan
bangun ruang sisi lengkung lebih baik dibandingkan ekspositori?
1.5.
Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang diajar dengan model
pembelajaran Quantum Teaching menggunakan teknik Mind Mapping pada
pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung lebih baik dibandingkan dengan
metode belajar ekspositori.
2. Untuk mengetahui apakah kemampuan retensi siswa yang diajar dengan
model pembelajaran Quantum Teaching menggunakan teknik Mind Mapping
pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung lebih baik dibandingkan
dengan metode belajar ekspositori.
8
1.6.
Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian maka manfaat yang diharapkan
adalah:
1. Bagi siswa
a.
Meningkatkan kemampuan retensi siswa dalam belajar matematika
yang pada akhirnya akan membawa pengaruh positif dengan
meningkatnya hasil belajar siswa
2. Bagi Guru
a.
Memperoleh pengetahuan untuk meningkatkan hasil belajar dan
kemampuan
retensi
siswa
dengan
menggunakan
metode
pembelajaran Quantum Teaching dengan teknik Mind Mapping
b.
Guru termotivasi melakukan penelitian sederhana yang bermanfaat
bagi perbaikan dalam proses pembelajaran dan meningkatkan
kemampuan guru itu sendiri.
3. Bagi Peneliti
a.
Akan diperoleh pemecahan masalah dalam penelitian sehingga
akan diperoleh strategi belajar yang baru yang dapat meningkatkan
hasil belajar kemampuan retensi siswa
b.
Mendapat
pengalaman
dan
pengetahuan
dalam
melakukan
penelitian dan melatih diri dalam menerapkan ilmu pengetahuan
khusus tentang konsep matematika.
c.
Sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan pegangan bagi
peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon
pengajar dimasa yang akan datang.
57
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M.,(2003),Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka
Cipta,Jakarta.
Arikunto, S., (2007), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka
Cipta, Jakarta.
Buzan, Toni., (2005),Buku Pintar Mind Mapp,Gramedia, Jakarta.
De Potter, B, Readon. M., Singer, S., (2001). Quantum Teaching, Kaifa, Bandung
DePorter, Hernacki.,(1999). Quantum Learning, Kaifa, Bandung.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Medan.,(2009), Buku Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Dan Standar
(SOP) Kepembimbingan Skripsi Program Studi Pendidikan. FMIPA
UNIMED, Medan.
Farhan., (2007),http://farhanzen.wordpress.com/2007/12/13/hakekatbelajar
(Acsessed 5 April 2012).
Goretti, Maria., (2009), (http://www.agmi.or.id) (Acsessed 8 March 2012).
http://id.wikipedia.org/wiki/Bola_(geometri)(Acsessed 5 April 2012).
http://www.teachersrock.net/teori_kon.htm., (2010). (Acsessed 8 March 2012).
Hudojo, Herman, (1988), Psikologi Pengajaran, Gramedia, Jakarta.
Husain., (2008), (http://gembiraeducation.net/hasil-belajar/2008) (Acsessed 8
March 2012).
Made, Wena.,(2009), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Gramedia,
Jakarta.
Marie, Jean.,(2003). Mengoptimalkan Daya Pikir, Gramedia, Jakarta.
Nurhayati.,
(2008),
Penerapan
Model
Pembelajaran,
(http://www.depdiknas.go.idjurnal51/040429%20-ed-nurhayatipenerapan-model-pembelajaran.pdf)(Acsessed 21 April 2012)
58
Olivia,Femi., (2008),Gembira Belajar dengan Mind Mapping, Gramedia, Jakarta
Rahman, Taufik., (2010), (http://educare.e-fkipunla.net) (Acsessed 5 April 2012)
Rostikawati, Teti., (2009) (http://dindrarostika.blogspot.com/Mind-mapping
retensi/2009)(Acsessed 5 April 2012)
Sanjaya,Wina, (2009), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka
Cipta, Jakarta.
Sudjana., (2005),Metode Statistika, Tarsito, Bandung.
Sudrajat, A., (2008), Pengertian, Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik,dan Model
Pembelajaran,http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pengertia
n-pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan-modelpembelajaran/(Acsessed 29 February 2012)
Sugiarto,Iwan., (2004),Mengoptimalkan Daya Kerja Otak Dengan Berfikir,
Gramedia, Jakarta
Syarifuddin.,
(2009),
Pembelajaran
Matematika
Sekolah,
http://syarifartikel.blogspot.com/2009/07/pembelajaran-matematikasekolah-1.html(Acsessed 12 Mei 2012).
Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep,
Landasan, Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Wirawan., (2011), (http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/memori.html)
(Acsessed 8March 2012)
Zainurie,
(2007),
Prestasi
Pendidikan
Matematika
Indonesia,
http://duniaguru.com/index.php?option=com_content&task=view&id=99
1&Itemid=26 (Acsessed 12 Mei 2012).
MENGGUNAKAN TEKNIK MIND MAPPING TERHADAP HASIL
BELAJAR DAN KEMAMPUAN RETENSI SISWA
KELAS IX SMP SWASTA YAPENA 45
MEDAN T.A. 2012/2013
O l e h:
FAKHRUNNISA
NIM. 408111049
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2011
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Gambar
ix
Daftar Tabel
x
Daftar Lampiran
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
1
1.2.
Identifikasi Masalah
5
1.3.
Batasan Masalah
5
1.4.
Rumusan Masalah
6
1.5.
Tujuan Penelitian
6
1.6.
Manfaat Penelitian
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1. Belajar dan Pembelajaran Matematika
9
9
2.1.2. Hasil Belajar
10
2.1.3. Kemampuan Retensi
11
2.1.4. Model Pembelajaran
13
2.1.5. Model Pembelajaran Quantum Teaching
16
2.1.5.1. Sejarah Penemuan Model Pembelajaran Quantum
16
2.1.5.2. Azas Utama Quantum Teaching
18
2.1.5.3. Prinsip Quantum Teaching
19
2.1.5.4. Model Quantum Teaching
20
2.1.5.5. Rancangan Pembelajaran Quantum Teaching
22
2.1.6. Mind Mapping
26
2.1.7. Bangun Ruang Sisi Lengkung
30
vii
2.1.7.1. Tabung
30
2.1.7.2. Kerucut
31
2.1.7.3. Bola
31
2.2. Kerangka Konseptual
32
2.3. Hipotesis
34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Tempat dan Waktu Penelitian
35
3.2.
Populasi dan Sampel Penelitian
35
3.2.1. Populasi Penelitian
35
3.2.2. Sampel Penelitian
35
3.3.
Jenis Dan Rancangan Penelitian
35
3.4.
Langkah-langkah Penenlitian
37
3.5.
Instrumen Penelitian
40
3.5.1. Tes
40
Uji Coba Instrumen
40
3.6.1. Uji Reliabilitas Instrumen
41
3.6.2. Uji Validitas Instrumen
42
3.6.
3.7. Teknik Analisis Data
42
3.7.1. Menghitung Rata-rata Skor
42
3.7.2. Menghitung Standar Deviasi
43
3.7.3. Uji Normalitas
43
3.7.4. Uji Homogenitas
43
3.7.5. Aalisis Pengujian Hipotesis
44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Deskripsi data Hasil Penelitian
46
4.1.1. Nilai Pretes Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
46
4.1.2. Nilai Postes Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
4.2.
47
4.1.3. Nilai Tes Retensi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
48
Analisis Data Hasil Penelitian Pretes dan Postes
49
viii
4.3.
4.2.1. Uji Normalitas Data Pretes dan Postes
49
4.2.2. Uji Homogenitas Data Pretes dan Postes
50
4.2.3. Uji Hipotesis Data Pretes dan Postes
50
Analisis Data Hasil Penelitian Postes dan tes Retensi
50
4.3.1. Uji Normalitas Data Pretes dan Tes Retensi
50
4.3.2. Uji Homogenitas Data Pretes dan Tes Retensi
51
4.3.3. Uji Hipotesis Data Pretes dan Tes Retensi
51
4.4. Diskusi Hasil Penelitian
52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
55
5.2.
Saran
55
DAFTAR PUSTAKA
57
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Perbedaan Catatan Biasa dengan Catatan Mind Mapping
5
Tabal 3.1. Desain Penelitian
36
Tabel 4.1. Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
46
Tabel 4.2. Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
47
Tabel 4.3. Data Nilai Tes Retensi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
48
Tabel 4.4. Rangkuman hasil uji normalitas
49
Tabel 4.5. Rangkuman hasil uji normalitas
51
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kedudukan Model Pembelajaran
16
Gambar 2.2. Fase-fase pengajaran berdasarkan Asas Quantum Teaching
18
Gambar 2.3. Belahan otak kiri dan kanan manusia
28
Gambar 2.4. Contoh Peta Pikiran
29
Gambar 2.5. Permukaan Tabung
30
Gambar 2.6.Bagian-bagian Permukaan Tabung
30
Gambar 2.7. Kerucut
31
Gambar 2.8. Bola
32
Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian
39
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP I Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
57
Lampiran 2 Kisi-kisi Pretes
93
Lampiran 3 Kiss-kisi Postes
94
Lampiran 4 Soal Pretes
95
Lampiran 5 Soal Postes dan Tes Retensi
96
Lampiran 6 Alternatif Penyelesaian Soal Pretes
98
Lampiran 7 Alternatif Penyelesaian Soal Postes dan Tes Retensi
100
Lampiran 8 Pedoman Penskoran Pretes dan Postes
103
Lampiran 9 Lembar Validasi Pretes Dan Postes
105
Lampiran 10 Hasil Belajar Matematika Kelas Kontrol
111
Lampiran 11 Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen
113
Lampiran 12 Perhitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku
Hasil Belajar
115
Lampiran 13 Uji Normalitas Pretes dan Postes Kelas Kontrol
119
Lampiran 14 Uji Normalitas Pretes dan Postes Kelas Eksperimen
122
Lampiran 15 Uji Homogenitas Pretes dan Postes
125
Lampiran 16 Pengujian Hipotesis Hasil Belajar Siswa
127
Lampiran 17 Hasil Tes Retensi Kelas Kontrol
130
Lampiran 18 Hasil Tes Retensi Kelas Eksperimen
131
Lampiran 19 Perhitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku
Kemampuan Retensi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
132
Lampiran 20 Uji Normalitas Tes Retensi Kelas Kontrol
134
Lampiran 21 Uji Normalitas Tes Retensi Kelas Eksperimen
136
Lampiran 22 Uji Homogenitas Tes Retensi
138
Lampiran 23 Pengujian Hipotesis Kemampuan Retensi Siswa
139
Lampiran 24 Perhitungan Persentasi Hasil Rata-rata Tes Retensi Siswa
141
Lampiran 25 Tabel Uji Kritis Untuk Uji Lilliefors
142
Lampiran 26 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z
143
Lampiran 27 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t
144
xii
Lampiran 28 Tabel Distribusi F
145
Lampiran 29 Dokumentasi Penelitian
148
Lampiran 30 Model Catatan Mind Mapping Yang Dibuat Siswa
152
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan jiwa manusia untuk
berkembang sesuai dengan potensi dan kemampuannya. Pendidikan juga
merupakan faktor pendukung dalam perkembangan dan persaingan dalam
berbagai bidang. Dewasa ini, dunia pendidikan khususnya matematika telah
menjadi perhatian utama dari berbagai kalangan. Hal ini disadari bahwa betapa
pentingnya peranan matematika dalam pengembangan berbagai ilmu dan
teknologi dan dalam kehidupan sehari-hari.
Maria Goretti (http://www.agmi.or.id, 2009) mengungkapkan,
”Matematika itu penting. Tanpa matematika, dunia akan hancur.
Matematika bisa digunakan untuk kemakmuran negeri ini dan bisa
membantu Indonesia keluar dari kondisi krisis, termasuk dalam persoalan
lingkungan”.
Hal ini juga sesuai dengan pendapat Cockroft (dalam Abdurrahman,
2003:253):
”Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena: (1) Selalu digunakan
dalam segi kehidupan; (2) Semua bidang studi memerlukan keterampilan
matematika yang sesuai; (3) Merupakan sarana komunikasi yang kuat;
(4) Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara;
(5) Meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran
keruangan; dan (6) Memberikan kemampuan terhadap usaha
memecahkan masalah yang menantang”
Indonesia memiliki Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang telah
mengatur standar proses dan standar isi mengenai pengajaran matematika. Tujuan
mata pelajaran matematika yang tercantum dalam KTSP oleh Depdiknas (dalam
Syarifuddin http://syarifartikel.blogspot.com, 2009) adalah sebagai berikut:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataanmatematika.
1
2
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
4. Mengkomunkasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. Memiliki sikap
menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki
rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Namun pada kenyataanya hasil pembelajaran matematika masih
memprihatinkan. Hal ini terlihat dari rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa.
Sejalan dengan yang diungkapkan oleh Zainurie (dalam http://duniaguru.com,
2007):
1. Data UNESCO menunjukkan, peringkat matematika Indonesia
berada di deretan 34 dari 38 negara. Sejauh ini, Indonesia masih
belum mampu lepas dari deretan penghuni papan bawah.
2. Hasil penelitian tim Programme of International Student Assessment
(PISA) menunjukkan, Indonesia menempati peringkat ke-9 dari 41
negara pada kategori literatur matematika. Sementara itu, menurut
penelitian Trends in International Mathematics and Science Study
(TIMMS) yang sudah agak lawas yaitu tahun 1999, matematika
Indonesia berada di peringkat ke-34 dari 38 negara (data UNESCO).
Itu artinya, ada sesuatu yang tidak sesuai dengan metode pengajaran
matematika
di
negara
ini.
Seperti
dikatakan
oleh
Nurhayati
(dalam
http://www.depdiknas.go.id, 2008):
”Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika
peserta didik, salah satunya adalah ketidaktepatan penggunaan model
pembelajaran yang digunakan guru di kelas. Kenyataannya menunjukkan
selama ini kebanyakan guru menggunakan model pembelajaran yang
bersifat konvensional dan banyak didominasi guru”.
Dengan kata lain keberhasilan pembelajaran matematika itu bergantung
dengan metode pengajaran yang digunakan guru matematika. Metode pengajaran
yang dipilih sesuai dan tepat untuk materi yang akan diajarkan. Tetapi salama ini
kebanyakan proses belajar yang berlangsung metode yang diajarkan belum tepat
guna, dalam arti materi yang digunakan kurang tepat untuk materi tersebut. Selain
3
itu metode yang digunakan terlalu biasa dan terlalu sering sehingga menimbulkan
kejenuhan dalam proses belajar.
Namun dalam kenyataannya, matematika yang merupakan pelajaran
yang membahas materi dari hal yang konkrit menuju sesuatu yang abstrak, tidak
mudah menumbuhkan minat belajar siswa. Hal ini menyebabkan siswa kurang
termotivasi oleh diri sendiri untuk belajar dan memanfaatkan matematika dalam
kehidupan sehari-hari.
Penggunaan model pembelajaran yang sesuai sangat menentukan
keberhasilan belajar siswa. Dengan model pembelajaran yang sesuai siswa dapat
mencapai prestasi belajar yang tinggi dan dapat mengembangkan potensi yang
tersimpan dalam dirinya. Model pembelajaran Quantum Teaching adalah metode
yang sangat tepat untuk pencapian hasil belajar yang diinginkan dan untuk
pengembangan potensi siswa. Proses belajar siswa sangat dipengaruhi oleh emosi
di dalam dirinya, emosi dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar apakah
hasilnya baik atau buruk.
Sebagaimana disebutkan oleh Wena Made (2009:160) :
“Pembelajaran quantum merupakan cara baru yang memudahkan proses
belajar, yang memadukan unsur seni dan pencapaian yang terarah, untuk
segala mata pelajaran”.
Hal senada juga diungkapkan oleh DePoter dan Hernacki (1999:14) :
“Pembelajaran quantum adalah penggubahan belajar yang meriah dengan
segala nuansanya, yang menyertakan segala kaitan, iteraksi, dan
perbedaan yang memaksimalkan momen belajar serta berfokus pada
hubungan dinamis dalam lingkungan kelas - interaksi yang mendirikan
landasan dalam kerangka untuk belajar”.
Faktor retensi atau lekatnya konsep dalam ingatan juga merupakan faktor
yang kurang mendapat perhatian padahal dapat dijadikan indikator bermutunya
hasil
belajar
atau
pembelajaran.
Untuk
mengetahui
efektifnya
model
pembelajaran, hendaknya tidak hanya dari penguasaan konsep saja tetapi lebih
jauh perlu dianalisis apakah konsep-konsep yang diajarkan dapat lekat dalam
ingatan siswa ataukah cepat terlupakan karena pembelajaran yang dilakukan
4
hanya berupa transfer belaka. Retensi erat hubungannya dengan hasil belajar. Hal
ini
didukung
oleh
pernyataan
James
Dasse
(dalam
Taufik
Rahman,
http://educare.e-fkipunla.net, 2010) yang menyatakan bahwa :
“Jika tidak ada retensi maka proses belajar siswa tidak berlangsung
dengan baik dan sebaliknya jika tidak belajar maka tidak ada retensi”
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru
bidang studi matematika di SMP Swasta YAPENA 45 Medan (Selasa, 01 Mei
2012) sebagai tempat penelitian mengatakan :
“Pada umumnya kesulitan dalam mempelajari matematika ketika soal
yang diberikan tidak sama dengan contoh, ini berarti kurangnya
pemahaman siswa dalam pemahaman konsep sehingga kemampuan
berpikir tidak terlalu maksimal. Kebanyakan siswa hanya menghapal
rumus-rumus matematika, sehingga ketika ditanyakan kembali beberapa
waktu kemudian sudah banyak siswa yang lupa”.
Demikian juga yang dirasakan peneliti selama peneliti melaksanakan
Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Swasta Karya Pendidik Lubuk
Pakam. Peneliti menemukan kebanyakan siswa cenderung hanya sekedar
menghapal konsep yang ada dalam matematika, dan hapalan mereka tidak
bertahan lama di dalam otak dengan kata lain, siswa mudah sekali melupakan
materi yang telah diajarkan guru. Hal ini memperkuat anggapan bahwa
kemampuan retensi siswa dalam pelajaran matematika memang masih rendah. Hal
ini mungkin dikarenakan teknik mencatat yang dilakukan siswa masih
konvensional.
Hal
senada
juga
diungkapkan
oleh
Teti
Rostikawati
(dalam
http://dindrarostika.blogspot.com/Mind-mapping-retensi/2009, 2009) yaitu :
“Umumnya siswa membuat catatan tradisional dalam bentuk tulisan
linier panjang yang mencakup seluruh isi materi pelajaran, sehingga
catatan terlihat sangat monoton dan membosankan. Umumnya catatan
monoton akan menghilangkan topik-topik utama yang penting dari
materi pelajaran”.
Sama halnya yang disebutkan oleh Jean Marie (2003:5) yaitu “Karena
tidak diajarkan untuk mengingat secara efektif, kita sering lupa dengan materi
penting dalam bahan ujian atau pertemuan”.
5
Mencatat merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan daya ingat.
Otak manusia dapat menyimpan segala sesuatu yang dilihat, didengar dan
dirasakan. Tujuan pencatatan adalah membantu mengingat informasi yang
tersimpan dalam memori. Tanpa mencatat dan mengulangi informasi, siswa hanya
mampu mengingat sebagian kecil materi yang diajarkan.
Adapun teknik mencatat lain selain pencatatan konvensional yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran dan lebih efekti fadalah pemetaan pikiran (mind
mapping), yaitu cara yang paling mudah untuk memasukkan informasi kedalam
otak dan untuk kembali mengambil informasi dari dalam otak. Peta pemikiran
merupakan teknik yang paling baik dalam membantu proses berfikir otak secara
teratur karena menggunakan teknik grafis yang berasal dari pemikiran manusia
yang bermanfaat untuk menyediakan kunci-kunci universal sehingga membuka
potensi otak (TonnyBuzan, 2004).
Menurut Iwan Sugiarto (2004:76), terdapat beberapa perbedaan antara
teknik pencatatan biasa dengan teknik pencatatan mind mapping. Diantaranya
seperti yang telah peneliti rangkum dalam tabel berikut :
Tabel 1.1 Perbedaan Catatan Biasa Dengan Catatan Mind Maping
Catatan Biasa
Catatan Menggunakan Mind Mapp
Hanya berupa tulisantulisan saja
Hanya dalam satu warna
Untuk mereview ulang
diperlukan waktu yang
lama
Berupa tulisan, symbol dan gambar
Berwarna-warni
Untuk mereview ulang diperlukan
waktu yang pendek
Waktu yang diperlukan
untuk belajar lebih lama
waktu yang diperlukan untuk belajar
lebih cepat dan efektif
Statis
Membuat individu mejadi kreatif
Dari tabel 1.1 tampak jelas bahwa mencatat dengan menggunakan teknik
mind mapping lebih baik digunakan dalam pembelajaran. Sama halnya seperti
yang diungkapkan oleh DePorter dan Henarcki (1999:148) bahwa:
6
“Cara outline tradisional mempersulit kita untuk mendapatkan gambaran
dan melihat kaitan-kaitan antara gagasan. Lebih jauh lagi, mengulang
catatan dalam bentuk outline tradisional adalah hal yang membosankan,
anda akan tergoda untuk melewati semuanya”
Mind merupakan gagasan berbagai imajinasi. Mind merupakan suatu
keadaan yang timbul bila otak (brain) sedangbekerja. Lebih lanjut Bobbi de Porter
dan Hernacki (1999: 152) menjelaskan,
“Peta pikiran merupakan teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan
menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk
suatu kesan yang lebih dalam. Peta pikiran adalah teknik meringkas
bahan yang akan dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi
kedalam bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah
memahaminya. Dengan adanya teknik mind mapping atau pemetaan
pikiran diduga prestasi siswa akan meningkat.”
Berdasarkan paparan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul ”Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Teaching
Dengan Menggunakan Teknik Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar dan
Kemampuan Retensi Siswa Kelas IX SMP Swasta YAPENA 45 Medan T.A.
2012/2013”
1.2.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi
beberapa masalah sebagai berikut:
1.
Masih rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran matematika
2.
Masih rendahnya kemampuan retensi siswa pada pelajaran matematika
3.
Kurangnya variasi model pembelajaran yang dilakukan guru, karena metode
ceramah paradigma lama masih merupakan andalan guru dalam mengajar.
4.
Anggapan siswa bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit sehingga
kurangnya ketertarikan siswa terhadap materi pelajaran matematika.
5.
Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung merupakan salah satu materi yang
masih sulit dipahami oleh siswa kelas IX SMP Swasta YAPENA 45 Medan
7
1.3.
Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka peneliti membatasi
masalah pada model pembelajaran Quantum Teaching dengan menggunakan
teknik Mind Mapping dan pengaruhnya terhadap hasil belajar dan kemampuan
retensi siswa pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung di kelas IX SMP
Swasta YAPENA 45 Medan tahun ajaran 2012/2013. Sebagai pembanding
digunakan pembelajaran ekspositori atau kelas pengontrol.
1.4.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukan pada latar belakang masalah dan
batasan masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran Quantum
Teaching menggunakan teknik Mind Mapping pada pokok bahasan bangun
ruang sisi lengkung lebih baik dibandingkan ekspositori?
2. Apakah kemampuan retensi siswa yang diajar dengan model pembelajaran
Quantum Teaching menggunakan teknik Mind Mapping pada pokok bahasan
bangun ruang sisi lengkung lebih baik dibandingkan ekspositori?
1.5.
Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang diajar dengan model
pembelajaran Quantum Teaching menggunakan teknik Mind Mapping pada
pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung lebih baik dibandingkan dengan
metode belajar ekspositori.
2. Untuk mengetahui apakah kemampuan retensi siswa yang diajar dengan
model pembelajaran Quantum Teaching menggunakan teknik Mind Mapping
pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung lebih baik dibandingkan
dengan metode belajar ekspositori.
8
1.6.
Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian maka manfaat yang diharapkan
adalah:
1. Bagi siswa
a.
Meningkatkan kemampuan retensi siswa dalam belajar matematika
yang pada akhirnya akan membawa pengaruh positif dengan
meningkatnya hasil belajar siswa
2. Bagi Guru
a.
Memperoleh pengetahuan untuk meningkatkan hasil belajar dan
kemampuan
retensi
siswa
dengan
menggunakan
metode
pembelajaran Quantum Teaching dengan teknik Mind Mapping
b.
Guru termotivasi melakukan penelitian sederhana yang bermanfaat
bagi perbaikan dalam proses pembelajaran dan meningkatkan
kemampuan guru itu sendiri.
3. Bagi Peneliti
a.
Akan diperoleh pemecahan masalah dalam penelitian sehingga
akan diperoleh strategi belajar yang baru yang dapat meningkatkan
hasil belajar kemampuan retensi siswa
b.
Mendapat
pengalaman
dan
pengetahuan
dalam
melakukan
penelitian dan melatih diri dalam menerapkan ilmu pengetahuan
khusus tentang konsep matematika.
c.
Sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan pegangan bagi
peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon
pengajar dimasa yang akan datang.
57
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M.,(2003),Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka
Cipta,Jakarta.
Arikunto, S., (2007), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka
Cipta, Jakarta.
Buzan, Toni., (2005),Buku Pintar Mind Mapp,Gramedia, Jakarta.
De Potter, B, Readon. M., Singer, S., (2001). Quantum Teaching, Kaifa, Bandung
DePorter, Hernacki.,(1999). Quantum Learning, Kaifa, Bandung.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Medan.,(2009), Buku Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Dan Standar
(SOP) Kepembimbingan Skripsi Program Studi Pendidikan. FMIPA
UNIMED, Medan.
Farhan., (2007),http://farhanzen.wordpress.com/2007/12/13/hakekatbelajar
(Acsessed 5 April 2012).
Goretti, Maria., (2009), (http://www.agmi.or.id) (Acsessed 8 March 2012).
http://id.wikipedia.org/wiki/Bola_(geometri)(Acsessed 5 April 2012).
http://www.teachersrock.net/teori_kon.htm., (2010). (Acsessed 8 March 2012).
Hudojo, Herman, (1988), Psikologi Pengajaran, Gramedia, Jakarta.
Husain., (2008), (http://gembiraeducation.net/hasil-belajar/2008) (Acsessed 8
March 2012).
Made, Wena.,(2009), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Gramedia,
Jakarta.
Marie, Jean.,(2003). Mengoptimalkan Daya Pikir, Gramedia, Jakarta.
Nurhayati.,
(2008),
Penerapan
Model
Pembelajaran,
(http://www.depdiknas.go.idjurnal51/040429%20-ed-nurhayatipenerapan-model-pembelajaran.pdf)(Acsessed 21 April 2012)
58
Olivia,Femi., (2008),Gembira Belajar dengan Mind Mapping, Gramedia, Jakarta
Rahman, Taufik., (2010), (http://educare.e-fkipunla.net) (Acsessed 5 April 2012)
Rostikawati, Teti., (2009) (http://dindrarostika.blogspot.com/Mind-mapping
retensi/2009)(Acsessed 5 April 2012)
Sanjaya,Wina, (2009), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka
Cipta, Jakarta.
Sudjana., (2005),Metode Statistika, Tarsito, Bandung.
Sudrajat, A., (2008), Pengertian, Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik,dan Model
Pembelajaran,http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pengertia
n-pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan-modelpembelajaran/(Acsessed 29 February 2012)
Sugiarto,Iwan., (2004),Mengoptimalkan Daya Kerja Otak Dengan Berfikir,
Gramedia, Jakarta
Syarifuddin.,
(2009),
Pembelajaran
Matematika
Sekolah,
http://syarifartikel.blogspot.com/2009/07/pembelajaran-matematikasekolah-1.html(Acsessed 12 Mei 2012).
Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep,
Landasan, Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Wirawan., (2011), (http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/memori.html)
(Acsessed 8March 2012)
Zainurie,
(2007),
Prestasi
Pendidikan
Matematika
Indonesia,
http://duniaguru.com/index.php?option=com_content&task=view&id=99
1&Itemid=26 (Acsessed 12 Mei 2012).