T1 702011116 Full text

PENERAPAN MODEL THINK TALK WRITE (TTW) MENGGUNAKAN
INSPIRATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
SMP NEGERI 2 SALATIGA

Skripsi

Diajukan sebagai prasyarat penyusunan skripsi
guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Disusun oleh:
Jenitha Febryanti Uly
702011116

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
2016

1. Pendahuluan
Berhasilnya sebuah proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru
mengembangkan dan menerapkan model- model pembelajaran yang dapat mempengaruhi hasil

belajar siswa dikelas. Namun ada juga siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami
pembelajaran sehingga guru harus mampu untuk meningkatkan motivasi belajar siswa agar
tujuan pengajaran dapat tercapai dengan menggunakan model pembelajaran yang kreatif.Salah
satunya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write.Pendidikan
kemudian diwujudkan didalam suatu proses pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar dan merupakan
proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik [1]
Berdasarkan data hasil observasi awal menggunakan angket kepada siswa dan hasil
tanggapan beberapa siswa setelah observasi awal, masalah yang ditemui dalam mata pelajaran
TIK di SMP Negeri 2 Salatiga adalah rendahnya motivasi siswa sebesar 73.84% dikarenakan
kurangnya penggunaan model dan media pembelajaran kreatif untuk merangsang motivasi
belajar siswa. Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah ditemukan maka diambil model
pembelajaran Think Talk Write menggunakan media pembelajaran Inspiration untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa di SMP Negeri 2 Salatiga.Alasan pemilihan model Think
Talk Write karena terdapat tahap- tahap pada proses penerapan model TTW ini yang dapat
diterapkan dengan aplikasi Inspiration yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan Think-TalkWrite menggunakan Inspiration untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.Maka tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui apakah penerapan Think-Talk-Write
menggunakan Inspiration dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Agar permasalahan tidak
meluas maka penelitian ini membatasi permasalahannya antara lain penerapan Think-Talk-Write

dengan menggunakan aplikasi Inspiration dalam hubungannya untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa di kelas 7 SMP Negeri 2 Salatiga pada mata pelajaran TIK dengan materi
“Microsoft Word”.
2. Kajian Pustaka
Penelitian Pertama dilakukan oleh Setiadi Pradana dari Universitas Swadaya Gunung
Jati Cirebon dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-Write
pada Pelajaran Ekonomi Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Di SMA
Negeri 1 Sindangwangi Tahun Ajaran 2013/2014”, yang menjelaskan bagaimana penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write pada pelajaran ekonomi yang
menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar yang signifikan dengan menggunakan metode
ini dibandingkan dengan hasil belajar yang menggukanan metode ceramah. Terdapat respon
positif jika guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write, ini dapat
dilihat dari hasil angket respon siswa terhadap penerapan model Think-Talk-Write dengan
indikator I positif diperoleh angka 85,49% dan pada indikator ke II negatif diperoleh angka
71,8% yang artinya siswa dalam proses pembelajaran siswa setuju jika guru menerapkan metode
tersebut[2].
Penelitian Kedua dilakukan Zaenal Abidin, Tri Mulyono Edi Saputro yang
dipublikasikan oleh jurusan Matematika FMIPA UNNES dengan judul “Upaya Meningkatkan
Motivasi dan Pemahaman Siswa pada Materi Geometri dan Pengukuran Melalui Kegiatan
“Remase” di SMP 33 Semarang”, yang menjelaskan masalah utama dalam proses pembelajaran

adalah upaya untuk meningkatkan motivasi dan pemahaman belajar siswa serta hasil belajar

matematika khususnya pada materi geometri dan pengukuran sehingga menggunakan kegiatan
"Remase". Dengan adanya penggunaan model pembelajaran yang inovatif dan kreatif seperti
“Remase” ini maka berdasarkan analisis dapat disimpulkan bahwa motivasi dan pemahaman
siswa meningkat sebesar 83,78% siswa yang menyatakan bahwa motivasi belajarnya meningkat
dengan adanya model "remase" disamping itu rata- rata hasil belajar siswa kelas VIII E SMP 33
Semarang untuk materi Geometri dan pengukuran juga terjadi peningkatan yaitu dari 59,76
menjadi 77,03 selain itu juga terjadi peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran melalui
kegiatan "remase" yaitu dari 86% meningkat menjadi 95% [3].
Perbedaan dengan penelitian terdahulu ,Perbedaan dengan penelitian ini adalah
penelitian ini menggabungkan model pembelajaran Think Talk Write dengan media pembelajaran
Inspiration sedangkan pada penelitian terdahulu tidak menggunakan media pembelajaran seperti
yang dilakukan pada penelitian ini. Berdasarkan kedua penelitian terdahulu maka peneliti
mendapatkan sumbangsih ide untuk melakukan penelitian ini yaitu peneliti menggunakan model
pembelajaran Think Talk Write menggunakan media pembelajaran Inspiration untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa.
TTW (Think Talk Write) adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari
beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi
belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota dalam kelompoknya [4].TTW

memiliki empat tahap penting dalam pelaksanaanya :
a. Think (Berpikir). Siswa diberi kesempatan untuk memikirkan materi atau menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru berupa lembar kerja yang dilakukan secara
individu.
b. Talk / Talking (Berbicara / berpendapat). Setelah diorganisasikan dalam kelompok, siswa
diarahkan untuk terlibat secara aktif dalam berdiskusi kelompok mengenai lembar kerja yang
telah disediakan. Pada tahap ini siswa saling berbagi jawaban dan pendapat dengan anggota
kelompoknya masing-masing.
c. Writing (Menulis). Pada tahap ini siswa diminta untuk menulis dengan bahasa dan
pemikiranya sendiri hasil dari belajar dan diskusi kelompok yang diperolehnya.
d. Presentasi. Hasil tulisan siswa dipresentasikan didepan kelas sekaligus memberi kesempatan
kepada siswa yang mengoreksi hasil kerja kelompok lain.
Inspiration adalah media pembelajaran yang digunakan sebagai alat untuk memperlancar
dari penerapan komponen-komponen dari sistem pembelajaran tersebut, sehingga proses
pembelajaran dapat bertahan lama dan efektif, suasana belajar pun menjadi menyenangkan.
Inspiration merupakan media yang dilengkapi dengan fungsi seperti mind map yaitu
menghubungkan gambar- gambar dengan keterangan yang membentuk korelasi sehingga lebih
gampang disukai dan dimengerti. Inspiration juga dilengkapi dengan fungsi presentasi sehingga
korelasi yang telah dibentuk dapat langsung dipresentasikan. Proses pembelajaran merupakan
proses komunikasi, artinya didalamnya terjadi proses penyampaian pesan dari seseorang kepada

penerima pesan. Sehingga mediapun merupakan bagian dari proses komunikasi sehingga dalam
pembelajaran, media yang digunakan adalah media pembelajaran [5]
Didalam Inspiration juga terdapat diagram, outline dan map yang dapat digunakan untuk
merancang model korelasi yang dapat dialihkan juga menjadi bentuk presentasi dengan fungsi
yang disediakan oleh Inspiration.Bentuk diagram dapat diubah menjadi bentuk outline dan
presentasi.
Motivasi Belajar adalah faktor pendukung yang dapat mengoptimalkan kecerdasan anak
dan dapat membawanya meraih prestasi. Hal- hal yang mempengaruhi motivasi belajar siswa

adalah cita- cita atau aspirasi peserta didik, kemampuan peserta didik, kondisi peserta didik,
kondisi lingkungan peserta didik, unsur- unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran serta
upaya pengajar dalam mengajar peserta didik [6].
3. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat kuantitatif dengan metode yang digunakan adalah metode
Quasi Experimental.Quasi Experimental disebut juga eksperimen semu, yaitu metode penelitian
yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang dalam kondisi yang
terkendali. Design penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design[7],
dimana terdapat dua kelompok sampel yang tidak dipilih secara acak. Kemudian dilakukan
observasi untuk mengetahui keadaan awal dan keadaan akhir kelas eksperimen dan kelas
kontrol.Berikut adalah pola desain penelitian:

Tabel 1. BentukNonequivalent Control Group Design
Kelas
Eksperimen
Kontrol

Motivasi Awal Perlakuan
XX
X

Motivasi Akhir
X
-

X

Sebagai data awal dalam menilai tingkat motivasi, guru melakukan proses pembelajaran
biasa (kelas kontrol) yaitu kelas tanpa perlakuan dan data awal motivasi pada kelas eksperimen
selanjutnya pada proses pembelajaran selanjutnya diterapkan model Think Talk Write dengan
Inspirationpada kelas eksperimen .Kemudian dilakukan perbandingan setelah menggunakan
Think Talk Write dengan Inspiration dan sebelum menggunakan Think Talk Write dengan

Inspiration.Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu:
Tahapan Pertama adalah tahap mengidentifikasikan masalah, menentukan tujuan
penelitian dan kajian pustaka. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui keadaan dari proses
pembelajaran sedangkan kajian pustaka digunakan untuk menemukan solusi yang tepat dalam
penyelesaian masalah tersebut. Penggunaan Think Talk Write dengan Inspiration dapat
meningkatkan motivasi belajar di kelas 7 SMP Negeri 2 Salatiga. Pada tahap ini juga
ditentukannya variabel penelitian, motivasi belajar siswa merupakan variabel terikat (dependent),
sedangkan Think-Talk-Write dengan menggunakan Inspiration adalah variabel bebas
(independent). Variabel bebas akan mempengaruhi variabel terikat.
Tahap
yang
Kedua
adalah
tahap
persiapan,
pelaksanaan
dan
observasi(angket).Melakukan persiapan penggunaan Inspiration bagi siswa yang telah
dikonsultasikan dengan guru, kemudian menyesuaikan penggunaan media inspiration dengan
silabus maupun RPP guru.Melaksanakan penelitian dengan menerapkan Think Talk Write

dengan Inspiration sesuai dengan RPP dan silabus sekolah.Melakukan observasi dalam bentuk
pembagian checklist untuk mengetahui tingkat kenaikan motivasi siswa sebelum dan sesudah
penerapan Think Talk Write dengan Inspiration.
Tahap yang Ketigaadalah tahap akhir penelitian yaitu analisis data, pengolahan data dan
kesimpulan hasil penelitian, melaporkan hasil penelitian dan penulisan artikel ilmiah.Penelitian

ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Salatiga, tahun ajaran 2015/2016.Data yang diolah adalah
hasil dari angketmotivasi siswa. Penelitian dilakukan terhadap 2 kelas, yaitu kelompok
eksperimen (kelas 7C) berjumlah 30 orang dengan menerapkan model Think Talk Write
menggunakan Inspiration. Sedangkan kelompok kontrol (kelas 7H) berjumlah 31 orang yang
tidak diberi perlakuan.Untuk mengumpulkan data maka penelitian ini menggunakan metode
observasi dengan angketyang diisi oleh siswa untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar
siswa sebelum dan sesudah penerapan Think Talk Write dengan Inspiration. Berikut beberapa
indikator- indikator motivasi [8]:
Tabel 2. Indikator motivasi
Variabel

Komponen Variabel

Indikator

Mengikuti pelajaran
Mengerjakan contoh soal

Perasaan Senang

Mengadakan latihan
Mengadakan diskusi
Memperhatikan penjelasan
Mempunyai catatan lengkap
Menaruh perhatian pada pembelajaran

Motivasi
Belajar

Perhatian

Serius ketika proses pembelajaram
Mudah berkonsentrasi
Bertanya ketika kurang jelas
Menjawab pertanyaan

Memberi tanggapan
Mengerjakan

Ketertarikan

soal

latihan

menggunakan

aplikasi
Menyimpulkan materi
Rajin mencari sumber pelajaran lainnya

Bentuk dan skor jawaban angket akan dianalisis secara statistik yang terdiri dari 4
jawaban yang memiliki skor dari 1- 5. Berikut adalah kriteria penilaian tingkat motivasi belajar
siswa, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Kriteria penilaian tingkat motivasi


Interval

Kategori

85% - 100%

Sangat Tinggi

70% - 85%

Tinggi

55% - 70%

Sedang

40% - 55%

Rendah

25% - 40%

Sangat Rendah

4. Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Salatiga, tahun ajaran 2015/2016.Data yang
diolah adalah hasil dari angketmotivasi siswa. Penelitian dilakukan terhadap 2 kelas, yaitu
kelompok eksperimen (kelas 7C) berjumlah 30 orang dengan menerapkan model Think Talk
Write menggunakan Inspiration. Sedangkan kelompok kontrol (kelas 7H) berjumlah 31 orang
yang tidak diberi perlakuan.Penelitian terhadap sampel dilakukan selama masing-masing dua
kali pertemuan dengan materi yang dibahas adalah mengetik dengan Microsoft Word.Data hasil
penelitian yang digunakan adalah berbentuk persentase motivasi siswa. Berikut adalah
pembahasan tahap- tahap dalam proses penerapan model Think Talk Write menggunakan
Inspiration:

Tabel 4. Penerapan Think Talk Write dengan Inspiration
Tahapan model Think
Talk Write
menggunakan
Inspiration
Kegiatan pendahuluan

Guru

Guru
melakukan
kegiatan
pendahuluan
seperti
salam,
doa,
presensi,
menyiapkan
siswa secara psikis dan
fisik,
mengajukan
pertanyaan
yang
berhubungan
dengan
mengetik menggunakan
Ms.Word
dan
menjelaskan kompetensi
dasar
dan
tujuan
pembelajaran.

Guru
memfasilitasi
terjadinya
interaksi
antara guru, siswa dan
lingkungan belajar lalu
memberikan
tugas
kepada siswa dengan
menggunakan
model
Think
Talk
Write
menggunakan
Inspiration(Kegiatan
Think)

Guru
memberikan
materi dan pertanyaan
yang berupa lembar
kerja yang dilakukan
secara individual (Think)

Siswa terbagi kedalam
kelompok 6 kelompok
yang beranggotakan 5
siswa(Kegiatan Talk)
Kegiatan Write
Kegiatan Presentation

Guru membagi
kelompok

Kegiatan Write

Guru meminta setiap
kelompok menuangkan
hasil diskusi kedalam
Inspiration
Guru meminta setiap

Siswa



Siswa mengikuti setiap
instruksi guru
Siswa memikirkan dan
menjawab
pertanyaan
yang
berhubungan
dengan
mengetik
menggunakan Ms.Word

Siswa memikirkan materi
dan
menjawab
pertanyaan yang diisi
didalam lembar kerja
(Think)




Siswa berkelompok
Siswa berdiskusi atau
berbagi jawaban dan
pendapat atas pertanyaan
yang diberikan terhadap
teman
kelompoknya
sendiri (Talk)
Siswa menulis dengan
bahasa dan pemikirannya
sendiri hasil dari belajar
dan diskusi kelompok
yang diperoleh kedalam
aplikasi Inspiration yang

berupa gambaran materi
dan
jawaban
serta
pendapat
kelompok
(Write)
Kegiatan Presentasi

Kelompok
mempresentasikan hasil
diskusinya didepan kelas





Kegiatan konfirmasi

Guru
melakukan
kegiatan konfirmasi dan
penutup
seperti
pengecekan hasil belajar
siswa,
membuat
rangkuman
pelajaran,
melakukan
penilaian,
refleksi
terhadap
kegiatan yang sudah
dilakukan dan doa

Siswa mempresentasikan
hasil diskusi dengan
menggunakan
fungsi
Inspiration yang berisi
materi yang dirancang
sedemikian rupa dalam
bentuk gambar dan teks
Siswa mengoreksi hasil
kerja kelompok lain.
Siswa sama sama
membuat rangkuman
pelajaran, refleksi
bersama guru dan doa

Pada kegiatan Think, guru memberikan materi serta pertanyaan- pertanyaan yang
diajukan oleh guru yang berupa lembar kerja yang harus dilakukan secara individual oleh siswa.
Lalu siswa diberikan kesempatan untuk memikirkan materi atau menjawab pertanyaanpertanyaan yang diajukan oleh guru kedalam lembar kerja. Pertanyaan yang diberikan guru
seputar pada materi Ms.Word yaitu siswa diminta untuk mencari komponen- komponen yang
berhubungan dengan proses mengetik kemudian masing- masing siswa mencari jawaban dari
pertanyaan tersebut lalu dituliskan kedalam lembar kerja, siswa mencari jawaban dengan
menggunakan buku, internet maupun bertanya.
Kemudian pada kegiatan Talk, siswa dibagi kedalam 6 kelompok yang beranggotakan 5
siswa kemudian siswa berdiskusi serta berbagi jawaban atas pertanyaan yang telah diberikan
pada kegiatan awal terhadap teman kelompoknya sendiri. Siswa berdiskusi dan memilih mana
komponen- komponen yang tepat yang nantinya akan dimasukkan kedalam aplikasi Inspiration
untuk dipresentasikan.
Lalu pada kegiatan Write, siswa diminta untuk menuangkan hasil diskusi kelompok
kedalam media pembelajaran Inspiration, masing- masing kelompok memasukkan jawaban
mereka kedalam aplikasi, agar terlihat menarik siswa boleh mengganti nama dari komponen
mengetik dengan menggunakan simbol- simbol yang disediakan pada aplikasi Inspiration. Siswa
menuangkan jawabannya kedalam diagram pada Insipiration dan komponen tersebut
dihubungkan dengan anak panah yang menunjukkan hubungan antar satu komponen dan

komponen lainnya. Pada diagram yang digunakan untuk memasukkan jawaban kelompok
tersebut, siswa dapat berkreasi secara kreatif agar tampilan dan hubungan antar gambar dan teks
dapat dipahami oleh pembaca/ kelompok lain. Contoh diagram kelompok 1seperti pada gambar
1.
Berikut adalah tampilan diagram Inspiration yang merupakan hasil karya kelompok 1
dikelas eksperimen :
Gambar 1. Diagram kelompok 1 pada Inspiration

Pada gambar 1, siswa kelompok 1 menggambarkan bahwa komponen dari mengetik
adalah ide, flashdisk, keyboard, computer, printer, koneksi internet dan catatan.
Kemudian pada kelompok 2, siswa juga membuat diagram hasil jawaban mereka yang dapat
dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Diagram kelompok 2 pada Inspiration

Pada gambar 2, siswa kelompok 2 memiliki diagram dengan jawaban yang lebih
kompleks dan disertai dengan keterangan pada setiap gambar.
Kemudian pada kegiatan presentasi, siswa diminta untuk mempresentasikan hasil
diskusinya dengan menggunakan fungsi Inspiration yang dirancang dalam bentuk teks dan
gambar seperti pada gambar 3 oleh kelompok 1.
Gambar 3. Presentasi kelompok 1pada Inspiration

Kemudian siswa diminta untuk mempresentasikan hasil dari diagram yang telah dibuat
kedalam bentuk presentasi dengan menggunakan fungsi dari Inspiration. Pada fungsi ini siswa
dapat mengedit letak dari gambar- gambar pada diagram seperti pada gambar 3.
Berikut ini adalah hasil yang akan dipresentasikan oleh kelompok 2 yang gambarnya
disertai dengan penjelasan seperti pada gambar 4.
Gambar 4. Presentasi kelompok 2 pada Inspiration

Siswa diminta untuk mempresentasikan hasil dari diagram yang telah dibuat kedalam
bentuk presentasi dengan menggunakan fungsi dari Inspiration. Pada fungsi ini siswa dapat
mengedit letak dari gambar- gambar pada diagram namun tidak disertai penjelasan lagi karena
telah ada pada setiap gambar.
Perolehan Skor Motivasi
Angket dibagikan kepada siswa di setiap pertemuan, berisi tentang pernyataan yang
berkaitan dengan motivasi belajar siswa. Responden adalah kelas eksperimen (7C) yang
berjumlah 30 siswa dan kelas kontrol (7H) yang berjumlah 31 siswa dengan jumlah item
pertanyaan sebanyak 15 item. Hasil perhitunganangketyang dibagikan pada setiap pertemuan
dapat ditampilkan pada tabel berikut:

Tabel 4. Hasil perhitungan angket

Pernyataan
1.
Saya selalu mengikuti pelajaran
dikelas.
2.
Saya selalu mengerjakan contoh soal
yang diberikan guru.
3.
Guru saya selalu mengadakan latihan
didalam kelas.
4.
Saya melakukan diskusi terhadap
latihan yang diberikan guru.
5.
Saya sungguh- sungguh dalam
mengikuti proses pembelajaran.
6.
Saya mempunyai catatan yang
lengkap.
7.
Saya menaruh perhatian yang besar
pada kegiatan belajar.
8.
Saya serius dan tidak mudah
terganggu ketika proses pembelajaran.
9. Saya sangat mudah berkonsentrasi saat
proses pembelajaran.
10. Saya selalu bertanya ketika kurang
jelas.
11. Saya dapat menjawab pertanyaan
yang ditanyakan oleh guru.
12. Saya akan memberi tanggapan
terhadap materi yang dibahas.
13. Saya tertarik untuk mengerjakan soal
latihan yang diberikan dengan
menggunakan aplikasi yang telah
disediakan.
14. Saya dapat menyimpulkan materi
pelajaran.
15. Saya rajin mencari sumber pelajaran
lainnya.
Rata-rata

Presentase Kenaikan

Kelas Kontrol
Motivasi Motivasi
Awal
Akhir
91.13% 95.00%

Kelas Eksperimen
Motivasi Motivasi
Awal
Akhir
91.13%
97.50%

93.55%

90.83%

87.10%

90.83%

74.19%

81.67%

65.32%

90.00%

85.48%

85.00%

84.68%

85.00%

91.13%

85.83%

85.48%

87.50%

65.32%

75.00%

58.06%

87.50%

87.90%

81.67%

79.84%

90.00%

79.03%

71.67%

76.61%

90.00%

76.61%

75.00%

69.35%

88.33%

80.65%

75.83%

73.39%

81.67%

76.61%

79.17%

68.55%

88.33%

74.19%

76.67%

61.29%

86.67%

57.26%

81.67%

54.84%

93.33%

70.97%

75.83%

71.77%

88.33%

65.32%

87.50%

63.71%

91.67%

78.97%

81.80%

73.84%

89.28%

2.83%

15.44%

Pada proses penelitian ini, kelas kontrol diajar oleh guru dan pada kelas eksperimen guru
juga menjadi pengajar dan peneliti hanya bertugas membantu dalam pemahaman siswa akan
aplikasi Inspiration. Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat pada motivasi awal belum ada perlakuan
pada kelas eksperimen.Secara menyeluruh motivasi belajar siswa pada motivasi awal pada kelas
kontrol sebesar 78.97% dan 73.84% pada kelas eksperimen. Tingkat motivasi belajar siswa lebih
rendah pada kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol, hal ini dianggap wajar karena
kelas kontrol yang akan menjadi acuan kenaikan motivasi siswa pada kelas eksperimen nantinya.
Selanjutnya dilakukan penerapan model Think Talk Write dengan Inspiration, hasil
observasi dengan memberikan perlakuan pada kelas eksperimen menunjukkan motivasi belajar
siswa meningkat sebesar 89.28% dibandingkan pada kelas kontrol yaitu 81.80%. dengan
demikian terdapat presentase kenaikan motivasi pada kelas eksperimen sebesar 15.44%
sedangkan pada kelas kontrol hanya 2.83%. Hasil observasi menunjukkan adanya peningkatan
motivasi siswa dikelas eksperimen dibandingkan dikelas kontrol untuk semua indikator. Pada
perlakuan ini, siswa tidak hanya mendengarkan ceramah guru tetapi siswa dapat belajar
menggunakan Inspiration, kemudian guru menyampaikan pertanyaan yang dikerjakan secara
individu (Think) kemudian siswa membentuk kelompok dan berdiskusi dengan teman
kelompoknya (Talk) lalu menuliskan apa jawaban dan pendapat teman kelompoknya kedalam
diagram yang ada didalam aplikasi Inspiration (Write) dan kemudian mempresentasikannya
didepan kelas dengan menggunakan fungsi application pada aplikasi Inspiration.
Pada indikator ke-1 yaitu saya selalu mengikuti pelajaran dikelas, terjadi peningkatan
motivasi lebih besar pada kelas eksperimen yaitu dari 91.13% menjadi 97.50% karena siswa
selalu mengikuti pelajaran dikelas dengan adanya penggunaan aplikasi dan model pembelajaran
yang lebih menarik sehingga siswa selalu tertarik untuk belajar sedangkan pada kelas kontrol
hanya 91.13% menjadi 95.00%.
Pada indikator ke-2 yaitu saya selalu mengerjakan contoh soal yang diberikan guru,
motivasi awal pada kelas kontrol lebih tinggi sebesar 93.55% sedangkan pada motivasi akhir
kelas eksperimen hanya 90.83% dikarenakan masih adanya siswa yang kurang memahami
pertanyaan dan penjelasan guru dan motivasi awal pada kelas eksperimen lebih rendah 87.10%
naik menjadi 90.83%.
Pada indikator ke-3, guru saya selalu mengadakan latihan didalam kelas mengalami
kenaikan yang signifikan pada kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu
65.32% menjadi 90.00% karena guru selalu mengadakan latihan- latihan lebih sering dengan
tema pembelajaran yang kreatif sedangkan pada kelas kontrol hanya 74.19% menjadi 81.67%.
Pada indikator ke-4 yaitu saya melakukan diskusi terhadap latihan yang diberikan guru,
motivasi awal pada kelas kontrol lebih tinggi 85.48% sedangkan pada motivasi akhir kelas
eksperimen 85.00% dikarenakan pada setiap kelas baik kelas kontrol dan kelas eksperimen
metode diskusi sama sama digunakan oleh guru namun presentase kenaikan motivasinya tetap
terlihat karena pada motivasi awal kelas eksperimen hanya 84.68%.
Pada indikator ke-5 saya sungguh-sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran, pada
motivasi awal kelas kontrol sebesar 91.13% sedangkan pada motivasi akhir kelas eksperimen
hanya 87.50% dikarenakan masih banyaknya siswa yang kurang berkonsentrasi dan siswa baru
pertama kali memakai aplikasi Inspiration namun terjadi peningkatan dilihat dari motivasi awal
yang 85.48% menjadi 87.50%.
Pada indikator ke-6 yaitu saya mempunyai catatan yang lengkap mengalami kenaikan
presentasi motivasi sebesar 58.06% menjadi 87.50% karena siswa mempunyai catatan yang

lengkap tentang semua yang mereka pelajari dan mereka bahas pada saat latihan- latihan didalam
kelas sedangkan pada kelas kontrol hanya 65.32% menjadi 75.00%.
Pada indikator ke-7 yaitu saya menaruh perhatian yang besar pada kegiatan belajar
mengalami kenaikan pada kelas eksperimen yaitu dari 79.84% menjadi 90.00% dikarenakan
perhatian siswa menjadi lebih besar karena penggunaan aplikasi yang menarik perhatian dan
mengkondisikan siswa untuk memperhatikan dan serius pada pelajaran dengan metode
pembelajaran yang tidak membosankan namun pada kelas kontrol hanya mengalami kenaikan
dari 87.90% menjadi 81.67%.
Pada indikator ke-8 yaitu saya serius dan tidak mudah terganggu ketika proses
pembelajaran mengalami kenaikan motivasi pada kelas eksperimen sebesar 76.61% menjadi
90.00% karena siswa lebih serius untuk mencari jawaban dan berbagi dengan teman kelompok
tentang apa yang mereka dapatkan dari hasil pencarian mereka baik itu dari buku, internet
maupun bertanya, sedangkan pada kelas kontrol hanya mengalami penurunan dari
79.03%menjadi 71.67% karena siswa bosan pada metode pembelajaran yang konvensional.
Pada indikator ke-9 yaitu saya sangat mudah berkonsentrasi saat proses pembelajaran
mengalami kenaikan motivasi dari 69.35% menjadi 88.33% pada kelas eksperimen karena proses
pembelajaran siswa lebih tertata dengan adanya penerapan model pembelajaran TTW karena
siswa dikondisikan pada beberapa tahapan- tahapan sedangkan pada kelas kontrol mengalami
penurunan dari 76.61% menjadi 75.00% dikarenakan kurangnya konsentrasi siswa dengan model
pembelajaran yang sama setiap pertemuannya.
Pada indikator ke-10 yaitu saya selalu bertanya ketika kurang jelas mengalami kenaikan
pada kelas ekspermien dari 73.39% menjadi 81.67% karena siswa lebih efektif bertanya katika
kurang jelas dan siswa lebih aktif mencari jawaban baik dari buku, internet maupun bertanya
sedangkan pada kelas kontrol mengalami penurunan dari 80.65% menjadi 75.83% dikarenakan
siswa mulai merasa bosan untuk bertanya karena guru selalu menyediakan jawaban diakhir
pembelajaran.
Pada indikator ke-11 yaitu saya dapat menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh guru
mengalami kenaikan pada kelas eksperimen yaitu 68.55% menjadi 88.33% karena setiap siswa
akan mendapatkan kesempatan untuk menjawab pertanyaan pada saat presentasi didepan kelas
bersama kelompok sedangkan pada kelas kontrol hanya mengalami kenaikan dari 76.61%
menjadi 79.17%.
Pada indikator ke-12 yaitu saya akan memberi tanggapan terhadap materi yang dibahas
mengalami kenaikan pada kelas eksperimen sebesar 61.29% menjadi 86.67% karena ada tahap
pada model TTW dimana siswa diberikan kesempatan untuk menambahkan maupun
mengomentari hasil kerja kelompok lain namun pada kelas kontrol hanya naik dari 74.19%
menjadi 76.67%.
Pada indikator ke-13 yaitu saya tertarik untuk mengerjakan soal latihan yang diberikan
dengan menggunakan aplikasi yang telah disediakan, pada kelas kontrol motivasi awal dan
motivasi akhir mengalami kenaikan motivasi dikarenakan siswa baru pertama kali menggunakan
aplikasi Microsoft Word sehingga belum begitu tertarik namun mengalami peningkatan karena
setelah penerapan pembelajaran sebelumnya dengan Ms.Word terjadi peningkatan pada motivasi
siswa dan pada kelas eksperimen meningkat dari motivasi awal 54.84% menjadi 93.33%
dikarena pengaruh dari penerapan Think Talk Write dengan menggunakan Inspiration.
Pada indikator ke-14 yaitu saya dapat menyimpulkan materi pembelajaran mengalami
kenaikan sebesar 71.77% menjadi 88.33% pada kelas eksperimen karena setelah selesei proses
pembelajaran siswa diminta membuat rangkuman pelajaran dari hasil diskusi mereka pada

kegiatan penutup sedangkan pada kelas kontrol kesimpulan pembelajarannya diberikan oleh guru
dengan presentase kenaikan hanya 70.97% menjadi 75.83%.
Pada indikator ke-15 yaitu saya rajin mencari sumber pelajaran lainnya mengalami
kenaikan pada kelas eksperimen sebesar 63.71% menjadi 91.67% karena pada kegiatan latihan
siswa diminta untuk mencari jawaban sendiri baik melalui internet, buku maupun bertanya
sedangkan pada kelas kontrol hanya 65.32% menjadi 87.50% karena jawaban maupun sumber
jawaban hanya berasal dari guru saja.
Berdasarkan hasil observasi, skor motivasi pada kelas kontrol adalah 78.97% - 81.80%
masuk pada kriteria motivasi tinggi yaitu berada pada interval 70% - 85%.Skor motivasi pada
kelas eksperimen adalah 73.84% - 89.28% masuk pada kriteria motivasi sangat tinggi karena
berada pada interval 85% - 100% sehingga motivasi belajar dikelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol.
5. Simpulan
Berdasarkan hasil pembagian angketpada pembahasan dapat disimpulkan bahwa
penerapan model Think Talk Write dengan Inspiration dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa dalam mengikuti proses pelajaran. Hal ini dibuktikan dari perolehan data observasi yang
menunjukan adanya peningkatan motivasi belajar siswa pada setiap indikator yang diamati dari
setiap angketyang dibagikan pada setiap pertemuan dan hasil wawancara peneliti terhadap
beberapa siswa pada kelas eksperimen, siswa lebih tertarik belajar menggunakan aplikasi
Inspiration karena lebih menarik dan tidak membosankan, para siswa lebih memahami tujuan
pengajaran karena materi dan tugas disajikan dalam bentuk yang menarik dan pengetahuan siswa
lebih luas karena mencari sumber belajar tidak hanya dari guru tetapi juga dari sumber lainnya
seperti internet dan buku.
Pengumpulan data juga dilakukan menggunakan angketyang dibagikan di setiap
pertemuan di kelas ekperimen dan di kelas kontrol.Pada kelas kontrol mengalami kenaikan dari
78.97% menjadi 81.80% sehingga presentase kenaikannya hanya 2.83% sedangkan pada kelas
eksperimen mengalami kenaikan dari 73.84% menjadi 89.28% dengan presentase kenaikan
15.44%. Berdasarkan hasil angket, motivasi belajar siswa di kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan motivasi belajar siswa di kelas kontrol, dengan demikan dapat disimpulkan bahwa
dengan menggunakan model Think Talk Write dengan Inspirationdapat meningkatkan Motivasi
Belajar kelas 7C SMP Negeri 2 Salatiga pada mata pelajaran TIK.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diajukan saran- saran: untuk
penelitian selanjutnya dapat menggunakan model Think Talk Write dengan media pembelajaran
lain yang dapat disesuaikan penggunaannya dengan model TTW.
6. Daftar Pustaka
[1] Suardi, Moh, 2015. Belajar dan pembelajaran.Yogyakarta: Deepublish.
[2] Pradana, Setiadi. 2013. "Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-Write
pada Pelajaran Ekonomi Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Di SMA
Negeri 1 Sindangwangi Tahun Ajaran 2013/2014”(online), diakses tanggal 5 oktober 2015 dari
https://www.academia.edu/9260271/Penerapan_Model_Pembelajaran_Kooperatif_Tipe_ThinkTalk-Write_dalam_upaya_meningkatkan_hasil_belajar_siswa.
[3] Abidin, Zainal &Tri Saputro, 2011. “Upaya Meningkatkan Motivasi dan Pemahaman Siswa
pada Materi Geometrid an Pengukuran Melalui Kegiatan Remase di SMP 33 Semarang”(online),

diakses
tanggal
5
oktober
2015
google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact

dari

[4] Zulkarnaini, 2011. “model kooperatif tipe think talk write (ttw) untuk meningkatkan
kemampuan menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis”(online), diakses tanggal 5 oktober
2015 dari http://jurnal.upi.edu/file/15-Zulkarnaini-EDIT.pdf.
[5] Susilana, Rudi, 2009. Media Pembelajaran.Bandung: Cv. Wacana Prima.
[6] Andayani, 2015. Problem dan Aksioma.Yogyakarta: Cv.Budi Utama.
[7] Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
[8] Sunnah, Sri Buwono & Endang Uliyanti, 2013. “Peningkatan Motivasi Belajar Siswa dalam
Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Metode Diskusi”(online), diakses tanggal 5 oktober
2015 dari http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/viewFile