UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN LARI BOLAK BALIK MEMINDAHKAN BENDA PADA ANAK KELAS 1A SD NEGERI JARAKAN.

(1)

i

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN LARI BOLAK BALIK MEMINDAHKAN

BENDA PADA ANAK KELAS 1A SD NEGERI JARAKAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Robinson Bara Inna NIM 11108249001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

v MOTTO

“Nilai sebuah kesuksesan : dedikasi, kerja keras, serta pengabdian pada hal-hal yang ingin kau capai”.


(6)

vi

PERSEMBAHAN Karya tulis ini kupersembahkan untuk:

1. Bapak dan Ibuku Tercinta ( Markus Bara, S.Sos. dan Ruth) .

2. Almamaterku tercinta Universitas Negeri Yogyakarta.


(7)

vii

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN LARI BOLAK BALIK MEMINDAHKAN

BENDA PADA ANAK KELAS 1A SD NEGERI JARAKAN

Oleh

Robinson Bara Inna NIM 11108249001

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar melalui permainan lari bolak balik memindahkan benda pada anak kelas 1A SD Negeri Jarakan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 1A SD Negeri Jarakan yang berjumlah 26 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Metode yang digunakan dalam mengambil data yaitu observasi dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif pada kemampuan motorik kasar.

Hasil penelitian menunjukan bahwa setelah diterapkannya permainan lari bolak-balik memindahkan benda kemampuan motorik kasar siswa mengalami peningkatan pada kemampuan berlari, teknik gerak lengan dan teknik gerak. Permainan ini juga dapat menumbuhkan semangat dan antusiasme siswa dalam mengikuti permainan lari bolak-balik. Langkah-langkah dalam bermain permainan lari bolak balik memindahkan benda sehingga hasil yang diperoleh mengalami peningkatan yaitu: (1) guru memperagakan gerakan berlari dengan teknik gerak lengan dan gerak kaki membentuk 90 derajat (2) media yang digunakan menarik perhatian siswa, (3) guru memberi motivasi dengan melombakan siswa dengan temannya saat berlari. Hasil penelitian kemampuan motorik kasar terlihat pada nilai rata-rata KKM pada awalnya hanya sebesar 69% pada siklus I, meningkat pada akhir siklus II menjadi 92%. Peningkatan kemampuan motorik kasar melalui permainan lari bolak balik memindahkan benda dapat dilihat dari kondisi awal ke siklus I sebanyak 18 siswa dan dari siklus I ke siklus II sebanyak 24 siswa.


(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan kuasa-Nya, sehingg peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul “ Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Pada Anak Melalui Permainan Lari Bolak Balik Memindahkan Benda Pada Kelas 1A SD Negeri Jarakan”

Penyusunan skipsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari semua pihak. Oleh karena itu , pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan FIP UNY Bapak Dr. Haryanto, M.Pd. yang telah memberikan ijin penelitian demi terselesaikan tugas akhir ini.

2. Ketua Jurusan PSD FIP UNY Ibu Hidayati, M.Hum. yang telah memberikan rekomendasi permohonan ijin penelitian.

3. Bapak Sudarmanto, M.Kes. selaku pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, petunjuk, serta pengarahan selama penulisan skipsi ini.

4. Bapak Banu Setyo Adi, M.Pd. yang telah bersedia menjadi expertjudment dalam penyusunan instrumen penelitian.

5. Bapak Suparman, S.Pd.Jas. selaku Kepala Sekolah SD Negeri Jarakan yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

6. Bapak Sugeng Rahardja, S.Pd. selaku Guru olahraga kelas 1A SD Negeri Jarakan yang telah banyak membantu mendampingi dalam pelaksanaan penelitian.


(9)

ix

7. Bapak Suparlan, M.Pd.I. bersama keluarga, selaku kepala Asrama mahasiswa FIP UNY kampus UPP II yang telah membimbing dan mendidik kami dengan tulus.

8. Bapak Markus Bara, S.sos. dan mama Ruth yang telah melahirkan dan membesarkan saya dengan penuh kasih sayang.

9. Elsa Monita yang selalu membantu dalam memberikan dukungan dan

mencurahkan bantuan tenaga.

10. Teman-teman PPGT UNY 2011 yang banyak memberikan saran, motivasi

serta inspirasi demi kelancaran studiku.

11. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan Tugas Akhir Skripsi.

Peneliti sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 27 Juni 2015 Penulis,


(10)

x

DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 6

C.Batasan Masalah ... 6

D.Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI A.Motorik Kasar ... 8

1. Pengertian Motorik Kasar.. ... 8

2. Tujuan Pengembangan Motorik Kasar. ... 11

3. Fungsi Pengembangan Motorik Kasar... 12

4. Model Pembelajaran Pada Motorik Kasar ... 12


(11)

xi

1. Pengertian Permainan Lari Bolak Balik MemindahkanBenda ... 14

2. Manfaat dan Fungsi Bermain bagi Perkembangan Anak ... 16

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Bermain Pada Anak ... 18

4. Karakteristik Permainan Anak ... 18

5. Pembelajaran Kemampuan Motorik Kasar dengan Permainan Lari Bolak Balik Memindahkan Benda ... 19

C.Anak Usia SD ... 20

1. Karakteristik Masa Usia Sekolah Dasar ... 20

2. Karakteristik Perkembangan Anak Usia SD ... 21

3. Karakteristik Model Pengembangan Fisik Anak Usia SD ... 23

D.Kerangka Pikir ... 23

E. Definisi Operasional ... 25

1. Kemampuan Motorik Kasar ... 25

2. Permainan Lari Bolak balik ... 25

F. Hipotesis Tindakan ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian ... 27

B.Subyek Penelitian ... 27

C.Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

D.Setting Penelitian ... 28

E. Prosedur Penelitian ... 29

F. Metode Pengumpulan Data ... 33

G.Instrumen Pengumpulan Data ... 33

H.Teknik Analisis Data ... 38

I. Indikator Keberhasilan ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Hasil Penelitian ... 40

1. Lokasi dan Subjek Penelitian... 40


(12)

xii

3. Hasil Penelitian Tindakan ... 44

B.Pembahasan ... 74

C.Keterbatasan Penelitian ... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 79

B.Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 1. Kisi-kisi instrumen ... . 35

Tabel 2. Instrumen Observasi Kemampuan Berlari ... 35

Tabel 3. Instrumen Observasi Teknik Gerak Lengan ... 35

Tabel 4. Instrumen Observasi Teknik Gerak Kaki ... 36

Tabel 5. Rubrik Penilaian Kemampuan Lari ... 36

Tabel 6. Rubrik Penilaian Teknik Gerak Lengan ... 36

Tabel 7. Rubrik Penilaian Teknik Gerak Kaki ... 37

Tabel 8. Hasil Observasi Pra Tindakan dalam Persentase ... 41

Tabel 9 .. Persentase jumlah siswa yang memenuhi KKM pada Pra tindakan ... 44

Tabel 10. Hasil Observasi Penelitian Siklus I dalam Persentase ... 56

Tabel 11. Persentase jumlah siswa yang memenuhi KKM pada siklus I ... 79

Tabel 12. Hasil observasi Tindakan Siklus II dalam Persentase ... 72

Tabel 13 Persentase jumlah siswa yang memenuhi KKM pada siklus II ... 73


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

hal Gambar 1. Permainan Lari Bolak Balik Memindahkan Benda Wira Indra

Satya (2006:20) ... 16 Gambar 2. Kerangka Pikir dalam Penelitian Tindakan Kelas untuk

Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar ... 25 Gambar 3. Model Penelitian Tindakan Kelas dari Kemmis dan Mc.

Taggart Suharsimi Arikunto (2006: 93) ... 29 Gambar 4. Grafik Hasil Rekapitulasi Kemampuan Motorik Kasar


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1. Surat Validasi Instrumen Penelitian ... 84

Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian ... 86

Lampiran 3. Jadwal Penelitian ... 91

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 93

Lampiran 5. Hasil Penelitian ... 117


(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, dan penghayatan nilai-nilai (yang berimplikasi pada sikap, mental, emosional, spiritual, dan sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang dan utuh sebagai manusia, baik secara jasmani maupun rohani Heri Rahyubi (2014: 352). Motorik kasar merupakan gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar. Gerakan berlari adalah perkembangan dari gerakan berjalan. Gerakan dasar anggota tubuh saat berlari menyerupai gerakan berjalan. Perbedaanya terletak pada irama ayunan langkah pada lari iramanya lebih cepat dan saat-saat kedua kaki tidak menginjak tanah.

Komponen motorik merupakan kemampuan dasar gerak fisik atau aktivitas fisik dari tubuh manusia Wira Indra Satya (2006: 16). Kemampuan dan keterampilan motorik merupakan sisi penting kehidupan karena dari sinilah manusia bisa mengekspresikan dan mengaktualisasikan potensi, bakat, kelebihan, dan talentanya. Pembelajaran motorik yang digelar di berbagai lembaga pendidikan merupakan bagian penting dari upaya membentuk karakter, moralitas, dan sikap sosial yang menjadi saah satu unsur utama untuk membangun bangsa dan negara menuju hari depan


(17)

2

yang lebih baik dan semakin baik. Yaitu bangsa dan negara yang mampu meraih dan mewujudkan kegemilangan dan kejayaanya.

Heri Rahyubi (2014: 222-223) Aktivitas motorik merupakan pengendalian gerakan tubuh melalui aktivitas yang terkoordinir antara susunan syaraf, otot, otak, dan urat syaraf tulang beakang (spiral cord). Aktivitas motorik kasar adalah keterampilan gerak atau gerakan tubuh yang memakai otot-otot besar sebagai dasar utama gerakanya.

Perkembangan motorik, khusunya pada anak usia 6-7 tahun, lebih teroptimalkan jika lingkungan tempat tumbuh kembang anak mendukung mereka untuk bergerak bebas. Kegiatan di luar ruangan bisa menjadi pilihan yang terbaik karena dapat menstimulasi perkembangan otot. Jika seorang anak melakukan aktivitas di dalam ruangan, maka pemaksimalan ruangan bisa dijadikan strategi untuk menyediakan ruang gerak yang bebas bagi anak untuk berlari, melompat, dan menggerakkan seluruh tubuhnya dengan cara-cara yang tidak terbatas. Stimulasi-stimulasi tersebut akan membantu pengoptimalan motorik kasar namun pada perkembangan motorik kasar anak kelas 1A SD Negeri Jarakan yang seharusnya sudah terampil kemampuan berlari, teknik gerak lengan, dan teknik gerak kaki masih banyak anak yang belum mampu melakukannya. Pada kegiatan berlari anak masih belum bisa melakukannya dengan benar.

Olahraga memberi manfaat bagi perkembangan motorik anak. Selain untuk perkembangan fisiknya, olahraga juga amat baik untuk perkembangan otak serta psikologis anak. Pengaruh gizi terhadap


(18)

3

kecerdasan sangat mempengaruhi perkembangan motorik kasar dan halus. Untuk melakukan suatu aktivitas motorik, dibutuhkan ketersediaan energi yang cukup banyak. Tengkurap, merangkak, berdiri, berjalan, dan berlari melibatkan suatu mekanisme yang mengeluarkan energi dan protein biasanya selalu terlambat dalam perkembangan motoriknya.

Piaget (Slamet Suyanto, 2005: 124) anak terlahir dengan kemampuan refleks, kemudian ia belajar menggabungkan dua atau lebih gerak refleks, dan pada akhirnya ia mampu mengontrol gerakannya. Melalui bermain anak belajar mengontrol gerakannya menjadi terkoordinasi.

Rebecca Isbel (Wira Indra Satya, 2006: 40) Bermain merupakan pekerjaan anak-anak dan anak-anak sangat gemar bermain. Dalam bermain anak mengembangkan keterampilan memecahkan masalah dengan mencoba berbagai cara dengan mengerjakan sesuatu dan memilih dan menentukan cara yang paling tepat. Dalam bermain anak mengembangkan mentalnya dan menumbuhkan kemampuanya untuk memecahkan masalah dalam hidupnya (perkembangan sosial) dan meningkatkan kebugaran komponen motoriknya Mary Mayesky (Wira Indra Satya, 2006:40). Bermain adalah kegiatan yang terjadi secara ilmiah pada anak, anak tidak perlu dipaksa untuk bermain.

Bermain berguna untuk membantu anak-anak memahami dan mengungkapkan dunianya baik dalam tahap berpikir maupun perasaan Mayke Sugianto T. (1995: 11). Bermain adalah belajar bagi anak, karena


(19)

4

melalui bermain anak dapat meningkatkan kemampuanya dan mengembangkan dirinya. Namun, tidak semua anak memiliki tempo yang sama dalam bermain. Ada anak yang dengan cepat dapat mengerti apa yang akan dilakukanya dengan alat permainan tertentu. Tetapi ada pula anak yang lebih lambat Marzollo & Lloyd (Mayke Sugianto T., 1995: 85). Setiap bentuk kegiatan bermain pada anak sekolah dasar pada dasarnya merupakan sesuatu yang sangat berguna untuk mengembangkan keterampilan fisik, motorik, bahasa, emosi, kognitif, sosial, dan perkembangan kepribadianya. Upaya melalui bermain memberikan kesempatan pada anak untuk bereksplorasi, berkreasi, dan menemukan hal

baru. Belajar menjadi lebih menyenangkan dan juga dapat

mengekspresikan perasaan anak. Anak sangat suka bermain karena bermain merupakan kegiatan yang dilakukan anak setiap hari baik dilakukan di rumah maupun di sekolah, dengan bermain akan membuat anak senang dan memberikan kepuasaan tersendiri pada anak.

Kemampuan motorik kasar bisa dikembangkan, misalnya dengan berbagai permainan yang kreatif dan menyenangkan dengan cara bermain lari bolak balik memindahkan benda . Permainan yang dimainkan di lingkungan luar ruangan sangat baik untuk perkembangan motorik kasar anak usia SD. Perkembangan kemampuan motorik kasar dapat distimulasi dengan berbagai permainan, salah satunya melalui permainan lari bolak balik memindahkan benda. Dengan melakukan permainan lari bolak balik memindahkan benda, anak secara tidak langsung akan mengembangkan


(20)

5

kemampuan yaitu berlari. Kelebihan permainan lari bolak balik memindahkan benda yaitu kreatif dan menyenangkan, permainan yang dapat dilakukan dalam waktu singkat, dan menarik. Menyenangkan karena kegiatannya bermain jadi anak tidak merasa bosan serta anak tidak merasa terganggu saat diteliti dalam bermain, waktu yang dibutuhkan dalam bermain 10 menit, serta menarik karena permainan lari bolak balik memindahkan benda termasuk permainan yang jarang di mainkan di sekolah SD Negeri Jarakan.

Berdasarkan hasil observasi yang ada di SD Negeri Jarakan kemampuan motorik kasar anak masih rendah. Hal ini dapat dilihat saat anak bermain kucing dan tikus anak kurang bisa berlari dalam mengubah arah dengan cepat, sehingga banyak anak yang cepat tertangkap saat melakukan permainan tersebut. Sejalan dengan hal tersebut, alat permainan luar kelas yang masih terbatas serta fasilitas sekolah yang mendukung dalam pembelajaran yang digunakan untuk mengembangkan motorik kasar anak masih sangat minim sehingga hasil pada proses pembelajaran belum maksimal.

Selain itu guru juga dalam memberikan pembelajaran kegiatan motorik kasar kurang bervariasi yang menjadi salah satu faktor yang berdampak pada kurangnya kemampuan motorik kasar anak terlihat pada saat observasi guru belum menggunakan media yang menarik . Salah satu cara yang dapat dilakukan unuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak yaitu melalui bermain lari bolak balik memindahkan benda.


(21)

6

Berdasarkan data hasi observasi di Sekolah Dasar Negeri Jarakan, Sewon, Bantul, Yogyakarta. Maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian di sekolah dasar tersebut dengan judul “Upaya Meningkatkan

Kemampuan pada Motorik Kasar Melaui Permainan Lari Bolak-balik Memindahkan Benda Pada Anak Kelas 1A SD Negeri Jarakan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka didapatkan identifikasikan permasalahan sebagai berikut.

1. Kemampuan motorik kasar anak kelas 1A SD Negeri Jarakan masih rendah.

2. Penggunaan metode guru kurang bervariasi dalam memberikan

kegiatan pembelajaran motorik kasar.

3. Alat dan fasilitas untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar masih terbatas.

C. Batasan Masalah

Dari berbagai identifikasi masalah di atas, permasalahan pada penelitian ini hanya pada kemampuan motorik kasar pada anak kelas 1A SD Negeri Jarakan.

D. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang di uraikan, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut.


(22)

7

“Bagaimana meningkatkan kemampuan motorik kasar anak melalui permainan lari bolak balik memindahkan benda pada anak kelas

1A SD Negeri Jarakan” ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar melalui permainan lari bolak balik memindahkan benda pada anak kelas 1A SD Negeri Jarakan.

F. Manfaat Penelitian

Dari pembahasan ini penulis berharap laporan penelitian ini bermanfaat bagi:

1. Guru

Membantu guru untuk dapat lebih terampil dalam memberikan kegiatan pembelajaran motori kasar pada anak.

2. Siswa

Kemampuan motorik kasar anak dapat berkembang secara optimal.

3. Sekolah

Dengan penelitian ini diharapkan sebagai masukan maupun bahan pertimbangan dalam proses pembelajaran supaya lebih memperhatikan perkembangan motorik kasar anak dengan berbagai motode dan permainan.


(23)

8 BAB II KAJIAN TEORI

A. Motorik Kasar

1. Pengertian Motorik Kasar

Motorik adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh Zulkifli (2002: 31). Sumantri (2005: 271) Motorik kasar merupakan keterampilan yang bercirikan gerak yang melibatkan kelompok otot-otot besar sebagai dasar utama gerakanya. Gerak merupakan pengalaman fisik yang paling elementer dari kehidupan manusia. Gerak tidak hanya terdapat pada denyutan-denyutan di seluruh tubuh manusia yang memungkinkan manusia hidup, tetapi gerak juga terdapat pada ekspresi dari semua pengalaman emosial manusia Kamtini & Husni Wardi Tanjung (2005: 67). Anak pada umumnya mereka dapat melakukan kegiatan-kegiatan pergerakan menirukan. Jika ditunjukan kepada anak suatu action yang dapat diamati (observable), maka anak akan mulai membuat tiruan terhadap action itu sampai pada tingkat otot-ototnya dan dituntut oleh dorongankata hati untuk meniruhkannya.

Corbin (Sumantri, 2005: 48) mengemukakan bahwa perkembangan motorik adalah perubahan kemampuan gerak dari bayi sampai dewasa yang melibatkan berbagai aspek perilaku dan kemampuan gerak. Aspek perilaku dan perkembangan motorik saling mempengaruhi.

Perkembangan motorik adalah perkembangan pengendalian gerakan jasmani melalui kegiatan pusat syaraf, dan otot yang terkoordinasi Abin Syamsuddin (Nandang Budiman, 2006: 19).


(24)

9

Perkembangan motorik meliputi perkembangan otot kasar dan otot halus. Otot kasar atau otot besar ialah otot-otot badan yang tersusun oleh otot lurik. Otot ini berfungsi untuk melakukan gerakan dasar tubuh yang terkoordinasi oleh otak, seperti berjalan, berlari, melompat, menendang, melempar, memukul, mendorong dan menarik Slamet Suyanto (2005: 51). Gerakan dasar ke dalam gerakan lokomotor ini termasuk gerakan-gerakan seperti berjalan, berlari, melompat, mengguling, melayang, dan sebagainya.

Zulkifli (2002: 32) mengemukakan ada gerakan yang merupakan akibat dari kemauan, ada gerakan yang terjadi di luar kemauan dan biasanya kurang disadari karena gerakan itu dilakukan secara otomatis. Gerakan-gerakan itu di bagi ke dalam tiga golongan meliputi: (a) Motorik Statis, (b) Motorik Ketangkasan, (c) Motorik Penguasaan.

Sumantri (2005: 75) gerakan berlari merupakan perkembangan dari gerakan berjalan. V. Gregory Payne & Larry D. Isaacs (2012: 358) berlari dapat diartikan sebagai perpanjangan alami dari berjalan. Dengan kata lain, berlari adalah suatu gerakan yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Pada anak usia 2 tahun pergelangan kaki membentuk sudut sedikit, kurang dari 90 derajat dalam menyentuh tanah. Sedangkan, anak usia 4 sampai 6 tahun anak mencapai 98 derajat pergelangan kaki dengan jari-jari yang menunjuk ke arah tanah. Keterlibatan pinggul, lutut, dan pergelangan kaki memberikan efek yang menghasilkan dorongan yang maksimum. Peningkatan dorongan kaki menjadi lebih jelas dengan


(25)

10

bertambahnya usia seperti peningkatan derajat dukungan lutut lepas tandas antara anak berusia 2 tahun (33.67 derajat), anak berusia 4 tahun (19.25 derajat), dan anak-anak berusia 6 tahun (15.20 derajat).

Lengan juga mempunyai peran penting dalam memberikan pengaruh untuk berjalan dan berlari dalam membantu keseimbangan. Siku tertekuk di 90 derajat, dan tindakan pemompaan yang kuat pada lengan membuat tubuh mendorong maju kedepan.

V. Gregory Payne & Larry D. Isaacs (2012: 363) hasil study DiNucci, (1976) anak usia 6 tahun dapat berlari dengan jarak 10 meter, dapat berlari dengan waktu 3,34 detik, serta kecepatan rata-rata 8.98 detik. Sedangkan anak usia 7 tahun dapat berlari dengan jarak 10 meter, dapat berlari dengan waktu 3.15 detik, serta kecepatan rata-rata 9.52 detik.

Heri Rahyubi (2014: 212) menjelaskan Unsur-unsur kemampuan fisik antara lain.

1) Kekuatan adalah kemampuan seseorang untuk membangkitkan

tegangan (tension) terhadap suatu tahanan (resisten).

2) Ketahanan atau daya tahan (endurance) adalah kemampuan tubuh menyublai oksigen yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas, khususnya aktivitas yang bersifat fisikal.

3) Kelincahan (agility) adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara cepat.

4) Fleksibilitas atau kelenturan adalah kualitas yang memungkinkan

suatu segmen bergerak semaksimal mungkin menurut

kemaungkinan rentang geraknya (range of movement).

5) Ketajaman indera yang sangat membantu keterampilan gerak, terutama berkaitan dengan fungsi penglihatan dan pendengaran. Bouchard,dkk (Wira Indra Satya, 2006: 39) membagi dalam 4 faktor utama antara lain.

a) Kelincahan (agility) adalah kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya.


(26)

11

b) Keseimbangan (balance) adalah hal yang berhubungan dengan kemampuan neuromuscular system untuk mempertahankan suatu posisi atau sikap tubuh yang effisien ketika tubuh dalam keadaan diam (static) atatu sedang bergerak (dynamic).

c) Koordinasi(coordination) adalah suatu kemampuan motorik yang sangat kompleks dan erat hubunganya dengan teknik, taktik, kecepatan, kekuatan, daya tahan, fleksibilitas.

d) Kecepatan gerak (speed movement) adalah kemampuan bagian atau anggota-anggota gerak tubuh untuk melakukan gerakan-gerakan sejenis secara berturut-turut dan berkesinambungan dalam waktu sisingkat-singkatnya.

Dari teori di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengan memadukan gerakan-gerakan terpisah pada beberapa bagian tubuh dapat mencapai tujuan, termasuk tujuan membentuk pola dalam pembelajaran gerak.

Berdasarkan unsur-unsur motorik kasar diatas, maka penelitian ini akan dibahas tentang kemampuan berlari, teknik gerak lengan, dan teknik gerak kaki dikarenakan kemampuan motorik kasar khususnya berlari pada anak kelas 1A SD Negeri Jarakan masih rendah. Kemampuan berlari anak pada pengamatan di sekolah, juga dapat dilihat dari sikap percaya diri yang ada pada tujuan pengembangan motorik kasar.

2. Tujuan Pengembangan Motorik Kasar

Pada dasarnya tujuan dari pengembangan motorik kasar pada anak, yaitu: (a) mampu meningkatkan keterampilan gerak; (b) mampu memelihara dan meningkatkan kebugaran jasmani; (c) mampu menanamkan sikap percaya diri; (d) mampu bekerjasama; (e) mampu berprilaku disiplin, jujur, dan sportif Sumantri (2005: 9).


(27)

12

3. Fungsi Pengembangan Motorik Kasar

Pengembangan motorik kasar sangat mempengaruhi perkembangan anak usia sekolah menuju kedewasaanya. Sumantri (2005: 10) menyampaikan beberapa fungsi pengembangan motorik kasar yaitu:

a) Sebagai alat pemacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani, dan kesehatan anak.

b) Sebagai alat untuk membantuk, membangun dan memperkuat

tubuh anak.

c) Sebagai alat melatih keterampilan dan ketangkasan gerak juga daya pikir anak.

d) Sebagai alat untuk meningkatkan perkembangan emosional.

e) Sebagai alat untuk meningkatkan perkembangan sosial.

f) Sebagai alat untuk menumbuhkan perasaan senang dan memahami

manfaat kesehatan pribadi.

4. Model Pembelajaran Pada Motorik Kasar

Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang

melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Jadi, model pembelajaran cenderung preskriptif (memberi petunjuk dan bersifat menentukan), yang relatif sulit dibedakan dengan strategi pembelajaran Heri Rahyubi (2014: 251).

Selain memperhatikan hal-hal yang rasional dan teoretis, tujuan dan hasil yang ingin dicapai, model pembelajaran seharusnya memiliki lima unsur dasar, yaitu (a) syntax, adalah langkah-langkah operasional pembelajaran, (b) social system, adalah suasana dan norma yang berlaku

dalam pembelajaran, (c) principles of reaction, menggambarkan

bagaimana seharusnya guru memandang, memperlakukan, dan merespons siswa, (d) support system, yakni segala sarana, bahan, alat, atau


(28)

13

lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran, dan (e) instrucsional dan nurturant effects, adalah hasil belajar yang diperoleh langsung berdasarkan tujuan yang didasar (instrucsional effects) dan hasil belajar di luar yang disasar (nurturant effects).

Model inquiry training memiliki tiga prinsip kunci, yaitu pengetahuan bersifat tentatif (sementara), manusia memiliki sifat ingin tahu yang alamiah, dan manusia mengembangkan individualitasnya secara mandiri. Prinsip pertama menghendaki proses penelitian secara berkelanjutan. Prinsip kedua mengindikasikan pentingnya siswa melakukan eksplorasi.

Model inquiry training memiliki lima langkah pembelajaran, yaitu: (1) menghadapkan masalah ( menjelaskan prosedur penelitian, menyajikan situasi yang saling bertentangan), (2) menemukan masalah (memeriksa hakikat obyek dan kondisi yang di hadapi, memeriksa tampilnya masalah), (3) mengkaji data dan melakukan eksperimen (mengisolasi variabel yang sesuai, merumuskan hipotesis), (4) mengorganisasikan, merumuskan, dan menjelaskan, dan (5) menganalisis proses penelitian untuk memeroleh prosedur yang lebih efektif.

Sistem yang mendukung model inquiry training adalah kerjasama, kebebasan intelektual, dan kesamaan derajat. Dalam proses kerjasama, interaksi anak harus didorong dan digalakkan. Sebagai dampak pembelajaran model ini adalah strategi penelitian dan semangat kreatif.


(29)

14

Berdasarkan uraian di atas menunjukan bahwa model pembelajaran ini dapat membuat pembelajaran efektif dan memberikan pengaruh besar terhadap pembelajaran serta memberikan pengaruh langsung seperti halnya terhadap perkembangan gerak motorik kasar anak.

B. Permainan Lari Bolak Balik Memindahkan Benda

1. Pengertian Permainan Lari Bolak Balik Memindahkan Benda

Permainan adalah sebuah aktivitas yang menyenangkan dengan terlibat di dalamnya, ketika fungsi serta bentuknya bervariasi Jhon W. Santrock (2011: 123-124). Zulkifli L. (2002: 38) permainan merupakan kesibukan yang dipilih sendiri tanpa ada unsur paksaan, tanpa didesak oleh rasa tanggung jawab. Permainan tidak mempunyai tujuan tertentu. Tujuan permainan terletak dalam permainan itu sendiri dan dapat dicapai pada waktu bermain. Bermain merupakan suatu aktivitas yang dapat dilakukan oleh semua orang, dari anak-anak hingga oragn dewasa, tak terkecuali para penyandang cacat M. Thobroni & Fairuzul Mumtaz (2011: 42).

Marzollo & Lloyd (Mayke S. Tedjasaputra, 2001: 104) bermain adalah belajar bagi anak, karena melalui bermain, anak dapat meninggkatkan kemampuannya dan mengembangkan dirinya. Bermain (play) merupakan istilah yang digunakan secara bebas sehingga arti utamanya mungkin hilang. Arti yang paling tepat ialah setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa mempertimbangkan hasil akhir Elizabeth B. Hurlock (1978: 320).


(30)

15

Bermain bagi anak adalah apa yang mereka lakukan sepanjang hari, adalah kehidupan dan kehidupan adalah bermain. Anak-anak tidak membedakan antar bermain, belajar, dan bekerja. Anak-anak adalah pemain alami, mereka menikmati bermaindan dapat berkonsentrasi dalam waktu yang lama untuk sebuah keterampilan. Ljublinskaja (Siti Rahayu Haditono, 2006:133) mengemukakan permainan sebagai pencerminan realitas, sebagai bentuk awal memperoleh pengetahuan. Bermain merupakan motivasi intrinsik bagi anak dan tidak ada seorangpun yang dapat mengatakan apa yang dilakukan dan bagaimana melakukanya Wira Indra Satya (2006: 39).

Bettelheim (Mayke S. Tedjasaputra, 2001: 60) permainan dan olahraga adalah kegiatan yang ditandai oleh aturan serta persyaratan-persyaratan yang disetujui bersama dan ditentukan dari luar untuk melakukan kegiatan dalam tindakan yang bertujuan. Olahraga selalu berupa kontes fisik sedangkan permainan berupa kontes fisik atau juga kontes mental.

Wira Indra Satya ( 2006: 45 - 46) permainan lari bolak balik dalam tes kemampuan motorik kasar anak usia SD dapat dimodifikasi dengan menambahkan pemberian tugas yang dapat mengembangkan kemampuan motorik dan tingkat inteligensi anak. Permainan lari bolak balik yang di modifikasi dengan menambahkan tugas seperti permainan lari bolak balik memindahkan benda.


(31)

16

Berdasarkan uraian tersebut, maka permainan lari bolak balik memindahkan benda digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1. Permainan Lari Bolak Balik Memindahkan Benda Wira Indra Satya (2006:20)

Berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan bahwa permainan merupakan suatu aktivitas anak yang menyenangkan dan mampu mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak. Permainan yang dimainkan anak harus mengandung unsur nilai pendidikan karena melalui permainan tersebut anak dapat belajar mengembangkan aspek kepribadian.

2. Manfaat dan Fungsi Bermain bagi Perkembangan Anak

M. Thobroni & Fairuzul Mumtaz (2011: 43) mengemukakan bahwa masing-masing permainan memiliki kebermanfaatanya sesuai jenis, metode, dan caranya. Namun secara umum, kebermanfaatan bermain dapat dalam disimpulkan sebagai berikut: (a) aspek fisik, (b) aspek perkembangan motor kasar dan halus, (c) aspek sosial, (d) aspek bahasa, (e) aspek emosi dan kepribadian Tahap Perkembangan Bermain Anak. Cara memanfaatkan kegiatan bermain untuk mengembangkan bermacam-macam aspek perkembangan anak, yaitu: (a) aspek fisik, (b) motorik, (c)


(32)

17

sosial, (d) emosi, (e) kepribadian, (f) kognisi, (g) ketajaman, (h) penginderaan, (i) keterampilan olah raga, (j) menari Mayke S. Tedjasaputra (2001: 38).

Slamet Suyanto (2005: 119-121) bermain memiliki peran penting dalam perkembangan anak pada hampir semua bidang perkembangan antara lain:

a. Kemampuan Motorik

Pada saat bermain anak berlatih menyesuaikan antara pikiran dan gerakan menjadi suatu keseimbangan.

b. Bermain Mengembangkan Kemampuan Kognitif

Bermain menjembatani anak dari berpikir konkret ke berpikir abstrak.

c. Kemampuan Afektif

Bermain akan melatih anak menyadari adanya aturan dan pentingnya mematuhi aturan. Hal itu merupakan tahap awal dari perkembangan moral (afeksi).

d. Kemampuan Bahasa

Saat bermain anak menggunakan bahasa, baik untuk berkomunikasi dengan temannya maupun sekedar menyatakan pikiranya (thinking aloud).

e. Kemampuan Sosial

Pada saat bermain anak berinteraksi dengan anak yang lain yang mengajarkan anak cara merespons, memberi dan menerima, menolak atau setuju dengan ide dan perilaku anak yang lain.

Permainan lari bolak balik memindahkan benda termasuk permainan outdoor (luar ruangan) dan biasa dimainkan dengan jumlah anggota yang tidak sedikit serta membutuhkan ruang yang luas untuk gerak leluasa bagi anak. Beberapa keuntungan yang didapatkan dari permainan outdoor ini adalah anak dapat mengenal dan bersentuhan langsung dengan alam, lebih banyak memberikan rasa nyaman terhadap anak untuk bergerak dan membuat anak tidah jenuh karena banyak hal bisa dilihatnya.


(33)

18

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat bermain adalah menumbuhkan kemampuan anak dalam hidupnya dan anak mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak serta dapat meningkatkan kebugaran komponen motoriknya.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Bermain Pada Anak

Elizabeth B. Hurlock (1978: 327) menyatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatan bermain pada anak adalah sebagai berikut: (1) kesehatan, (2) perkembangan motorik, (3) intelegensi, (4) jenis kelamin, (5) lingkungan, (6) status sosioekonomi, (7) jumlah waktu bebas, (8) peralatan bermain.

4. Karakteristik Permainan Anak

Elizabeth B. Hurlock (1978: 322-326) menyebutkan beberapa karakteristik permainan anak meliputi: (1) bermain dipengaruhi tradisi, (2) bermain mengikuti pola perkembangan yang dapat diramalkan, (3) ragam kegiatan permainan menurun dengan bertambahnya usia, (4) bermain menjadi semakin sosial dengan meningkatnya usia, (5) jumlah teman bermain menurun dengan bertambahnya usia, (6) bermain semakin lebih sesuai dengan jenis kelamin, (7) permainan masa kanak-kanak berubah dari tidak formal menjadi formal, (8) bermain secara fisik kurang aktif dengan bertambahnya usia, (9) bermain dapat diramalkan dari penyesuaian anak, (10) terdapat variasi yang jelas dalam permainan anak.


(34)

19

Karakteristik bermain dan permainan anak juga harus diperhatikan agar permainan yang disampaikan dapat mengembangkan kemampuan yang dimiliki anak.

5. Pembelajaran Kemampuan Motorik Kasar dengan Permainan Lari

Bolak Balik Memindahkan Benda

Permainan lari bolak balik memindahkan benda merupakan permainan yang dapat dimainkan secara beregu atau perorangan yang berlari mengambil benda yang di tentukan dan kembali membawa benda tersebut kembali ke posisi semula. Pembelajaran yang baik membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan yang dibuat oleh guru untuk memproyeksikan kegiatan apa yang akan dilakukan oleh guru dan anak agar tujuan dapat tercapai. Pembelajaran anak usia sekolah pada dasarnya masih menggunakan pembelajaran yang berorientasi pada bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain.

Permainan lari bolak balik memindahkan benda ini dipilih dalam penelitian karena melalui permainan ini dapat mengembangkan kemampuan fisik terutama melatih kemampuan motorik kasar pada anak. Permainan ini dilakukan sesuai dengan karakteristik anak sehingga anak akan merasa senang dalam melakukan kegiatan permainan lari bolak balik memindahkan benda.


(35)

20

C. Anak Usia SD

1. Karakteristik Masa Usia Sekolah Dasar

Haryu Islamuddin (2012: 39) Menjelaskan bahwa Masa usia sekolah adalah masa matang untuk belajar maupun masa matang untuk sekolah. Disebut masa sekolah, karena anak sudah menamatkan taman kanak-kanak, sebagai lembaga persiapan bersekolah yang sebenarnya. Disebut masa matang untuk belajar, karena anak sudah berusaha untuk mencapai sesuatu, tetapi, perkembangan aktivitas bermain hanya bertujuan untuk mendapatkan kesenangan pada waktu melakukan aktivitasnya itu sendiri. Disebut masa matang untuk bersekolah, karena sudah menginginkan kacakapan-kecakapan baru, yang dapat diberikan oleh sekolah.

Suryobroto (Haryu Islamuddin, 2012: 40-41) mengemukakan Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, kira-kira umur 6 atau 7 sampai 9 atau 10 tahun yaitu: (1) adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah, (2) adanya sikap yang cenderung untuk memamtuhi peraturan-peraturan permainan tradisional, (3) ada kecenderungan memuji sendiri, (4) suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain kalau hal itu dirasanya menguntungkan untuk meremehkan anak lain, (5) kalau tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggapnya tidak penting, (6) pada masa ini (terutama pada umur 6-8) anak menghendaki nilai (angka


(36)

21

rapor) yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.

Jadi dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik anak usia SD antara umur 6 sampai 7 anak telah mengalami perkembangan yang dapat membantu anak untuk dapat menerima pembelajaran dari gurunya. Pada anak usia SD anak juga sudah dapat membedakan baik dan buruk dari perbuatan yang di buatnya dalam kehidupan sehari-hari di rumah, sekolah, dan lingkungan tempat anak berada.

2. Karakteristik Perkembangan Anak Usia SD

Pada usia SD anak sebagian besar menjalani kehidupanya di sekolah, yaitu SD, mulai dari 6 sampai 12 tahun. Pada fase pertumbuhan fisik anak tetap berlangsung. Anak menjadi lebih tinggi, lebih berat, dan lebih kuat, dan juga lebih banyak belajar berbagai keterampilan. Beberapa karakteristik perkembangan fisik anak usia SD antara lain.

a. Perubahan Tubuh

Perkembangan yang terjadi pada otot anak usia SD adalah pertambahan kekuatan otot. Perkembangan otot ini dipengaruhi oleh faktor keturunan dan latihan. Dalam perkembangannya, kekuatan otot tubuh anak usia SD menjadi dua kali lebih besar dari sebelumnya Nandang Budiman (2006:15).


(37)

22

b. Kesehatan

Kebanyakan penyakit yang menyerang anak pada usia ini adalah penyakit saluran pernafasan, influensa, infeksi alat pencernaan makanan (gastrointestinal), radang paru-paru dan penyakit infeksi lainnya. Selain itu, penyakit pada gigi juga cukup tinggi frekuensinya, karena sebagian mereka seringkali lupa untuk mengosok gigi secara teratur. Anak usia SD juga sering mengalami kecelakaan fisik.

Anak terkadang sering jatuh baik dari sepeda maupun sedang berjalan, bertabrakan ketika berlari-larian, keseleo, dan sebagainya sehingga kesehatannya terganggu. Kecelakaan seperti ini sering dialami anak disebabkan sedikitnya oleh dua hal. Pertama, karena gerakan motorik anak usia SD, terutama anak usia SD kelas awal, belum begitu seimbang.

Kedua, karena keterbatasan berpikir logisnya mereka kurang hati-hati dalam bertindak dan bergerak. Misalnya anak berjalan sambil tidak melihat yang diinjaknya.

c. Perbedaan Individual dalam Perkembangan Fisik

Terdapat perbedaan dan keanekaragaman dalam perkembangan fisik anak, dan itu terjadi secara individual, namun keanekaragaman tersebut dapat digolongkan kedalam tiga bentuk tubuh. Ketiga golongan bentuk tubuh itu adalah bentuk tubuh endomorf yang cenderung menjadi gemuk dan berat, lalu bagun tubuh mesomorf yang cenderung menjadi anak yang kekar, berat, dan segitiga, kemudian bagun tubuh ekstomorf


(38)

23

3. Karakteristik Model Pengembangan Fisik Anak Usia SD

Model stimulasi perkembangan fisik terutama diarahkan kepada dua tujuan, yakni untuk medorong pertumbuhan fisik yang sehat dan meningkatkan berbagai kemampuan fisik. Kemampuan fisik ini berfungsi untuk membangun kekuatan anggota-anggota tubuh sebagai dasar untuk melakukan garakan-gerakan, baik gerakan sederhana maupun kompleks.

D. Kerangka Pikir

Motorik kasar merupakan gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar. Gerakan berlari adalah perkembangan dari gerakan berjalan. Gerakan dasar anggota tubuh saat berlari menyerupai gerakan berjalan. Perbedaanya terletak pada irama ayunan langkah pada lari iramanya lebih cepat dan saat-saat kedua kaki tidak menginjak tanah.

Untuk meningkatkan motorik kasar pada anak diperlukan beberapa upaya dari pendidik dan orang tua. Banyak sekolah yang masih monoton dalam pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan motorik kasar, sehingga anak akan merasa cepat bosan dan perkembanganya tidak optimal. Melalui kegiatan yang menarik, anak akan lebih antusias untuk melakukan kegiatan yang disampaikan oleh guru. Melalui permainan lari bolak balik memindahkan benda diharapkan dapat memberi dampak positif terhadap kegiatan pembelajaran, yakni meningkatkan aktivitas guru dan anak dalam pembelajaran, serta dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak usia SD.


(39)

24

Dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar pada anak usia SD, perlu dilakukan dengan cara yang menyenangkan, karena dengan suasana yang menyenangkan anak akan lebih mudah tersimulasi kemampuan-kemampuannya. Salah satu cara yang digunakan adalah dengan permainan.

Melalui permainan, anak aktif melakukan segala hal yang diinginkan. Anak bebas dalam berkreasi melalui permainan, salah satunya yaitu dengan permainan lari bolak balik memindahkan benda. Melalui permainan inilah anak akan berinteraksi dengan anak lain dan berpartisipasi aktif. Untuk meningkatkan kemampuan berlari dapat dilakukan melalui permainan lari bolak balik memindahkan benda.Cara bermain lari bolak balik memindahkan benda yaitu dengan berlari ke arah tempat yang telah disediakan benda-benda dan mengambil salah satu benda tersebut dan berlari kembali ke posisi semula dan diikuti oleh seluruh anggota kelompok lainnya sampai giliran semua kelompok usai. Bila anak sudah tertarik dan aktif dalam pembelajaran maka anak juga lebih mudah dalam menerima dan menguasai materi yang diajarkan.

Perkembangan kemampuan motorik kasar khususnya kemampuan fisik anak akan meningkat sehingga memudahkan dalam melalukan aktivitas kesehariannya dengan lingkungan sekitar. Dengan menggunakan permainan lari bolak balik memindahkan benda dapat membantu anak untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar.


(40)

25

berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dibuat bagan sebagai berikut.

Gambar 2. Kerangka Pikir dalam Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar

E. Definisi Operasional

1. Kemampuan Motorik Kasar

Motorik kasar yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kemampuan motorik kasar pada anak usia SD. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar. Gerakan motorik kasar anak lebih melibatkan aktivitas otot tangan, kaki, dan seluruh anggota tubuh anak. Pada usia SD perkembangan fisik motorik anak lebih ditekankan pada koordinasi gerakan tubuh anak seperti , memanjat, melompat, bergantung, melempar, berlari, dan mejaga keseimbangan.

Keadaan Awal Kemampuan motorik kasar

anak kurang

Tindakan

Penerapan permainan lari bolak balik memindahkan benda dalam pembelajaran

Meningkatkan kemampuan motorikkasar anak Hasil Akhir


(41)

26

2. Permainan Lari Bolak balik

Permainan lari bolak balik adalah suatu aktivitas yang menyenangkan yang dapat dilakukan secara individu ataupun kelompok dengan berlari dari tempat yang satu ke tempat lain yang telah ditentukan dan membawa benda yang dipindahkan.

Setelah anak selesai bermain permainan lari bolak balik, guru dapat memberikan penghargaan berupa pujian kepada anak yang telah mengikuti kegiatan permainan lari bolak balik memindahkan benda.

F. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan yang di ajukan dalam penelitian ini adalah

“melalui permainan lari bolak balik memindahkan benda dapat

meningkatkan kemampuan motorik kasar anak pada siswa kelas 1A SD


(42)

27 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Suharsimi Arinkunto (2007: 3) Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Penelitian tindakan kelas ini dikemas dalam bentuk penelitian tindakan kelas kolaboratif dengan bekerjasama dengan guru kelas dalam bentuk merencanakan, mengobservasi, dan merefleksikan tindakan yang telah dilakukan. Dengan demikian, sejak perencanaan penelitian peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau, mengumpulkan data, menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian dengan dibantu kolaboratornya.

B. Subjek Penelitian

Pengertian subjek penelitian adalah subjek atau orang yang akan ditingkatkan kemampuan atau kompetensinya (Suharsimi Arikunto, 2010: 56). Adapun subjek yang diambil adalah pada siswa kelas 1A SD Negeri Jarakan tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah sebanyak 26 siswa, yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.


(43)

28

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Jarakan yang berada di Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Penelitian dilakukan pada saat jam pembelajaran olahraga.

2. Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2015 pada semester genap tahun ajaran 2014/2015.

D. Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD Negeri Jarakan, dimana di sekolah tersebut perkembangan kemampuan motorik kasar pada anak khususnya kelas 1A masih kurang, sehingga diperlukan pembelajaran yang dapat mendukung perkembangan kemampuan motorik kasar pada anak. Setting penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah di luar kelas. Setting di luar kelas dalam lingkup sekolah ini dimaksudkan untuk mempermudah pelaksanaan tindakan yang dilakukan.

Pemilihan setting di luar kelas agar anak tidak kesulitan dalam keadaan di luar kelas. Mengingat anak usia sekolah jika tidak diawasi penuh anak tidak dapat berkonsentrasi dengan baik dan anak mudah mengalihkan perhatianya. Dengan demikian pelaksanaan pembelajaran dalam kegiatan kemampuan motorik kasar anak melalui permainan lari bolak balik memindahkan benda yang dilakukan di luar kelas.


(44)

29

E. Prosedur Penelitian

Masing-masing siklus terdiri dari empat komponen pokok yaitu: perencanaan, perlakukan/tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat komponen tersebut menunjukan sebuah siklus atau kegiatan berkelanjutan berulang seperti pada gambar berikut.

Refleksi

Perencanaan

Perlakuan & Pengamatan Keterangan:

Siklus I:

1. Perencanaan I 2. Perlakuan I

3. Pengamatan I

Perencanaan 4. Refleksi I

Refleksi

Siklus II:

1. Perencanaan II 2. Perlakuan II

3. Pengamatan II

Perlakuan & Pengamatan 4. Refleksi II

Gambar 3. Model Penelitian Tindakan Kelas dari Kemmis dan Mc. Taggart Suharsimi Arikunto (2006: 93)

Berdasarkan prosedur penelitian diatas, maka tindakan penelitian kelas untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak dimulai dari perencanaan, perlakuan dan pengamatan, dilanjutkan dengan refleksi. Setelah melalui refleksi dan mendapatkan data mengenai kemampuan motorik kasar anak yang dirasa masih belum maksimal, maka untuk


(45)

30

memaksimalkan peningkatan kemampuan motorik kasar anak tersebut dilakukan pada tindakan siklus selanjutnya.

Sesuai dengan desain penelitian diatas maka empat komponen diatas dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Perencanaan

Perencanaan adalah langkah yang dilakukan oleh guru ketika akan memulai tindakanya (Suharsimi Arikunto 2010: 17). Penyusunan rencana merupakan tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar.

Sebagai tahap persiapan awal, peneliti mengadakan observasi mengenai keadaan sekolah secara umum, sarana prasarana pendukung, proses pembelajaran, aktivitas anak selama pembelajaran, dan kegiatan proses pembelajaran. Hasil observasi digunakan sebagai dasar penyusunan perencanaan yang dilakukan oleh peneliti berkerjasama dengan guru.

Peneliti membuat rencana atau rancangan tindakan yang akan diberikan pada anak yaitu: standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), strategi pembelajaran, media, aktivitas anak, aktivitas guru, hal-hal yang akan diobservasi dan evaluasi kegiatan. Persiapan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berkut:

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang kegiatan

fisik motorik melalui permainan lari bolak balik memindahkan benda yang disusun oleh peneliti dan guru olahraga,


(46)

31

b. Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi mengenai aktivitas anak selama kegiatan motorik kasar,

c. Mempersiapkan alat untuk mendokumentasikan kegiatan

pembelajaran yang dilakukan berupa foto,

d. Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran yang akan digunakan

dalam pembelajaran.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan adalah implementasi dari perencanaan yang sudah dibuat ( Suharsimi Arikunto 2010: 18). Dalam tindakan ini dilakukan dengan menggunakan prosedur perencanaan yang telah dibuat dan dalam pelaksanaannya bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru kelas sebagai kolaborator melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telas dibuat oleh peneliti. Peneliti yang bekerja sama dengan kolaborator membantu mengamati keterlibatan anak dalam proses pembelajaran yang berhubungan dengan kemampuan motorik kasar.

3. Observasi/Pengamatan

Observasi atau pengamatan adalah proses mencermati jalannya pelaksanaan tindakan (Suharsimi Arikunto 2010: 18). Obsevasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung, guru olahraga sebagai kolaborator melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat oleh peneliti. Peneliti yang bekerjasama dengan kolaborator


(47)

32

membantu mengamati keterlibatan anak dalam proses pembelajaran yang berhubungan dengan kemampuan motorik kasar.

Adapun aspek yang akan diamati dari kemampuan motorik kasar dalam penelitian ini meliputi kemampuan berlari, teknik gerak lengan, dan teknik gerak kaki.

4. Refleksi

Refleksi atau peristiwa perenungan adalah langkah mengigat kembali kagiatan yang sudah lampau yang dilakukan oleh guru maupun siswa (Suharsimi Arikunto 2010: 19). Refleksi dilakukan pada akhir tiap siklus dan berdasarkan refleksi inilah dapat diketahui apakah tindakan yang diberikan sudah sesuai dengan harapan peneliti serta untuk mengetahui apakah diperlukan atau tidaknya tindakan siklus selanjutnya.

Data yang telah diperoleh pada pada lembar instrumen observasi dianalisis kemudian peneliti bersama kolaborator melakukan refleksi terhadap hasil observasi yang bertujuan untuk melakukan penilaian terhadap proses yang terjadi serta segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang telah dilakukan. Refleksi ini juga bertujuan untuk menyusun rencana tindakan perbaikan untuk tindakan siklus selanjutnya apabila diperlukan.


(48)

33

F. Metode Pengumpulan data

Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data yang dibutuhkan (Suharsimi Arikunto 2010: 175). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah antara lain.

1. Obsevasi

Observasi merupakan teknik mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara mengamati kejadian yang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal yang akan diamati dan diteliti. Observasi yang dilakukan guru untuk memantau siswa. Dalam pengamatan ini menggunakan lembar observasi tentang kemampuan motorik kasar anak dalam bermain permainan lari bolak balik memindahkan benda. Pengamatan yang dilakukan adalah seberapa besar kemampuan anak dalam berlari serta posisi teknik gerak lengan dan teknik gerak kaki saat berlari.

2. Dokumentasi

Pada saat pelaksanaan tindakan hasil kegiatan di dokumentasikan agar terlihat jelas pelaksanaan tindakan ini yaitu dalam bentuk foto hasil penelitian, pengambilan foto diambil pada saat kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

G. Instrumen Pengumpulan Data

Instumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis


(49)

34

sehingga lebih mudah diolah (Suharsimi Arikunto, 2002: 136). Dalam penelitian ini yang digunakan adalah bentuk check list. Check list

merupakan daftar pedoman observasi yang akan digunakan oleh peneliti untuk mengamati aspek apa saja yang akan diobservasi, berisikan daftar aspek yang akan diobservasi, sehingga tugas sebagai observer tinggal

memberi tanda (√ ) pada bagian yang diobservasi. Check list yang telah dibuat dilakukan terhadap anak dalam indikator kemampuan anak dalam melakukan gerakan berlari dengan melihat teknik gerak lengan dan teknik gerak kaki saat anak mempraktikan kegiatan lari bolak balik memindahkan benda.

Dalam penelitian tindakan kelas ini instrumen yang digunakan adalah lembar observasi pada saat kegiatan. Lembar observasi bertujuan untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan permainan lari bolak balik memindahkan benda untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak usia SD. Observasi dilakukan untuk memantau jalannya proses belajar mengajar, dengan menggunakan lembar observasi. Hal ini dilakukan untuk memudahkan kegiatan belajar mengajar, sehingga tergambar aktivitas guru dan anak selama kegiatan mengajar berlangsung. Lembar observasi yang digunakan oleh peneliti adalah lembar observasi pembelajaran motorik kasar. Lembar observasi digunakan peneliti sebagai pedoman ketika melakukan pengamatan untuk mendapatkan data yang akurat dalam pengamatan. Melalui data tersebut peneliti dapat melihat


(50)

35

apakah pengetahuan tentang gejala anak sudah mengalami peningkatan atau belum.

Lembar obeservasi diisi berdasarkan pada aktivitas anak saat melakukan kegiatan pembelajaran. Anak yang sudah mampu memenuhi kriteria dengan baik diberikan skor tiga, anak yang mampu memenuhi kriteria sedang diberikan skor dua, dan anak yang kurang mampu memenuhi kriteria atau rendah diberikan skor satu. Adapun instrumen kisi-kisi, instrumen lembar observasi dan rubrik penilaian yang akan digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen

Variabel Sub variabel Indikator

Kemampuan Motorik Kasar

Kemampuan Berlari

Teknik Gerak Lengan dan Teknik Gerak Kaki

Tabel 2. Instrumen Oservasi Kemampuan Lari

No Inisial Nama Kemampuan Berlari Keterangan

3 2 1

Keterangan :

Cepat : 3 (Tiga)

Kurang Cepat : 2 (Dua) Belum Cepat : 1 (Satu)

Tabel 3. Instrumen Observasi Teknik Gerak Lengan

No Inisial Nama Teknik Gerak Lengan Keterangan


(51)

36

Keterangan :

Mampu : 3 (Tiga)

Kurang Mampu : 2 (Dua)

Belum Mampu : 1 (Satu)

Tabel 4. Instrumen Observasi Teknik Gerak Kaki

No Inisial Nama Teknik Gerak Kaki Keterangan

3 2 1

Keterangan :

Mampu : 3 (Tiga)

Kurang Mampu : 2 (Dua)

Belum Mampu : 1 (Satu)

Tabel 5. Rubrik Penilaian Kemampuan Berlari

Skor Deskripsi Keterangan

3

Apabila anak dapat melakukan sesuai instruksi guru dan anak dapat berlari dengan waktu sangat singkat dengan posisi badan saat berlari condong kedepan.

Anak dapat berlari dengan cepat dan melaksanakan instruksi guru dengan benar.

2

Anak kurang mampu berlari dengan waktu yang ditetapkan tetapi posisi badan saat berlari condong kedepan.

Anak dapat lari tetapi waktu yang diperlukan lebih lama dalam melakukan kegiatan.

1

Apabila anak belum mampu mengikuti instruksi guru.

Anak belum mau mengikuti kegiatan sesuai instruksi guru.

Tabel 6. Rubrik Penilaian Teknik Gerak Lengan

Skor Deskripsi Keterangan

3

Apabila anak mampu menekuk lengan dengan siku tertekuk di 90 derajat dan gerakan ayunan yang

Anak yang pola gerakannya menekuk siku lengan kurang dari 90 derajat dan saat berlari sesuai dengan istruksi yang diberikan oleh guru dengan


(52)

37

kuat pada lengan selama ayunan lengan maju dan mundur. benar. 2 Apabila anak menekuk lengan dengan siku yang tertekuk lebih dari 90 derajat dan belum melakukan

gerakan ayunan yang kuat pada lengan maju dan mundur.

Anak kurang mampu

dalam melakukan teknik gerak lengan yang tidak tertekuk dan belum begitu paham melakukan sesuai instruksi yang diberikan oleh guru dengan benar.

1

Apabila anak belum mau mengikuti kegiatan sesuai instruksi guru

Anak belum mau mengikuti kegiatan sesuai instruksi guru.

Tabel 7. Rubrik Penilaian Teknik Gerak Kaki

Skor Deskripsi Keterangan

3

Apabila anak mampu berlari dengan

gerakan ayunan kaki kedepan dan

sudut ayunan kaki tertekuk serta gerakan maju serta dapat meningkatkan panjang langkah.

Anak yang mampu melakukan gerakan sesuai instruksi yang diberikan oleh guru dengan benar dan mampu menekuk sudut kaki saat berlari bolak balik memidahkan benda.

2

Apabila anak berlari dengan gerakan sudut ayunan kaki yang selama gerakan maju dan belum dapat meningkatkan panjang langkah.

Anak kurang mampu

dalam melakukan teknik gerak kaki dalam berlari dengan seimbang maka saat berlari terjatuh dan belum begitu paham melakukan sesuai instruksi yang diberikan oleh guru dengan benar.

1

Apabila anak belum mau mengikuti kegiatan sesuai instruksi guru

Anak belum mau mengikuti kegiatan sesuai instruksi guru.


(53)

38

H. Teknik Analisis Data

Untuk melaporkan hasil penelitian, maka data yang diperoleh harus terlebih dahulu dianalisis. Data penelitian yang telah didapat kemudian dianalisis dengan deskriptif kuantitafif dan kualitatif. Deskriptif kuantitafif digunakan untuk menganalisis data berupa angka. Deskriptif kualitatif dimaksudkan mengambarkan hasil pengamatan peneliti dan kolaborasi dengan guru olahraga tentang kemampuan berlari bertujuan untuk megetahui upaya meningkatan kemampuan motorik kasar melalui permainan lari bolak balik memindahkan benda. Data observasi yang diperoleh di hitung kemudian di ukur dalam persentase. Dengan itu akan terlihat bagaimana peningkatan yang dicapai. Analisis data ini digunakan sebagai rencana perbaikan selanjutnya.

Acep Yoni (2010:176) data yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti dikumpulkan dianalisis untuk mengetahui target pencapaian pembelajaran dengan menggunakan rumus :

Acep Yoni (2010:175 - 176) menyatakan data yang

diinterprestasikan ke dalam persentase sebagai berikut:

1. Sangat Baik, apabila nilai yang diperoleh anak 75% - 100% 2. Baik, apabila nilai yang diperoleh anak 50% - 74,99% 3. Cukup, apabila nilai yang diperoleh anak 25% - 49,99% 4. Kurang, apabila nilai yang diperoleh anak 0% - 24,99%

Persentase


(54)

39

I. Indikator Keberhasilan

Tindakan dalam penelitian ini anak dikatakan berhasil jika kemampuan motorik kasar anak mengalami peningkatan sebesar 75% dari jumlah semua yaitu 26 anak dengan memperlihatkan kategori baik.


(55)

40 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Jarakan, Panggungharjo, Sewon, Bantul,Yogyakarta. Sekolah ini memiliki enam buah ruang kelas , yakni ruang kelas I hingga kelas III berada di SD Jarakan bagian utara sedangkan kelas IV hingga kelas VI yang berada di SD Jarakan bagian selatan. Penelitian yang dilakukan bertempat di lapangan sepak bola yang sering digunakan untuk kegiatan berolahraga anak SD Negeri Jarakan desa Kweni dengan jumlah murid kelas 1A berjumlah 26 siswa, terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Penelitian ini berlangsung pada bulan April – Mei 2015.

2. Deskripsi Observasi Awal

Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu penelti mengajukan izin secara lisan untuk melakukan observasi pada kepala sekolah dan guru olahraga pada tanggal 27 Maret 2015. Setelah diijinkan, disepakati bahwa peneliti dapat segera melakukan observasi terhadap pembelajaran Olahraga. Observasi ini dilakukan pada hari Senin, tanggal 30 Maret 2015, pukul 07.30-09.00 WIB. Sebelum peneliti menguraikan dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar anak kelas 1A melalui permainan lari bolak balik memindahkan benda, terlebih dahulu peneliti memaparkan kondisi awal pembelajaran yaitu sebelum dilakukanya tindakan. Sebelum melakukan tindakan penelitian, peneliti melakukan


(56)

41

pengamatan terhadap kemampuan awal motorik kasar anak. Pengamatan ini dilakukan pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan permainan lari bolak balik memindahkan benda tetapi tanpa adanya pengarahan khusus bagi anak. Hasil persentase dari pra tindakan ini nantinya akan dibandingkan dengan persentase yang diperoleh sesudah adanya tindakan.

Dengan adanya perbandingan tersebut diharapkan peningkatan

kemampuan motorik kasar siswa di SD Negeri Jarakan anak akan lebih jelas suatu peningkatan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan.

Hasil pengamatan yang dilakukan terhadap seluruh anak diperoleh hasil observasi pra tindakan kemampuan motorik kasar siswa SD Negeri Jarakan Semester 2 Tahun Ajaran 2014/2015 dapat dilihat dari tabel berikut.

Tabel 8. Hasil Observasi Pra Tindakan dalam Persentase

No. Aspek yang diamati Skor Jumlah Anak Persentase %

1. Kemampuan Lari 3 7 27

2 12 46

1 7 27

2. Teknik Gerak

Lengan

3 4 15

2 10 38

1 12 46

3. Teknik Gerak Kaki 3 5 19

2 15 57

1 6 23

Dari perolehan data diatas maka dapat diketahui bahwa pencapaian motorik kasar siswa di SD Negeri Jarakan masih rendah dan masuk dalam kriteria kurang. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya anak yang memperoleh skor satu.


(57)

42

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa hasil pra tindakan kemampuan motorik kasar siswa di SD Negeri Jarakan pada kegiatan berlari yang sudah memenuhi kriteria dengan mendapatkan skor 3 yaitu anak yang dapat berlari dengan cepat dan melaksanakan instruksi yang diberikan oleh guru dengan benar berjumlah 7 anak dengan persentase 27% tergolong dalam kriteria kurang. Kegiatan berlari digolongkan dalam kriteria kurang karena masih banyak anak yang belum mampu mengikuti instruksi yang diberikan guru dengan benar dan masih banyak anak yang lambat dalam berlari dan belum mampu berlari dengan waktu yang singkat.

Dari teknik gerak lengan, anak yang sudah memenuhi kriteria dengan memperoleh skor 3 yaitu anak yang teknik gerakan lengannya menekuk kurang dari 90 derajat, saat berlari dengan instruksi yang diberikan oleh guru berjumlah 4 anak dengan persentase 15% tergolong kedalam dalam kriteria kurang. Teknik gerak lengan digolongkan dalam kriteria kurang karena masih anak yang belum mampu mengikuti instuksi dari guru dan masih belum serius dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan pada teknik gerak kaki yang telah memenuhi kriteria dengan memperoleh skor 5 anak dengan persentase 19% tergolong dalam kriteria kurang. Pada teknik gerakan kaki digolongkan dalam kriteria kurang karena masih banyak anak yang belum mampu mengikuti instruksi yang di berikan oleh guru dengan benar dan masih banyak yang anak yang belum serius dalam mengikuti kegiatan pada saat bermain.


(58)

43

Berdasarkan data pra tindakan , maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik kasar anak pada kemampuan berlari, teknik gerak lengan, dan teknik gerak kaki belum berkembang secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari hasil persentase anak yang masih rendah dalam memperoleh skor 3 dan beberapa pembelajaran di sekolah yang mengembangkan motorik kasar jarang sekali dilakukan di sekolah.

Berdasarkan hasil observasi peningkatan kemampuan motorik kasar anak di SD Negeri Jarakan masih rendah. Hal ini yang menjadi tujuan peneliti untuk melakukan peneliti yang bertujuan untuk meningkatkan motorik kasar anak melalui permainan lari bolak balik dengan mengumpulkan data serta informasi mengenai kemampuan motorik kasar anak. Maka peneliti membuat perencanaan untuk memperbaiki kemampuan motorik kasar anak agar lebih maksimal dalam melakukan gerakan-gerakan, yaitu dengan cara permainan lari bolak balik memindahkan benda. Permainan lari bolak balik ini dibuat sedemikian bervariasi, dengan harapan anak menjadi lebih tertarik dan lebih tertantang dalam pembelajaran motorik kasar serta kemampuan motorik kasar anak dapat berkembang secara baik.


(59)

44

Adapun hasil dari observasi pra tindakan siswa yang mencapai KKM adalah sebagai berikut:

Tabel 9. Persentase Jumlah Siswa yang memenuhi KKM pada pra tindakan

Kriteria Jumlah Siswa Persentase %

Mencapai KKM 9 35

Belum mencapai KKM 17 65

Jumlah 26 100

3. Hasil Penelitian Tindakan

a. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

1) Perencanaan

Tahap perencanaan yang dilakukan pada siklus I yaitu merencanakan kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan ke 1, 2, dan ke 3. Dalam perencanaan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut.

(1) Menentukan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

Peneliti dalam menentukan standar kompetensi dalam proses pembelajaran yang akan digunakan yaitu dengan menyesuaikan standar kompetensi yang ada di SD Negeri Jarakan. Standar Kompetensi yang akan digunakan adalah mempraktikkan gerak dasar ke dalam aktivitas jasmani dan nilai yang terkandung di dalamnya. Sedangkan Kompetensi Dasar yang digunakan adalah mempraktikan gerak dasar jalan, lari dan lompat ke berbagai arah dengan berbagai pola dalam permainan sederhana, serta nilai kerjasama, kejujuran, tanggung jawab dan toleransi.

(2) Menyusun Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP)

Dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) rencana kegiatan pembelajaran pembelajaran ini disusun oleh peneliti dan


(60)

45

berkolaborasi dengan guru olahraga kelas 1 SD Negeri Jarakan untuk mempersiapkan sesuatu yang dibutuhkan dalam melakukan perbaikan pembelajaran dan merencanakan tindakan-tindakan dalam kegiatan tersebut. Persiapan yang pertama adalah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk mata pelajaran Olahraga. Peneliti dan guru sepakat untuk menjadikan permainan lari bolak balik memindahkan benda menjadi kegiatan inti pada hari tersebut. Permainan lari bolak balik ini tidak hanya mengembangkan aspek fisik tetapi saling dikaitkan sehingga aspek perkembangan anak lainya dapat dikembangkan.

(3) Menyiapkan Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam peneltian ini berupa lembar observasi. Lembar observasi tersebut digunakan untuk mencatat hasil pengamatan perkembangan motorik kasar selama berlangsungnya kegiatan bermain lari bolak balik memindahkan benda. Setiap siswa diamati kemudian dinilai dan dimasukan dalam lembar observasi. Dalam hal ini aspek yang diamati adalah aspek kemampuan lari, teknik gerakan lengan dan teknik gerakan kaki.

(4) Menyiapkan Media yang akan digunakan sebelum kegiatan

pembelajaran dilaksanakan, peneliti menyiapkan bahan dan alat yang akan digunakan.

(5) Menyediakan Alat yang akan digunakan untuk mendokumentasikan pada saat kegiatan berlangsung.


(61)

46

2) Pelaksanaan Tindakan

a) Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan I

Dalam penelitian siklus I ini, peneliti bertindak sebagai pengamat (observer) sedangkan guru sebagai pelaksana tindakan (guru pengajar). Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan I dilakukan pada hari Senin, 6 April 2015 dengan kegiatan bermain permainan lari bolak balik memindahkan benda. Permainan lari bolak balik memindahkan benda dilaksanakan pada pukul 07.30 – 09.00 WIB. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar anak yaitu terutama pada aspek kemampuan lari, teknik gerak lengan, dan teknik gerak kaki.

(1) Kegiatan Awal

Semua siswa kelas 1A di ajak keluar kelas dan berbaris dengan tertib di lapangan. Guru mengucapkan salam kepada seluruh siswanya. Kegiatan pembelajaran pada hari itu diawali dengan berdoa bersama-sama, selesai berdoa dilaksanakan, guru mengkondisikan siswa untuk memulai pelajaran dan memberi motivasi kepada siswanya serta memberikan kegiatan apersepsi, bertanya jawab tentang kegiatan yang pernah dilakukan siswanya yang berhubungan dengan permainan lari bolak balik memindahkan benda yang diketahui. Sebelum berolahraga guru bersama siswa melakukan kegiatan pemanasan secara berkelompok dengan gerakan-gerakan dasar. Kegiatan pemanasan tersebut dilakukan agar kondisi fisik siswa lebih siap untuk diajak melakukan kegiatan fisik.


(62)

47

(2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti yang akan dilakukan pada hari Senin adalah bermain lari bolak balik memindahkan benda, sebelum dilaksanakan kegiatan bermain lari bolak balik memindahkan benda siswa diajak berbaris oleh guru dan membuat 4 kelompok, kelompok 1 dan 2 adalah siswa laki-laki sedangkan kelompok 3 dan 4 adalah kelompok perempuan. Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan kegiatan yang akan dilaksanakan pada saat itu. Semua siswa memperhatikan contoh bermain lari bolak balik memindahkan benda dengan antusias. Sebelum permainan dimulai guru juga menjelaskan tentang aturan main dimana setiap siswa yang berada di posisi start line tidak boleh berlari dulu sebelum aba-aba diberikan dan permainan akan selesai jika seluruh bola berhasil di pindahkan semua sesuai dengan jumlah bola yang ditentukan di posisi semula.

Penjelasan dari guru selesai, setiap siswa yang mendapat giliran pertama menempati posisi start line sesuai pembagian kelompok yang sudah dilakukan. Setelah semua siswa siap kegiatan bermain lari bolak balik memindahkan benda dimulai. Benda yang digunakan dalam permainan lari bolak balik memindahkan benda yaitu bola dengan jumlah 3 bola dengan jarak lari bolak balik kurang lebih 10 meter. Dari permainan pertama dapat terlihat siswa melakukannya dengan sangat antusias, tetapi masih ada beberapa siswa yang tampak belum paham dengan aturan bermain. Ada yang masih terlihat binggung dalam bermain, ada siswa yang bermain dengan sesuka hatinya, dan ada juga siswa yang berlari


(63)

48

bolak balik tapi lupa membawah bola. Ada juga beberapa siswa yang seharusnya berlari malah berjalan, selain siswa juga masih banyak yang terlihat kesulitan dalam menuangkan bola yang berhasil dibawah kedalam keranjang. Dalam permainan ini juga ada beberapa siswa yang melakukan permainan dengan baik dan benar serta mampu bermain lari bolak balik memindahkan benda.

Tiap kelompok diberikan kesempatan satu kali dalam latihan mencoba memainkan permainan lari bolak balik memindahkan benda satu persatu sampai semua kelompok selesai mencoba bermain. Selesai latihan siswa pun diajak bermain dengan sungguh-sunguh dan serius dengan kelompok masing-masing. Permainan saat itu diakhiri setelah semua kelompok selesai bermain, dan kelompok Gery dapat menyelesaikan permainan dengan waktu yang cepat dibandingkan kelompok lainya.

Setelah permainan selesai guru mengajak siswa untuk berbaris ke kelompok masing-masing dan melakukan pendinginan. Siswa diminta secara bersama-sama mendengarkan hasil kelompok masing-masing, kelompok yang mana yang berhasil menyelesaikan permaianan dengan waktu yang singkat. Setelah itu guru bertanya kepada siswa, kelompok manakah yang dapat menyelesaikan dengan waktu yang singkat dan siswa

pun kompak menjawab “ kelompok Gery pak “. Setelah itu guru


(64)

49

(3) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir siswa kembali masuk didalam kelas. Siswa terlihat sangat senang dalam bermain meskipun sangat lelah selesai bermain karena cuaca yang lumayan panas. Guru menanyakan beberapa hal berkaitan dengan permainan seperti kelompok yang dapat memenangkan permainan dengan menyelesaikan permainan dalam waktu yang singkat, bagaimana perasaan siswa masing-masing. Guru tidak lupa memberikan pujian atau reward kepada kelompok yang memenangkan permainan, serta memberikan motivasi kepada kelompok yang masih belum dapat memenangkan permainan. Kegiatan hari itu diakhiri dengan membuat kesimpulan dari proses pembelajaran dan berdoa sebelum dilanjutkan dengan pelajaran selanjutnya.

b) Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan II

Dalam penelitian siklus I ini, peneliti bertindak sebagai pengamat (observer) sedangkan guru sebagai pelaksana tindakan (guru pengajar). Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan II dilakukan pada hari Senin, 20 April 2015 dengan kegiatan bermain permainan lari bolak balik memindahkan benda. Permainan lari bolak balik memindahkan benda dilaksanakan pada pukul 07.30 – 09.00 WIB. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar anak yaitu terutama pada aspek kemampuan lari, teknik gerak lengan, dan teknik gerak kaki.


(65)

50

(1) Kegiatan Awal

Pada hari Senin tanggal 20 April 2015 seperti biasa di SD Negeri Jarakan kegiatan dimulai pukul 07.30 WIB. Siswa sudah ganti baju seragam putih merah dengan seragam olahraga. Siswa kembali berbaris di lapangan. Kegiatan pada hari itu diawali dengan berdoa bersama. Guru mengucapkan salam dan siswapun menjawab salam dari guru serta guru menanyakan kabar siswa-siswi kemudian dilanjutkan dengan presensi hari itu. Setelah guru menyampaikan inti tujuan dari pembelajaran hari ini sama seperti minggu lalu, guru hanya melanjutkan materi sebelumnya tapi dengan tindakan-tindakan yang tambahkan dari sebelumnya. Sebelum memulai pelajaran olahraga guru bersama siswa-siswi melakukan gerakan pemanasan dengan gerakan-gerakan dasar seperti belari mengelilingi lapangan satu putaran.

(2) Kegiatan Inti

Seperti kegiatan pada pertemuan pertama siswa-siswi diajak berbaris oleh guru menjadi dua baris laki-laki dan perempuan di lapangan. Guru menjelaskan kembali permainan yang akan dilaksanakan pada hari itu beserta aturan permainan yang akan dimainkan. Permainan yang akan dilaksanakan yaitu tetap bermain lari bolak balik memindahkan benda tapi menggunakan media bola yang jumlahnya lebih banyak dari pertemuan pertama. Permainan hari ini adalah dilakukan secara individu untuk mengetahui seberapa besar perbedaan antara secara berkelompok atau individu. Pada saat pembagian urutan bermain, terlebih dahulu di


(66)

51

sesuaikan dengan absen agar mempermudahkan peneliti dalam mengamati. Guru kembali memberikan contoh kepada siswa agar mengingatkan cara bermain pada minggu lalu dan permainan akan segera dimulai.

Guru memberikan aba-aba dan permainan lari bolak balik memindahkan benda segera dimulai. Pada saat pertemuan kedua ini anak sudah tampak lebih siap dibandingkan pada saat pertemuan pertama. Siswa semua dapat mengikuti, walaupun masih ada beberapa siswa yang masih terlihat kurang sigap dan lincah dalam berlari. Masih terdapat beberapa siswa yang santai dan masih kurang antusias. Ada juga 1 anak yang agak gemuk, ia kurang cepat dalam berlari untuk memindahkan bola dari tempat satu ke tempat yang lain dan bolanya dimasukan dalam keranjang. Dari semua anak ada satu anak yang kurang paham dalam gerakan berlari terutama pada posisi gerakan lengan yang tidak membentuk sudut kurang dari 90 derajat tetapi melebihi sudut 90 derajat.

Setelah anak bolak balik mengambil bola akhirnya guru menghentikan permainan setelah semua siswa selesai bermain dan menemukan salah satu siswa yang sudah menggumpulkan semua bola dengan jumlah 6 buah bola dalam keranjang dengan berlari cepat serta teknik posisi gerak lengan dan teknik posisi gerak kaki yang sudah sesuai dan benar cara melakukan gerakan tersebut. Siswa tersebut bernama Jasmine. Pada tindakan kedua ini banyak siswa yang sudah baik dalam mengikuti kegiatan bermain.


(67)

52

Guru mengajak siswa untuk berkumpul dan melakukan pendinginan serta membacakan nama siswa yang cepat menggumpulkan bola dalam keranjang dengan posisi gerakan lengan dan kaki sudah baik dan sesuai dengan gerakan yang dijelaskan oleh guru olahraga. Setelah selesai di hitung jumlah bola dan dilihat dari teknik gerakan lengan dan kaki yang membentuk sudut saat berlari bolak balik memidahkan benda, maka akhirnya guru mengumumkan siswi yang menang adalah Jasmine.

Seperti tindakan 1 permainan pada hari itu dilakukan dua kali permainan. Semua anak sangat antusias dan gembira saat mengikuti kegiatan bermain lari bolak balik memindahkan benda.

(3) Kegiatan Akhir

Guru menutup kegiatan dengan menanyakan kepada siswa tentang kegiatan apa saja yang dilakukan hari itu. Guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan dari hasil pembelajaran dan menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa bersama dan kembali ke kelas dan siap mengikuti pelajaran selanjutnya.

c) Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan ke III

Dalam penelitian siklus I ini, peneliti bertindak sebagai pengamat (observer) sedangkan guru sebagai pelaksana tindakan (guru pengajar). Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan III dilakukan pada hari Senin, 27 April 2015 dengan kegiatan bermain permainan lari bolak balik memindahkan benda. Permainan lari bolak balik memindahkan benda dilaksanakan pada pukul 07.30 – 09.00 WIB. Kegiatan ini dilaksanakan


(68)

53

untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar anak yaitu terutama pada aspek kemampuan lari, teknik gerak lengan, dan teknik gerak kaki.

(1) Kegiatan Awal

Pada hari Senin tanggal 27 April 2015 seperti biasa di SD Negeri Jarakan kegaiatan dimulai dari jam 07.30 – 09.00 WIB. Siswa sudah berada di lapangan dengan menggenakan seragam olahraga. Kegiatan pada pagi itu diawali dengan berdoa bersama-sama yang dilanjutkan dengan guru mengucapkan salam kepada siswa dan siswa serentak menjawab. Guru menanyakan kabar siswa kemudian dilanjutkan dengan presensi hari itu.

Setelah itu guru menjelaskan kegiatan pagi ini sama sepersis dengan kegiatan 2 minggu yang lalu tetapi ada beberapa tambahan agar berbeda dengan minggu-minggu sebelumnya. Untuk mengetahui tingkat ingatan dari siswa, guru bertanya jawab tentang kegiatan yang sudah dilakukan sebelumnya. Semua siswa serentak menjawab dan ada beberapa siswa yang menjawab dengan berteriak-teriak. Sebelum memulai pelajaran olahraga guru bersama siswa-siswi melakukan gerakan pemanasan dengan gerakan-gerakan dasar seperti belari mengelilingi lapangan satu putaran. (2) Kegiatan Inti

Siswa berbaris di lapangan olahraga, siswa di kelompokan dalam 2 kelompok antara laki-laki dan perempuan agar posisi menjadi seimbang, kelompok siswa laki-laki akan bermain duluan dan akan disusul oleh siswi perempuan yang akan bermain pada putaran kedua. Guru menjelaskan


(1)

134

LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN TINDAKAN SIKLUS II PERTEMUAN I

NO. Inisial Nama Kemampuan Berlari Teknik Gerak Lengan Teknik Gerak Kaki Jumlah Persentase %

3 2 1 3 2 1 3 2 1

1. AC 1 2 1 4 44

2. ANM 3 2 3 8 89

3. AR 3 2 3 8 89

4. AYDP 2 1 2 5 56

5. AA 3 3 2 8 89

6. AYA 2 1 3 6 67

7. CKP 1 1 1 3 33

8. DNA 2 2 2 6 67

9. DNM 2 2 3 7 78

10. DFM 3 3 2 8 89

11. FC 3 3 2 8 89

12. GNZS 3 3 2 8 89

13. IRM 3 2 2 7 78

14. IMO 3 3 2 8 89

15. JAP 3 2 3 8 89

16. MR 3 2 3 8 89

17. MAP 2 3 3 8 89

18. MSY 3 2 3 8 89

19. MWS 3 3 2 8 89

20. NOP 3 2 3 8 89

21. NAF 1 2 2 5 56

22. NAS 3 3 2 8 89

23. RAA 3 2 2 7 78

24. RSNN 3 2 3 8 89

25. SNS 2 2 3 7 78


(2)

LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN TINDAKAN SIKLUS II PERTEMUAN II

NO. Inisial Nama Kemampuan Berlari Teknik Gerak Lengan Teknik Gerak Kaki Jumlah Persentase %

3 2 1 3 2 1 3 2 1

1. AC 1 2 3 6 67

2. ANM 3 2 3 8 89

3. AR 3 3 2 8 89

4. AYDP 2 2 2 6 67

5. AA 3 3 2 8 89

6. AYA 3 2 3 8 89

7. CKP 2 3 1 6 67

8. DNA 3 3 2 8 89

9. DNM 2 2 3 7 78

10. DFM 2 2 3 7 78

11. FC 3 2 3 8 89

12. GNZS 3 2 3 8 89

13. IRM 3 2 3 8 89

14. IMO 3 3 2 8 89

15. JAP 3 3 2 8 89

16. MR 3 3 2 8 89

17. MAP 3 3 2 8 89

18. MSY 3 2 3 8 89

19. MWS 3 2 3 8 89

20. NOP 3 2 3 8 89

21. NAF 3 2 3 8 89

22. NAS 3 2 3 8 89


(3)

136

LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN TINDAKAN SIKLUS II PERTEMUAN III

NO. Inisial Nama Kemampuan Berlari Teknik Gerak Lengan Teknik Gerak Kaki Jumlah Persentase %

3 2 1 3 2 1 3 2 1

1. AC 2 3 3 8 89

2. ANM 2 2 3 7 78

3. AR 1 2 3 6 67

4. AYDP 3 2 3 8 89

5. AA 3 2 3 8 89

6. AYA 3 3 1 7 78

7. CKP 3 2 3 8 89

8. DNA 3 3 2 8 89

9. DNM 3 2 3 8 89

10. DFM 3 3 2 8 89

11. FC 3 2 3 8 89

12. GNZS 3 2 3 8 89

13. IRM 3 2 3 8 89

14. IMO 3 2 3 8 89

15. JAP 3 2 3 8 89

16. MR 3 2 3 8 89

17. MAP 3 2 2 8 89

18. MSY 3 3 2 8 89

19. MWS 3 2 2 7 78

20. NOP 3 3 2 8 89

21. NAF 3 1 2 6 67

22. NAS 3 2 3 8 89

23. RAA 3 2 3 8 89

24. RSNN 3 2 3 8 89

25. SNS 3 2 1 7 78


(4)

LAMPIRAN 6

DOKUMENTASI

PEMBELAJARAN

MOTORIK KASAR


(5)

138

DOKUMENTASI

Gambar 1. Pengarahan dari guru

Gambar 2. Demonstrasi berlari dari guru


(6)

Gambar 5. Saat siswa berlari

Gambar 6. Saat siswa mengambil bola


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN LARI BOLAK-BALIK PADA SISWA KELAS X-5 SMA NEGERI 1 PEMATANGSIANTAR TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 3 22

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL PADA ANAK Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Tradisional Pada Anak Kelompok B Taman Kanak-Kanak Al Fatah, Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 3 13

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL PADA ANAK Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Tradisional Pada Anak Kelompok B Taman Kanak-Kanak Al Fatah, Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 13

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN ENCRAK PADA ANAK KELOMPOK B Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Encrak Pada Anak Kelompok B Di Tk Pertiwi Ii Keden Kalijambe Sragen Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 13

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN ENCRAK PADA ANAK KELOMPOK B Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Encrak Pada Anak Kelompok B Di Tk Pertiwi Ii Keden Kalijambe Sragen Tahun Ajaran 2011/2012.

0 2 16

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL (ENGKLEK) DI RA AL-HIDAYAH BALEENDAH.

0 4 37

UPAYA MENINGKATKAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL LOMPAT Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak Melalui Permainan Tradisional Lompat Tali Pada Kelompok B Di Tk Pertiwi Sribit Delanggu Klaten Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 15

UPAYA MENINGKATKAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL LOMPAT Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak Melalui Permainan Tradisional Lompat Tali Pada Kelompok B Di Tk Pertiwi Sribit Delanggu Klaten Tahun Ajaran 2012/2013.

0 4 18

UPAYA MENINGKATKAN KELINCAHAN ANAK MELALUI PERMAINAN LARI BOLAK-BALIK DI TK B RA CHOIRUL FIKRI NGEMPLAK SLEMAN.

2 17 117

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL KUCING-KUCINGAN PADA ANAK KELOMPOK B DI TKIT AR-RAIHAN.

14 396 146