KETIDAKJUJURAN AKADEMIK MAHASISWA PERGURUAN TINGGI X DI SURAKARTA Ketidakjujuran Akademik Mahasiswa Perguruan Tinggi X di Surakarta.
KETIDAKJUJURAN AKADEMIK MAHASISWA PERGURUAN TINGGI X
DI SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh:
FISKA PUSPA ARINDA
F.100110125
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
KETIDAKJUJURAN AKADEMIK MAHASISWA PERGURUAN TINGGI X
DI SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh:
FISKA PUSPA ARINDA
F.100110125
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
KETIDAISUJT]RAN AI(ADEMIK MAIIASISWA PERGURUAI\I TINGGI X
DI SURAKARTA
Yang Diajukan Oleh
:
FISKA PqSPA ARINDA
F. 100110125
Telah disetujui unhrk dipertatrankan
,
di'depan Dewan Penguji
Telah disetujui oleh:
Pembimbirrg
Santi Sulandari, S.Psi, M.Ger
Surakarta,22lvdei2015
KITIDAIOUJURAN AKADEMIK MAHASISWA PERGURUAN TINGGI X
DI SURAKARTA
,s
Yang diajukan oleh
E
:
FISKA PUSPA ARINDA
E
E
i
F 100 110 125
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada tanggal 5 Juni 2015
dinyatakan
dan
telatr memenuhi syarat
Penguji Utama
Santi Sulandari. S.Psi.. M.Ger
Penguji Pendamping I
Dr. Sri Lestari. M.Si
a
E.
E
Penguji Pendanrping II
Dra.. Wiwien Dinar Prastisti. M.Si
!
Surakarta" 5 Juni 2015
Universitas Muharnmadiyah Surakarta
Fakultas Psikologi
-:1--i-{A'^!
:'.; #*T .A}ii',
a)':.... Deil6'\
..Ji.T:i'-l\,
KETIDAKJUJURAN AKADEMIK MAHASISWA PERGURUAN TINGGI X
DI SURAKARTA
Fiska Puspa Arinda
Santi Sulandari
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, memahami,dan mendeskripsikan
bentuk-bentuk ketidakjujuranakademik mahasiswa dan alasan-alasanyang
mendasarinya. Informan pada penelitian ini memiliki karakteristik yaitu a)
mahasiswa aktif Perguruan Tinggi X di Surakarta yang pernah mengikuti ujian akhir
semester minimal 2 kali, b) pernah melakukan ketidakjujuran akademik. Informan
penelitian ini diperoleh melalui proses screening kepada mahasiswa angkatan 2011,
2012, dan 2013 dan mendapatkan 6 informan penelitian. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah wawancarasemi terstruktur dan dianalisis menggunakan
software NVivo10. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk ketidakjujuran
akademik mahasiswa antara lain menyontek, plagiarisme, dan melanggar aturan
perkuliahan. Peneliti mengklasifikasikan kembali bentuk-bentuk ketidakjujuran
akademik berdasarkan waktu, yaitu perkuliahan, mengerjakan tugas, dan ujian.
Selanjutnya berdasarkan metode, yaitu membawa contekan, menggunakan
handphone, salah menuliskan kutipan, menganti kalimat dari tugas teman, tidak
berkontribusi dalam tugas kelompok, copy pasteplagiarism. Kemudian berdasarkan
keterlibatan yaitu secara individu dan kelompok. Terakhir yaituberdasarkan tujuan
mahasiswa antara lain ingin mendapatkan nilai tinggi, solidaritas kepada teman, dan
mengindari hukuman.Alasan yang mendasari mahasiswa melakukan ketidakjujuran
akademik adalah kurang percaya diri, tidak dapat mengerjakan soal ujian, ingin
mendapatkan nilai yang tinggi, kurang informasi, mudah menyerah, kurang upaya,
malas kuliah, dan menciptakan simbiosis mutualisme antar teman.Hasil penelitian ini
dapat digunakan sebagai pertimbangan pihak perguruan tinggi untuk menyusun
sistem perkuliahan yang lebih efektif dan pengawasan yang lebih ketat.
Kata kunci: ketidakjujuran, akademik, mahasiswa
v
dari
PENDAHULUAN
hal-hal
kecil
sampai
yang
Mahasiswa adalah salah satu
kompleks. Hal ini juga dibuktikan
generasi harapan bangsa dimana masa
dengan penelitian Brown dan Choong
depan yang dicita-citakan bangsa ini
(2005)
yang
berada di tangan mereka. Banyak
hampir
90
orang menganggap bahwa mahasiswa
melakukan
merupakan kaum intelektual yang tahu
mereka. Hasil survei Rangkuti (2011)
segalanya dan mampu menyelesaikan
menunjukkan ketidakjujuran akademik
semua masalah. Oleh sebab itu, tidak
yang dilakukan mahasiswa saat ujian
salah jika harapan yang sangat besar
antara lain: 1) menyalin hasil jawaban
dari keluarga, masyarakat, dan negara
dari
diberikan kepada mahasiswa. Terlebih
berdekatan selama ujian tanpa disadari
lagi di era globalisasi seperti sekarang
mahasiswa lain tersebut (16,8%); 2)
ini, bangsa kita membutuhkan para
membawa dan menggunakan bahan
mahasiswa
yang
yang
tanggap
akan
menyebutkan
persen
cheating
mahasiswa
tidak
mahasiswa
dalam
yang
diijinkan
bahwa
ujian
posisinya
atau
yang
ruang
ujian
masalah, tangguh, dapat diandalkan,
contekan
dan tentunya selalu menjunjung nilai-
(14,1%); dan 3) kolusi yang terencana
nilai kebenaran diatas segala-galanya.
antara dua atau lebih mahasiswa untuk
Fenomena
ke
dalam
yang
terjadi
mengkomunikasikan
justru
sangat
selama ujian berlangsung (24,5%).
berbanding terbalik dengan harapan
Sedangkan, ketidakjujuran akademik
masyarakat.
yang
belakangan
ini
Mahasiswa
semakin
membudayakan ketidakjujuran, baik
dilakukan
saat
jawabannya
mengerjakan
tugas antara lain: 1) menyajikan data
1
palsu (2,7%); 2) mengijinkan karyanya
satunya adalah kejujuran. Akan tetapi,
dijiplak
harapan tersebut tidak direalisasikan
orang
lain
(10,1%);
3)
menyalin bahan untuk karya tulis dari
oleh
buku
masih adanya kecurangan dalam setiap
atau
terbitan
lain
tanpa
mencantumkan sumbernya (10,4%);
terbukti
dengan
ujian.
dan 4) mengubah atau memanipulasi
Hasil pengamatan awal yang
data penelitian (4%).
dilakukan oleh peneliti saat ujian
Seperti yang telah diungkapkan
sebelumnya
mahasiswa,
bahwa
tengah semester gasal 2014/2015 di
kejujuran
Perguruan Tinggi X Surakarta juga
merupakan sebuah karakter utama
memperlihatkan bahwa masih banyak
yang
mahasiswa
yang
ketidakjujuran
akademik.
perlu
mahasiwa,
dimiliki
begitu
oleh
juga
setiap
kejujuran
melakukan
Misalnya
dalam lingkup akademik. Perguruan
bertanya pada teman di belakang
Tinggi
bangkunya, melihat pekerjaan teman
X
di
Surakarta
memiliki
harapan bahwa mahasiswa mampu
sebelahnya,
menyelaraskan
yang
karakter
yang
kompetensi
mereka
dan
diperkecil,
handphone
miliki.
membawa
untuk
dan
fotokopian
membawa
searching
atau
Kompetensi yang dimiliki masing-
browsing. Melihat fenomena yang
masing mahasiswa adalah kekuatan
terjadi
untuk mengaplikasikan ilmu psikologi.
Surakarta,
Namun, kompetensi tersebut juga
melakukan survei sederhana mengenai
perlu disertai dengan karakter-karakter
perilaku
yang positif dari mahasiswa, salah
Survei sederhana tersebut dilakukan
2
di
Perguruan
peneliti
Tinggi
tertarik
ketidakjujuran
X
untuk
akademik.
kepada 40 mahasiswa yang terdiri dari
Surakarta. Bentuk-bentuk serta alasan
angkatan 2011, 2012, dan 2013. Hasil
dari tindakan ketidakjujuran akademik
dari
ini nantinya juga akan membantu
survei
bahwa
tersebut
hampir
menunjukkan
semuanya
melakukan
tindakan
akademik.
Survei
pernah
perguruan tinggi dalam membentuk
ketidakjujuran
sederhana
kebijakan
ini
untuk
menentukan
informan
Kejujuran dan Ketidakjujuran
Lestari dan Adiyanti (2012)
Data-data yang telah diungkap di
(Brown
Rangkuti,
&
Choong,
2011)
mengungkapkan
2005;
menunjukkan
informasi
meluas
di
yang
benar.
kalangan
2. Tidak curang atau bersikap fair.
Individu yang hanya mengakui
melakukan penelitian tentang bentuk
mendasarinya
dan
alasan
dalam
diketahuinya
tersebut dapat diterima dengan
mahasiswa, penulis tertarik untuk
ketidakjujuran
yang
sedemikian rupa sehingga informasi
diri mahasiswa. Melihat fenomena
akademik
indikasi
1. Berkata benar yaitu menyampaikan
terutama kejujuran akademik dalam
ketidakjujuran
bahwa
perilaku jujur antara lain:
semakin lemahnya nilai-nilai kejujuran
semakin
dan
TINJAUAN PUSTAKA
penelitian.
atas
mencegah
menangani tindakan tersebut.
kemudian dijadikan sebagai screening
tool
untuk
haknya dan tidak mengambil hak
yang
orang lain dapat dikatakan bersikap
lingkup
tidak curang.
akademik (Perguruan Tinggi) pada
3. Tidak mencuri yaitu jika individu
mahasiswa Perguruan Tinggi X di
tidak mengambil sesuatu milik
3
orang
lain
tanpa
ijin
dan
dilakukan
seseorang
menggunakan untuk kepentingan
mendapatkan
keberhasilan
pribadi.
cara-cara
Perilaku
tidak
jujur
yang
yang
untuk
dengan
tidak
jujur.
Ketidakjujuran akademik juga dapat
dilakukan individu juga memiliki tiga
diartikan
indikasi yaitu:
dilakukan oleh pelajar dengan sengaja
1. Berbohong,
artinya
sebagai
perilaku
yang
individu
meliputi beberapa bentuk perilaku
menyampaikan sesuatu tidak apa
seperti pelanggaran terhadap aturan
adanya
dalam penyelesaian tugas dan ujian,
atau
memanipulasi
informasi sehingga tidak sesuai
memberikan
dengan fakta.
pelajar lain dalam mengerjakan tugas
2. Bertindak
curang
keuntungan
kepada
adalah
atau ujian dengan cara yang tidak jujur
memperoleh sesuatu dengan cara
dan pengurangan keakuratan yang
yang tidak benar.
diharapkan pada performansi pelajar
3. Mencuri yaitu mengambil sesuatu
(Cizek dalam Riski, 2009). Kemudian,
dari orang lain tanpa izin dan
di dalam bukunya yang berjudul
menggunakannya
Academic
kepentingan
untuk
diri
sendiri
atau
kelompok.
Dellington
(Irawati,
2008)
akademik
adalah
upaya
Jones
mengungkapkan
bahwa
akademik
mengungkapkan bahwa ketidakjujuran
&Academic
dishonesty,
dishonesty
Ketidakjujuran Akademik
Integrity
atau
mencakup
(2011)
academic
ketidakjujuran
perbuatan
menyontek, menipu, plagiarisme, dan
yang
4
pencurian ide, baik dipublikasikan
3) Prestasi akademis. Mahasiswa yang
atau tidak.
memiliki prestasi akademis rendah
Menurut
Hendricks
(2004)
lebih
banyak
melakukan
ketidakjujuran akademik dipengaruhi
ketidakjujuran akademis daripada
oleh beberapa faktor. Faktor-faktor
mahasiswa yang memiliki prestasi
tersebut antara lain:
yang lebih tinggi. Mahasiswa yang
a. Faktor individual
memiliki prestasi akademik rendah
Terdapat berbagai variabel yang
berusaha
memperoleh
prestasi
mampu memprediksi perilaku
akademik yang lebih tinggi dengan
ketidakjujuran akademik, variabel
melakukan
tersebut diantaranya:
akademik.
1) Usia. Mahasiswa yang berusia lebih
ketidakjujuran
4) Pendidikan orang tua. Mahasiswa
muda lebih banyak melakukan
yang
kecurangan
pendidikan yang tinggi akan lebih
akademis
daripada
mahasiswa yang lebih tua.
latar
belakang
baik dalam mempersiapkan diri
2) Jenis kelamin. Mahasiswa lebih
banyak
memiliki
dalam mnegerjakan tugas yang
melakukan
kecurangan
daripada
mahasiswi.
5) Aktivitas ekstrakurikuler. Banyak
Penjelasan utama dari pernyataan
mahasiswa yang memiliki tingkat
ini dapat dijelaskan oleh teori
kecurangan akademik yang tinggi
sosialisasi peran jenis gender yakni
dilaporkan terlibat dalam aktivitas
wanita
ekstrakurikuler.
akademis
lebih
mematuri
diberikan oleh fakultas.
aturan
daripada pria dalam bersosialisasi.
5
sering
b. Kepribadian Mahasiswa
1) Moralitas.
memiliki
Mahasiswa
level
kejujuran
melakukan
yang
ketidakjujuran
yang
suatu
tindakan
akademik.
perkumpulan,
Pada
penyediaan
rendah akan lebih sering melakukan
catatan ujian yang lama, tugas-
tindakan ketidakjujuran akademik.
tugas, tugas labolaturium, dan tugas
Selain
akademik
itu,
mahasiswa
yang
memiliki tingkat religiusitas yang
lain
mudah
untuk
didapatkan.
rendah cenderung lebih banyak
2) Perilaku teman sebaya memiliki
melakukan kecurangan akademik.
pengaruh terhadap ketidakjujuran
2) Variabel yang berkaitan dengan
akademik. Hubungan ini dapat
pencapaian
yang
akademik.
Variabel
berkaitan
ketidakjujuran
akademik
dijelaskan dengan menggunakan
dengan
teori
adalah
Bandura
pembelajaran
dan
sosial
teori
dari
hubungan
motivasi, pola kepribadian dan
perbedaan dari Edwin Sutherland.
pengarapan terhadap kesuksesan.
Teori
3) Impusivitas.
antara
Terdapat
perilaku
hubungan
curang
dengan
dengan mencontoh perilaku orang
lain dan individu yang memiliki
hubungan dekat dengan individu
c. Faktor Kontekstual
mahasiswa.
tergabung
mengemukakan
bahwa perilaku manusia dipelajari
impulsivitas dan kekuatan ego.
1) Keanggotaan
tersebut
perkumpulan
Mahasiswa
dalam
lain
yang
memiliki
yang
menyimpang
suatu
terhadap
perkumpulan mahasiswa akan lebih
akan
berpengaruh
peningkatan
individu yang menirunya.
6
perilaku
perilaku
d. Faktor Situasional
Ciri-ciri informan dalam penelitian ini
1) Belajar terlalu banyak, kompetisi
antara lain:
dan ukuran kelas.
1. Mahasiswa Perguruan Tinggi X
2) Lingkungan ujian.
yang minimal pernah mengikuti Ujian
Akhir Semester selama 2 kali.
METODE PENELITIAN
2. Pernah
Metode yang digunakan dalam
fenomenologis
Informan
dimana
screening
pengalaman hidup yang dimiliki oleh
tindakan
kepada
mahasiswa
Perguruan Tinggi X di Surakarta
pengalaman
ketidakjujuran
dengan
kemudian didapatkan melalui proses
mendeskripsikan makna-makna dari
khususnya
penelitian
karakteristik yang disebutkan diatas
metode ini akan memahami dan
seseorang,
tindakan
ketidakjujuran akademik
penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif
melakukan
angkatan
akademik
2011,
dengan
pada mahasiswa Perguruan Tinggi X
dan
2013
basic
menggunakan
questionnaire
di Surakarta.
2012,
yang
disusun
berdasarkan indikasi-indikasi tindakan
Informan Penelitian
ketidakjujuran
dipaparkan
Informan dalam penelitian ini
akademik
oleh
Jones
(2011).
screening
dipilih secara purposive sampling
Berdasarkan
yaitu
didapatkan 7 informan penelitian yang
pemilihan
informan
dengan
mendapatkan
menggunakan kriteria ataupun ciri-ciri
yang telah ditentukan sebelumnya.
7
hasil
yang
skor
ini
tertinggi.
rata 30 menit pada wawancara pertama
Metode Pengumpulan Data
Wawancara dilakukan kepada 7
dan 10 menit pada wawancara kedua
informan yang memiliki skor tertinggi
dan ketiga.
pada proses screening. Sebelum itu,
Metode Analisis Data
peneliti menanyakan kesediaan setiap
Peneliti menggunakan software
informan untuk diwawancarai dengan
QSR NVivo10 yang dapat membantu
memberikan informed consent sebagai
untuk meng-coding, mengolah dan
bentuk pertanggung jawaban peneliti
memilah-milah
kepada informan tentang kerahasiaan
dianggap penting bagi peneliti (QSR
data informan. Namun, salah satu
International, 2015). Peneliti memilih
informan
menolak
menggunakan
kesediaan
untuk
memberikan
diwawancarai.
dikarenakan
informasi
perangkat
perangkat
ini
yang
ini
dapat
Meskipun demikian, peneliti tetap
menyimpan data dan menempatkan
mencoba
memberikan
data kualitatif secara efisien. Selain
informan
itu, jika data base sangat banyak,
tersebut, sehingga akhirnya bersedia
peneliti bisa dengan cepat mencari
untuk diwawancarai. Wawancara ini
semua kutipan yang memiliki kode
dilaksanakan dalam bentuk informal,
yang sama dan mendeteksi apakah
sifatnya langsung dan berencana agar
para partisipan merespon gagasan
hasil yang didapat sesuai dengan
dalam kode tersebut dengan cara yang
tujuan
sama atau berbeda (Creswell, 2010).
untuk
pertimbangan
kepada
penelitian.
Wawancara
Melalui sofware QSR NVivo,
dilakukan 2 sampai 3 kali kepada
setiap informan dengan waktu rata-
peneliti
8
mengelompokkan
hasil
penelitian
dalam
beberapa
poin
berdasarkan waktu, yaitu perkuliahan,
dengan cara membuat nodes dan sub-
mengerjakan
nodes. Nodes berfungsi sebagai poin
Selanjutnya berdasarkan metode, yaitu
utama yang akan dibahas oleh peneliti.
membawa
sub-nodes
tugas,
dan
contekan,
ujian.
menggunakan
berfungsi
handphone, salah menuliskan kutipan,
sebagai rincian dari nodes yang telah
menganti kalimat dari tugas teman,
dibuat sebelumnya. Nodes yang dibuat
tidak
di
NVivo
kelompok, dan copy paste plagiarism.
pertanyaan
Kemudian berdasarkan keterlibatan
penelitian yang ada di dalam panduan
yaitu secara individu dan kelompok.
wawancara.
Terakhir, yaitu berdasarkan tujuan
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
mahasiswa
Sedangkan
dalam
software
mengacu
pada
QSR
pokok
berkontribusi
dalam
antara
lain
tugas
ingin
mendapatkan nilai tinggi, solidaritas
Bentuk dan Alasan Ketidakjujuran
Akademik
kepada
hukuman.
Berdasarkan wawancara yang
dilakukan
pernah
oleh
peneliti,
melakukan
ketidakjujuran
menyontek,
diungkapkan
bentuk-bentuk
yaitu
plagiarisme
dan
akademik
oleh
pada tabel 4.C.2.
mengklasifikasikan kembali bentukketidakjujuran
mengindari
Jones
bentuk
yang
(2011)
dengan hasil penelitian dapat dilihat
melanggar aturan perkuliahan. Peneliti
bentuk
dan
Perbedaan
ketidakjujuran
informan
akademik
teman,
akademik
9
Tabel 4.C.2. Bentuk Ketidakjujuran Akademik
Menurut Jones (2011)
Hasil Penelitian
a. Cheating
a. Menyontek
1) Memberi
atau
1) Kerjasama pada saat
menerima
ujian
informasi
pada
2) Membawa contekan
saat ujian
pada saat ujian
2) Membawa
3) Menggunakan
catatan
yang
handphone pada saat
berisi materi pada
saat ujian
ujian
3) Impersonalisasi
b. Plagiarisme
(membayar joki)
1) Menyontek
tugas
4) Mengumpulkan
teman
tugas yang sama
2) Tidak berkontribusi
persis pada mata
pada
tugas
kuliah
yang
kelompok
berbeda
5) Sabotase
3) Tidak membuat atau
(kesaksian palsu)
salah
menulis
kutipan
b. Plagiarisme
4) Menjiplak seluruh
1) kerja kolaboratif
karya orang lain
yang tidak sah
tanpa menyertakan
2) mengakui sebuah
karya orang lain
sumbernya
sebagai pekerjaan c. Melanggar
aturan
sendiri (sebuah
perkuliahan
karya utuh atau
1) Titip absen
sebuah
karya
2) Memalsukan surat
miliki orang lain,
ijin
kelompok
atau
lembaga).
3) Cut and paste
plagiarism
10
Klasifikasi Peneliti
a.
b.
c.
d.
Berdasar pada waktu
1) Perkuliahan
2) Mengerjakan tugas
3) Ujian
Berdasar pada metode
1) Membawa
rangkuman
sendiri
pada saat ujian
2) Membawa fotokopian
materi pada saat ujian
3) Menggunakan
handphone
untuk
menyimpan file dan
internet
4) Kerjasama saat ujian
secara spontan atau
direncanakan
5) Mengganti
kalimat
atau kata dari tugas
teman
6) Copy paste karya
orang lain
Berdasar
pada
keterlibatan
1) Individu
2) Kelompok
atau
bersama
Berdasar pada tujuan
1) Menghindari
hukuman
2) Mendapatkan
nilai
yang tinggi secara
instan
3) Solidaritas
dengan
teman
Alasan
yang
mendasari
mereka dalam menjalani kehidupan
mahasiswa melakukan ketidakjujuran
sehari-hari.
akademik adalah kurang percaya diri,
Berdasarkan
hasil
penelitian,
tidak dapat mengerjakan soal ujian,
didapatkan bahwa mahasiswa yang
ingin mendapatkan nilai yang tinggi,
sering titip absen sering melakukan
kurang informasi, mudah menyerah,
kecurangan-kecurangan
kurang upaya, malas kuliah, dan
mengerjakan tugas. Mahasiswa yang
menciptakan
tidak hadir pada saat kuliah tentunya
simbiosis
mutualisme
pada
saat
antar teman.
tidak akan mendapatkan materi yang
Pembahasan
diberikan oleh dosen pada saat proses
Perguruan
di
perkulihan. Ketidakhadiran ini secara
Surakarta memiliki harapan bahwa hal
otomatis akan menjadikan mahasiswa
utama yang perlu dimiliki mahasiswa
tidak
adalah karakter yang positif, terutama
diberikan oleh dosen. Hal tersebut
kejujuran. Kejujuran yang seharusnya
dapat digambarkan melalui multi store
selalu dijunjung oleh mahasiswanya
model yang dipaparkan oleh Atkinson
ternyata belum diterapkan di dalam
& Shiffrin (McLeod, 2007). Atkinson
diri mereka masing-masing. Hal ini
&
menunjukkan bahwa harapan atau
informasi mengalir melalui sistem
slogan tersebut hanya sampai kepada
yang digambarkan sebagai
taraf
pengolahan
kognitif
Tinggi
yang
X
berupa
memahami
Shiffrin
materi
menjelaskan
informasi
yang
bahwa
model
(seperti
pengetahuan, namun tidak dianggap
komputer) dengan input, proses dan
sebagai value yang menjadi pedoman
output.
11
Mahasiswa yang hadir pada saat
memahami materi yang diberikan
proses perkuliahan akan mendapatkan
dosen,
materi yang diberikan oleh dosen
tugas-tugas
kemudian diterima melalui indera
ketidakjujuran
penglihatan, pendengaran dan perasa.
kemudian berdampak pada perilaku
Jika
tersebut
ketidakjujuran akademik pada saat
memperhatikan dengan baik, materi
ujian. Kemudian, mahasiswa yang
tersebut akan masuk ke dalam short
melakukan ketidakjujuran akademik
term
pada saat mengerjakan tugas juga
mahasiswa
memory.
Kemudian,
setelah
sehingga dalam pengerjaan
sering
melakukan
akademik
dan
mendapatkan materi pada saat proses
sering
perkuliahan, mahasiswa yang belajar
akademik pada saat ujian. Sehingga,
kembali atau sering disebut dengan
kehadiran mahasiswa pada saat proses
rehearsal (latihan) secara berulang-
perkuliahan
ulang, maka materi tersebut akan
sangat
masuk ke dalam long term memory.
penyimpanan memori.
Latihan-latihan ini dapat dilakukan
KESIMPULAN DAN SARAN
melakukan
penting
diberikan oleh dosen. Sehingga materi
yang
yang
beberapa
dapatkan
merupakan
hal
untuk
yang
proses
Berdasarkan hasil penelitian
dengan cara mengerjakan tugas yang
mereka
ketidakjujuran
dapat
telah
dilakukan,
kesimpulan
yang
terdapat
dapat
diaplikasikan pada tugas tersebut.
diambil oleh peneliti, yaitu bentuk-
Berbeda hal dengan mahasiswa yang
bentuk ketidakjujuran akademik yang
tidak hadir pada saat kuliah. Mereka
dilakukan oleh Mahasiswa Fakultas
hanya akan merasa kesulitan untuk
Psikologi
12
adalah
menyontek,
plagiarisme dan pelanggaran terhadap
tekanan dari orang tua atau fakultas,
aturan perkuliahan.
persaingan antar teman, kelonggaran
Alasan-alasan yang mendasari
pihak
perguruan
tinggi
terhadap
mahasiswa untuk melakukan tindakan
pengawasan dalam proses akademik,
ketidakjujuran akademik dalam hal
dan sikap toleran dari lingkungan
menyontek adalah kurang percaya diri,
untuk melakukan tindakan-tindakan
tidak dapat mengerjakan soal-soal
ketidakjujuran akademik.
ujian dan ingin mendapatkan nilai
Tindakan
ketidakjujuran
yang tinggi. Lalu, alasan mahasiswa
akademik yang telah disebutkan diatas
melakukan
saling
tindakan
plagiarisme
berkaitan
satu
sama
lain.
karena kurang informasi mengenai
Pelanggaran
plagiarisme (tidak mengetahui jenis-
perkuliahan, khusunya titip absen akan
jenis plagiarisme dan cara mengutip
mempengaruhi
yang benar),
mengerjakan
tugas-tugas
kurangnya upaya dari mahasiswa.
Kemudian
cara
Sedangkan alasan yang mendorong
mengerjakan tugas-tugas kuliah juga
mahasiswa untuk melanggar aturan
akan
perkuliahan, khususnya titip absen
menyontek saat ujian.
mudah menyerah dan
adalah rasa malas untuk mengikuti
cara
aturan
mahasiswa
kuliah.
mahasiswa
mempengaruhi
Tindakan
perkuliahan.
Faktor-faktor
terhadap
perilaku
ketidakjujuran
akademik yang dilakukan mahasiswa
yang
ditoleransi baik dengan sesama teman
mempengaruhi mahasiswa melakukan
atau bahkan dosen dan pihak fakultas.
ketidakjujuran akademik antara lain
Hal
13
ini
terbukti
dengan
kurang
tegasnya sanksi yang diberikan kepada
ilmiah yang ada di fakultas atau
mahasiswa
universitasnyauntuk
atas
tindakan-tindakan
ketidakjujuran akademik tersebut.
mengasah
kemampuan menulis karangan ilmiah.
Berdasarkan kesimpulan yang
Selain itu, dengan mengetahui bentuk-
diperoleh dari penelitian ini, peneliti
bentuk
memberikan
mahasiswa dapat memilah perilaku
saran
yang
dapat
ketidakjujuran
akademik,
dipertimbangkan oleh beberapa pihak,
yang
yaitu:
dihindari sehingga proses internalisasi
1. Mahasiswa
kejujuran dapat berjalan dengan baik.
Mahasiswa diharapkan mampu
untuk
meningkatkan
sebaiknya
dilakukan
dan
2. Perguruan tinggi
kepercayaan
Perguruan
tinggi
diharapkan
dirinya dengan cara mempersiapkan
untuk
ujian dengan belajar dan meminta
peraturan akademik secara luas dan
bantuan teman untuk menjadi tutor
memberikan
sanksi
sebaya. Mahasiswa juga diharapkan
terhadap
pihak-pihak
mampu
memanajemen
melanggarnya. Sanksi yang diberikan
dengan
membuat
waktunya
jadwal
setiap
mensosialisasikan
peraturan-
yang
tegas
yang
seperti memberikan pengurangan nilai
minggunya agar tugas-tugas dapat
untuk
terselesaikan dengan baik.
menyontek, melakukan plagiarisme
mahasiswa
yang
diketahui
Mahasiswa juga dapat melatih
atau melanggar aturan perkuliahan.
cara mengutip yang benar dengan
Selain itu, sanksi moral juga dapat
sering membuat paper atau makalah
diberikan kepada mahasiswa seperti
atau dapat juga mengikuti pusat studi
diberikan skors selama rentang waktu
14
tertentu. Selain itu cara preventif yang
anak-anaknya berbuat jujur, sehingga
dapat dilakukan pihak dosen maupun
anak
fakultas
adalah
merupakan hal yang sangat dihargai.
pemeriksaan
yang
melakukan
teliti
terhadap
dikerjakan
mahasiswa
bahwa
kejujuran
4. Praktisi Psikologi
presensi mahasiswa dan tugas-tugas
yang
merasa
Perilaku
ketidakjujuran
serta
akademik yang semakin dianggap
melakukan pengawasan yang ketat
wajar oleh mahasiswa hendaknya
pada saat ujian.
menjadi perhatian khusus bagi Praktisi
3. Orang tua
Psikologi,
khususnya
Psikologi
Pendidikan
Orang tua selalu diharapkan
untuk
menanamkan
nilai-nilai
memberikan
preventif
dilakukan
memberikan
meluasnya
pengertian kepada anak bahwa hasil
akademik.
bukanlah segalanya, namun proses
5. Peneliti selanjutnya
dengan usaha sendiri lebih berharga
daripada
melakukan
untuk
tindakan-tindakan
kejujuran sejak dini. Hal ini dapat
dengan
Praktisi
demi
menghambat
perilaku
ketidakjujuran
Para peneliti selanjutnya yang
mendapatkan
berminat
meneliti
sesuatu hal dengan cara yang tidak
akademik
dapat
jujur, sehingga anak dapat memiliki
penelitian
ini
internal self reward kepada dirinya
informasi dengan mempertimbangkan
sendiri ketika mereka berlaku jujur.
hal-hal yang belum terungkap secara
Selain itu, orang tua juga diharapkan
jelas seperti kepribadian mahasiswa.
mampu memberikan reward untuk
Selain itu, diperlukan penelitian lebih
15
ketidakjujuran
menjadikan
sebagai
hasil
tambahan
lanjut mengenai pengaruh kehadiran
m/berita.php pada September
2014
mahasiswa pada saat kuliah terhadap
Jones,
perilaku menyontek pada saat ujian.
Peneliti selanjutnya juga diharapkan
dapat
menggunakan
metode
lebih
tepat
menggunakan
kuesioner
selain
tertutup
untuk
yang
L. R. (2011). Academic
Integrity
&
Academic
Dishonesty: A Handbook About
Cheating
&
Plagiarism.
Floride
Institude
of
Technology.
Lestari, S. & Adiyanti, MG. (2012).
Konsep Jujur dalam Perspektif
Orang Jawa. Anima.
memilih
informan penelitian.
McLeod, S. (2007). Multi Store Model
of Memory, on-line, diperoleh
darihttp://www.simplypsycholo
gy.org/multi-store.htmlpada
Mei 2015
DAFTAR PUSTAKA
Brown, B. & Choong, P. (2005). An
Investigation of Academic
Dishonesty Among Business
Students at Public and Private
United States Universities.
International
Journal
of
Management, 22 (2), 201-214
Pujiatni, K. & Lestari, S. (2010). Studi
Kualitatif
Pengalaman
Menyontek pada Mahasiswa.
Humaniora, 11, 103-110.
Rangkuti, A. A. (2011). Academic
Cheating
Behaviour
of
Accounting Students: A Case
Study
in
Jakarta
State
University, In Educational
Integrity: Culture & Values.
Proceedings 5th Asia Pasific
Conference on Educational
Integrity. The University of
Western Australia.
Creswell, J. W. (2010). Research
Design: Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, dan Mixed Edisi
Ketiga. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Hendricks, B. (2004). Academic
Dishonesty: A Study in The
Magnitude of and Justification
for Academic Dishonesty
Among College Undergraduate
and Graduate Students. Journal
of
College
Student
Development (35) : 212-260
Riski,
Irawati, I. (2008). Budaya Menyontek
di Kalangan Pelajar, on-line,
diperoleh
dari
http://www.kabarindonesia.co
16
S. A. (2009). Hubungan
Prokastinasi Akademis dan
Kecurangan Akademis pada
Mahasiswa Fakultas Psikologi
Universitas Sumatera Utara.
Skripsi. Tidak Diterbitkan.
DI SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh:
FISKA PUSPA ARINDA
F.100110125
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
KETIDAKJUJURAN AKADEMIK MAHASISWA PERGURUAN TINGGI X
DI SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh:
FISKA PUSPA ARINDA
F.100110125
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
KETIDAISUJT]RAN AI(ADEMIK MAIIASISWA PERGURUAI\I TINGGI X
DI SURAKARTA
Yang Diajukan Oleh
:
FISKA PqSPA ARINDA
F. 100110125
Telah disetujui unhrk dipertatrankan
,
di'depan Dewan Penguji
Telah disetujui oleh:
Pembimbirrg
Santi Sulandari, S.Psi, M.Ger
Surakarta,22lvdei2015
KITIDAIOUJURAN AKADEMIK MAHASISWA PERGURUAN TINGGI X
DI SURAKARTA
,s
Yang diajukan oleh
E
:
FISKA PUSPA ARINDA
E
E
i
F 100 110 125
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada tanggal 5 Juni 2015
dinyatakan
dan
telatr memenuhi syarat
Penguji Utama
Santi Sulandari. S.Psi.. M.Ger
Penguji Pendamping I
Dr. Sri Lestari. M.Si
a
E.
E
Penguji Pendanrping II
Dra.. Wiwien Dinar Prastisti. M.Si
!
Surakarta" 5 Juni 2015
Universitas Muharnmadiyah Surakarta
Fakultas Psikologi
-:1--i-{A'^!
:'.; #*T .A}ii',
a)':.... Deil6'\
..Ji.T:i'-l\,
KETIDAKJUJURAN AKADEMIK MAHASISWA PERGURUAN TINGGI X
DI SURAKARTA
Fiska Puspa Arinda
Santi Sulandari
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, memahami,dan mendeskripsikan
bentuk-bentuk ketidakjujuranakademik mahasiswa dan alasan-alasanyang
mendasarinya. Informan pada penelitian ini memiliki karakteristik yaitu a)
mahasiswa aktif Perguruan Tinggi X di Surakarta yang pernah mengikuti ujian akhir
semester minimal 2 kali, b) pernah melakukan ketidakjujuran akademik. Informan
penelitian ini diperoleh melalui proses screening kepada mahasiswa angkatan 2011,
2012, dan 2013 dan mendapatkan 6 informan penelitian. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah wawancarasemi terstruktur dan dianalisis menggunakan
software NVivo10. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk ketidakjujuran
akademik mahasiswa antara lain menyontek, plagiarisme, dan melanggar aturan
perkuliahan. Peneliti mengklasifikasikan kembali bentuk-bentuk ketidakjujuran
akademik berdasarkan waktu, yaitu perkuliahan, mengerjakan tugas, dan ujian.
Selanjutnya berdasarkan metode, yaitu membawa contekan, menggunakan
handphone, salah menuliskan kutipan, menganti kalimat dari tugas teman, tidak
berkontribusi dalam tugas kelompok, copy pasteplagiarism. Kemudian berdasarkan
keterlibatan yaitu secara individu dan kelompok. Terakhir yaituberdasarkan tujuan
mahasiswa antara lain ingin mendapatkan nilai tinggi, solidaritas kepada teman, dan
mengindari hukuman.Alasan yang mendasari mahasiswa melakukan ketidakjujuran
akademik adalah kurang percaya diri, tidak dapat mengerjakan soal ujian, ingin
mendapatkan nilai yang tinggi, kurang informasi, mudah menyerah, kurang upaya,
malas kuliah, dan menciptakan simbiosis mutualisme antar teman.Hasil penelitian ini
dapat digunakan sebagai pertimbangan pihak perguruan tinggi untuk menyusun
sistem perkuliahan yang lebih efektif dan pengawasan yang lebih ketat.
Kata kunci: ketidakjujuran, akademik, mahasiswa
v
dari
PENDAHULUAN
hal-hal
kecil
sampai
yang
Mahasiswa adalah salah satu
kompleks. Hal ini juga dibuktikan
generasi harapan bangsa dimana masa
dengan penelitian Brown dan Choong
depan yang dicita-citakan bangsa ini
(2005)
yang
berada di tangan mereka. Banyak
hampir
90
orang menganggap bahwa mahasiswa
melakukan
merupakan kaum intelektual yang tahu
mereka. Hasil survei Rangkuti (2011)
segalanya dan mampu menyelesaikan
menunjukkan ketidakjujuran akademik
semua masalah. Oleh sebab itu, tidak
yang dilakukan mahasiswa saat ujian
salah jika harapan yang sangat besar
antara lain: 1) menyalin hasil jawaban
dari keluarga, masyarakat, dan negara
dari
diberikan kepada mahasiswa. Terlebih
berdekatan selama ujian tanpa disadari
lagi di era globalisasi seperti sekarang
mahasiswa lain tersebut (16,8%); 2)
ini, bangsa kita membutuhkan para
membawa dan menggunakan bahan
mahasiswa
yang
yang
tanggap
akan
menyebutkan
persen
cheating
mahasiswa
tidak
mahasiswa
dalam
yang
diijinkan
bahwa
ujian
posisinya
atau
yang
ruang
ujian
masalah, tangguh, dapat diandalkan,
contekan
dan tentunya selalu menjunjung nilai-
(14,1%); dan 3) kolusi yang terencana
nilai kebenaran diatas segala-galanya.
antara dua atau lebih mahasiswa untuk
Fenomena
ke
dalam
yang
terjadi
mengkomunikasikan
justru
sangat
selama ujian berlangsung (24,5%).
berbanding terbalik dengan harapan
Sedangkan, ketidakjujuran akademik
masyarakat.
yang
belakangan
ini
Mahasiswa
semakin
membudayakan ketidakjujuran, baik
dilakukan
saat
jawabannya
mengerjakan
tugas antara lain: 1) menyajikan data
1
palsu (2,7%); 2) mengijinkan karyanya
satunya adalah kejujuran. Akan tetapi,
dijiplak
harapan tersebut tidak direalisasikan
orang
lain
(10,1%);
3)
menyalin bahan untuk karya tulis dari
oleh
buku
masih adanya kecurangan dalam setiap
atau
terbitan
lain
tanpa
mencantumkan sumbernya (10,4%);
terbukti
dengan
ujian.
dan 4) mengubah atau memanipulasi
Hasil pengamatan awal yang
data penelitian (4%).
dilakukan oleh peneliti saat ujian
Seperti yang telah diungkapkan
sebelumnya
mahasiswa,
bahwa
tengah semester gasal 2014/2015 di
kejujuran
Perguruan Tinggi X Surakarta juga
merupakan sebuah karakter utama
memperlihatkan bahwa masih banyak
yang
mahasiswa
yang
ketidakjujuran
akademik.
perlu
mahasiwa,
dimiliki
begitu
oleh
juga
setiap
kejujuran
melakukan
Misalnya
dalam lingkup akademik. Perguruan
bertanya pada teman di belakang
Tinggi
bangkunya, melihat pekerjaan teman
X
di
Surakarta
memiliki
harapan bahwa mahasiswa mampu
sebelahnya,
menyelaraskan
yang
karakter
yang
kompetensi
mereka
dan
diperkecil,
handphone
miliki.
membawa
untuk
dan
fotokopian
membawa
searching
atau
Kompetensi yang dimiliki masing-
browsing. Melihat fenomena yang
masing mahasiswa adalah kekuatan
terjadi
untuk mengaplikasikan ilmu psikologi.
Surakarta,
Namun, kompetensi tersebut juga
melakukan survei sederhana mengenai
perlu disertai dengan karakter-karakter
perilaku
yang positif dari mahasiswa, salah
Survei sederhana tersebut dilakukan
2
di
Perguruan
peneliti
Tinggi
tertarik
ketidakjujuran
X
untuk
akademik.
kepada 40 mahasiswa yang terdiri dari
Surakarta. Bentuk-bentuk serta alasan
angkatan 2011, 2012, dan 2013. Hasil
dari tindakan ketidakjujuran akademik
dari
ini nantinya juga akan membantu
survei
bahwa
tersebut
hampir
menunjukkan
semuanya
melakukan
tindakan
akademik.
Survei
pernah
perguruan tinggi dalam membentuk
ketidakjujuran
sederhana
kebijakan
ini
untuk
menentukan
informan
Kejujuran dan Ketidakjujuran
Lestari dan Adiyanti (2012)
Data-data yang telah diungkap di
(Brown
Rangkuti,
&
Choong,
2011)
mengungkapkan
2005;
menunjukkan
informasi
meluas
di
yang
benar.
kalangan
2. Tidak curang atau bersikap fair.
Individu yang hanya mengakui
melakukan penelitian tentang bentuk
mendasarinya
dan
alasan
dalam
diketahuinya
tersebut dapat diterima dengan
mahasiswa, penulis tertarik untuk
ketidakjujuran
yang
sedemikian rupa sehingga informasi
diri mahasiswa. Melihat fenomena
akademik
indikasi
1. Berkata benar yaitu menyampaikan
terutama kejujuran akademik dalam
ketidakjujuran
bahwa
perilaku jujur antara lain:
semakin lemahnya nilai-nilai kejujuran
semakin
dan
TINJAUAN PUSTAKA
penelitian.
atas
mencegah
menangani tindakan tersebut.
kemudian dijadikan sebagai screening
tool
untuk
haknya dan tidak mengambil hak
yang
orang lain dapat dikatakan bersikap
lingkup
tidak curang.
akademik (Perguruan Tinggi) pada
3. Tidak mencuri yaitu jika individu
mahasiswa Perguruan Tinggi X di
tidak mengambil sesuatu milik
3
orang
lain
tanpa
ijin
dan
dilakukan
seseorang
menggunakan untuk kepentingan
mendapatkan
keberhasilan
pribadi.
cara-cara
Perilaku
tidak
jujur
yang
yang
untuk
dengan
tidak
jujur.
Ketidakjujuran akademik juga dapat
dilakukan individu juga memiliki tiga
diartikan
indikasi yaitu:
dilakukan oleh pelajar dengan sengaja
1. Berbohong,
artinya
sebagai
perilaku
yang
individu
meliputi beberapa bentuk perilaku
menyampaikan sesuatu tidak apa
seperti pelanggaran terhadap aturan
adanya
dalam penyelesaian tugas dan ujian,
atau
memanipulasi
informasi sehingga tidak sesuai
memberikan
dengan fakta.
pelajar lain dalam mengerjakan tugas
2. Bertindak
curang
keuntungan
kepada
adalah
atau ujian dengan cara yang tidak jujur
memperoleh sesuatu dengan cara
dan pengurangan keakuratan yang
yang tidak benar.
diharapkan pada performansi pelajar
3. Mencuri yaitu mengambil sesuatu
(Cizek dalam Riski, 2009). Kemudian,
dari orang lain tanpa izin dan
di dalam bukunya yang berjudul
menggunakannya
Academic
kepentingan
untuk
diri
sendiri
atau
kelompok.
Dellington
(Irawati,
2008)
akademik
adalah
upaya
Jones
mengungkapkan
bahwa
akademik
mengungkapkan bahwa ketidakjujuran
&Academic
dishonesty,
dishonesty
Ketidakjujuran Akademik
Integrity
atau
mencakup
(2011)
academic
ketidakjujuran
perbuatan
menyontek, menipu, plagiarisme, dan
yang
4
pencurian ide, baik dipublikasikan
3) Prestasi akademis. Mahasiswa yang
atau tidak.
memiliki prestasi akademis rendah
Menurut
Hendricks
(2004)
lebih
banyak
melakukan
ketidakjujuran akademik dipengaruhi
ketidakjujuran akademis daripada
oleh beberapa faktor. Faktor-faktor
mahasiswa yang memiliki prestasi
tersebut antara lain:
yang lebih tinggi. Mahasiswa yang
a. Faktor individual
memiliki prestasi akademik rendah
Terdapat berbagai variabel yang
berusaha
memperoleh
prestasi
mampu memprediksi perilaku
akademik yang lebih tinggi dengan
ketidakjujuran akademik, variabel
melakukan
tersebut diantaranya:
akademik.
1) Usia. Mahasiswa yang berusia lebih
ketidakjujuran
4) Pendidikan orang tua. Mahasiswa
muda lebih banyak melakukan
yang
kecurangan
pendidikan yang tinggi akan lebih
akademis
daripada
mahasiswa yang lebih tua.
latar
belakang
baik dalam mempersiapkan diri
2) Jenis kelamin. Mahasiswa lebih
banyak
memiliki
dalam mnegerjakan tugas yang
melakukan
kecurangan
daripada
mahasiswi.
5) Aktivitas ekstrakurikuler. Banyak
Penjelasan utama dari pernyataan
mahasiswa yang memiliki tingkat
ini dapat dijelaskan oleh teori
kecurangan akademik yang tinggi
sosialisasi peran jenis gender yakni
dilaporkan terlibat dalam aktivitas
wanita
ekstrakurikuler.
akademis
lebih
mematuri
diberikan oleh fakultas.
aturan
daripada pria dalam bersosialisasi.
5
sering
b. Kepribadian Mahasiswa
1) Moralitas.
memiliki
Mahasiswa
level
kejujuran
melakukan
yang
ketidakjujuran
yang
suatu
tindakan
akademik.
perkumpulan,
Pada
penyediaan
rendah akan lebih sering melakukan
catatan ujian yang lama, tugas-
tindakan ketidakjujuran akademik.
tugas, tugas labolaturium, dan tugas
Selain
akademik
itu,
mahasiswa
yang
memiliki tingkat religiusitas yang
lain
mudah
untuk
didapatkan.
rendah cenderung lebih banyak
2) Perilaku teman sebaya memiliki
melakukan kecurangan akademik.
pengaruh terhadap ketidakjujuran
2) Variabel yang berkaitan dengan
akademik. Hubungan ini dapat
pencapaian
yang
akademik.
Variabel
berkaitan
ketidakjujuran
akademik
dijelaskan dengan menggunakan
dengan
teori
adalah
Bandura
pembelajaran
dan
sosial
teori
dari
hubungan
motivasi, pola kepribadian dan
perbedaan dari Edwin Sutherland.
pengarapan terhadap kesuksesan.
Teori
3) Impusivitas.
antara
Terdapat
perilaku
hubungan
curang
dengan
dengan mencontoh perilaku orang
lain dan individu yang memiliki
hubungan dekat dengan individu
c. Faktor Kontekstual
mahasiswa.
tergabung
mengemukakan
bahwa perilaku manusia dipelajari
impulsivitas dan kekuatan ego.
1) Keanggotaan
tersebut
perkumpulan
Mahasiswa
dalam
lain
yang
memiliki
yang
menyimpang
suatu
terhadap
perkumpulan mahasiswa akan lebih
akan
berpengaruh
peningkatan
individu yang menirunya.
6
perilaku
perilaku
d. Faktor Situasional
Ciri-ciri informan dalam penelitian ini
1) Belajar terlalu banyak, kompetisi
antara lain:
dan ukuran kelas.
1. Mahasiswa Perguruan Tinggi X
2) Lingkungan ujian.
yang minimal pernah mengikuti Ujian
Akhir Semester selama 2 kali.
METODE PENELITIAN
2. Pernah
Metode yang digunakan dalam
fenomenologis
Informan
dimana
screening
pengalaman hidup yang dimiliki oleh
tindakan
kepada
mahasiswa
Perguruan Tinggi X di Surakarta
pengalaman
ketidakjujuran
dengan
kemudian didapatkan melalui proses
mendeskripsikan makna-makna dari
khususnya
penelitian
karakteristik yang disebutkan diatas
metode ini akan memahami dan
seseorang,
tindakan
ketidakjujuran akademik
penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif
melakukan
angkatan
akademik
2011,
dengan
pada mahasiswa Perguruan Tinggi X
dan
2013
basic
menggunakan
questionnaire
di Surakarta.
2012,
yang
disusun
berdasarkan indikasi-indikasi tindakan
Informan Penelitian
ketidakjujuran
dipaparkan
Informan dalam penelitian ini
akademik
oleh
Jones
(2011).
screening
dipilih secara purposive sampling
Berdasarkan
yaitu
didapatkan 7 informan penelitian yang
pemilihan
informan
dengan
mendapatkan
menggunakan kriteria ataupun ciri-ciri
yang telah ditentukan sebelumnya.
7
hasil
yang
skor
ini
tertinggi.
rata 30 menit pada wawancara pertama
Metode Pengumpulan Data
Wawancara dilakukan kepada 7
dan 10 menit pada wawancara kedua
informan yang memiliki skor tertinggi
dan ketiga.
pada proses screening. Sebelum itu,
Metode Analisis Data
peneliti menanyakan kesediaan setiap
Peneliti menggunakan software
informan untuk diwawancarai dengan
QSR NVivo10 yang dapat membantu
memberikan informed consent sebagai
untuk meng-coding, mengolah dan
bentuk pertanggung jawaban peneliti
memilah-milah
kepada informan tentang kerahasiaan
dianggap penting bagi peneliti (QSR
data informan. Namun, salah satu
International, 2015). Peneliti memilih
informan
menolak
menggunakan
kesediaan
untuk
memberikan
diwawancarai.
dikarenakan
informasi
perangkat
perangkat
ini
yang
ini
dapat
Meskipun demikian, peneliti tetap
menyimpan data dan menempatkan
mencoba
memberikan
data kualitatif secara efisien. Selain
informan
itu, jika data base sangat banyak,
tersebut, sehingga akhirnya bersedia
peneliti bisa dengan cepat mencari
untuk diwawancarai. Wawancara ini
semua kutipan yang memiliki kode
dilaksanakan dalam bentuk informal,
yang sama dan mendeteksi apakah
sifatnya langsung dan berencana agar
para partisipan merespon gagasan
hasil yang didapat sesuai dengan
dalam kode tersebut dengan cara yang
tujuan
sama atau berbeda (Creswell, 2010).
untuk
pertimbangan
kepada
penelitian.
Wawancara
Melalui sofware QSR NVivo,
dilakukan 2 sampai 3 kali kepada
setiap informan dengan waktu rata-
peneliti
8
mengelompokkan
hasil
penelitian
dalam
beberapa
poin
berdasarkan waktu, yaitu perkuliahan,
dengan cara membuat nodes dan sub-
mengerjakan
nodes. Nodes berfungsi sebagai poin
Selanjutnya berdasarkan metode, yaitu
utama yang akan dibahas oleh peneliti.
membawa
sub-nodes
tugas,
dan
contekan,
ujian.
menggunakan
berfungsi
handphone, salah menuliskan kutipan,
sebagai rincian dari nodes yang telah
menganti kalimat dari tugas teman,
dibuat sebelumnya. Nodes yang dibuat
tidak
di
NVivo
kelompok, dan copy paste plagiarism.
pertanyaan
Kemudian berdasarkan keterlibatan
penelitian yang ada di dalam panduan
yaitu secara individu dan kelompok.
wawancara.
Terakhir, yaitu berdasarkan tujuan
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
mahasiswa
Sedangkan
dalam
software
mengacu
pada
QSR
pokok
berkontribusi
dalam
antara
lain
tugas
ingin
mendapatkan nilai tinggi, solidaritas
Bentuk dan Alasan Ketidakjujuran
Akademik
kepada
hukuman.
Berdasarkan wawancara yang
dilakukan
pernah
oleh
peneliti,
melakukan
ketidakjujuran
menyontek,
diungkapkan
bentuk-bentuk
yaitu
plagiarisme
dan
akademik
oleh
pada tabel 4.C.2.
mengklasifikasikan kembali bentukketidakjujuran
mengindari
Jones
bentuk
yang
(2011)
dengan hasil penelitian dapat dilihat
melanggar aturan perkuliahan. Peneliti
bentuk
dan
Perbedaan
ketidakjujuran
informan
akademik
teman,
akademik
9
Tabel 4.C.2. Bentuk Ketidakjujuran Akademik
Menurut Jones (2011)
Hasil Penelitian
a. Cheating
a. Menyontek
1) Memberi
atau
1) Kerjasama pada saat
menerima
ujian
informasi
pada
2) Membawa contekan
saat ujian
pada saat ujian
2) Membawa
3) Menggunakan
catatan
yang
handphone pada saat
berisi materi pada
saat ujian
ujian
3) Impersonalisasi
b. Plagiarisme
(membayar joki)
1) Menyontek
tugas
4) Mengumpulkan
teman
tugas yang sama
2) Tidak berkontribusi
persis pada mata
pada
tugas
kuliah
yang
kelompok
berbeda
5) Sabotase
3) Tidak membuat atau
(kesaksian palsu)
salah
menulis
kutipan
b. Plagiarisme
4) Menjiplak seluruh
1) kerja kolaboratif
karya orang lain
yang tidak sah
tanpa menyertakan
2) mengakui sebuah
karya orang lain
sumbernya
sebagai pekerjaan c. Melanggar
aturan
sendiri (sebuah
perkuliahan
karya utuh atau
1) Titip absen
sebuah
karya
2) Memalsukan surat
miliki orang lain,
ijin
kelompok
atau
lembaga).
3) Cut and paste
plagiarism
10
Klasifikasi Peneliti
a.
b.
c.
d.
Berdasar pada waktu
1) Perkuliahan
2) Mengerjakan tugas
3) Ujian
Berdasar pada metode
1) Membawa
rangkuman
sendiri
pada saat ujian
2) Membawa fotokopian
materi pada saat ujian
3) Menggunakan
handphone
untuk
menyimpan file dan
internet
4) Kerjasama saat ujian
secara spontan atau
direncanakan
5) Mengganti
kalimat
atau kata dari tugas
teman
6) Copy paste karya
orang lain
Berdasar
pada
keterlibatan
1) Individu
2) Kelompok
atau
bersama
Berdasar pada tujuan
1) Menghindari
hukuman
2) Mendapatkan
nilai
yang tinggi secara
instan
3) Solidaritas
dengan
teman
Alasan
yang
mendasari
mereka dalam menjalani kehidupan
mahasiswa melakukan ketidakjujuran
sehari-hari.
akademik adalah kurang percaya diri,
Berdasarkan
hasil
penelitian,
tidak dapat mengerjakan soal ujian,
didapatkan bahwa mahasiswa yang
ingin mendapatkan nilai yang tinggi,
sering titip absen sering melakukan
kurang informasi, mudah menyerah,
kecurangan-kecurangan
kurang upaya, malas kuliah, dan
mengerjakan tugas. Mahasiswa yang
menciptakan
tidak hadir pada saat kuliah tentunya
simbiosis
mutualisme
pada
saat
antar teman.
tidak akan mendapatkan materi yang
Pembahasan
diberikan oleh dosen pada saat proses
Perguruan
di
perkulihan. Ketidakhadiran ini secara
Surakarta memiliki harapan bahwa hal
otomatis akan menjadikan mahasiswa
utama yang perlu dimiliki mahasiswa
tidak
adalah karakter yang positif, terutama
diberikan oleh dosen. Hal tersebut
kejujuran. Kejujuran yang seharusnya
dapat digambarkan melalui multi store
selalu dijunjung oleh mahasiswanya
model yang dipaparkan oleh Atkinson
ternyata belum diterapkan di dalam
& Shiffrin (McLeod, 2007). Atkinson
diri mereka masing-masing. Hal ini
&
menunjukkan bahwa harapan atau
informasi mengalir melalui sistem
slogan tersebut hanya sampai kepada
yang digambarkan sebagai
taraf
pengolahan
kognitif
Tinggi
yang
X
berupa
memahami
Shiffrin
materi
menjelaskan
informasi
yang
bahwa
model
(seperti
pengetahuan, namun tidak dianggap
komputer) dengan input, proses dan
sebagai value yang menjadi pedoman
output.
11
Mahasiswa yang hadir pada saat
memahami materi yang diberikan
proses perkuliahan akan mendapatkan
dosen,
materi yang diberikan oleh dosen
tugas-tugas
kemudian diterima melalui indera
ketidakjujuran
penglihatan, pendengaran dan perasa.
kemudian berdampak pada perilaku
Jika
tersebut
ketidakjujuran akademik pada saat
memperhatikan dengan baik, materi
ujian. Kemudian, mahasiswa yang
tersebut akan masuk ke dalam short
melakukan ketidakjujuran akademik
term
pada saat mengerjakan tugas juga
mahasiswa
memory.
Kemudian,
setelah
sehingga dalam pengerjaan
sering
melakukan
akademik
dan
mendapatkan materi pada saat proses
sering
perkuliahan, mahasiswa yang belajar
akademik pada saat ujian. Sehingga,
kembali atau sering disebut dengan
kehadiran mahasiswa pada saat proses
rehearsal (latihan) secara berulang-
perkuliahan
ulang, maka materi tersebut akan
sangat
masuk ke dalam long term memory.
penyimpanan memori.
Latihan-latihan ini dapat dilakukan
KESIMPULAN DAN SARAN
melakukan
penting
diberikan oleh dosen. Sehingga materi
yang
yang
beberapa
dapatkan
merupakan
hal
untuk
yang
proses
Berdasarkan hasil penelitian
dengan cara mengerjakan tugas yang
mereka
ketidakjujuran
dapat
telah
dilakukan,
kesimpulan
yang
terdapat
dapat
diaplikasikan pada tugas tersebut.
diambil oleh peneliti, yaitu bentuk-
Berbeda hal dengan mahasiswa yang
bentuk ketidakjujuran akademik yang
tidak hadir pada saat kuliah. Mereka
dilakukan oleh Mahasiswa Fakultas
hanya akan merasa kesulitan untuk
Psikologi
12
adalah
menyontek,
plagiarisme dan pelanggaran terhadap
tekanan dari orang tua atau fakultas,
aturan perkuliahan.
persaingan antar teman, kelonggaran
Alasan-alasan yang mendasari
pihak
perguruan
tinggi
terhadap
mahasiswa untuk melakukan tindakan
pengawasan dalam proses akademik,
ketidakjujuran akademik dalam hal
dan sikap toleran dari lingkungan
menyontek adalah kurang percaya diri,
untuk melakukan tindakan-tindakan
tidak dapat mengerjakan soal-soal
ketidakjujuran akademik.
ujian dan ingin mendapatkan nilai
Tindakan
ketidakjujuran
yang tinggi. Lalu, alasan mahasiswa
akademik yang telah disebutkan diatas
melakukan
saling
tindakan
plagiarisme
berkaitan
satu
sama
lain.
karena kurang informasi mengenai
Pelanggaran
plagiarisme (tidak mengetahui jenis-
perkuliahan, khusunya titip absen akan
jenis plagiarisme dan cara mengutip
mempengaruhi
yang benar),
mengerjakan
tugas-tugas
kurangnya upaya dari mahasiswa.
Kemudian
cara
Sedangkan alasan yang mendorong
mengerjakan tugas-tugas kuliah juga
mahasiswa untuk melanggar aturan
akan
perkuliahan, khususnya titip absen
menyontek saat ujian.
mudah menyerah dan
adalah rasa malas untuk mengikuti
cara
aturan
mahasiswa
kuliah.
mahasiswa
mempengaruhi
Tindakan
perkuliahan.
Faktor-faktor
terhadap
perilaku
ketidakjujuran
akademik yang dilakukan mahasiswa
yang
ditoleransi baik dengan sesama teman
mempengaruhi mahasiswa melakukan
atau bahkan dosen dan pihak fakultas.
ketidakjujuran akademik antara lain
Hal
13
ini
terbukti
dengan
kurang
tegasnya sanksi yang diberikan kepada
ilmiah yang ada di fakultas atau
mahasiswa
universitasnyauntuk
atas
tindakan-tindakan
ketidakjujuran akademik tersebut.
mengasah
kemampuan menulis karangan ilmiah.
Berdasarkan kesimpulan yang
Selain itu, dengan mengetahui bentuk-
diperoleh dari penelitian ini, peneliti
bentuk
memberikan
mahasiswa dapat memilah perilaku
saran
yang
dapat
ketidakjujuran
akademik,
dipertimbangkan oleh beberapa pihak,
yang
yaitu:
dihindari sehingga proses internalisasi
1. Mahasiswa
kejujuran dapat berjalan dengan baik.
Mahasiswa diharapkan mampu
untuk
meningkatkan
sebaiknya
dilakukan
dan
2. Perguruan tinggi
kepercayaan
Perguruan
tinggi
diharapkan
dirinya dengan cara mempersiapkan
untuk
ujian dengan belajar dan meminta
peraturan akademik secara luas dan
bantuan teman untuk menjadi tutor
memberikan
sanksi
sebaya. Mahasiswa juga diharapkan
terhadap
pihak-pihak
mampu
memanajemen
melanggarnya. Sanksi yang diberikan
dengan
membuat
waktunya
jadwal
setiap
mensosialisasikan
peraturan-
yang
tegas
yang
seperti memberikan pengurangan nilai
minggunya agar tugas-tugas dapat
untuk
terselesaikan dengan baik.
menyontek, melakukan plagiarisme
mahasiswa
yang
diketahui
Mahasiswa juga dapat melatih
atau melanggar aturan perkuliahan.
cara mengutip yang benar dengan
Selain itu, sanksi moral juga dapat
sering membuat paper atau makalah
diberikan kepada mahasiswa seperti
atau dapat juga mengikuti pusat studi
diberikan skors selama rentang waktu
14
tertentu. Selain itu cara preventif yang
anak-anaknya berbuat jujur, sehingga
dapat dilakukan pihak dosen maupun
anak
fakultas
adalah
merupakan hal yang sangat dihargai.
pemeriksaan
yang
melakukan
teliti
terhadap
dikerjakan
mahasiswa
bahwa
kejujuran
4. Praktisi Psikologi
presensi mahasiswa dan tugas-tugas
yang
merasa
Perilaku
ketidakjujuran
serta
akademik yang semakin dianggap
melakukan pengawasan yang ketat
wajar oleh mahasiswa hendaknya
pada saat ujian.
menjadi perhatian khusus bagi Praktisi
3. Orang tua
Psikologi,
khususnya
Psikologi
Pendidikan
Orang tua selalu diharapkan
untuk
menanamkan
nilai-nilai
memberikan
preventif
dilakukan
memberikan
meluasnya
pengertian kepada anak bahwa hasil
akademik.
bukanlah segalanya, namun proses
5. Peneliti selanjutnya
dengan usaha sendiri lebih berharga
daripada
melakukan
untuk
tindakan-tindakan
kejujuran sejak dini. Hal ini dapat
dengan
Praktisi
demi
menghambat
perilaku
ketidakjujuran
Para peneliti selanjutnya yang
mendapatkan
berminat
meneliti
sesuatu hal dengan cara yang tidak
akademik
dapat
jujur, sehingga anak dapat memiliki
penelitian
ini
internal self reward kepada dirinya
informasi dengan mempertimbangkan
sendiri ketika mereka berlaku jujur.
hal-hal yang belum terungkap secara
Selain itu, orang tua juga diharapkan
jelas seperti kepribadian mahasiswa.
mampu memberikan reward untuk
Selain itu, diperlukan penelitian lebih
15
ketidakjujuran
menjadikan
sebagai
hasil
tambahan
lanjut mengenai pengaruh kehadiran
m/berita.php pada September
2014
mahasiswa pada saat kuliah terhadap
Jones,
perilaku menyontek pada saat ujian.
Peneliti selanjutnya juga diharapkan
dapat
menggunakan
metode
lebih
tepat
menggunakan
kuesioner
selain
tertutup
untuk
yang
L. R. (2011). Academic
Integrity
&
Academic
Dishonesty: A Handbook About
Cheating
&
Plagiarism.
Floride
Institude
of
Technology.
Lestari, S. & Adiyanti, MG. (2012).
Konsep Jujur dalam Perspektif
Orang Jawa. Anima.
memilih
informan penelitian.
McLeod, S. (2007). Multi Store Model
of Memory, on-line, diperoleh
darihttp://www.simplypsycholo
gy.org/multi-store.htmlpada
Mei 2015
DAFTAR PUSTAKA
Brown, B. & Choong, P. (2005). An
Investigation of Academic
Dishonesty Among Business
Students at Public and Private
United States Universities.
International
Journal
of
Management, 22 (2), 201-214
Pujiatni, K. & Lestari, S. (2010). Studi
Kualitatif
Pengalaman
Menyontek pada Mahasiswa.
Humaniora, 11, 103-110.
Rangkuti, A. A. (2011). Academic
Cheating
Behaviour
of
Accounting Students: A Case
Study
in
Jakarta
State
University, In Educational
Integrity: Culture & Values.
Proceedings 5th Asia Pasific
Conference on Educational
Integrity. The University of
Western Australia.
Creswell, J. W. (2010). Research
Design: Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, dan Mixed Edisi
Ketiga. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Hendricks, B. (2004). Academic
Dishonesty: A Study in The
Magnitude of and Justification
for Academic Dishonesty
Among College Undergraduate
and Graduate Students. Journal
of
College
Student
Development (35) : 212-260
Riski,
Irawati, I. (2008). Budaya Menyontek
di Kalangan Pelajar, on-line,
diperoleh
dari
http://www.kabarindonesia.co
16
S. A. (2009). Hubungan
Prokastinasi Akademis dan
Kecurangan Akademis pada
Mahasiswa Fakultas Psikologi
Universitas Sumatera Utara.
Skripsi. Tidak Diterbitkan.