I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN MADU LEBAH HUTAN (Apis dorsata) TERHADAP HAMBATAN PERTUMBUHAN BAKTERI Porphyromonas gingivalis DOMINAN GINGIVITIS (Kajian in vitro).

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah hal yang penting di kehidupan manusia. Rasulullah
sallallahu alaihi wasallam bersabda, “Ada dua kenikmatan yang banyak manusia
tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang” (HR. Bukhari no.6412, dari Ibnu
Abbas). Terkadang orang berpikiran bahwa kesehatan itu sesuatu hal yang sulit
dan mahal padahal hanya membutuhkan suatu komitmen dan konsisten dari dalam
dirinya untuk menjaga kesehatan tersebut (Liansyah, 2015).
Salah satu masalah kesehatan, terutama pada kesehatan gigi dan mulut yang
sering dijumpai masyarakat Indonesia adalah penyakit periodontal. Penyakit
periodontal yaitu proses peradangan yang disebabkan oleh bakteri yang mengenai
jaringan periodontal dan jika tidak mendapat perawatan lanjut akan menyebabkan
menghilangnya perlekatan gingiva, terdapat kerusakan lebih dalam pada tulang
alveolar dan berakhir pada hilangnya gigi (Suwandi, 2010).
Menurut penelitian hampir 50% dari jumlah populasi orang dewasa di dunia
menderita penyakit periodontal (Carranza dkk., 2006). Prevalensi dan intensitas
kejadian penyakit periodontal di Indonesia menduduki urutan kedua yaitu sebesar
96,58% dan ini menjadi masalah yang kurang disadari oleh masyarakat. Hasil
survei yang dilakukan di Jawa Timur tentang kesehatan gigi dan mulut tahun 1995
menyatakan bahwa penyakit periodontal terjadi pada 459 orang di antara 1000
penduduk dan diderita pada masyarakat pedesaan (Wahyukundari, 2009).

Penyakit periodontal merupakan penyakit yang tergolong serius seperti
gingivitis, periodontitis dan penyakit periodontal destruktif (Newman dkk., 2012).

1

Tahap pertama penyakit periodontal yaitu gingivitis dan dipicu oleh pembentukan
plak pada gigi. Gingivitis apabila tidak dirawat akan menyebabkan kerusakan
yang lebih parah yaitu periodontitis dimana pada jaringan pendukung periodontal
terjadi kerusakan (Wahyukundari, 2009).
Penyebab utama penyakit periodontal adalah mikroorganisme yang
ditemukan pada plak gigi dan memegang peranan penting dalam terjadinya
penyakit

periodontal.

Terdapat

10

jenis


mikroorganisme

yang

dapat

diklasifikasikan sebagai periodontal patogen seperti Streptococcus sanguinis,
Streptococcus milleri, Actinomyces israelii, Actinomyces naeslundii, Prevotella
intermedia, Capnocytophaga

spp., Fusobacterium nucleatum, Veillonella,

Actinomycetecomitans, dan Porphyromonas gingivalis (Utama, 2014). Salah satu

bakteri yang paling dominan berperan dalam inisiasi dan perkembangan
pembentukan plak subgingiva adalah Porphyromonas gingivalis (Newman dkk.,
2012).
Porphyromonas gingivalis adalah bakteri yang bersifat non sakarolitik,


melanogenik dan bagian dari koloni bakteri Black-pigmented gram-negative
anaerobes. Bakteri ini biasanya dapat ditemukan pada plak gigi. Bakteri
Porphyromonas gingivalis merupakan penyebab perubahan patologik jaringan

periodontal dengan cara mengaktifan respons imun dan inflammatory sel inang
yang secara langsung mempengaruhi sel jaringan periodonsium (Kusumawardani,
2010). Bakteri yang paling terlihat dari biofilm subgingiva dan sukses mengkoloni
mukosa rongga mulut adalah Porphyromonas gingivalis. Bakteri ini penghasil
berbagai faktor virulensi potensial yaitu antara lain protease ekstraseluler yang

2

dapat merusak immunoresponse, immunoglobulin, pembelahan protein sel inang
dan reseptor permukaan dan mendegradasi jaringan periodontal sehingga
menyebabkan poket periodontal (Yilmaz, 2008).
Penyakit periodontal dapat dicegah secara preventif yaitu mengurangi skor
plak secara efektif yang terdiri dari cara mekanis (menyikat gigi dan dental floss)
atau dikombinasikan dengan cara kimiawi (obat kumur). Pengendalian
pengurangan skor plak dapat juga dilakukan dengan menggunakan bahan alamiah
yang mengandung bahan antibakteri (Manson dan Eley, 2013). Pemanfaatan

bahan alamiah memiliki kelebihan dibandingkan bahan kimiawi sehingga
dikembangkan obat-obatan tradisional yang digunakan untuk mencegah maupun
mengobati penyakit dan salah satu di antaranya adalah penyakit periodontal.
Bahan alami yang paling sering digunakan dan dikonsumsi manusia adalah variasi
yang diproduksi oleh lebah madu (National Honey Board, 2010).
Madu yang dihasilkan oleh lebah dapat digunakan sebagai obat tradisional
di Indonesia. Madu mempunyai banyak manfaat dalam menyembuhkan penyakit,
salah satunya adalah menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2) yang berfungsi
sebagai antibakteri, sehingga dapat dijadikan obat penyembuh luka bagi manusia
(Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 68-69). Hidrogen peroksida dalam madu berasal
dari reaksi oksidasi glukosa, oksigen dan air, sehingga untuk mendapatkan
hidrogen peroksida pada madu maka diperlukan pengenceran dengan air (Ahuja
dan Ahuja, 2010).
Apis dorsata merupakan salah satu jenis lebah yang berhabitat di hutan

Asia. Madu yang dihasilkan lebah ini masih alami karena didapatkan dari hutan

3

yang tidak terpapar langsung oleh polusi udara sehingga kandungan airnya tinggi

yaitu 24%-26%. Aktivitas antibakteri madu dilaporkan memiliki efek terhadap
kurang lebih 60 spesies bakteri, termasuk aerob dan anaerob, baik gram positif
maupun negatif (Aurongzeb dan Azim, 2011).
Penelitian yang telah banyak dilakukan adalah menggunakan madu untuk
menguji daya hambat bakteri. Sampai saat ini belum ada peneliti yang melaporkan
penggunaan madu

Apis

dorsata

untuk

menguji

daya

hambat

bakteri


Porphyromonas gingivalis sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk

mengetahui pengaruh madu dari lebah hutan (Apis dorsata ) terhadap
Porphyrmonas gingivalis.

Konsentrasi yang digunakan untuk uji daya hambat madu dari Apis dorsata
pada penelitian ini adalah 15%, 30%, 60% dan 90%. Hal tersebut mengacu pada
konsentrasi madu yang digunakan pada penelitian Schmidlin dkk. (2014), yang
menguji potensi antibakteri dari madu Manuka terhadap tiga bakteri mulut secara
in vitro dengan konsentrasi hambat minimal 20%.

4

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas timbul permasalahan yaitu:
1. Apakah terdapat pengaruh konsentrasi larutan madu lebah hutan (Apis dorsata )
terhadap hambatan pertumbuhan bakteri porphyromonas gingivalis dominan
gingivitis pada kajian in vitro?
2. Pada konsentrasi berapakah larutan madu lebah hutan (Apis dorsata ) memiliki

daya antibakteri yang setara dengan kontrol positif klorheksidin 0,2% terhadap
hambatan pertumbuhan bakteri porphyromonas gingivalis dominan gingivitis
kajian in vitro?
C. Keaslian Penelitian
Penelitian sebelumnya Schmidlin dkk., 2014, telah meneliti potensi
antibakteri dari madu Manuka terhadap tiga bakteri mulut secara in vitro. Penulis
dalam hal ini menyatakan bahwa penelitian dengan judul “Pengaruh konsentrasi
larutan madu lebah hutan (Apis dorsata ) terhadap hambatan pertumbuhan bakteri
Porphyromonas gingivalis dominan gingivitis (kajian in vitro)” dan sampai saat

ini belum ada penelitian serupa yang pernah dilaporkan.

5

D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menguji kemampuan konsentrasi larutan madu lebah hutan (Apis dorsata )
terhadap hambatan pertumbuhan bakteri Porphyromonas gingivalis dominan
gingivitis kajian in vitro.
2. Mendapatkan peningkatan pada konsentrasi tertentu larutan madu lebah hutan

(Apis dorsata ) memiliki daya antibakteri yang setara dengan kontrol positif
klorheksidin 0,2% terhadap hambatan pertumbuhan bakteri Porphyromonas
gingivalis dominan gingivitis kajian in vitro.

E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang didapatkan selama penelitian ini yaitu :
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan informasi ilmiah dan
menambah wawasan pengetahuan tentang pemanfaatan madu lebah hutan (Apis
dorsata ) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Porphyromonas gingivalis

dominan gingivitis kajian in vitro.
2. Menambah ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan gigi dan mulut, tentang
penggunaan bahan herbal sebagai antibakteri.
3. Memberikan bahan alternatif yang lebih terjangkau, aman, sedikit efek
samping dari bahan alam khususnya madu lebah hutan (Apis dorsata).
4. Memberikan tambahan sumber informasi kepada masyarakat luas, sebagai
upaya preventif dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan bahan alami.
5. Sebagai sumber acuan yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

6


Dokumen yang terkait

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN MADU LEBAH HUTAN (Apis dorsata) TERHADAP HAMBATAN PERTUMBUHAN PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN MADU LEBAH HUTAN (Apis dorsata) TERHADAP HAMBATAN PERTUMBUHAN BAKTERI Porphyromonas gingivalis DOMINAN GINGIVITIS (Kajian in vitro).

1 3 14

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN MADU LEBAH HUTAN (Apis dorsata) TERHADAP HAMBATAN PERTUMBUHAN PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN MADU LEBAH HUTAN (Apis dorsata) TERHADAP HAMBATAN PERTUMBUHAN BAKTERI Porphyromonas gingivalis DOMINAN GINGIVITIS (Kajian in vitro).

0 2 16

DAFTAR PUSTAKA PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN MADU LEBAH HUTAN (Apis dorsata) TERHADAP HAMBATAN PERTUMBUHAN BAKTERI Porphyromonas gingivalis DOMINAN GINGIVITIS (Kajian in vitro).

0 3 4

PENDAHULUAN Daya Antibakteri Berbagai Konsentrasi Ekstrak Daun Kembang Bulan (Tithonia Diversifolia (Hemsl.) A. Gray) Terhadap Bakteri Porphyromonas Gingivalis Dominan Periodontitis (In Vitro).

0 4 6

PENGARUH LARUTAN MADU HUTAN LIAR (Apis dorsata) DALAM AIR ZAMZAM TERHADAP PEMUTIHAN GIGI (BLEACHING) Pengaruh Larutan Madu Hutan Liar (Apis dorsata) Dalam Air Zamzam Terhadap Pemutihan Gigi (Bleaching).

0 5 14

PENDAHULUAN Pengaruh Larutan Madu Hutan Liar (Apis dorsata) Dalam Air Zamzam Terhadap Pemutihan Gigi (Bleaching).

0 1 5

PENGARUH LARUTAN MADU HUTAN LIAR (Apis dorsata) DALAM AIR ZAMZAM TERHADAP PEMUTIHAN GIGI (BLEACHING) Pengaruh Larutan Madu Hutan Liar (Apis dorsata) Dalam Air Zamzam Terhadap Pemutihan Gigi (Bleaching).

0 3 10

I. PENDAHULUAN Uji Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Kayu Siwak (Salvadora Persica) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Porphyromonas Gingivalis Penyebab Gingivitis In Vitro.

0 2 6

PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTARA LARUTAN MADU HUTAN (Apis Perbedaan Efektivitas Antara Larutan Madu Hutan (Apis Dorsata) Dan Larutan Madu Kelengkeng (Euphoria Longana Sp) Terhadap Pemutihan Gigi (Bleaching).

0 2 14

PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTARA LARUTAN MADU HUTAN (Apis Dorsata) DAN LARUTAN MADU KELENGKENG (Euphoria longana Sp) Perbedaan Efektivitas Antara Larutan Madu Hutan (Apis Dorsata) Dan Larutan Madu Kelengkeng (Euphoria Longana Sp) Terhadap Pemutihan Gigi (Bl

1 6 9