Implementasi Peran Mahasiswa, Alumni dan Dosen Dalam Pengembangan SISTEM MIKRO PLS

Implementasi Peran Mahasiswa, Alumni dan Dosen
Dalam Pengembangan SISTEM MIKRO PLS
Berbicara tentang pendidikan di Indonesia pada hakekatnya adalah
secara umum adalah yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945 alenia
ke-4 yaitu untuk “mencerdaskan kehidupan bangsa” sehingga martabat
negara akan meningkat di mata dunia. Untuk itu diperlukan sebuah sistem
yang dalam penanganannya yang pada intinya menjadikan masyarakat
Indonesia menjadi sejahtera dalam kehidupannya baik masyarakat kaya
dan dan masyarakat yang kurang beruntung.
Pengertian pendidikan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa
yang lebih spesifik adalah sesuai yang termaktub dalam UU SISDIKNAS
No. 20 Tahun 2003 Bab 2 pasal 3 tentang tujuan pendidikan nasional
adalah “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka

mencerdaskan

kehidupan

bangsa,


bertujuan

untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”. Untuk itu dalam pelaksanaan atau
implementasi tujuan pendidikan maka dibentuklah tiga jalur pendidikan
yang termaktub dalam Bab 6 pasal 13 yaitu “pendidikan terdiri atas
pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi
dan memperkaya”.
Adapun pengertian pendidikan itu sendiri menurut UU SISDIKNAS
No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 adalah “pendidikan adalah usaha sadar
dan

terencana

untuk


mewujudkan

suasana

belajar

dan

proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian,

kecerdasan,

akhlak

mulia,


serta

keterampilan

yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Di tulis untuk www.imadiklus.com

Berkaitan dengan PLS pendidikan luar sekolah sebenarnya memang
tidak termaktub dalam ketiga jalur tersebut, dan inilah yang membuat
kenapa PLS tidak banyak dikenal oleh masyarakat luas pada umumnya
dan juga sosialisasi atau hasil karya masih minim yang dihasilkan oleh
PLS. Berbagai permasalahan yang ada di dalam jurusan PLS apabila
tidak dilakukan pembenahan-pembenahan yang baik, maka tidak menutup
kemungkinan jurusan PLS akan hilang atau ditutup. Dalam menjawab
permasalahan yang ada maka yang harus dilakukan adalah melakukan
pembenahan dari mahasiswa, alumni dan dosen sebagai fasilitator dalam
tataran mikro pergurruan tinggi sebagai pencetak pendidik untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa.
Mahasiswa

sebagai

obyek

di

sini

adalah

peran

organisasi

mahasiswa karena sebenarnya tanpa mereka program studi PLS ini tidak
ada. Mahasiswa perlu memperkuat diri secara akademik melalui karyakarya ilmiah yang bermutu, melalui lomba karya tulis maupun melalui
publikasi jurnal, atau media massa yang lain. Dengan demikian, gaung

PLS akan meluas ke masyarakat yang nantinya akan diharapkan
pengakuan itu akan datang secara bertahap. Mahasiswa juga dapat
menunjukkan kemampuannya kepada mahasiswa lain dalam mengurus
organisasi dan memprakarsai program-program kepada masyarakat. Hal
ini bukan mengada-ngada, karena mata kuliah yang ada di jurusan PLS
sebenarnya banyak yang mendukung kinerja mahasiswa sebagai aktivitas
yang

mampu

memahami

masalah

kemasyarakatan,

mampu

mengorganisasikan orang, maupun mampu menganisis situasi yang
semua ini akan membantu diri mahasiswa mengaktualisasikan dirinya di

tengah mahasiswa lainnya.
Demikian pula dengan alumni sebagai subyek, mereka sebenarnya
merupakan bukti nyata bahwa produksi program studi yang ada di
perguruan tinggi tidak sia-sia. Dengan kebanyakan alumni PLS yang
berhasil menduduki posisi dan ketokohan di bidang pendidikan atau

Di tulis untuk www.imadiklus.com

pengembangan masyarakat, akan mengangkat citra PLS dan pada
gilirannya akan memperkuat profesi PLS.
Hal ini tentu saja apabila mendapat dukungan dari berbagai Steak
Holder, termasuk Dosen dalam memfasilitasi para mahasiswa sebagai
obyek dalam proses belajarnya dan memberikan bantuan Alumi sebagai
subyek dalam pengembangan menciptakan lapangan pekerjaan yang
dilakukan praktik secara langsung di lapangan, bukan hanya teori-teori
dalam

memenuhi

kewajibannya


untuk

mengajar

sebagai

tenaga

kependidikan semata.
PLS dari masa ke masa dalam perjalanannya pasti akan mengalami
permasalahan dan tantangan yang tidak bisa dihindari. Sebaliknya, dibalik
dari permasalahan dan tantangan tersebut pasti ada peluang-peluang
untuk mengatasinya atau menjawab permasalahan melalui win-win
solution ke arah yang progress. Berbagai upaya yang harus dilakukan
adalah penggerakan atau pengembangan sebuah tatanan sistem yang
dimulai dari tingkatan mikro (perguruan tinggi), meso (regional) dan makro
(ditjen/pusat).
Upaya pengembangan PLS, baik sebagai sub-sistem belajar
masyarakat, sebagai profesi maupun sebagai suatu disiplin keilmuan tidak

lepas dari berbagai tantangan dan permasalahan yang perlu hadapi dalam
menjawab tantangan dari tahun ke tahun agar PLS benar-benar dapat
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sehingga secara tidak langsung
akan menjadi media sosialisasi yang ampuh sebagai pendidikan alternatif
yaitu sebagai pengganti atau penambah dan pelengkap. Oleh sebab itu
diperlukan

sebuah

manajemen

program

pengorganisasian

dalam

pengembangan PLS sebagai sub-sistem, PLS sebagai profesi, dan PLS
sebagai disiplin keilmuan.
Dalam pengorganisasian pengembangan PLS sebagai sub-sistem

belajar masyarakat akan dihadapi beberapa tantangan. Tantangantantangan demikian perlu dikenali dan diperkirakan sedini mungkin.
Menurut siratan yang terkandung istilah tantangan, agaknya tidak bisa,
Di tulis untuk www.imadiklus.com

tidak diperlukan kajian yang mendalam dengan jangkauan ke masa
depan. Tanpa memiliki pemahaman yang mendekati kebenaran akan
perkiraan-perkiraan kecenderungan tantangan masa depan, maka tidak
akan pernah dikembangkan suatu (beberapa) strategi bagi pencegahan
dan strategi pemanfaatan peluang yang akan muncul. Sekurangkurangnya pemahaman akan kecenderungan masa depan akan memberi
peluang bagi kelangan pendidikan luar sekolah untuk mempersiapkan diri
dalam menjawab tantangan tersebut.
Dalam pengorganisasian pengembangan PLS sebagai profesi,
diperlukan pengkajian dan pengembangan yang terus menerus akan
dasar kaidah-kaidah pengetahuan yang diterapkan. Dengan pemahaman
tentang persoalan-persoalan dasar dan kaidah-kaidah terapan pendidikan
luar sekolah, maka setapak demi setapak PLS akan dapat membangun
tubuh dasar pengetahuan profesionalnya.
Dalam pengorganisasian sebagai disiplin keilmuan, diperlukan
penelitian, pengkajian dan pengembangan yang terus-menerus guna
membangun tubuh teoritik keilmuaan beserta perkembangan dan

kemajuannya, ia akan memberik peluang bagi kalangan PLS untuk
berperan serta di dalam upaya mengembangkan PLS sebagai disiplin
keilmuan.
Penelitian-penelitian dan pendidikan sarjana-pasca di kalangan PLS
masih saja memberikan perhatian lebih pada persekolahan anak-anak
dan pemuda, sedang dunia pendidikan orang dewasa di luar sistem
persekolahan masih merupakan lapangan yang dipandang asing. Sebagai
akibatnya, selama beberapa kurun waktu tahun, lapangan kajian ini
menghadapi keadaan krisis identitas.
Pada pokoknya, keprihatinan yang menonjol mengarah pada apakah
pendidikan luar sekolah merupakan cabang kajian profesi pendidikan,
atau merupakan profesi mandiri di luarnya, seperti pekerjaan sosial.
menurut Gordon dan Merriam, (1982) Berbicara profesi merupakan suatu
jenis pekerjaan yang khas, dengan ciri-cirinya antara lain (1) keahlian, (2)
Di tulis untuk www.imadiklus.com

tanggung jawab, dan (3) kesejawatan keahlian. Berkaitan dengan
keahlian, keahlian apa yang harus dimiliki oleh alumni dan pendidik PLS
dan apakah keahlian tersebut telah dimiliki oleh umumnya para alumni
dan pendidik PLS. Inilah mungkin salah satu kenapa lulusan PLS secara

internal tidak dibuka formasi CPNS karena mungkin mereka bingung atau
meragukan keahlian lulusan PLS dan juga kurang dikenalnya PLS di mata
pelaku kebijakan dalam otonomi daerah.
Selanjutnya menurut Knowles, (1986) terdapat tiga peranan di dalam
PLS yaitu (1) peranan sebagai pamong belajar, (2) peranan sebagai
administrator,

dan

(3)

peranan

sebagai

pengembang

program.

Sehubungan dengan tiga peranan yang muncul di dalam lapangan PLS,
apakah semua alumni dan pendidik PLS bisa menguasai semua
kecakapan dari masing-masing peranan. Ini merupakan persoalan yang
rumit. Dan inilah tugas para Dosen untuk membentuk lulusan PLS yang
mempunyai kelebihan dibandingkan lulusan yang lain, sehingga para
lulusan akan lebih condong dalam menciptakan lapangan pekerjaan
sebagai pekerjaan utamanya dan mencari lapangan pekerjaan sebagai
pekerjaan tambahan/sampingan.
Dari berbagai permasalahan tersebut kita bisa simpulkan mengenai
kelemahan-kelamahan dan tantangan-tantangan yang dialami oleh PLS,
untuk itu perlu kita kaji lebih mendalam dalam menjawab tantangan PLS di
masa yang akan datang dengan melakukan evaluasi model CIPPO, dan
analisis SWOT, serta Strategi Manajemen dalam tataran 3M untuk
menguraikan berbagai permasalahan dan tantangan masa depan PLS.
Salam PLS, Kritis dan Humanis
Ttd

Imam Shofwan
Alumni Mahasiswa dan Alumni PLS
Di tulis untuk www.imadiklus.com