Produk Hukum | Jaringan Dokumentasi Informasi Hukum
GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
NOMOR 20 TAHUN 2010
TENTANG
PENANDATANGANAN PAKTA INTEGRITAS
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan percepatan pemberantasan korupsi di
Lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan perlu adanya komitmen /
janji seluruh pejabat / pegawai untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawab sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
b. bahwa untuk mewujudkan komitmen / janji sebagaimana dimaksud
pada hurup a, serta dalam rangka mengemban amanat Instruksi
Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2004, dipandang perlu
menetapkan Peraturan Gubernur tentang Penanda Tanganan Pakta
Integritas;
Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3041 Jo. Undang-Undang Nomor 43 Tahun
1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974
tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1999
Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang–Undang Nomor 20
Tahun 2001 (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4150);
4. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 217,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4033);
5. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan
tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2002 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
4250);
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
47,
7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5,
8. Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 53 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4389);
9. Undang-Undang
Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4400);
10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 484);
11. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota (Lembaran Negara Tahun 2007
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4737);
12. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 120) sebaimana telah
beberapa kali diubah dan terakhir dengan peraturan Presiden Nomopr
95 Tahun 2007 tentang perubahan ketujuh Keputusan Presiden Nomor
80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
77);
13. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 4 Tahun
2008 tentang Urusan Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung ( Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun
2008 Nomor 1 Seri E);
14. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 5 Tahun
2008 tentang Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2008 Nomor 1 Seri D);
15. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 6 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung Tahun 2008 Nomor 2 Seri D);
16. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 7 Tahun
2008 tentang organisasi dan tata kerja Inspektorat, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah dan Statistik serta Lembaga Teknis
Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2008 Nomor 3 Seri D).
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN
PENANDATANGANAN PAKTA INTEGRITAS
BANGKA
BELITUNG
TENTANG
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
2. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung dan perangkat daerah sebagai unsur Penyelenggara
Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
3. Gubernur adalah Gubernur Kepulauan Bangka Belitung.
4. Sekretaris Daerah Sekretaris Daerah Provinsi kepulauan Bangka
Belitung.
5. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD
adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
6. Pegawai Negeri Sipil Yang Selanjutnya disingkat PNS setiap warga
republik indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan,
diangkat oleh pejabat berwenang dan diserahi tugas dalam suatu
jabatan negeri, atau diserahi tugas negera lainnya dan digaji
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukan tugas,tanggung jawab,
wewenang, dan hak seorang PNS dalam rangka susunan suatu
organisasi.
8. Pakta Integritas adalah pernyataan / janji para pejabat / pegawai di
lingkungan Pemerintah Provinsi Kepada dirinya sendiri tentang
komitmen untuk melaksanakan segala tugas dan tanggung jawab
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
9. Piagam Pakta Integritas adalah Suatu Pernyataan janji pejabat /
Pegawai Kepada dirinya sendiri tentang Komitmen Untuk
melaksanakan segala tugas dan tanggung jawab sesuai dengan
ketentuan yang berlaku yang dituang secara tertulis diatas kertas
bermaterai dan disaksikan oleh kepala daerah dan / atau Kepala
Satuan Kerja Perangkat Daerah.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Maksud Penandatangan Pakta Integritas adalah untuk:
a.
mencegah terjadinya penyimpangan dibidang pengadaan
barang/ jasa, anggaran, disiplin dan pelayanan.
b.
mencegah para pejabat dan pegawai dari perbuatan
penyimpangan yang menjurus pada perbuatan tindak pidana korupsi,
seperti mark-up, suap, pungutan liar.
c.
meningkatkan
kredibilitas
dan
mendorong
kelancaran
pelaksanaan program kerja yang berkualitas, efektif dan efisien.
Pasal 3
Tujuan penanda tanganan Pakta Integritas adalah untuk:
a.
menerapkan prinsip- prinsip tata kelola pemerintahan yang
baik;
b.
meningkatkan pelayanan publik dan meniadakan pungutan liar;
c.
melakukan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya
kebocoran keuangan negara baik bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara maupun Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah.
BAB III
PELAKSANAAN PENANDA TANGANAN PAKTA INTEGRITAS
Pasal 4
(1)
Terhadap seluruh Pejabat Struktural dan Fungsional di
Lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selain
mengucapkan sumpah jabatan, wajib menandatangani Pakta
Integritas pada Piagam Pakta Integritas.
(2)
Terhadap seluruh pengelola anggaran yang bersumber dari
dana APBN/ APBD yang terdiri dari; Pengguna anggaran / Pengguna
barang, Kuasa Pengguna Anggaran/ Barang,Bendahara Umum
Daerah,Kuasa Bendahara Umum Daerah, Bendahara Penerimaan,
Bendahara Pengeluaran, Bendahara Penerima Pembantu, Bendahara
Pengeluaran Pembantu, Bendahara/ Penyimpan Barang, Pengurus
Barang,Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Pengadaan Barang dan
Jasa, Panitia Pengadaan Barang dan Jasa, Panitia Pemeriksa Barang
dan Jasa, Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Penatausahaan
Keuangan, Pejabat pelaksana teknis kegiatan dan atau jabatan yang
setingkat dengan sebutan lainnya di lingkungan Pemerintah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Wajib melakukan Penanda Tanganan Pakta
Integritas tahunan pada Piagam Pakta Integritas.
(3)
Terhadap seluruh calon Pegawai Negeri Sipil yang akan
disumpah menjadi Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung wajib menanda tangani Pakta
Integritas pada Piagam Pakta Integritas.
(4)
Bentuk Piagam dan Tata cara Pelaksanaan penandatangnanan
Pakta Integritas tercantum dalam Lampiran yang tidak terpisahkan
dari Peratuiran Gubernur ini.
BAB IV
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN
Bagian Pertama
Pengendalian dan Pengawasan Internal
Pasal 5
Pengendalian
dan
Pengawasan
Internal
terhadap
pelaksanaan
penandatanganan Pakta Integritas dilakukan oleh Tim Koordinasi
Monitoring dan Evaluasi Pakta Integritas Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung.
Bagian Kedua
Pengawasan Masyarakat
Pasal 6
Pengawasan masyarakat dilakukan melalui penyediaan Kotak Pos
Pengaduan Masyarakat dan Pembentukan Forum Independent Pemantau
Pakta Integritas.
BAB V
EVALUASI DAN PELAPORAN
Pasal 7
(1) Evaluasi
pelaksanaan
penanda
tanganan
Pakta
Integritas
dilaksanakan oleh Tim koordinasi Monitoring dan Evaluasi Pakta
Integritas Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
(2) Dalam Melaksanakan Tugasnya Tim sebagaimana dimaksud ayat (1),
dapat dibantu oleh Sekretariat Tim yang berkedudukan di Inspektorat
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
(3) Laporan Hasil Evaluasi Pelaksana Penandatanganan Pakta Integritas
disampaikan oleh Tim kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.
(4) Dalam hal terdapat kendala dan permasalahan penandatanganan
Pakta Integritas Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah dapat
melaporkan Kepada Gubernur melalui sekretaris Daerah selaku Ketua
Tim Koordinasi Monitoring dan Evaluasi Pakta Integritas Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
BAB VI
SANKSI
Pasal 8
(1)
Pelanggaran terhadap Pasal IV dikenakan sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang – undangan.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 9
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.Agar
setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Gubernur ini dengan penempatanya dalam Berita Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
Ditetapkan di Pangkalpinang
Pada tanggal 10 Juni 2010
GUBERNUR
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,
EKO MAULANA ALI
Diundangkan di Pangkalpinang
Pada tanggal 10 Juni 2010
SEKRETARIS DAERAH PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,
IMAM MARDI NUGROHO
BERITA DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2009 NOMOR 18 SERI E
PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
NOMOR 20 TAHUN 2010
TENTANG
PENANDATANGANAN PAKTA INTEGRITAS
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan percepatan pemberantasan korupsi di
Lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan perlu adanya komitmen /
janji seluruh pejabat / pegawai untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawab sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
b. bahwa untuk mewujudkan komitmen / janji sebagaimana dimaksud
pada hurup a, serta dalam rangka mengemban amanat Instruksi
Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2004, dipandang perlu
menetapkan Peraturan Gubernur tentang Penanda Tanganan Pakta
Integritas;
Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3041 Jo. Undang-Undang Nomor 43 Tahun
1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974
tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1999
Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang–Undang Nomor 20
Tahun 2001 (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4150);
4. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 217,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4033);
5. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan
tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2002 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
4250);
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
47,
7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5,
8. Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 53 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4389);
9. Undang-Undang
Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4400);
10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 484);
11. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota (Lembaran Negara Tahun 2007
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4737);
12. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 120) sebaimana telah
beberapa kali diubah dan terakhir dengan peraturan Presiden Nomopr
95 Tahun 2007 tentang perubahan ketujuh Keputusan Presiden Nomor
80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
77);
13. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 4 Tahun
2008 tentang Urusan Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung ( Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun
2008 Nomor 1 Seri E);
14. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 5 Tahun
2008 tentang Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2008 Nomor 1 Seri D);
15. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 6 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung Tahun 2008 Nomor 2 Seri D);
16. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 7 Tahun
2008 tentang organisasi dan tata kerja Inspektorat, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah dan Statistik serta Lembaga Teknis
Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2008 Nomor 3 Seri D).
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN
PENANDATANGANAN PAKTA INTEGRITAS
BANGKA
BELITUNG
TENTANG
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
2. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung dan perangkat daerah sebagai unsur Penyelenggara
Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
3. Gubernur adalah Gubernur Kepulauan Bangka Belitung.
4. Sekretaris Daerah Sekretaris Daerah Provinsi kepulauan Bangka
Belitung.
5. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD
adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
6. Pegawai Negeri Sipil Yang Selanjutnya disingkat PNS setiap warga
republik indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan,
diangkat oleh pejabat berwenang dan diserahi tugas dalam suatu
jabatan negeri, atau diserahi tugas negera lainnya dan digaji
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukan tugas,tanggung jawab,
wewenang, dan hak seorang PNS dalam rangka susunan suatu
organisasi.
8. Pakta Integritas adalah pernyataan / janji para pejabat / pegawai di
lingkungan Pemerintah Provinsi Kepada dirinya sendiri tentang
komitmen untuk melaksanakan segala tugas dan tanggung jawab
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
9. Piagam Pakta Integritas adalah Suatu Pernyataan janji pejabat /
Pegawai Kepada dirinya sendiri tentang Komitmen Untuk
melaksanakan segala tugas dan tanggung jawab sesuai dengan
ketentuan yang berlaku yang dituang secara tertulis diatas kertas
bermaterai dan disaksikan oleh kepala daerah dan / atau Kepala
Satuan Kerja Perangkat Daerah.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Maksud Penandatangan Pakta Integritas adalah untuk:
a.
mencegah terjadinya penyimpangan dibidang pengadaan
barang/ jasa, anggaran, disiplin dan pelayanan.
b.
mencegah para pejabat dan pegawai dari perbuatan
penyimpangan yang menjurus pada perbuatan tindak pidana korupsi,
seperti mark-up, suap, pungutan liar.
c.
meningkatkan
kredibilitas
dan
mendorong
kelancaran
pelaksanaan program kerja yang berkualitas, efektif dan efisien.
Pasal 3
Tujuan penanda tanganan Pakta Integritas adalah untuk:
a.
menerapkan prinsip- prinsip tata kelola pemerintahan yang
baik;
b.
meningkatkan pelayanan publik dan meniadakan pungutan liar;
c.
melakukan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya
kebocoran keuangan negara baik bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara maupun Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah.
BAB III
PELAKSANAAN PENANDA TANGANAN PAKTA INTEGRITAS
Pasal 4
(1)
Terhadap seluruh Pejabat Struktural dan Fungsional di
Lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selain
mengucapkan sumpah jabatan, wajib menandatangani Pakta
Integritas pada Piagam Pakta Integritas.
(2)
Terhadap seluruh pengelola anggaran yang bersumber dari
dana APBN/ APBD yang terdiri dari; Pengguna anggaran / Pengguna
barang, Kuasa Pengguna Anggaran/ Barang,Bendahara Umum
Daerah,Kuasa Bendahara Umum Daerah, Bendahara Penerimaan,
Bendahara Pengeluaran, Bendahara Penerima Pembantu, Bendahara
Pengeluaran Pembantu, Bendahara/ Penyimpan Barang, Pengurus
Barang,Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Pengadaan Barang dan
Jasa, Panitia Pengadaan Barang dan Jasa, Panitia Pemeriksa Barang
dan Jasa, Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Penatausahaan
Keuangan, Pejabat pelaksana teknis kegiatan dan atau jabatan yang
setingkat dengan sebutan lainnya di lingkungan Pemerintah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Wajib melakukan Penanda Tanganan Pakta
Integritas tahunan pada Piagam Pakta Integritas.
(3)
Terhadap seluruh calon Pegawai Negeri Sipil yang akan
disumpah menjadi Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung wajib menanda tangani Pakta
Integritas pada Piagam Pakta Integritas.
(4)
Bentuk Piagam dan Tata cara Pelaksanaan penandatangnanan
Pakta Integritas tercantum dalam Lampiran yang tidak terpisahkan
dari Peratuiran Gubernur ini.
BAB IV
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN
Bagian Pertama
Pengendalian dan Pengawasan Internal
Pasal 5
Pengendalian
dan
Pengawasan
Internal
terhadap
pelaksanaan
penandatanganan Pakta Integritas dilakukan oleh Tim Koordinasi
Monitoring dan Evaluasi Pakta Integritas Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung.
Bagian Kedua
Pengawasan Masyarakat
Pasal 6
Pengawasan masyarakat dilakukan melalui penyediaan Kotak Pos
Pengaduan Masyarakat dan Pembentukan Forum Independent Pemantau
Pakta Integritas.
BAB V
EVALUASI DAN PELAPORAN
Pasal 7
(1) Evaluasi
pelaksanaan
penanda
tanganan
Pakta
Integritas
dilaksanakan oleh Tim koordinasi Monitoring dan Evaluasi Pakta
Integritas Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
(2) Dalam Melaksanakan Tugasnya Tim sebagaimana dimaksud ayat (1),
dapat dibantu oleh Sekretariat Tim yang berkedudukan di Inspektorat
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
(3) Laporan Hasil Evaluasi Pelaksana Penandatanganan Pakta Integritas
disampaikan oleh Tim kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.
(4) Dalam hal terdapat kendala dan permasalahan penandatanganan
Pakta Integritas Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah dapat
melaporkan Kepada Gubernur melalui sekretaris Daerah selaku Ketua
Tim Koordinasi Monitoring dan Evaluasi Pakta Integritas Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
BAB VI
SANKSI
Pasal 8
(1)
Pelanggaran terhadap Pasal IV dikenakan sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang – undangan.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 9
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.Agar
setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Gubernur ini dengan penempatanya dalam Berita Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
Ditetapkan di Pangkalpinang
Pada tanggal 10 Juni 2010
GUBERNUR
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,
EKO MAULANA ALI
Diundangkan di Pangkalpinang
Pada tanggal 10 Juni 2010
SEKRETARIS DAERAH PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,
IMAM MARDI NUGROHO
BERITA DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2009 NOMOR 18 SERI E