ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA BANGUNAN TINGGI DI SURABAYA | Ladjao | Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil 4266 8146 1 SM

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA BANGUNAN TINGGI
DI SURABAYA
Jordy Ladjao1, Edwin Yurianto2, Sentosa Limanto3, Endro Wicaksono4

ABSTRAK : Proyek kontruksi tentu dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan yang disusun
berdasarkan surat perjanjian, syarat umum kontrak, syarat khusus kontrak, dan spesifikasi teknis. Pada
perencanaan tersebut telah ditentukan kapan proyek harus dimulai dan kapan proyek tersebut harus
selesai. Pada setiap proyek konstruksi, tentu seluruh pihak yang terlibat menginginkan proyek tersebut
selesai tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya, namun pada kenyataannya
tidak ada proyek yang dapat mencapai kondisi ideal, seluruh proyek memiliki hambatannya masingmasing dan terkadang berujung pada keterlambatan penyelesaian proyek tersebut. Bila terjadi
keterlambatan maka kerugian yang ditimbulkan bukan hanya waktu namun juga biaya karena tentu
terjadi peningkatan penggunaaan sumber daya yang ada, hal ini sering kali berujung pada konflik, maka
seluruh proyek perlu mengetahui penyebab keterlambatan yang terjadi. Faktor-faktor keterlambatan
proyek perlu diketahui agar seluruh pihak yang terlibat dapat mengurangi dan menghindari hal tersebut
yang akan terjadi dalam proyek. Pada penelitian ini diperoleh faktor-faktor mana saja yang menjadi
penyebab keterlambatan suatu proyek konstruksi, baik faktor yang sering terjadi maupun yang paling
berdampak pada proyek bila hal tersebut terjadi. Penelitian ini dilakukan dengan kuesioner yang
disebarkan pada sejumlah perusahaan kontraktor yang berada di Surabaya, selain itu juga dilakukan
wawancara pada 2 proyek gedung tinggi di Surabaya. Hasil kuesioner ditemukan bahwa faktor yang
memiliki frekuensi tertinggi sama dengan faktor yang memiliki dampak tertinggi yaitu banyaknya
perubahan pekerjaan. Banyaknya perubahan pekerjaan merupakan compensable delay yang berarti

kontraktor berhak untuk meminta kompensasi tambahan bila hal ini terjadi dalam suatu proyek
konstruksi.
KATA KUNCI : faktor keterlambatan, proyek konstruksi, Surabaya, jenis keterlambatan

1. PENDAHULUAN
Setiap proyek konstruksi dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan yang telah disusun
berdasarkan surat perjanjian, syarat umum kontrak, syarat khusus kontrak, spesifikasi teknis. Pada setiap
perencanaan diuraikan waktu kapan proyek harus dimulai, waktu proyek selesai, sehingga owner dapat
menghitung dengan tepat bila terjadi keterlambatan pada proyek sehingga dapat mengklaim pihak
pelaksana bila hal tersebut terjadi. Pihak owner juga perlu melakukan kewajibannya dengan baik dalam
hal menyediakan desain dan dokumen lain yang diperlukan.( Gibson, 2008). Pelaksana proyek
konstruksi tentu mengharapkan pelaksanaan proyek konstruksi sesuai dengan perencanaan yang dibuat,
namun pada kenyataannya tidak ada proyek yang dapat mencapai kondisi ideal tersebut. Pada semua
proyek konstruksi pasti akan terjadi perubahan rencana atau hambatan lain yang seringkali
menyebabkan terjadinya keterlambatan. Keterlambatan pada proyek konstruksi seringkali berujung
pada peningkatan biaya karena bertambahnya durasi pengerjaan yang menyebabkan terjadinya
peningkatan dalam penggunaan sumber daya yang digunakan. Hal ini tentu saja dapat menyebabkan
kerugian baik bagi kontraktor maupun pemilik proyek (owner).
1


Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra Surabaya, m21411131@john.petra.a c.id
Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra Surabaya, m21411135@ john.petra.ac.id
3
Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra Surabaya, sentosa@petra.ac.id.
4
Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra Surabaya, yudaendro@petra.ac.id
2

1

Pada akhirnya hal yang perlu diketahui bukan hanya kapan proyek perlu diselesaikan namun juga, bila
proyek tidak dapat diselesaikan dengan tepat waktu, apakah hal yang mempengaruhi keterlambatan itu
dapat mempengaruhi apakah kita dapat mendapatkan waktu tambahan atau kompensasi yang diperlukan
untuk menyelesaikan proyek.(Carnell, 2005)
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perencanaan Proyek Konstruksi
Arikan dan Dikmen (2004) mendefinisikan perencanaan sebagai upaya untuk mengantisipasi apa yang
akan terjadi dan merancang cara untuk mencapai berbagai tujuan dan sasaran; dan menunjukkan bahwa
dalam konsep perencanaan selalu ada tujuan yang akan dicapai di masa depan. Perencanaan proyek juga
didefinisikan sebagai “proses menentukan satu metode dan urutan pekerjaan yang akan digunakan

dalam suatau proyek konstruksi dari berbagai metode dan urutan pekerjaan yang dapat digunakan”
(Callahan, Quackenbush, dan Rowing, 1992). Hal ini juga merupakan sumber informasi penting yang
digunakan dalam mementukan estimasi waktu dan jadwal kerja selain itu juga sebagai dasar
pengendalian proyek.
Menurut Arıkan and Dikmen (2004), tujuan utama dari perencanaan adalah untuk menjelaskan tugas
utama dari manager, yaitu pengarahan dan kontrol. Tujuan kedua adalah untuk mengatur semua
hubungan dan sistem informasi diantara para pihak kepentingan yang terlibat dalam proyek konstruksi.
Selanjutnya, tujuan ketiga dari perencanaan adalah untuk memungkinkan dilakukannya kontrol dan
prediksi dalam proyek konstruksi.
2.2. Keterlambatan Proyek
Sanders dan Eagles (2001) mendefinisikan keterlambatan sebagai hal yang diakibatkan oleh
penambahan waktu untuk menyelesaikan semua atau sebagian dari proyek. Keterlambatan juga dapat
diartikan sebagai habisnya waktu, baik melampaui tanggal penyelesaian yang terlah di tentukan oleh
kontrak, atau lebih dari waktu tambahan kontrak bila waktu tambahan telah diberikan. Keterlambatan
dalam konstruksi merupakan fenomena global (Sambasivan dan Soon, 2007) yang tidak hanya
mempengaruhi industry konstruksi, namun ekonomi suatu Negara secara keseluruhan juga (Faridi dan
El-Sayegh, 2006).
2.3. Keterlambatan Proyek
Theodore (2009) menyebutkan bahwa ada empat cara dasar untuk mengkategorikan jenis keterlambatan:
a) Critical atau non-critical

Keterlambatan yang mempengaruhi penyelesaian proyek, atau dalam beberapa kasus pada batas waktu
tertentu, dapat dianggap sebagai keterlambatan critical, dan keterlambatan yang tidak mempengaruhi
penyelesaian proyek, atau batas waktu tertentu adalah keterlambatan non-critical.
b) Excusable atau non-excusable
Keterlambatan dimaafkan(excuseable) merupakan keterlambatan yang disebabkan oleh suatu
peristiwa yang tak terduga di luar kontraktor atau kontrol subkontraktor. Keterlambatan nonexcuseable adalah keterlambatan yang berada dalam kendali kontraktor atau yang dapat di prediksi
c) Compensable atau non-compensable
Keterlambatan compensable adalah saat kontraktor berhak atas perpanjangan waktu dan kompensasi
tambahan. Hal ini berkaitan kembali dengan keterlambatan excusable atau non-excusable, hanya
keterlambatan excusable dapat diganti rugi. Keterlambatan non-compensable berarti bahwa
meskipun keterlambatan excusable mungkin terjadi, kontraktor tidak berhak atas kompensasi
tambahan yang dihasilkan dari keterlambatan excusable.
d) Concurrent atau non-concurrent
Konsep Keterlambatan concurrent telah menjadi hal yang sangat umum sebagai bagian dari beberapa
analisis keterlambatan konstruksi. Argumen concurrency tidak hanya dari sudut pandang yang
menentukan keterlambatan kritis proyek, tetapi juga dari sudut pandang penanggung jawaban untuk
kerugian yang terkait dengan keterlambatan jalur kritis. Pemilik akan sering memperhatikan
keterlambatan concurrent oleh kontraktor sebagai alasan untuk mempermasalahkan perpanjangan

2


2.4. Penyebab Keterlambatan
Faktor-faktor yang potensial untuk mempengaruhi waktu pelaksanaan konstruksi terdiri dari 7 kategori
(Andi et al, 2003) :
1. Tenaga Kerja
5. Keuangan
2. Material
6. Faktor-faktor lainnya
3. Peralatan
4. Manajerial
Penelitian yang dilakukan di India dengan memiliki 59 faktor dengan 9 kategori besar (Desai dan Bhatt,
2013) :
1. Project
6. Materials
2. Owner
7. Equipment
3. Kontraktor
8. Labour
4. Konsultan
9. External

5. Design
Survey yang dilakukan di Ghana terdapat faktor keterlambatan yang terdiri dari 32 penyebab
keterlambatan, dianalisis dan dikelompokkan ke dalam sembilan bidang utama (Fugar dan AgyakwahBaah, 2010) :
1. Bahan
6. Perubahan
2. Tenaga Kerja
7. Tindakan Pemerintah
3. Peralatan
8. Hubungan Kontrak
4. Pembiayaan
9. Penjadwalan dan Teknik Pengendalian
5. Lingkungan
3. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan yaitu terbagi menjadi 2 bagian yaitu melalu penyebaran kuesioner dan
melakukan wawancara ke lokasi proyek.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang kami lakukan berupa studi literature mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
keterlambatan proyek konstruksi yang kemudian akan digunakan sebagai pertanyaan pada kuesioner
yang akan disebarkan pada kontraktor-kontraktor di Surabaya. Studi kasus dan wawancara yang kami
lakukan berlokasi di daerah Surabaya pada proyek Hotel Pop dan Tunjungan Plasa 6.

3.2. Pengumpulan Data
3.2.1. Kuesioner
Dengan kuesioner yang disebarkan, maka akan terlihat faktor-faktor keterlambatan yang memiliki
frekuensi terjadi paling besar dan yang memiliki dampak yang paling besar pada proyek konstruksi,
sehingga digunakan 2 skala rating yang digunakan pada kuesioner ini, pertama adalah mengukur
frekuensi faktor tersebut dari sangat jarang hingga sangat sering dan kedua adalah mengukur dampak
pengaruh dari faktor tersebut dari tidak berpengaruh hingga sangat berpengaruh. Pada Tabel 1. terlampir
daftar skor kuesioner.
Tabel 1. Daftar Skor Kuesioner
Skor Frekuensi
Pengaruh
1

Sangat jarang

Tidak berpengaruh

2

Jarang


Kurang berpengaruh

3

Sering

Berpengaruh

4

Sangat sering

Sangat berpengaruh

3

3.2.2. Studi Kasus
Wawancara dilakukan pada pihak kontraktor yang bertanggung jawab dalam pembangunan Hotel Pop
Surabaya beserta Tunjungan Plasa 6 mengenai faktor-faktor penyebab keterlambatan yang terjadi pada

proyek tersebut. . Pihak yang diwawancara adalah bagian Engineer dari masing-masing proyek tersebut.
Pertanyaan yang diajukan adalah faktor-faktor utama penyebab keterlambatan yang terjadi pada proyek,
kapan dimulai terjadi keterlambatan dan dampak terhadap proyek dan juga tindakan kontraktor dalam
menanggulangi keterlambatan tersebut.
4. ANALISA DATA
Kami membagi penelitian menjadi 2 bagian yaitu kuesioner dan pengamatan pada proyek, sehingga
dalam analisa data yang kami lakukan juga terbagi menjadi 2 bagian.
4.1. Kuesioner
Penyebaran kuesioner dilakukan dengan total 9 perusahaan kontraktor yang berada di area Surabaya.
Dan responden total yang didapat berjumlah 21 responden. Dari kuesioner tersebut, kami membagi dua
bagian yaitu frekuensi faktor keterlambatan yang terjadi dan dampak faktor keterlambatan terhadap
proyek. Terdapat 11 kategori dengan masing-masing faktor yang memiliki nilai mean yang tertinggi.
Untuk kategori proyek dengan faktor banyaknya perubahan pekerjaan, kategori pemilik dengan faktor
keterlambatan merevisi dan menyetujui desain, kategori kontraktor dengan keterlambatan pekerjaan
sub-kontraktor, kategori konsultan dengan keterlambatan memeriksa dan menyetujui dokumen, kategori
material dengan keterlambatan pengantaran, pembelian, pemilihan material finishing akibat terlalu
banyak pilihan, kategori peralatan dengan faktor peralatan yang rusak, kategori pekerja dengan faktor
pekerja yang tidak memenuhi syarat dan produktivitas yang rendah, kategori lapangan dengan faktor
keadaan permukaan tanah dan di bawah permukaan tanah, kategori management dengan faktor
kesalahan memperkirakan kompleksitas pekerjaan, kategori eksternal dengan faktor efek hujan pada

pekerjaan konstruksi.
Untuk dampak dari faktor yang menyebabkan keterlambatan pada proyek adalah untuk kategori proyek
dengan faktor banyaknya perubahan pekerjaan, kategori owner dengan faktor keterlambatan
pengambilan keputusan, kategori kontraktor dengan perencanaan kerja dan penjadwalan proyek yang
buruk, kategori konsultan dengan keterlambatan memeriksa dan menyetujui dokumen, kategori material
dengan penggantian tipe dan spesifikasi material saat konstruksi, kategori peralatan dengan faktor
peralatan yang rusak, kategori pekerja dengan faktor kurangnya pekerja, kategori lapangan dengan
faktor keadaan permukaan tanah dan di bawah permukaan tanah, kategori management dengan faktor
kesalahan memperkirakan kompleksitas pekerjaan, kategori eksternal dengan faktor efek hujan pada
pekerjaan konstruksi.
Faktor keterlambatan yang kami tinjau pada kuesioner menghasilkan nilai mean yang dapat diurutkan
dari faktor yang paling sering terjadi dan faktor yang paling mempengaruhi dalam proyek konstruksi
dengan jenis keterlambatan masing-masing faktor tersebut yaitu CD = Compensable Delay, ED =
Excusable Delay, NED = Non-Excusable Delay. Pada Tabel 2 yaitu peringkat 5 besar dari frekuensi
tertinggi dan Tabel 3 untuk peringkat 5 besar dari dampak tertinggi.

Kategori
Proyek
Pemilik
Pemilik

Eksternal
Proyek

Tabel 2. Peringkat 5 Besar dari Frekuensi Tertinggi
Faktor
Mean Varians
Banyaknya perubahan pekerjaan
3,48
0,562
Keterlambatan merevisi dan menyetujui desain
3,29
0,714
Keterlambatan menyetujui gambar dan material
3,10
0,590
Efek hujan pada pekerjaan konstruksi
3,05
0,348
Durasi kontrak awal yang terlalu singkat
2,95
0,848

Rank
1
2
3
4
5

Jenis
CD
CD
CD
ED
NED

4

Faktor yang paling sering terjadi adalah banyaknya perubahan pekerjaan dari kategori proyek, diikuti
dengan keterlambatan merevisi dan menyetujui desain, keterlambatan menyetujui gambar dan material
dari kategori pemilik pada urutan 2 dan 3, efek hujan pada pekerjaan konstruksi pada urutan 4 dan durasi
kontrak awal yang terlalu singkat pada urutan 5.

Kategori
Proyek
Pekerja
Proyek
Pemilik
Material
Lapangan
Management

Tabel 3. Peringkat 5 Besar dari Dampak Tertinggi
Faktor
Mean
Varians
Banyaknya perubahan pekerjaan
3,14
0,729
Kurangnya pekerja
3,1
0,590
Durasi kontrak awal yang terlalu singkat
3,1
0,790
Keterlambatan pengambilan keputusan
3,1
0,890
Penggantian tipe dan spesifikasi material saat konstruksi
3,05
0,548
Keadaan permukaan tanah dan di bawah permukaan tanah 3,05
0,548
Kesalahan memperkirakan kompleksitas pekerjaan
3,05
0,548

Rank
1
2
3
4
5

Jenis
CD
NED
NED
CD
CD
ED
NED

Faktor yang paling mempengaruhi pekerjaan proyek berdasarkan pada banyaknya perubahan pekerjaan
juga menjadi masalah utama yang dihadapi. Urutan 2 dan 3 adalah kurangnya pekerja dan durasi kontrak
awal yang terlalu singkat. Urutan 4 dengan faktor keterlambatan pengambilan keputusan dengan
kategori pemilik. Urutan 5 dengan 3 faktor yaitu penggantian tipe dan spesifikasi material saat
konstruksi untuk kategori material, faktor keadaan permukaan tanah dan di bawah permukaan tanah
untuk kategori lapangan dan faktor kesalahan memperkirakan kompleksitas pekerjaan untuk kategori
management.
4.2. Pengamatan Lapangan
Keterlambatan yang terjadi pada Proyek Hotel Pop dapat diuraikan menjadi 4 masalah yang dapat dilihat
pada Tabel 4 berikut.
Tabel 4. Keterlambatan yang Terjadi pada Proyek Hotel Pop
No.
1

Penyebab Keterlambatan
Pelaksanaan yang awalnya tidak ada sheet pile untuk mencegah longsor

2

Tingginya muka air tanah

3

Tenaga kerja yang kurang bertanggung jawab

4

Untuk finishing terjadinya perubahan ruangan.

Penyebab keterlambatan pada nomor 1 dapat dihubungkan dengan
1. Faktor Desain : - Kurangnya data dan survey sebelum mendesain
Hal ini diakibatkan karena tidak dilakukannya lebih lanjut pengecekan terhadap
kondisi tanah di lokasi proyek
2. Faktor Eksternal : - Kondisi tanah yang berbeda
Penyebab keterlambatan pada nomor 2 dapat dihubungkan dengan
1. Faktor Lapangan : - Keadaan permukaan tanah dan di bawah permukaan tanah.
- Tingginya muka air tanah dapat memperlambat pekerjaan untuk pemasangan sheet
pile.
Penyebab keterlambatan pada nomor 3 dapat dihubungkan dengan
1. Faktor Pekerja : - Kurangnya pekerja
Tenaga kerja tidak masuk bekerja setelah menerima upah tanpa menyelesaikan
pekerjaannya.

5

Penyebab keterlambatan pada nomor 4 dapat dihubungkan dengan
1. Faktor Owner : - Keterlambatan merevisi dan menyetujui merevisi disain
Karena perubahan semua dilakukan oleh owner sehingga kontraktor menunggu
keputusan dari owner untuk mengubah ruangan
Pada proyek Tunjungan Plasa 6, penyebab keterlambatan yang terjadi dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Keterlambatan yang terjadi pada Tunjungan Plaza 6
No.
1

Penyebab Keterlambatan
Bekisting plat dan balok tidak mencukupi karena banyaknya perubahan pekerjaan

2

banyaknya perubahan gambar rencana.

3

lambatnya menyusun gambar struktur oleh para drafter.

4

Terjadi keterlambatan pengiriman alat-alat yang akan digunakan dalam proyek

5

Adanya komplain dari masyarakat sekitar saat dilakukan pengecoran pada malam hari.

Penyebab keterlambatan pada nomor 1 dapat dihubungkan dengan
1. Faktor Proyek : - Banyaknya perubahan pekerjaan
Hal ini menyebabkan pekerjaan yang dilakukan tidak sesuai rencana awal sehingga
jumlah material juga berubah yang menyebabkan proyek menjadi terhambat.
2. Faktor Material: - Keterlambatan pembelian material.
Perubahan rencana kerja yang dilakukan menyebabkan penggunakaan material
bertambah namun hal ini tidak diantisipasi sebelumnya dengam membeli material
lebih awal.
3. Faktor Management: - Kesalahan memperkirakan kompleksitas pekerjaan : Kontraktor tidak
mengantisipasi kelebihan kebutuhan material bekisting sehingga menghambat kerja
proyek.
Penyebab keterlambatan pada nomor 2 dapat dihubungkan dengan
1. Faktor Owner : - Keterlambatan merevisi dan menyetujui desain.
Banyak dilakukan revisi gambar sehingga pekerjaan tertunda, gambar yang sudah
selesai juga lambat disetujui karena kantor di Surabaya tidak dapat mengambil
keputusan melainkan harus menunggu keputusan dari Jakarta.
2. Faktor konsultan: - Keterlambatan memeriksa dan menyetujui dokumen.
Dalam menyusun memeriksa dokumen dan gambar yang digunakan dalam rencana
proyek, owner menggunakan jasa konsultan yang menjadi salah satu faktor
keterlambatan proyek.
3. Faktor Proyek : - Banyaknya perubahan pekerjaan.
Dengan banyaknya dilakukan perubahan gambar, banyak pekrjaan yang berubah dari
rencana awal sehingga terjadi keterlambatan pelaksanaan.
4. Faktor Desain :- Keterlambatan penyelesaian dokumen desain:
Lambatnya penyelesaian gambar akhir pada perubahan gambar rencana menyebabkan
proyek semakin terlambat.
Penyebab keterlambatan pada nomor 3 dapat dihubungkan dengan
1. Faktor Kontraktor : - Kualifikasi yang buruk dalam staf kontraktor.
Drafter dari pihak kontraktor sebagian besar masih muda dan kurang pengalaman
kerja sehingga proses penyelesaian gambar menjadi terhambat.
Penyebab keterlambatan pada nomor 4 dapat dihubungkan dengan
1. Faktor Peralatan : - Kurangnya jumlah peralatan.

6

Terdapat komponen yang kurang lengkap dalam peralatan yang didatangkan sehingga
menyebabkan kurangnya peralatan yang dapat digunakan, produktivitaspun menjadi
berkurang.
Penyebab keterlambatan pada nomor 5 dapat dihubungkan dengan
1. Faktor Eksternal : - Efek sosial dan budaya.
Para warga yang beristirahat pada malam hari merasa terganggu dengan aktifitas
pengecoran yang menimbulkan kebisingan.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Keterlambatan yang memiliki frekuensi tertinggi adalah dengan kategori proyek dengan faktor
banyaknya perubahan pekerjaan, kategori pemilik dengan faktor keterlambatan merevisi dan menyetujui
desain serta keterlambatan menyetujui gambar dan material, kategori eksternal dengan faktor efek hujan
pada pekerjaan konstruksi dan kategori proyek dengan faktor durasi kontrak awal yang terlalu singkat.
Keterlambatan yang memiliki dampak tertinggi adalah dengan kategori proyek dengan faktor banyaknya
perubahan pekerjaan, kategori pekerja dengan faktor kurangnya pekerja, kategori proyek dengan faktor
durasi kontrak awal yang terlalu singkat, kategori pemilik dengan faktor keterlambatan pengambilan
keputusan, dan kategori material, lapangan, dan management dengan masing-masing faktor yaitu
penggantian tipe dan spesifikasi material saat konstruksi, keadaan permukaan tanah dan di bawah
permukaan tanah dan keesalah memperkirakan kompleksitas pekerjaan. Banyaknya perubahan
pekerjaan yang merupakan peringkat pertama pada frekuensi maupun dampak masuk dalam jenis
keterlambatan compensable delay (CD) yang berarti kontraktor dapat meminta kompensasi agar dapat
menyelesaikan proyek tersebut, hal ini berdasarkan banyaknya perubahan pekerjaan terjadi karena
keinginan pemilik yang merubah pekerjaan yang telah dikerjakan oleh kontraktor. Penyebab utama
keterlambatan Hotel Pop adalah kurangnya data dan survey sebelum mendesain yang masuk kedalam
jenis keterlambatan excusable delay (ED) yang berarti kontraktor diberikan waktu tambahan oleh
pemilik untuk menyelesaikan proyek tersebut. Penyebab utama keterlambatan Tunjungan Plasa 6 adalah
keterlambatan pembelian material yang masuk kedalam jenis keterlambatan non-excusable delay (NED)
dan kesalahan memperkirakan kompleksitas pekerjaan yang masuk ke dalam jenis keterlambatan nonexcusable delay (NED).
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dilihat faktor mana saja yang mempengaruhi keterlambatan
proyek, maka kami mengharapkan seluruh pihak yang terkait dalam pengerjaan proyek, baik pemilik,
konsultan, kontraktor dan pihak-pihak lain dapat mengurangi terjadinya keterlambatan pada proyek
konstruksi. Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan penambahan jumlah responden sehingga
mendapatkan data yang lebih akurat. Penyebaran kuesioner juga diharapkan tidak hanya kepada
kontraktor, melainkan juga kepada pihak pemilik, konsultan dan pihak-pihak lain yang berkaitan dengan
pengerjaan konstruksi.
6. DAFTAR REFERENSI
Andi, Susandi, Wijaya. H. (2003). On Representing Factors Influencing Time Performance of ShopHouse Contructions in Surabaya , Dimensi Teknik Sipil, Vol. 5 No. 2.. Retrieved May 29,
2015, from ced.petra.ac.id/index.php/civ/article/download/15563/15555
Arıkan, M. and İ. Dikmen (2004) “Construction Engineering and Management, Lecture Notes”.
Callahan, M. T., D. G. Quackenbush, and J. E. Rowings.(1992). Construction Project Scheduling.
McGraw-Hill, USA
Carnell, N.J.(2005). Causation and Delay in Construction Disputes, Second Edition .UK:Blackwell
Publishing.

7

Faridi, A.S. and El-Sayegh, S.M. (2006). Significant factors causing delay in the UAE construction
industry. Construction Management and Economics, 24 (11), 1167-1176.
Fugar, F D K and Agyakwah-Baah, A B (2010) ‘Delays in building construction projects in Ghana’,
Australasian Journal of Construction Economics and Building, 10 (1/2) 103‐116.Retrieved
May 29,2015, from http://www.academia.edu/7565283/Fugar_F.D.K._and_AgyakwaBaah_A.B._2010_Delays_in_Building_Construction_Projects_in_Ghana
Desai, M. and Bhatt, R.(2013). Critical Causes of Delay in Residential Construction Projects: Case
Study of Central Gujarat Region of India . International Journal of Engineering Trends and
Technology (IJETT),4(4),762-768. Retrieved from http://www.ijettjournal.org/volume-4/issue4/IJETT-V4I4P250.pdf
Gibson, R. (2008). Construction Delays : Extensions of time and prolongation claims. Taylor & Francis.
New York.
Sambasivan, M. and Soon, Y.W. (2007).Causes and Effects of Delays in Malaysian Construction
Industry.International Journal of Project Management, 25 (5), 517-526.
Sanders,D. and Eagles, C.W.(2001).Delay, Disruption and Acceleration Claims. Borden Ladner Gervais
LLP. Canada:
Theodore J. Trauner Jr. et al. (2009). Types of Construction Delays. Construction Delays (Second
Edition), 2009, Pages 25-36. Retrieved May 29,2015 from http://traunerconsulting.com/wpcontent/uploads/TRAUNER_Construction_Delays_Chapter_3.pdf

8

Dokumen yang terkait

ANALISA KETERLAMBATAN PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT DI SURABAYA DENGAN METODE WINDOW DELAY ANALYSIS | Cahyadi | Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil 6205 11739 1 SM

0 0 8

ANALISIS TANTANGAN DAN MANFAAT BANGUNAN HIJAU | Kevin | Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil 4948 9431 1 SM

0 0 8

STUDI HARGA SATUAN UPAH UNTUK PROYEK BANGUNAN TINGGI | Purnomo | Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil 4959 9453 1 SM

0 1 8

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI PROPERTI PADA BANGUNAN APARTEMEN MIDDLE – RISE DI SURABAYA | Susanto | Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil 4965 9465 1 SM

0 0 8

KRITERIA BANGUNAN HIJAU DAN TANTANGANNYA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA | Anggunmulia | Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil 3884 7346 1 SM

0 0 8

ANALISA FREKUENSI DAN BESARAN NILAI CHANGE ORDER SERTA FAKTOR PENYEBAB NYA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI | Simhanandi | Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil 3010 5614 1 SM

0 0 6

MODEL FAKTOR PENYEBAB RISIKO TERHADAP KEBERHASILAN PROYEK KONSTRUKSI | Syaranamual | Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil 2621 4854 1 SM

0 0 8

ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI | Sudarsono | Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil 2623 4858 1 SM

0 0 8

MODEL FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DAN DAMPAK KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA | Desyllia | Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil 1693 3129 1 SM

0 0 7

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA PERUMAHAN SKALA KECIL DI SURABAYA DAN SEKITARNYA | Gosal | Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil 1212 2209 1 SM

0 0 7