LAY OUT FK UGM 22 SEPT 2017 FIKS

mediaefkagama
VOL 11 | EDISI 3 | SEPTEMBER 2017

Internasionalisasi

Akademik,Riset dan Kolaborasi

Fakultas Kedokteran UGM Mengikuti Lomba Baju Adat Indonesia
dalam rangka HUT Kemerdekaan RI ke-72 di UGM

Pawai RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
dalam rangka HUT Kemerdekaan RI ke-72

Dari Redaksi

Rencana Strategis Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi (Kemenristekdikti) tahun
2015-2019 telah mengamanatkan
beberapa Perguruan Tinggi
Negeri mampu meningkatkan

daya saing nasional melalui
pencapaian 500 top dunia yang
pemeringkatannya dilakukan oleh
Quacquarelli S y m o n d s (QS)
melalui QS World University
Ranking (QS-WUR).
Pemeringkatan Perguruan Tinggi
secara internasional merupakan
salah satu bentuk pengakuan
dunia internasional atas kualitas
penyelenggaraan Tri Dharma
Perguruan Tinggi. Dampak dari
pengakuan internasional adalah
peningkatan reputasi dan peran
Perguruan Tinggi dalam
pengembangan IPTEKS.
Pencapaian QS-WUR 500 top
dunia dihitung melalui skor sesuai
kriteria dalam QS World Ranking
antara lain Internationalization.

Sejalan dengan hal tersebut,
majalah Media EFKAGAMA edisi 3
tahun 2017 ini mengangkat topik
utama “Internasionalisasi –
Akademik, Riset dan Kolaborasi”.
Salah satu upaya mendukung
internasionalisasi di UGM adalah
dengan meningkatkan visibilitas
UGM di dunia internasional yang
ditandai dengan jumlah
ahli/profesor asing yang turut
menjadi bagian proses akademik
di UGM, jumlah mahasiswa asing
yang memilih menempuh
pendidikannya di UGM, dan yang
tidak kalah penting adalah
kontribusi UGM dalam
pengembangan pengetahuan
dunia.


Untuk mencapai kondisi tersebut,
pengembangan atmosfer
akademik yang berstandar
internasional dan mendorong
peningkatan produktivitas untuk
berbagai bidang keilmuan
unggulan perlu dilakukan.
Dalam rangka mendukung
program Internasionalisasi,
Fakultas Kedokteran UGM
berhasil mendapatkan hibah
Internasional Visiting Scholar 2017
dengan mendatangkan
profesor/pakar/profesional/
peneliti asing di FK UGM.
Serangkaian kegiatan Visiting
Scholar 2017 antara lain adalah
menjadi pemateri dalam the 2017
Internasional Symposium and
Workshops on Congenital Anomaly

and Developmental Biology
(ISCADB): Current Concept in
Pathogenesis, Diagnosis and
Management, the 2017 Annual
Meeting of Indonesian Society of
Human Genetics: Precision
Medicine – Sharing Discoveries,
Shaping Our Future, CME,
pendampingan penulisan
manuskrip Internasional dan
workshop molecular diagnostic.
Selain itu, Visiting Scholar
berperan aktif dalam diskusi
pengembangan kurikulum prodi
FK UGM.

Fakultas Kedokteran UGM aktif
menyelenggarakan konferensi
Internasional, salah satunya adalah
menjadi tuan rumah bersama

dengan cluster kesehatan dengan
koordinasi BPP UGM, yaitu the 2nd
International Conference on Health
Sciences: Current Concept in
Infectious Diseases. Topik penyakit
infeksi menjadi istimewa, karena di
saat yang hampir bersamaan, Ikatan
Dokter Anak Indonesia (IDAI)
menjadi tuan rumah the 11th
International Congress of Tropical
Pediatrics (ICTP).
Selain itu, indikator pencapaian
kinerja UGM dalam mencapai
misinya, berkelas internasional,
berdampak bagi kinerja seluruh
fakultas termasuk Fakultas
Kedokteran UGM. Internasionalisasi
akan berdampak pada semua aspek
kinerja: akademik, riset dan
kolaborasi serta harus didukung

oleh SDM yang berkualitas baik.
Sejalan dengan dimulainya
imunisasi MR secara nasional,
'Features' edisi ini tentang hasil
wawancara khusus dengan Guru
Besar Ilmu Kesehatan Anak untuk
mengetahui latar belakang gerakan
nasional tersebut.
Akhir kata, meskipun bertujuan
World Class University, FK UGM
tetaplah menjadi institusi berakar
pada budaya bangsa dan
mengedepankan kepentingan
rakyat Indonesia.

mediaefkagama

Daftar Isi
03 Dari Redaksi
Mang Etos 06


07 Kabar Dekanat
Topik Utama 12

22 Topik Khusus
Ilmiah Populer 32

36 Sosok
Feature 39

42 Opini Civitas
Kabar Alumni 44

50 Tamu Kita
Opini 55

59 AHS
Clinical Teaching 61

63 Pengabdian Masyarakat

Pascasarjana 65

71 Lain-lain
Santapan Rohani 75

mediaefkagama

Susunan Redaksi
Pengarah
Dekan (ex officio)

mediaefkagama

Penanggungjawab
Wakil Dekan Bidang Akademik
dan Kemahasiswaan (ex officio)
Pemimpin Redaksi
Suhardjo, Prof.dr., SU,Sp.M(K)
Redaktur
Gunadi,dr. Ph.D, Sp.BA

JB.Soebroto, dr.Sp.PA(K)
Editor
Eri Yanuar AB., S.Kep., Ns., MN.Sc(IC)
Nurul Wulansari, ST, M.Sc
Sari Wulandari, SE
Sri Awalia Febriana,dr. MKes,SpKK,PhD
Yayuk Hartriyanti, SKM., M.Kes
Yoyo Suhoyo, dr. M.Med.Ed
Penyunting
Dian Paramitasari, S.Sos
Winanti Praptiningsih, S.Ikom

Desain Grafis
Aris Winarna, SE
Reni Rakhmawati, SS
Yuyun Yohana
Fotografer
Heru Prasetyo, ST
Yupiter Aryo, SS
Reporter

Dito Anurogo dr.
Fitria Dewi Puspita Anggraini, SKM
Foto Cover
ISCADB 2017 oleh Dian Paramitasari
Kursus Biologi Molekuler oleh Royo
Summer Course 2016 oleh Yupiter Aryo

Pelaksana Bagian Umum
Nafingatun
Sugeng Hariyanta
Sirkulasi
Purnomo
Slamet Riyadi

Alamat Redaksi
Fakultas Kedokteran UGM
International Relation Office, gedung KPTU
Jl. Farmako, Sekip Utara, Yogyakarta, 55281
Tep. (0274) 560300 ext. 115, 08112573111
Website: fk.ugm.ac.id, email: iro.fk@ugm.ac.id


RALAT FOTO OPINI CIVITAS VOL 11 | Edisi 2 | Juni Tahun 2017

dr. Meldy Muzada Elfa, Sp.Pd, Residen Ilmu Penyakit Dalam
(Wisuda bulan April 2017)
“Kami diberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk menimba ilmu dan
menangani pasien asal didampingi oleh dokter penanggungjawab pasien,
Rumah sakit memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk kita dalam
melaksanakan pendidikan klinik.”

mediaefkagama

Mang

ØEdisi

Media EFKAGAMA
Periode ini bertepatan
dengan kongres Pancasila
di UGM
Marilah kita reaktualisasirevitalisasi Pancasila
sebagai jiwa bangsa,
ideologi negara, jembatan
pemersatu “kesenjangan”
SARA segala lapisan
masyarakat; UGM sebagai
Universitas Pancasila
mempeloporinya.
ØEdisi

Media EFKAGAMA
periode ini bertepatan
dengan tahun ajaran baru
s e k a l i g u s H U T
Kemerdekaan Negara kita
tercinta.
Hakekat refleksi HUT
adalah mensyukuri dan
membangun persepsi
hidup kehidupan baru
sesuai, relevan dengan
tuntutan zamannya. Kita
revitalisasi-reaktualisasi
segenap mahasiswa
sebagai calon pemimpin
pembangunan bangsa.
Kita isi pembangunan
dengan semangat
kemerdekaan lahir batin
yang bertanggung jawab,
berpikir, berolah rasa,

mediaefkagama

bekerja, ikhlas, antusias,
cerdas, ringkas, tuntas, puas
memuaskan sekaligus
sebagai ibadah hidup
kehidupan kita.
ØMengakselerasi
momentum ini fakultas kita
tercinta mengangkat tema
membangun budaya
membaca, menulis.
Marilah kita reaktualisasi,
revitalisasi budaya membaca
terintegrasi menulis
akseleratif dengan program
budaya “high critical
t h i n k i n g ” d e m i
meningkatkan mutu dan
kuantitas literasi tingkat
nasional dan global
sekaligus meningkatkan
mutu hidup kehidupan
pembangunan bangsa dan
menangkal hoax.
Ø“Diam itu emas”, apabila
dimaknai sebagai sabar
mendengar, merefleksi,
menganalisa, mensintesa,
solusi secara bijak; disertai
menulis, merangkum dan
berbicara penuh hikmat.
Ironis memang, kalau saat ini
justru berkembang pola asal

mendengar sepintas,
langsung komentar bicara,
debat kusir, bicara bohong
fitnah; sementara banyak
orang diam tidak bicara,
takut bicara tentang
kebenaran.
ØReferensi inspirator,
m o t i v a t o r, k i a t - k i a t
strategis sekaligus
manfaat budaya menulis
bisa kita simak mulai dari
tokoh pendidikan dokter
Soetomo dan Wahidin,
negarawan Bung KarnoBung Hatta serta para
senior-senior kita.
Pada edisi Media E agama
ini, ditampilkan testimoni
P r o f . D r . d r . Te g u h
Aryandono, Sp.B(K)Onk
yang berawal dari
membimbing, berujung
pada prestasi serta
santapan rohani yang
berjudul menjadi

rahmatan lil alamin

(internasionalisasi) melalui
Akademik, Kolaborasi, dan
Riset; sedangkan materi
penulisan yang demikian
luas dan terus berkembang
juga dapat diikuti lewat
artikel-artikel media
E agama bahkan silakan
Anda bergabung!

Kabar Dekanat 07

Kabar Dekanat
Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K), Ph.D.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

K

ompetisi global dalam
dunia pendidikan
justru menghadirkan
simpul-simpul relasi
kemitraan internasional antar
institusi pendidikan tinggi.
Mutlak bagi institusi
pendidikan tinggi
memperluas jangkauannya ke
luar, lintas negara bahkan
lintas benua untuk
berkontribusi memberikan
jawaban solusi berbagai
tantangan permasalahan
global. Peran sentral institusi
pendidikan tinggi di era
globalisasi memang tak
terelakkan sehingga UGM
pun terus meningkatkan
rankingnya di kancah
internasional. Salah satunya,

sebagaimana disampaikan
Rektor UGM dalam rapat
kerja universitas, dengan
menempatkan UGM dalam
World Class University Ranks
meskipun ranking bukan satusatunya prioritas. Saat ini dari
sekitar 26.000 universitas di
dunia, UGM masuk dalam 1,5%
universitas terbaik di dunia.
Beberapa parameter yang
dipakai dalam penentuan
peringkat universitas terbaik
di dunia terkait erat dengan
internasionalisasi yaitu
academic reputation sebesar
40%, international faculty 5%
dan international student
menyumbang poin sebesar
5%. Pesatnya kemajuan
teknologi informasi dan
komunikasi, pelan tapi pasti,
mengubah bentuk
internasionalisasi perguruan
tinggi.
Program-program
webinar, kuliah tamu Nobel
Laureates ilmuwan dengan
kepakaran internasional
melalui video conference, live
clinical operating oleh
spesialis dari pusat-pusat
unggulan klinis kelas dunia
semakin intensif
diselenggarakan oleh FK
UGM sebagai upaya
internasionalisasi bidang
pendidikan dengan
pemanfaatan teknologi.

Di samping itu, pola-pola lama
terus diperkuat melalui
skema hibah bantuan dana
untuk mendatangkan
international visiting
professor/guest lecture, hibah
penyelenggaraan joint
workshop/seminar/symposia
dengan topik bervariasi mulai
dari isu kesehatan global,
paparan hasil riset
translasional, patient care
hingga clinical updates.
Indikator quick win yaitu
dukungan penyediaan dosen
asing pada triwulan ketiga
sudah mencapai angka 81,
menggambarkan jumlah
pakar dari banyak institusi
pendidikan tinggi
mancanegara yang
memberikan kuliah tamu.
Program pengiriman
mahasiswa ke berbagai
belahan dunia juga makin
beragam jenis kegiatannya
(kompetisi internasional,
konferensi internasional,
magang/ internship/
observership) dan skema
pengirimannya dengan
menggandeng universitasuniversitas partner atau
melalui organisasi
internasional yang menaungi
fakultas dan mahasiswa
kedokteran (GEMx, IFMSA).

mediaefkagama

08 Kabar Dekanat

Tak heran jika mahasiswa
FK UGM yang mengikuti
mobilitas ke luar negeri
sudah berjumlah 116 orang
di bulan Agustus baik
jenjang S1 dan S2. Kami
masih meyakini program
ini memberikan nilai
tambah kompetensi bagi
mahasiswa untuk
menggeluti profesi
kedokteran kesehatan di
level internasional. Bahkan
FK UGM rutin per semester
mengirimkan 2 residen
Departemen Ilmu
Kesehatan Mata
melakukan hands-on
training ke institut klinis
Tilganga Eye Center Nepal.
Di samping itu juga
kesempatan residency di
Maastricht UMC+. Hibah
riset kolaborasi, hibah
publikasi internasional,
technical assistance
penulisan manuskrip,
layanan native speaker
editing manuskrip,
pelatihan rutin GCP dan
GCLP, reimbursement
article processing charge,
hilirisasi produk riset lewat
pemanfaatan sumber daya
lokal yang berstandar
internasional merupakan
inovasi FK UGM di bidang
penelitian yang juga
mencerminkan indikator
quick win.

mediaefkagama

Indikator quick win prodi
terakreditasi internasional
berhasil dibuktikan dengan
pengakuan internasional
berdasarkan penilaian
lembaga-lembaga akreditasi
internasional. Salah satu
upaya mengangkat reputasi
akademik FK UGM sebagai
institusi pendidikan tinggi
global yang mampu
membekali mahasiswanya
keterampilan kompetensi
berdaya saing global. Di
tahun 2015, minat utama
Sistem Informasi Kesehatan
S2 IKM menjadi satusatunya program studi yang
diakui oleh International
Medical Informatics
Association (IMIA)yang
berbasis di Jenewa, Swiss.
Program Studi Pendidikan
Dokter (PD) FK UGM
memperoleh pengakuan
internasional Philippine
Accrediting Association of
Schools, Colleges and
U n i v e r s i t i e s ( PA A S C U )
untuk periode 2016-2019.

PAASCU merupakan
lembaga akreditasi di
wilayah ASEAN yang
eksistensinya sebanding
diakui oleh Ñational
Committee on Foreign
Medical Education &
Accreditation (NCFMEA) US
Department of Education.
ASEAN Community
Network on Higher
Education for Quality
Assurance(AUN-QA) juga
memberikan sertifikasi
untuk kedua kalinya bagi PD,
dan bagi Program Studi Ilmu
Keperawatan (IK) untuk kali
pertama di tahun 2017.
Dengan overall verdict (1-7),
PD mampu meraih 5,1 dan IK
4,7. Sertifikasi internasional
ISO 9001:2008 pada tahun
2015 dan re-sertifikasi di
tahun 2017 untuk ISO
9001:2015 berhasil diperoleh
KPTU FK UGM untuk sistem
manajemen mutu karena
telah memenuhi
persyaratan internasional
dalam hal manajemen
penjaminan mutu produk
dan jasa layanan pendidikan
tinggi.

Kabar Dekanat 09

Peningkatan reputasi
akademik juga diupayakan FK
UGM dengan joint curriculum
program Master Emergence
of Parasitic and Infectious
Diseases (EPID)bersama
University of Montpellier
Perancis. Kolaborasi dengan
Australia melalui Double
Degree Program Master
Keperawatan dengan
University of Tasmania dan
Dual Master Degree Program
in Hospital Management
dengan Flinders University.
Program lain yang masih
tahap finalisasi dengan Taipei
Medical University adalah
Double Degree International
Master / Ph.D. Program in
Medicine. Dan untuk jenjang
S1 FK UGM memiliki
Intercalated Master Program
yaitu kesempatan bagi
mahasiswa PD yang telah
mendapatkan gelar Sarjana
Kedokteran untuk meraih
gelar master (M.Res., MPH.,
MSc) di universitas mitra luar
negeri.
Dalam empat tahun
terakhir FK UGM terus
menginisiasi kurikulum
Interprofessional Education
(IPE) untuk menumbuhkan
atmosfer multikultural
komunitas akademik.

Program ini mampu menarik
mahasiswa maupun dosen
mancanegara sehingga
mendongkrak lebih banyak
aktivitas mobilitas karena
kekhasannya dalam
mengintegrasikan ragam lintas
k e i l m u a n
d a n
menghubungkannya dengan
isu-isu internasional dan
antarbudaya melalui
Community and Family Health
Care (CFHC), program elektif,
summer & winter course serta
joint course on family medicine.
Indikator quick win mencatat
sejumlah 94 mahasiswa asing
dari universitas partner di Asia,
Australia, dan Eropa ikut
berpartisipasi.
Internasionalisasi dengan
strategi globalisasi akan
mampu membangun karakter
kuat lulusan FK UGM dengan
kompetensi berdaya saing
global, sekaligus memperkuat
kemitraan internasional yang
berkesinambungan. Satu kata
kunci yaitu k o l a b o r a s i,
menjadi suatu keharusan bagi
setiap institusi pendidikan
tinggi membangun jejaring
kerja sama internasional di
bidang pendidikan dan
penelitian untuk berperan aktif
dalam pengabdian masyarakat.

Ilmu kedokteran,
keperawatan dan kesehatan
terus berkembang menuju
personalized medicine melalui
berbagai riset kolaborasi from
bench to bed yang berfokus
pada target therapy, stem cell
therapy dan juga genetic
therapy.Kolaborasi
multilateral, pembentukan
konsorsium, membangun
relasi dengan Indonesia
Diaspora Global Network
Health wujud nyata
kolaborasi kemitraan
internasional. Hanya dengan
berkolaborasi, berbagai
tantangan global
permasalahan kesehatan
dapat direduksi bahkan
mampu diatasi. No lonely
ranger!. Tidak ada pejuang
yang berjuang sendirian,
untuk memperjuangkan
world class faculty, FK UGM
wajib berkolaborasi,
membangun kemitraan
internasional dengan
menjunjung filosofi UGM
'locally rooted–globally
respected/Memperkokoh Jati
Diri-Memperkuat Reputasi'.
Saatnya alumni merapatkan
barisan, bergerak dan
bersinergi bersama FK UGM
membangun negeri sebagai
kado 72 tahun Indonesia
merdeka.

mediaefkagama

INTERNASIONALISASI:
MENYOAL IDENTITAS DAN

PEMBENAHAN SISTEM
Kunjungan Akademik FK UGM ke Newcastle University ( Foto dok. panitia)

12 Topik Utama

“Membawa Dunia ke FK, Membawa FK ke Dunia”

I

nternasionalisasi telah
menjadi 'nafas' kinerja
Perguruan Tinggi.
Sayangnya, masih ada
beberapa perguruan tinggi
belum memiliki pemahaman
utuh tentang apa dan
bagaimana konsep
internasionalisasi itu harus
dijalankan dan diwujudkan.
Internasionalisasi tentu bukan
lagi sekedar soal identitas
semata, akan tetapi sudah
mewujud dalam peningkatan
kualitas pembelajaran bagi
peserta didik secara
menyeluruh.
Pada tahun 2025, UGM
menargetkan sebagai
Universitas Nasional berkelas
dunia.Pemeringkatan
perguruan tinggi melalui QS
World University Ranking,
Times Higher Education (THE)
University Rangking dan atau
metode pemeringkatan lain
menjadi tolok ukur perbaikan
kinerja UGM. Reputasi UGM di
kancah internasional menjadi
indikator pencapaian kinerja
UGM dalam mencapai misinya,
berkelas internasional.
Indikator pencapaian
kinerja itu juga berdampak bagi
kinerja seluruh fakultas di
bawah naungan UGM,
termasuk Fakultas Kedokteran
UGM. Sebagai fakultas
berkelas internasional,
Fakultas Kedokteran UGM
menuntut seluruh elemen
akademik untuk senantiasa
berbenah diri mulai dari
penguatan visi misi,
standarisasi dan akreditasi,
lingkungan akademik,
manajemen, hingga Sumber
Daya Manusia (SDM).

“Internasionalisasi
mempunyai dua makna, yakni
membawa kebaikan,
kelebihan, dan kekuatan kita ke
dunia internasional, serta
membawa standar
internasional yang relevan
untuk diterapkan di sini.
Internasionalisasi bukan hanya
sepihak,” terang Wakil Dekan
Bidang Akademik dan
Kemahasiswaan, dr. Gandes
Retno Rahayu, M.Med.Ed.,
PhD, Rabu (9/8) saat
diwawancarai tim media
E agama di Fakultas
Kedokteran UGM.
Standarisasi dan Akreditasi
Perguruan Tinggi
Selain mengikuti berbagai
standar pendidikan
internasional, akreditasi dan
sertifikasi memegang peran
penting untuk dipersiapkan.
Fakultas Kedokteran UGM
memiliki 30 program studi
terakreditasi nasional. Tentu
saja itu belum cukup. Untuk
masuk dalam kancah global,
Fakultas Kedokteran UGM
harus melompat lebih tinggi
agar mendapatkan pengakuan
internasional.

Akreditasi Philippine
Accrediting Associaton of
Schools, Colleges and
Universities (PAASCU), The
A c c r e d i t a t i o n C o u n c i l fo r
Graduate Medical Education (
ACGME ), ataupun sertifikasi
ASEAN University NetworkQuality Assurance (AUN-QA)
menjadi standar pengakuan
internasional bagi Program
Studi (Prodi) Dokter. Tak
ketinggalan, prodi S2 Ilmu
Kesehatan Masyarakat (IKM)
dengan minat Sistem Informasi
Manajemen Kesehatan
(SIMKES) Fakultas Kedokteran
UGM, pada tahun 2015 telah
berhasil meraih akreditasi
internasional dari The
International Medical
Informatics Association (IMIA).
IMIA merupakan lembaga
akreditasi internasional bidang
kesehatan dan biomedis
informatika yang berbasis di
Jenewa, Switzerland.
Prodi keperawatan Fakultas
Kedokteran UGM yang
terhitung relatif lebih muda
pun tahun ini juga
mendapatkan sertifikasi AUNQA.

Kegiatan Visitasi sertifikasi AUN QA

mediaefkagama

Topik Utama 13

Kuliah tamu Prof. Nazzareno Galie, MD dari University of Bologna Italy

Untuk tahun depan, selain prodi
Gizi Kesehatan, prodi S2 IKM,
Ilmu Pendidikan Kedokteran dan
Ilmu Kedokteran Dasar dan
Biomedis juga akan menargetkan
bisa meraih sertifikasi AUN-QA.
“Kita juga berharap bahwa
paparan internasional juga
banyak untuk prodi
spesialis.Misalnya dalam bentuk
mengikuti ujian board dengan
penguji dari luar negeri ataupun
mengundang reviewer asing
untuk melihat pembelajaran
kita”, imbuh dr. Gandes di selasela wawancara. Selain akreditasi
ataupun sertifikasi, tentu masih
ada banyak standar internasional
yang bisa diacu untuk program
undergraduate, postgraduate,
maupun continuing education
dari World Federation for Medical
Education (WFME). Harapannya,
acuan standar ini semakin
memperkuat dan memperluas
rujukan pendidikan kedokteran
ke arah internasional.
Lalu bagaimana kesiapan
prodi untuk menghadapi
akreditasi internasional?. Ketua
Unit Jaminan Mutu (UJM)
Fakultas Kedokteran UGM, dr.
Yudha Nurhantari, SpF., PhD.,
Kamis (10/8) menyampaikan
bahwa institusi bersama-sama
dengan UGM sudah memfasilitasi
persiapan sampai teknis
pengisian maupun kelengkapan
borang.Selain itu, UJM akan
mensosialisasikan informasi
terkait peluang akreditasi untuk
diketahui oleh seluruh prodi.
Dokter Yuda juga menyampaikan,

bahwa untuk prodi spesialis
saat ini masih fokus pada
akreditasi LAMPTKes. Wacana
ke depan, setelah LAMPTKes
selesai, prodi spesialis mungkin
akan diperkenalkan dengan
standar Accreditation Council
for Graduate Medical Education
(ACGME).
Berkaitan dengan
persiapan akreditasi, umumnya
masing-masing prodi sudah
mempersiapkan diri dengan
baik. Adanya Audit Mutu
Internal (AMI) yang
diselenggarakan secara rutin
oleh UJM Fakultas Kedokteran
UGM sedikit banyak membantu
prodi dalam persiapan
akreditasi nasional maupun
internasional.
“Pada prinsipnya, akreditasi
saat ini sudah menjadi
kebutuhan internal prodi,
sehingga persiapan itu
biasanya sudah matang di
tingkat internal. Kami
membantu memfasilitasi,”
tegasnya.
Menciptakan Lingkungan
Akademis Internasional
Selain akreditasi, dalam
proses pembelajaran,

penting bagi Fakultas Kedokteran
UGM untuk menciptakan
lingkungan akademis
internasional.Fakultas
Kedokteran UGM membuka
peluang bagi mahasiswa asing
untuk mendaftar melalui jalur
program internasional pendidikan
dokter (International
Undergraduate Program/IUP).
Penyelenggaraan pendidikan
program internasional ini tentu
mempunyai berbagai macam
tujuan positif untuk Fakultas
Kedokteran UGM. Salah satunya
adalah untuk mendorong Fakultas
Kedokteran UGM agar berani
menghadapi tantangan dalam
meningkatkan standar kualitas
internasional. Dengan adanya
mahasiswa internasional yang
terlibat dalam proses pendidikan,
maka seluruh elemen pendidikan
di Fakultas Kedokteran UGM akan
termotivasi kuat untuk berbenah
sesuai standar yang ditetapkan.
Mengupas Fakultas
Kedokteran UGM, bukan hanya
membaca 3 prodi undergraduate
saja. Tentu juga perlu untuk
menilik 30 prodi lain yang dimiliki
Fakultas Kedokteran UGM. “Kita
t i d a k b i s a m e l i h a t
internasionalisasi dari prodi
dokter semata, apalagi hanya
untuk program internasional
pendidikan dokter.
Internasionalisasi adalah untuk
semua. Harapannya semua prodi
di Fakultas Kedokteran UGM akan
mengarah ke sana,” terang dr.
Gandes.

Kunjungan akademik Leiden Univerity

mediaefkagama

14 Topik Utama

Selain itu, untuk
meningkatkan paparan
interaksi dengan dunia
internasional, Fakultas
Kedokteran UGM sudah
menggalakkan program guest
lecture. Visiting professor pun
mulai ditingkatkan. Data tahun
2016 menunjukkan bahwa
sudah ada 32 guest lecture dan
95 continuing education di
Fakultas Kedokteran UGM.
Angka ini tentu meningkat 29
persen dibandingkan tahun
sebelumnya. Fakultas
Kedokteran berhasil
mendapatkan hibah
International Visiting Scholar
2017 dari UGM untuk
mendatangkan Visiting
Professor dari Universitas
kolaborator yang mempunyai
h-index Scopus tinggi.
Fakultas Kedokteran UGM juga
memiliki program bersifat
transfer kredit misalnya sit in di
blok atau mata kuliah tertentu,
bahkan mahasiswa bisa
berhadapan langsung dengan
pengalaman klinik. “Adanya
beberapa program itu
mengakibatkan banyak
international student yang
hadir di sini sehingga suasana
internasionalisasi itu menjadi
wajar bagi mahasiswa, dosen,
maupun staf administrasi,”
ungkap dr. Gandes.
Hal lain yang sudah banyak
dilakukan oleh Fakultas
Kedokteran adalah
memperkuat mahasiswa untuk
mengambil elektif di luar
negeri.

mediaefkagama

Pertemuan laporan kegiatan elektif incoming program Public Health
oleh dr. Fatwa Sari Tetra Dewi, MPH, Ph.D

“Fakultas Kedokteran
berhasil mendapatkan hibah
International Visiting Scholar
2017 dari UGM untuk
mendatangkan Visiting
Professor dari Universitas
kolaborator yang mempunyai
h-index Scopus tinggi. “
Pada awalnya, mahasiswa
elektif banyak didominasi oleh
mahasiswa S1, akan tetapi, saat
ini mulai merambah ke
mahasiswa program
pendidikan dokter spesialis.
Paparan pengalaman yang
berbeda dari insititusi
pendidikan di luar negeri tentu
akan memperkaya pengalaman
mahasiswa. Bahkan, untuk
mahasiswa S2 dan S3 juga
sudah mulai melakukan
program-program yang
bersifat joint supervision,
mengundang penguji asing,
atau dalam bentuk joint
ataupun double degree.

“Kita juga mulai
mengidentifikasi kekuatankekuatan bisa kita pakai untuk
menarik mahasiswa asing
untuk belajar bersama-sama
dengan kita. Saya percaya
kekuatan yang kita miliki ini
potensinya cukup besar,”
terangnya. Beberapa tahun
terakhir, Fakultas Kedokteran
UGM mulai merintis program
Summer Course maupun
Winter Course.Melalui
program ini, selain adanya
penggabungan antar
pembicara dan peserta dalam
negeri dan luar negeri untuk
pengayaan, juga mampu
menjadi media informasi
mengenai motivasi mahasiswa
asing belajar di Indonesia.
Seperti halnya topik
negelcted diseases, tropical
diseases ataupun aspek lain
yang mengarah ke komunitas,
saat ini masih menjadi daya
tarik tersendiri bagi mahasiswa
asing.

Topik Utama 15

Dokter Gandes juga
menegaskan bahwa kekuatankekuatan tersebut akan
diidentifikasi dan diramu
dalam bentuk short course
ataupun elektif agar
mahasiswa asing lebih tertarik
belajar di Fakultas Kedokteran
UGM.
Input, Proses dan Output
Terstandar
Proses internasionalisasi
perguruan tinggi tentu bukan
hanya pekerjaan salah satu
bidang saja. Terdapat banyak
poin yang harus diperhatikan
dalam proses ini. “Kalau kita
bicara mulai dari awal, input
mahasiswa S1, S2, S3 dan prodi
spesialis harus diperhatikan.
Setidaknya input dengan
standar minimal. Kalau itu
sudah dipenuhi, maka fase
proses sampai dengan output
akan mudah. Saya percaya
bahwa input yang baik akan
jadi bekal baik,” terangnya.
Sedangkan untuk fase
proses, yang harus
diperhatikan pertama kali
adalah peningkatan
kemampuan dan keahlian
dosen agar mampu
memberikan bekal
pembelajaran yang baik bagi
mahasiswa. Poin kedua, terkait
dengan profesionalisme
manajemen proses pendidikan.
Seperti halnya bagaimana
mengurangi penjadwalan
ulang, memastikan bahwa
semua yang direncanakan bisa
tercapai, sampai dengan
adanya evaluasi feedback
secara terus menerus diakui
sebagai tantangan Fakultas
Kedokteran UGM.

Evaluasi elektif incoming program oleh dr. Suryono Yudha Patria, PhD., Sp.A

Poin ketiga, adalah
perhatian terhadap
penguasaan bahasa
internasional. Harapannya,
melalui banyaknya rekrutmen
dosen saat ini kemampuan
berbahasa asing itu sudah
banyak tersaring. “Memang di
FK UGM banyak juga dosen
yang tidak mempunyai kendala
berbahasa asing, hanya perlu
ditingkatkan saja,” imbuh dr.
Gandes. Poin keempat,
mengenai penguatan SDM, dr.
Gandes menyebutkan bahwa
sudah saatnya pola pikir tenaga
kependidikan tidak hanya
mengerjakan pekerjaan rutin.
Pola pikir untuk melayani tanpa
disuruh itu juga menjadi
t a n t a n g a n
S D M
profesional.“Karena tugas
pokok kita ini kan bagaimana
mahasiswa bisa merasa puas
dan terbantu. Selain itu kendala
bahasa juga harus
diperbaiki,”ungkapnya saat
mengenang bahwa pelatihan
bahasa dan customer services
untuk tenaga kependidikan
menjadi salah satu masukan
dari assessor AUN-QA.

Poin kelima yang tidak kalah
penting adalah menciptakan
lingkungan akademik yang
nyaman secara fisik, mental dan
sosial. Bagaimana membuat
orang nyaman, dan mudah
berinteraksi dengan komunitas
di sini. Untuk poin terakhir
adalah tantangan yang bersifat
makro, yakni terkait kebijakan
pemerintah yang menjadi
kendala teknis ijin mahasiswa
yang akan tinggal lama di
Indonesia.
Kearifan Lokal, Bekal Go
Internasional
Meskipun demikian,
internasionalisasi bukan
menjadi sesuatu hal yang harus
ditakuti. Internasionalisasi kini
secara perlahan sudah menyatu
dalam keseharian proses
akademik di Fakultas
Kedokteran UGM.Bahkan,
dengan adanya kemajuan
teknologi, dunia seakan-akan
menjadi tanpa batas. Hal ini
tentu akan membuka lebar
peluang internasionalisasi itu
sendiri,

mediaefkagama

16 Topik Utama

bahwa yang bisa bertahan
adalah yang mempunyai
kemauan untuk berubah.
Untuk menghadapi
tantangan.internasionalisasi,
Visi dan Misi Fakultas
Kedokteran UGM mampu
menjadi pegangan.
Pertama, menjadi fakultas
berstandar internasional
untuk kepentingan bangsa
dan kemanusiaan. Kedua,
dalam misi disebutkan
bahwa Fakultas UGM akan
menghasilkan Sarjana,
Master, maupun Doktor
serta Spesialis yang unggul
dengan berpegang pada
kearifan lokal.
“Intinya, kita jangan
takut berubah tapi pola
pikir kita harus kuat bahwa
apa yang kita lakukan
adalah untuk kepentingan
bangsa dan kemanusiaan
dan tidak boleh
meninggalkan kearifan
lokal,

mediaefkagama

itu kata kunci. Visi misi adalah
panduan kita,” pungkas dr.
Gandes.
Penelitian, Cikal Bakal
Publikasi Internasional
Penerapan Tridharma
perguruan tinggi menjadikan
penelitian sebagai salah satu
modal penting dalam proses
pendidikan. Standarisasi
internasional juga menuntut
syarat penelitian sebagai
salah satu indikator
pencapaian. Oleh karenanya,
masing-masing perguruan
tinggi mulai berlomba-lomba
untuk mencapai standar ini,
membidik penelitian
strategis untuk standarisasi
internasional. B a g a i m a n a
internasionalisasi penelitian
ini dipahami di Fakultas
Kedokteran UGM? Saat
diwawancarai secara khusus,
Wakil Dekan Bidang Penelitian
dan Pengembangan,

dr. Yodi Mahendradata,
MSc., PhD., menegaskan
bahwa Fakultas
Kedokteran UGM tentu
ingin senantiasa
menghasilkan penelitian
yang bersifat world class,
mendapat pengakuan
secara internasional, serta
meningkatkan jumlah
publikasi di jurnal-jurnal
bereputasi.
“Penelitian-penelitian
yang dilakukan memang
memerlukan keterlibatan
kerjasama internasional.
Sebagian besar penelitian
skala internasional perlu
kolaborasi atau jejaring, di
situ kita mendorong stafstaf kita menggandeng staf
mitra agar bisa melakukan
penelitian dalam skala
internasional. Mengapa
kita mendorong seperti
itu?.

Melinda Gates (BMGF) bersama Tim EDP Yogya/FK UGM (Foto dok. panitia)

Topik Utama 17
Agar semakin banyak publikasi
di jurnal bereputasi dan punya
impact factor yang tinggi. Yakni
diakui internasional, “
paparnya, Kamis (6/7) di
Fakultas Kedokteran UGM.
Capaian penelitian tentu
tidak berdiri sendiri. Untuk
membuat sebuah penelitian
perlu adanya jejaring melalui
kerjasama. Setelah penelitian
berhasil maka perlu untuk
dipublikasikan. Agar hasil
penelitian bisa dipublikasikan,
perlu adanya pendampingan
penulisan publikasi supaya bisa
m e n e m b u s j u r n a l
i n t e r n a s i o n a l
bereputasi.Keseluruhan
proses ini saling bertautan dan
berproses satu sama lain.
Seperti halnya skema visiting
professor. Fakultas
Kedokteran UGM maupun
DIKTI sudah mempunyai
s k e ma visiting profe s s or
sebagai salah satu upaya
membangun jejaring
internasional. Skema itu tentu
mempermudah Fakultas
Kedokteran UGM untuk
mendatangkan ahli,
melaksanakan kuliah tamu
maupun untuk menyusun
proposal penelitian bersama.

Fakultas Kedokteran UGM
saat ini juga sudah
menggalakkan program hibah
pengembangan proposal
secara sistematis untuk
m e n g e j a r s k e m a
internasional.Bahwa bahwa
untuk penelitian yang
mengejar hibah internasional
pendanaannya bukan hanya
dari DIKTI saja, tetapi juga
didukung dari Fakultas
Kedokteran UGM. Pertama
melalui workshop
pendampingan penulisan
proposal, program konsinyasi
,meningkatkan uji coba klinis
randomized clinical trial, dan
sertifikasi Good Clinical Practice
(GCP) bagi peneliti klinis.

Kegiatan di insektarium EDP Yogya/FK UGM (Foto dok. EDP Yogya/FK UGM)

Sedangkan dari sisi etika
penelitian, komite etik
Fakultas Kedokteran UGM
sudah mendapatkan
pengakuan internasional.
Selain itu, Fakultas
Kedokteran UGM juga
menyediakan dana
pengembangan proposal.
Data tahun 2016
menunjukkan bahwa jumlah
publikasi internasional
Fakultas Kedokteran UGM
meningkat 37 persen
dibandingkan tahun 2014.
Berbagai upaya telah
ditempuh, mulai dari
pemberian insentif publikasi
bagi seluruh dosen yang
berhasil melakukan publikasi
i n t e r n a s i o n a l ,
reimbursement article
processing fee bagi karya
dosen yang diterima di jurnal
internasional,program
blended-learning penulisan
manuskrip, sampai dengan
bantuan editing bahasa
inggris professional bagi
dosen yang karyanya telah
diterima di jurnal
internasional.

mediaefkagama

18 Topik Utama

Kuliah tamu Prof. Busscher dari UMCG Groningen. Foto bersama dr. Tri Wibawa, PhD., Sp.MK

Sejak tahun 2017 ini,
Fakultas Kedokteran
mengadakan program
konsinyasi penulisan
manuskrip Internasional
untuk medukung program
publikasi pada jurnal
Internasional dengan
impact factor tinggi sesuai
bidang keilmuan masingmasing. Untuk tahun 2017,
Fakultas Kedokteran UGM
sudah menyelenggarakan
3 kali kegiatan konsinyasi di
Magelang (24-26 Maret);
Solo (5-7 Mei) dan dan
Klaten (16-16 Juli) dengan
diikuti oleh 40 peserta.
S a m p a i d e n g a n
diterbitkannya media
e agama edisi ini, telah
tercatat beberapa
publikasi staf FK UGM hasil
program konsinyasi
tersebut yaitu artikel pada
jurnal PLoS One, World
J o u r n a l
o f
Gastroenterology
, BMC Surgery, dan Journal
of Pediatric Surgery.

mediaefkagama

“Sejak tahun 2017
ini, Fakultas
K e d o k t e r a n
mengadakan
program konsinyasi
p e n u l i s a n
m a n u s k r i p
Internasional untuk
m e d u k u n g
program publikasi
pada jurnal
Internasional
dengan impact
factor tinggi sesuai
bidang keilmuan
masing-masing.”

D o k t e r Y o d i
menambahkan bahwa
tantangan bagi penelitian ke
depan adalah tidak adanya
jenjang karir untuk peneliti
full timer. Ini tentu menjadi
persoalan.
Tugas Tridharma dosen
menyebabkan waktunya
lebih banyak untuk mendidik
dengan tugas sampingan di
tingkat struktural maupun
tanggung jawab klinis lain.
Tentu saja waktu untuk
penelitian nyaris tidak ada.
“Jika ada kejelasan jenjang
karir bagi peneliti, maka
pilihan untuk fokus menjadi
pendidik atau peneliti akan
jelas. Ini tentu akan
mendongkrak jumlah
penelitian masa depan,
dengan hadirnya penelitipeneliti baru,” tegasnya.
Oleh karenanya,
Universitas diharapkan bisa
membuka jalur karir bagi
peneliti. Selain itu, harapan
untuk dibukanya program
post doctoral disebut-sebut
mampu memberikan
kesempatan bagi doktor
baru untuk mengaplikasikan
ilmunya. “Memang itu
harapan di level makro dari
sisi kebijakan. Jika itu bisa
tercapai, tentu akan
mendorong percepatan
penelitian hingga bermuara
pada peningkatan publikasi
internasional,” harapnya.

Topik Utama 19
“Sampai dengan
diterbitkannya media
efkagama edisi ini,
telah tercatat
beberapa publikasi staf
FK UGM hasil program
konsinyasi tersebut
yaitu artikel pada jurnal
PLoS One, World
J o u r n a l
o f
Gastroenterology, BMC
Surgery, dan Journal of
Pediatric Surgery. “
Penguatan Jejaring, Strategi
Internasionalisasi
Salah satu strategi
internasionalisasi perguruan
tinggi dilakukan dengan
penguatan jejaring kerjasama
dengan universitas-universitas
terbaik dunia dalam hal
kurikulum,dosen maupun
pertukaran mahasiswa. Tentu
saja, langkah itu sudah lama
dirintis oleh Fakultas
Kedokteran UGM. Wakil Dekan
Bidang Kerjasama dan
Pengabdian Masyarakat, dr.
Mei Neni Sitaresmi, SpA(K).,
PhD., Kamis (13/7)
menyampaikan bahwa untuk
mencapai hal ini, pertama
harus melihat bahwa idealnya
kerjasama internasional itu
komprehensif, yakni
melibatkan pendidikan,
penelitian dan pengabdian
masyarakat. “Seperti halnya
penelitian payung yang
melibatkan FK UGM sebagai
salah satu unit. Kalau itu
penelitian besar, bisa menjadi
salah satu topik penelitian
mahasiswa S2,

S3 atau kalau perlu S1 sesuai
kedalaman penelitian itu.Jika
paradigmanya sudah dibalik,
maka tidak ada lagi mahasiswa
yang terganjal topik
penelitian,” terangnya.
Bahkan, dr. Mei Neni juga
menambahkan jika ada dosen
atau unit yang mempunyai
penelitian kolaborasi
internasional juga bisa
ditawarkan kepada
mahasiswa dan dilakukan
seleksi. Oleh karenanya, mulai
terkait dari inisiasi, pembuatan
kerjasama, pembuatan draft
MoU dan MoA, monitoring
sampai dengan tindak lanjut
harus menjadi perhatian.
Untuk menentukan mitra
kerjasama, Fakultas
Kedokteran UGM memiliki
beberapa prinsip kemitraan
yang diutamakan yaitu prinsip
saling menguntungkan,
kemitraan sejajar serta saling
menghormati. “Terutama
terkait kejelasan kepemilikan
data, hak paten penelitian,
maupun penulis utama dalam
publikasi harus jelas sejak
awal, “ tegasnya.

Beberapa upaya strategi
kemitraan yang sudah
dilakukan Fakultas
Kedokteran UGM diantaranya
adalah evaluasi MoU dan MoA
yang sudah berjalan,
mempertahankan partner
yang bagus, menggalakkan
alumni atau staf yang belajar di
luar negeri, meningkatkan
jumlah mahasiswa asing
maupun program diaspora.
Saat ini, Fakultas Kedokteran
UGM sudah mempunyai
banyak mitra kerjasama
internasional. Salah satunya
adalah kerjasama dengan
National University of
Singapore (NUS), untuk
mengembangkan kerjasama
penelitian.
Meskipun tidak bisa
dipungkiri, beberapa kendala
masih didapati. “Kita masih
mempunyai pekerjaan rumah
bersama yaitu mereview dan
mengembangkan kerjasama.
Sayang sekali jika MoU yang
berlaku 3 tahun hanya
dipergunakan untuk satu
bidang saja,” terang dr. Mei
Neni.

Kegiatan simposium internasional ISCADB 2017

mediaefkagama

20 Topik Utama
Secara keseluruhan, dr. Mei
Neni menyampaikan bahwa
peningkatan kerjasama
merupakan langkah untuk
mencapai ranking
internasional. “Yang
terpenting adalah poin
kualitas dan kuantitas serta
output kerjasama itu harus
jelas,” harapnya.
SDM dan Keuangan:
'Motor Penggerak'
Perubahan
Sumber Daya Manusia
(SDM) menjadi isu sangat
penting bagi proses
internasionalisasi. Institusi
dengan kualitas SDM yang
baik akan memiliki daya saing
tinggi di kancah global. Oleh
karenanya, peningkatan
kualitas SDM mutlak harus
menjadi salah satu agenda
strategis pengembangan
perguruan tinggi.

Wakil Dekan Bidang SDM
dan Keuangan Fakultas
Kedokteran UGM, Dr. dr.
Mahardika Agus Wijayanti,
DTM&H., M.Kes., Selasa
(22/8) menyampaikan bahwa
untuk mendukung
k e b e r h a s i l a n
internasionalisasi Fakultas
Kedokteran UGM, perlu
adanya kesiapan, komitmen
dan kontribusi dari seluruh
sivitas akademika.
“Jumlah Guru Besar, visiting
professor, maupun publikasi
internasional dari para dosen
bisa menjadi salah satu
komponen penilaian yang
perlu mendapat perhatian”,
terangnya.
Dokter Mahardika juga
mengungkapkan bahwa
untuk mendukung
t e r c a p a i n y a
internasionalisasi akademik,
pertama, pemetaan dan
evaluasi sumber daya
manusia dosen berdasarkan
bidang ilmu menjadi hal yang
penting.

Berdasarkan pemetaan
tersebut maka rencana
pengembangan SDM dosen
bisa ditetapkan, termasuk
m e m b e r i a r a h a n
pengembangan untuk studi
lanjut sesuai dengan
penugasan pimpinan
Departeman atau fakultas
dengan mempertimbangkan
kebutuhan pengembangan
ilmu. Seperti halnya
terbukanya kesempatan
dosen untuk studi lanjut ke
jenjang S3, ataupun
melakukan penelitian dan
publikasi internasional.
Kedua, pemetaan dan
evaluasi sumber daya tenaga
kependidikan yang dilakukan
berbasis kompetensi dan
keahlian. Baik untuk tenaga
kependidikan (tendik)
fungsional maupun
administrasi.“Secara
keseluruhan SDM yang ada
dipersiapkan sebagai SDM
professional.

Workshop percepatan Guru Besar FK UGM

mediaefkagama

Topik Utama 21
Mereka telah memilih untuk
bekerja di FK UGM yang
menuntut untuk bekerja
dengan kompetensi tinggi
dengan kemampuan yang
harus terus berkembang,”
imbuhnya.
Untuk mendukung
pemetaan SDM, Fakultas
K e d o k t e r a n U G M
membentuk 4 tim Adhoc yang
melibatkan seluruh dekanat,
Komisi II Senat Fakultas
Kedokteran, Direksi RS
Sardjito, Direksi RS Akademik
U G M d a n t e n a g a
kependidikan. Keempat tim
tersebut terdiri dari: tim
adhoc-1 membidangi
percepatan kenaikan pangkat
jabatan dari Lektor Kepala ke
Guru Besar; tim adhoc-2
membidangi Dosen dengan
status tenaga pengajar dan
atau yang belum mempunyai
NIDN; tim adhoc-3
membidangi Dosen yang
berasal dari RS Dr. Sardjito
dan RS UGM serta untuk tim
adhoc-4 membidangi
pemetaan tenaga
kependidikan.

Dokter Mahardika
menambahkan, selain SDM,
bidang keuangan juga
menjadi perhatian penting
untuk mendukung kinerja
Fakultas Kedokteran UGM.
Sumber keuangan yang
mendukung kinerja di
Fakultas Kedokteran UGM
berasal dari penerimaan
pendidikan dan penerimaan
non pendidikan (misal dana
penelitian, kerjasama,
pelatihan, BPPTNBH).
Dukungan terhadap program
internasionalisasi akademik
memerlukan perencanaan
kegiatan dan anggaran
(RKAT) yang baik. Rencana
pengeluaran terdiri atas
belanja rutin, belanja
pengembangan dan
investasi. Rencana kegiatan
dan anggaran juga disusun
berdasarkan skala prioritas,
diutamakan untuk
pengembangan. “Dalam
menyusun RKAT kita bisa
merencanakan kegiatan
pengembangan yang
mungkin tidak cukup jika
hanya mengunakan anggaran
rutin, sehingga menjadi
tantangan tersendiri untuk
menggalang dana dari
berbagai sumber,” ungkap dr.
Mahardika.

Secara keseluruhan,
terkait kesiapan dukungan
SDM dan keuangan, tentu
kesadaran untuk
berkontribusi mencapai arah
tujuan pengembangan
Fakultas Kedokteran UGM
m e m a n g h a r u s
terinternalisasi bagi setiap
civitas akademika. Dokter
Mahardika menambahkan
jika kondisi saat ini masih
terasa bahwa pencapaian
target kinerja fakultas seolaholah hanya menjadi tanggung
jawab para pimpinan.
“Kesadaran untuk bersamasama berkontribusi mencapai
target kinerja fakultas itu
yang masih harus terus
digalakkan,” pesannya.
(Reporter: Wiwin. Narasumber: 1.
dr. Gandes Retno Rahayu,
M.Med.Ed., PhD; 2. dr. Yudha
Nurhantari, SpF., PhD; 3. dr. Yodi
Mahendradata, MSc., PhD; 4. dr.
Mei Neni Sitaresmi, SpA(K); 5. Dr. dr.
Mahardika Agus Wijayanti,
DTM&H., M.Kes. Dr. dr. Niken
Trisnowati, MSc., SpK(K))

Kunjungan FK UGM ke Manchester University ( Foto dok. panitia)

mediaefkagama

Topik Khusus

Hemovigilance,

Data Risiko Transfusi Pertama di Indonesia

D

epartemen Patologi
Klinik Fakultas
Kedokteran UGM
meluncurkan web
Hemovigilance, sebagai
bentuk surveilan data risiko
transfusi darah pertama di
Indonesia, Selasa (15/8) dalam
acara The 9th Continuing
Professional Development on
Clinical Pathology and
Laboratory Medicine (CPD
CPLM) Joglosemar 2017.
“Angka risiko transfusi darah
di Yogyakarta sekitar 0,24
persen.

mediaefkagama

Ini memang terkesan angka
kecil, akan tetapi harus
ditindaklanjuti karena terkait
patient safety”, ungkap Ketua
Panitia, Dr. dr. Teguh Triyono,
SpPK(K) di sela-sela acara.
Hemovigilance merupakan
sebuah sistem terbaru yang
dibangun untuk membantu
penatalaksanaan kejadian
reaksi transfusi yang selama
ini kurang mendapatkan
perhatian banyak orang.
Demam, alergi, mual,
menggigil hingga syok
ataupun pingsan disebutsebut sebagai efek samping
yang muncul akibat transfusi
darah.

“Dengan adanya web ini,
kita akan mengembangkan
sistem alert terkait upaya
antisipasi risiko. Tentu ini
penting untuk menentukan
tindak lanjut pasien yang
mengalami paparan risiko
transfusi. Kelak, akan ada
data, analisis dan
rekomendasi nasional yang
selama ini belum ada,”
imbuhnya.
Sistem kerja Hemovigilance
tentu tidak berdiri sendiri. Tim
Departemen Patologi Klinik
Fakultas Kedokteran UGM
juga bekerjasama dengan
RSUP Dr. Sardjito,
Perhimpunan Dokter

Topik Khusus 23
Transfusi Darah Indonesia,
Perhimpunan Dokter
Spesialis Patologi Klinik dan
Kedokteran Laboratorium
Indonesia (PDS PatKLIn),
serta Komite Pelayanan
Darah Kementrian
Kesehatan RI.
Tahun 2017 ini,
Departemen Patologi Klinik
Fakultas Kedokteran UGM
menjadi tuan rumah
pelaksanaan CPD CPLM
Jogjlosemar tanggal 14-16
Agustus yang diikuti kurang
lebih 328 peserta seIndonesia.

Acara yang rutin
diselenggarakan setiap tahun
ini diawali dengan kegiatan
workshop. Sedangkan untuk
hari kedua dan ketiga berisi
presentasi tema-tema terkini
terkait pelayanan kedokteran
laboratorium.
Tuntutan untuk menjaga
pelayanan terkini dan aman
bagi pasien harus semakin
tepat ataupun akurat. Oleh
karenanya, peran modalitas
diagnostik menjadi sangat
penting.

“Apa yang dilakukan
panitia penyelenggara
merupakan sesuatu yang
s a n g a t b e r h a r g a . Te n t u
kerjasama antar spesialis
semakin diperlukan, karena
dalam dunia kedokteran tidak
ada pejuang sendirian. Semua
dilakukan bersama-sama,”
pesan Dekan Fakultas
Kedokteran UGM, Prof. dr.
Ova Emilia, M.Med.Ed., PhD.,
SpOG(K) saat membuka acara
workshop hari pertama,
Senin (14/8) di gedung
Auditorium Fakultas
Kedokteran UGM. [Wiwin]

mediaefkagama

24 Topik Khusus

Fakultas Kedokteran
Mendatangkan 6 Visiting Scholars

K

elainan kongenital
(congenital anomaly)
merupakan salah satu
penyumbang kematian
terbesar bayi baru lahir yang
disebabkan oleh faktor genetik
maupun multifaktorial. Data
Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2007 menunjukkan
bahwa kelainan bawaan
berkontribusi sebesar 1,4
persen terhadap kematian bayi
0-6 hari dan 18,1 persen
terhadap kematian bayi 7-28
hari.
Penanganan kelainan
kongenital secara
komprehensif perlu dilakukan
untuk menurunkan angka
morbiditas dan mortalitasnya.
Untuk mencapai penanganan
komprehensif, diperlukan
pemahaman kelainan tersebut
sejak perkembangan embrio
(developmental biology) dan
bagaimana menegakkan
diagnosisnya lebih dini.Sampai
saat ini, salah satu
penyumbang keterlambatan
diagnosis kelainan kongenital
adalah keterbatasan alat
diagnostik. Selain itu beberapa
alat diagnostik masih bersifat
invasif dan menggunakan sinar
radiasi,sehingga diperlukan
alat diagnostik alternatif yang
bersifat akurat dan affordable.

mediaefkagama

Genetik molekular merupakan
pendekatan diagnostik
yang bersifat robust, tidak
invasif dan tidak memerlukan
sinar radiasi.
Fakultas Kedokteran UGM,
tahun 2017 ini, secara khusus
akan mendatangkan 6 pakar
internasional melalui program
Internasional Visiting Scholar
2017 dari WCU UGM untuk
membahas secara komprehensif
mengenai problem
perkembangan penanganan
kelainan kongenital mulai dari
aspek perkembangan saat
embrio (developmental biology),
penegakan diagnosis dengan
pendekatan genetika molekular
dan manajemen terkini berbasis
karakter spesifik pasien
(personalized medicine).
Kegiatan yang diikuti oleh
peserta dari dalam dan luar
negeri ini direncanakan akan
diselenggarakan dalam dua
bagian. Bagian pertama tanggal
25 Agustus – 3 September 2017,
yaitu International Symposium
and Workshop on Congenital
Anomaly and Developmental
Biology (ISCADB):

Current Concept in the
Pathogenesis, Diagnosis and
Management,dan bagian kedua
pada tanggal 26-31 Oktober 2017,
yaitu Annual Meeting of
Indonesian Society of Human
Genetics (InaSHG): Precision
Medicine – Sharing Discoveries,
Shaping Our Future.
Berikut
merupakan profil masingmasing pakar beserta
keahliannya.Pertama, pakar dari
Johns Hopkins University School
of Medicine, USA, Prof. Aravinda
Chakravarti, merupakan
President American Society of
Human Genetics pada tahun
2008, dengan h-index Scopus: 93
(Author ID: 35355137200).
Kedatangan Prof Aravinda
sejalan dengan terbentuknya
pokja Genetik di Fakultas
Kedokteran dan dalam rangka
pengembangan clinical genetics.
Kedua, Pakar dari RIKEN Center
for Developmental Biology &
Waseda University, Japan, Prof.
Carina Hanashima merupakan
salah satu team leader di RIKEN
CDB.Laboratorium Prof. Carina
merupakan salah satu
laboratorium animal model
terbaik untuk bidang
developmental biology,
khususnya perkembangan
neokorteks.

Topik Khusus 25
Prof. Carina merupakan salah
satu neuroscientist terbaik di
Jepang bahkan dunia. Selain itu,
Prof. Carina sekarang berafiliasi
dengan Waseda University
Graduate School of Advanced
Science and Engineering,
dengan h-index Scopus: 10
(Author ID: 6507792639).
Kedatangan Prof. Carina tentu
akan bermanfaat untuk
mengembangkan ilmu
neuroscience dan animal
laboratioum di Fakultas
Kedokteran UGM. Selain
aktivitas di Fakultas Kedokteran,
telah dilakukan penjajakan
kerjasama antara Prof Carina
dengan Fakultas Biologi UGM.
Ketiga, adalah pakar dari
Newcastle University, UK, Prof.
Volker Straub, merupakan
Koordinator penelitian
translasional penyakit
neuromuskular, sehingga
kedatangannya akan membantu
pengembangan penelitian uji
klinis dan penelitian
translasional penyakit
neuromuscular, salah satunya
adalah penyakit Duchenne
M u s c u l a r D y s t r o p h y . Te l a h
banyak publikasi Internasional
terkait manajemen penyakit
neuromuscular yang dihasilkan
dan disitasi oleh banyak peneliti
Internasional institusi lain,
dibuktikan dengan h-index
Scopus: 54 (Author ID:
7003355969). Kedatangan Prof
Volker dalam rangka inisiasi
gene therapy untuk penyakit
DMD.

Keempat, pakar dari Kobe
Children Hospital dan Kobe
University Hospital, Japan, Prof.
Kosaku Maeda, merupakan
Professor bedah anak (Chief
Surgeon) di Kobe Children
Hospital dan Kobe University
Hospital. Keahlian Prof. Kosaku
Maeda adalah operasi jalan
napas pada anak (pediatric
airway surgery), di mana
keahlian ini sangat jarang
ditemukan pada ahli bedah anak
di institusi lain. Sehingga,
kedatangan beliau akan
membantu mengembangkan
keahlian dan pengetahuan
tentang pediatric airway surgery.
Keahlian tersebut dibuktikan
dengan publikasi Internasional
yang banyak disitasi oleh peneliti
dan klinisi insitusi lain,
dibuktikan dengan h-index
Scopus: 11 (Author ID:
55469902400).
Selain itu, pakar kelima
berasal dari Faculty of Public
Health and Life Sciences,
University of South Asia, Dhaka,
Bangladesh. Prof. Mohammad
A. Muhit, yang merupakan
professor oftalmologi dan telah
berkecimpung dalam penelitian
kesehatan masyarakat (public
health) dan telah berperan besar
dalam pencegahan kebutaan di
negara Bangladesh serta
registry penyakit cerebral palsy.
Kerjasama dengan Prof Muhit
sudah berlangsung beberapa
tahun belakangan ini tidak hanya
dengan FK UGM, namun dengan
komunitas di DIY terkait
kebutaan.

Kedatangan Prof. Muhit saat ini,
akan sangat membantu
mengembangkan registry
cerebral palsy di Yogyakarta
sehingga penanganan penyakit
ini menjadi lebih komprehensif.
Publikasi terkait registry cerebral
palsy dan pencegahan kebutaan
di Bangladesh telah
menginspirasi peneliti institusi
lain termasuk UGM. Prof Muhit
mempunyai h-index Scopus: 10
(Author ID: 6507006134).
Terakhir adalah pakar dari
The University of Hong Kong,
China, Prof. Kenneth Wong,
yang merupakan klinisi (spesialis
bedah anak) dan telah
melakukan penelitian bersifat
translational (nanotechnologybased treatment). Prof. Kenneth
merupakan ahli operasi minimal
invasive (laparoskopi) dan
nanotechnology-based
treatment sehingga
kedatangannya akan
memberikan insight baru
mengenai penerapan/aplikasi
teknologi nano untuk terapi
(tra