Tata Upacara Pemberangkatan, Peraturan Peraturan dan Formulir Dana Sosial – DP KORPRI Kabupaten Sleman SK-02 (Tatib)
MUSYAWARAH NASIONAL VII KORPRI
KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL VII
KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : KEP-02/MUNAS .VII/XI/2009
TENTANG
TATA TERTIB MUSYAWARAH NASIONAL VII KORPRI
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
MUSYAWARAH NASIONAL VII KORPRI,
Menimbang
: a. bahwa Musyawarah Nasional VII KORPRI merupakan
lembaga
musyawarah
tertinggi
KORPRI
sebagaimana diatur dalam Pasal 40 ayat 1
Anggaran
Dasar
KORPRI
hasil
Musyawarah
NasionalMUNAS VI KORPRI Tahun 2004, telah
ditetapkan untuk diselenggarakan pada tanggal 17
sampai dengan 19 Nopember 2009.
b. bahwa dalam rangka memperlancar kegiatankegiatan selama penyelenggaraan Musyawarah
NasionalMUNAS
VII
KORPRI
sehingga
dapat
berdayaguna dan berhasilguna, maka dipandang
perlu
menetapkan
Tata
Tertib
Musyawarah
NasionalMUNAS VII KORPRI Tahun 2009.
Mengingat
: 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 82
Tahun 1971 tanggal 29 Nopember 1971 tentang
Korps Pegawai Republik Indonesia.
2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 16
Tahun 2005 tanggal 8 Juni 2005 tentang Pengesahan
Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga KORPRI.
Memperhatik
an
: Saran, pendapat dan usul yang dikemukakan peserta
dalam Musyawarah Nasional VII KORPRI tanggal 17
-sampai dengan 19 Nopember 2009.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
:
KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL VII KORPRI
TENTANG PERATURAN TATA TERTIB MUSYAWARAH
NASIONAL VII KORPRI TAHUN 2009.
Munas VII KORPRI Tahun 2009
1
Munas VII KORPRI Tahun 2009
2
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Tata Tertib ini yang dimaksud dengan :
1.
Musyawarah Nasional VII
KORPRI adalah lembaga musyawarah
tertinggi di tingkat nasional Korps Pegawai Republik Indonesia yang
diselenggarakan pada tanggal 17 sampai dengan tanggal 19
Nopember 2009 di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, selanjutnya dalam
Keputusan ini disingkat MUNAS VII.
2.
MUNAS VII diselenggarakan berdasarkan prinsip musyawarah untuk
mencapai mufakat.
3.
Peserta MUNAS VII adalah peserta utusan.
4.
Rapat Formatur adalah rapat yang dihadiri oleh seluruh Anggota
Formatur.
5.
Rapat Paripurna adalah rapat yang dihadiri oleh seluruh peserta
MUNAS VII.
6.
Rapat Pimpinan adalah rapat yang dihadiri oleh Pimpinan MUNAS VII.
7.
Rapat Komisi adalah rapat yang dihadiri oleh seluruh peserta MUNAS
VII dari Komisi yang bersangkutan.
8.
Rapat Sub Komisi adalah rapat yang dihadiri oleh seluruh peserta
MUNAS VII dari Sub Komisi yang bersangkutan.
9.
Rapat Tim Perumus adalah rapat yang dihadiri oleh seluruh anggota
dari Tim Perumus.
10. Rapat Tertutup adalah rapat yang dihadiri oleh peserta MUNAS VII
yang diundang secara khusus dan rapat bersifat terbatas serta
tertutup bagi peserta lainnya.
11. Rapat Terbuka adalah rapat yang dihadiri oleh peserta MUNAS VII.
12. Hak Bicara adalah hak bagi setiap peserta MUNAS VII untuk
menyampaikan pendapat, saran dan usul.
13. Hak Suara adalah hak bagi setiap peserta MUNAS VII untuk memilih
dan dipilih.
Pasal 2
(1) Kedaulatan Organisasi ada di tangan anggota dan dilaksanakan
sepenuhnya oleh MUNAS VII.
(2) MUNAS VII dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan pada
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KORPRI sebagaimana diatur
dalam Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 2005 serta Peraturan Tata
Tertib ini.
Munas VII KORPRI Tahun 2009
3
Munas VII KORPRI Tahun 2009
4
BAB II
TUGAS DAN WEWENANG
Pasal 3
(1) Berdasarkan Anggaran Dasar KORPRI Pasal 40 ayat (3),
mempunyai tugas dan wewenang untuk :
MUNAS
a. Menetapkan atau mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga;
b. Menilai laporan pertanggungjawaban Dewan Pengurus Nasional
KORPRI;
c. Menetapkan Program Umum KORPRI;
d. Memilih Pengurus Dewan Pengurus Nasional KORPRI;
e. Membentuk komisi verifikasi apabila diperlukan;
f.
Menetapkan Doktrin, Kode Etik, Panji, Lambang, Lagu, dan Atribut
KORPRI.
(2) Tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)
diatas dapat diadakan perubahan atau penyesuaian berdasarkan
Keputusan-keputusan MUNAS VII KORPRI Tahun 2009.
BAB III
PESERTA
Pasal 4
(1) Sesuai Anggaran Dasar KORPRI Pasal 40 ayat (2), MUNAS diadakan
setiap lima tahun sekali, dengan peserta yang terdiri dari :
a. Dewan Pengurus Nasional (DPN) KORPRI ;
b. Utusan Pengurus Unit Nasional KORPRI ;
c. Utusan Dewan Pengurus Provinsi (DP Provinsi) KORPRI ;
d. Utusan Dewan Pengurus Kabupaten/Kota (DP Kab/Kota) KORPRI.
(2) Peserta sebagaimana tersebut ayat (1) huruf b, c, dan d masingmasing harus memiliki mandat penuh secara tertulis dari Dewan
Pengurus KORPRI sesuai dengan tingkatannya.
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA
Pasal 5
Peserta memiliki :
Munas VII KORPRI Tahun 2009
5
a. Hak bicara ;
b. Hak suara.
Pasal 6
(1) Peserta berhak mengajukan pendapat, saran, dan tanggapan baik
secara lisan maupun tertulis dalam rapat-rapat.
(2) Pendapat, saran, dan tanggapan disampaikan secara singkat, jelas
dan santun.
Pasal 7
(1) Setiap Peserta berhak mengajukan usul perubahan terhadap
Rancangan Materi Keputusan yang disiapkan Panitia MUNAS VII.
(2) Pokok-pokok usul perubahan dapat dikemukakan
Paripurna, Rapat Komisi, atau Rapat Sub Komisi.
dalam
Rapat
Pasal 8
Setiap Peserta berkewajiban :
a.
Mematuhi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Peraturan Tata
Tertib ini.
b.
Menghadiri Rapat Paripurna, Rapat Komisi dan Rapat Sub Komisi
sebagaimana diatur dalam peraturan Tata Tertib ini.
c.
Memelihara kelancaran dan ketertiban MUNAS VII.
BAB V
ALAT KELENGKAPAN MUNAS
Pasal 9
MUNAS VII mempunyai alat kelengkapan sebagai berikut :
a.
Pimpinan MUNAS VII;
b.
Komisi;
c.
Tim Perumus;
d.
Formatur.
Pasal 10
(1) Pimpinan MUNAS VII dipilih dari Peserta MUNAS VII.
Munas VII KORPRI Tahun 2009
6
(2) Sebelum Pimpinan MUNAS VII dipilih sebagaimana dimaksud ayat (1),
MUNAS VII dipimpin oleh Dewan Pengurus Nasional KORPRI sebagai
Pimpinan Sementara.
(3) Tugas Pimpinan Sementara adalah
untuk :
memimpin Rapat Paripurna
a. Mengesahkan dan menetapkan Jadwal Acara MUNAS VII;
b. Mengesahkan dan menetapkan Peraturan Tata Tertib MUNAS VII;
c. Memilih dan menetapkan Pimpinan MUNAS VII.
(4) Pimpinan MUNAS VII merupakan satu kesatuan yang bersifat kolektif
dan terdiri dari :
a. 1 (satu) orang dari Dewan Pengurus Nasional KORPRI;
b. 2 (dua) orang yang mewakili Dewan Pengurus Unit Nasional
KORPRI;
c. 2 (dua) orang yang mewakili Dewan Pengurus Provinsi KORPRI;
d. 1 (satu) orang yang mewakili Dewan Pengurus Kabupaten / Kota
KORPRI.
(5) Pimpinan MUNAS VII yang dimaksud pada :
a. Ayat (4) huruf a ditetapkan oleh Dewan Pengurus Nasional
KORPRI.
b. Ayat (4) huruf b, yang mewakili Dewan Pengurus Unit Nasional
KORPRI diusulkan melaui Pimpinan Sementara MUNAS VII.
c. Ayat (4) huruf c, dua orang yang mewakili Dewan Pengurus
KORPRI Provinsi diusulkan melalui Pimpinan Sementara MUNAS VII.
d. Ayat (4) huruf d dan e, masing-masing satu orang yang mewakili
Dewan Pengurus Kabupaten/Kota KORPRI .
e. Diusulkan melalui Pimpinan Sementara MUNAS VII.
(6) Pimpinan Sementara mengumumkan nama-nama Calon Anggota
Pimpinan MUNAS VII sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan (5)
dalam Rapat Paripurna untuk disahkan menjadi Anggota Pimpinan
MUNAS VII.
(7) Komposisi Pimpinan MUNAS VII terdiri dari :
a. Seorang Ketua merangkap anggota;
b. Seorang Wakil Ketua merangkap anggota;
c. Seorang Sekretaris merangkap anggota;
d. Empat orang anggota yang dipilih dari dan oleh anggota Pimpinan
MUNAS VII.
(8) Pembagian tugas diantara anggota Pimpinan MUNAS VII sebagaimana
dimaksud dalam ayat (7) diatur secara musyawarah dan mufakat
diantara mereka.
Pasal 11
Munas VII KORPRI Tahun 2009
7
Tugas dan wewenang Pimpinan MUNAS VII adalah :
a. Memimpin Rapat Paripurna dan menyelenggarakan Rapat Pimpinan
MUNAS VII.
b.
Menjaga kelancaran dan ketertiban MUNAS VII.
Munas VII KORPRI Tahun 2009
8
Pasal 12
MUNAS VII membentuk Tiga Komisi yaitu :
a.
Komisi
yang
membidangi
Laporan
Pertanggungjawaban Dewan Pengurus Nasional KORPRI Periode 2004 –
2009, Rekomendasi Musyawarah Nasional VII KORPRI dan Deklarasi
Sapta Karsa KORPRI;
b.
Komisi yang membidangi Perubahan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
c.
Komisi yang membidangi untuk penyusunan
Program Nasional KORPRI, penetapan Pakaian Seragam batik KORPRI,
Pakaian Seragam Dinas Upacara KORPRI dan penetapan kembali
Lambang, Panji dan Mars KORPRI.
Pasal 13
(1) Setiap Peserta MUNAS VII wajib menjadi anggota salah satu Komisi.
(2) Jumlah dan pembagian anggota Komisi ditetapkan oleh Pimpinan
MUNAS VII.
Pasal 14
(1) Komposisi Pimpinan Komisi terdiri dari :
a. Seorang Ketua merangkap anggota;
b. Seorang Sekretaris merangkap anggota;
c. Tiga orang anggota.
(2) Pimpinan Komisi dipilih dari dan oleh Peserta MUNAS VII dalam Rapat
Komisi.
(3) Pembagian tugas antara anggota Pimpinan Komisi diatur secara
musyawarah dan mufakat.
(4) Pimpinan Komisi merupakan satu kesatuan yang bersifat kolektif.
Pasal 15
(1) Komisi bertugas memusyawarahkan dan mengambil keputusan
mengenai bidang yang menjadi tugas Komisi yang bersangkutan.
(2) Laporan
Komisi
disusun
oleh
Pimpinannya
masing-masing
berdasarkan pendapat, saran dan tanggapan para anggota Komisi.
Pasal 16
(1) Komisi memberikan laporan kepada Rapat Paripurna tentang hasil
kerjanya untuk ditetapkan.
Munas VII KORPRI Tahun 2009
9
(2) Pembicaraan dalam Rapat Komisi dicatat sebagai notulen untuk
disusun menjadi suatu risalah.
Pasal 17
Tim Perumus
(1) Untuk merumuskan hasil Rapat Komisi dibentuk Tim Perumus.
(2) Tim Perumus terdiri dari Pimpinan
ditambah beberapa anggota Komisi.
Komisi
yang
bersangkutan
(3) Tim Perumus ditetapkan oleh Pimpinan Rapat Komisi.
(4) Tim Perumus dipimpin oleh Ketua Komisi yang bersangkutan.
(5) Tim Perumus Komisi melaporkan hasil kerjanya kepada Rapat Komisi.
(6) Pimpinan Komisi melaporkan
Paripurna.
hasil kerja
Komisi kepada
Rapat
BAB VI
RAPAT-RAPAT
Pasal 18
Jenis-jenis rapat terdiri dari :
a.
Rapat Paripurna.
b.
Rapat Pimpinan.
c.
Rapat Komisi.
d.
Rapat Tim Perumus.
e.
Rapat Tim Formatur.
Pasal 19
(1) Setiap rapat dilaksanakan sesuai jadwal waktu yang telah ditetapkan.
(2) Setiap menghadiri rapat, peserta MUNAS VII menandatangani daftar
hadir dan memperlihatkan tanda peserta kepada Panitia MUNAS VII.
(3) Pimpinan Rapat membuka rapat setelah kuorum terpenuhi.
Pasal 20
(1) Setelah rapat dinyatakan sah, Pimpinan Rapat menjelaskan secara
singkat pokok acara rapat dan masalahnya.
(2) Pimpinan Rapat memberikan kesempatan yang cukup kepada setiap
peserta MUNAS VII untuk berperan serta dalam setiap rapat dengan
menggunakan hak dan kewajibannya secara tertib dan santun.
Munas VII KORPRI Tahun 2009
10
(3) Pimpinan Rapat dapat menentukan urutan dan lamanya peserta
MUNAS VII berbicara.
(4) Pimpinan Rapat dapat memperingatkan pembicara yang menyimpang
dari pokok pembicaraan dan meminta supaya kembali kepada pokok
pembicaraan semula.
(5) Apabila Pimpinan Rapat akan berbicara selaku peserta, maka untuk
sementara fungsi Pimpinan Rapat diserahkan kepada salah seorang
anggota pimpinan rapat.
Pasal 21
(1) Pimpinan Rapat mencatat pendapat dan atau usul yang diajukan oleh
peserta MUNAS VII.
(2) Apabila Pimpinan Rapat menganggap pendapat peserta MUNAS VII
belum jelas, kepada yang bersangkutan diberikan kesempatan untuk
mengulanginya dengan singkat.
(3) Pimpinan Rapat mengambil kesimpulan berdasarkan pendapat yang
diajukan dalam rapat.
Pasal 22
(1) Peserta MUNAS VII dapat berbicara dalam Rapat Paripurna dan Rapat
Komisi.
(2) Pimpinan Rapat mendaftar peserta MUNAS VII yang akan berbicara.
(3) Pimpinan Rapat tidak mengizinkan peserta MUNAS VII yang belum
mendaftarkan namanya untuk berbicara.
(4) Peserta MUNAS VII berbicara setelah mendapat izin dari Pimpinan
Rapat.
Pasal 23
(1) Peserta MUNAS VII dapat mengadakan interupsi untuk :
a. Minta penjelasan pokok materi yang dibicarakan.
b. Mengajukan usul pembahasan materi yang sedang dibicarakan.
(2) Penyampaian interupsi tidak boleh melebihi waktu tiga menit.
Pasal 24
Apabila Peserta MUNAS VII dalam menggunakan hak bicara melanggar
Tata Tertib ini sehingga mengganggu jalannya rapat, Pimpinan Rapat dapat
melakukan peringatan pertama, peringatan kedua dan menghentikan
pembicaraan.
Pasal 25
Munas VII KORPRI Tahun 2009
11
(1) Apabila Pimpinan Rapat menganggap perlu, maka ia dapat menunda
rapat dengan persetujuan peserta rapat.
(2) Lamanya penundaan Rapat tidak boleh melebihi waktu 30 (tiga puluh)
menit.
Pasal 26
(1) Rapat-rapat dapat dilaksanakan secara tertutup atau terbuka.
(2) Hasil rapat tertutup hanya dapat diumumkan oleh Pimpinan Rapat.
Pasal 27
Setiap rapat dibuat risalah dengan menggunakan format yang telah
disiapkan Panitia MUNAS VII.
BAB VII
TATA CARA PEMILIHAN KETUA UMUM DAN KUORUM
SERTA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 28
(1) Pemilihan Ketua Umum dilakukan melalui Pemungutan Suara oleh
Peserta MUNAS VII secara langsung, bebas dan rahasia.
(2) Selain memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) KORPRI, maka yang
dapat dipilih sebagai Ketua Formatur/Ketua Umum adalah yang
memenuhi kriteria :
a. Kapasitas, kapabilitas dan akseptabilitas;
b. Mampu bekerjasama secara kolektif pada tingkat nasional dan
daerah;
c. Mampu menggerakkan organisasi sesuai Visi dan Misi KORPRI;
d. Bersedia berdomisili di Ibukota Negara;
e.
f.
(3)
Memiliki komitmen dan kompetensi untuk melaksanakan AD/ART
dan Program KORPRI;
Pada saat dipilih diutamakan yang berusia maksimal 55 (lima
puluh lima) Tahun.
Calon Ketua Umum menyampaikan visi dan misinya di hadapan
peserta MUNAS VII KORPRI, maksimal selama 15 (lima belas) menit.
Munas VII KORPRI Tahun 2009
12
Pasal 29
(1) Calon Ketua Umum diusulkan dari Dewan Pengurus Nasional, Dewan
Pengurus
Unit Nasional, Dewan Pengurus Provinsi
dan Dewan
Pengurus Kabupaten/Kota KORPRI sebagai hasil musyawarah dari
masing-masing tingkat kepengurusan.
(2) Nama-nama calon Ketua Umum tersebut dalam ayat (1) disampaikan
secara tertulis kepada Pimpinan Rapat dengan cara sebagai berikut:
a. Calon dari Dewan Pengurus Nasional
diusulkan
kesepakatan pengurus sebanyak 1 (satu) orang calon.
melalui
b. Calon dari Dewan Pengurus Unit Nasional diusulkan melalui
gabungan Unit Nasional masing-masing sebanyak 1 (satu) calon.
c. Calon dari Dewan Pengurus Provinsi diusulkan melalui gabungan
Dewan Pengurus Provinsi masing-masing sebanyak 1 (satu) calon.
d. Calon dari Dewan Pengurus Kabupaten/Kota diusulkan melalui
gabungan Dewan Pengurus Kabupaten/Kota masing-masing
sebanyak 1 (satu) orang calon.
Pasal
30
(1)
Pimpinan Rapat Paripurna mengumumkan
nama-nama calon Ketua Umum secara alfabetis untuk dipilih oleh
para peserta.
(2)
Calon Ketua Umum dianggap sah apabila
mendapatkan suara 50 % + 1 dari para peserta yang memberikan
suara.
(3)
Apabila jumlah suara belum memenuhi
ketentuan ayat (4) tersebut di atas, maka dilakukan pemilihan
kembali terhadap calon yang mendapatkan suara terbanyak 1 dan 2,
untuk mendapatkan suara terbanyak.
Pasal
31
Apabila hanya terdapat satu calon Ketua Umum, maka yang bersangkutan
dinyatakan secara aklamasi sebagai Ketua Umum terpilih.
Pasal
32
(1) Ketua Umum terpilih ditetapkan sebagai Ketua Formatur dan
diberikan mandat penuh oleh MUNAS VII untuk menyusun komposisi
personalia Dewan Pengurus Nasional (DPN) dalam waktu 15
(limabelas) hari setelah MUNAS VII.
Munas VII KORPRI Tahun 2009
13
(2) Formatur terdiri dari :
a. Ketua Umum terpilih sebagai Ketua Formatur merangkap anggota;
b. Satu orang yang mewakili Dewan Pengurus Nasional KORPRI, dua
orang yang mewakili Pengurus Unit Nasional, dua orang yang
mewakili Dewan Pengurus Provinsi, dua orang yang mewakili
Dewan Pengurus Kabupaten/Kota KORPRI sebagai anggota
Formatur.
(3) Formatur sebagaimana tersebut dalam ayat (2)
perwakilan yang diusulkan kepada Pimpinan MUNAS VII.
merupakan
(4) Pimpinan MUNAS VII mengumumkan nama-nama anggota Formatur
dalam Rapat Paripurna
(5) Sekretaris Formatur dipilih dari dan oleh anggota Formatur.
Pasal
33
(1) Setiap rapat memerlukan kuorum.
(2) Rapat sah apabila mencapai “kuorum”, yaitu dihadiri oleh lebih dari
setengah jumlah Peserta MUNAS VII.
(3)
Rapat Paripurna untuk mengubah AD/ART, Doktrin, Kode Etik,
Lambang, Panji, Logo dan attribut, Program KORPRI dan memilih
Ketua Umum adalah sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya dua
pertiga dari jumlah Peserta MUNAS VII sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2).
Pasal
34
(1) Apabila kuorum sebagaimana dimaksud dalam pasal 32 ayat (2) tidak
tercapai, maka rapat ditunda paling lama 30 (tiga puluh) menit.
(2) Setelah rapat ditunda sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan
kuorum belum juga tercapai, maka Pimpinan Rapat dapat
melangsungkan rapat.
(3) Apabila kuorum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3) tidak
tercapai maka rapat ditunda paling lama 1 (satu) jam.
(4) Setelah penundaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) kuorum
tetap tidak tercapai, maka rapat dapat diteruskan dan dinyatakan
sah.
Pasal
35
(1) Pengambilan keputusan diusahakan sejauh mungkin dengan cara
musyawarah untuk mencapai mufakat.
Munas VII KORPRI Tahun 2009
14
(2) Setelah musyawarah untuk mencapai mufakat yang diupayakan
dengan sungguh-sungguh tidak berhasil, maka putusan dengan suara
terbanyak melalui pemungutan suara dapat dilakukan.
(3) Pemungutan suara dilakukan secara rahasia dan tertulis.
Pasal
36
(1) Pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada pasal 35 ayat (2)
dan (3) dilakukan secara langsung oleh Peserta MUNAS VII.
(2) Hak suara Peserta MUNAS VII diatur sebagai berikut:
a. Utusan DPN mempunyai 20 (dua puluh) suara;
b. Utusan Pengurus Unit Nasional mempunyai tiga suara;
c. Utusan DP Prop KORPRI mempunyai tiga suara;
d. Utusan DP Kab/Kota KORPRI mempunyai satu suara.
(3) Wakil utusan masing-masing kepengurusan KORPRI tersebut pada
ayat (2) mengisi formulir yang disediakan oleh panitia dan segera
menyerahkan kepada Pimpinan Rapat Paripurna.
(4) Pimpinan Rapat Paripurna memeriksa dan meneliti formulir tersebut
pada ayat (3);
(5) Pimpinan Rapat Paripurna dibantu oleh Panitia menetapkan calon
pemilih menjadi pemilih untuk selanjutnya memanggil para pemilih
satu persatuguna :
a. Menerima formulir mandat pemilih selanjutnya menyerahkan
surat suara guna melaksanakan hak pilihnya.
b. Penghitungan surat suara dilakukan secara terbuka;
(6) Pimpinan Rapat Paripurna membacakan hasil Pemungutan Suara
dengan menyebutkan nama-nama calon Ketua Umum KORPRI dan
jumlah perolehan suaranya.
(7) Pimpinan Rapat Paripurna selaku Pimpinan MUNAS VII mengesahkan
dan menetapkan nama yang memperoleh suara terbanyak sebagai
Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional (DPN) KORPRI periode 2009 –
2014 sekaligus sebagai ketua formatur.
Pasal
37
Setiap keputusan hasil MUNAS VII baik secara aklamasi maupun
berdasarkan suara terbanyak, harus diterima dan dilaksanakan dengan
kesungguhan, keikhlasan, kejujuran dan penuh rasa tanggung jawab.
BAB VIII
Munas VII KORPRI Tahun 2009
15
LAIN-LAIN
Pasal 38
(1) Apabila dipandang perlu, MUNAS VII dapat membentuk Panitia Ad Hoc
untuk membahas masalah-masalah tertentu.
(2) Jumlah anggota dan komposisi pimpinan Panitia Ad Hoc ditetapkan
oleh Pimpinan MUNAS VII dengan persetujuan Rapat Paripurna.
(3) Panitia Ad Hoc melaporkan tugasnya dalam Rapat Paripurna.
Pasal 39
(1) Bahan-bahan MUNAS VII disiapkan oleh Panitia MUNAS VII.
(2) Setiap keputusan MUNAS VII ditandatangani oleh Pimpinan
VII.
BAB
MUNAS
IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 40
Segala sesuatu yang belum diatur dalam peraturan Tata Tertib ini
ditentukan lebih lanjut didalam Rapat Paripurna MUNAS VII KORPRI.
Pasal
41
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 18 Nopember 2009
PIMPINAN SEMENTARA
MUSYAWARAH NASIONAL VII KORPRI
TAHUN 2009
Ketua,
Sekretaris,
Drs. Seman Widjojo, M.Si.
Oni Bibin Bintoro, Dipl.Ing.,
M.Sc.
PIMPINAN SEMENTARA
MUSYAWARAH NASIONAL VII KORPRI TAHUN 2009
Munas VII KORPRI Tahun 2009
16
Ketua,
Sekretaris,
Drs. Seman Widjojo, M.Si.
Oni Bibin Bintoro, Dipl.Ing, M.Sc
Munas VII KORPRI Tahun 2009
17
KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL VII
KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : KEP-02/MUNAS .VII/XI/2009
TENTANG
TATA TERTIB MUSYAWARAH NASIONAL VII KORPRI
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
MUSYAWARAH NASIONAL VII KORPRI,
Menimbang
: a. bahwa Musyawarah Nasional VII KORPRI merupakan
lembaga
musyawarah
tertinggi
KORPRI
sebagaimana diatur dalam Pasal 40 ayat 1
Anggaran
Dasar
KORPRI
hasil
Musyawarah
NasionalMUNAS VI KORPRI Tahun 2004, telah
ditetapkan untuk diselenggarakan pada tanggal 17
sampai dengan 19 Nopember 2009.
b. bahwa dalam rangka memperlancar kegiatankegiatan selama penyelenggaraan Musyawarah
NasionalMUNAS
VII
KORPRI
sehingga
dapat
berdayaguna dan berhasilguna, maka dipandang
perlu
menetapkan
Tata
Tertib
Musyawarah
NasionalMUNAS VII KORPRI Tahun 2009.
Mengingat
: 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 82
Tahun 1971 tanggal 29 Nopember 1971 tentang
Korps Pegawai Republik Indonesia.
2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 16
Tahun 2005 tanggal 8 Juni 2005 tentang Pengesahan
Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga KORPRI.
Memperhatik
an
: Saran, pendapat dan usul yang dikemukakan peserta
dalam Musyawarah Nasional VII KORPRI tanggal 17
-sampai dengan 19 Nopember 2009.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
:
KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL VII KORPRI
TENTANG PERATURAN TATA TERTIB MUSYAWARAH
NASIONAL VII KORPRI TAHUN 2009.
Munas VII KORPRI Tahun 2009
1
Munas VII KORPRI Tahun 2009
2
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Tata Tertib ini yang dimaksud dengan :
1.
Musyawarah Nasional VII
KORPRI adalah lembaga musyawarah
tertinggi di tingkat nasional Korps Pegawai Republik Indonesia yang
diselenggarakan pada tanggal 17 sampai dengan tanggal 19
Nopember 2009 di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, selanjutnya dalam
Keputusan ini disingkat MUNAS VII.
2.
MUNAS VII diselenggarakan berdasarkan prinsip musyawarah untuk
mencapai mufakat.
3.
Peserta MUNAS VII adalah peserta utusan.
4.
Rapat Formatur adalah rapat yang dihadiri oleh seluruh Anggota
Formatur.
5.
Rapat Paripurna adalah rapat yang dihadiri oleh seluruh peserta
MUNAS VII.
6.
Rapat Pimpinan adalah rapat yang dihadiri oleh Pimpinan MUNAS VII.
7.
Rapat Komisi adalah rapat yang dihadiri oleh seluruh peserta MUNAS
VII dari Komisi yang bersangkutan.
8.
Rapat Sub Komisi adalah rapat yang dihadiri oleh seluruh peserta
MUNAS VII dari Sub Komisi yang bersangkutan.
9.
Rapat Tim Perumus adalah rapat yang dihadiri oleh seluruh anggota
dari Tim Perumus.
10. Rapat Tertutup adalah rapat yang dihadiri oleh peserta MUNAS VII
yang diundang secara khusus dan rapat bersifat terbatas serta
tertutup bagi peserta lainnya.
11. Rapat Terbuka adalah rapat yang dihadiri oleh peserta MUNAS VII.
12. Hak Bicara adalah hak bagi setiap peserta MUNAS VII untuk
menyampaikan pendapat, saran dan usul.
13. Hak Suara adalah hak bagi setiap peserta MUNAS VII untuk memilih
dan dipilih.
Pasal 2
(1) Kedaulatan Organisasi ada di tangan anggota dan dilaksanakan
sepenuhnya oleh MUNAS VII.
(2) MUNAS VII dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan pada
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KORPRI sebagaimana diatur
dalam Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 2005 serta Peraturan Tata
Tertib ini.
Munas VII KORPRI Tahun 2009
3
Munas VII KORPRI Tahun 2009
4
BAB II
TUGAS DAN WEWENANG
Pasal 3
(1) Berdasarkan Anggaran Dasar KORPRI Pasal 40 ayat (3),
mempunyai tugas dan wewenang untuk :
MUNAS
a. Menetapkan atau mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga;
b. Menilai laporan pertanggungjawaban Dewan Pengurus Nasional
KORPRI;
c. Menetapkan Program Umum KORPRI;
d. Memilih Pengurus Dewan Pengurus Nasional KORPRI;
e. Membentuk komisi verifikasi apabila diperlukan;
f.
Menetapkan Doktrin, Kode Etik, Panji, Lambang, Lagu, dan Atribut
KORPRI.
(2) Tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)
diatas dapat diadakan perubahan atau penyesuaian berdasarkan
Keputusan-keputusan MUNAS VII KORPRI Tahun 2009.
BAB III
PESERTA
Pasal 4
(1) Sesuai Anggaran Dasar KORPRI Pasal 40 ayat (2), MUNAS diadakan
setiap lima tahun sekali, dengan peserta yang terdiri dari :
a. Dewan Pengurus Nasional (DPN) KORPRI ;
b. Utusan Pengurus Unit Nasional KORPRI ;
c. Utusan Dewan Pengurus Provinsi (DP Provinsi) KORPRI ;
d. Utusan Dewan Pengurus Kabupaten/Kota (DP Kab/Kota) KORPRI.
(2) Peserta sebagaimana tersebut ayat (1) huruf b, c, dan d masingmasing harus memiliki mandat penuh secara tertulis dari Dewan
Pengurus KORPRI sesuai dengan tingkatannya.
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA
Pasal 5
Peserta memiliki :
Munas VII KORPRI Tahun 2009
5
a. Hak bicara ;
b. Hak suara.
Pasal 6
(1) Peserta berhak mengajukan pendapat, saran, dan tanggapan baik
secara lisan maupun tertulis dalam rapat-rapat.
(2) Pendapat, saran, dan tanggapan disampaikan secara singkat, jelas
dan santun.
Pasal 7
(1) Setiap Peserta berhak mengajukan usul perubahan terhadap
Rancangan Materi Keputusan yang disiapkan Panitia MUNAS VII.
(2) Pokok-pokok usul perubahan dapat dikemukakan
Paripurna, Rapat Komisi, atau Rapat Sub Komisi.
dalam
Rapat
Pasal 8
Setiap Peserta berkewajiban :
a.
Mematuhi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Peraturan Tata
Tertib ini.
b.
Menghadiri Rapat Paripurna, Rapat Komisi dan Rapat Sub Komisi
sebagaimana diatur dalam peraturan Tata Tertib ini.
c.
Memelihara kelancaran dan ketertiban MUNAS VII.
BAB V
ALAT KELENGKAPAN MUNAS
Pasal 9
MUNAS VII mempunyai alat kelengkapan sebagai berikut :
a.
Pimpinan MUNAS VII;
b.
Komisi;
c.
Tim Perumus;
d.
Formatur.
Pasal 10
(1) Pimpinan MUNAS VII dipilih dari Peserta MUNAS VII.
Munas VII KORPRI Tahun 2009
6
(2) Sebelum Pimpinan MUNAS VII dipilih sebagaimana dimaksud ayat (1),
MUNAS VII dipimpin oleh Dewan Pengurus Nasional KORPRI sebagai
Pimpinan Sementara.
(3) Tugas Pimpinan Sementara adalah
untuk :
memimpin Rapat Paripurna
a. Mengesahkan dan menetapkan Jadwal Acara MUNAS VII;
b. Mengesahkan dan menetapkan Peraturan Tata Tertib MUNAS VII;
c. Memilih dan menetapkan Pimpinan MUNAS VII.
(4) Pimpinan MUNAS VII merupakan satu kesatuan yang bersifat kolektif
dan terdiri dari :
a. 1 (satu) orang dari Dewan Pengurus Nasional KORPRI;
b. 2 (dua) orang yang mewakili Dewan Pengurus Unit Nasional
KORPRI;
c. 2 (dua) orang yang mewakili Dewan Pengurus Provinsi KORPRI;
d. 1 (satu) orang yang mewakili Dewan Pengurus Kabupaten / Kota
KORPRI.
(5) Pimpinan MUNAS VII yang dimaksud pada :
a. Ayat (4) huruf a ditetapkan oleh Dewan Pengurus Nasional
KORPRI.
b. Ayat (4) huruf b, yang mewakili Dewan Pengurus Unit Nasional
KORPRI diusulkan melaui Pimpinan Sementara MUNAS VII.
c. Ayat (4) huruf c, dua orang yang mewakili Dewan Pengurus
KORPRI Provinsi diusulkan melalui Pimpinan Sementara MUNAS VII.
d. Ayat (4) huruf d dan e, masing-masing satu orang yang mewakili
Dewan Pengurus Kabupaten/Kota KORPRI .
e. Diusulkan melalui Pimpinan Sementara MUNAS VII.
(6) Pimpinan Sementara mengumumkan nama-nama Calon Anggota
Pimpinan MUNAS VII sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan (5)
dalam Rapat Paripurna untuk disahkan menjadi Anggota Pimpinan
MUNAS VII.
(7) Komposisi Pimpinan MUNAS VII terdiri dari :
a. Seorang Ketua merangkap anggota;
b. Seorang Wakil Ketua merangkap anggota;
c. Seorang Sekretaris merangkap anggota;
d. Empat orang anggota yang dipilih dari dan oleh anggota Pimpinan
MUNAS VII.
(8) Pembagian tugas diantara anggota Pimpinan MUNAS VII sebagaimana
dimaksud dalam ayat (7) diatur secara musyawarah dan mufakat
diantara mereka.
Pasal 11
Munas VII KORPRI Tahun 2009
7
Tugas dan wewenang Pimpinan MUNAS VII adalah :
a. Memimpin Rapat Paripurna dan menyelenggarakan Rapat Pimpinan
MUNAS VII.
b.
Menjaga kelancaran dan ketertiban MUNAS VII.
Munas VII KORPRI Tahun 2009
8
Pasal 12
MUNAS VII membentuk Tiga Komisi yaitu :
a.
Komisi
yang
membidangi
Laporan
Pertanggungjawaban Dewan Pengurus Nasional KORPRI Periode 2004 –
2009, Rekomendasi Musyawarah Nasional VII KORPRI dan Deklarasi
Sapta Karsa KORPRI;
b.
Komisi yang membidangi Perubahan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
c.
Komisi yang membidangi untuk penyusunan
Program Nasional KORPRI, penetapan Pakaian Seragam batik KORPRI,
Pakaian Seragam Dinas Upacara KORPRI dan penetapan kembali
Lambang, Panji dan Mars KORPRI.
Pasal 13
(1) Setiap Peserta MUNAS VII wajib menjadi anggota salah satu Komisi.
(2) Jumlah dan pembagian anggota Komisi ditetapkan oleh Pimpinan
MUNAS VII.
Pasal 14
(1) Komposisi Pimpinan Komisi terdiri dari :
a. Seorang Ketua merangkap anggota;
b. Seorang Sekretaris merangkap anggota;
c. Tiga orang anggota.
(2) Pimpinan Komisi dipilih dari dan oleh Peserta MUNAS VII dalam Rapat
Komisi.
(3) Pembagian tugas antara anggota Pimpinan Komisi diatur secara
musyawarah dan mufakat.
(4) Pimpinan Komisi merupakan satu kesatuan yang bersifat kolektif.
Pasal 15
(1) Komisi bertugas memusyawarahkan dan mengambil keputusan
mengenai bidang yang menjadi tugas Komisi yang bersangkutan.
(2) Laporan
Komisi
disusun
oleh
Pimpinannya
masing-masing
berdasarkan pendapat, saran dan tanggapan para anggota Komisi.
Pasal 16
(1) Komisi memberikan laporan kepada Rapat Paripurna tentang hasil
kerjanya untuk ditetapkan.
Munas VII KORPRI Tahun 2009
9
(2) Pembicaraan dalam Rapat Komisi dicatat sebagai notulen untuk
disusun menjadi suatu risalah.
Pasal 17
Tim Perumus
(1) Untuk merumuskan hasil Rapat Komisi dibentuk Tim Perumus.
(2) Tim Perumus terdiri dari Pimpinan
ditambah beberapa anggota Komisi.
Komisi
yang
bersangkutan
(3) Tim Perumus ditetapkan oleh Pimpinan Rapat Komisi.
(4) Tim Perumus dipimpin oleh Ketua Komisi yang bersangkutan.
(5) Tim Perumus Komisi melaporkan hasil kerjanya kepada Rapat Komisi.
(6) Pimpinan Komisi melaporkan
Paripurna.
hasil kerja
Komisi kepada
Rapat
BAB VI
RAPAT-RAPAT
Pasal 18
Jenis-jenis rapat terdiri dari :
a.
Rapat Paripurna.
b.
Rapat Pimpinan.
c.
Rapat Komisi.
d.
Rapat Tim Perumus.
e.
Rapat Tim Formatur.
Pasal 19
(1) Setiap rapat dilaksanakan sesuai jadwal waktu yang telah ditetapkan.
(2) Setiap menghadiri rapat, peserta MUNAS VII menandatangani daftar
hadir dan memperlihatkan tanda peserta kepada Panitia MUNAS VII.
(3) Pimpinan Rapat membuka rapat setelah kuorum terpenuhi.
Pasal 20
(1) Setelah rapat dinyatakan sah, Pimpinan Rapat menjelaskan secara
singkat pokok acara rapat dan masalahnya.
(2) Pimpinan Rapat memberikan kesempatan yang cukup kepada setiap
peserta MUNAS VII untuk berperan serta dalam setiap rapat dengan
menggunakan hak dan kewajibannya secara tertib dan santun.
Munas VII KORPRI Tahun 2009
10
(3) Pimpinan Rapat dapat menentukan urutan dan lamanya peserta
MUNAS VII berbicara.
(4) Pimpinan Rapat dapat memperingatkan pembicara yang menyimpang
dari pokok pembicaraan dan meminta supaya kembali kepada pokok
pembicaraan semula.
(5) Apabila Pimpinan Rapat akan berbicara selaku peserta, maka untuk
sementara fungsi Pimpinan Rapat diserahkan kepada salah seorang
anggota pimpinan rapat.
Pasal 21
(1) Pimpinan Rapat mencatat pendapat dan atau usul yang diajukan oleh
peserta MUNAS VII.
(2) Apabila Pimpinan Rapat menganggap pendapat peserta MUNAS VII
belum jelas, kepada yang bersangkutan diberikan kesempatan untuk
mengulanginya dengan singkat.
(3) Pimpinan Rapat mengambil kesimpulan berdasarkan pendapat yang
diajukan dalam rapat.
Pasal 22
(1) Peserta MUNAS VII dapat berbicara dalam Rapat Paripurna dan Rapat
Komisi.
(2) Pimpinan Rapat mendaftar peserta MUNAS VII yang akan berbicara.
(3) Pimpinan Rapat tidak mengizinkan peserta MUNAS VII yang belum
mendaftarkan namanya untuk berbicara.
(4) Peserta MUNAS VII berbicara setelah mendapat izin dari Pimpinan
Rapat.
Pasal 23
(1) Peserta MUNAS VII dapat mengadakan interupsi untuk :
a. Minta penjelasan pokok materi yang dibicarakan.
b. Mengajukan usul pembahasan materi yang sedang dibicarakan.
(2) Penyampaian interupsi tidak boleh melebihi waktu tiga menit.
Pasal 24
Apabila Peserta MUNAS VII dalam menggunakan hak bicara melanggar
Tata Tertib ini sehingga mengganggu jalannya rapat, Pimpinan Rapat dapat
melakukan peringatan pertama, peringatan kedua dan menghentikan
pembicaraan.
Pasal 25
Munas VII KORPRI Tahun 2009
11
(1) Apabila Pimpinan Rapat menganggap perlu, maka ia dapat menunda
rapat dengan persetujuan peserta rapat.
(2) Lamanya penundaan Rapat tidak boleh melebihi waktu 30 (tiga puluh)
menit.
Pasal 26
(1) Rapat-rapat dapat dilaksanakan secara tertutup atau terbuka.
(2) Hasil rapat tertutup hanya dapat diumumkan oleh Pimpinan Rapat.
Pasal 27
Setiap rapat dibuat risalah dengan menggunakan format yang telah
disiapkan Panitia MUNAS VII.
BAB VII
TATA CARA PEMILIHAN KETUA UMUM DAN KUORUM
SERTA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 28
(1) Pemilihan Ketua Umum dilakukan melalui Pemungutan Suara oleh
Peserta MUNAS VII secara langsung, bebas dan rahasia.
(2) Selain memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) KORPRI, maka yang
dapat dipilih sebagai Ketua Formatur/Ketua Umum adalah yang
memenuhi kriteria :
a. Kapasitas, kapabilitas dan akseptabilitas;
b. Mampu bekerjasama secara kolektif pada tingkat nasional dan
daerah;
c. Mampu menggerakkan organisasi sesuai Visi dan Misi KORPRI;
d. Bersedia berdomisili di Ibukota Negara;
e.
f.
(3)
Memiliki komitmen dan kompetensi untuk melaksanakan AD/ART
dan Program KORPRI;
Pada saat dipilih diutamakan yang berusia maksimal 55 (lima
puluh lima) Tahun.
Calon Ketua Umum menyampaikan visi dan misinya di hadapan
peserta MUNAS VII KORPRI, maksimal selama 15 (lima belas) menit.
Munas VII KORPRI Tahun 2009
12
Pasal 29
(1) Calon Ketua Umum diusulkan dari Dewan Pengurus Nasional, Dewan
Pengurus
Unit Nasional, Dewan Pengurus Provinsi
dan Dewan
Pengurus Kabupaten/Kota KORPRI sebagai hasil musyawarah dari
masing-masing tingkat kepengurusan.
(2) Nama-nama calon Ketua Umum tersebut dalam ayat (1) disampaikan
secara tertulis kepada Pimpinan Rapat dengan cara sebagai berikut:
a. Calon dari Dewan Pengurus Nasional
diusulkan
kesepakatan pengurus sebanyak 1 (satu) orang calon.
melalui
b. Calon dari Dewan Pengurus Unit Nasional diusulkan melalui
gabungan Unit Nasional masing-masing sebanyak 1 (satu) calon.
c. Calon dari Dewan Pengurus Provinsi diusulkan melalui gabungan
Dewan Pengurus Provinsi masing-masing sebanyak 1 (satu) calon.
d. Calon dari Dewan Pengurus Kabupaten/Kota diusulkan melalui
gabungan Dewan Pengurus Kabupaten/Kota masing-masing
sebanyak 1 (satu) orang calon.
Pasal
30
(1)
Pimpinan Rapat Paripurna mengumumkan
nama-nama calon Ketua Umum secara alfabetis untuk dipilih oleh
para peserta.
(2)
Calon Ketua Umum dianggap sah apabila
mendapatkan suara 50 % + 1 dari para peserta yang memberikan
suara.
(3)
Apabila jumlah suara belum memenuhi
ketentuan ayat (4) tersebut di atas, maka dilakukan pemilihan
kembali terhadap calon yang mendapatkan suara terbanyak 1 dan 2,
untuk mendapatkan suara terbanyak.
Pasal
31
Apabila hanya terdapat satu calon Ketua Umum, maka yang bersangkutan
dinyatakan secara aklamasi sebagai Ketua Umum terpilih.
Pasal
32
(1) Ketua Umum terpilih ditetapkan sebagai Ketua Formatur dan
diberikan mandat penuh oleh MUNAS VII untuk menyusun komposisi
personalia Dewan Pengurus Nasional (DPN) dalam waktu 15
(limabelas) hari setelah MUNAS VII.
Munas VII KORPRI Tahun 2009
13
(2) Formatur terdiri dari :
a. Ketua Umum terpilih sebagai Ketua Formatur merangkap anggota;
b. Satu orang yang mewakili Dewan Pengurus Nasional KORPRI, dua
orang yang mewakili Pengurus Unit Nasional, dua orang yang
mewakili Dewan Pengurus Provinsi, dua orang yang mewakili
Dewan Pengurus Kabupaten/Kota KORPRI sebagai anggota
Formatur.
(3) Formatur sebagaimana tersebut dalam ayat (2)
perwakilan yang diusulkan kepada Pimpinan MUNAS VII.
merupakan
(4) Pimpinan MUNAS VII mengumumkan nama-nama anggota Formatur
dalam Rapat Paripurna
(5) Sekretaris Formatur dipilih dari dan oleh anggota Formatur.
Pasal
33
(1) Setiap rapat memerlukan kuorum.
(2) Rapat sah apabila mencapai “kuorum”, yaitu dihadiri oleh lebih dari
setengah jumlah Peserta MUNAS VII.
(3)
Rapat Paripurna untuk mengubah AD/ART, Doktrin, Kode Etik,
Lambang, Panji, Logo dan attribut, Program KORPRI dan memilih
Ketua Umum adalah sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya dua
pertiga dari jumlah Peserta MUNAS VII sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2).
Pasal
34
(1) Apabila kuorum sebagaimana dimaksud dalam pasal 32 ayat (2) tidak
tercapai, maka rapat ditunda paling lama 30 (tiga puluh) menit.
(2) Setelah rapat ditunda sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan
kuorum belum juga tercapai, maka Pimpinan Rapat dapat
melangsungkan rapat.
(3) Apabila kuorum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3) tidak
tercapai maka rapat ditunda paling lama 1 (satu) jam.
(4) Setelah penundaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) kuorum
tetap tidak tercapai, maka rapat dapat diteruskan dan dinyatakan
sah.
Pasal
35
(1) Pengambilan keputusan diusahakan sejauh mungkin dengan cara
musyawarah untuk mencapai mufakat.
Munas VII KORPRI Tahun 2009
14
(2) Setelah musyawarah untuk mencapai mufakat yang diupayakan
dengan sungguh-sungguh tidak berhasil, maka putusan dengan suara
terbanyak melalui pemungutan suara dapat dilakukan.
(3) Pemungutan suara dilakukan secara rahasia dan tertulis.
Pasal
36
(1) Pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada pasal 35 ayat (2)
dan (3) dilakukan secara langsung oleh Peserta MUNAS VII.
(2) Hak suara Peserta MUNAS VII diatur sebagai berikut:
a. Utusan DPN mempunyai 20 (dua puluh) suara;
b. Utusan Pengurus Unit Nasional mempunyai tiga suara;
c. Utusan DP Prop KORPRI mempunyai tiga suara;
d. Utusan DP Kab/Kota KORPRI mempunyai satu suara.
(3) Wakil utusan masing-masing kepengurusan KORPRI tersebut pada
ayat (2) mengisi formulir yang disediakan oleh panitia dan segera
menyerahkan kepada Pimpinan Rapat Paripurna.
(4) Pimpinan Rapat Paripurna memeriksa dan meneliti formulir tersebut
pada ayat (3);
(5) Pimpinan Rapat Paripurna dibantu oleh Panitia menetapkan calon
pemilih menjadi pemilih untuk selanjutnya memanggil para pemilih
satu persatuguna :
a. Menerima formulir mandat pemilih selanjutnya menyerahkan
surat suara guna melaksanakan hak pilihnya.
b. Penghitungan surat suara dilakukan secara terbuka;
(6) Pimpinan Rapat Paripurna membacakan hasil Pemungutan Suara
dengan menyebutkan nama-nama calon Ketua Umum KORPRI dan
jumlah perolehan suaranya.
(7) Pimpinan Rapat Paripurna selaku Pimpinan MUNAS VII mengesahkan
dan menetapkan nama yang memperoleh suara terbanyak sebagai
Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional (DPN) KORPRI periode 2009 –
2014 sekaligus sebagai ketua formatur.
Pasal
37
Setiap keputusan hasil MUNAS VII baik secara aklamasi maupun
berdasarkan suara terbanyak, harus diterima dan dilaksanakan dengan
kesungguhan, keikhlasan, kejujuran dan penuh rasa tanggung jawab.
BAB VIII
Munas VII KORPRI Tahun 2009
15
LAIN-LAIN
Pasal 38
(1) Apabila dipandang perlu, MUNAS VII dapat membentuk Panitia Ad Hoc
untuk membahas masalah-masalah tertentu.
(2) Jumlah anggota dan komposisi pimpinan Panitia Ad Hoc ditetapkan
oleh Pimpinan MUNAS VII dengan persetujuan Rapat Paripurna.
(3) Panitia Ad Hoc melaporkan tugasnya dalam Rapat Paripurna.
Pasal 39
(1) Bahan-bahan MUNAS VII disiapkan oleh Panitia MUNAS VII.
(2) Setiap keputusan MUNAS VII ditandatangani oleh Pimpinan
VII.
BAB
MUNAS
IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 40
Segala sesuatu yang belum diatur dalam peraturan Tata Tertib ini
ditentukan lebih lanjut didalam Rapat Paripurna MUNAS VII KORPRI.
Pasal
41
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 18 Nopember 2009
PIMPINAN SEMENTARA
MUSYAWARAH NASIONAL VII KORPRI
TAHUN 2009
Ketua,
Sekretaris,
Drs. Seman Widjojo, M.Si.
Oni Bibin Bintoro, Dipl.Ing.,
M.Sc.
PIMPINAN SEMENTARA
MUSYAWARAH NASIONAL VII KORPRI TAHUN 2009
Munas VII KORPRI Tahun 2009
16
Ketua,
Sekretaris,
Drs. Seman Widjojo, M.Si.
Oni Bibin Bintoro, Dipl.Ing, M.Sc
Munas VII KORPRI Tahun 2009
17