690201668.doc 5.00MB 2015-10-12 00:18:08

1

PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
PELATIHAN PEMANFAATAN LIMBAH PADAT BENGKEL UNTUK
MENINGKATKAN PENDAPATAN EKONOMI MASYARAKAT
KELURAHAN PUDAKPAYUNG KOTA SEMARANG
BIDANG KEGIATAN:
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Diusulkan oleh:
1.
2.
3.
4.

Anisa Puji Rahayu
Tri Asih
David Indra Gunawan
Khurotul Aeni


7211415005 / 2015
7101415010 / 2015
7211415003 / 2015
7211415008 / 2015

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
KOTA SEMARANG
2015

2

3

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………. i
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………...……………... ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………… iii
RINGKASAN ………………………………………………………………….. iv
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………. 1
A.

B.
C.
D.
E.

Latar Belakang …………………………………………………………... 1
Rumusan Masalah ……………………………………………………….. 2
Tujuan …………………………………………………………………… 3
Luaran Yang Diharapkan ………………………………………………... 3
Kegunaan Program ………………………………………………………. 3

BAB II GAMBARAN UMUM …………………………………………………. 5
BAB III METODE PELAKSANAAN ……………………………………..…... 6
A. Persiapan ………………………………………………………………… 6
B. Pendampingan dan Pelaksanaan Program …………………………….…. 6
C. Pasca Pelaksanaan Program …………………………………………....... 7
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ………………………………... 9
A. Biaya ………………………………………………………………….…..
9
B. Jadwal Kegiatan …………………………………………………………. 9

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….. 10
Lampiran 1 Biodata …..………………………………………………………… 11
Lampiran 2 Justifikasi Anggaran Kegiatan .....................................……………. 16
Lampiran 3 Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas ………... 18
Lampiran 4 Surat Pernyataan Ketua Pelaksana …………………………………
19
Lampiran 5 Surat Pernyataan Kesediaan Kerjasama dari Mitra Usaha dalam
Pelaksanaan Program Kreatifitas Mahasiswa …………………………..…….....20
Lampiran 6 Denah Lokasi Mitra Kerja ………………………………………… 21

4

RINGKASAN
Jaman sekarang teknologi sudah semakin canggih. Alat atau teknologi
tersebut selain akan membuat segalanya lebih cepat dan praktis tetapi juga akan
menyebabkan limbah, baik dari penggunaannya maupun dari proses
pembuatannya. Limbah tersebut harus diatasi, jika tidak maka akan berdampak
pada lingkungan.
Sepeda motor atau mobil kini sudah seperti kebutuhan primer, hampir
setiap rumah mempunyai sepeda motor. Banyaknya sepeda motor atau mobil

membuat banyak masyarakat berpikiran untuk membuka usaha bengkel. Begitu
halnya dengan masyarakat di Kelurahan Pudakpayung. Apalagi lokasi Kelurahan
Pudakpayung itu berdekatan dengan jalur strategis (jalan tol) antara Kota
Semarang dengan Yogyakarta dan Solo. Banyaknya bengkel yang didirikan di
kelurahan tersebut juga menyebabkan limbah bengkel semakin bertambah. Tetapi
masyarakat belum memiliki wawasan tentang bagaimana pemanfaatan limbah
bengkel tersebut khususnya limbah padatnya. Oleh karena itu penulis
berkeinginan untuk berbagi wawasan tentang pemanfaatan limbah padat bengkel
menjadi kerajinan tangan yang memiliki harga jual. Hal ini bertujuan agar
masyarakat Kelurahan Pudakpayung bisa memiliki tambahan penghasilan dari
kerajinan tangan tersebut, dan mengurangi keberadaan limbah di lingkungan.
Metode yang penulis gunakan ada presentasi, pelatihan pembuatan
kerajinan tangan, pelatihan pengemasan produk yang menarik, serta pelatihan
pemasaran produk.

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi dalam era globalisasi yang begitu pesat
memang sudah tidak bisa terhindarkan lagi, setiap orang maupun lembaga
atau organisasi berlomba–lomba untuk menemukan sesuatu yang baru
guna memperbaiki benda yang sudah ada sebagai usaha dalam
meningkatkan efesiensi dan efektifitas dari benda tersebut. Namun
semakin canggih dan semakin tinggi tingkat efesiensinya, benda atau alat
tersebut akan menimbulkan limbah baik dalam penggunaannya maupun
dalam proses pembuatan benda atau alat tersebut. Sebagai salah satu
contoh dalam dunia transportasi, kendaraan dapat memudahkan orang
ataupun barang untuk dapat sampai ke tempat tujuan dengan tepat waktu,
namun dalam melakukan perawatannya kendaraan bermotor, ternyata
menghasilkan limbah, baik limbah padat, limbah cair maupun limbah
udara.
Berbagai jenis usaha bengkel perawatan kendaraan bermotor jika
kita lihat saat ini semakin berkembang begitu pesat. Perkembangan usaha
bengkel perawatan kendaraan bermotor juga tidak lepas dari bertambahnya
sisa-sisa olahan yang tidak terpakai ataupun limbah yang dihasilkan.
Kebanyakan hasil olahan yang tidak terpakai atau limbah bengkel terutama
untuk bengkel-bengkel yang tidak resmi banyak dibuang atau
dimanfaatkan tidak semestinya. Seperti halnya yang terjadi di daerah

Kecamatan Banyumanik, khususnya kelurahan Pudakpayung Kota
Semarang. Sebagai sebuah daerah perkotaan didaerah ini banyak terdapat
usaha bengkel kendaraan bermotor non resmi yang hampir setiap
pinggiran jalan dapat ditemukan. Usaha bengkel kendaraan bermotor
tersebut banyak menghasilkan limbah besi dari bahan bekas onderdil
kendaraan yang dalam pengolahannya kurang termenejemen dengan baik.
Limbah dibuang tanpa mempedulikan lingkungan yang ada disekitarnya
sehingga tanah menjadi tercemar, limbah padat atau limbah anorganik
sering bertebaran dimana-mana menjadikan lantai ataupun tanah menjadi
tercemar. Jika hal ini dibiarkan maka limbah atau sisa olahan khususnya
limbah padat yang meliputi sekrap besi, busi bekas tromol rem bekas dan
lain sebagainya yang tidak terpakai akan semakin menumpuk, sehingga
akan menimbulkan pencemaran lingkungan. Hal ini tidak hanya terjadi di
daerah Banyumanik saja, melainkan didaerah lain yang berkecimpung
dalam usaha bengkel kendaraan bermotor.
Pengolahan limbah padat pada bengkel perawatan kendaraan
bermotor saat ini masih berpusat pada daur ulang kembali menjadi
onderdil baru dengan cara peleburan. Dengan munculnya berbagai bentuk

2


permasalahan akibat dari limbah bengkel maka diperlukan pendekatan
terpadu dalam mengatasi masalah limbah tersebut yakni dengan
memanfaatkan limbah padat bengkel menjadi produk dalam satu lini,
dapat mengurangi pencemaran lingkungan sekaligus meningkatkan nilai
ekonomi. Maka dari itu program pengabdian masyarakat ini dirancang
sebagai salah satu upaya membina masyarakat Kelurahan Pudakpayung
kecamatan Banyumanik untuk mengolah limbah padat bengkel kendaraan
bermotor menjadi barang-barang yang mempunyai nilai ekonomis.
Berbagai produk kerajinan yang dapat dihasilkan dengan
memanfaatkan limbah padat bengkel kendaraan bermotor diantaranya
meja & kursi yang terbuat dari ban bekas dan sebagainya. Dengan
kreativitas, ide serta peralatan yang sederhana limbah bengkel dapat
dikreasikan menjadi berbagai kerajinan yang memiliki nilai
keindahan,tahan lama serta memiliki nilai ekonomis. Bahan limbah
bengkel dapat dibentuk menjadi mobil-mobilan hias, sepeda, dan berbagai
bentuk lainnya.
Oleh karena itu penulis tergerak untuk melaksanakan program
pengabdian masyarakat mengenai pemanfaatan limbah bengkel sebagai
bahan baku kerajinan tangan untuk meningkatkan perekonomian

masyarakat Kelurahan Pudakpayung Kecamatan Banyumanik Kota
Semarang guna meningkatkan taraf hidup masyarakat menjadi lebih baik
dari aspek ekonomi, kebersihan lingkungan maupun kesehatan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan beberapa masalah
yang dihadapi yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana upaya untuk mengatasi berbagai masalah lingkungan
akibat limbah bengkel kendaraan bermotor yang tidak dikelola dengan
baik?.
2. Bagaimana pemanfaatan limbah kendaraan bermotor sebagai bahan
baku kerajinan tangan sehingga mempunyai nilai ekonomis dan
kerajinan apa saja yang dapat dihasilkan dari pemanfaatan limbah
bengkel kendaraan bermotor tersebut tersebut?.
3. Bagaimana pelaksanaan dan pengorganisasian masayarakat dalam
upaya pemberdayaan masyarakat mengenai pelatihan pemanfaatan
limbah bengkel kendaraan bermotor?.
4. Bagaimana prospek pasar produk kerajinan berbahan baku limbah
bengkel kendaraan bermotor?.
C. Tujuan
Tujuan diadakannya program pengabdian masyarakat mengenai

Pemanfaatan Limbah Bengkel sebagai Bahan Baku Kerajinan Tangan
Untuk Meningkatkan Perekonomian Masyarakat (Pelatihan Pemanfaatan

3

Limbah Bengkel di Kelurahan Pudakpayung Kecamatan Banyumanik
Kota Semarang) antara lain sebagai berikut :
1. Mensosialisasikan potensi limbah bengkel sebagai bahan baku
berbagai kerajinan tangan.
2. Mengadakan pelatihan pemanfaatan limbah bengkel sebagai bahan
baku kerajinan tangan di Kelurahan Pudakpayung dan mengurangi
dampak negatif dari limbah padat bengkel sebagai salah satu upaya
dalam memanfaatkan limbah bengkel secara efektif dan tepat guna.
3. Mengadakan pelatihan tata cara pengemasan hasil produksi kerajinan
tangan secara menarik agar dapat bersaing dipasaran.
4. Mensosialisasikan cara pemasaran produk kerajinan serta pasar yang
potensial yang mungkin dituju sebagai objek pemasaran.
D. Luaran Yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan setelah adanya sosialisasi pemanfaatan
limbah bengkel di Desa Pudak Payung antara lain sebagai berikut :

1. Tersosialisasikannya potensi dan terlatihnya masyarakat memanfaatan
limbah bengkel sebagai bahan baku berbagai jenis kerajinan tangan.
2. Masyarakat dapat memanfaatkan dan memahami tatacara pengolahan
limbah bengkel menjadi berbagai jenis produk kerajinan tangan yang
mempunyai nilai ekonomis.
3. Terselesaikannya berbagai permasalahan lingkungan yang timbul
akibat tidak efektifnya pengolahan limbah bengkel.
4. Masyarakat dapat membuat berbagai jenis kerajinan tangan berbahan
limbah bengkel.
5. Masyarakat dapat memproduksi kerajinan tangan berbahan baku
limbah bengkel secara berkelanjutan, memahami teknik pengemasan
produk secara menarik serta sasaran pemasaran produk sebagai salah
satu upaya maningkatkan perekonomian masyarakat.
E. Kegunaan Program
Program pengabdian masyarakat ini memiliki beberapa kegunaan
antara lain sebagai berikut :
1. Meningkatkan wawasan serta pengetahuan masyarakat bagaimana
pengolahan limbah bengkel secara tepat guna.
2. Mengurangi berbagai permasalahan lingkungan akibat limbah bengkel
yang tidak di kelola dengan baik.

3. Memberikan keterampilan kepada masyarakat Kelurahan Pudakpayung
mengenai begaimana tata cara pemanfaatan limbah bengkel menjadi
berbagai produk kerajinan tangan.
4. Pelatihan keterampilan pembuatan berbagai jenis produk kerajinan
dapat
meningkatkan
keterampilan
masyarakat
dan
bila

4

diimplementasikan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat
sebagai salah satu upaya meningkatkan perekonomian masyarakat.
5. Memberikan pelatihan tata cara pengemasan produk kerajinan tangan
berbahan baku limbah bengkel serta peluang pasar yang potensial
dituju untuk memasarkan produk.

5

BAB II
GAMBARAN UMUM
Kelurahan Pudakpayung merupakan salah satu kelurahan yang
berada Kecamatan Banyumanik Kota Semarang. Luas Wilayah Kelurahan
Pudakpayung adalah sekitar 389,302 ha/m2. Dengan lurahnya yaitu
Bapak Sukarman, S.Sos. Kelurahan Pudakpayung terbagi dalam 15 RW
dan 115 RT. Jumlah penduduk di kelurahan ini sekitar 18.481 jiwa yang
terdiri dari 9.398 laki-laki dan 9.083 wanita.
Batas Wilayah
Batas – batas wilayah Kelurahan Pudakpayung adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara
: Kelurahan Banyumanik
Sebelah Timur
: Kelurahan Gedawang
Sebelah Selatan
: Batas Kota Taman Unyil Kab.Semarang
Sebelah Barat
: Jalan Peintis Kemerdekaan
Secara geografis Kelurahan Pudakpayung terletak dalam jalur
strategis (jalan tol) yang menghubungkan Kota Semarang dengan Kota
Solo dan Yogyakarta. Karena lokasi yang padat akan lalu lintas kendaraan
bermotor. Sehingga banyak masyarakat Kelurahan Pudakpayung yang
membuka usaha bengkel, baik itu bengkel motor atau bengkel mobil.
Banyaknya usaha bengkel itu menyebabkan banyak pula limbah bengkel
yang dihasilkan baik itu limbah cair, limbah gas maupun limbah padat
yang berupa bekas onderdil. Masyarakat belum sadar untuk memanfaatkan
limbah bengkel tersebut, terutama limbah padatnya. Oleh karena itu
penulis berusaha untuk berbagi wawasan tentang pemanfaatan limbah
padat dari bengkel menjadi suatu kerajinan tangan.

6

BAB III
METODE PELAKSANAAN
Tahap-tahap pelaksanaan program sosialisasi pemanfaatan limbah
bengkel sebagai bahan baku kerajinan tangan untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat Pelatihan Pemanfaatan Limbah Bengkel di
Kelurahan Pudakpayung Kecamatan Banyumanik Kota Semarang
tahapan-tahapan sebagai berikut :
A. Persiapan
Kegiatan persiapan ini meliputi :
a. Survei lokasi
Survei lapangan dilakukan dengan melihat langsung keadaan sosial
masyarakat, kondisi lingkungan, dan keadaan ekonomi masyarakat
di Kelurahan Pudakpayung. Selain itu untuk memperoleh informasi
mengenai jumlah masyarakat, perilaku masyarakat, serta jumlah
limbah padat bengkel yang terdapat di Kelurahan Pudakpayung.
b. Persiapan bahan meliputi software power point tata cara
pengolahan limbah bengkel menjadi kerajinan tangan, modul
sosialisasi, buku – buku panduan pemanfaatan limbah bengkel,
bahan penunjang (meliputi solder dan lain - lain).
c. Pengumpulan limbah bengkel, dalam hal ini adalah limbah padat.
Seperti stang seher, roller, ban bekas (baik ban dalam maupun ban
luar), vanbel, klep, rantai, kabel dan tromol.
d. Pengumpulan alat dan bahan penolong, seperti triplek, kertas
penghias, kain bermotif (bisa bekas), busa (bisa busa bekas), pilok,
gunting, pisau, solder, kawat tembaga putih yang tebal, lem
castol/fox/hibon, lem kertas, dan sikat/amplas (untuk
membersihkan limbah padat bengkel).
e. Mengadakan kerjasama dengan pemulung dalam pengumpulan
limbah padat bengkel. Dengan memberikannya upah setiap
kilogram limbah padat bengkel yang dikumpulkannya.
f. Mengadakan kerjasama dengan bengkel las untuk kerajinan tangan
yang membutuhkan alat las. Dengan memberikannya upah
sebagaimana mestinya.
B. Pendampingan dan pelaksanaan program.
a. Sosialisasi pemanfaatan limbah bengkel sebagai bahan baku
kerajinan tangan, dilakukan dengan cara :
1. Diskusi mengenai berbagai masalah yang di timbulkan akibat
limbah bengkel.

7

2. Presentasi mengenai limbah bengkel meliputi karakteristik,
sifat serta teksturnya sehingga dapat diketahui nilai tambah dari
limbah tersebut apabila diolah dengan baik.
3. Sosialisasi mengolahan limbah bengkel serta pemanfaatan
limbah bengkel tersebut, khususnya untuk limbah padat. Disini
pemanfaatan limbah bengkel difokuskan sebagai bahan baku
kerajinan tangan, seperti stang seher + roller + ban bekas bisa
menjadi roda bantu untuk sepeda anak-anak, vanbel dengan
ditambahkan triplek, lampu, kawat dan kertas/kain bisa dibuat
lampion, klep + triplek + kain penghias bisa jadi tempat tisu,
dan berbagai macam tromol bisa diubah jadi tatakan piring
sajian, cetakan kue, gangsing.
b. Pengembangan ketrampilan dilakukan dengan cara :
1. Melakukan diskusi terbuka dengan masyarakat serta
memberikan pengarahan – pengarahan mengenai beberapa
varian kerajinan tangan berbahan baku limbah bengkel
sehingga dapat diketahui fokus kerajinan tangan apa yang akan
dibuat sesuai dengan kondisi serta potensi masyarakat.
2. Pelatihan pembuatan kerajinan tangan berbahan baku limbah
bengkel yang meliputi tiga tahapan proses yaitu proses
pengumpulan bahan limbah bengkel, proses pemilihan, proses
pembentukan dan pengkreasiannya menjadi berbagai jenis
kerajinan tangan yang bernilai ekonomis. Pelatihan dilakukan
setiap minggu sekali, dengan setiap pertemuan memfokuskan
pada pelatihan satu produk kerajinan tangan.
c. Pelatihan teknik pengemasan produk dan sasaran pemasaran
produk kerajinan tangan yang telah dihasilkan meliputi :
1. Pelatihan cara pengemasan produk kerajinan tangan secara
menarik sehingga dapat bersaing dipasaran.
2. Pelatihan teknik pemasaran serta beberapa pasar potensial yang
dapat dituju untuk memasarkan produk kerajinan tangan
berbahan baku limbah padat bengkel. Untuk kerajinan tangan
yang berukuran besar seperti meja atau kursi, teknik
pemasarannya yaitu dengan cara dititipkan di beberapa toko
meubel. Sedangkan untuk kerajinan tangan yang berukuran
sedang/kecil bisa dijual dipasar atau secara keliling.
C. Pasca pelaksanaan program
a. Pemantauan dan Evaluasi.
Pemantauan dan evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui :

8

1. Berapa banyak masyarakat yang telah dapat memanfaatkan
limbah padat bengkel sebagai bahan baku untuk membuat
aneka varian kerajinan tangan yang bernilai ekonomis.
2. Tingkat keberhasilan masyarakat dalam memasarkan produk
hasil kerajinan tangan berbahan baku limbah bengkel sebagai
pengaplikasian pelatihan teknik pengemasan produk secara
menarik serta pemasaran.
b. Penyusunan Laporan.
Penyusunan laporan direncanakan akan dilakukan setelah
kegiatan berakhir untuk melaporkan rangkaian dan hasil
pelaksanaan kegiatan secara institusi kepada penyedia dana
program ini.

9

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
A. Biaya
 Ringkasan Biaya
No

Pengeluaran pengeluaran
Pembelian alat dan bahan

Jumlah

1

Rp 1.100.000,00
Konsumsi

2

Rp 4.920.000,00
Pelaksanaan kegiatan

3

Rp 4.200.000,00
Dokumentasi

4

Rp

650.000,00

5

Transportasi

Rp 1.400.000,00

6

Peyusunan arsip

Rp

JUMLAH

190.000,00

Rp 12.460.000,00

B. Jadwal Kegiatan
Bulan
No.

Kegiatan

1

Persiapan

2

Pendampingan dan
Pelaksanaan Program

3

Pasca Pelaksanaan Program

I

II

X

X
X

III

IV

X

X

X

V

X

10

DAFTAR PUSTAKA
Pemerintah Kota Semarang.2004.Peraturan Daerah Kota
Semarang.http://www.jdih.setjen.kemendagri.go.id/files/KOTA_SEMARANG_12
_2004.pdf.
Rachman, Ananda
Mauludi.2013.http://anandamauludirachman.blogspot.co.id/2013/10/limbah-olibekas-bengkel.html.

11

12

13

14

15

16

17

Lampiran 2.
JUSTIFIKASI ANGGARAN KEGIATAN
1. Pembelian Alat dan Bahan
N
Nama barang
Banyak
Harga satuan
o
nya
1 Pengumpulan limbah
padat bengkel dari
tukang bengkel dan
30 kg
Rp 10.000,00
pemulung
(limbah
logam).
2 Pengumpulan limbah
padat bengkel dari
tukang bengkel dan
pemulung
(limbah
40 kg
Rp 5.000,00
non-logam seperti ban
bekas, busa, kain,
vanbel dll).
3 Pilok
3 buah
Rp 50.000,00
4 Pisau
4 buah
Rp 25.000,00
5 Gunting
5 buah
Rp 5.000,00
6 Triplek
1 lembar
Rp 100.000,00
7 Plastik
100 lembar
Rp 500,00
8 Solder
2 buah
Rp 50.000,00
9 Kawat
5 meter
Rp 5.000,00
10 Lem Castol/Fox/Hibon
5 buah
Rp 10.000,00
JUMLAH

Jumlah

Rp 300.000,00

Rp 200.000,00

Rp 150.000,00
Rp 100.000,00
Rp 25.000,00
Rp 100.000,00
Rp 50.000,00
Rp 100.000,00
Rp 25.000,00
Rp 50.000,00
Rp
1.100.000,00

2. Konsumsi
No

Nama Barang

1

Snack peserta

2
3

Banyaknya

Harga Satuan Jumlah

50 buah x 12 Rp 5.000,00 Rp 3.000.000,00
kali pelatihan
Snack
4 buah x 12 kali Rp 10.000,00 Rp 480.000,00
pemateri
pelatihan
Snack tamu 12 buah x 12 Rp 10.000,00 Rp 1.440.000,00
undangan
kali pelatihan
JUMLAH
Rp 4.920.000,00

3. Pelaksanaan Kegiatan

18

No
1

2
3
4

Nama barang Banyaknya
Foto
copy 50 buah
modul
pelatihan
Pemateri
4 orang x 12
kali pelatihan
Kenang1 buah
kenangan
Sewa
Balai 1 ruang x 12
Desa
kali pelatihan

Harga satuan
Rp 10.000,00

Jumlah
Rp 500.000,00

Rp

25.000,00

Rp1.200.000,00

Rp 100.000,00

Rp 100.000,00

Rp 200.000,00

Rp 2.400.000,00

JUMLAH

Rp4.200.000,00

4. Dokumentasi
No
Nama barang
1
2
3
4

Banya
Harga
knya
satuan
dan 1 buah -

Sewa camdic
handycam
Cuci cetak film
Kaset video
2 buah
Transfer kaset ke CD+ Copy
JUMLAH

Jumlah
Rp 200.000,00

Rp 150.000,00
Rp.25.000,00 Rp 50.000,00
Rp 250.000,00
Rp 650.000,00

5. Transportasi
N
URAIAN
JUMLAH
O
1
Survey Tempat Rp 50.000,00 x 4 orang
Rp 200.000,00
2
Biaya Transport ke tempat tujuan 4 orang @ Rp1.200.000,00
Rp 25.000,00 x 12 kali pelatihan
JUMLAH
Rp1.400.000,0
0
6. Penyusunan Arsip
N
URAIAN
O
1
Kertas HVS
2
Tinta printer
3
Pengandaan
arsip

Banyak
nya
1 rim
1 buah
2
JUMLAH

Harga barang

JUMLAH

Rp 40.000,00 Rp 40.000,00
Rp 50.000,00 Rp 50.000,00
Rp 50.000,00 Rp 100.000,00
Rp190.000,00

19

Lampiran 3.

N
o.
1.

2.

3.

4.

Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
Alokasi
Program
Bidang
Waktu
Nama/NIM
Uraian Tugas
Studi
Ilmu
(jam/mi
nggu)
Anisa Puji
Akuntansi Ekonomi
2
Survei tempat,
Rahayu
Mempresentasikan
materi, Memimpin
jalannya pelatihan
pembuatan
kerajinan tangan,
pemantauan dan
evaluasi,
pembuatan laporan.
Tri Asih
Pendidikan
Ekonomi
2
Survey tempat,
Ekonomi
Mengumpulkan
(Akuntansi)
limbah padat bengkel
yang akan digunakan,
pembuatan laporan.
David Indra
Akuntansi
Ekonomi
2
Survei tempat,
Gunawan
Memimpin jalannya
pelatihan
pengemasan
produk, pembuatan
laporan.
Khurotul Aeni
Akuntansi
Ekonomi
2
Survei tempat,
Mengurus segala
persetujuan dengan
pihak lain,
Menyiapkan bahan,
pembuatan laporan.

20

21

22

Lampiran 6.
Denah Detail Lokasi Mitra Kerja

Dokumen yang terkait