S IKOR 1205569 Chapter5
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Tes Strength berbasis sensor
dikembangkan. Alat kekuatan maksimal
dari rangkaian besi yang membentuk alat
besar dengan sudut kira – kira 45
perhitungan manual menggunakan rumus
beban (Load Cell) ini berhasil dirancang dan
yang dikembangkan oleh peneliti ini pengembangan
fitness Leg Press. Leg Press sebelumnya berbentuk
derajat, pengembangan sebelumnya hanya berupa
biasa.
Komponen utama pada alat ini yaitu mikrokontroler, sensor Load Cell dan sensor
Limit Swicth yang merupakan mikrokontroler sederhana yang menyediakan fitur hasil data
beban dan repetisi sehingga penggunaan pada kebutuhan penghitung otomatis dirasa sudah
tepat. Alat ini menggunakan dua sensor yaitu sensor Load Cell yang terdapat dibawah
lempengan beban dan sensor Limit Switch terdapat diatas beban. Untuk membuat alat ini
membutuhkan waktu selama tiga bulan,berkerjasama dengan ahli elektronika dan tukang las.
Sistem kerja alat pada intinya yaitu menghitung otomatis, alat akan menghitung jika
dua syarat terpenuhi, sensor load cell yang tertindih terangkat setelah di tentukan nilai
lempengan beban yang dipilih lalu sensor akan mendeteksi berapa yang hilang, serta sensor
limit switch akan tertekan bila mana beban yang terangkat di dorong oleh sistem leg press ini
Perubahan yang sedang berlangsung tersebut yang menjadi impuls pada mikrokontroler untuk
diolah menjadi outputsehingga hasilnya akan muncul di permukaan box melalui LCD (Liquid
Crystal Display).
Perhitungan statistik menyebutkan bahwa tidak terdapat perbedaan Strength
menggunakan sensor dan tanpa sensor, hal ini menunjukan bahwa tes Strength dengan leg
press yang dilengkapi sensor dapat menjalankan fungsinya sama dengan tes menggunakan tes
Strength yang sebelumnya artinya tes sesuai dengan apa yang hendak diukur.
Temuan lainnya yaitu terdapat hubungan antara tes Strength menggunakansensor
yang telah dilakukan dua kali. Hal ini menunjukan bahwa alat dapatkonsisten melakukan
fungsinya sebagai alat ukur Strength .Dilihat dari rata-rata hasil setiap tes, tes tanpa sensor
memiliki nilai rata-rata yanglebih besar dari tes menggunakan sensor hal ini menunjukan
bahwa tesmenggunakan sensor lebih terkontrol.
42
Nurhakim, 2016
PENGEMBANGAN ALAT UKUR STRENGTH BERBASIS SENSOR BEBAN (LOAD CELL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Implikasi
Implikasi dari penelitian ini yaitu komponen yang digunakan masih sederhana,
sehingga dalam penghitungan tes hanya dapat mengkontrol duakesalahan saja. Kesalahan
yang terkontrol yaitu dengan mendeteksi beban yang angkat dan ketika beban diangkat
menyentuh sensor limit switch lalu kembali ke posisi semula, untuk memastikan kaki lurus
saat mendorong dan ketika kembali ke posisi awal membentuk kira – kira sudut 90 derajat.
Selain itu dalam penelitian Strength ini hanyadapat dilakukan oleh pria maupun wanita untuk
tes Strength khusus. Pada alat ini masih terpatok hanyadengan Strength pada prediksi yang
sudah ada dan sudah banyak dipakai seperti menghitung satu repetisi maksimal yang
dikemukakan oleh Bryzcki (1993)
C. Rekomendasi
Pengembangan alat ukur Strength dengan sensor yang dilakukan peneliti,masih ada
kekurangan. Maka dari itu peneliti menyusun rekomendasi supaya alatyang telah
dikembangan menjadi lebih presisi dalam melakukan fungsinya dengancara melakukan
perbaikan pada pengembangan penelitian yang akan datang.Berikut rekomendasi pada
penelitian ini ;
1. Peneliti perlu melanjutkan penelitian ini untuk dikembangkan lagi dengandukungan dan
bantuan program studi ilmu keolahragaan.
2. Mengganti komponen yang lebih canggih.
3. Melakukan research and development Strength lebih lanjut.
4. Menambah feature pada mikrokontroler sehingga dapat diatur durasipelaksanaan tesnya.
5. Tes dapat dikembangkan menjadi tes untuk power, atau daya tahan otot.
43
Nurhakim, 2016
PENGEMBANGAN ALAT UKUR STRENGTH BERBASIS SENSOR BEBAN (LOAD CELL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Tes Strength berbasis sensor
dikembangkan. Alat kekuatan maksimal
dari rangkaian besi yang membentuk alat
besar dengan sudut kira – kira 45
perhitungan manual menggunakan rumus
beban (Load Cell) ini berhasil dirancang dan
yang dikembangkan oleh peneliti ini pengembangan
fitness Leg Press. Leg Press sebelumnya berbentuk
derajat, pengembangan sebelumnya hanya berupa
biasa.
Komponen utama pada alat ini yaitu mikrokontroler, sensor Load Cell dan sensor
Limit Swicth yang merupakan mikrokontroler sederhana yang menyediakan fitur hasil data
beban dan repetisi sehingga penggunaan pada kebutuhan penghitung otomatis dirasa sudah
tepat. Alat ini menggunakan dua sensor yaitu sensor Load Cell yang terdapat dibawah
lempengan beban dan sensor Limit Switch terdapat diatas beban. Untuk membuat alat ini
membutuhkan waktu selama tiga bulan,berkerjasama dengan ahli elektronika dan tukang las.
Sistem kerja alat pada intinya yaitu menghitung otomatis, alat akan menghitung jika
dua syarat terpenuhi, sensor load cell yang tertindih terangkat setelah di tentukan nilai
lempengan beban yang dipilih lalu sensor akan mendeteksi berapa yang hilang, serta sensor
limit switch akan tertekan bila mana beban yang terangkat di dorong oleh sistem leg press ini
Perubahan yang sedang berlangsung tersebut yang menjadi impuls pada mikrokontroler untuk
diolah menjadi outputsehingga hasilnya akan muncul di permukaan box melalui LCD (Liquid
Crystal Display).
Perhitungan statistik menyebutkan bahwa tidak terdapat perbedaan Strength
menggunakan sensor dan tanpa sensor, hal ini menunjukan bahwa tes Strength dengan leg
press yang dilengkapi sensor dapat menjalankan fungsinya sama dengan tes menggunakan tes
Strength yang sebelumnya artinya tes sesuai dengan apa yang hendak diukur.
Temuan lainnya yaitu terdapat hubungan antara tes Strength menggunakansensor
yang telah dilakukan dua kali. Hal ini menunjukan bahwa alat dapatkonsisten melakukan
fungsinya sebagai alat ukur Strength .Dilihat dari rata-rata hasil setiap tes, tes tanpa sensor
memiliki nilai rata-rata yanglebih besar dari tes menggunakan sensor hal ini menunjukan
bahwa tesmenggunakan sensor lebih terkontrol.
42
Nurhakim, 2016
PENGEMBANGAN ALAT UKUR STRENGTH BERBASIS SENSOR BEBAN (LOAD CELL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Implikasi
Implikasi dari penelitian ini yaitu komponen yang digunakan masih sederhana,
sehingga dalam penghitungan tes hanya dapat mengkontrol duakesalahan saja. Kesalahan
yang terkontrol yaitu dengan mendeteksi beban yang angkat dan ketika beban diangkat
menyentuh sensor limit switch lalu kembali ke posisi semula, untuk memastikan kaki lurus
saat mendorong dan ketika kembali ke posisi awal membentuk kira – kira sudut 90 derajat.
Selain itu dalam penelitian Strength ini hanyadapat dilakukan oleh pria maupun wanita untuk
tes Strength khusus. Pada alat ini masih terpatok hanyadengan Strength pada prediksi yang
sudah ada dan sudah banyak dipakai seperti menghitung satu repetisi maksimal yang
dikemukakan oleh Bryzcki (1993)
C. Rekomendasi
Pengembangan alat ukur Strength dengan sensor yang dilakukan peneliti,masih ada
kekurangan. Maka dari itu peneliti menyusun rekomendasi supaya alatyang telah
dikembangan menjadi lebih presisi dalam melakukan fungsinya dengancara melakukan
perbaikan pada pengembangan penelitian yang akan datang.Berikut rekomendasi pada
penelitian ini ;
1. Peneliti perlu melanjutkan penelitian ini untuk dikembangkan lagi dengandukungan dan
bantuan program studi ilmu keolahragaan.
2. Mengganti komponen yang lebih canggih.
3. Melakukan research and development Strength lebih lanjut.
4. Menambah feature pada mikrokontroler sehingga dapat diatur durasipelaksanaan tesnya.
5. Tes dapat dikembangkan menjadi tes untuk power, atau daya tahan otot.
43
Nurhakim, 2016
PENGEMBANGAN ALAT UKUR STRENGTH BERBASIS SENSOR BEBAN (LOAD CELL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu