Contoh Makalah Tentang Rubella | CONTOH MAKALAH DOCX Makalah Rubella

PEMBAHASAN

Pengertian
Rubella adalah suatu infeksi yang utama menyerang anak-anak dan dewasa yang khas
dengan adanya rasti demam dan lymphadenopaly. infeksi pada anak dan dewasa sebagian
besar berjalan sub klinis. Jika rubella terjadi pada kehamilan ibu hamil bisa menyebabkan
infeksi pada janin dan resiko terjadinya kelainan kongenital (Congenital Rubella Syndrome,
CRS).

Etiologi
Rubella virus merupakan suatu toga virus yang dalam penyababnya tidak membutuhkan
vector.

Epidemiologi
Rubella paling sering terjadi pada akhir musim dingin dan awal musim semi dan biasanya
menyerang kelompok usia sekolah, pada orang dewasa 80 – 90 telah imun. Epidemi besar
terjadisetiap 6 – 9 th. Penularan biasanya lewat kontak eratmisalnya lewat sekolah / tempat kerja.

Patofisiologi
Periode inkubasi rata-rata 18 hari (12-23 hari). Virus sesudah masuk melalui saluran
pernafasan akan menyebabkan peradangan pada mukosa saluran pernafasan untuk kemudian

menyebar keseluruh tubuh. dari saluran pernafasan inilah virus akan menyebrang ke
sekelilingnya. Rubella baik yang bersifat klinis maupun sub klinis akan bersifat sangat menular
terhadap sekelilingnya. Pada infeksi rubella yang diperoleh post natal virus rubella akan
dieksresikan dari faring selama fase prodromal yang berlanjut sampai satu minggu sesudah
muncul gejala klinis. pada rubella yang kongenal saluran pernafasan dan urin akan tetap
mengeksresikan virus sampai usia 2 tahun. hal ini perlu diperhatikan dalam perawatan bayi

dirumah sakit dan dirumah untuk mencegah terjadinya penularan. Sesudah sembuh tubuh akan
membentuk kekebalan baik berupa antibody maupun kekebalan seluler yang akan mencegah
terjadinya infeksi ulangan.
1.

Pengaruh Rubella Terhadap Kehamilan
Infeksi rubella berbahaya bila terjadi pada wanita hamil muda, karena dapat
menyebabkan kelainan pada bayinya. Jika infeksi terjadi pada bulan pertama kehamilan,
maka resiko terjadinya kelainan adalah 50%, sedanggkan jika infeksi terjadi trimester
pertama maka resikonya menjadi 25% (menurut America College Obstrician and
gynecologis, 1981). Rubella dapat menimbulkan abortus, anomaly congenital dan infeksi
pada neonates (Konjungtivitis, engefalibis, vesikulutis, kutis, ikterus dan konvuisi)


2.

Pengaruh rubella pada janin
Rubella dapat meningkatkan angka kematian perinatal dan sering menyebabkan cacat
bawaan pada janin. sering dijumpai apabila infeksi dijumpai pada kehamilan trimester I
(30 – 50%). Anggota tubuh anak yang bisa menderita karena rubella :
a. Mata (katarak, glaucoma, mikroftalmia)
b. Jantung (duktus arteriosus persisten, stenosis fulmonalis, septum terbuka)
c. Alat pendengaran (tuli)
d. Susunan syaraf pusat (meningoesefalitis, kebodohan)
Dapat pula terjadi hambatan pertumbuhan intra uterin. kelainan hematologgik (termasuk
trombositopenia dan anemia), hepotosplenomegalia dan ikterus, pneumonitis interfisialis
kronika difusa dan kelainan kromosom. Selain itu bayi dengan rubella bawaan selama
beberapa bulan merupakan sumber infeksi bagi anak-anak dan orang dewasa lain.

Tanda dan gejala klinis
- Demam ringan
- Merasa mengantuk
- Sakit tenggorok
- Kemerahan sampai merah terang /pucat, menyebar secara cepat dari wajah keseluruh tubuh,

kemudian menghilang secara cepat.

- Kelenjar leher membengkak
- durasi 3 – 5 hari

Diagnosis
Diagnosis rubella tidak selalu mudah karena gejala-gejala kliniknya hampir sama dengan
penyakit lain. Kadang tidak jelas atau tidak ada sama sekali. Virus pada rubella sering mencapai
dan merujuk embrio dan fetus. virus pada rubella sering mencapai dan merujuk embrio dan fetus.
Diagnosis pasti dapat dibuat dengan isolasi virus atau ditemukannya kenaikan tetes anti rubella
dalam serum. Lebih dari 50% kasus infeksi rubella pada ibu hamil bersifat subklinis/tanpa gejala
sehingga sering tidak disadari. Karena dapat berdampak negatif bagi janin yang dikandungnya.

Pencegahan
Vaksin rubella tidak boleh diberikan pada ibu hamil, terutama pada awal kehamilan, dapat
mendatangkan petaka bagi janin yang dikandungnya. Dapat terjadi abortus (keguguran), bayi
meninggal pada saat lahir, atau mengalami sindrom rubella kongenital. oleh karena itu, sebelum
hamil pastikan bahwa anda telah memiliki kekebalan terhadap virus rubella dengan melakukan
pemeriksaan anti – rubella IgG dan anti – rubella Ig M.
1) Jika hasil keduanya nagatif, sebaiknya anda ke dokter untuk melakukan vaksinasi,

namun anda baru diperbolehkan hamil 3 bulan setelah vaksinasi.
2) Jika anti – rubella IgG saja yang positif, atau anti rubella IgM dan anti rubella- IgG
positif, dokter akan menyarankan anda untuk menunda kehamilan.
3) Jika anti – rubella IgG saja yang positif, berarti anda pernah terinfeksi dan anti bodi
yang terdapat dalam tubuh anda dapat melindungi dari serangan virus rubella. Bila Anda hamil ,
bayi anda pun akan terhindar dari Sindroma Rubella Kongenital. bila anda sedang hamil dan
belum mengetahui apakah tubuh anda telah terlindungi dari infeksi Rubella, maka anda di
anjurkan melakukan pemeriksaan anti-Rubella IgG dan anti-Rubella IgG : jika anda telah
memiliki kekebalan( Anti- Rubella IgG ), berarti janin adapun terlindungi dari ancaman virus
rubella.

Jika belum memiliki kekebalan (Anti – Rubella IgG dan Anti – Rubella IgG positif), maka :
- Sebaiknya anda rutin kontrol ke dokter
- Tetap menjaga kesehatan dan tingkatan daya tubuh
- Menghindari orang yang dicurigai terinfeksi rubella maka deteksi infeksi rubella pada ibu
hamil yang belum memiliki kekebalan terhadap infeksi rubella sngat penting. ada beberapa
pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi infeksi rubella, yang lazim dilakukan adalah
pemeriksaan anti Rubella IgM dan anti rubella IgG pada contoh darah dari ibu hamil. Sedangkan
untuk memastikan apakah janin terinfeksi / tidak maka dilakukan pendeteksian virus rubella
dengan teknik PCR (Polymerose Chain reaction).

- Bahan pemeriksaan diambil dari air ketuban ( cairan amnion) / darah janin. Pengambilan
sampel air ketuban atau pun darah janin harus dilakukan oleh dokter ahli kandungan dan
kebidanan dan hanya dapat dilakukan setelah usia kehamilan diatas 22 minggu.
- Apabila wanita hamil dalam trimester I menderita Rubella, maka abortus buatan perlu
dipertimbangkan. setelah trimester I, kemungkinan cacat bawaan menjadi kurang yaitu 6,8%
dalam trimester II dan 5,3% dalam trimester III.

Penatalaksanaan
Penanggulangan infeksi rubella adalah dengan pencegahan infeksi salah satunya dengan
cara pemberian vaksinasi. pemberian vaksinasi rubella secara subkutan dengan virus hidup
rubella yang dilemahkan dapat memberikan kekebalan yang lama dan bahkan bisa seumur hidup.
Vaksin rubella dapat diberikan bagi orang dewasa terutama wanita yang tidak hamil. Vaksin
rubella tidak boleh diberikan pada wanita yang hamil atau akan hamil dalam 3 bulan setelah
pemberian vaksin. hal ini karena vaksin berupa virus rubella hidup yang dilemahkan dapat
beresiko menyebabkan kecacatan meskipun sangat jarang.
Tidak ada preparat kimiawi atau antibiotik yang dapat mencegah rubella pada orang-orang yang
tidak kebal dan terpapar rubella.
Bila didapatkan infeksi rubella dalam uterus sebaiknya ibu diterangkan tentang resiko dari
infeksi rubella kongenital. Dengan adanya kemungkinan terjadi defek yang berat dari infeksi
pada trimester I, pasien dapat memilih untuk mengakhiri kehamilan, bila diagnosis dibuat secara

tepat.

PENGOBATAN
1.

Sebenarnya tidak ada pengobatan yang spesifik. Antibiotik untuk anti radang.

2.

Bila batuk/pilek bisa diberi obat batuk/pilek, bila demam diberi obat turun panas.

3.

Bila disertai diare, sebaiknya diberi obat diare untuk mengatasinya.

4.

Beri asupan gizi yang baik pada anak, beri air minum yang banyak untuk mencegah
dehidrasi, beri vitamin tuk mengembalikan daya tahan tubuh.


5.

Bisa ditambahkan dengan memberi air 'kelapa ijo' untuk kesembuhan ruamnya.

6.

Istirahat/diisolasi di rumah, tuk jaga kondisi tubuh dan menghindari penularan ke anak
yang lain.

7.

Mengolesi ruam kulit dengan bedak cair/dingin (bedak bubuk biasanya malah membuat
kulit jadi kering sehingga smakin gatal).

Kasus
Ny. D datang ke BPS bidan Sari dengan keluhan demam sudah 3 hari, mengaku hamil
dengan usia kehamilan 3 bulan. Pasien mengatakan sering merasa ngantuk, terasa sakit pada
tenggorokan dan terdapat bintik-bintik merah meyebar diwajah dan seluruh tubuh. Pemeriksaan
fisik, tekanan darah, 100/70 mmHg, nadi 88 kali/menit, suhu tubuh 38 C, tinggi fundus uteri 10
cm, DJJ 140 kali/menit.


S
- Ibu mengeluh demam sejak 3 hari yang lalu
- Ibu mengatakan sering merasa mengantuk, terasa sakit pada tenggorokan
- Ibu mengatakan ada bintik-bintik merah menyebar diwajah dan seluruh tubuh

O
-

Keadaan Umum

: Baik

-

Kesadaran

: Compos mentis

-


Keadaan Emosional : Stabil

-

Tanda-tanda Vital
TD = 100/70mmHg
N = 88 kali/menit
T = 38 C
Rr = 24 kali/menit

-

Palpasi
Leopold I

= TFU 10 cm teraba Ballotemen

-


Leopold II

= -

Leopold III

=-

Punctum maximum

= Sepusat

DJJ

= 140 kali/menit

Reflek Patella

= +/+


Pemeriksaan Lab
Pem. Anti rubella IgG = +

A
Diagnosa
:
dan janin tidak baik.

G 1, P 0, A 0, hamil 12 minggu, dengan Rubella, keadaan ibu

Diagnosa Potensial

: Abortus dan anomaly kongenital

Masalah

: -

Tindakan segera

: Melakukan pemeriksaan PCR atau Abortus buatan.

P
-

Memberitahu kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan saat ini bahwa ibu dalam
keadaan tidak baik

-

Memberikan dukungan dan semangat pada ibu dan keluarga

-

Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup

-

Memberikan ibu obat anti radang seperti Antibiotik

-

Menganjurkan ibu untuk penuhi kebutuhan nutrisi dan cairan

-

Menganjurkan ibu untuk tidak bekerja terlalu berat

-

Memberitahu kepada ibu dan keluarga untuk melakukan pemeriksaan PCR

-

Memberitahu ibu bahwa keadaan janin sudah tidak baik sebaiknya dilakukan abortus
buatan

-

Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa keadaan ibu perlu memerlukan rujukan ke
Rumah Sakit.

KESIMPULAN

Rubella (juga disebut Campak Jerman) adalah infeksi virus yang sangat menular
yang biasa diderita oleh anak-anak, tetapi juga menjangkiti remaja dan orang dewasa. Mungkin
tidak ada gejala yang muncul atau umumnya berupa sedikit demam, pembengkakan kelenjar,
nyeri pada persendian dan kulit kemerahan pada wajah dan leher yang berlangsung selama dua
atau tiga hari. Kesembuhan selalu cepat dan komplet. Infeksi rubella itu paling berbahaya
pada 20 minggu pertama kehamilan. Akibatnya, bayi dapat lahir dengan keadaan tuli, buta,
cacat jantung, dan kelainan intelektual. Kondisi ini dikenal dengan Sindrom Rubella Bawaan
(Congenital Rubella Syndrome – CRS).
Gejala rubella biasanya perlu waktu sekitar dua minggu untuk berkembang dan
orang mungkin tidak menyadari bahwa mereka sudah terkena penyakit ini. Selama waktu ini,
mereka mungkin menyebarkan penyakit ini kepada orang lain termasuk wanita yang hamil muda
yang tidak memiliki kekebalan. Usia kehamilan muda adalah masa ketika bayi yang belum
lahir itu mempunyai risiko paling tinggi.
Cara pencegahan yang paling efektif adalah dengan pemberian imunisasi. Saat ini
imunisasi yang dapat diberikan untuk mencegah rubella adalah dengan pemberian
vaksin/imunisasi MMR (Measles, Mumps, Rubella).
Untuk Ibu hamil ada vaksin TORCH (Toxoplasma Rubella Cytomegalovirus/CMV
Herpessimplex)