PERBUP 06 THN 2016 01

BUPATI TAPIN
PROVINSI I(ALIMAITTAN SEIITTAIT
PERATURAN BUPATI TAPIN
NOMOR 05 TATIUil 20-16
TEITTAITG

TATA CARA PENGAIT(X}ARAN, PEL/IKSAITAAIY DAIY PENATAUSIAIIAAII,
PERTANGGUNGI\TAWABAN DAII PEL/IPORAN SERTA MONIT'ORING
DAN EVALUASI HIBAII DAN BANTUAN SOSIAL YAITG BERSTIMBER
DARI AIIGGARAT{ PENDAPATAI{ DAT{ BEI,ANJA DAERAH
DEilGAIT RAIIMAT TTIIIAIT YAITG MAIIA ESA

BUPATI TAPM,
Menimbang

bahwa untuk melaksanakan

ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat ll\
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun
z}tl tentang Pedoman Pemberian Hibah dan

Bantuan Sosial Yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah, sebagaimana
telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun
2Ot6 tentang Pembahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Datam Negeri Nomor 32 Tahun 2oll
tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan
Sosial Yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah, perlu mengatur
Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan dan

:

Penatausahaan, Pertanggungiawaban

dan
Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi Hibah

dan Banttran Sosial yang bersumber


dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
b.

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

a, perlu menetapkan
Peraturan Bupati tentang Tata Cara
Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan,
Pertanggungiawaban dan Pelaporan serta

dimaksud dalam humf

Monitoring dan Evaluasi Hibah dan Bantuan

Sosial yang bersrrmber dari

Anggaran


Pendapatan dan Belanja Daerah;

Mengingat

:1. Undang-Undang Nomor 8 Tatrun 1965
tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Tanah
Laut, Daerah Tingkat II Tapin dan Daerah
Tingkat II Tabalong (Lembararl Negara Republik
Indonesia Tahun 1965 Nomor 51, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
27561;

(&"

L

2-

2.


Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggara Negara yang Bersih dan Babas
dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
75, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3851);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2OO3 tentang

Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2OO3 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4286);

Tahun 2OO4 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 5,
Tambatran Irmbaran Negara Republik Indonesia

4. Undang-Undang Nomor 1


Nomor a355);
5. Undang-Undang Nomor 15

Tahun 2OO4 tentang

Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggungiawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tabun 2OO4 Nornor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nornor
a4o0);

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2OO4 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Ptrsat dan Pemerintahan Daerah (I-embaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor
126, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor aa38);

7. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2OO7 tentang
Penanggulangan Bencana (kmbaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2OO7 Nomor 66,

Tambatran Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor a7231;
8. Undang-

Undang Nomor 11 Tahun

2OO9

tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2OO9
l2.,Tambahan Lembaran

Negara


Nomor

Republik

Indonesia Nornor 4967\;
9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2Ol1 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 82, Tambahan kmbaran Negara
Republik Indonesia Nomor 523a1;

ft,7

-3-

Tahun 2OI3 tentang
Kemasyarakatan
(Lembaran Negara
Organisasi

Republik Indonesia Tahun 2OL3 Nomor 116,
Tambatran Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5a3O);

10. Undang-Undang Nomor 17

11. Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2OL4 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2Ol4 Nomor 244,
Tarnbahan kmbaran Negara Reptrblik Indonesia
Nomor 5587), sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua

Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2Ol4
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,

Tambahan l.embaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);

Tahun 2OI4 tentang
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2Ol4 Nomor 292,

12. Undang-Undang Nomor 30

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5601);
13.

'
14.

Perahrran Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005

tentang Pengelolaan Keuangan


Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2OOS Nomor 74O, Tarrbahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4578);

Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2OO5
tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun
2OO5 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor a593);
15.

Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun

tentang Pengelolaan Uang


2OO7

Negara/Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2OO7 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4738\',
16.

Peraturan Pemerintah Nomor

7l Tahun 2O1O

tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2OLO Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5165);

o,),

-4-

lT.Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011
tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar
Negeri dan Penerimaan Hibah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 20tl Nomor 23,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 52021;
18.

Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2Ol2
tentang Hibah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2OL2 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5272);

19.

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2OL4
tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2Ol4 Nomor 92, Tambahan
kmbaran Negara Republik Indonesia Nomor
5533);

20.

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2O1O
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,
sebagairnana telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70
Tahun 2OL2 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Presiden Nornor 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan BaranglJasa Pernerintah

;

Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengeloaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah
beberapa kali, teralchir dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 20ll
tentang Pembahan Kedua atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

21. Peraturan

tentang Pedoman Pengeloaan Keuangan Daerah;

22.Perafrirarr Menteri Dalam Negeri Nomor 32
Tahun 20tl tentang Pedoman Pemberian Hibah
dan Bantuan Sosial Yang Bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,
sebagaimana telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Peraturan Menteri Dalarn Negeri

Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pembahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 32 Tahun 2OLl tentang Pedoman
Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang
Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah;

-5-

23. Peraturran

Menteri Dalam Negeri Nomor 80

Tahun 2015 tentang Pembentukan produk
Hukum Daera-h;

24. Peratrtran Daerah Kabupaten Tapin Nomor 05
Tahun 2AO8 tentang Pembentukan Organisasi
dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten
Tapin, sebagaimana telah diubah beberapa
kali,
terakhir dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Tapin Nomor 09 Tahun 2015 tentang
Perubatran Keempat Atas Peraturan Daerah
Kabupaten Tapin Nomor 05 Tahun 2OOB tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Perangkat Daerah Kabupaten Tapin;
25. Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 01
Tahun 2Ol2 tentang Pembentukan Organisasi
dan Tata Keda Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Tapin;

26.Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 12
Tahun 2OL2 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah;
2T .

Peratural Daerah Kabupaten Tapin Nomor 02
Tahun 2OI3 tentang Pembentukan Organisasi
dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Pengurus
Korps Pegawai Republik Indonesia Kabupaten
Tapin;

28. Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 03
Tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi
dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Tapin;
29. Peraturan Daeratr Kabupaten Tapin Nomor O5
Tatrun 2Ol4 tentang Pembentukan Organisasi
dan Tata Keda Kantor Layanan Pengadaan
Barang/ Jasa Pemerintah Kabupaten Tapin;
30. Peraturan Bupati Tapin Nomor 11 Tahun 2Ol2
tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan
Keuangan Daerah;

3I. Peraturan Bupati Tapin Nomor 36 Tahun 2015

tentang Kebijakan Akuntansi

Pemerintah

Kabupaten Tapin Berbasis Akrual;
32. Peraturan Bupati Tapin Nomor 37 Tahun 2015
tentang Sistem Akuntansi Pemerintah
Kabupaten Tapin;

rt' ),

-6-

MEMUTUSI(NT

Menetapkan

:

:

PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA
PtNGANciciARA[,
PELI\KSAIYAAIT DAN

PENATAUSAHAAII,

DAII

PERTAtrI(X}UNG\TAUIABAN

PEL/IFORAIY SERTA UOITII1ORIITG DAIT
EVALUASI HIBAH DAII BANTUAN SOSIAL YANG
BERSIIMBER DARI AITGGARAN PENDAPATAIT
DAI{ BEL/II|JA DAERATI.
BAB I
I(STENTUAN I'MUM
Pasal

I

Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan

:

1. Daerah adalah Kabupaten Tapin.
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan

3.
4.
5.

6.
7.
8.
9.

pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluasluasnya dalam sistern dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
Bupati adalah Bupati Tapin.
Dewan Perwakilan Ralryat Daerah, yang selanjutnya disingkat
DPRD adalah Dewan Perwakilan Ralryat Daerah Kabupaten
Tapin, yarrg mempakan Lernbaga Perwakilan Rakyat Daerah
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.
Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Tapin.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tapin.
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
adalah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Kabupaten Tapin.
Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah
dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang
dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk
kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah
tersebut.

-7

10.

-

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah , yang selanjutnya

disingkat APBD adalah Rencana Keuangan

Tahunan
Pemerintahan Daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh
Pemerintah Daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan Peraturan
Daerah.

1

1.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yang selanjutnya
disingkat APBN adalah Rencana Keuangan Tahunan
Pemerintahan Negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat.

12. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah, yang selanjutnya disingkat

PPKD adalah Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah
yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan
bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah, dalam hal ini Dinas
Pendapatan, Pengelolaal Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Tapin.
13. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah, yang selanjutnya
disingkat SKPKD adalah Perangkat Daerah pada Pemerintah
Daerah yang melaksanakan pengelolaan APBD, dalam ha-l ini
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Tapin.
14. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya
disingkat SKPD adalah unsur pembantu Bupati dan DPRD dalam
penyJtenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi
Kewenangan Daerah selaku Pengguna Anggaran /Barang15. Tim Anggaran Pemerintah Daerah, yang selanjutnya disingkat
TAPD aaafan Tim yang dibentuk dengan Keputusan Bupati dan
dipimpin oleh sekretaris Daeratr yang mempunyai tugas
mlnyiapkan serta melaksanakan kebijakan Bupati dalam rangka
pen]rusunan APBD yang anggotanya terdiri dari Pejabat
Perencana Daerah, PPKD dan pejabat lainnya sesuai dengan
kebuhrhan.
16. Rencana Keda dan AnggararL PPKD, yang selanjutnya disingkat
RKA-PPKD adalah Rencana Keda dan Anggaran SKPKD, dalam
hal ini Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan, dan Aset Daerah
selaku Bendahara Umum Daerah.
17. Rencana Kerja dan Anggaran SKPD, yang selanjutnya disingkat
RKA-SKPD adalah Dokumen Perencanaan dan Penganggaran
yang berisi Program, Kegiatan dan Anggaran SKPD.
18. Dolmmen Pelaksanaan Anggaran PPKD, yang selanjutnya
disingkat DPA-PPKD mempakan Dokumen Pelaksanaan
Anggaran SKPKD, dalam hal ini Dinas Pendapatan, Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah selaku Bendahara Umum Daerah.
L9. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD, yang selanjutnya
disinglat DPA-SKPD rnerupakan dokumen yanB memuat
pendapatan dan belanja setiap SKPD yang digUnakan sebagai
dasar pelaksanaan oleh Pengguna Anggaran-

-8-

20.

Hibah adalah pemberian uang/baralg atau jasa

dari
Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat atau Pemerintah
Daerah lainnya, Badan Usaha Milik Daerah, Badan, Lembaga
dan organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum
Indonesia, yang secara spesifrk telah ditetapkan
peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat,

serta tidak secara tems menerus yang bertujuan untuk

menunjang penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah.
21.

Bantuan Sosial adalah pemberian bantuan

berupa

uang/barang dari Pemerintah Daerah kepada individu, keluarga,
kelompok dan/atau masyarakat yang sifatnya tidak secara terus
menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dari
kemungkinan terjadinya resiko sosial.
22.

Resiko Sosial adalah kejadian atau peristiwa yang dapat
menimbulkan potensi terjadinya kerentartan sosial yarrg
ditanggung oleh individu, keluarga, kelompok dan/atau
masyarakat sebagai dampak krisis sosial, krisis ekonomi, krisis
politik, fenomena alam dan bencana alam yang jika tidak
diberikan belanja bantrran sosial akan semakin terpuruk

dan tidak dapat hidup dalarn kondisi wajar.
23. Naskah Perjanjian Hibah Daerah, yang selanjutnya disingkat
NPHD adalah Naskah Perjanjian Hibah yang bersumber dari
APBD antara Pemerintah Daerah dengan penerima hibah.
BAB

II

RUANG LINGKUP
Pasal 2

Ruaag lingkup Peraturan Bupati ini meliputi

penganggararL,
penatausatraan, pelaporan dan
pelaksanaan dan
pertanggungiawaban serta monitoring dan evaluasi pemberian hibah
dan bantuan sosial yang bersumber dari APBD.

Pasal 3

2 dapat bempa

(1)

Hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
uang, barang atau jasa.

(21

Bantuan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal
berupa uang atam bararag.

2

dapat

-9-

BAB

III

HIBATI

Bagian Kesatu
Umum
Pasal 4

(1) Pemerintah Daerah dapat memberikan hibah sesuai kemampuan
Keuangan Daerah.
(21 Pemberian hibatl sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
setelah memprioritaskan pemenuhan Belanja Urusan Wajib dan
Belanja Urusan Pilihan.

(3) Pemberian hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan
untuk menunjang pencapaial sasarErn program dan kegiatan
Pemerintah Daerah sesuai urgensi dan kepentingan daerah dalam
mendukung terselenggaranya fungsi pemerintahan, pembangunan
dan kemasyarakatan dengan memperhatikan asas keadilan,
kepatutan, rasionalitas, dan manfaat untuk masyarakat.
(4) Pemberian hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memenuhi

kriteria paling sedikit :
a. peruntukannya secara spesifik telah ditetapkan;
b. bersifat tidak wajib, tidak mengikai atau tidak secara terus
menerus setiap tahun anggaran sesuai dengan kemampuan
keuangan daerah kecuali ditentukan lain oleh peraturan
perundang-undangan;

c.

memberikan nilai manfaat bagr Pemerintah Daerah dalam

d.

pembangunan dan kemasyarakatan; dan
memenuhi persyaratan penerima hibah.

mendulnrng terselenggararrya fungsi

pemerintalran,

Pa8al 5

Hibah dapat diberikan kepada :
a. Pemerintah Pusat;
b. Pemerintah Daerah Lain;
c. Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah;
dan/atau
d. Badan, Lembaga, dan Organisasi Kemasyarakatan yang berbadan
hukum Indonesia.

-10-

Pasal 6
(1)

Hibah kepada Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam pasa_l 5
a diberikan kepada Satuan Kerja dari
Kementeiat/l*mbaga Pemerintah Non Kementerian yang
wilayah kerjanya berada dalam daerah yang bersangkutan.

(21

Hibah kepada Pemerintatr Daerah lain sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 huruf b diberikan kepada Daerah Otonom baru
hasil pemekaran daerah sebagaimana diamanatkan Peraturan

hurrf

Perundang-undangan.
(3)

Hibah kepada Badan Usaha Milik Negara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 huruf c diberikan dalam rangka
untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sesuai
dengan ketentuan peraturan pemndang-undangan.

(4)

Hibah kepada Badan Usaha Milik Daerah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 huruf c diberikan dalam rangka

untuk meneruskan hibah yang diterima Pemerintah Daerah dari
Pemerintah Pusat sesuai dengan ketentrran peraturan
perundang-undangan.
(s)

Hibah kepada Badan dan Lembaga sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 huruf d diberikan kepada Badan dan Lembaga

:

a. yang bersifat nirlaba, sukarela dan sosial yang dibentuk
b.
c.

(6)

berdasarkan peraturan perundangundangan;
yang bersifat nirlaba, sukarela dan sosial yang telah memiliki
Surat Keterangan Terdaftar yang diterbitlan oleh Menteri
Dalam Negeri, Gubernur atau Bupati; atau
yang bersifat nirlaba, sukarela bersifat sosial kemasyarakatan
bempa kelompok masyarakat/ kesatuan-kesatuan masyarakat
hukum adat sepanjang masih hidup dan sesuai dengan
perkembarlgan masyarakat, dan keberadaannya diakui oleh
Pemerintah hrsat dan/atau Pemerintah Daerah melalui
pengesahan atau penetapan dari Pimpinan Instansi Vertikal
atau Kepala SKPD terkait sesuai dengan kewenangannya.

Hibah kepada organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf d
diberikan kepada organisasi kemasyarakatan yang berbadan
hukum yayasan atau organisasi kemasyarakatan yang berbadan

hukum perkumpulan yang telah mendapatkan pengesarran
Badan Hukum dari Kementerian yang membidangi Unrsan

Hukum dan Hak Asasi Manusia sesuai peraturan pemndang-

undangan.

,t

- 11-

Pasal 7
(1)

Hibah kepada Badan dan Lembaga sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (5) diberikan dengan persyaratan paling sedikit :

a. memiliki kepengurusan yang jelas di Daerah

yang

bersangkutan;

b. memiliki Surat Keterangan

Domisili dari Lurah lKepala Desa

setempat atau sebutan lainnya; dan

c. berkedudukan dalam Wilayah Administrasi

Pemerintah

Daerah yang bersangkutan.
(2)

Hibah kepada organisasi kemasyarakatan

sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6 ayat (6) diberikan dengan persyaratan
paling sedikit :
a. telah terdaftar pada Kementerian yang membidangi Urusan
Hukum dan Hak Asasi Manusia paling singkat 3 (tiga) tahun,
kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan;

b. berkedudukan dalam Wilayah Administrasi

Pemerintah

Daerah yang bersang)