M01928

Proceedings Book Seminar Dan Konferensi Nasional 2015: ISBN 978-602-17102-3-4

PENGARUH PENDAMPINGAN, PENGETAHUAN, DAN PEER
SUPERVISION TERHADAP KEMANDIRIAN GURU DALAM
MENGEMBANGKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK
Donald Samuel
Mahasiswa Program Doktor Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta
[email protected]
Adanya kebutuhan guru mata pelajaran Non Ujian Nasional SMP Negeri 2
Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, DIY akan pengembangan kompetensi
pedagogik ditindaklanjuti oleh PT. Astra International, Tbk melalui Yayasan
Pendidikan Astra-Michael D. Ruslim dengan mengalokasikan sebagian program
Corporate Social Responsibility (CSR) pada hal tersebut. Program pengembangan
kompetensi pedagogik ini telah berjalan selama 3 semester, dan saat ini terdapat
masalah terkait rendahnya kemandirian guru dalam mengembangkan kompetensi
pedagogiknya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh
pendampingan, pengetahuan dan peer supervision terhadap kemandirian guru
dalam mengembangkan kompetensi pedagogiknya baik secara individual maupun
bersama-sama.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif asosiatif. Data dari keempat variabel
dikumpulkan dengan angket berbentuk pernyataan skala likert yang telah teruji

validitas dan reliabilitasnya. Analisis data yang dilakukan dengan teknik analisis
regresi linear. Tingkat kesalahan ditentukan pada 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persamaan regresi yang terbentuk adalah Y
= 0,478X1 + 0,271X2 + 0,246X3. Nilai F sebesar 177,246 yang signifikan pada
0,000 yang menunjukkan adanya pengaruh stimultan variabel independen
terhadap kemandirian guru. Pengaruh pendampingan ditunjukkan dengan nilai t
sebesar 2,64 yang signifikan pada 0,014 yang berarti terdapat pengaruh
pendampingan terhadap kemandirian. Pengaruh pengetahuan ditunjukkan dengan
nilai t sebesar 2,198 yang signifikan pada 0,038 yang berarti terdapat pengaruh
pengetahuan terhadap kemandirian. Sedangkan pengaruh peer supervision
ditunjukkan dengan t sebesar 1,312 yang signifikan pada 0,201 yang berarti tidak
ada pengaruh peer supervision terhadap kemandirian. Ketiga variabel dapat
menjelaskan kemandirian sebesar 95%. Variabel yang paling berpengaruh adalah
pendampingan, sehingga disarankan pada pelaksana program untuk menekankan
pemberian pendampingan pada guru.
Kata kunci: pendampingan, pengetahuan, peer supervision, kemandirian

Gedung RA Kartini Lantai 9 Kampus A, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

Page 1


Proceedings Book Seminar Dan Konferensi Nasional 2015: ISBN 978-602-17102-3-4

Pendahuluan
UU. No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen mengharuskan guru
memiliki 4 kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan
profesional. Dari keempat kompetensi tersebut, yang menjadi dasar untuk
seseorang pada umumnya bekerja dengan baik adalah kepribadian dan sosial yang
baik. Sedangkan kompetensi yang membedakan antara profesi guru dengan
profesi yang lain adalah adanya kompetensi profesional dan pedagogik. Terkait
dengan kompetensi profesional, dapat diasumsi bahwa guru (khususnya guru
satuan pendidikan tingkat dasar) akan dengan mudah menguasai konten atau isi
pembelajaran yang akan diajarkan, karena materi pelajaran yang relatif tidak
terlalu berat. Oleh karena itu, kompetensi pedagogik kemudian mendapatkan
tempat yang sangat strategis diantara kompetensi-kompetensi yang lain.
Kompetensi pedagogik berhubungan dengan kemampuan guru dalam
pengelolaan

pembelajaran


peserta

didik.

Dengan

demikian,

kesuksesan

pembelajaran yang dilakukan guru sangat bergantung pada baik tidaknya
kompetensi pedagogik seorang guru (disamping kompetensi yang lain).
Siswa SMP yang berusia 13-15 tahun memiliki karakteristik yang unik.
Menurut Piaget, usia tersebut merupakan awal perkembangan masa operasional
formal. Untuk memudahkan guru menyukseskan tujuan pendidikan pada jenjang
SMP, maka guru perlu memiliki kompetensi pedagogik yang memadai.
Untuk

mengembangkan


kompetensi

pedagogik,

perlu

dicermati

komponen-komponen yang ada dalam kompetensi pedagogik. Permendiknas No.
16 tahun 2007 tentang standar guru menyatakan bahwa terdapat 10 komponen
yang menjadi bagian dari kompetensi pedagogik. Inti dari 10 komponen tersebut
adalah perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pengajaran. Oleh karena itu,
pengembangan pada 10 komponen tersebut akan berdampak pada berkembangnya
kompetensi pedagogik guru. Pengembangan tersebut tidak akan maksimal jika
guru hanya diberikan bekal-bekal teoritis saja. Oleh karena itu, pendampingan,
Gedung RA Kartini Lantai 9 Kampus A, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

Page 2

Proceedings Book Seminar Dan Konferensi Nasional 2015: ISBN 978-602-17102-3-4


pengetahuan, dan peer supervision menjadi sangat strategis dalam kegiatan
pengembangan kompetensi pedagogik.
Kenyataan yang ditemui dilapangan menunjukkan bahwa guru-guru mata
pelajaran Non Ujian Nasional di SMP Negeri 2 Gedangsari, Kabupaten
Gunungkidul tidak memiliki kemandirian yang baik dalam hal pengembangan
kompetensi pedagogik mereka. Hal ini menjadi ironi karena pengembangan
kompetensi pedagogik guru di sekolah ini telah dibantu oleh konsultan dari
Yayasan Pendidikan Astra-Michael D. Ruslim yang merupakan pengelola dana
Corporate Social Responsibility dari PT. Astra International, Tbk. Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan, ditemukan bahwa sebagian besar guru harus
didorong-dorong untuk menyusun perangkat pembelajaran, baik perencanaan
maupun evaluasi yang baik. Selain itu, ketika akan melakukan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), guru tidak mau melakukan jika tidak didampingi oleh
konsultan atau pihak lain yang kompeten.
Berdasarkan sajian masalah tersebut, maka perlu diketahui faktor yang
menyebabkan rendahnya kemandirian guru dalam mengembangkan kompetensi
pedagogiknya. Berdasarkan berbagai kajian teori yang telah dilakukan, faktor
yang dimungkinkan dapat berpengaruh dalam hal ini adalah pendampingan dari
konsultan, pengetahuan guru, dan supervisi dari sesama guru (peer supervision).

Untuk itu perlu dilakukan kajian lebih lanjut pada hal-hal tersebut.
Kemandirian memiliki berbagai definisi. Salah satu definisi yang cukup
sederhana dan sesuai dengan penelitian ini adalah definisi yang dikemukakan
Lamman (dalam Fatimah, 2006) yang menyatakan bahwa kemandirian merupakan
suatu kemampuan individu untuk mengatur dirinya sendiri dan tidak tergantung
kepada orang lain. Dengan demikian, kemandirian dalam penelitian ini
merupakan kemampuan guru untuk mengatur dirinya sendiri dan tidak tergantung
orang lain dalam hal mengembangkan kompetensi pedagogiknya.
Supaya definisi kemandirian tersebut dapat diukur dan diamati, maka
diperlukan indikator-indikator kemandirian. Lindzey dan Ritter (dalam Hasan
Gedung RA Kartini Lantai 9 Kampus A, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

Page 3

Proceedings Book Seminar Dan Konferensi Nasional 2015: ISBN 978-602-17102-3-4

Basri, 2000:56) mengemukakan ciri-ciri atau indikator-indikator kemandirian
sebagai berikut.
1. Menunjukan inisiatif dan berusaha untuk mengejar prestasi.
2. Secara relatif jarang mencari pertolongan pada orang lain.

3. Menunjukan rasa percaya diri.
4. Mempunyai rasa ingin menonjol.
Selanjutnya, pendampingan memiliki berbagai definisi yang dikemukakan
oleh para ahli. Pendampingan merupakan penyempurnaan konsep pembinaan.
Dalam pembinaan, pihak yang membina cenderungaktif sedang yang dibina pasif
atau pembina adalah sebagi subjek yang dibina adalah objek. Oleh karena itu
istilah pendampingan dimunculkan, untuk mengakomodir hal ini. Pendampingan
menunjukan kesejajaran (tidak ada yang satu lebih dari yang lain), yang aktif
justru yang didampingi sekaligus sebagai subjek utamanya, sedang pendamping
lebih bersifat membantu saja. Dengan demikian pendampingan dapat diartikan
sebagai satu interaksi yang terus menerus antara pendamping dengan anggota
kelompok atau masyarakat hingga terjadinya proses perubahan.
Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil tahu dari manusia, yang
sekadar menjawab pertanyaan what, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan
sebagainya. Pengetahuan hanya dapat menjawab pertanyaan apa sesuatu itu.
Pengetahuan merupakan respons mental seseorang dalam hubungannya objek
tertentu yang disadari sebagai ada atau terjadi. Pengetahuan dapat salah atau
keliru, karena bila suatu pengetahuan ternyata salah atau keliru, tidak dapat
dianggap sebagai pengetahuan. Sehingga apa yang dianggap pengetahuan tersebut
berubah statusnya menjadi keyakinan saja (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan

pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang
dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan tersebut diperoleh
baik dari pengalaman langsung maupun melalui pegalaman orang lain
(Notoatmodjo, 2010)

Gedung RA Kartini Lantai 9 Kampus A, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

Page 4

Proceedings Book Seminar Dan Konferensi Nasional 2015: ISBN 978-602-17102-3-4

Berdasarkan definisi pengetahuan tersebut, pengetahuan yang diangkat
dalam penelitian ini adalah sejumlah fakta dan teori yang dimiliki oleh guru
mengenai komponen-komponen kompetensi pedagogik. Oleh karena itu, indikator
dari hal ini adalah 10 komponen kompetensi pedagogik, yaitu:
1.

Kemampuan guru mengenali karakteristik peserta didik mereka.

2.


Pemahaman guru dan penerapan berbagai pendekatan, strategi, metode,
dan teknik pembelajaran yang mendidik.

3.

Kemampuan guru mengembangkan kurikulum.

4.

Kemampuan guru menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

5.

Kemampuan guru mengenai TIK, dan pemanfaatan dalam pembelajaran.

6.

Kemampuan guru mengembangkan potensi peserta didik.


7.

Kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik.

8.

Kemampuan guru menyelenggarakan penilaian dan evaluasi hasil belajar.

9.

Kemampuan guru memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk
kepentingan pembelajaran.

10.

Kemampuan guru melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran.
Menurut Mulyasa (2006), supervisi sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh

kepala sekolah yang berperan sebagai supervisor, tetapi dalam sistem organisasi

modern diperlukan supervisor khusus yang lebih independent dan dapat
meningkatkan obyektivitas dalam pembinaan dan pelaksanaan tugas. Guna
menghemat pengadaaan supervisor, sebuah sekolah dapat memanfaatkan sumber
daya guru yang ada untuk menyupervisi sesama temannya. Hal ini kemudian
dapat dikatakan sebagai peer supervision atau supervisi sesama.
Pengertian lain dikemukakan oleh Sutisna (2001) yang menyatakan
supervisi adalah segala usaha Kepala Sekolah dalam memimpin guru dan tenaga
kependidikan lain untuk melakukan perbaikan pengajaran, menstimulasi
pertumbuhan profesional dan perkembangan diri para guru; serta menyeleksi dan
merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode mengajar serta
Gedung RA Kartini Lantai 9 Kampus A, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

Page 5

Proceedings Book Seminar Dan Konferensi Nasional 2015: ISBN 978-602-17102-3-4

evaluasi pengajaran. Berdasarkan definisi tersebut, dapat ditentukan indikatorindikator peer supervision, yaitu komponen-komponen dalam definisi tersebut.
Berdasarkan berbagai kajian yang dilakukan, tujuan dari penelitian ini
adalah menganalisis pengaruh pendampingan, pengetahuan, dan peer supervision
terhadap kemandirian guru mata pelajaran non UN SMPN 2 Gedangsari dalam
mengembangkan kompetensi pedagogiknya.

Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif asosiatif. Variabel yang
diangkat dalam penelitian ini adalah pendampingan, pengetahuan, peer
supervision, dan kemandirian. Semua variabel diukur dalam skala pengukuran
interval. Populasi dalam penelitian ini adalah guru mapel non Ujian Nasional
SMPN 2 Gedangsari yang berjumlah 30 orang. Oleh karena itu, supaya data dapat
dianalisis secara parametrik, semua populasi menjadi sampel penelitian (sebanyak
30 orang). Data dari keempat variabel dikumpulkan dengan angket berbentuk
pernyataan skala likert yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya pada
kelompok guru yang lain. Analisis data yang dilakukan adalah analisis regresi
linear. Untuk itu, disusun persamaan regresi linear berganda dengan mencari nilainilai beta setiap variabel. Hipotesis persamaan regresi ganda dianalisis dengan uji
F, sedangkan hipotesis persamaan regresi sederhana dianalisis dengan uji t.
Tingkat kesalahan ditentukan pada 0,05.

Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil try out instrumen, ditemukan bahwa kesemua instrumen
memiliki validitas diatas 0,2. Keseluruhan item instrumen yang berjumlah 55 soal
inilah yang kemudian digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Data nilaiGedung RA Kartini Lantai 9 Kampus A, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

Page 6

Proceedings Book Seminar Dan Konferensi Nasional 2015: ISBN 978-602-17102-3-4

nilai instrumen dari setiap item dalam sebuah variabel kemudian dirata-rata untuk
mendapatkan nilai dari variabel yang diteliti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persamaan regresi yang terbentuk
adalah Y = 0,478X1 + 0,271X2 + 0,246X3 sebagaimana ditunjukkan dalam tabel
2. Sedangkan nilai F sebesar 177,246 yang signifikan pada 0,000 yang
menunjukkan

adanya

pengaruh

stimultan

variabel

independen

terhadap

kemandirian guru. Nilai F ini dapat disimak dalam tabel 1 berikut.

Tabel 1.
Nilai F Persamaan Regresi Berganda
a

ANOVA
Model
1

Sum of Squares
Regression

Mean Square

10,417

3

3,472

,490

25

,020

10,907

28

Residual
Total

df

F
177,246

Sig.
,000

b

a. Dependent Variable: Kemandirian
b. Predictors: (Constant), Supervisi, Pengetahuan, Pendampingan

Selanjutnya, pada pengaruh individual, diperoleh perhitungan setiap nilai
beta yang diuji dengan uji t sebagaimana ditampilkan dalam tabel 2. Pengaruh
pendampingan ditunjukkan dengan nilai t sebesar 2,64 yang signifikan pada 0,014
yang berarti terdapat pengaruh pendampingan terhadap kemandirian. Pengaruh
pengetahuan ditunjukkan dengan nilai t sebesar 2,198 yang signifikan pada 0,038
yang berarti terdapat pengaruh pengetahuan terhadap kemandirian. Sedangkan
pengaruh peer supervision ditunjukkan dengan t sebesar 1,312 yang signifikan
pada 0,201 yang berarti tidak ada pengaruh peer supervision terhadap
kemandirian.
Tabel 2.
Gedung RA Kartini Lantai 9 Kampus A, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

Page 7

Proceedings Book Seminar Dan Konferensi Nasional 2015: ISBN 978-602-17102-3-4

Uji Hipotesis Individual
Coefficients

a

Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1

B
(Constant)

Coefficients

Std. Error
-,041

,151

Pendampingan

,470

,178

Pengetahuan

,282

Supervisi

,263

Beta

t

Sig.
-,273

,787

,478

2,640

,014

,129

,271

2,189

,038

,200

,246

1,312

,201

a. Dependent Variable: Kemandirian

Ketiga variabel dapat menjelaskan kemandirian sebesar 95%. Sedangkan
sisanya (5%) dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dibahas dalam
penelitian ini. Nilai koefisien determinasi ini ditunjukkan dalam tabel 3 berikut.
Tabel 3.
Koefisien Determinasi
Model Summary

Model
1

R
,977

R Square
a

,955

Adjusted R

Std. Error of the

Square

Estimate
,950

,13997

a. Predictors: (Constant), Supervisi, Pengetahuan, Pendampingan

Simpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa variabel pendampingan,
pengetahuan, dan peer supervision berpengaruh secara bersama-sama terhadap
kemandirian guru dalam mengembangkan kompetensi pedagogiknya. Sedangkan
secara individual, hanya pendampingan dan pengetahuan yang berpengaruh secara
langsung terhadap

kemandirian.

Sementara itu, peer supervision tidak

Gedung RA Kartini Lantai 9 Kampus A, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

Page 8

Proceedings Book Seminar Dan Konferensi Nasional 2015: ISBN 978-602-17102-3-4

berpengaruh terhadap kemandirian. Variabel yang paling berpengaruh adalah
pendampingan.

Untuk

itu,

ketika

program

pengembangan

menghadapi

keterbatasan dana dan waktu, maka disarankan pada pelaksana program untuk
menekankan pemberian pendampingan pada guru jika ingin membentuk guru
yang mandiri dalam mengembangkan kompetensi pedagogiknya.

Daftar Pustaka
Basri, Hasan. 2000. Remaja Berkualitas (Problematika Remaja dan Solusinya).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Fatimah, E. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: Pustaka Setia
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda
Karya
Notoatmodjo, S. 2010. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Sutisna, O. 2001. Administrasi Pendidikan Dasar Dan Teoritis Untuk Praktek
Profesional. Bandung: Angkasa

Gedung RA Kartini Lantai 9 Kampus A, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

Page 9

Dokumen yang terkait