RiskBasedCapitalDariBaselImenujuBaselII.
RISK BASED CAPIT AL :
Dari Basel I menuj u Basel II
D irektorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan
Agenda
1. Pokok-Pokok Kerangka Basel II
2. Implement asi Basel II di Indonesia
2
Sej arah Basel Capit al Adequacy Accord
Rekomendasi dan Pedoman yang dikeluarkan Basel Commit t ee on
Banki ng Super vi si on (“ BCBS” ) dij adikan acuan Bank Sent ral di
lebih dari 100 negara G-10 dan non G-10
Juli 1988
Januari1996
Juni 2004
Penerbitan
Capit al Accord
Amandemen Basel I
yang memasukkan
Market Risk
Publikasi New
Capit al Accord
(Basel I)
Diadopsi BI
sej ak 1993
Diadopsi BI
sej ak 2003
2007
Implementasi
oleh G-10
(Basel II)
Akan diadopsi BI
mulai 2008
3
The Old and the New Structure
Capital Regulation
Basel 1
Basel 2
Minimum Cap.
Requirements
Definition of
Capital
Weighted Risks
Credit
Risk
Market
Risk
Standardised
Approach
Simplified
Standardised
Approach
Minimum Cap.
Requirements
Weighted Risks
Foundation
Approach
Advanced
Approach
Operational
Risk
Asset
Securitisation
Standardised
Approach
Market
Discipline
Definition of
Capital
Credit
Risk
Internal
Rating-Based
Approach
Supervisory
Review Process
Basic
Indicator
Approach
Internal
Rating-Based
Approach
Standardised
Approach
Market
Risk
Advanced
Measure.
Approach
Source: BIS, BCBS
4
Perbandingan BCA I dan BCA II
Basel I Accord
Basel II Accord
Fokus kepada suat u ukuran
t unggal
Fokus kepada met ode
int ernal
Memiliki pendekat an
sederhana t erhadap t ingkat
sensit ivit as risiko
Memiliki t ingkat sensit ivit as
t erhadap risiko yang t inggi
Menggunakan pendekat an
‘ one single size f it s all’ at as
risiko dan modal
Fleksibel unt uk memenuhi
kebut uhan beragam bankbank
5
Mengapa Basel II Perlu Diterapkan ?
1.
2.
Mendorong indust ri perbankan unt uk t erus meningkat kan kemampuan
manaj emen risiko
Memperkenalkan t eknik penilaian risiko secara lebih komprehensif
3.
Mendorong mar ket di sci pl i ne mel al ui penyempurnaan aspek
t ransparansi inf ormasi keuangan
4.
Konvergensi ant ara r egul at or y dan economi c capi t al
5.
Meningkat kan kual it as pengawasan
6.
Memperl uas keset araan dal am persaingan ant ar bank dengan
mencipt akan l evel pl ayi ng f i el d sesuai st andar perbankan
int ernasional
7.
Adanya kelemahan dalam f r amewor k Basel I t erdahul u, yait u :
•
•
Pendekat an “ one-si ze-f i t s-al l ” sudah t idak rel evan
Bel um mencakup sel uruh risiko yang dihadapi bank (mis. risiko op erasional ,
reput asi, st rat egik, l ikuidit as, dl l . )
•
Bel um mengakui keberadaan agunan (col l at eral ) dan bent uk mit igasi risiko
l ainnya yang dapat mencipt akan insent if bagi perbaikan pengel ol aan r i si ko
6
3 Pillar yang “ Mut ually Reinforcing”
Basel II secara eksplisit menekankan bahwa modal hanya merupakan sat u
aspek dalam st andar/ pengat uran prudent ial. Hal ini t erlihat melalui 3 Pillar
yang direkomendasikan dalam Basel II.
Minimum Capital
Requirements (Pillar 1)
Bank harus memelihara
modal yang cukup
untuk mendukung
aktivitas risk t aking
Supervisory Review
Process (Pillar 2)
Bank harus dapat menilai risiko
dari aktivitas yang dilakukan,
dan pengawas harus dapat
mengevaluasi kecukupan
penilaian yang dilakukan bank
Market Discipline
(Pillar 3)
Bank harus mengungkapkan
berbagai informasi untuk
mendorong mekamisme pasar
sehingga dapat mendukung
fungsi pengawasan bank
7
Prakondisi Menuj u Penerapan Basel II
Pillar 1
Industri perbankan
mengembangkan
‘ budaya’
manaj emen risiko
Pillar 2
Pengawasan yang
efektif, mis.
kepatuhan terhadap
25 BCP’ s
Pillar 3
Pengaturan yang
j elas mengenai
disclosure sehingga
mendorong
transparansi
8
Scope of Application
Diversif ied
Financial Group
Holding Company
Commercial Bank
Finance
Company
Rural
Bank
Insurance
Company
Securit ies
Company
9
Pillar 1 – Minimum Capital Requirements
Definisi Tier 1, Tier 2,
dan Tier3 tidak
berubah
Minimum Capital Ratio = 8% =
Modal (Tier 1 = Tier 2 + Tier 3)
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
Hanya perhit ungan
ATMR yang berubah
10
Pillar 1 – Minimum Capital Requirements
Minimum Capital Ratio = 8% =
Modal
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
Risiko Pasar
Risiko Kredit
Risiko kerugian dari
posisi dal am on dan
of f balance sheet
yang t imbul karena
perubahan f akt or
psar (suku bunga
dan nil ai t ukar)
Risiko kerugian
karena
debit ur/ count erpar
t y gagal memenuhi
kewaj ibannya
sesuai perj anj ian
yang disepakat i
Perubahan Tidak
Signifikan
Perubahan
Signifikan
Risiko
Operasional
Risiko kerugian
l angsung maupun
t idak l angsung yang
disebabkan f akt or
kel emahan at au
kegagal an proses
int ernal , SDM,
sist em, dan
kej adian ekst ernal
Tambahan Risiko
11
Pillar 1 – Minimum Capital Requirements
Alternatif Pendekatan Perhitungan Beban Modal (Capit al Charge)
SIMPLE
Credit Risk
COMPLEX
St andardized Approach
Int ernal Rat ings-Based Approaches
Foundat ion IRB
Market Risk
Operat ional
Risk
St andardized Approach
Basic
Indicat or
St andardized
Approach
Advanced IRB
Int ernal VaR Models
Advanced Measurement Approaches
12
Pillar 1 – Minimum Capital Requirements
CREDIT RISK - Standardized Approach
Dengan St andar di zed Appr oach , bobot risiko dit et apkan berdasarkan
peringkat yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat yang diakui ot orit as
pengawas.
Berikut adalah cont oh penet apan bobot risiko.
Credit
Assessment
AAA
to AA-
A+
to A-
BBB+
BB+
to BBB- to B-
Below
B-
Unrat ed
Sovereigns
PSEs
Banks
0%
20%
20%
20%
50%
50%
50%
100%
100%
100%
100%
100%
150%
150%
150%
100%
100%
100%
Credit
Assessment
AAA
to AA-
A+
to A-
BBB+
to BB-
Below
BB-
Corporat es
20%
50%
100%
150%
Unrat ed
100%
Khusus untuk beberapa j enis portofolio, bobot risiko tidak berdasarkan hasil
peringkat , misalnya port ofolio rit el (75%), port ofolio KPR (35%) , past due loans
(150%), dll.
13
Pillar 1 – Minimum Capital Requirements
CREDIT RISK – Internal Ratings Based Approach
? Hanya
bank yang
menerapkan IRB
memenuhi
persyarat an
t ert ent u
yang
dapat
? Bank harus memasukkan seluruh eksposur ke dalam kat egori aset
berdasarkan under l yi ng r i sk char act er i st i cs, yait u Corporat e exposures,
Sovereign exposures, Bank exposures, Ret ail exposures, Equit y
exposures, dan Eligible Purchased Receivables
? Bank harus menghit ung komponen risiko (Pr obabi l i t y of Def aul t / PD, Loss
Gi ven Def aul t / LGD, Exposur e At Def aul t / EAD)
? Pendekat an IRB : Foundat i on vs Advanced Appr oach
Penet apan pendekat an yang akan digunakan sepenuhnya t ergant ung
pada kemampuan bank
? Dal am f oundat i on appr oach , bank menghit ung sendiri PD, sement ara
komponen risiko lainnya dit et apkan ot orit as pengawas
? Dal am advanced appr oach , bank menghit ung seluruh komponen risiko
14
Pillar 1 – Minimum Capital Requirements
CREDIT RISK – Internal Ratings Based Approach
Parameter
Penetapan
•
Riskiness of a borrower,
including aproximat ion of
size
Probabilit y of Default (PD)
•
Riskiness of a t ransact ion
Loss Given Default (LGD)
•
Likely size of exposure
Exposure at Default (EAD)
•
Mat urit y
Mat urit y (M)
Risk Weight ed Asset = EAD x ƒ(PD, LGD, M)
15
Pillar 1 – Minimum Capital Requirements
OPERATIONAL RISK – Basic Indicator Approach
? Perhit ungan beban modal didasarkan pada indikat or rat a-rat a
Gr oss Income selama 3 t ahun t erakhir dikalikan dengan ( ? )
KBIA = [ S ( GI1…n x ? ) ] / n
KBIA =
GI =
n
=
?
=
Beban Modal (Capit al Charge)
Gross Income t ahunan selama 3 t ahun t erakhir (hanya yang bernilai posit if)
Jumlah tahun dimana Gross Income bernilai positif
15%, sesuai rekomendasi Basel
16
Pillar 1 – Minimum Capital Requirements
OPERATIONAL RISK – Standardized Approach
? Akt ivit as bank dibagi dalam 8 lini usaha (busi ness l i nes)
BUSINESS LINES
INDIKATOR
BETA VALUE
Corporate Finance
Gross Income
18%
Trading and Sales
Gross Income
18%
Retail Banking
Gross Income
12%
Commercial Banking
Gross Income
15%
Payment and Settlement
Gross Income
18%
Agency Services
Gross Income
15%
Retail Brokerage
Gross Income
12%
Asset Management
Gross Income
12%
17
Pillar 1 – Minimum Capital Requirements
OPERATIONAL RISK – Standardized Approach
? Perhit ungan beban modal didasarkan pada indikat or rat a-rat a Gr oss
Income selama 3 t ahun t erakhir dikalikan dengan ( ? ) unt uk set iap lini
usaha
? Tot al beban modal dihit ung dengan menj umlahkan beban modal seluruh
lini usaha
KTSA
KTSA
GI 1- 8
? 1- 8
=
=
=
= { Syears1-3 max [ S(GI 1-8 x ? 1-8 ) , 0 ] } / 3
Beban Modal (Capit al Charge)
Gross Income t ahunan selama 3 t ahun t erakhir unt uk 8 lini usaha
Persent ase t ert ent u sesuai rekomendasi Basel
18
Pillar 1 – Minimum Capital Requirements
ECONOMIC VS REGULATORY CAPITAL
%
%
Economic
35
35
30
30
25
25
Basel I 8%
20
20
15
15
10
10
5
5
0
0
AAA
AA
A
Current
Proposed
BAA
BB
B
CCC-C
Economic Capital (High Side)
Economic Capital (Low Side)
19
Pillar 2 – Supervisory Review Process
PHILOSOPHY
? Pillar 1 (capi t al f r amewor k) hanya merupakan “ approximat ion”
dan t idak sepenuhnya bersif at komprehensif
? Modal merupakan aspek “ crit ical ” unt uk mengant isipasi risiko,
namun bukanlah merupakan sat u-sat unya f akt or yang relevan.
Bank harus memiliki prosedur dan proses pengukuran, pemant auan
dan pengelolaan risiko yang baik.
? Unt uk it u, Pillar 2 merekomendasikan penerapan 4 prinsip
super vi sor y r evi ew pr ocess
20
Pillar 2 – Supervisory Review Process
PRINSIP 1
Bank harus memiliki proses penilaian kecukupan modal dengan
senant iasa memperhat ikan prof il risiko secara menyeluruh, sert a
st rat egi unt uk memelihara t ingkat permodalan t ersebut (Int er nal
Capi t al Adequacy Assessment Pr ocess - ICAAP)
? ICAAP merupakan t anggung j awab int ernal bank yang harus t erint egrasi
ke dalam proses manaj emen dan budaya pengambilan keput usan
? ICAAP harus bersif at r i sk based & f or war d l ooki ng
? ICAAP harus memperhat ikan 5 f akt or berikut :
? pengawasan direksi dan manaj emen senior (boar d and seni or
management over si ght )
? pengukuran modal yang baik (sound capi t al assessment )
? pengukuran risiko yang komprehensif (compr ehensi ve assessment of
r i sks) yang mencakup seluruh risiko mat erial yang belum t ercakup
dalam Pillar 1
? pemant auan dan pelaporan (moni t or i ng and r epor t i ng)
? review kont rol int ernal (i nt er nal cont r ol r evi ew)
21
Pillar 2 – Supervisory Review Process
PRINSIP 2
Pengawas harus mereview dan mengevaluasi: (i) penilaian int ernal
bank dan st rat egi kecukupan modal; dan (ii) kemampuan bank unt uk
memant au sert a memast ikan kepat uhan t erhadap kewaj iban
pemeliharaan rasio permodalan (Super visor y Review and Eval uat ion
Pr ocess – SREP)
? SREP harus t erint egrasi ke dalam prakt ek r i sk-based super vi si on dan
dit erapkan pada seluruh bank
? SREP mencakup seluruh akt ivit as bank, seluruh risiko yang bersifat
mat erial sert a i nt er nal gover nance
? SREP ant ara lain mencakup ident if ikasi masal ah, risiko dan
penyimpangan dalam pengendalian int ernal sert a manaj emen risiko,
penet apan sej auhmana hasil dari ICAAP dapat diandalkan pengawas,
review t erhadap ICAAP yang dilakukan bank, sert a penilaian kepat uhan
t erhadap pengat uran
? SREP menghasilkan out put yang akan digunakan pengawas unt uk
menet apkan pr udent i al measur es sert a act i on pl an.
22
Pillar 2 – Supervisory Review Process
PRINSIP 3
Pengawas harus memiliki kewenangan unt uk memint a
memelihara permodalan diat as rasio modal minimum
dipersyarat kan
bank
yang
? Pillar 1 mencakup mi ni mum capi t al r equi r ement yang merupakan buf f er
unt uk mengant isipasi ket idakpast ian.
Buf f er s t ersebut dapat
memberikan keyakinan bahwa bank - dengan i nt er nal cont r ol yang baik,
prof il risiko yang t erdiversif ikasi dengan baik, sert a permodalan yang
memenuhi persyarat an Pillar 1 - akan dapat memenuhi t uj uan dari
Pillar 1, yait u bank yang sehat .
? Disamping capi t al buf f er pada Pillar 1, buf f er j uga dipersyarat kan dalam
Pillar 2 unt uk mengant isipasi speci f i c uncer t ai nt i es.
Unt uk it u,
pengawas akan memint a bank unt uk beroperasi dengan modal diat as
persyarat an Pillar 1.
23
Pillar 2 – Supervisory Review Process
PRINSIP 4
Pengawas harus mel akukan int ervensi dini unt uk mencegah permodal an
bank t urun dibawah t ingkat minimum yang dipersyarat kan, sert a
menet apkan r emedi al act i on j ika bank t idak dapat memel ihara at aupun
memperbaiki t ingkat permodalan
? Pengawas harus mempert imbangkan rangkaian t indakan j ika bank
t idak memenuhi super vi sor y pr i nci pl es, ant ara l ain : pemant auan
yang lebih int ensif , pembat asan dividen, kewaj iban mempersiapkan
capit al rest orat ion plan, kewaj iban penambahan modal, dll
? Gener al pr i nci pl es dal am menet apkan cor r ect i ve act i ons ant ara l ain :
(i) harus memperhat ikan aspek f i nanci al st abl i t y dan deposi t or
pr ot ect i on , (ii) harus dilakukan secara t epat wakt u, (iii) manaj emen
bank harus berkomit men t erhadap l angkah perbaikan, (iv) harus
disesuaikan dengan sit uasi dan kondisi yang ada, dan (v) harus
mengarah pada penyebab dan sympt oms dari permasal ahan bank
(bukan hanya semat a aspek permodal an).
24
Pillar 3 – Market Discipline
?
?
?
?
Pillar 3 yang dimaksudkan unt uk melengkapi Pillar 1 dan Pillar 2,
pada prinsipnya bert uj uan :
? mendorong t ercipt anya l ingkungan usaha perbankan yang sehat
? agar pengawas memil iki kewenangan unt uk mengharuskan
perbankan beroperasi secara sehat , ant ara lain dengan
mengharuskan perbankan mengungkapkan sel uruh inf ormasi
(di scl osur e)
Melalui diskl osur, diharapkan pel aku pasar dapat menil ai inf ormasi
mengenai ruang l ingkup l aporan keuangan, permodal an, eksposur
risiko, prosedur pengukuran risiko, sert a kecukupan modal .
Bank harus dapat menet apkan inf ormasi yang dipandang “ mat er i al”
dan memil ah ant ara inf ormasi yang perl u diungkapkan dan inf ormasi
yang dipandang bersif at “ pr opr i et ar y and conf i dent i al ”
Frekuensi disklosur sesuai Pillar 3 adalah semest eran, kecual i unt uk
pengungkapan kualit at if at as kebij akan manaj emen risiko bank
(t ahunan) at au pengungkapan modal int i, CAR dan komponennya
(t riwul anan)
25
Agenda
1. Pokok-Pokok Kerangka Basel II
2. Implement asi Basel II di Indonesia
26
Pedoman Implementasi dari BCBS
Basel II bukanlah
merupakan suatu tuj uan,
melainkan “ cara” menuj u
pengembangan suatu
sistem perbankan/
keuangan yang lebih
sehat
Keputusan mengenai waktu
penerapan Basel II harus
memperhatikan prioritas
pengawasan, pot ent ial t rade-offs
dan dampak yang diinginkan
– Own obj ect ives vs market
expect at ions
– Perlu dilakukan dampak
penerapan
Perlunya kerj asama
yang lebih erat
diantara regulator,
serta antara regulator
dan industri
– “high-level principles on crossborder implement at ion” perlu
diterj emahkan dalam standar yang
applicable
Penetapan terhadap
penerapan seluruh
pendekatan dan proses
transisi
– Sej auh mana fleksibilit as
waktu penerapan (roll
out plan)
27
Pert imbangan Prakt is dari BCBS
? Penilaian terhadap prioritas masing-masing otoritas
? Pemenuhan
BCP merupakan
indikasi
yang
keberlangsungan sist em pengawasan yang sehat
baik
t erhadap
? Penentuan scope of applicat ion
? Pract ical st eps untuk penerapan 3 Pillar
? Review dan penyesuaian terhadap legal & regulat ory framework.
Beberapa isu yang perlu diperhatikan :
? apakah ot orit as pengawas memiliki kewenangan unt uk mewaj ibkan
persyarat an modal yang berbeda at au melebihi level minimum yang
dit et apkan?
? pr e-empt i ve dan cor r ect i ve measur es apa saj a yang dapat dil akukan
ot orit as pengawas?
? Apakah ot orit as pengawas memiliki kewenangan dan akses yang cukup
at as seluruh inf ormasi secara konsolidasi?
? Penilaian resources & kebutuhan t raining
28
Pilar 1
Langkah-langkah yang harus dilakukan
Nat ional Discret ion
•
Otoritas oengawas harus menetapkan definisi, pendekatan &
t hresholds implementasi
Menetapkan prudent ial st andards & rules for compliance
•
Memberikan operat ional framework bagi bank
•
Mengukur dampak potensial terhadap permodalan
Penilaian Praktek dan
Kesiapan Bank
•
•
Menilai kesiapan, gaps dan implement at ion challenges
Melakukan dialog secara bilateral
Menyiapkan Perbankan
untuk Implementasi
•
Mendorong bank melakukan perbaikan untuk menerapan
pendekatan yang lebih sophist icat ed
Menyusun Pedoman
Pengawasn/ Pemeriksaan
•
Menyusun pedoman kualifikasi untuk advanced approaches
•
Menyusun pedoman bagi pemeriksa melakukan evaluasi atas
kepatuhan bank terhadap standar
Proses Approval
•
Mengkomunikasikan proses transisi pendekatan
•
Memfasilitasi progress dalam rencana implementasi
•
Memfasilitasi cross-border supervision
•
Melakukan dialogue mengenai tantangan dan hambatan
implementasi
Dampak Kuantitatif Basel II
Pertukaran informasi
diantara otoritas pengawas
•
29
Pillar 2
Supervisory Issues
Beberapa isu pokok yang perlu dipersiapkan :
? Apakah bank t elah memiliki kerangka proses penilaian
kecukupan modal ( i nt er nal capi t al adequacy assessment
pr ocess - ICAAP) yang baik? Bagaimana mendef inisikan ‘ sound’
f r amewor k ?
? Bagaimana pengawas menerapkan super vi sor y mi ni mum
st andar ds pada saat melakukan penilaian kualit as ICAAP bank?
? Apakah t erdapat st andar pengukuran ‘ ot her mat er i al r i sks’ ?
? Bagaimana pengawas memast ikan obyekt ivit as dan t ransparasi
dari proses Pillar 2 ?
30
Pillar 3
Langkah-langkah yang harus dilakukan
Beberapa langkah yang perlu dilakukan :
? Menilai gap ant ara cur r ect vs Basel II di scl osur e
r equi r ement s
? Meningkat kan inf rast rukt ur yang mendukung t ransparansi
? Mereview kembali over l ap ant ara account i ng vs Basel II
r equi r ement s
? Mengident if ikasi berbagai prekondisi yang diperlukan
sehingga peningkat an cakupan dan kualit as di scl osur es
dapat mendorong mar ket di sci pl i nes
? Menf ormulasi cara unt uk menilai ef ekt ivit as Pillar 3
31
Kemaj uan Inisiat if Basel II
? Penyusunan Roadmap Implement asi Basel II, yang bert uj uan
unt uk :
? Pelaksanaan st udi kuant it at if (QIS 5) t erhadap 40 bank
? Pembent ukan Wor ki ng Gr oup dengan indust ri perbankan
? Pembent ukan Tim Implement asi Basel II di masing-masing
bank
? Penyelesaian “ t empl at e gap anal ysi s” sebagai acuan bagi
perbankan dalam menyusun gap anal ysi s dan act i on pl an
? Penyusunan revisi st andar akunt ansi perbankan yang
mengacu pada IAS
? Pelaksanaan berbagai st udi t erkait dengan nat i onal
di scr et i on
? Simulasi/ diseminasi subst ansi Basel II
32
Beberapa Isu St rat egis dan Tant angan
Agar ef ekt ivit as, implement asi Basel II mensyarat kan
perubahan yang mendasar dan komprehensif (t ot al)
dalam organisasi pengawasan bank:
? Perubahan paradigma : dari kepat uhan menuj u
pengawasan berbasis risiko.
? Peningkat an kualit as sumberdaya manusia
? Penyempurnaan sist em dan alat -alat pengawasan
t ermasuk penyempurnaan sist em pelaporan bank dan
sist em inf ormasi manaj emen unt uk pengawasan bank
? Komit men dari pimpinan dan dukungan pihak t erkait
33
Rencana (Roadmap) Implementasi
PI LLAR
Penerapan Pendekatan
Perhitungan Risiko
Penerbitan
PBI
Parallel Run
(Standardized) 1)
atau
Proses Validasi
(Internal Model)
1
Efektif
Perhit.
CAR
PI LLAR 2
Penyempurnaan
LBU
On line System
Risiko Lainnya
Penerbitan
PBI
PI LLAR 3
4)
Efektif
Perhit. CAR
Transparansi
Penerbitan
PBI
Market Risk
Operational Risk
Basic Indicator
Standardized 3)
AMA 3)
Q1 2008 - Q4 2008 Q1 2009
Q4 2008
Q1 2009
Q2 2008
Q2 2008
Q1 2009
Q3 2007
Q4 2009
Q1 2008 - Q1 2009 Q1 2009
dimulai Q1 2010
Q4 2010
Q4 2008
Q4 2010
Q3 2007
Q4 2009
Q1 2008 - Q1 2009 Q1 2009
dimulai Q1 2010
Q4 2010
dimulai Q2 2010
Q2 2011
Q4 2008
Q4 2010
Q4 2010
Q3 2007
Q4 2009
dimulai Q3 2007
Q1 2009
Credit Risk
Standardized
IRBA 3)
Q3 2007
Q3 2007
Standardized 2)
Internal Model 3)
Q1 2009
Q2 2011
Q1 2009
Q2 2011
Q2 2011
Ket erangan :
1)
Selama periode paralel run, bank menyampaikan laporan secara of f line
2)
Penyempurnaan perhit ungan risiko pasar sesuai Basel II
3)
Pendekat an ini dapat digunakan oleh bank yang t elah memenuhi persyarat an dan mendapat perset uj uan BI
4)
Termasuk risiko suku bunga di banking book, risiko reput asi, risiko st rat egik, dll
Seluruh t arget wakt u diat as merupakan t arget wakt u penyelesaian
34
TERIMA KASIH
Informasi lebih lanjut :
Tim Inisiatif Basel II Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan
BANK INDONESIA
Menara Radius Prawiro Lantai 9-10
Jl. MH Thamrin No.2 Jakarta Pusat
Telp.3817471 – Fax. 3518946
wimboh@bi.go.id
imansyah@bi.go.id
batunanggar#@bi.go.id
indira@bi.go.id
antop@bi.go.id
Dari Basel I menuj u Basel II
D irektorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan
Agenda
1. Pokok-Pokok Kerangka Basel II
2. Implement asi Basel II di Indonesia
2
Sej arah Basel Capit al Adequacy Accord
Rekomendasi dan Pedoman yang dikeluarkan Basel Commit t ee on
Banki ng Super vi si on (“ BCBS” ) dij adikan acuan Bank Sent ral di
lebih dari 100 negara G-10 dan non G-10
Juli 1988
Januari1996
Juni 2004
Penerbitan
Capit al Accord
Amandemen Basel I
yang memasukkan
Market Risk
Publikasi New
Capit al Accord
(Basel I)
Diadopsi BI
sej ak 1993
Diadopsi BI
sej ak 2003
2007
Implementasi
oleh G-10
(Basel II)
Akan diadopsi BI
mulai 2008
3
The Old and the New Structure
Capital Regulation
Basel 1
Basel 2
Minimum Cap.
Requirements
Definition of
Capital
Weighted Risks
Credit
Risk
Market
Risk
Standardised
Approach
Simplified
Standardised
Approach
Minimum Cap.
Requirements
Weighted Risks
Foundation
Approach
Advanced
Approach
Operational
Risk
Asset
Securitisation
Standardised
Approach
Market
Discipline
Definition of
Capital
Credit
Risk
Internal
Rating-Based
Approach
Supervisory
Review Process
Basic
Indicator
Approach
Internal
Rating-Based
Approach
Standardised
Approach
Market
Risk
Advanced
Measure.
Approach
Source: BIS, BCBS
4
Perbandingan BCA I dan BCA II
Basel I Accord
Basel II Accord
Fokus kepada suat u ukuran
t unggal
Fokus kepada met ode
int ernal
Memiliki pendekat an
sederhana t erhadap t ingkat
sensit ivit as risiko
Memiliki t ingkat sensit ivit as
t erhadap risiko yang t inggi
Menggunakan pendekat an
‘ one single size f it s all’ at as
risiko dan modal
Fleksibel unt uk memenuhi
kebut uhan beragam bankbank
5
Mengapa Basel II Perlu Diterapkan ?
1.
2.
Mendorong indust ri perbankan unt uk t erus meningkat kan kemampuan
manaj emen risiko
Memperkenalkan t eknik penilaian risiko secara lebih komprehensif
3.
Mendorong mar ket di sci pl i ne mel al ui penyempurnaan aspek
t ransparansi inf ormasi keuangan
4.
Konvergensi ant ara r egul at or y dan economi c capi t al
5.
Meningkat kan kual it as pengawasan
6.
Memperl uas keset araan dal am persaingan ant ar bank dengan
mencipt akan l evel pl ayi ng f i el d sesuai st andar perbankan
int ernasional
7.
Adanya kelemahan dalam f r amewor k Basel I t erdahul u, yait u :
•
•
Pendekat an “ one-si ze-f i t s-al l ” sudah t idak rel evan
Bel um mencakup sel uruh risiko yang dihadapi bank (mis. risiko op erasional ,
reput asi, st rat egik, l ikuidit as, dl l . )
•
Bel um mengakui keberadaan agunan (col l at eral ) dan bent uk mit igasi risiko
l ainnya yang dapat mencipt akan insent if bagi perbaikan pengel ol aan r i si ko
6
3 Pillar yang “ Mut ually Reinforcing”
Basel II secara eksplisit menekankan bahwa modal hanya merupakan sat u
aspek dalam st andar/ pengat uran prudent ial. Hal ini t erlihat melalui 3 Pillar
yang direkomendasikan dalam Basel II.
Minimum Capital
Requirements (Pillar 1)
Bank harus memelihara
modal yang cukup
untuk mendukung
aktivitas risk t aking
Supervisory Review
Process (Pillar 2)
Bank harus dapat menilai risiko
dari aktivitas yang dilakukan,
dan pengawas harus dapat
mengevaluasi kecukupan
penilaian yang dilakukan bank
Market Discipline
(Pillar 3)
Bank harus mengungkapkan
berbagai informasi untuk
mendorong mekamisme pasar
sehingga dapat mendukung
fungsi pengawasan bank
7
Prakondisi Menuj u Penerapan Basel II
Pillar 1
Industri perbankan
mengembangkan
‘ budaya’
manaj emen risiko
Pillar 2
Pengawasan yang
efektif, mis.
kepatuhan terhadap
25 BCP’ s
Pillar 3
Pengaturan yang
j elas mengenai
disclosure sehingga
mendorong
transparansi
8
Scope of Application
Diversif ied
Financial Group
Holding Company
Commercial Bank
Finance
Company
Rural
Bank
Insurance
Company
Securit ies
Company
9
Pillar 1 – Minimum Capital Requirements
Definisi Tier 1, Tier 2,
dan Tier3 tidak
berubah
Minimum Capital Ratio = 8% =
Modal (Tier 1 = Tier 2 + Tier 3)
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
Hanya perhit ungan
ATMR yang berubah
10
Pillar 1 – Minimum Capital Requirements
Minimum Capital Ratio = 8% =
Modal
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
Risiko Pasar
Risiko Kredit
Risiko kerugian dari
posisi dal am on dan
of f balance sheet
yang t imbul karena
perubahan f akt or
psar (suku bunga
dan nil ai t ukar)
Risiko kerugian
karena
debit ur/ count erpar
t y gagal memenuhi
kewaj ibannya
sesuai perj anj ian
yang disepakat i
Perubahan Tidak
Signifikan
Perubahan
Signifikan
Risiko
Operasional
Risiko kerugian
l angsung maupun
t idak l angsung yang
disebabkan f akt or
kel emahan at au
kegagal an proses
int ernal , SDM,
sist em, dan
kej adian ekst ernal
Tambahan Risiko
11
Pillar 1 – Minimum Capital Requirements
Alternatif Pendekatan Perhitungan Beban Modal (Capit al Charge)
SIMPLE
Credit Risk
COMPLEX
St andardized Approach
Int ernal Rat ings-Based Approaches
Foundat ion IRB
Market Risk
Operat ional
Risk
St andardized Approach
Basic
Indicat or
St andardized
Approach
Advanced IRB
Int ernal VaR Models
Advanced Measurement Approaches
12
Pillar 1 – Minimum Capital Requirements
CREDIT RISK - Standardized Approach
Dengan St andar di zed Appr oach , bobot risiko dit et apkan berdasarkan
peringkat yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat yang diakui ot orit as
pengawas.
Berikut adalah cont oh penet apan bobot risiko.
Credit
Assessment
AAA
to AA-
A+
to A-
BBB+
BB+
to BBB- to B-
Below
B-
Unrat ed
Sovereigns
PSEs
Banks
0%
20%
20%
20%
50%
50%
50%
100%
100%
100%
100%
100%
150%
150%
150%
100%
100%
100%
Credit
Assessment
AAA
to AA-
A+
to A-
BBB+
to BB-
Below
BB-
Corporat es
20%
50%
100%
150%
Unrat ed
100%
Khusus untuk beberapa j enis portofolio, bobot risiko tidak berdasarkan hasil
peringkat , misalnya port ofolio rit el (75%), port ofolio KPR (35%) , past due loans
(150%), dll.
13
Pillar 1 – Minimum Capital Requirements
CREDIT RISK – Internal Ratings Based Approach
? Hanya
bank yang
menerapkan IRB
memenuhi
persyarat an
t ert ent u
yang
dapat
? Bank harus memasukkan seluruh eksposur ke dalam kat egori aset
berdasarkan under l yi ng r i sk char act er i st i cs, yait u Corporat e exposures,
Sovereign exposures, Bank exposures, Ret ail exposures, Equit y
exposures, dan Eligible Purchased Receivables
? Bank harus menghit ung komponen risiko (Pr obabi l i t y of Def aul t / PD, Loss
Gi ven Def aul t / LGD, Exposur e At Def aul t / EAD)
? Pendekat an IRB : Foundat i on vs Advanced Appr oach
Penet apan pendekat an yang akan digunakan sepenuhnya t ergant ung
pada kemampuan bank
? Dal am f oundat i on appr oach , bank menghit ung sendiri PD, sement ara
komponen risiko lainnya dit et apkan ot orit as pengawas
? Dal am advanced appr oach , bank menghit ung seluruh komponen risiko
14
Pillar 1 – Minimum Capital Requirements
CREDIT RISK – Internal Ratings Based Approach
Parameter
Penetapan
•
Riskiness of a borrower,
including aproximat ion of
size
Probabilit y of Default (PD)
•
Riskiness of a t ransact ion
Loss Given Default (LGD)
•
Likely size of exposure
Exposure at Default (EAD)
•
Mat urit y
Mat urit y (M)
Risk Weight ed Asset = EAD x ƒ(PD, LGD, M)
15
Pillar 1 – Minimum Capital Requirements
OPERATIONAL RISK – Basic Indicator Approach
? Perhit ungan beban modal didasarkan pada indikat or rat a-rat a
Gr oss Income selama 3 t ahun t erakhir dikalikan dengan ( ? )
KBIA = [ S ( GI1…n x ? ) ] / n
KBIA =
GI =
n
=
?
=
Beban Modal (Capit al Charge)
Gross Income t ahunan selama 3 t ahun t erakhir (hanya yang bernilai posit if)
Jumlah tahun dimana Gross Income bernilai positif
15%, sesuai rekomendasi Basel
16
Pillar 1 – Minimum Capital Requirements
OPERATIONAL RISK – Standardized Approach
? Akt ivit as bank dibagi dalam 8 lini usaha (busi ness l i nes)
BUSINESS LINES
INDIKATOR
BETA VALUE
Corporate Finance
Gross Income
18%
Trading and Sales
Gross Income
18%
Retail Banking
Gross Income
12%
Commercial Banking
Gross Income
15%
Payment and Settlement
Gross Income
18%
Agency Services
Gross Income
15%
Retail Brokerage
Gross Income
12%
Asset Management
Gross Income
12%
17
Pillar 1 – Minimum Capital Requirements
OPERATIONAL RISK – Standardized Approach
? Perhit ungan beban modal didasarkan pada indikat or rat a-rat a Gr oss
Income selama 3 t ahun t erakhir dikalikan dengan ( ? ) unt uk set iap lini
usaha
? Tot al beban modal dihit ung dengan menj umlahkan beban modal seluruh
lini usaha
KTSA
KTSA
GI 1- 8
? 1- 8
=
=
=
= { Syears1-3 max [ S(GI 1-8 x ? 1-8 ) , 0 ] } / 3
Beban Modal (Capit al Charge)
Gross Income t ahunan selama 3 t ahun t erakhir unt uk 8 lini usaha
Persent ase t ert ent u sesuai rekomendasi Basel
18
Pillar 1 – Minimum Capital Requirements
ECONOMIC VS REGULATORY CAPITAL
%
%
Economic
35
35
30
30
25
25
Basel I 8%
20
20
15
15
10
10
5
5
0
0
AAA
AA
A
Current
Proposed
BAA
BB
B
CCC-C
Economic Capital (High Side)
Economic Capital (Low Side)
19
Pillar 2 – Supervisory Review Process
PHILOSOPHY
? Pillar 1 (capi t al f r amewor k) hanya merupakan “ approximat ion”
dan t idak sepenuhnya bersif at komprehensif
? Modal merupakan aspek “ crit ical ” unt uk mengant isipasi risiko,
namun bukanlah merupakan sat u-sat unya f akt or yang relevan.
Bank harus memiliki prosedur dan proses pengukuran, pemant auan
dan pengelolaan risiko yang baik.
? Unt uk it u, Pillar 2 merekomendasikan penerapan 4 prinsip
super vi sor y r evi ew pr ocess
20
Pillar 2 – Supervisory Review Process
PRINSIP 1
Bank harus memiliki proses penilaian kecukupan modal dengan
senant iasa memperhat ikan prof il risiko secara menyeluruh, sert a
st rat egi unt uk memelihara t ingkat permodalan t ersebut (Int er nal
Capi t al Adequacy Assessment Pr ocess - ICAAP)
? ICAAP merupakan t anggung j awab int ernal bank yang harus t erint egrasi
ke dalam proses manaj emen dan budaya pengambilan keput usan
? ICAAP harus bersif at r i sk based & f or war d l ooki ng
? ICAAP harus memperhat ikan 5 f akt or berikut :
? pengawasan direksi dan manaj emen senior (boar d and seni or
management over si ght )
? pengukuran modal yang baik (sound capi t al assessment )
? pengukuran risiko yang komprehensif (compr ehensi ve assessment of
r i sks) yang mencakup seluruh risiko mat erial yang belum t ercakup
dalam Pillar 1
? pemant auan dan pelaporan (moni t or i ng and r epor t i ng)
? review kont rol int ernal (i nt er nal cont r ol r evi ew)
21
Pillar 2 – Supervisory Review Process
PRINSIP 2
Pengawas harus mereview dan mengevaluasi: (i) penilaian int ernal
bank dan st rat egi kecukupan modal; dan (ii) kemampuan bank unt uk
memant au sert a memast ikan kepat uhan t erhadap kewaj iban
pemeliharaan rasio permodalan (Super visor y Review and Eval uat ion
Pr ocess – SREP)
? SREP harus t erint egrasi ke dalam prakt ek r i sk-based super vi si on dan
dit erapkan pada seluruh bank
? SREP mencakup seluruh akt ivit as bank, seluruh risiko yang bersifat
mat erial sert a i nt er nal gover nance
? SREP ant ara lain mencakup ident if ikasi masal ah, risiko dan
penyimpangan dalam pengendalian int ernal sert a manaj emen risiko,
penet apan sej auhmana hasil dari ICAAP dapat diandalkan pengawas,
review t erhadap ICAAP yang dilakukan bank, sert a penilaian kepat uhan
t erhadap pengat uran
? SREP menghasilkan out put yang akan digunakan pengawas unt uk
menet apkan pr udent i al measur es sert a act i on pl an.
22
Pillar 2 – Supervisory Review Process
PRINSIP 3
Pengawas harus memiliki kewenangan unt uk memint a
memelihara permodalan diat as rasio modal minimum
dipersyarat kan
bank
yang
? Pillar 1 mencakup mi ni mum capi t al r equi r ement yang merupakan buf f er
unt uk mengant isipasi ket idakpast ian.
Buf f er s t ersebut dapat
memberikan keyakinan bahwa bank - dengan i nt er nal cont r ol yang baik,
prof il risiko yang t erdiversif ikasi dengan baik, sert a permodalan yang
memenuhi persyarat an Pillar 1 - akan dapat memenuhi t uj uan dari
Pillar 1, yait u bank yang sehat .
? Disamping capi t al buf f er pada Pillar 1, buf f er j uga dipersyarat kan dalam
Pillar 2 unt uk mengant isipasi speci f i c uncer t ai nt i es.
Unt uk it u,
pengawas akan memint a bank unt uk beroperasi dengan modal diat as
persyarat an Pillar 1.
23
Pillar 2 – Supervisory Review Process
PRINSIP 4
Pengawas harus mel akukan int ervensi dini unt uk mencegah permodal an
bank t urun dibawah t ingkat minimum yang dipersyarat kan, sert a
menet apkan r emedi al act i on j ika bank t idak dapat memel ihara at aupun
memperbaiki t ingkat permodalan
? Pengawas harus mempert imbangkan rangkaian t indakan j ika bank
t idak memenuhi super vi sor y pr i nci pl es, ant ara l ain : pemant auan
yang lebih int ensif , pembat asan dividen, kewaj iban mempersiapkan
capit al rest orat ion plan, kewaj iban penambahan modal, dll
? Gener al pr i nci pl es dal am menet apkan cor r ect i ve act i ons ant ara l ain :
(i) harus memperhat ikan aspek f i nanci al st abl i t y dan deposi t or
pr ot ect i on , (ii) harus dilakukan secara t epat wakt u, (iii) manaj emen
bank harus berkomit men t erhadap l angkah perbaikan, (iv) harus
disesuaikan dengan sit uasi dan kondisi yang ada, dan (v) harus
mengarah pada penyebab dan sympt oms dari permasal ahan bank
(bukan hanya semat a aspek permodal an).
24
Pillar 3 – Market Discipline
?
?
?
?
Pillar 3 yang dimaksudkan unt uk melengkapi Pillar 1 dan Pillar 2,
pada prinsipnya bert uj uan :
? mendorong t ercipt anya l ingkungan usaha perbankan yang sehat
? agar pengawas memil iki kewenangan unt uk mengharuskan
perbankan beroperasi secara sehat , ant ara lain dengan
mengharuskan perbankan mengungkapkan sel uruh inf ormasi
(di scl osur e)
Melalui diskl osur, diharapkan pel aku pasar dapat menil ai inf ormasi
mengenai ruang l ingkup l aporan keuangan, permodal an, eksposur
risiko, prosedur pengukuran risiko, sert a kecukupan modal .
Bank harus dapat menet apkan inf ormasi yang dipandang “ mat er i al”
dan memil ah ant ara inf ormasi yang perl u diungkapkan dan inf ormasi
yang dipandang bersif at “ pr opr i et ar y and conf i dent i al ”
Frekuensi disklosur sesuai Pillar 3 adalah semest eran, kecual i unt uk
pengungkapan kualit at if at as kebij akan manaj emen risiko bank
(t ahunan) at au pengungkapan modal int i, CAR dan komponennya
(t riwul anan)
25
Agenda
1. Pokok-Pokok Kerangka Basel II
2. Implement asi Basel II di Indonesia
26
Pedoman Implementasi dari BCBS
Basel II bukanlah
merupakan suatu tuj uan,
melainkan “ cara” menuj u
pengembangan suatu
sistem perbankan/
keuangan yang lebih
sehat
Keputusan mengenai waktu
penerapan Basel II harus
memperhatikan prioritas
pengawasan, pot ent ial t rade-offs
dan dampak yang diinginkan
– Own obj ect ives vs market
expect at ions
– Perlu dilakukan dampak
penerapan
Perlunya kerj asama
yang lebih erat
diantara regulator,
serta antara regulator
dan industri
– “high-level principles on crossborder implement at ion” perlu
diterj emahkan dalam standar yang
applicable
Penetapan terhadap
penerapan seluruh
pendekatan dan proses
transisi
– Sej auh mana fleksibilit as
waktu penerapan (roll
out plan)
27
Pert imbangan Prakt is dari BCBS
? Penilaian terhadap prioritas masing-masing otoritas
? Pemenuhan
BCP merupakan
indikasi
yang
keberlangsungan sist em pengawasan yang sehat
baik
t erhadap
? Penentuan scope of applicat ion
? Pract ical st eps untuk penerapan 3 Pillar
? Review dan penyesuaian terhadap legal & regulat ory framework.
Beberapa isu yang perlu diperhatikan :
? apakah ot orit as pengawas memiliki kewenangan unt uk mewaj ibkan
persyarat an modal yang berbeda at au melebihi level minimum yang
dit et apkan?
? pr e-empt i ve dan cor r ect i ve measur es apa saj a yang dapat dil akukan
ot orit as pengawas?
? Apakah ot orit as pengawas memiliki kewenangan dan akses yang cukup
at as seluruh inf ormasi secara konsolidasi?
? Penilaian resources & kebutuhan t raining
28
Pilar 1
Langkah-langkah yang harus dilakukan
Nat ional Discret ion
•
Otoritas oengawas harus menetapkan definisi, pendekatan &
t hresholds implementasi
Menetapkan prudent ial st andards & rules for compliance
•
Memberikan operat ional framework bagi bank
•
Mengukur dampak potensial terhadap permodalan
Penilaian Praktek dan
Kesiapan Bank
•
•
Menilai kesiapan, gaps dan implement at ion challenges
Melakukan dialog secara bilateral
Menyiapkan Perbankan
untuk Implementasi
•
Mendorong bank melakukan perbaikan untuk menerapan
pendekatan yang lebih sophist icat ed
Menyusun Pedoman
Pengawasn/ Pemeriksaan
•
Menyusun pedoman kualifikasi untuk advanced approaches
•
Menyusun pedoman bagi pemeriksa melakukan evaluasi atas
kepatuhan bank terhadap standar
Proses Approval
•
Mengkomunikasikan proses transisi pendekatan
•
Memfasilitasi progress dalam rencana implementasi
•
Memfasilitasi cross-border supervision
•
Melakukan dialogue mengenai tantangan dan hambatan
implementasi
Dampak Kuantitatif Basel II
Pertukaran informasi
diantara otoritas pengawas
•
29
Pillar 2
Supervisory Issues
Beberapa isu pokok yang perlu dipersiapkan :
? Apakah bank t elah memiliki kerangka proses penilaian
kecukupan modal ( i nt er nal capi t al adequacy assessment
pr ocess - ICAAP) yang baik? Bagaimana mendef inisikan ‘ sound’
f r amewor k ?
? Bagaimana pengawas menerapkan super vi sor y mi ni mum
st andar ds pada saat melakukan penilaian kualit as ICAAP bank?
? Apakah t erdapat st andar pengukuran ‘ ot her mat er i al r i sks’ ?
? Bagaimana pengawas memast ikan obyekt ivit as dan t ransparasi
dari proses Pillar 2 ?
30
Pillar 3
Langkah-langkah yang harus dilakukan
Beberapa langkah yang perlu dilakukan :
? Menilai gap ant ara cur r ect vs Basel II di scl osur e
r equi r ement s
? Meningkat kan inf rast rukt ur yang mendukung t ransparansi
? Mereview kembali over l ap ant ara account i ng vs Basel II
r equi r ement s
? Mengident if ikasi berbagai prekondisi yang diperlukan
sehingga peningkat an cakupan dan kualit as di scl osur es
dapat mendorong mar ket di sci pl i nes
? Menf ormulasi cara unt uk menilai ef ekt ivit as Pillar 3
31
Kemaj uan Inisiat if Basel II
? Penyusunan Roadmap Implement asi Basel II, yang bert uj uan
unt uk :
? Pelaksanaan st udi kuant it at if (QIS 5) t erhadap 40 bank
? Pembent ukan Wor ki ng Gr oup dengan indust ri perbankan
? Pembent ukan Tim Implement asi Basel II di masing-masing
bank
? Penyelesaian “ t empl at e gap anal ysi s” sebagai acuan bagi
perbankan dalam menyusun gap anal ysi s dan act i on pl an
? Penyusunan revisi st andar akunt ansi perbankan yang
mengacu pada IAS
? Pelaksanaan berbagai st udi t erkait dengan nat i onal
di scr et i on
? Simulasi/ diseminasi subst ansi Basel II
32
Beberapa Isu St rat egis dan Tant angan
Agar ef ekt ivit as, implement asi Basel II mensyarat kan
perubahan yang mendasar dan komprehensif (t ot al)
dalam organisasi pengawasan bank:
? Perubahan paradigma : dari kepat uhan menuj u
pengawasan berbasis risiko.
? Peningkat an kualit as sumberdaya manusia
? Penyempurnaan sist em dan alat -alat pengawasan
t ermasuk penyempurnaan sist em pelaporan bank dan
sist em inf ormasi manaj emen unt uk pengawasan bank
? Komit men dari pimpinan dan dukungan pihak t erkait
33
Rencana (Roadmap) Implementasi
PI LLAR
Penerapan Pendekatan
Perhitungan Risiko
Penerbitan
PBI
Parallel Run
(Standardized) 1)
atau
Proses Validasi
(Internal Model)
1
Efektif
Perhit.
CAR
PI LLAR 2
Penyempurnaan
LBU
On line System
Risiko Lainnya
Penerbitan
PBI
PI LLAR 3
4)
Efektif
Perhit. CAR
Transparansi
Penerbitan
PBI
Market Risk
Operational Risk
Basic Indicator
Standardized 3)
AMA 3)
Q1 2008 - Q4 2008 Q1 2009
Q4 2008
Q1 2009
Q2 2008
Q2 2008
Q1 2009
Q3 2007
Q4 2009
Q1 2008 - Q1 2009 Q1 2009
dimulai Q1 2010
Q4 2010
Q4 2008
Q4 2010
Q3 2007
Q4 2009
Q1 2008 - Q1 2009 Q1 2009
dimulai Q1 2010
Q4 2010
dimulai Q2 2010
Q2 2011
Q4 2008
Q4 2010
Q4 2010
Q3 2007
Q4 2009
dimulai Q3 2007
Q1 2009
Credit Risk
Standardized
IRBA 3)
Q3 2007
Q3 2007
Standardized 2)
Internal Model 3)
Q1 2009
Q2 2011
Q1 2009
Q2 2011
Q2 2011
Ket erangan :
1)
Selama periode paralel run, bank menyampaikan laporan secara of f line
2)
Penyempurnaan perhit ungan risiko pasar sesuai Basel II
3)
Pendekat an ini dapat digunakan oleh bank yang t elah memenuhi persyarat an dan mendapat perset uj uan BI
4)
Termasuk risiko suku bunga di banking book, risiko reput asi, risiko st rat egik, dll
Seluruh t arget wakt u diat as merupakan t arget wakt u penyelesaian
34
TERIMA KASIH
Informasi lebih lanjut :
Tim Inisiatif Basel II Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan
BANK INDONESIA
Menara Radius Prawiro Lantai 9-10
Jl. MH Thamrin No.2 Jakarta Pusat
Telp.3817471 – Fax. 3518946
wimboh@bi.go.id
imansyah@bi.go.id
batunanggar#@bi.go.id
indira@bi.go.id
antop@bi.go.id